BATU SABAK
Bahan galian ini dimanfaatkan sebagai bahan baku semen, papan tulis, panel instrument
listrik, bagian atas meja bilyard dan sebagainya. Sedangkan pecahannya dapat digerus
menjadi tepung untuk bahan pengisi atau pengembang dalam industri cat, dan
sebagainya. Batusabak antara lain dijumpai di daerah Kabupaten Aceh Tengah dan
Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Besar dan Kabupaten Aceh Selatan.
Batuan Sedimen adalah batuan beku atau metamorf yang mengalami proses
litifikasi yaitu proses kompaksi dan sementasi. Jenis-jenis Batuan Sedimen
antara lain yaitu:
1. BREKSI
2. KONGLOMERAT
Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256
milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-
lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak
membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya
yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat.
3. SANDSTONE
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir
yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi
pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter.
Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau
pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih
besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz
Sandstone, Arkose, dan Graywacke.
QUARTZ SANDSTONE
Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari
kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan
ukuran butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian
besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.
ARKOSE
Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar.
Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami
sedikit perubahan secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-
butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.
GRAYWACKE
Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih
komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan
sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.
4. SHALE
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran
butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari
mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale
dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau
serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu
serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila
dipanasi menjadi plastis.
5. LIMESTONE
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi
mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis,
berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena
hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat
dibedakan menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.
CALCARENITE
Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari
50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun
terutama atas fosil dan oolit.
CALCILUTITE
Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcarenite berubah menjadi lebih
kecil hingga kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan mengalami litifikasi.
GAMPING TERUMBU
Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada
perairan yang hangat dan dangkal
6. SALTSTONE
Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya
penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk
kristalin.
7. GIPSUM
Gipsum tersusun atas
mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini
terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini
juga berupa kristalin.
8. COAL
Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi
material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun.
Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon.
Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.
Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya
mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di
dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material
tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya
bertambah dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-
bara.
Batu Kapur, adalah batuan sedimen yang terbentuk dari fosil tumbuhan air dan
hewan air seperti kerang laut; yang bentuknya halus berpasir dan berwarna abu-
abu kekuning-kuningan.
Batu Konglomerat, adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kerikil / batu-batu
kecil; yang butirannya keras, membulat, kerikil-kerikil permukaannya licin.
Bagian terluar dari bola bumi diseut litosfer atau kerak bumi, merupakan bagian
bumi yang berbentuk padat dengan massa jenis 3,3 4,3 g cm -3, tebalnya antara 15-40
km.
Di bawah litosfer terdapat lapisan kedua disebut mantel atau selubung atau
astenosfer. Bagian ini terbentuk cairan yang sangat kental seperti pasta dengan massa
jenis antara 4,5 5,5 g.cm -3. Ketebalannya sampai kedalaman 2.700 km dari permukaan
kerak bumi.
BATUAN
A. Asal Batuan
Litosfer atau kerak bumi tersusun oleh Kerak Benua yang muncul di atas
permukaanlaut dan Kerak Samudera yang merupakan dasar laut. Kerak Benua
berbeda dengan Kerak Samudera dalam berbagai hal, yang antara lain perbedaannya
adalah sebagai berikut.
a. Kerak Benua
Mempunyai ketebalan kurang lebih 35 km dengan massa jenis rata-rata 2,8 g.cm 3.
Batuan penyusunnya sebagian besar berupa jenis batuan granit yang banyak
mengandung mineral Silikon dan Alumunium, karena itu disebut lapisan SIAL
(Silikon Aluminium).
b. Kerak Samudera
Mempunyai ketebalan kurang lebih 8 km dan massa jenis rata-rata 2,9 g.cm-3.
Bagian litosfer ini tersusun dari batuan yang banyak mengandung mineral Slikon
dan Magnesium, karena itu disebut lapisan SIMA (Slikon- Magnesium). Jenis
batuan penyusun Kerak Samudera ini sebagian besar adalah Basalt.
1. Mineral utama
Mineral utama atau primer mempunyai struktur dan komposisi tertentu, misalnya
pada mineral silikat dapat mempunyai susunan kelompok tetrahedron yang
berbeda dalam struktur dasarnya. Perbedaan ini ditunjukkan pada kwarsa yang
berstruktur jaringan tiga dimensi, mika yang berstruktus pipih dan amfibol yang
membentuk struktur rental dalam susunan tetrahedron asalnya. Perbedaan susunan
tersebut seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.
2. Mineral sekunder
Mineral sekunder merupakan mineral yang terbentuk dari mineral primer melalui
proses pelapukan, misalnya klorit terbentuk dari biotit. Mineral ini biasanya
terdapat pada buatan batuan yang telah lapuk atau mungkin pula ada pada batuan
metamorfik.
3. Mineral aksesor
Mineral aksesor merupakan mineral yang terdapat dalam jumlah kecil, tetapi
diperoleh pada hampir semua batuan, misalnya magnetit dan zirkon.
