Anda di halaman 1dari 6

LABORATORIUM SUMBERDAYA MINERAL DAN BATUBARA

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBAR DESKRIPSI
Tanggal Pengamatan
Pengamat
Kode Batuan 2X
Jenis Batuan Sedimen non Klastik
Struktur Batuan Masif
Warna: Hitam
Cerat: Hitam
Kilap: Kaca
Tekstur Batuan Kekerasan: 2-2,5 SM
Kemagnetan: Diamagnetik
Transparansi: Opaque Rumus Kimia: C80OH5O15

 Komposisi Mineral

Karbon C 60-85%

H2O <7%

Ket :

P:
L:
T:
Batuan ini merupakan batubara, yaitu terbentuk dari sisa tumbuhan
purba yang jatuh lalu tenggelam dalam rawa dan membusuk di tempat
dimana batubara itu terbentuk seperti teori insitu, yang dicirikan dengan
lapisannya tebal dan tidak ada pengotor. Setelah tenggelam lalu
mengendap dan terakumulasi menjadi lapisan sedimen, kemudian
endapan tersebut menjadi gambut/ peat yang lamakelamaan akan
Genesa
terkubur oleh material diatasnya, sehingga mengalami tekanan yang
terus menerus dan terjadi perubahan suhu, akibatnya air yang
terkandung terperas keluar kemudian mengalami kompaksi lalu
menyisakan material organik yang kaya karbon. Batubara ini termasuk
dalam tingkatan bituminous karena memiliki tingkat kematangan yang
lebih lanjut dibandingkan lignie dan subbituminus

Paraf Asisten
LABORATORIUM SUMBERDAYA MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBAR DESKRIPSI
Tanggal Pengamatan
Pengamat
Kode Batuan AGC 2
Jenis Batuan Sedimen Klastik
Struktur Batuan
Tekstur Batuan
Ukuran Butir Kerakal (4-64mm)

Kebundaran Subangular

Kemas Point

Sortasi Poorly Sorted

 Komposisi Mineral

Grain 45% cobble (16-40mm), pebble (4-16mm), granule (2-4mm), berwarna


hitam, abu-abu, subangular-angular

Matriks 35% very coarse sand (1-2mm), coarse sand (0,5-1mm), berwarna abu-
abu, subrounded

Semen non Karbonat 20% medium sand (0,25-0,5mm), fine sand (0,15- 0,25mm), berwarna
abu-abu

Ket :
P:
L:
T;
Batuan ini memiliki warna coklat tua keabu-abuan. Struktur batuan
ini massif dan teksturnya memiliki bentuk butir subrounded –
angular, hal ini menandakan bahwa pada saat pembentukannya
batuan ini tertransportasi tidak jauh dari provenansnya. Kemas
batuan ini terbuka karena kontak antar fragmennya berjauhan,
sehingga sortasinya buruk, hal ini menandakan bahwa arus
Genesa
transportasi pembentukannya berupa arus pekat karena membawa
material yang besar-besar. Komposisinya dominan mengadung
grains dan matriks yang berukuran pebble dan granule dengan
bentuk butir yang dominan menyudut.

Paraf Asisten
LABORATORIUM SUMBERDAYA MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBAR DESKRIPSI
Tanggal Pengamatan
Pengamat
Kode Batuan PLM 6
Jenis Batuan Sedimen Karbonat
Struktur Batuan
Tekstur Batuan
Butir: medium sand (¼-½ mm) Allochem: pebble (4-16mm), Orthocerm:
Ukuran Butir
clay (<1/256mm)
Kebundaran rounded-subrounded

Kemas Point (Terbuka)

Sortasi Poor Sorted

 Komposisi Mineral

Alloche skeletal grain moluska (cangkang kerang)


m

Orthoche micrite - kalsit


m

Ket :
Batuan sedimen karbonat Non-Klastik ini memiliki warna coklat
muda. Batuan ini memiliki struktur masif yang kokoh dengan
tekstur berupa ukuran butir yang bervariasi yaitu menurut
Wenworth (1922), Allochem berukuran pebble dan Orthochem
berukuran clay. Derajat pembundaran berkisar antara angular –
rounded dengan sortasi yang poor sorted dan kemas yang terbuka.
Genesa Batuan ini terbentuk dari fosil organisme berupa cangkang mollusca
yang telah mati lalu tertransportasi dan pecah menjadi fragmen yang
lebih kecil, lalu material sedimen lain juga ikut tertransportasi oleh
arus, lalu akan terakumulasi, terendapkan dan mengalami
diagenesis. Proses diagenesis yang terjadi yaitu mikritisasi,
kompaksi, dan sementasi. Oleh karena batuan ini terbentk karena
proses transportasi maka batuan ini terbentuk secara ex-situ.

Paraf Asisten

Anda mungkin juga menyukai