5.1.1 Komisioning
Kegiatan sertifikasi alat angkat dan angkut berada dibawah tanggung jawab
bidang K3. Sertifikasi alat angkat dan angkut dilakukan sebanyak 1 kali dalam satu
tahun yang dimaksudkan agar menjaga keamanan dan kualitas peralatan yang
V-1
digunakan, sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan dalam bekerja.
Penilaian kelayakan dilakukan oleh pihak ke-3 yang memiliki kopetensi dibidang
teknik dan penilaian kelayakan berdasarkan pemenuhan kriteria standar K3 yang
berlaku. Pada tahun ini PT. Oti Eya Abadi Morowali menggunakan pihak ke-3
yaitu ROBUTECH. Kegiatan ini bertujan untuk mendapatkan bukti sertifikasi lolos
keamanan yang dikeluarkan oleh Disnaker (Dinas Tenaga Kerja) yang menyatakan
bahwa alat-alat tersebut benar-benar aman dan layak untuk digunakan.
Gambar 5.2 Kegiatan Safety Patrol dan Inspeksi Temuan Safety Patrol
5.2. Identifikasi Accident CV. Adil Prima Perkasa sebagai Kontraktor PT.
Oti Eya Abadi
5.2.1 Kejadian Singkat
Terjadi kecelakaan yang menimpa Sdr. Mathen Joni, Driver DT, CV.
Adil Prima Perkasa pada saat melakukan hauling ore dalam kondisi
bermuatan dengan mengoperasikan DT APP dengan nomor lambung 274.
Ketika itu DT APP 274 sedang mengangakut material ore dari pit menuju
pabrik area IMIP, di perjalanan setibanya di KM 18+500 DT 274 berpapasan
dengan DT 209 dan 229 APP dengan kondisi kosongan. Sebelum berpapasan
DT 274 sudah terlihat kehilangan kendali dan meluncur dengan cepat
melewati DT 209 dan DT 229 sehingga menabrak Compact yang sedang
melakukan maintenance jalan dengan posisi DT 274 sudah rebah ke kiri.
Akibat tabrakan tersebut menyebakan Compact berpindah sejauh ±29 meter
dari posisi semula bersama dengan DT 274 ke pinggir bekas galian settling
pond dan kabin dari DT 274 hancur. Dari tabrakan tersebut menyebabkan Sdr.
Marthen Joni patah tangan sebelah kiri dan luka di kepala serta luka sayat di
sisi perut, sedangkan operator Compact mengalami luka di pelipis kanan dan
patah tulang bahu di sebelah kiri serta memar di dada. Korban berhasil di
evakuasi setelah Mekanik (Driver LV APP 06) dan Helper Mekanik yang
sedang menuju Km 20 untuk melakukan maintenance unit DT tiba dilokasi
kejadian setelah menerima kabar dari DT Shacman bermuatan yang sempat
berpapasan di jalan hauling.
Kondisi cuaca cerah & kondisi jalan hauling kering. Kondisi jalan
turunan dengan grade ±20% dengan lebar jalan 15.4 meter. Lokasi kejadian
tepat berada di area tikungan dengan radius ±70 meter. Telah terjadi
kecelakaan yang melibatkan 1 unit DT Hino 700 dan Compact, kecelakaan
terjadi di Km 18+500. Terdapat tumpahan muatan (ore) di sisi kiri jalan arah
bermuatan 29 meter sebelum lokasi unit DT APP 274 ditemukan. Kondisi DT
APP 274 didapati rebah ke kiri keluar dari badan jalan di lokasi bekas setling
pond lama bersama unit Compact APP 07. Kondisi DT APP 274 pada saat
ditemukan mengalami kerusakan pada bagian kabin, kondisi semua kaca
kendaraan pecah. Compact APP 07 didapati berada di luar badan jalan dan
mengalami kerusakan pada bagian drum (penyok). Sdr. Marthen Joni saat
didapati tidak berada dalam kabin, namun pada saat Sdr. Marthen Joni
ditemukan masih dalam kondisi sadar dan posisi Sdr. Marthen Joni
tertelungkup didepan / berhadapan dengan unit DT APP 274. Sdr. Eduardus
Narang (Operator Compact APP 07) di dapati terlentang di samping unit
Compact APP 07. Pada saat di temukan Sdr. Eduardus Narang operator
Compact APP 07 mengalami luka di bagian Kening sebelah kanan robek, luka
di kaki kiri, dan memar di bagian dada, dan Sdr. Eduardus Narang masih
dalam keadaan sadar. Pada saat di temukan Sdr. Marthen Joni mengalami luka
di bagian kepala, di bagian belakang leher, perut yang terdapat sayatan, dan
lengan kiri tidak bisa di gerakkan. Pada saat di temukan posisi Gear unit yang
