GEOGRAFI TANAH
Analisis Formasi Batuan dan Bahan Induk pada Peta Geologi Mojokerto
Formasi Klitik (Tpk), Formasi Sonde (Tpso) dan Formasi Aluvium (Qal).
Tanah yang dapat terbentuk dari pengendapan bahan induk sedimen berupa
batugamping adalah tanah litosol, tanah grumosol, dan tanah mediteran.
Sifat fisik, kimia dan biologi dari ketiga jenis tanah tersebut adalah sebagai berikuk:
● Tanah litosol
Umumnya memiliki penampang yang tebal, tanah pada bagian atas
mengandung beberapa bahan organik. Berwarna coklat, kuning, hingga
kemerahan. Memiliki sifat berbutir, padat, mengandung kaolinit, dan
bersifat tidak lastis. Secara kimia, jenis tanah ini miskin hara, memiliki pH
rendah yaitu sekitar 4,5-5, dan miskin unsur N. Jenis tanah ini bersifat
tahan terhadap erosi.
● Tanah grumosol
Merupakan tanah liat dengan frekuensi lebih dari 30% dan sering kali
memiliki warna gelap. Bertekstur lempung yang tinggi. Tidak Memiliki
pH netral hingga alkali dan kandungan organik yang rendah.
● Tanah mediteran
Memiliki perkembangan profil dan solum yang dangkal hingga sedang, memiliki
warna coklat sampai merah. Kandungan organik rendah sampai sangat
rendah. Memiliki tekstur yang bervariasi mulai dari lempung hingga liat,
dengan struktur gumpal yang berada di sudut, memiliki konsistensi
bervariasi pula, gempur hingga padat.. Reaksi tanah (pH) sekitar 6-7,5.
Umumnya memiliki kadar unsur hara tinggi, tetapi tergantung dengan
bahan induknya.
B. Formasi Sonde
1. Interpretasi formasi geologi dan bahan induk
Formasi Sonde terdiri dari napal, batupasir, dan tuf. Napal adalah batulempung
yang mempunyai komposisi karbonat yang tinggi yaitu 30-60%. Batuan ini
mengandung sejumlah lanau dan lempung. Batupasir adalah batu-batu
yangrenggang (loose) tapi padat (compact), yangterdiri dari fragmen-fragmen
dengan diameterberkisar antara 0,05 mm sampai 0,2 mm, danfragmen-fragmen
tersebut menyatu danmengeras (cemented). Tuf sendiri merupakan batuan
gunungapi yang terbentuk dari suatu campuran fragmen fragmen mineral
batuan gunungapi dalam matrik debu gunungapi. Bahan induk dari formasi ini berupa
batuan sedimen.
2. Interpretasi sifat bahan induk
Sifat-sifat dari batuan napal, batupasir, dan tuf adalah sebagai berikut:
● Napal, berwarna abu-abu muda, berbutir sangat halus hingga menengah,
mudah pecah (tercerai-berai), berlapis tebal perlapisan 15 – 20 cm.
● Batupasir, berwarna putih kelabu, berbutir halus hingga sedang,
komponen membundar tanggung sampai membundar, padat, terbelah atau
terpilah dengan agak baik, terdiri dari andesit, plagioklas, horenblenda,
piroksen dan sedikit mineral bijih, semen karbonat. Berlapis dengan tebal
perlapisan 10 – 20 cm.
● Tuf, putih kekuning-kuningan, memiliki lapisan-lapisan dengan ketebalan
5 sampai 10 cm, agak padat.
3. Interpretasi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang terbentuk.
Tanah yang dapat terbentuk dari batuan induk napal, batupasir, dan tuf adalah
tanah vertisol. Sifat fisik, kimia, dan biologi tanah vertisol dapat diuraikan sebegai
berikut:
1. Fisik
Berwarna kelam hingga hitam, memiliki konsistensi yang sangat kuat
karena memiliki kandungan lempung yang tinggi lebih dari 30%,
bertekstur halus.
