Anda di halaman 1dari 20

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut

Penamaan tersebut adalah :


* Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butitan yang bersudut
* Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar
* Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
* Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256
mm
* Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm

BATU SABAK
Bahan galian ini dimanfaatkan sebagai bahan baku semen, papan tulis, panel instrument
listrik, bagian atas meja bilyard dan sebagainya. Sedangkan pecahannya dapat digerus
menjadi tepung untuk bahan pengisi atau pengembang dalam industri cat, dan
sebagainya. Batusabak antara lain dijumpai di daerah Kabupaten Aceh Tengah dan
Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Besar dan Kabupaten Aceh Selatan.

Batuan Sedimen adalah batuan beku atau metamorf yang mengalami proses
litifikasi yaitu proses kompaksi dan sementasi. Jenis-jenis Batuan Sedimen
antara lain yaitu:

1. BREKSI

Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari


sementasi fragmen-fragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256
milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-
fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian
dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal
dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa,
granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.

2. KONGLOMERAT

Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256
milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-
lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak
membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya
yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat.

3. SANDSTONE
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir
yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi
pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter.
Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau
pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih
besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz
Sandstone, Arkose, dan Graywacke.

QUARTZ SANDSTONE

Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari
kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan
ukuran butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian
besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.

ARKOSE

Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar.
Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami
sedikit perubahan secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-
butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.

GRAYWACKE
Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih
komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan
sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.

4. SHALE
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran
butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari
mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale
dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau
serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu
serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila
dipanasi menjadi plastis.

5. LIMESTONE
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi
mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis,
berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena
hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat
dibedakan menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.

CALCARENITE

Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari
50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun
terutama atas fosil dan oolit.
CALCILUTITE

Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcarenite berubah menjadi lebih
kecil hingga kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan mengalami litifikasi.

GAMPING TERUMBU

Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada
perairan yang hangat dan dangkal

6. SALTSTONE

Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya
penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk
kristalin.

7. GIPSUM
Gipsum tersusun atas
mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini
terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini
juga berupa kristalin.

8. COAL

Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi
material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun.
Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon.
Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.

Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya
mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di
dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material
tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya
bertambah dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-
bara.

Batu Kapur, adalah batuan sedimen yang terbentuk dari fosil tumbuhan air dan
hewan air seperti kerang laut; yang bentuknya halus berpasir dan berwarna abu-
abu kekuning-kuningan.

Batu Konglomerat, adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kerikil / batu-batu
kecil; yang butirannya keras, membulat, kerikil-kerikil permukaannya licin.

BATUAN DAN TANAH

Bagian terluar dari bola bumi diseut litosfer atau kerak bumi, merupakan bagian
bumi yang berbentuk padat dengan massa jenis 3,3 4,3 g cm -3, tebalnya antara 15-40
km.

Di bawah litosfer terdapat lapisan kedua disebut mantel atau selubung atau
astenosfer. Bagian ini terbentuk cairan yang sangat kental seperti pasta dengan massa
jenis antara 4,5 5,5 g.cm -3. Ketebalannya sampai kedalaman 2.700 km dari permukaan
kerak bumi.

Antara lapisan-lapisan tersebut terdapat daerah peralihan yang bersifat diskontinu.


Daerah peralihan antara litosfer dan astenosfer disebut Mohorovisic Discontinuity atau
lebih dikenal dengan nama bidang MOHO.

Pada bidang MOHO inilah litosfer seolah-olah terapung di atas astenosfer.


Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa listosfer bukanlah berupa
lapisan yang rapat yang menutup permukaan bumi, melainkan merupakan lempengan
benua yang terus menerus bergerak mendatar di atas astenosfer. Gerakan ini
menyebabkan lempengan-lempengan benua tersebut saling menjauhi ataupun saling
mendekati satu dengan yang lain.