mengalami kecelakaan (DT APP 274) dalam posisi Netral. Tidak ditemukan
permasalahan pada engine (tidak terdapat ceceran oli). Tidak ditemukan
tanda-tanda jejak pengereman di lokasi kejadian. Kondisi safety belt berfungsi
dengan baik. Posisi DT APP 274 rebah ke kiri. Terdapat jejak gerusan layer
jalan oleh dump DT APP 274 sepanjang ±9 meter (±29 meter dari posisi DT
APP 274 di temukan). Panjang compact 5,7 meter & lebar 2,5 meter. Panjang
DT Hino 700 8,6 meter,dengan lebar 2,7 meter.
Kecelakaan yang menimpa DT APP 274 terjadi pada pukul 14.00 wita
dengan kondisi bermuatan ±37 ton dengan tujuan stockpile kawasan IMIP
pada ritase ke 4. Kondisi jalan pada lokasi kejadian turunan grade ±20% dan
dengan jari-jari tikungan ±70 meter. Dilokasi kejadian terdapat penyempitan
jalan disebabkan aktifitas perbaikan jalan oleh Compact APP 07 di jalur
bermuatan. Data GPS menunjukan pada saat terjadinya kecelakaan DT APP
274 melaju dengan kecepatan 83 km/jam (berdasarkan record kecepatan pada
control room GPS PT. BDM). - Dari data GPS juga menunjukan sempat
terjadi engine shutdown / mati mesin selama ±1 – 7 detik, ±700 meter dari
lokasi kejadian. Setelah mengalami mati mesin, record GPS menunjukan
mesin On kembali dan terjadi peningkatan kecepatan secara signifikan dari 31
km/jam sampai ke 83 km/jam dengan rentang waktu 34 detik (13:57:42 –
13:58:16) dengan jarak ±662 meter. Dari keterangan saksi An. Sdr. Andri
Driver DT APP 209 yang juga berpapasan langsung dengan DT APP 274
sebelum terjadi kecelakaan yang di kemudikan oleh korban, Sdr. Andri
melihat unit DT APP 274 yang di kemudikan oleh korban melaju dengan
kecepatan tinggi (tidak normal), Sdr. Andri juga melihat di dalam unit DT
APP 274 korban dalam keadaan panik seperti mencari sesuatu / instrument
control di kemudi unit. Dengan melihat DT APP 274 yang di kemudikan oleh
korban bergerak tidak normal Sdr. Andri memutuskan berbalik arah. Dari
keterangan saksi An. Sdr. Talib Driver DT APP 229 yang juga berpapasan
langsung dengan DT APP 274 sebelum terjadi kecelakaan yang di kemudikan
oleh korban, Sdr. Talib melihat gerakan unit DT APP 274 sudah tidak
terkontrol melaju dari arah depan sehingga sdr. Talib menepi dan memberi
prioritas kepada DT APP 274 untuk melintas. Sdr. Talib juga melihat korban
di dalam unit dalam keadaan panik seperti mencari sesuatu. Melihat kondisi
unit DT APP 274 bergerak dengan tidak normal Sdr. Talib berasumsi akan
terjadi kecelakaan terhadap DT APP 274 dan memutuskan untuk berbalik arah
menyusul DT APP 274. Dari keterangan saksi An. Sdr. Willi Ratte yang
menuju ke lokasi kejadian ±25 menit setelah kejadian untuk melakukan
evakuasi Sdr. Willi Ratte menemukan posisi gear DT APP 274 pada posisi
netral (low). Dari hasil investigasi beberapa saksi yang berada di lokasi
kejadian dan di tunjang dengan data-data pendukung, di duga pada saat
kejadian mati mesin korban panik dan mencoba mengurangi laju unit dengan
menurunkan gear, tetapi gear gagal berpindah dan berada di posisi netral
sehingga dengan beban unit dan kondisi jalan turunan (grade jalan ±20%) unit
melaju sampai ke kecepatan 83 km/jam tanpa terkendali. Dengan kondisi
jalan turunan dan kecepatan unit mencapai 83 km/jam pada saat memasuki
area tikungan (radius ±70 meter) unit DT APP 274 tidak bisa di kendalikan
dan rebah ke kiri, terseret sejauh ±9 meter dan menabrak Compact APP 07
yang sedang beroperasi. Setelah menabrak unit Compact APP 07, DT APP
274 masih terseret sejauh ±29 meter dan keluar dari jalur jalan hauling (masuk
ke lokasi bekas settling pond). Setelah tertabrak oleh DT APP 274, Compact
APP 07 ikut terseret sejauh ±26 meter keluar dari jalur hauling (masuk ke
lokasi bekas settling pond berdekatan dengan DT APP 274).
