FIELDTRIP SANGIRAN
Disusun Oleh:
Edo Istimawan Adiputra
21100116140068
SEMARANG
DESEMBER 2017
BAB I
PENDAHULUAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
09.20-09.25 : Persiapan mendeskripsi STA dan ada arahan dari Dosen serta asisten
dan nantinya akan dibagikan menjadi dua kloter
10.55-11.00 : Persipan mendeskripsi STA 2 dan ada arahan dari Dosen serta asisten
dari Dosen serta asisten. Nanti rencananya akan dibagi menjadi dua
kloter)
3.1 STA 1
Location :Sangiran Date : 19 November 2017
Weather :Cerah Time : 10.00 WIB
Gambar 3.1.1.STA 1
Kesampaian Daerah : 2 Jam 30menit (Dari Gedung Pertamina Sukowati)
BentukLahan : Struktural
Morfologi : dataran tinggi
Struktur Geologi : Perlapisan
Dimensi Singkapan : 5 x 3 m (P x L)
Litologi :
Litologi 1
1.Warna :Kecoklatan
2. Struktur :Masif
3.Tekstur : - Ukuran Butir :1/256 mm
- Bentuk Butir :-
- Kemas:-
- Sortasi :-
4.Komposisi : -Fragmen :lempung(terdapat fosil diatom)
-Matriks :-
- Semen :karbonatan
Nama Batuan : Batulempung (Wentworth, 1922)
Litologi 2
1.Warna :putih
2. Struktur :Masif
3.Tekstur : - Ukuran Butir :1/256 mm
- Bentuk Butir :-
- Kemas:-
- Sortasi :-
4.Komposisi : -Fragmen :lempung(terdapat fosil diatom)
-Matriks :-
- Semen :karbonatan
Nama Batuan : Batulempung (Wentworth, 1922)
Litologi 3
1.Warna :coklat keabuan
2. Struktur :Masif
3.Tekstur : - Ukuran Butir :1/256 mm
- Bentuk Butir :-
- Kemas:-
- Sortasi :-
4.Komposisi : -Fragmen :lempung(terdapat fosil gastropoda dan
palecypoda)
-Matriks :-
- Semen :karbonatan
Nama Batuan : Batulempung (Wentworth, 1922)
Struktur sedimen : -
Strike / dip perlapisan : N235 o E/45 o
Slope : 65o
Tata gunalahan : lahan kosong,pemukiman warga
Tingkat Pelapukan : lapuk
Vegetasi : Rumput ilalang, pohon jagung,
Potensi : (+) Objek studi geologi,
: (-) Longsor
Gambar :
U U
Petrogenesa :
Pada daerah ini ditemukan adanya sebuah litologi berupa batulempung yang
memiliki ukuran butir 1/256mm.Hal tersebut terbentuk dikarenakan adanya proses
erosi yang berasal dari batuan asal lalu mengalami transportasi dengan kecepatan
aliran treansportasi dengan debit tinggi sehingga mengalami tingkat transportasi
cukup jauh dari batuan asalnya.Oleh hal tersebut dikarenakan transportasi yang
kencang sehingga mengalami sebuah pengendapan berada di tempat lingkungan
dengan arus yang sangat tenang tidak terdapat arus transportasi yang kencang.Dan
terdapat batuan fragmen berupa molusca yaitu seperti gastropoda palecypoda,yang
terdapat pada bagian kiri,tengah dan kanan pada suatu singkapan.Diinterpretasikan
lingkungan singkapan ini berada di zona transisi karena memiliki arus tenang karena
adanya karbon yang hitam dan molusca.Hal tersebut terjadi karena terjadi lingkungan
pengendapan berada dilaut dangkal yang mana pada lingkungan tersebut terdapat
adanya konsumsi makanan dan sinar matahari yang cukup untuk kehidupannya
organism cangkang gastropoda ,palecypoda.Organisme tersebut mengalami mati
karena adanya regresi yaitu penurunan air laut sehingga cangkang tersebut mengalami
transportasi oleh media fluida dan transportasi material terdapat pada organism akan
menyesuaikan iri dan berubah menjadi material stabil.Lalu saat menyesuaikan diri
terdapat adanya suplai sedimen yang besar karena adanya regresi sehingga mengalami
penguburan cangkang cangkang tersebut oleh material sedimen.Lempung putih lebih
ringan karena adanya kandungan silica.Dikarenakan adanya ditemukannya fosil
diatomic sehingga pada daerah tersebut termasuk pada formasi pucangan dikarenakan
terdapat adanya fosil diatomic yang mencirikan formasi pucangan. Formasi ini berada
di atas lapisan atau formasi kalibeng. Sekitar 1.800.000 sampai 700.000 tahun yang
lalu formasi ini merupakan rawa pantai dan di dalam lapisan ini terbentuk endapan
diatomit yang mengandung cangkang diatomea laut. Formasi ini berupa lempung
hitam dan mulai terbentuk dari endapan lahar Gunung Merapi purba dan Gunung
Lawu purba. Menurut literatur lain, formasi pucangan tersusun oleh breksi vulkanik
di bagian bawah dan lempung hitam di bagian atas.