2. Kimia
Umumnya memiliki kesuburan yang tinggi, banyak mengandung Fe++,
kejenuhan basa relatif besar, memiliki kapasitas pertukaran kation (KPK)
yang relatif baik, memiliki kapasitas mengikat air yang tinggi dengan pH
tanah 6 sampai 8,5.
3. Biologi
Umumnya jumlah bakteri dan respirasi tanah vertisol adalah mulai dari
sedang sampai tinggi, tergantung pada tipe penggunaan lahannya.
Kandungan bahan organik umumnya antara 1,5 - 4 %.
C. Formasi Aluvium (Qal)
1. Interpretasi formasi geologi dan bahan induk
Formasi Aluvium terdiri dari Kerakal, kerikil, pasir, lanau, dan lumpur
yang merupakan material-material lepas, terbentuk di daerah sungai dan rawa.
Kerakal (cobble) adalah suatu massa batuan lepas yang berbentuk agak
membundar karena terabrasi selama terangkut pada aliran sungai, memiliki
diameter 64-256 mm. Kerikil (pebble) adalah fragmen batuan yang lebih besar
dari pasir kasar atau granul, tetapi lebih kecil dari kerakal serta membundar atau
agak membundar akibat proses abrasi dari air. Diameter kerikil adalah 4-64 mm.
Pasir (sand) merupakan agregat partikel batuan, memiliki partikel batuan yang
berdiameter lebih dari 1/16 – 2 mm. lanau (silt) adalah agregat partikel batuan yang
lolos saringan, berukuran 1/125- 1/16 mm, biasanya terbentuk dari pecahnya
kristal kuarsa berukuran pasir. Beberapa pustaka berbahasa indonesia menyebut
objek ini sebagai debu. Lumpur merupakan konstituen batuan sedimen berbutir
halus yang kandungan utamanya adalah lempung dan lanau, ukuran butirnya
dapat mencapai 0,0625 mm (0,0025 Inci) yang tiap butirnya terlalu kecil untuk
dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. Bahan induk dari formasi ini
adalah batuan sedimen klastik.
2. Interpretasi sifat bahan induk
Sifat dari kerakal, kerikil, pasir, lanau, dan lumpur yaitu:
● Kerakal, berwarna kelabu keputihan, kasar, tidak mengkilap dan
berbentuk agak membundar.
● Kerikil, tekstur kasar, berbutir keras, dan tembus air kecil.
● Pasir, butiran halus, bulat, mengandung mineral kuarsa, dan mudah
menyerap air.
● Lanau, kuat geser rendah setelah dikenai beban, kapasitas tinggi,
permeabilitas rendah dan kerapatan relatif rendah dan sulit dipadatkan.
● Lumpur, berwarna abu-abu, densitas dan sand content (sebagai penahan
tekanan formasi), viskositas dan gel strength ( sebagai keefektifan
pengangkatan cutting dan gel strength digunakan pada saat dilakukan
round trip), filtrasi dan mud cake (bertindak sebagai saringan)
3. Interpretasi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang terbentuk.
Tanah yang dapat terbentuk dari pengendapan bahan induk sedimen klastik
kerakal, kerikil, pasir, lanau, dan lumpur berupa tanah lempung.
Sifat fisik, kimia dan biologi dari jenis tanah tersebut adalah sebagai berikut:
Terdiri dari beberapa golongan tekstur yang agak susah dicirikan secara
umum. Berwarna abu-abu kehitaman. Pada lapisan tanah lempung lunak, semakin
muda umur akumulasinya, semakin tinggi letak muka airnya, dan tidak mampu
memikul beban. Tanah lempung menjadi sangat keras ketika keadaannya kering
dan bersifat plastis pada kadar air sedang. Pada kadar air yang lebih tinggi
lempung bersifat lengket. Mengandung leburan silika dan aluminium halus.
Memiliki sifat perembesan air yang sedang dan tidak terlalu melekat. Tanah
lempung berasal dari pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian
dihasilkan oleh aktivitas panas bumi.