b. Penyebab Dasar
Faktor Personal
Panik dan salah pengambilan keputusan pada saat unit
mengalami mati mesin
Faktor Teknis
Terjadi shutdown engine
Faktor Pekerjaan
Adanya aturan perusahaan perihal pergantian kerusakan unit di
tanggung oleh driver sehingga dalam kondisi apapun driver selalu
berupaya untuk menyelamatkan unitnya dari kerusakan.
Dalam kegiatan produksinya PT.Oti Eya Abadi mempunyai banyak bahaya dan
risiko kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan kerugian bagi pekerja dan
perusahaan sendiri. Oleh karena itu dilakukan Analisis Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan untuk mencegah adanya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja pada setiap kegiatan proses produksi. Selain itu penerapan
SMKP dimaksudkan untuk menciptakan sistem kerja yang sistematis yang
melibatkan berbagai pihak pada unsur-unsur pelaksanaannya agar terciptanya
lingkungan kerja yang aman, nyaman, efisien serta produktif.
Analisis Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMK3) telah
berkomitmen tinggi kepada standar keselamatan dan kesehatan kerja. Seperti
tercantum pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3 yang menyatakan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di
perusahaannya. Selain itu PT Oti Eya Abadi Morowali juga menjaga mutu
perusahaan yang berpedoman pada OSHAS 18001 : 2007 (Tentang SMK3), ISO
14001 (Tentang Sistem Manajemen Lingkungan). Sehingga dapat diketahui bahwa
selain berupaya menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, PT Oti Eya
Abadi Morowali juga berupaya dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Sebagai salah satu bentuk penerapan SMK3 atau SMKP, PT.Oti Eya Abadi
Morowali melakukan upaya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja melalui
beberapa kegiatan maupun pelatihan. Pelatihan K3 dibawah tanggung jawab bidang
K3. Bentuk kegiatan pelatihan bisa berupa simulasi tanggap darurat seperti
pelatihan POP, POM dan SMKP untuk melatih karyawan PT.Oti Eya Abadi
Morowali Probolinggo dalam rangka mencegah dan menghadapi keadaan darurat
saat bekerja.
Gambar 5.7 Pelatihan SMKP di PT. Oti Eya Abadi Morowali
Sumber : Dokumentasi HSE, 2021
5.3.1.2 Komunikasi K3
Salah satu bentuk penerapan SMK3 dalam upaya pencegahan serta
meningkatkan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan kerja, PT. Oti Eya Abadi
Morowali menerapkan komunikasi K3 diantarannya menggunakan :
1. Rambu
3. Papan Informai K3
c) Izin Kerja;
Sistem Izin Kerja atau yang biasanya disebut dengan Work Permit
merupakan izin untuk pelaksanaan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya yang
tinggi. Izin kerja dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan. Sistem izin kerja
berfungsi agar bahaya dan risiko pekerjaan tersebut dapat teridentifikasi dengan
baik sehingga dapat tersampaikan pula pada pekerja, sehingga dapat dilakukan
upaya pencegahan oleh pihak K3 untuk menghindari adanya kecelakaan kerja.