BATUAN
A. Asal Batuan

Litosfer atau kerak bumi tersusun oleh Kerak Benua yang muncul di atas
permukaanlaut dan Kerak Samudera yang merupakan dasar laut. Kerak Benua
berbeda dengan Kerak Samudera dalam berbagai hal, yang antara lain perbedaannya
adalah sebagai berikut.

a. Kerak Benua

Mempunyai ketebalan kurang lebih 35 km dengan massa jenis rata-rata 2,8 g.cm 3.
Batuan penyusunnya sebagian besar berupa jenis batuan granit yang banyak
mengandung mineral Silikon dan Alumunium, karena itu disebut lapisan SIAL
(Silikon Aluminium).

b. Kerak Samudera

Mempunyai ketebalan kurang lebih 8 km dan massa jenis rata-rata 2,9 g.cm-3.
Bagian litosfer ini tersusun dari batuan yang banyak mengandung mineral Slikon
dan Magnesium, karena itu disebut lapisan SIMA (Slikon- Magnesium). Jenis
batuan penyusun Kerak Samudera ini sebagian besar adalah Basalt.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa batuan adalah penyusun


kerak bumi yang merupakan kumpulan mineral dalam bentuk padat.

Mineral merupakan zat organik yang terdapat dalam alam, umumnya


mempunyai struktur dan komposisi tertentu.

Dalam proses pembentukan batuan, mineral dapat mengalami tiga macam


peristiwa, yaitu pembekuan, pengendapan dan metamorfosis. Apabila mineral
mengalami pembekuan, maka terjadilah jenis batuan beku. Mineral yang mengalami
pengendapan menghasilkan jenis batuan sedimen, sedangkan yang mengalami
metamorfosis menghasilkan jenis batuan metomorfik. Dengan demikian batuan yang
terbentuk umumnya terdiri atas bermacam-macam mineral dengan berbagai
komposisi.
Mineral padat berasal dari campuran yang berbentuk cair yang disebut
magma, bersifat pijar dan terdapat pada lapisan di bawah litosfer. Apabila magma
sampai di permukaan bumi pada waktu gunung meletus, maka magma tersebut
membeku dan disebut larva.

Ada tiga macam mineral, meliputi :

1. Mineral utama

Mineral utama atau primer mempunyai struktur dan komposisi tertentu, misalnya
pada mineral silikat dapat mempunyai susunan kelompok tetrahedron yang
berbeda dalam struktur dasarnya. Perbedaan ini ditunjukkan pada kwarsa yang
berstruktur jaringan tiga dimensi, mika yang berstruktus pipih dan amfibol yang
membentuk struktur rental dalam susunan tetrahedron asalnya. Perbedaan susunan
tersebut seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.

2. Mineral sekunder

Mineral sekunder merupakan mineral yang terbentuk dari mineral primer melalui
proses pelapukan, misalnya klorit terbentuk dari biotit. Mineral ini biasanya
terdapat pada buatan batuan yang telah lapuk atau mungkin pula ada pada batuan
metamorfik.

3. Mineral aksesor

Mineral aksesor merupakan mineral yang terdapat dalam jumlah kecil, tetapi
diperoleh pada hampir semua batuan, misalnya magnetit dan zirkon.

B. Jenis-jenis Batuan
Batuan dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya dan berdasarkan proses
terbentuknya.

Berdasarkan sifatnya batuan terdiri atas :

1. Batuan asam

Bila dilarutkan dalam air dan diujidan PH-meter atau lakm akan menunjukkan PH
kurang dari 7. Batuan ini banyak mengandung silikat dan ion aluminium.
Biasanya batuan jenis ini banyak terdapat di daerah yang dingin dan lembab.

2. Batuan basa

Bila dilarutkan dalam air dan diuji dengan PH-meter atau lakm akan
menunjukkan PH lebih besar dari 7. Batuan ini banyak mengandung kapur dan
ion-ion kalsium, juga banyak mengandung ion-ion magnesium, kalium dan
natrium. Umumnya batuan basa banyak ditemukan di daerah panas misalnya
daerah gurun.

Berdasarkan proses terbentuknya, batuan dapat dikelompokkan menjadi tiga


kelompok, yaitu :

a. Batuan beku

Batuan beku berasal dari magma yang mengalami pembekuan. Berdasarkan


tempat berlangsungnya proses pembekuan tersebut, maka batuan beku dapat
dikelompokkan menjadi batuan dalam, korok dan leleran.