Tanah lempung
Memiliki ukuran sangat kecil kurang dari 0,002 mm, tingkat permeabilitas yang rendah,
tingkat kenaikan air kapiler yang tinggi, bersifat kohesif, tingkat kembang dan susutnya sangat
tinggi, proses konsolidasinya lambat, memiliki ion positif yang dapat dipertukarkan, memiliki
luas permukaan yang besar, mempunyai pH diatas 7
Tanah pasir
Memiliki kandungan unsur hara yang sangat terbatas,sehingga menyebabkan tanah ini
cenderung tak subur, memiliki tekstur yang sangat lemah, memiliki rongga yang yang besar
sehingga pertukaran udara lancar, strukturnya lepas dan gembur, memiliki pH yang rendah.
Tanah yang dapat terbentuk dari batuan gamping koral dan juga kalkarenit yaitu tanah
renzina,tanah mediteran,tanah mergel. Sifat fisik,kimia dan biologi dari ketiga jenis tanah
tersebt sebagai berikut:
Tanah renzina
Tanah Renzina, adalah tanah yang dihasilkan dari pelapukan bebatuan
kapur yang ada di daerah yang curah hujannya cukup tinggi. Adapun ciri-ciri
tanah jenis inia ntara lain warnanya kehitaman serta sangat miskin unsur hara.
Tanah redzina memiliki kadar lempung yang tinggi, teksturnya halus dan daya
permeabilitasnya rendah sehingga kemampuan menahan air dan mengikat air
tinggi. Tanah rendzina berasal daripelapukan batuan kapur dengan curah hujan
yang tinggi. Tanah memiliki kandungan Ca dan Mg yang cukup tinggi, bersifat
basa, berwarna hitam, serta hanya mengandung sedikit unsur hara
Tanah mediteran
Tanah yang dapat terbentuk dari batuan gamping koral dan juga kalkarenit yaitu tanah
renzina,tanah mediteran,tanah mergel. Sifat fisik,kimia dan biologi dari ketiga jenis
tanah tersebt sebagai berikut:
Tanah renzina
Tanah Renzina, adalah tanah yang dihasilkan dari pelapukan
bebatuan kapur yang ada di daerah yang curah hujannya cukup tinggi.
Adapun ciri-ciri tanah jenis inia ntara lain warnanya kehitaman serta
sangat miskin unsur hara. Tanah redzina memiliki kadar lempung yang
tinggi, teksturnya halus dan daya permeabilitasnya rendah sehingga
kemampuan menahan air dan mengikat air tinggi. Tanah rendzina berasal
daripelapukan batuan kapur dengan curah hujan yang tinggi. Tanah
memiliki kandungan Ca dan Mg yang cukup tinggi, bersifat basa,
berwarna hitam, serta hanya mengandung sedikit unsur hara.
Tanah mediteran
Memiliki perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal,
berwarna coklat hingga merah. Memiliki tekstur yang bervariasi lempung
sampai liat, dengan struktur gumpal bersudut, sedang konsistensinya
adalah gempur sampai teguh. Kandungan organing umumnya rendah
sampai sangat rendah. Reaksi tanah (pH) sekitar 6,0 – 7,5. Kadar unsur
hara yang terkandung umumnya tinggi, tetapi tergantung dengan bahan
induknya.
Formasi ini memiliki pola yang tidak seragam, dan memiliki tekstur yang kasar. Formasi ini
berada di antara Formasi Sonde (Tpso) dan Formasi Pucangan (Qtp). Pada wilayah ini terlihat
dengan jelas jejak-jejak lapisan. Pola aliran sungai dari formasi ini adalah pola aliran trelis
dimana arah aliran sungai dipengaruhi oleh arah perlapisan batuan. Sedangkan morfologi daerah
tersebut bervariasi di bagian utara formasi sampai terjal di bagian selatan formasi. Formasi ini
memiliki tutupan lahan vegetasi dan lahan kosong. Formasi Kalibeng terdiri dari napal bersisipan
batu pasir gampingan (Noya dkk, 1992). Formasi ini terletak pada Kecamatan Kabuh dan
Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang. Formasi ini terbentuk pada masa Neolitikum zaman
Tersier dengan masa Miosen. Formasi Kalibeng ditandai dengan warna kehijauan atau putih
keabuan pada bautan lembung foraminiferal pada Miosen akhir sampai Pliocene awal. Formasi
Kalibeng termasuk masuk dalam bentuk lapisan dasar Kalibeng (batu lempung) dan bagian atas
(batu gamping dan batu lempung). Kemudian dilakukan proses penamaan, pada lapisan dasar
Kalibeng diberi nama Formasi Kalibeng dan di bagian atas lapisan Kalibeng diberi nama
Formasi Sonde. Pada Formasi Kalibeng memiliki titik pengamatan 08MR237 dan 08 MR133.
