3/TL/PP/2019
DISUSUN OLEH:
ANGGA PRASETYA
21080117120072
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktik yang berjudul “Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sebagai Pengendalian Potensi
Bahaya Dan Risiko di PT. PJB UP Paiton Probolinggo”
Laporan ini praktikan susun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam
mata kuliah Kerja Praktik (TKL 510 B) dengan bobot 2 SKS. Dalam pelaksanaan
kerja praktik dan penyusunan laporan ini penulis mendapatkan banyak bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Secara khusus ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada :
1. Allah SWT beserta Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa memberikan
perlindungan dan bimbingannya dalam melakukan suatu kegiatan.
2. Bapak, Ibu serta kakak-kakak yang senantiasa memberikan semangat dan
selalu mendoakan.
3. Bapak Dr. Badrus Zaman, S.T., M.T selaku Ketua Departemen Teknik
Lingkungan Universitas Diponegoro.
4. Bapak Bimastyaji Surya Ramadan, S.T., M.T selaku Koordinator Kerja
Praktik Departemen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro.
5. Bapak Dr. Haryono Setiyo Huboyo S.T.,M.T selaku dosen pembimbing Kerja
Praktik yang telah memberikan bimbingan, saran, petunjuk serta nasihat.
6. Bapak Drajat selaku Supervisor dan Mas Bagas selaku pembimbing lapangan
Kerja Praktik di Bidang K3 PT. PJB UP Paiton Probolinggo yang telah
memberikan bimbingan serta bantuan.
7. Mbak Anggi, Mas Ksatrya, Mas Azky, Bapak Wahid, Bapak Zaini, Bapak
Musdar, Bapak Subariyanto Bapak Nurdi, Bapak Didi, Bapak Inam, dan
Bapak Syaifudin di PT. PJB UP Paiton Probolinggo yang telah banyak
membantu dan membimbing selama proses Kerja Praktik.
8. Ibu Yati, Mas Misbi serta seluruh staff dan karyawan di PT. PJB UP Paiton
Probolinggo yang telah banyak membantu selama pelaksanaan Kerja Praktik.
9. Herni Fitriand dan Aulia Nurlutfiani yang menjadi teman seperjuangan Kerja
Praktik di PT. PJB UP Paiton Probolinggo.
III
10. Teman - teman Teknik Lingkungan 2017 Universitas Diponegoro yang selalu
memberikan dukungan dan semangat.
11. Segenap pihak yang turut membantu dan memberikan motivasi dalam
pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja praktik ini yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu.
Laporan ini Penulis susun dengan sebaik-baiknya, sehingga kelak akan berguna
bagi pihak yang membacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan
ini masih terdapat berbagai kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dalam usaha perbaikan di masa mendatang.
Semarang, 2020
Penulis
IV
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA SEBAGAI PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA
DAN RISIKO DI PT. PJB UP PAITON PROBOLINGGO
ABSTRAK
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat
untuk menunjang berbagai aspek dalam kehidupan. PT. PJB UP Paiton Probolinggo
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembangkitan listrik tenaga uap
berbahan bakar batu bara. Dalam kegiatan produksi energi listrik tentunya memiliki
potensi bahaya, yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja maupun penyakit yang
dapat mempengaruhi aktivitas kerja seperti terjatuh dari ketinggian, tergelincir,
tersetrum, terpapar debu, serta bahaya-bahaya lainnya. K3 merupakan sarana untuk
mencegah kecelakaan kerja dan keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari
ketenagakerjaan. Sebagai upaya pencegahan dan pengendalian potensi bahaya yang
dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, PT. PJB UP Paiton
Probolinggo telah menerapkan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku. Selain itu harus dilakukannya
identifikasi bahaya dan pengendalian risiko pada setiap kegiatan yang dilakukan
baik pekerja rutin atau non rutin. PT. PJB UP Paiton Probolinggo menggunakan
metode Hazard Identification Risk Asessment and Risk Control (HIRARC) untuk
mengidentifikasi bahaya dan risiko yang dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan guna mencegah dan meminimalisir terjadinya kecelakaan di area
kerja.