1) Batuan dalam terbentuk di dalam bumi kurang lebih 3 4 km di bawah


permukaan bumi, karena itu bantuan dalam disebut pula batuan plutonik atau
batuan abisik. Struktur kristalnya holokristalin atau berhablur penuh, karena
terbentuknya dengan pendinginan secara perlahan-lahan, maka ukuran
kristalnya pada umumnya besar-besar.
2) Batuan korok terbentuk dalam celah-celah atau retak-retak kulit bumi, yaitu
pada jalan magma menuju permukaan bumi. Batuan ini disebut pula batuan
hypoabisik dan mempunyai dua macam kristal yaitu dengan struktur
holkristalin dan porfir atau amorf. Bagian yang berstruktur holokristalin
terdapat dekat dapur magma, sedangkan yang berstruktur porfir banyak
ditemukan pada tempat-tempat yang lebih dekat permukaan bumi.

3) Batuan leleran terbentuk melalui pembekuan tiba-tiba ketika magma sampai ke


permukaan bumi dan berubah menjadi lava yang langsung menjadi padat
karena pendinginan dari lingkungan. Pendinginan yang tiba-tiba ini pula
menyebabkan batuan yang terjadi mempunyai kristal yang kecil-kecil bahkan
tidak mempunyai bentuk kristal atau amorf.

Kedudukan batuan dalam, batuan korok dan batuan lelehan (leleran) digambarkan
dalam bagan berikut :

- Batuan dalam bersifat asam adalah granit, warna putih, kelabu, merah muda dan
kekuning-kuningan. Biasanya terdiri atas kwarsa (27%), feldspar kalium
(40%), feldspar pladioklas (15%) dan sisanya biotit dan amfibol. Batuan
dalam bersifat basa, ialah gabbro, berwarna gelap atau hitam benar. Batuan ini
sebagian besar terbentuk dari piroksen (60%), feldspar plagioklas (20-40%)
dan olivin (0-20%). Batuan dalam yang bersifat netral (yaitu antara asam dan
basa) ialah diorit dengan warna lebih tua dari granit, mengandung fledspar
plagioklas (60%) dan sisanya amfibol dan piroksen.

- Batuan leleran yang bersifat asam yaitu rhyolit yang mempunyai komposisi
sama dengan granit. Batuan leleran yang bersifat basa adalah basalt dengan
komposisi sama dengan gabbro, sedangkan batuan leleran yang bersifat netral
ialah andesit yang mempunyai komposisi sama dengan diorit.

Beberapa Batuan Beku dan Cara Terbentuknya

Jenis Batuan Beku Ciri Utama Cara Terbentuknya


Batu Apung Warna keabu-abuan, Dari pendinginan magma
berpori-pori, bergelembung, yang bergelembung-
ringan, terapung dalam air gelembung gas
Obsidian Hitam, seperti kaca, tidak Terbentuk dari lava
ada kristal-kristal permukaan yang mendingin
dengan cepat
Granit Terdiri atas kristal-kristal Dari pendinginan magma
kasar, warna putih sampai yang terjadi dengan lambat
abu-abu, kadang-kadang di bawah permukaan bumi
jingga
Basal Terdiri atas kristal-kristal Dari pendinginan lava yang
yang sangat kecil, berwarna mengandung gelembung
hijau keabu-abuan dan gas, tetapi gasnya telah
berlubang-lubang menguap

b. Batuan endapan atau batuan sedimen

Batuan endapan dibentuk oleh hasil perombakan batuan lain. Misalnya


batuan beku dapat mengalami perombakan kimiawi; yang mengubahnya menjadi
bentuk-bentuk lain yang lebih kecil ukurannya, diantaranya seperti tertera pada
tabel berikut :

Macam-macam butiran batu dan ukuran garis tengahnya

Nama butiran batu Garis tengah (mm)


Bongkah 256 2000

Berangkal 64 - 256

Kerakal 4 64

Kerikil 24

Pasir 0,053 4

Lanau 0,002 0,053

Lempung Kurang dari 0,002


Berdasarkan cara pembentukannya, batuan endapan dapat digolongkan dalam tiga
kelompok, yaitu :

1) Sedimen mekanik, terbentuk dari fraksi batuan yang berukuran kecil-kecil yang
mengendap. Batuan yang mengendap ini merupakan bahan-bahan yang tak
larut dalam air dan proses pengendapannya dapat dilakukan oleh angin atau
air. Endapan ini disebut juga sedimen klastika

Contoh batuan ini diantaranya batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi.

Beberapa Batuan Sedimen dan Cara Terbentuknya.