Titik pengamatan tersebut mendiskripsikan batuan pada Formasi Kalibeng dengan warna kelabu
kekuningan, berbutir halus, dan kasar.
2. Interpretasi sifat dan bahan induk
Sifat-sifat dari bahan induk yang berasal dari batuan seperti dibawah ini memiliki sifat sebagai
berikut:
Napal, putih kelabu sampai kekuningan, pejal, tufan. Ke arah atas kadar tuf berkurang
Batupasir gampingan, kelabu kekuningan, padat, berlapis, dengan tebal per lapisan 5-15
cm, berbutir sedang sampai halus, komponen membundar tanggung, terpilah agak baik,
menujukkan ke serangan agak baik.
Pengankatan daerah sumber sedimen di kawasan hulu menjadi sumber sendimen di Formasi
Ngrayong yang terendapkan selama Miosen Tengah. Formasi ini terdiri atas satuan batupasir
kuarsa dengan perselingan batulempung, lanau, lignit, dan batugamping bioklastik. Pada
batupasir kuarsa terkadang ditemukan cangkang moluska laut. Lingkungan pengendapan
Formasi Ngrayong di paparan laut dangkal hingga lingkungan batial (laut dalam).
Sifat-sifat dari bahan induk yang berasal dari batuan seperti dibawah ini memiliki sifat sebagai
berikut:
Formasi Kabuh terdiri atas batu pasir tufan bersisipan batu lempung , konglomerat dan
tuf. Batupasir sendiri adalah batuan sedimen yang terdiri dari mineral berukuran pasir
atau butir-butir batuan yang dapat berasal dari pecahan batuan-batuan lainnya. Sebagian
besar batupasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut
paling banyak terdapat di kulit bumi. Sedangkan
batupasir tufan merupakan batu pasir yang komponennya terdiri atas andesit piroksen,
horenblenda, dan batu apung dengan perekat tuf. Batupasir tufan memiliki warna putih
kelabu sampai putih kotor. Lalu tuf adalah jenis batuan piroklastik yang mengandung
debu vulkanik yang dikeluarkan selama letusan gunung berapi. Kemudian konglomerat
merupakan batuan sedimen klastik berbutir kasar yang terdiri dari fraksi - fraksi
berukuran besar berbentuk membundar hingga klas-klas berukuran kerikil berbentuk
menyudut tanggung misalnya, kerikil, kerakal, bongkah, yang diameternya lebih besar
dari 2 mm. Konglomerat terbentuk oleh konsolidasi dan litifikasi kerikilan. Konglomerat
biasanya mengandung sedimen yang berbutir lebih halus seperti pasir, lanau, lempung
atau kombinasi dari mereka, yang disebut matriks oleh ahli geologi. Matriks mengisi
celah - celah antar klas dan sering disemen oleh kalsium karbonat, oksida besi, silika,
atau lempung yang mengeras.komponennya terdiri atas andesit batu apung dan tuf.
Lingkungan pengendapan dari formasi ini berada di sungai (fluvial).Tersebar di bagian
selatan dan tengah lembar memanjang dari arah timur-barat Mojokerto.Lokasinya berada
di desa kambuh di sebelah utara kecamatan ploso.
1.Batupasir tufan memiliki warna putih kelabu sampai putih kotor meiliki sifat berlapis
baik. Tebal perlapisan 2-10 cm.Menunjukkan struktur silang siur dan pola perairan
sejajar.
