Anda di halaman 1dari 3

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Setelah didapat hasil analisis dan proses identifikasi bahaya dan penilaian
risiko yang dilakukan mengenai penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
PT. Oti Eya Abadi dapat ditarik kesimpulan :
1. PT. Oti Eya Abadi telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012
tentang SMK3 dan UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
2. Berdasarkan analisis penulis, kecelakaan kerja Berdasarkan Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi Kepmen ESDM 1827 K/30/Mem/2018 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik Pertambangan
Umum lampiran 3 halaman 149 huruf H tentang kecelakaan Tambang Sdr.
Marthen Joni dikategorikan sebagai “Kecelakaan Tambang Berakibat
Fatality”.

6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada PT. Oti Eya Abadi melalui kerja praktik
antara lain sebagai berikut:
1. Perlu diadakannya pengawasan dan pemeriksaan secara rutin terhadap
pemakaian APD di area lokasi tambang sehingga potensi kecelakaan kerja serta
kecelakaan tambang dapat dihindari.
2. Dalam pemberian himbauan safety bagi operator tambang hendaknya tidak
hanya disampaikan saat morning briefing /safety talk pada hari senin saja
melainkan juga setiap pagi sebelum para operator melakukan pekerjaannya.
3. Perlu ada tindakan tegas dari pihak PT.OEA terhadap warga yang masih
melintas pada hauling road site Ululere karena dalam UU dewudhede terlebih
juga warga telah disediakan jalan khusus menuju kebun yang berdekatan dengan
lokasi hauling tanpa melewati hauling road.
4. Perlu adanya sertifikasi K3 terhadap perusahaan baik berupa ISO maupun
OHSAS agar tercipta integritas perusahaan yang patuh terhadap K3 dan nantinya

VI-1
dapat lebih profesional dalam penangan K3 .

VI-2
5. Perlu penambahan pelaporan Nearmiss pada aplikasi IZAT, sehingga pelaporan
nearmiss dapat terdokumentasi dan dapat dievaluasi untuk mengurangi terjadinya
kecelakaan kerja.
6. Perlunya penambahan kotak P3K di beberapa titik di Area Unit serta perlu
ditambahkan instruksi penggunaan alat-alat P3K dan memperbaiki informasi nomor
emergency pada setiap emergency call yang ada di PT. PJB UP Paiton Probolinggo.
7. Kegiatan safety induction perlu ditingkatkan dengan menjalankannya secara konsisten
pada setiap tenaga kerja baru, peserta kerja praktik/magang, mitra kerja serta tamu
yang datang tanpa terkecuali.
8. Perlu dilakukan pembaharuan Instruksi Kerja yang mengatur mengenai Identifikasi
Potensi Bahaya dan Risiko dengan melakukan evaluasi dari Instruksi Kerja
sebelumnya dan memperbaiki serta menambah hal-hal yang dirasa kurang atau tidak
sesuai.
9. Perlu menambahkan dokumen referensi berupa ISO 45001 : 2018 tentang Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Instruksi Kerja PJB-IMS No.
IKKP-12.6.4.1.3 tentang Pedoman Identifikasi dan Penilaian Aspek/Dampak
Lingkungan dan Bahaya Risiko K3.

Anda mungkin juga menyukai