Jenis Sedimen
Ciri Utama Cara Terbentuknya
(Endapan)
Konglomerat Material kerikil-kerikil Dari bahan-bahan yang
bulat, batu-batu dan pasir lepas-lepas yang karena
yang merekat satu sama gaya beratnya menjadi
lainnya terpadatkan dan terikat
Batu pasir Jelas terlihat tersusun dari Dari bahan-bahan yang
butir-butir pasir, warna abu- lepas-lepas yang karena
abu, kuning, merah gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat
Batu serpih Lunak, baunya seperti tanah Dari bahan-bahan yang
liat, butir-butir batuan lepas-lepas dan halus yang
halus, warna hijau, hitam, karena gaya beratnya
kuning, merah, abu-abu menjadi terpadatkan dan
terikat
Batu gamping (kapur) Agak lunak, warna putih ke Dari cangkang binatang
abu-abuan, membentuk gas lunak seperti siput, kerang
karbon dioksida kalau dan binatang laut yang telah
ditetesi asam mati. Rangkanya yang
terbuat dari kapur tidak
musnah, tetapi memadat
membentuk batu kapur
Breksi Gabungan pecahan-pecahan Terbentuk karena bahan-
yang berasal dari letusan bahan ini terlempar tinggi
gunung berapi ke udara dan mengendap di
suatu tempat

2) Sedimen kimia, dibentuk karena proses penguapann dan kejenuhan dari suatu
larutan, sehingga zat terlarut mengendap secara langsung. Berdasarkan
perbedaan kelarutannya, maka pertama kali akan mengendap gipsum,
kemudian anhidrit yang keduanya adalah CaSO4. selanjutnya NaCl akan
mengendap dan pengendapan yang terakhir dialami oleh garam-garam
magnesium dan kalium.

3) Sedimen organik, dibentuk oleh proses biokimia dan biomekanik. Endapan


biokimia misalnya terjadi pada sumber air yang mengandung lumut, maka
lumut tersebut akan menggunakan CO2 yang terlarut dalam air tersebut,
sehingga menyebabkan terjadinya pengendapan CaCO3 melalui reaksi.

Endapan biomekanik terjadi dari hewan dan tumbuhan yang mempunyai


rangka kapur dan hidup di lautan yang kemudian mati dan membentuk
tumpukan endapan.

Kemungkinan lain terjadi dari sisa-sisa tumbuhan kayu yang mati yang
tertimbun lempung dan batu pasir selama berpuluh juta tahun, sehingga terurai
menjadi gas-gas N2, H2, O2 dan sisanya berupa karbon murni, maka
terbentuklah batubara.

c. Batuan Metamorf atau batuan malihan

Batuan melihan atau bantuan metamorf ialah batuan yang berasal dari
batuan sediment dan batuan beku yang mengalami perubahan karena panas dan
tekanan.

Batuan di kerak bumi sering mendapat tekanan yang berat dan suhu yang
tinggi dalam jangka waktu yang lama. Tekanan yang berat disebabkan karena
tindihan. Suhu yang tingg disebabkan oleh persentuhan dengan magma. Beberapa
batuan endapan yang berubah menjadi batuan melihan ialah batu pualam atau
marmer dari batu gamping, dan batu sabak atau batu tulis dari batu serpih.

Beberapa Batuan Metamorf dan Cara Terbentuknya

Batuan Metamorf Ciri Utama Cara Terbentuknya


(Malihan)
Batu pualam Campuran warna yang Terbentuk bila batu kapur
berbeda-beda, dapat mengalami perubahan suhu
mempunyai pita-pita warna, dan tekanan tinggi
kristal-kristalnya sedang
sampai kasar, bila ditetesi
asam mengeluarkan bunyi
mendesis
Batu sabak Abu-abu kehijau-hijauan Terbentuk bila batu serpih
dan hitam, dapat dibelah- kena suhu dan tekanan
belah menjadi lempeng- tinggi
lempeng tipis

Apakah kegunaan batu semacam itu? Batu pualam atau marmer adalah
batu yang keras dan mengkilap bila dipoles. Batu pualam merupakan bahan yang
baik untuk membuat patung dan lantai/ubin. Batu sabak digunakan sebagai batu
tulis dan sebagai bahan bangunan. Batu sabak merupakan bahan penting untuk
membuat atap rumah (semacam genting).