2.Konglomerat memiliki warna putih kecoklatan.Memiliki sifat kurang padat.Membundar
tanggung, Masa dasarnya berupa batupasir berukuran sedang sampai kasar dan terpilah
buruk dengan tebal 20-25 cm.
3.Tuf memiliki warna kecoklatan memiliki sifat kurang padat dan berbutir halus.
1.Tanah Regosol : Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon,
tekstur pasir, struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral,
kesuburan sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir
pantai. Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan
gumuk-gumuk pasir pantai. mempunyai tekstur tanah yang kasar, butiran- butiran kasar,
mempunyai sifat peka terhadap erosi tanah, berwarna keabuan, kaya unsur hara,
cenderung gembur, mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi, serta mudah
terkena erosi.Tanah ini mempunyai tekstur tanah yang kasar, butiran- butiran kasar,
mempunyai sifat peka terhadap erosi tanah, berwarna keabuan, kaya unsur hara,
cenderung gembur, mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi, serta mudah
terkena erosi.
2. Tanah pasir : Adalah jenis tanah dengan partikel berukuran besar. Tanah ini terbentuk
dari batuan-batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butiran besar dan kasar atau
yang sering disebut dnegan kerikil. Tanah pasir memiliki tekstur yang kasar. Terdapat
ruang pori-pori yang besar diantara butiran-butirannya sehingga kondisi tanah ini menjadi
struktur yang lepas dan gembur.Tanah pasir memiliki kapasitas serat air yang rendah
karena sebagian besar tersusun atas partikel berukuran 0,02 sampai 2 mm. Tanah pasir
pada umumnya belum membentuk agregat sehingga peka terhadap erosi. Unsur yang
terkadnung di dalam tanah pasir adala unsur P dan K yang masih segar dan belum siap
untuk diserap oleh tanaman. Selain itu juga terdapat unsur N dalam kadar yang sangat
sedikit. Kandungan unsur hara pada tanah pasir sangat terbatas. Kandungan fosfor sangat
sedikit sekitar 5,1 – 20,5 ppm. Kandungan bahan organik lain hanya sekitar 0,4 -0,8
persen. Kandungan natrium sekitar 0,05 – 0,08 persen dan kandungan kalium sekitar 0,09
– 0,2 persen. Kondisi ini menyebabkan tanah pasir termasuk kategori tanah yang tidak
subur.
3.Tanah Podsolik Merah Kuning : Jenis tanah ini berupa tanah mineral yang telah
berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga berpasir, struktur
gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang dari 5,5), kesuburan rendah
hingga sedang, warna merah hingga kuning, kejenuhan basa rendah, dan peka erosi.
Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuff vulkanik, dan bersifat asam. Tanah ini
tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, dengan curah hujan lebih dari 2500
mm/tahun.
Formasi pucangan terdiri atas breksi,batu pasir tufan bersisipan batulempung dan
konglomerat. Breksi adalah batuan yang terdiri dari fragmen - fragmen mineral rusak atau
batuan yang disemen secara bersama-sama oleh matriks berbutir halus yang dapat mirip
dengan atau berbeda dari komposisi fragmen. breksi memiliki bentuk menyudut.
Komposisi batuan breksi biasanya tersusun dari mineral rijang, granit, kuarsa, batu
gamping dan lain-lain. Sedangkan batupasir tufan merupakan batu pasir yang
komponennya terdiri atas andesit piroksen, horenblenda, dan batu apung dengan perekat
tuf. Dan konglomerat merupakan batuan sedimen klastik berbutir kasar yang terdiri dari
fraksi - fraksi berukuran besar berbentuk membundar hingga klas-klas berukuran kerikil
berbentuk menyudut tanggung.
1.Batuan Breksi memiliki bentuk fisik berwarna hijau kekuningan atau coklat keputih-
putihan. Selain itu butiran-butiran fragmen penyusun batuan breksi juga terlihat jelas.
Batuan breksi memiliki bentuk sudut fragmen yang angular,
2.Batupasir tufan memiliki warna putih kelabu sampai putih kotor meiliki sifat berlapis
baik. Tebal perlapisan 2-10 cm.Menunjukkan struktur silang siur dan pola perairan
sejajar.