Kata Kunci : PT. PJB UP Paiton Probolinggo, Sistem Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3), Identifikasi Potensi Bahaya dan Risiko, Hazard Identification Risk
Asessment and Risk Control (HIRARC)
V
ABSTRACT
Electrical energy is one of the important needs for the community to support
various aspects of life. PT. PJB UP Paiton Probolinggo is a company engaged in
the generation of coal-fired steam power. In electrical energy production activities
certainly have the potential danger, which can lead to work accidents and diseases
that can affect work activities such as falling from a height, slipping, being
shocked, exposed to dust, and other hazards. K3 is a means to prevent occupational
accidents and their existence cannot be separated from employment. As an effort to
prevent and control potential hazards that can cause occupational accidents and
occupational diseases, PT. PJB UP Paiton Probolinggo has implemented an
Occupational Safety and Health System (OSH) based on applicable regulations. In
addition, hazard identification and risk control must be done in every activity
carried out by both routine and non-routine workers. PT. PJB UP Paiton
Probolinggo uses the Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control
(HIRARC) method to identify hazards and risks that are carried out periodically
and continuously to prevent and minimize accidents in the work area.
IX
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan….......................................................................................................I-1
2 DAFTAR ISI
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
DAFTAR GAMBAR
Lampiran A
Sertifikat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Komitmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Working Permit
Pengukuran Kualitas Lingkungan
Instruksi Keja (IK) PJB-IMS
Daftar Peserta Training K3 dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Peraturan Safety, Gree and Clean Power Plant
Form HIRARC
Denah Evakuasi
Denah Penempatan APAR
Lampiran B
Form KP-01 Kelayakan Mengajukan Kerja Praktik
Form KP-02 Persetujuan Judul dan Permohonan Dosen Pembimbing
Form KP-03
Permohonan Kerja Praktik
Surat Balasan Kerja Praktik
Surat Tugas Pembimbing Kerja Praktik
Logbook dan Lembar Presensi Kerja Praktik
Kuisioner Kerja Praktik
Sertifikat Keterangan Telah Menyelesaikan Kerja Praktik
Lembar Asistensi
Lembar Menghadiri Seminar Kerja
Praktik Form Persetujuan Seminar Kerja
Praktik Surat Tugas Seminar Kerja Praktik
Lembar Revisi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak
terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3 tidak saja
sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para
pekerjanya akan tetapi jauh dari itu K3 mempunyai dampak positif atas
keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh sebab itu, isu K3 pada saat ini bukan
sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus
dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain, pada saat ini K3 bukan
semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap pekerja
dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.
Pada setiap proses produksi di PT. PJB UP Paiton Probolinggo. PT. PJB UP
Paiton Probolinggo tentunya akan memiliki risiko maupun bahaya kecelakaan kerja
yang disebabkan karena adanya proses produksi. Sehingga diperlukannya
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dengan peraturan.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu hal yang menjadi prioritas
bagi PT. PJB UP Paiton Probolinggo. PT. PJB UP Paiton Probolinggo telah
menerapkan standar keselamatan dan kesehatan kerja yang baik. PT. PJB UP Paiton
Probolinggo ini telah memiliki sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3). Hal tersebut diharapkan dapat meminimalkan risiko
kecelakaan, cedera dan paparan bahaya kesehatan bagi seluruh karyawan.
I-1
menimbulkan potensi bahaya dan risiko kecelakaan.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam kegiatan kerja praktik ini yaitu:
1. Apakah penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di PT.. PJB UP Paiton Probolinggo telah sesuai peraturan yang
berlaku?
2. Bagaimana identifikasi bahaya dan analisis Risiko di di PT. PJB UP Paiton
Probolinggo?
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari kerja praktik ini adalah:
1. Mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) di PT. PJB UP Paiton Probolinggo dan dapat
membandingkannya dengan peraturan terkait.
2. Menganalisis identifikasi bahaya dan analisis risiko di PT. PJB UP Paiton
Probolinggo.
1.5 Ruang Lingkup
II-1
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada parapekerja.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
3. Mengurangi Biaya
1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-
pekerja bebas, dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga
kerja.
2. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi,yang berlandaskan kepada
meningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam
produksi.