3.2 STA 2
Location :Sangiran Date : 19 November 2017
Weather :Cerah Time : 11.00 WIB
Gambar.3.2.1 STA 2
U
U
U
Petrogenesa
Pada daerah ini terdapat adanya sebuah litologi yaitu adanya sebuah batupasir
yang memiliki warna abu abu kecoklatan dengan berukuran 1-2mm dengan terdapat
adanya struktur berupa cross bedding yang disebabkan adanya struktur tersebut
adanya perubahan arus secara silang siur.Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya
sebuah erosi dari batuan induk sehingga mengalami sedimentasi oleh adanya arus
transportasi yang cukup kencang dan bersifat silang siur sehingga mengalami
transportasi yang cukup jauh dan mengalami sebuah pengendapan berada pada arus
yang tingkat transportasi tidak cukup kencang sehingga mengalami pengendapan
cukup jauh dari batuan asalnya.Dan terdapat adanya sebuah litologi yang memiliki
warna abu abu dengan ukuran butir 4-64mm terdapat adanya fragmen berupa pasir
halus dengan matrix terdapat kerikil-kerakal.Hal tersebut terjadi jika dilihat
berdasarkan ukuran butirnya 4-64mm awalnya mengalami erosi oleh batuan asal dan
mengalami adanya arus yang kencang sehingga mengalami sebuah transportasi tetapi
dilihat dari ukuran butirnya yang cukup besar sehingga akan mengalami sebuah
pengendapan berada pada daerah yang masih dekat dengan batuan asalnya.Terdapat
sebuah material vulkanik karena adanya sebuah konglomerat serta adanya
pasir.Diinterpretasikan pada daerah ini merupakan dulunya sebuah cekungan yang
awalnya terisi oleh material vulkanik dan kemudian mengalami terisi oleh material
pasir hal tersebut terjadi dengan silang siur.Karena hal tersebut diinterpretasikan pada
daerah tersebut termasuk lingkungan pengendapan pada hulu sungai.Hal tersebut
dikarenakan adanya konglomerat yang masih dekat dengan batuan induknya.Lalu
terdapat adanya pasir besi hal tersebut diinterpretasikan termasuk lingkungan
pengendapan transisi karena karena adanya pasir besi yang dikarenakan adanya abu
vulkanik yang mengalami transportasi dan terbawa dan mengalami pengendapan
transisi.Sehingga pada daerah tersebut terdapat adanya sebuah karbonatan dan adanya
yang bukan karbonatan.Pada daerah tersebut terdapat adanya ditemukannya sebuah
fosil vertebrata diinterpretasikan daerah tersebut termasuk pada formasi kabuh yang
berasal dari Kala Plestosen Tengah berumur 0,73-0,20 Juta tahun berupa endapan
pasir fluvio-volkanik yang mencerminkan lingkungan daratan. Formasi ini ditutupi
oleh upper lahar dan Formasi Notopuro berumur Plistosen Atas.
