Anda di halaman 1dari 29

PEMETAAN GEOLOGI

Geologi Daerah Desa Sukaresmi,


Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur,
Jawa Barat
(Sebagian Lembar Peta BAKOSURTANAL No. 1209-221)

Oleh :

Hendriyana (11051337)
Indramawan (11051360)
Joao Silvano Gusmao (11051360)

Politeknik Geologi dan Pertambangan


AGP
Juni, 2016
1. PENDAHULUAN
2. METODA PENELITIAN
3. GEOLOGI REGIONAL
4. GEOLOGI DAERAH
PENELITIAN
5. KESIMPULAN
Latar Belakang Pemetaan
1. Penerapan Ilmu Geologi
2. Kondisi Geologi Daerah Pemetaan

Tujuan Pemetaan
Geologi Daerah Pemetaan, Meliputi Aspek :
a. Geomorfologi d. Sejarah Geologi
b. Stratigrafi e. Kebencanaan
c. Struktur Geologi
Peta Lokasi Pemetaan
1. PENDAHULUAN
2. METODA PENELITIAN
3. GEOLOGI REGIONAL
4. GEOLOGI DAERAH
PENELTIAN
5. KESIMPULAN
1. Perizinan
Tahap = 2 . Studi Literatur
Persiapan 3 . Digitasi Peta
4 . Penyusunan Bab I,
dan II
5 . Analisis Morfologi

Tahap Kegiatan 1. Observasi


= Singkapan.
Lapangan
2. Pengukuran
Sample

1. Analisis
Tahap Analisis =
Geomorfologi
2 . Analisis Stratigraf
Data 3 . Analisis Struktur
Geologi
4 . Analisis Sejarah
Geologi
1. Pembuatan Peta
Tahap Kerangka
Penyusunan = 2. Pembuatan Peta
Geomorfologi
Laporan dan 3. Pembuatan Peta Geologi
Pembuatan Peta 5 . Perbaikan Bab I, dan II
6 . Penyusunan Bab III, IV
dan V
1. PENDAHULUAN
2. METODA PENELITIAN
3. GEOLOGI REGIONAL
4. GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
5. KESIMPULAN
Fisiografi Regional Stratigrafi Regional

Fisiograf Jawa Barat, (Van


Bemmelen,1949)

Kesebandingan Stratigraf
Regional
1. PENDAHULUAN
2. GEOLOGI REGIONAL
3. METODA PENELITIAN
4. GEOLOGI DAERAH
PENELITIAN
5. KESIMPULAN
A. Geomorfologi Daerah Penelitian

Aspek Geomorfologi Untuk Pemetaan Geologi


ditinjau dari 2 aspek yaitu :

*Morfogenetik Satuan Geomorfologi Daerah Penelitian

*Morfometri (Peta Geomorfologi, Skala 1 : 25.000)


Pola Aliran Sungai Daerah Penelitian

A. Radial
pola alirannya menyebar ke luar
dari titik pusat

-B. Dendritik
Menunjukan pola alirannya
seperti percabangan ranting
pohon dengan kekerasan batuan
relatif sama.
Satuan Geomorfologi Daerah Pemetaan
1. Satuan Geomorfologi Perbukitan Bergelombang

Karakteristik :
Bentuk lahan: Perbukitan
Pola pengaliran: Dendritik
Ketinggian: 917 1.048 mdpl
Kemiringan lereng: 9 11 %
N
Proses Geologi : Struktural, pelapukan, dan erosi
Litologi penyusun: Batupasir tufaan
4. Satuan Geomorfologi Perbukitan Terjal

Karakteristik :
Bentuk lahan: Perbukitan
Pola pengaliran: Dendritik / Radial
Ketinggian: 918 1.227 mdpl
Kemiringan lereng: 25 30 %
N
Proses Geologi : Struktural, pelapukan, dan erosi
Litologi penyusun: Batupasir, Breksi polimik,Batu Gamping
B. Stratigrafi Daerah Penelitian

Keterangan :
1. Satuan Batu Gamping
2. Satuan Batupasir
3. Satuan Breksi Sedimen Polimik
4. Satuan Batupasir Tufaan
1. Satuan Batu Gamping