Izin kerja yang sedang berjalan akan disimpan sebagai catatan dan apabila
terjadi suatu kecelakaan Work Permit ini dapat mempermudah proses dari
pelacakan pada suatu kecelakaan tersebutPekerjaan yang wajib memiliki izin kerja
adalah seluruh pekerjaan jasa kontraktor, dan pekerjaan internal PT. Oti Eya Abadi
Morowali dalam kategori pekerjaan panas, ruang tertutup, penyelaman, pekerjaan
diketinggian dan sebagainya. Langkah dalam izin kerja PT. Oti Eya Abadi
Morowali seperti pada gambar dibawah :
Gambar 5.16 Work Permit pada PT. Oti Eya Abadi Morowali
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2021
3. Medical Check Up
PT.Oti Eya Abadi Morowali melaksanakan kegiatan MCU setiap tiga bulan
sekali. Medical check up merupakan salah satu upaya untuk mengetahui kondisi
kesehatan atau kondisi fisik pekerja. Tujuan dari pengecekan kesehatan
adalah untuk memberikan kewaspadaan terhadap kondisi kesehatan dan
mendiagnosa serta mendeteksi penyakit yang ditemukan akibat aktivitas yang
dilakukan terutama dalam tempat kerja. Penilaian risiko kesehatan merupakan
bentuk identifikasi bahaya kesehatan di tempat kerja dan penilaian risiko terhadap
kesehatan akibat aktivitas kerja dengan memperhitungkan pengendalian yang ada.
Pengecekan kesehatan atau medical check up yang dilakukan perusahaan terhadap
seluruh karyawan merupakan salah satu contoh kepedulian perusahaan terkait
kesehatan karyawan. Kegiatan MCU yang dilakukan seperti pengecekan fungsi
hati, pengecekan fungsi ginjal, urine, indeks massa tubuh, rontgen thorax
(berdasarkan area kerja), HBSAG (suntik vaksin HBSAG), pemeriksaan fisik dan
sebagainya.
Selain itu untuk menjaga kesehatan karyawan, PT.Oti Eya Abadi Morowali
rutin melaksanakan kegiatan pada setiap jumat pagi seperti senam kebugaran.
Berdasarkan pengamatan lapangan, para karyawan rajin mengikuti kegiatan senam
ini.
2. IZAT K3
Tujuan dari inspeksi K3 adalah untuk mengetahui pelaksanaan serta
pemantauan K3 di lapangan, sehingga apabila ditemukan bahaya potensial dapat
diatasi dengan melakukan upaya pengendalian. Kegiatan inspeksi biasanya telah
terjadwal. Berikut ini adalah jenis inspeksi yang dilakukan oleh PT.Oti Eya Abadi
Morowali :
a) IZAT APAR,
IZAT APAR yaitu pemeriksaan Alat Pemadam Api Ringan dan Alat
Pemadam Api Tradisional di area kerja. Pemeriksaan APAR pada semua area
di Unit 1 & 2 PT.Oti Eya Abadi Morowali dilakukan setiap bulan.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
a. Penempatan APAR
f. Peralatan bersih
i. Berat isi cukup (tidak kurang dari 10% dari berat yang diharuskan)
l. Pin pengaman
b) IZAT Hydrant
IZAT Hydrant yaitu pemeriksaan hydrant di setiap area kerja. Apakah masih
berfungsi dengan baik atau tidak dan apakah debit air pada hydrant cukup atau
tidak. Apakah terdapat kebocoran atau tidak dan apakah krannya masih dalam
keadaan baik.
c) Patrol P2K3
Patrol P2K3 yaitu patrol oleh panitia P2K3 yang dilakukan setiap hari dalam
seminggu untuk melakukan patrol pada unit yang sudah ditentukan. Temuan
patrol adan diinput pada aplikasi IZAT PATROL yang kemudian akan
dibacakan saat rapat.