C. Daur Siklus Batuan

Terbentuknya macam-macam batuan ternyata berhubungan satu dengan yang


lain sehingga dapat disimpulkan sebagai siklus pembentukan batuan atau daur batuan.
Daur ini meliputi lingkungan permukaan bumi dengan tekanan dan suhu rendah,
sedangkan pada bagian dalam bumi dengan tekanan dan suhu tinggi. Dengan
demikian pada daerah permukaan bumi terjadi pengubahan batuan, pemindahan dan
pengendapan; pada bagian dalam bumi terjadi batuan beku dan batuan metamorfik.
Daur batuan dapat digambarkan pada bagan berikut :

Pelapukan Batuan Membentuk Tanah

Permukaan bumi senantiasa berubah sepanjang masa. Penyebab perubahan keadaan


permukaan bumi terutama

BATUAN

1. JENIS, SIFAT DAN KEGUNAAN BATUAN


Batuan Beku
Batuan sedimen atau Endapan
Batuan metamorfik

Batuan beku adalah: batuan yang terbentuk karena pembekuan magma yang mencapai
permukaan bumi. Magma yang mencapai permukaan bumi disebut lava.
Beberapa batuan beku dan cara terbentuknya:
1. Batu Apung
Ciri utama: warna ke abu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air.
Cara terbentuknya: dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas.
Kegunaan: mengampelas atau memperhalus kayu.
2. Batu Breksi
Cari utama: gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung berapi.
Cara terbentuknya: terbentuk karena bahan-bahan ini terlempar tinggi ke udara dan
mengendap di suatu tempat.
Kegunaan: sebagai bahan bangunan.
3. Batu Obsidian
Ciri utama: hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal.
Cara terbentuknya: terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat.
Kegunaan: oleh orang purba untuk alat potong atau ujung tombak.
4. Batu Granit
Ciri utama: terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang
jingga.
Cara terbentuknya: dari pendinginan magma di bawah permukaan bumi.
Kegunaan: sebagai bahan bangunan.
5. Batu Basal
Cari utama: terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuan dan
berlubang-lubang.
Cara terbentuknya: dari pemdinginan magma yang mengandung gelembung gas, akan
tetapi gasnya telah menguap.

B. Batuan Sedimen atau Endapan.


Batuan sedimen adalah: batuan yang terjadi karena pengendapan hasil pelapukan dan
pengikisan oleh air atau terbawa tiupan angin.
Beberapa batuan sedimen dan cara terbentuknya:
1. Batu Konglomerat
Ciri utama: material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama
lainnya.
Cara terbentuknya: dari bahan-bahan yang lepas-lepas yang karena gaya beratnya
sehingga terpadatkan dan terikat.
Kegunaan: untuk bahan bangunan.
2. Batu Pasir
Ciri utama: jelas terlihat terjadi dari butir-butir pasir, warna abu-abu, kuning, merah.
Cara terbentuknya: dari bahan-bahan yang lepas-lepas yang karena gaya beratnya maka
terpadatkan dan terikat.
Kegunaan: untuk bahan bangunan.
3. Batu Serpih.
Ciri utama: lunak baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus, warna hijau, hitam,
kuning, merah, abu-abu.
Cara terbentuknya: dari bahan-bahan yang lepas-lepas yang halus karena gaya beratnya
maka terpadatkan dan terikat.
4. Batu Kapur atau Gamping
Ciri utama: agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida kalau
ditetesi asam.
Cara terbentuknya: dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang dan binatang laut
yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapur tidak musnah, tetapi memadat
membentuk batu kapur.
Kegunaan: sebagai bahan baku semen.
C. Batuan Malihan atau Batuan Metamorf.
Batauan Malihan adalah batuan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku yang
mengalami perubahan karena panas dan tekanan.
Beberapa batuan metamorf dan cara terbentuknya:
1. Batu Pualam atau Marmer
Ciri utama: campuran warna yang berbeda-beda, dapat mempunyai pita-pita warna,
kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila di tetesi asam mengeluarkan bunyi mendesis.
Cara terbentuknya: terjadi bila batu kapur mengalami perubahan suhu dan tekanan tinggi.
Kegunaan: baik untuk membuat patung dan lantai atau ubin.
2. Batu Sabak
Ciri utama: abu-abu kehijau-hijauan, hitam, merah dapat dibelah-belah menjadi lempeng-
lempeng tipis, lebih keras dari batu serpih.
Cara terbentuknya: terjadi bila batu serpih kena suhu dan tekanan tinggi.
3. Batu Kuarsa
Ciri utama: sangat keras, putih, merah ke abu-abuan, butir-butirnya tidak jelas, agak
seperti kaca.
Cara terbentuknya: terjadi bila batu pasir kena suhu dan tekanan tinggi.
Kegunaan: untuk pembuatan alat-alat optik dan kaca, lebih keras dari baja dan lebih
bening dari kaca.

