STRATIGRAFI
hubungan mula jadi dan sejarah pembentukkanya dalam ruang dan waktu geologi.
yang satu dengan yang lain, penyebarannya secara vertikal dan lateral, serta
penyusun Zone Kendeng merupakan endapan laut dalam di bagian bawah yang
semakin ke atas berubah menjadi endapan laut dangkal dan akhirnya menjadi
endapan non laut. Stratigrafi Zone Kendeng terdiri atas 7 formasi batuan, dari tua
Juwangi. Tidak jelas keberadaan bagian atas maupun bawah dari formasi
32
33
gampingan dan Batupasir tufaan. Daerah sekitar lokasi tipe formasi ini
a. Anggota Banyuurip
b. Anggota Sentul
Formasi ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian bawah dan bagian atas.
Bagian bawah Formasi Kalibeng tersusun oleh Napal tak berlapis setebal 600
Lingkungan pengendapan laut terbuka, jauh dari pantai, Zone Batial Atas
dengan formasi yang lebih tua dan lebih muda adalah selaras dan berbatasan
dengan Formasi Kerek melalui sesar sentuh. Formasi Kalibeng terbagi menjadi
4 anggota yaitu:
sangat baik dan tebal antara 0,5-3 cm yang ke arah bawah makin tebal,
dengan tebal antara 1-5 m. Batupasir berwarna kelabu, berbutir halus dan
tidak 400 m, tersingkap baik di Kali Jragung. Nama lain adalah Formasi
sampai kerakal, terpilah baik, kemas tertutup, pejal dan padat, tebal
padat, tebal lapisannya antara 1-20 cm, berfosil foram besar dalam
jumlah kecil.
berwarna putih atau coklat kekuningan, sangat padat, pejal dan kaya akan
Foraminifera besar.
gunungapi dan glokonit, berlapis dengan tebal antara 20-40 cm. Napal
tersusun oleh Batulempung yang berwarna kebiruan dan Napal berlapis yang
(coquina). Pada bagian bawah masih merupakan endapan laut, tercirikan akan
fosil ini mencirikan pengendapan di dasar laut pada paparan tengah hingga
Kendeng bagian barat satuan ini tersingkap luas antara Trinil dan Ngawi.
Formasi Kalibeng. Fasies lempung hitamnya berkembang dari fasies laut, air
payau hingga air tawar serta bagian bawah dari lempung hitam ini sering
dijumpai adanya fosil diatomae dengan sisipan lapisan tipis yang mengandung
ini tersingkap di Kubah Sangiran sebagai Batupasir silang siur dengan sisipan
Formasi ini terdiri atas batuan Tuf berselingan dengan Batupasir tufaan,
Breksi lahar dan Konglomerat vulkanik. Makin ke atas sisipan Batupasir tufaan
kerakal terdiri dari Andesit dan Batuapung juga ditemukan yang merupakan
ciri Formasi Notopuro. Formasi ini terendapkan secara selaras di atas Formasi
240 m. Umur dari formasi ini adalah Plistosen Akhir dan merupakan endapan
lahar di daratan.
membagi daerah penelitian menjadi 5 satuan batuan diurutkan dari yang paling
penyesuain nama formasi pada regional. Hubungan stratigrafi antar satuan batuan
kasar, struktur berlapis, masif, ripple laminaion dan convolute, kemas tertutup,
sortasi baik, komposisi penyusun berupa sedikit litik lumpur karbonat dengan
Napal berwarna putih keabuan, berstruktur masif, ukuran butir dari lanau-
daerah penelitian yang menempati bagian selatan dari daerah penelitian. Satuan
Batupasir Kalibeng ini tersingkap di daerah dari Bobol dan Napis, yang berupa
fosil Foraminifera plankton yang terkandung pada Batupasir masif dari satuan
batuan ini. Berdasarkan hasil analisis pada contoh batuan LP 96. Fosil
umur dari Satuan Batupasir Kalibeng ini adalah N16N18 (Zonesi Blow, 1969)
Tabel III.3. Penentuan umur Satuan Batupasir Kalibeng berdasarkan Foraminifera planktonik
(Penyusun, 2017)
vertikal, dan struktur sedimen yang terekam pada tubuh batuan. Sebagai
menggunakan model progradasi kipas bawah laut dan pengendapan pada kipas
bawah laut (Walker, 1978). Pada Satuan Batupasir Kalibeng berdasarkan ciri
litologi berupa material kasar dengan sisipan halus menunjukan bahwa adanya
ritme yang teratur antara arus traksi dan arus suspensi (Gambar III.4).