B. Jenis-jenis Batuan
Batuan dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya dan berdasarkan proses
terbentuknya.
1. Batuan asam
Bila dilarutkan dalam air dan diujidan PH-meter atau lakm akan menunjukkan PH
kurang dari 7. Batuan ini banyak mengandung silikat dan ion aluminium.
Biasanya batuan jenis ini banyak terdapat di daerah yang dingin dan lembab.
2. Batuan basa
Bila dilarutkan dalam air dan diuji dengan PH-meter atau lakm akan
menunjukkan PH lebih besar dari 7. Batuan ini banyak mengandung kapur dan
ion-ion kalsium, juga banyak mengandung ion-ion magnesium, kalium dan
natrium. Umumnya batuan basa banyak ditemukan di daerah panas misalnya
daerah gurun.
a. Batuan beku
Kedudukan batuan dalam, batuan korok dan batuan lelehan (leleran) digambarkan
dalam bagan berikut :
- Batuan dalam bersifat asam adalah granit, warna putih, kelabu, merah muda dan
kekuning-kuningan. Biasanya terdiri atas kwarsa (27%), feldspar kalium
(40%), feldspar pladioklas (15%) dan sisanya biotit dan amfibol. Batuan
dalam bersifat basa, ialah gabbro, berwarna gelap atau hitam benar. Batuan ini
sebagian besar terbentuk dari piroksen (60%), feldspar plagioklas (20-40%)
dan olivin (0-20%). Batuan dalam yang bersifat netral (yaitu antara asam dan
basa) ialah diorit dengan warna lebih tua dari granit, mengandung fledspar
plagioklas (60%) dan sisanya amfibol dan piroksen.
- Batuan leleran yang bersifat asam yaitu rhyolit yang mempunyai komposisi
sama dengan granit. Batuan leleran yang bersifat basa adalah basalt dengan
komposisi sama dengan gabbro, sedangkan batuan leleran yang bersifat netral
ialah andesit yang mempunyai komposisi sama dengan diorit.
Berangkal 64 - 256
Kerakal 4 64
Kerikil 24
Pasir 0,053 4
1) Sedimen mekanik, terbentuk dari fraksi batuan yang berukuran kecil-kecil yang
mengendap. Batuan yang mengendap ini merupakan bahan-bahan yang tak
larut dalam air dan proses pengendapannya dapat dilakukan oleh angin atau
air. Endapan ini disebut juga sedimen klastika
Contoh batuan ini diantaranya batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi.
Jenis Sedimen
Ciri Utama Cara Terbentuknya
(Endapan)
Konglomerat Material kerikil-kerikil Dari bahan-bahan yang
bulat, batu-batu dan pasir lepas-lepas yang karena
yang merekat satu sama gaya beratnya menjadi
lainnya terpadatkan dan terikat
Batu pasir Jelas terlihat tersusun dari Dari bahan-bahan yang
butir-butir pasir, warna abu- lepas-lepas yang karena
abu, kuning, merah gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat
Batu serpih Lunak, baunya seperti tanah Dari bahan-bahan yang
liat, butir-butir batuan lepas-lepas dan halus yang
halus, warna hijau, hitam, karena gaya beratnya
kuning, merah, abu-abu menjadi terpadatkan dan
terikat
Batu gamping (kapur) Agak lunak, warna putih ke Dari cangkang binatang
abu-abuan, membentuk gas lunak seperti siput, kerang
karbon dioksida kalau dan binatang laut yang telah
ditetesi asam mati. Rangkanya yang
terbuat dari kapur tidak
musnah, tetapi memadat
membentuk batu kapur
Breksi Gabungan pecahan-pecahan Terbentuk karena bahan-
yang berasal dari letusan bahan ini terlempar tinggi
gunung berapi ke udara dan mengendap di
suatu tempat
2) Sedimen kimia, dibentuk karena proses penguapann dan kejenuhan dari suatu
larutan, sehingga zat terlarut mengendap secara langsung. Berdasarkan
perbedaan kelarutannya, maka pertama kali akan mengendap gipsum,
kemudian anhidrit yang keduanya adalah CaSO4. selanjutnya NaCl akan
mengendap dan pengendapan yang terakhir dialami oleh garam-garam
magnesium dan kalium.
Kemungkinan lain terjadi dari sisa-sisa tumbuhan kayu yang mati yang
tertimbun lempung dan batu pasir selama berpuluh juta tahun, sehingga terurai
menjadi gas-gas N2, H2, O2 dan sisanya berupa karbon murni, maka
terbentuklah batubara.
Batuan melihan atau bantuan metamorf ialah batuan yang berasal dari
batuan sediment dan batuan beku yang mengalami perubahan karena panas dan
tekanan.
Batuan di kerak bumi sering mendapat tekanan yang berat dan suhu yang
tinggi dalam jangka waktu yang lama. Tekanan yang berat disebabkan karena
tindihan. Suhu yang tingg disebabkan oleh persentuhan dengan magma. Beberapa
batuan endapan yang berubah menjadi batuan melihan ialah batu pualam atau
marmer dari batu gamping, dan batu sabak atau batu tulis dari batu serpih.