2. PELAPUKAN BATUAN.
Pelapukan batuan dapat terjadi karena pengaruh perubahan suhu, bersenyawa dengan
oksigen atau oleh makhluk hidup.
a. Pelapukan Akibat Perubahan Suhu.
Disebut juga pelapukan fisik, perubahan suhu terjadi berulang-ulang, dari panas menjadi
dingin dan dari dingin menjadi panas. Perubahan suhu antara siang dan malam, antara
musim panas dan musim dingin menyebabkan batuan menjadi pecah-pecah dan makin
lama makin kecil.
b. Pelapukan Akibat Bersenyawa dengan Oksigen.
Disebut juga pelapukan kimia, oksigen dan uap air di udara mudah bersenyawa dengan
berbagai zat yang akan menyebabkan pelapukan.
Contoh besi berkarat dan warnanya menjadi kemerah-merahan.
c. Pelapukan oleh Makhluk Hidup.
Disebut juga pelapukan biologis, tumbuhan bisa menyebabkan lapuknya berbagai jenis
batuan.
Misal; tumbuhan lumut kerak yang dapat tumbuh di batuan. Lumut ini mengeluRKn zat
asam yang sedikit demi sedikit dapat menghancurkan batuan.

Mengenal Karakter Batu Alam


Written by widodo
Senin, 12 Januari 2009
BATU alam membuat tampilan ruangan jadi alami. Bentuk, tekstur, dan motifnya mampu membuat
suasana ruang berubah sejuk alami. Dalam pemasangan, batu alam dapat menghasilkan
beragam pola dan tampilan. Batu alam dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding,
kotak-kotak bujur sangkar, dan susun sirih. Selain juga pemasangan maju mundur. Pilihan pola ini
dapat disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter batu yang dipakai.

Batu candi

Batu ini berupa lempengan. Mudah menyerap air karena berpori besar. Teksturnya kasar. Apabila
terkena air, warna batu lebih kelam. Biasanya semakin hitam. Ukuran yang tersedia: 10cmx20cm,
15cmx30cm, dan 20cmx20cm. Tersedia pula ukuran lebih besar, berkisar antara 20cmx30cm,
20cmx40cm, dan 40cmx40cm.

Umumnya batu candi digunakan pada eksterior. Misalnya di teras, selasar, dan pagar. Namun tak
tertutup kemungkinkan, batu candi dipakai pada interior. Biasanya hanya hanya sebatas pemanis
ruangan.

Batu paras

Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses pembuatannya dibantu
mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang kuning, hijau, cokelat, dan putih. Ukuran
yang umum diperjualbelikan adalah 10cmx10cm sampai 20cmx40cm.

Batu ini cocok di segala ruang, eksterior maupun interior. Sebagai aksen dinding atau lantai.
Namun jika aplikasi batu paras di ruang eksterior perlu proses coating. Tingkat porositasnya yang
tinggi membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut.

Hal penting yang perlu diketahui saat pemasangan, gunakan adukan semen yang lembek agar
batu dapat terikat kuat pada dinding.

Batu kali

Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk fondasi rumah. Meski
begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukurannya biasanya tidak teratur.
Lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding ataupun lantai.

Bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat proses pemasangan agak sedikit ribet.
Butuh tukang ahli supaya hasilnya rapi.

Batu andesit

Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat porositasnya paling kecil,
karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang tersedia mulai 5cmx20cm, sampai
20cmx40cm, dengan ketebalan 3-4cm.
Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini cocok di segala ruang. Pola yang banyak
digunakan adalah susun bata. Pola ini menjadikan struktur pelapis dinding ini kuat karena saling
mengikat.(kompas/idea)

Anda mungkin juga menyukai