Tanah yang dapat terbentuk dari batuan induk yang telah disebutkan diatas adalah
sebagai berikut :
1.Tanah Latosol : Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon,
kedalaman dalam, tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur
hingga agak teguh, warna coklat merah hingga kuning. Penyebarannya di daerah beriklim
basah, curah hujan lebih dari 300 – 1000 meter, batuan induk dari tuff, material vulkanik,
dan breksi batuan beku intrusi. Tanah ini emiliki solum tanah yang agak tebal hingga
tebal, yakni mulai sekitar 130 cm hingga lebih dari 5 meter. Tanahnya berwarna merah,
coklat, hingga kekuning- kuningan.Tekstur tanah pada umumnya adalah liat Struktur
tanah pada umumnya adalah remah dengan konsistensi gembur Memiliki pH 4,5 hingga
6,5, yakni dari asam hingga agak asam.
Tanah latosol emiliki bahan organik sekitar 3% hingga 9%, namun pada umumnya hanya
5% saja Mengandung unsur hara yang sedang hingga tinggi. unsur hara yang terkandung
di dalam tanah bisa dilihat dari warnanya. Semakin merah warna tanah maka unsur hara
yang terkandung adalah semakin sedikit.Mempunyai infiltrasi agak cepat hingga agak
lambat.Daya tanah air cukup baik.Lumayan tahan terhadap erosi tanah
2.Tanah Andosol : Jenis tanah ini berupa tanah mineral yang telah mengalami
perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan hingga hitam,
kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan
bersifat licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan
basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka
terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuff vulkanik.Tanah andosol
di berbagai tempat memiliki kadar bahan organik yang berbeda beda dan berkisar antara
3 persen hingga 22 persen tergantung dari warna dan massa jenis. Mengenai tekstur tanah
andosol mulai dari lempung berpasir hingga liat berpasir tergantung dari ukuran partikel
saat terjadi erupsi dan selama proses pelapukan.Tanah Andosol memiliki kandungan
unsur Al sangat dominan jika dibandingkan dengan unsur besi dan silika aktif, penyebab
tingginya kadar almunium tersebut karena berasal dari batuan induk yang bersifat masam
(liparit), sedangkan jika berasal dari batuan induk basa maka kadar Al akan rendah. Hal
ini menjadi penyebab kenapa tanah andosol sangat resisten dengan unsur fosfor, terutama
tanah andosol dengan kadar Al tinggi.
3.Tanah Grumusol : Jenis tanah ini berupa tanah mineral yang mempunyai perkembangan
profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur kersai (granular) di lapisan atas dan
gumpal hingga pejal di lapisan bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila
kering sangat keras dan tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan
kapasitas absorbsi tinggi, permeabilitas lambat, dan peka erosi. Jenis tanah ini berasal
dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau tuff vulkanik bersifat basa. Penyebarannya
di daerah iklim sub humid atau sub arid, dengan curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.
Tanah grumusol umumnya memiliki kadar bahan organik berkisar antara 0.06 persen
hingga 4.5 persen, sangat sedikit jika dibandingkan jenis tanah lain seperti tanah
andosol.Tanah Grumusol juga memiliki PH yang bersifat basa, namun pada beberapa
kondisi terutama jika sudah tercampur dengan abu vulkanik yang bersifat sedikit asam,
maka PH dapat berada di area netral. Jadi faktor yang menentukan tingkat keasaman
yaitu sifat bawaan dan penyebab yang berasal dari luar seperti abu vulkanik tadi. Tanah
grumusol memiliki KTK tinggi hingga sangat tinggi yang bernilai 36.13 hingga 77.38
cmol (+)kg-1, sedangkan untuk grumusol dengan tesktur berliat memiliki nilai 52 hingga
176.48 cmol (+)kg-1. Penyebab kenapa KTK pada jenis tanah ini begitu tinggi
disebabkan oleh unsur smektit yang sangat dominan.