Apakah kegunaan batu semacam itu? Batu pualam atau marmer adalah
batu yang keras dan mengkilap bila dipoles. Batu pualam merupakan bahan yang
baik untuk membuat patung dan lantai/ubin. Batu sabak digunakan sebagai batu
tulis dan sebagai bahan bangunan. Batu sabak merupakan bahan penting untuk
membuat atap rumah (semacam genting).
BATUAN
Batuan beku adalah: batuan yang terbentuk karena pembekuan magma yang mencapai
permukaan bumi. Magma yang mencapai permukaan bumi disebut lava.
Beberapa batuan beku dan cara terbentuknya:
1. Batu Apung
Ciri utama: warna ke abu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air.
Cara terbentuknya: dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas.
Kegunaan: mengampelas atau memperhalus kayu.
2. Batu Breksi
Cari utama: gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung berapi.
Cara terbentuknya: terbentuk karena bahan-bahan ini terlempar tinggi ke udara dan
mengendap di suatu tempat.
Kegunaan: sebagai bahan bangunan.
3. Batu Obsidian
Ciri utama: hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal.
Cara terbentuknya: terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat.
Kegunaan: oleh orang purba untuk alat potong atau ujung tombak.
4. Batu Granit
Ciri utama: terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang
jingga.
Cara terbentuknya: dari pendinginan magma di bawah permukaan bumi.
Kegunaan: sebagai bahan bangunan.
5. Batu Basal
Cari utama: terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuan dan
berlubang-lubang.
Cara terbentuknya: dari pemdinginan magma yang mengandung gelembung gas, akan
tetapi gasnya telah menguap.
2. PELAPUKAN BATUAN.
Pelapukan batuan dapat terjadi karena pengaruh perubahan suhu, bersenyawa dengan
oksigen atau oleh makhluk hidup.
a. Pelapukan Akibat Perubahan Suhu.
Disebut juga pelapukan fisik, perubahan suhu terjadi berulang-ulang, dari panas menjadi
dingin dan dari dingin menjadi panas. Perubahan suhu antara siang dan malam, antara
musim panas dan musim dingin menyebabkan batuan menjadi pecah-pecah dan makin
lama makin kecil.
b. Pelapukan Akibat Bersenyawa dengan Oksigen.
Disebut juga pelapukan kimia, oksigen dan uap air di udara mudah bersenyawa dengan
berbagai zat yang akan menyebabkan pelapukan.
Contoh besi berkarat dan warnanya menjadi kemerah-merahan.
c. Pelapukan oleh Makhluk Hidup.
Disebut juga pelapukan biologis, tumbuhan bisa menyebabkan lapuknya berbagai jenis
batuan.
Misal; tumbuhan lumut kerak yang dapat tumbuh di batuan. Lumut ini mengeluRKn zat
asam yang sedikit demi sedikit dapat menghancurkan batuan.
Batu candi
Batu ini berupa lempengan. Mudah menyerap air karena berpori besar. Teksturnya kasar. Apabila
terkena air, warna batu lebih kelam. Biasanya semakin hitam. Ukuran yang tersedia: 10cmx20cm,
15cmx30cm, dan 20cmx20cm. Tersedia pula ukuran lebih besar, berkisar antara 20cmx30cm,
20cmx40cm, dan 40cmx40cm.
Umumnya batu candi digunakan pada eksterior. Misalnya di teras, selasar, dan pagar. Namun tak
tertutup kemungkinkan, batu candi dipakai pada interior. Biasanya hanya hanya sebatas pemanis
ruangan.
Batu paras
Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses pembuatannya dibantu
mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang kuning, hijau, cokelat, dan putih. Ukuran
yang umum diperjualbelikan adalah 10cmx10cm sampai 20cmx40cm.
Batu ini cocok di segala ruang, eksterior maupun interior. Sebagai aksen dinding atau lantai.
Namun jika aplikasi batu paras di ruang eksterior perlu proses coating. Tingkat porositasnya yang
tinggi membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut.
Hal penting yang perlu diketahui saat pemasangan, gunakan adukan semen yang lembek agar
batu dapat terikat kuat pada dinding.
Batu kali
Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk fondasi rumah. Meski
begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukurannya biasanya tidak teratur.
Lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding ataupun lantai.
Bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat proses pemasangan agak sedikit ribet.
Butuh tukang ahli supaya hasilnya rapi.
Batu andesit
Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat porositasnya paling kecil,
karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang tersedia mulai 5cmx20cm, sampai
20cmx40cm, dengan ketebalan 3-4cm.
Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini cocok di segala ruang. Pola yang banyak
digunakan adalah susun bata. Pola ini menjadikan struktur pelapis dinding ini kuat karena saling
mengikat.(kompas/idea)