Berdasarkan ciri litologi dan data yang didapatkan sehingga dapat diambil
turbidit flow pada sikuen classical turbidite, sehingga berdasarkan data tersebut,
maka litologi pada Satuan Batupasir Kalibeng ini di endapkan pada fasies
pengendapan bagian smooth portion of suprafan lobes on mid fan dalam sistem
Gambar III.4. Kenampakan litologi pada Satuan Batupasir Kalibeng, a; singkapan Batupasir ripple
lamination dan paralel laminasi (Tb) (LP 82 ) di daerah Bobol, b; singkapan Batupasir sisipan
Napal dengan struktur convolute lamination (LP 82) di daerah Bobol, c; singkapan Batupasir
sisipan Napal yang menunjukan sikuen turbidit bouma mulai Ta-Td (LP 82) di daerah Bobol, d;
singkapan Batupasir normal gradasi (Ta) (LP 82), di daerah Bobol (Penyusun, 2017)
kasar dengan sisipan material sedang hingga halus menunjukan bahwa adanya
ritme yang teratur antara arus traksi dan arus suspensi. Di mana satuan ini di
laminasi, convolute dan ripple lamination dan Napal berstruktur laminasi masuk
kedalam fasies Ta, Tb, Tc dan Te dari sikuen Bouma (1962) dan masuk ke dalam
pengendapan secara traksi yang diakibatkan oleh arus turbid yang menuruni
lereng, di mana fasies baouma yang ditemukan hampir lengkap dan perulang
sidimentasi pada mid fan dari sistem kipas bawah laut yang dengan keadaan suplai
Gambar III.5. Model fasies pengendapan Satuan Batupasir Kalibeng (Walker, 1978)
memiliki hubungan saling menjari terhadap satuan di atasnya, yaitu Satuan Napal
Tabel III.5. Kolom litologi Satuan Batupasir Kalibeng (tanpa skala) (Penyusun, 2017)
48
berkembang berupa masif dan gradasi normal, ukuran butir dari pasir sangat
halussedang, terpilah baik, kemas tertutup, fragmen litik, kuarsa pada massa
Gambar III.7. kenampakan Batupasir sebagai sisipan (LP 33), di daerah Tambakrejo
kamera menghadap timur laut (Penyusun, 2017)
ukuran butir pasir haluspasir kasar, terpilah baik, kemas tertutup, kalsit,
Gambar III.8. kenampakan Batugamping pasir sebagai sisipan (LP 41), di daerah Ngrancang
kamera menghadap baratlaut (Penyusun, 2017)
50
Satuan Napal Kalibeng ini menempati luas 60,4 % dari seluruh daerah
tersusun atas litologi Napal. Satuan Napal ini tersingkap di daerah Napis,
Ngrancang, Turi, Nglampin dan Bobol yang mengalami deformasi yang cukup
Berdasarkan penampang geologi A-B dan C-D, ketebalan Satuan Napal Kalibeng
Umur dari Satuan Napal Kalibeng ini ditentukan berdasarkan analisis fosil
Foraminifera plankton yang terkandung pada Napal anggota dari satuan batuan
ini. Berdasarkan hasil analisis pada contoh sampel batuan LP 33 dijumpai fosil
umur dari Satuan Napal Kalibeng ini adalah N18 N19 atau Miosen Atas-Pliosen
Tabel III.6. Penentuan umur Satuan Napal Kalibeng berdasarkan Foraminifera planktonik
(penyusun 2017)
Rhabdammina discrete dan Bolivina sp., berdasarkan hasil analisis tersebut, maka
Bathial Atas atau pada kedalaman 500-2.000 m (Bandy, 1967) (Tabel III.7).
vertikal, dan struktur sedimen yang terekam pada tubuh batuan. Sebagai
pada kipas bawah laut (Walker, 1978). Di mana dari hasil analisis profil
pada sistem progradasi kipas bawah laut dan pengendapan pada kipas bawah laut
(Walker, 1978) (Gambar III.10). Pada Satuan Napal Kalibeng berdasarkan ciri
litologi berupa material halus dengan sisipan material sedang hingga kasar
menunjukan bahwa adanya ritme yang teratur antara arus suspensi dan arus traksi.
Di mana satuan ini didominasi oleh litologi Napal berstruktur masif masuk ke
dalam fasies Te dari sikuen Bouma, 1962 dalam Walker, 1978 yang
Batupasir masif hingga gradasi normal masuk ke dalam fasies Ta dari sikuen
energi pada upper flow regime dengan keadaan sedimen pada low density
sehingga masuk ke dalam sistem low density turbidity current yang diendapkan
pada lower fan sebagai aktivitas akhir dari arus turbid yang mengalami
Gambar III.9. Kenampakan litologi Satuan Napal Kalibeng a; Napal sisipan Batupasir
normal gradasi menunjukan sikuen turbidit bouma Ta dan Te (LP 33) di daerah Tambakrejo,
b; Napal masif (LP 36) di daerah Turi, c; Napal sisipan Batugamping Pasiran menunjukan
sikuen turbidit boumaTa dan Te (LP 41) di daerah Ngrancang (Penyusun, 2017)
Gambar III.10. Model fasies pengendapan Satuan Napal Kalibeng (Walker, 1978)
54
menjari dengan satuan di bawahnya yaitu Satuan Batupasir Kalibeng (Tabel III.8).
Tabel III.8. Kolom litologi Satuan Napal Kalibeng (tanpa skala) (Penyusun,2017)
putih keabuan terpilah sedang-buruk, tersusun atas litik, kuarsa, massa dasar
lempung, semen karbonatan, komposisi fosil foram kecil dan semen karbonatan.
luasan daerah penelitian yang ditunjukkan oleh warna biru dalam peta geologi.
100 m.
plankton yang terkandung pada Batugamping Pasiran anggota dari satuan batuan
ini. Berdasarkan hasil analisis pada contoh sampel batuan LP 2 dijumpai fosil
Batugamping Pasiran Klitik adalah N19 N20 (Zonesi Blow,1969) atau Pliosen
Tabel III.10. Penentuan lingkungan pengendapan Satuan Batugamping Pasiran Klitik berdasarkan
Foraminifera Bentonik (Penyusun, 2017)
vertikal, dan struktur sedimen yang terekam pada tubuh batuan. Sebagai
Satuan Batugamping Pasiran Klitik berdasarkan ciri litologi berupa material kasar
hingga sedang dengan sisipan halus menunjukan bahwa adanya ritme yang teratur
antara arus traksi dan arus suspensi (Gambar III.13). Di mana satuan ini di
58
dipengaruhi oleh arus traksi upper flow regime hingga transisi yang
rendah yang relatif dipengaruhi oleh arus suspensi yang menggambarkan keadaan
lingkungan dimana energi relatif sedang hingga rendah sehingga dapat ditarik
model sub lingkangan pengendapan berupa Inner Ramps dalam sistem lingkungan
yang terdiri dari fasies Batupasir silangsiur sisipan Batulempung (Csm) dan
Batupasir silangsiur palung (Ts) yang mencirikan energi pada upper flow regime
dengan membentuk sebuah saluran yang terbentuk pada inner ramps yang di
pengaruhi oleh gelombang laut, fasies Batupasir paralel laminasi (Ps) dan fasies
energi yang cukup kuat sehingga tidak sempat membentuk struktur sedimen yang
lingkungan yang dipengaruhi langsung oleh gelombang laut seperti barrier bar
Kalibeng. Kontak yang dijumpai berupa kontak tegas antar satuan batuannya
(Tabel III.12).
Tabel III.11. Kolom litologi Satuan Batugamping Pasiran Klitik (tanpa skala) (Penyusun, 2017)
terdiri dari Napal dan Batupasir halus-sedang. Napal dengan warna segar abu-abu
keputihan, warna lapuk coklat hingga abu-abu kecoklatan, struktur masif, dengan
Gambar III.15. Kenampakan Satuan Napal Sonde (LP 6), di daerah Tambakrejo
kamera menghadap utara (Penyusun, 2017)
terbuka, matriks pasir halus, dengan struktur belapis, masif dan ripple lamination
(Gambar III.16).
penelitian yang ditunjukkan oleh warna hijau muda dalam peta geologi.
ketebalan satuan ini kurang lebih 100 m. Satuan Napal Sonde ini tersingkap di
daerah Tambakrejo.
Pada Satuan Napal Sonde ini ditentukan berdasarkan hasil analisis fosil
Foraminifera plankton dan bentos yang terkandung pada Satuan Napal Sonde.
tosaensis maka umur satuan ini adalah N20 N21 (Zonesi Blow, 1969) atau
Tabel III.12. Penentuan umur Satuan Napal Sonde berdasarkan Foraminifera planktonik
(Penyusun, 2017)
63
pengendapan Satuan Napal Sonde yaitu Neritik Tengah-Neritik Luar atau pada
vertikal, dan struktur sedimen yang terekam pada tubuh batuan. Sebagai
menggunakan model Tide Dominated Shallow Marine (Allen, 1982). Pada Satuan
Napal Sonde berdasarkan ciri litologi berupa perselingan antara material kasar dan
halus yang tersusun atas dominasi Napal masif, Batupasir halus hingga sedang
bersusun dan ripple lamination sehingga energi pengendapan relatif konstan dan
diintepretasikan berupa offshore transition with sand wave dari sistem lingkungan
pengelompokan fasies yang terdiri dari fasies Batupasir ripple lamination (Rs)
yang mencirikan energi pada lower flow regime dengan membentuk bedform
berupa sandwave yang di pengaruhi oleh gelombang laut di bawah fair weather
wave base level, fasies Napal sisipan Batupasir (Lms) dan fasies Napal masif (m)
Gambar III.18. Model fasies pengendapan Satuan Napal Sonde (Allen, 1982)
selaras menjari di atas Satuan Batugamping Pasiran Klitik. Kontak yang dijumpai
Tabel III.14. Kolom litologi Satuan Napal Sonde (tanpa skala) (Penyusun,2017)
66
cangkang, semen karbonatan dan struktur masif. Ketebalan lapisan bervariasi dari
Gambar III.19. Kenampakan Satuan Batulempung Lidah (LP 19), di daerah Maling Mati
kamera menghadap barat (Penyusun, 2017)
halus, sortasi baik, kemas tertutup, fragmen pecahan cangkang dengan masa dasar
Gambar III.20. Kenampakan Batupasir sebagai sisipan (LP 11), di daerah Maling Mati
kamera menghadap timurlaut (Penyusun, 2017)
Satuan Batulempung Lidah ini menempati sekitar 6,5 % dari total luasan
daerah penelitian yang ditunjukkan oleh hijau tua dalam peta geologi.
ketebalan satuan ini kurang lebih 50 m. Satuan Batulempung Lidah ini merupakan
satuan yang paling muda yang dijumpai di daerah penelitian dan satuan ini
satuan ini adalah N22 N23 (Zonesi Blow, 1969) atau Pleistosen (Tabel III.15).
Tabel III.15. Penentuan umur Satuan Batulempung Lidah berdasarkan Foraminifera planktonik
(Penyusun, 2017)
Nodellum sp.. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
vertikal, dan struktur sedimen yang terekam pada tubuh batuan (Gambar III.21).
Pada Satuan Batulempung Lidah ini mengacu berdasarkan ciri litologi berupa
komposisi batuan dan material penyusunnya. Mengacu juga pada klasifikasi fasies
regresive coastal menurut Augustinus, 1989, yang tersusun atas 3 sub lingkungan
silangsiur (Cs), sub lingkungan tidal bar dengan fasies Batupasir masif dan wavy
lamination (S) dan Batupasir laminasi sejajar (Ps) dan sub lingkungan sub tidal
lagoon yang terdiri dari fasies Batulempung dengan fragmen cangkang (C) dan
Batulempung sisipan pasir (Sc) dari analisis profile sedimentologi maka di dapat
70
cangkang (C) dan Batulempung sisipan pasir (Sc) yang masih di pengaruhi oleh
kegiatan pasang surut air laut sehingga ditemukannya fasies Batupasir silangsiur
(Cs) sebagai channel atau inlet dari jalur masuk dan keluarnya arus laut ketika
terjadinya pasang-surut air laut, sedangkan fasies Batupasir masif dan wavy
lamination (S) dan Batupasir laminasi sejajar (Ps) mengambarkan keadaan bar
(gosong pasir) yang diakibatkan dari efek pasang-surut air laut yang terendapkan
Gambar III.21. Kenampakan litologi dan struktur sedimen yang berkembang pada Satuan
Bempung Lidah, a; Batulempung fragmen litik dan mengerosi Batupasir halus parallel laminasi
(LP 18), b;silangsiur (LP 19), c;fragmen cangkang gastropoda pada Batulempung LP 19) (, d;
Batulempung masif dengan sisipan pecahan karbon (LP 16) di daerah Maling Mati (Penyusun,
2017)
71
Gambar III.22. Model fasies pengendapan Satuan Batulempung Lidah (Augustinus, 1989)
Satuan Batugamping Pasiran Klitik, satuan batuan ini memiliki kontak tidak
selaras dengan satuan batuan di bawahnya, karena satuan ini merupakan satuan
Tabel III.17 Kolom litologi Satuan Batulempung Lidah (tanpa skala) (Penyusun, 2017)