5.4 Tingkat Pencapaian Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Oti
Eya Abadi Morowali
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan terhadap
penerapan SMK3 di PT. Oti Eya Abadi Morowali dapat diketahui presentase
tingkat pencapaiannya. Tabel di bawah ini merupakan tabel yang menerangkan
tingkat pencapaian Sistem K3 di PT. Oti Eya Abadi Morowali.
Tabel 5. 3 Tingkat Pencapaian SMK3 di PT. Oti Eya Abadi Morowali
standar
Internasional
Lingkungan dan
Bahaya Risiko K3
- Rambu
- Poster
- Banner
- Petunjuk Evakuasi
- Kebijakan K3
- Tanda Bahaya
- Papan Informasi
- Dll
- Pekerjaan di
Ketinggian
- Pekerjaan Panas
- Dsb
8 Kegiatan PP No. 50 PT. Oti Eya Abadi 10
pelatihan K3 Tahun 2012 Morowali telah
Pasal 13 Ayat melakukan Pelatihan,
(3) e Kompetensi dan
Pelatihan K3 dengan
tujuan untuk melatih para
pekerja jika terjadi
keadaan darurat. Contoh
pelatihan K3 yang
dilaksanakan di PT. Oti
Eya Abadi Morowali
meliputi:
- Pelatihan Pemadaman
Kebakaran Tingkat Awal
- Pelatihan Tanggap
Darurat
pelaksanaan sebagai
berikut :
2. Audit Eksternal, 3
Tahun sekali
a. APD
d. Instruksi Kerja
e. Medical Check Up
Keterangan :
1. Nilai
0 : Tidak ada
1-3 : Ada tetapi tidak dijalankan
4-7 : Ada, dijalankan, tetapi tidak konsisten, dan tidak
berkelanjutan 8-10 : Ada, dijalankan, konsisten, dan berkelanjutan
2. Tingkat pencapaian
0-20% : Buruk
20-40% : Kurang
40-60% : Sedang
60-80% : Baik
80-100% : Sangat baik
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh tingkat pencapaian SMK3 di PT.
Oti Eya Abadi sebesar 98,23% dan termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil
penilaian kualitatif tersebut disesuaikan dengan keberadaan data-data di perusahaan
baik dari data sekunder, secara observasi maupun wawancara yang dilakukan
penulis selama menjalani kerja praktik di PT. Oti Eya Abadi Morowali. Walaupun
tingkat pencapaian SMK3 di PT. Oti Eya Abadi Morowali sudah masuk dalam
kategori sangat baik, akan tetapi perlu adanya upaya lebih sehingga dapat
meningkatkan pelaksanaan SMK3.
standar
Internasional
- Instruksi Kerja -
IMS No. IKKP-
12.6.4.1.3 tentang
Pedoman Identifikasi
dan Penilaian
Aspek/Dampak
No Parameter Peraturan Keadaan di PT. Oti Eya Nilai
Abadi Morowali
Lingkungan dan
Bahaya Risiko K3
- Rambu
- Poster
- Banner
- Petunjuk Evakuasi
- Kebijakan K3
- Tanda Bahaya
- Papan Informasi
- Dll
- Pekerjaan di
Ketinggian
- Pekerjaan Panas
- Dsb
8 Kegiatan PP No. 50 PT. Oti Eya Abadi 10
pelatihan K3 Tahun 2012 Morowali telah
Pasal 13 Ayat melakukan Pelatihan,
(3) e Kompetensi dan
Pelatihan K3 dengan
tujuan untuk melatih para
pekerja jika terjadi
keadaan darurat. Contoh
pelatihan K3 yang
dilaksanakan di PT. PJB
UP Paiton Probolinggo
meliputi:
- Pelatihan Pemadaman
Kebakaran Tingkat Awal
- Pelatihan Tanggap
Darurat
pelaksanaan sebagai
berikut :
4. Audit Eksternal, 3
Tahun sekali
f. APD
i. Instruksi Kerja
j. Medical Check Up
Keterangan :
3. Nilai
0 : Tidak ada
1-3 : Ada tetapi tidak dijalankan
4-7 : Ada, dijalankan, tetapi tidak konsisten, dan tidak
berkelanjutan 8-10 : Ada, dijalankan, konsisten, dan berkelanjutan
4. Tingkat pencapaian
0-20% : Buruk
20-40% : Kurang
40-60% : Sedang
60-80% : Baik
80-100% : Sangat baik
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh tingkat pencapaian SMK3 di PT.
Oti Eya Abadi Morowali sebesar 98,23% dan termasuk dalam kategori sangat baik.
Hasil penilaian kualitatif tersebut disesuaikan dengan keberadaan data-data di
perusahaan baik dari data sekunder, secara observasi maupun wawancara yang
dilakukan penulis selama menjalani kerja praktik di PT. Oti Eya Abadi Morowali.
Walaupun tingkat pencapaian SMK3 di PT. Oti Eya Abadi Morowali sudah masuk
dalam kategori sangat baik, akan tetapi perlu adanya upaya lebih sehingga dapat
meningkatkan pelaksanaan SMK3.
Analisis tahap penilaikan risiko/nilai keparahan akan dijelaskan secara rinci dalam
tabel berikut :
Tabel 5.4 Kriteria Nilai Keparahan
perbaikan 1
bulan
Note : Luka Ringan = luka yang penanganannya tidak lebih dari 1x24 jam
Rating Kualitatif
Kuantitatif
Kategori Deskripsi Frekuensi Probabilitas
Terhadap semua aspek dan bahaya LK3 dilakukan penetapan tingkat risiko
dengan mempertimbangkan factor pengendalian yang ada saat ini (Faktor Earty
Control Management atau Faktor ECM).
Tingkat Risiko Awal = Nilai Kemungkinan (P) x Nilai Keparahan (S)
Tingkat Risiko = Tingkat Risiko Awal x Nilai Faktor ECM
Nilai ECM terdapat dari Instruksi Kerja PJB-IMS No. IKKP-12.6.4.1.3 tentang Pedoman
Identifikasi dan Penilaian Aspek/Dampak Lingkungan dan Bahaya Risiko K3. Besarnya nilai
ECM merupakan ketetapan yang harus digunakan untuk seluruh unit di PT. Pembangkitan
Jawa-Bali.
Tabel 5. 6 Tabel Kriteria Faktor ECM
Di PT. Oti Eya Abadi penentuan matriks penilaian risiko LK3 diperoleh
dengan cara mengalikan hasil kategori tingkat kemungkinan dengan kategori
tingkat dampak. Misalnya pada suatu analisis potensi bahaya dan risiko di dapatkan
nilai kemungkinan 3 (Sedang) dan tingkat dampaknya 2 (Minor) maka diperoleh
tingkat penilaiain risiko yaitu Moderat. Matriks risiko LK3 dapat dijelaskan pada
tabel 5.7 berikut :
Tabel 5. 7 Matriks Risiko LK3
Dari matriks penilaian risiko LK3 di PT. Oti Eya Abadi Morowali maka
didapatkan 4 kategori risiko yaitu dari Tingkat I (Rendah), Tingkat II (Moderat),
Tingkat III (Tinggi), dan Tingkat IV (Ekstrim) dan diperoleh tindakan yang harus
dilakukan dalam penanganan masing-masing tingkatan risiko tersebut yang
dijabarkan pada table dibawah ini.
Tabel 5.8 Kategori Risiko dan Tindakan Yang Dibutuhkan
Penyusunan HIRARC dilakukan oleh setiap bidang di PT. Oti Eya Abadi
Morowali dengan berdasarkan ketentuan Instruksi Kerja Pedoman Identifikasi dan
Penilaian Aspek/Dampak Lingkungan dan Bahaya Risiko K3 yang telah diberikan
oleh bidang K3. Data pada setiap bidang tersebut kemudian diolah kembali oleh
bidang K3 sehingga PT. Oti Eya Abadi Morowali mengetahui berbagai bahaya
serta risiko yang dapat timbul dari berbagai kegiatan yang dilakukan. Data
HIRARC seluruh kegiatan pada 15 bidang di PT. Oti Eya Abadi Morowali terdapat
pada lampiran. Dari data yang diperoleh dari 15 bidang tersebut terdapat 21
pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko tinggi sehingga memerlukan
dilakukannya mitigasi risiko agar menurunkan risiko terjadinya kecelakaan.
Pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh 9 bidang antara lain Enjinering, Lingkungan,
MMK, MRK, Umum & CSR, Gudang, Rendalhar, Kimia & Lab, dan Tech.Owner
yang dapat dilihat pada tabel 5.10.
Contoh pengendalian risiko PT. Oti Eya Abadi Morowali yang dilakukan
pada bidang Kimia dan Lab yang mempunyai jumlah kegiatan berisiko paling
banyak
yaitu 4 kegiatan. Contoh kegiatan yang dianalisis yaitu pada aktivitas “Analisa Air”
dengan melakukan kegiatan pengambilan air sampel yang memiliki risiko terjepit,
terjatuh, dan terbentur hal ini disebabkan oleh letak pengambilan sampel yang sulit
terjangkau. Kegiatan tersebut mempunyai data :
Sehingga dari matriks risiko LK3 dan tabel kategori risiko didapatkan bahwa
kegiatan pengambilan sampel tersebut memiliki tingkat kategori risiko III (Tinggi).
Dari kegiatan pengambilan air sampel dapat dilakukan pengendalian risiko dengan
Faktor ECM nilai 0,6 (Seluruh pengendalian diterapkan, namun pengendalian
lebih lanjut diperlukan untuk Enjiniring, Administratif, APD dan Spill kit).
Pengendalian risiko dilakukan dengan Engineering Control yaitu dengan
memodifikasi line sampel sehingga dapat menurunkan tingkat risiko yang tinggi
menjadi rendah. Contoh table HIRARC bidang kimia yang dianalisis dapat dilihat
pada tabel 5.9.
dapat diketahui presentase tingkat pencapaiannya. Tabel di bawah ini
merupakan tabel yang menerangkan tingkat pencapaian Sistem K3 di PT. Oti Eya
Abadi .
Tabel 5. 3 Tingkat Pencapaian SMK3 di PT. Oti Eya Abadi Morowali
Lingkungan dan
Bahaya Risiko K3
- Rambu
- Poster
- Banner
- Petunjuk Evakuasi
- Kebijakan K3
- Tanda Bahaya
- Papan Informasi
- Dll
- Pekerjaan di
Ketinggian
- Pekerjaan Panas
- Dsb
8 Kegiatan PP No. 50 PT. Oti Eya Abadi 10
pelatihan K3 Tahun 2012 Morowali telah
Pasal 13 Ayat melakukan Pelatihan,
(3) e Kompetensi dan
Pelatihan K3 dengan
tujuan untuk melatih para
pekerja jika terjadi
keadaan darurat. Contoh
pelatihan K3 yang
dilaksanakan di PT. Oti
Eya Abadi Morowali
meliputi:
- Pelatihan Pemadaman
Kebakaran Tingkat Awal
- Pelatihan Tanggap
Darurat
pelaksanaan sebagai
berikut :
6. Audit Eksternal, 3
Tahun sekali
k. APD
n. Instruksi Kerja
o. Medical Check Up
Keterangan :
5. Nilai
0 : Tidak ada
1-3 : Ada tetapi tidak dijalankan
4-7 : Ada, dijalankan, tetapi tidak konsisten, dan tidak
berkelanjutan 8-10 : Ada, dijalankan, konsisten, dan berkelanjutan
6. Tingkat pencapaian
0-20% : Buruk
20-40% : Kurang
40-60% : Sedang
60-80% : Baik
80-100% : Sangat baik
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh tingkat pencapaian SMK3 di PT. Oti
Eya Abadi Morowali sebesar 98,23% dan termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil
penilaian kualitatif tersebut disesuaikan dengan keberadaan data-data di perusahaan
baik dari data sekunder, secara observasi maupun wawancara yang dilakukan penulis
selama menjalani kerja praktik di PT. Oti Eya Abadi Morowali. Walaupun tingkat
pencapaian SMK3 di PT. Oti Eya Abadi Morowali sudah masuk dalam kategori sangat
baik, akan tetapi perlu adanya upaya lebih sehingga dapat meningkatkan pelaksanaan
SMK3.