Karakteristik Litologi
- terdiri dari batugamping kerangka dengan
kenampakan masif dan sebagian memperlihatkan
perlapisan.
- Menempati sekitar 12% daerah penelitian.
- Pola penyebaran relatif barat laut
2. Satuan Batupasir

3
Struktur sedimen:
1. Graded bedding (stasiun 50),
2. Paralel laminasi (stasiun 40),
3. Bioturbasi (stasiun 42).

Karakteristik Litologi
- Tediri dari batupasir sedang, dengan sisipan berupa
batupasir sangat halus dan batulempung.
- Menempati sekitar 48% daerah penelitian.
- Pola penyebaran perlapisan relatif Timur laut Barat daya.
- Struktur sedimen: graded bedding, paralel laminasi, dan
bioturbasi.
3. Satuan Breksi

Karakteristik Litologi

- Breksi Polimik: matriks batupasir, komponen


batupasir, batuan beku andesit, dan batugamping.
- Menempati sekitar 18% daerah penelitian.
- Pola penyebaran berada di bagian timur pemetaan.
4. Satuan Batupasir Tufaan

Karakteristik Litologi
- Batupasir tufaan berukuran sedang dengan sisipan batupasir
tufaan berukuran halus
- Menempati sekitar 17 % daerah penelitian.
- Pola penyebaran di bagian selatan daerah pemetaan
5. Aluvium

Karakteristik Litologi

- terdiri dari material sedimen lepas berukuran


berukuran lempung, lanau, pasir, dan bongkah
yang banyak hadir sebagai bongkahan berupa
batulempung, batulanau, batupasir, andesit,
basalt, dan batugamping
- Aluvium Menempati sekitar 5 % daerah penelitian

- dari luas keseluruhan lokasi pemetaan dan


tersebar pada bagian utara daerah pemetaan
C. Struktur Geologi Daerah Penelitian
Struktur Geologi Untuk Pemetaan Geologi :

1. Lipatan ( Antiklin dan Sinklin)


2. Sesar (Sesar Mendatar Dekstral
dan sesar naik)
2. Lipatan

> Antiklin Cibitung


St. 80 dan St. 74

> Sinklin Genggong


St. 25 dan St. 60
B. Sesar Mendatar Dekstral Palasari
Indikasi :
1. Kelurusan pada data citra
2. Anomali arah jurus dan kemiringan
pada stasiun 30 dan 28
C. Sesar Naik kemang Indikasi :

1. Kelurusan pada data citra


2. Anomali arah jurus dan kemiringan
pada stasiun 36 dan 51
3. Menemukan bukti penguat di lapangan
Kebencanaan Daerah Pemetaan
Jika ditinjau dari aspek
geomorfologinya, daerah pemetaan
didominasi oleh perbukitan dengan
kemiringan lereng agak curam hingga
sangat curam dengan batuan
penyusun berupa batuan sedimen
dengan tingkat erosi dan pelapukan
yang tinggi, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa dengan aspek
geomorfologi tersebut maka
kemungkinan besar kebencanaan yang
terjadi di daerah pemetaan yaitu tanah
longsor.
1. PENDAHULUAN
2. GEOLOGI REGIONAL
3. METODA PENELITIAN
4. ANALISIS DATA
5. KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Satuan geomorfologi : Satuan Geomorfologi Perbukitan Bergelombang
dan Satuan Geomorfologi Perbukitan Terjal.
2. Satuan batuan : Satuan batu gamping,Satuan batupasir, Satuan breksi,
Satuan batupasir tufaan dan Aluvium
3. Struktur geologi : Lipatan (Sinklin Genggong, Antiklin Cibitung), dan
Sesar (Sesar Mendatar Dekstral Palasari dan Sesar naik Kemang)
4. Sejarah geologi daerah pemetaan dimulai dari Oligosen dengan
dipengaruhi tektonik Miosen tengah sampai akhir.
5. Kebencanaan yang berpotensi terjadi di daerah penelitian adalah tanah
longsor.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai