Anda di halaman 1dari 5

Nama: Fajri Rahmat Septiadi

Nim : 23080004
Dosen pengampu: Heri Prabowo, S.T, M.T
Mata Kuliah: Geologi Fisik
10 Jenis dan contoh Batuan Sedimen
1.Batu Pasir
Batupasir (sandstone) adalah batuan sedimen klastika yang membentuk sekitar ¼ volume batuan
sedimen, belum termasuk pasir karbonat dan pasir vulkanik (Pettijohn, 1975). Berdasarkan pada besar
butirnya, batuan sedimen klastika dibagi menjadi batuan sedimen klastik halus dan sedimen klastik
kasar. Batupasir termasuk kedalam golongan batuan sedimen klastik berbutir kasar, dengan ukuran
butiran (0.125-2 mm). Secara umum komposisi dari batupasir terdiri dari: matriks, semen, fragmen
batuan (grain), kuarsa, feldspar dan mineral lainnya. Batupasir merupakan jenis batuan reservoir yang
umumnya banyak ditemukan, dimana 60% dari semua batuan reservoir adalah batupasir. Berdasarkan
pada kandungan mineral batu pasir, Pettijohn mengelompokkan batupasir menjadi tiga kelompok
yaitu: Orthoquartzites, Greywacke, dan Arkose. Kandungan mineral dan komposisi kimia penyusun
batupasir akan mempengaruhi besarnya sortasi (pemilahan) batuan yang dapat mempengaruhi
besarnya pori batupasir.

2.Batu Breksi
Batu Breksi adalah istilah dari batuan sedimen klastik yang tersusun atas fragmen bersudut besar
(angular). Ukuran fragmen breksi lebih besar dari 2mm, dimana ruang antara fragmennya dapat diisi
dengan partikel yang lebih kecil (biasa disebut matriks) atau semen berupa mineral yang mengikat
batuan secara bersama-sama. Breksi dapat berwarna apapun karena warna dari matriks, semen dan
fragmennya sangat menentukan warna keseluruhan batu breksi, sehingga breksi bisa menjadi batuan
yang sangat berwarna-warni.
3.Batu Andesit
Andesit adalah suatu jenis batuan vulkanik ekstrusif berkomposisi menengah, dengan tekstur
afanitik hingga porfiritik. Dalam pengertian umum, Andesit adalah jenis peralihan antara basal dan
dasit, dengan rentang silikon dioksida (SiO2) adalah 57-63% seperti digambarkan di diagram TAS.
Susunan mineral biasanya didominasi oleh plagioklas ditambah piroksen dan / atau hornblende.
Magnetit, zirkon, apatit, ilmenit, biotit, dan garnet adalah mineral aksesori umum. Alkali feldspar
dapat hadir dalam jumlah kecil. Kelimpahan feldspar-kuarsa di batuan vulkanik andesit dan lainnya
diilustrasikan dalam diagram QAPF. Batuan andesit umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi
tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan atau daerah-daerah
dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia. Nama andesit berasal dari nama Pegunungan
Andes.

4.Batu Konglomerat
Batu Konglomerat adalah batuan sedimen klastik yang mempunyai bentuk fragmen
membundar (rounded). Ukuran diameter fragmennya lebih besar dari 2 mm, ruang antara
fragmen umumnya diisi dengan partikel yang lebih kecil dan/atau semen kimia yang
mengikat batuan bersama-sama.

Jadi secara umum konglomerat tersusun atas bagian utama yang disebut sebagai fragmen,
matriks, dan semen. Perbedaan batu breksi dan konglomerat pada dasarnya mengacu kepada
bentuk fragmennya. Konglomerat mempunyai bentuk fragmen membundar, sedangkan breksi
bentuknya menyudut.

5.Batu Gamping
Batu gamping adalah batuan sedimen yang sebagian besar disusun oleh kalsium karbonat yang
berasal dari sisa- sisa organisme laut seperti kerang, siput laut, dan koral yang sudah mati. Batu
gamping terbentuk secara organik, secara mekanik maupun secara kimia. Batu gamping yang terjadi
secara organik di alam yang merupakan pengendapan cangkang ataupun siput dan ganggang yang
berasal dari kerangka koral. Batu gamping yang terjadi secara mekanik tidak jauh berbeda dengan
jenis batu gamping yang terbentuk secara organik, perbedaannya yang terjadi diantara keduanya
adalah terjadinya perombakan bahan batu gamping yang kemudian terbawa arus dan biasanya
mengendap tidak jauh dari tempat semula. Batu gamping yang terjadi secara kimia merupakan jenis
dari batu gamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan dalam suasana lingkungan tertentu.

6.Batu Serpih
Shale adalah jenis batuan sedimen detrital terbentuk dari konsolidasi bahan halusberbutir halus
seperti clay dan lumpur. Shale memiliki struktur berlapis atau brertingkat sejajar dengan bed rock,
shale biasanya berpori dan dan mengandung hidrokarbon tetapi umumnya tidak menunjukkan
permeabilitas. Oleh karena itu, shale tidak membentuk reservoar tetapi membuat cap rock yang sangat
baik. Jika shale yang rekah, itu akan memiliki potensi untuk menjadi reservoar (Halliburton, 2001:18).
Batuan penyusun reservoir shale tidak seluruhnya shale melainkan terdapat mineral lain. Reservoir
shale adalah batuan yang berlapis dan kompak yang berasal dari pengendapan sedimen berbutir halus
yang mengandung kerogen yang merupakan sumber dari terbentuknya minyak dan gas non-
konvensional setelah mengalami proses kimia pirolisis ataiu pemanasan (Dyni, 2010). Secara umum,
shale merupakan kombinasi dari beberapa mineral diantaranya: clay, silika (kuarsa), karbonat (kalsit
atau dolomit) dan mineral organik. Mineral pembentuk batuan shale memiliki tingkat kekerasan relatif
yang berbeda-beda. Sebagian besar batuan shale mengandung kerogen yang tersusun dari senyawa
organik. Warna terang dan gelap pada batuan shale dipengaruhi dari efek perbedaan komposisi
penyusun batuan serpih itu. Batuan serpih yang berwarna hitam gelap (C) merupakan dark shale yang
mengindikasikan memiliki kandungan kerogen lebih banyak daripada batuan serpih warna terang
(light shale) (A dan B). Dark shale memiliki lingkungan pengendapan lebih dalam daripada light shale
dengan kondisi tanpa adanya oksigen. Oleh sebab itu dark shale memiliki thermal maturity lebih
tinggi daripada light shale.

7.Batu Arkose
Arkose adalah batu yang memiliki kandungan feldspar lebih dari 25%.

8.Batu Graywacke
Batupasir greywacke merupakan salah satu variasi dari batupasir. Batupasir
greywacke termasuk kedalam batuan sedimen klastik. Terbentuk sebagai akibat lithifikasi
dari rombakan material batuan asal. Memiliki karakteristik berwarna gelap. Pemilahan yang
buruk, butiran kuarsa yang menyudut, dan fragmen batuan yang kecil. Batupasir greyzacke
mengandung mineral feldspar yang dominan. Dimana tidak terdapat semen pada batupasir
greywacke.

9.Batu Lanau
Batu lanau adalah batuan sedimen klastik. Seperti namanya, batulanau terdiri dari (lebih dari 2/3
nya) partikel-partikel berukuran lanau, yang merupakan butiran berukuran 2–62 µm atau 4 hingga 8
dalam skala Krumbein phi (φ) Batulanau berbeda secara signifikan dari batupasir dalam hal pori-
porinya yang lebih kecil dan kecenderungan lebih tinggi untuk mengandung fraksi lanau yang
signifikan. Meskipun sering tertukar dengan istilah serpih(shale), batulanau tidak memiliki fisilitas
dan laminasi yang khas dari shale. batulanau mungkin berisi konkresi-konkresi. Stratifikasi batulanau
akan jelas dan dapat dibedakan dengan shale apabila tidak menyerpih.

10.Batu Kapur
Batu kapur atau limestone adalah batuan sedimen yang berasal dari organisme laut yang telah
mati dan berubah menjadi kalsium karbonat (CaCO3) (Fathmaulida,2013). Pembantukan batu kapur
di alam sebagian besar terjadi secara organik, dimana unsur karbonat pada organisme laut seperti
kerangkerangan dan tiram didegradasikan menjadi unsur yang lebih kecil lagi oleh mikroorganisme
mikroskopik seperti foraminifera membentuk pasir karbonat atau lumpur karbonat yang secara terus
menerus akan mengendap dan mengeras membentuk pegunungan kapur. Batu kapur dapat berwarna
putih, putih kekuningan, abu-abu hingga hitam tergantung dari mineral pengotornya
(Yulaekah,2007;Keliat,2015). Kalsium karbonat merupakan komponen utama penyusun batu kapur
dengan presentase kadar Ca sebesar 92,1%. Batu kapur juga terdiri dari komponen penyusun lain
seperti Fe (2,38%), Mg (0,8%), Si (3%), In (1,4%), Ti (0,14%), Mn (0,03%), dan Lu (0,14%)
(Arifin,2010). Kalsium memiliki kadar yang tinggi dibanding komponen lain dalam batu kapur
sehingga dibutuhkan proses pengolahan untuk mendapatkan kalsium yang murni. Kalsium hasil
pengolahan batu kapur dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran bangunan, industri karet, ban,
kertas, filter untuk cat, sabun, dan pasta gigi (Yulaekah,2007;Fathmaulida,2013). Sedangkan
komponen lain terdapat dalam batu kapur dengan kadar yang rendah, jika terdapat kadar berlebih akan
menimbulkan efek racun oleh senyawa Fe dan Mn, serta efek karsinogenik oleh senyawa Si
(Regia,2017;Sunarsih et al,2018).

Anda mungkin juga menyukai