3.3 STA 3
Location :Sangiran Date : 19 November 2017
Weather :Cerah Time : 13.00 WIB
Gambar.3.1.1 STA 3
Kesampaian daerah : 15 menit naik truck dari STA 2, dilanjutkan berjalan 10 menit
dari tempat parkir
Bentangalam : denudasional
Tataguna Lahan : lahan kosong, persawahan
Vegetasi : rumput ilalang, padi, pohon pisang
Potensi (+) : persawahan
Potensi (-) : longsor
Dimensi singkapan : 15 m x 7 m
Deskripsi Litologi :
Litologi I
Warna : abu-abu tua-hitam
Struktur : Strukturless ( massif)
Tekstur :
- Ukuran Butir : <1/256
- Kebundaran :-
- Sortasi : baik
- Kemas :-
Komposisi
Fragmen : fragmen molusca dengan intensitas cukup banyak
Matrik : lempung
Semen : karbonatan
Nama batuan : batulempung
Litologi II
Warna : abu-abu tua
Struktur : Strukturless ( massif)
Tekstur :
- Ukuran Butir : 1/8-1/4
- Kebundaran : subrounded
- Sortasi : wellsorted
- Kemas : tertutup
Komposisi
Fragmen : pasir halus, fragmen molusca dengan intensitas
cukup banyak
Matrik : lempung
Semen : karbonatan
Nama batuan : batupasir
Tingkat Pelapukan : sangat lapuk
Slope : 54 o
Pada STA 3 ini didapatkan kenampakkan perlapisan miring yang diinterpretasikan
sebuat sayap dari lipatan dengan kedudukan
- N140oE/23o
- N146oE/28o
- N162oE/30o
- N133oE/10o
- N172oE/10o
Gambar :
U
Petrogenesa :
Pada daerah ini terdapat adanya sebuah perlapisan miring dengan memiliki
litologi yaitu adanya batupasir dan batulempung.Pada batulempung tersebut yang
memiliki warna abu abu kehitaman dengan ukuran butir 1/256mm diinterpretasikan
awalnya mengalami sebuah erosi yang berasal dari batuan asal dan mengalami sebuah
pelapukan.Hal tersebut terjadi diakibatkan karena adanya adanya proses transportasi
yang sangat kencang sehingga mengalami transportasi yang cukup kencang dari
batuan asal sehingga material tersebut terbentuk hingga material tersebut dapat
mengalami sebuah pengendapan pada arus yang sudah tidak ada tenaga transportasi
atau tenaga yang cukup tenang.Lalu pada bagian endapan selanjutnya terdapat
perlapisan batupasir yang memilki ukuran 1/8 sampai ¼ mm.Hal tersebut
diinterpretasikan mengalami erosi dari batuan asal yang cukup kencang dan
mengalami sebuah transportasi yang cukup kencang sehingga mengalami
pengendapan terdapat pada daerah yang memiliki arus transportasi yang tidak
kencang.Pada litologi batupasir tersebut ditemukannya adanya sebuah fosil moluska
yaitu seperti gastropoda hal tersebut mencirikan bahwa memilki lingkungan
pengendapan berada di laut dangkal dikarenakan memiliki arus yang cukup tenang di
laut dangkal.Karena cangkang tersebut langsung tersebut tertutupi oleh adanya
material sedimen dan terjadinya proses sedimentasi.Hal tersebut membuat cnagkang
cangkang tersebut tidak mendapatkan sebuah makanannya dan sinar matahari tidak
menembus sebuah lapisan sehingga organism cangkang tersebut akan mati dan
langsung mengalami pemfosilan oleh material sedimen.Sehingga pada daerah tersebut
diinterpretasikan termasuk pada daerah Notopuro dikarenakan terbentuk oleh adanya
aktivitas vulkanisme. Formasi ini berada di atas lapisan atau formasi kalibeng. Sekitar
1.800.000 sampai 700.000 tahun yang lalu formasi ini merupakan rawa pantai dan di
dalam lapisan ini terbentuk endapan diatomit yang mengandung cangkang diatomea
laut. Formasi ini berupa lempung hitam dan mulai terbentuk dari endapan lahar
Gunung Merapi purba dan Gunung Lawu purba. Menurut literatur lain, formasi
pucangan tersusun oleh breksi vulkanik di bagian bawah dan lempung hitam di bagian
atas
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada daerah Sangiran terdapat beberapa formasi yang menyusun daerah ini
sehingga ditemukannya berbagai macam foil yang beragam. Urutan formasi dari
yang tua ke muda yaitu diawali dengan Formasi Pelang, Formasi Kerek, Formasi
Kalibeng, Formasi Pucangan, Formasi Kabuh dan yang terakhir terdapat Formasi
Notopuro.
Setelah dilakukan pendeskripsian pada daerah Sangiran ini terdapat litologi yang
menyusun daerah ini. Pertama ditemukannya litologi Batulempung klastika
dikarenakan ditemukannya cangkang organisme. Pada STA kedua ditemukannya
Litologi Batupasir dengan struktur cross lamination dan juga ditemukannya
mineral berat berupa mineral besi. Kemudian yang terakhir terdapat litologi
Batulempung dengan ditemukannya cangkang organisme.
Fosil yang ditemukan pada daerah pengamatan berupa fosil moluska dengan
cangkang bertekstur kasar sampai halus yang mengindikasikan bahwa daerah
Sangiran dulunya merupakan lingkungan pengendapan laut dangkal yang beralih
menjadi lingkungan rawa.
Awalnya Sangiran merupakan sebuah lipatan dalam bentuk kubah, yang disebut
Kubah Sangiran. Secara Fisiografis, Sangiran termasuk dalam Zona Pegunungan
Kendeng. Kemudian sumbu lipatan atau puncak dari kubahnya sendiri
merupakan daerah yang termasuk zona lemah sehingga daerah tersebut daerah
yang paling banyak mengalami retakan sehingga mudah mengalami erosi.
Dengan terbentuknya erosi ini menimbulkan rekaman kehidupan masa lalu dari
endapan sedimen yang sudah terbentuk sebelumnya.
4. 2 Saran