Tujuan utama tersebut dapat dirinci lebih lanjut sebagai berikut:
pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakan-kecelakaan
akibat kerja, pemeliharaaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja,
perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia,
pemberantasan kelelahan kerja dan penglipat-gandaan kegairahan serta
kenikmatan kerja, perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar
terhindar dari bahaya- bahaya pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan
yang bersangkutan, dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang
mungkin ditimbulkan oleh produk-produk industri (Suma’mur, 1994).
Keselamatan kerja dalam suatu tempat kerja mencakup berbagai aspek yang
berkaitan dengan kondisi dan keselamatan sarana produksi, manusia dan cara kerja.
Menurut Tarwaka (2008) persyaratan dan keselamatan kerja diantaranya adalah:
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula yang dapat
mengacaukan suatu proses setelah direncanakan oleh pihak yang bersangkutan.
Sedangkan kecelakaan kerja adalah semua kejadian kecelekaan dalam hubungan
kerja yan berakibat cidera fisik dan atau psikis serta kerusakan peralatan harta
benda (Widodo Siswowardojo, 2003).
Keterangan:
III. Perbuatan salah karena kondisi bahaya (tidak aman), misalnya secara
fisik/ mekanik meninggalkan alat pengaman lalu pencahayaan tidak
memadai dan mesin sudah tua dan mesin taka da pelindungnya.
IV. Kesalahan (Accident), misalnya akan menimpa pekerja dan
mengakibatkan kecelakaan orang lain (termasuk keluargannya)
V. Dampak kerugian, misalnya:
Untuk mengatasi agar yang lain tidak berjatuhan, salah satu domino
misalnya no. 2 harus diambil
Dilihat dari Gambar 2.5 diatas, bahwa suatu kecelakaan (insiden) tidak akan
terjadi tanpa didahului oleh adanya sebab langsung dan sebab dasar (Salim, 2002):
2. Sebab dasar
3. Sebab langsung
Keadaan berbahaya adalah kondisi apa saja, baik fisik, mekanis, kimiawi,
atau biologis yang berbahaya. Misalnya: sinar las yang tidak terlindungi, roda
gigi yang tidak tertutup pelindung, ban penggerak terbuka, sumber radioaktif,
bahan mudah terbakar yang berada dekat sumber api..
b) Ketidakmampuan mental/psikologis
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tdak terduga dan tidak diharapkan.
Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang
paling ringan sampai kepada yang paling berat (Suma’mur, 1996).
Jenis kecelakaan kerja yang terjadi di area pabrik menurut Ramli (2009)
adalah:
1. Near-miss
2. Property Damage
First aid injury adalah kecelakaan yang secara normal yang diperlakukan
sebagai pertolongan pertama dengan menggunakan bantuan di kotak P3K
sebagai pertimbangan pertolongan dokter karena dapat diklasifikasikan first
aid untuk luka-luka ringan.
Lost time injury adalah kecelakaan kerja yang mengakibatkan karyawan yang
cedera tidak mampu untuk melakukan pekerjaan rutin setelah hari kecelakaan
kerja terjadi.
6. Fatality
12. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, yang merupakan ukuran utama
efetif tidaknya penerapan keselamatan kerja.
2.5 Manajemen Risiko
Buat daftar semua objek (mesin, peralatan kerja, bahan, proses kerja, sistem kerja, ko
dll) yang ada di tempat kerja
dan sekitarnya
lainnya
1. Bahan/material
2. Alat/mesin
3. Proses
4. Lingkungan Kerja
5. Metode Kerja
6. Cara Kerja
7. Produk
Target yang mungkin terkena/terpengaruh sumber bahaya :
a) Manusia
b) Produk
c) Peralatan/fasilitas
d) Lingkungan
e) Proses
f) Reputasi
Kegunaan identifikasi risiko:
Consequence
Level (Akibat/Risiko) Dekripsi
Peringkat 4 bukan berarti dua kali lipat lebih besar disbanding peringkat 2.
Untuk menghindarkan hal tersebut digunakan pendekatan secara semi kuantiatif
atau kuantitatif yang menggunakan peringkat yang lebih konkrit.
A (Almost Certain) T T E E E
B (Likely) S T T E E
C (Moderate) R S T E E
D (Unlikely) R R S T E
E (Rare) R R S T T
Keterangan :
E : Risiko ekstrim
T : Risiko tinggi
S : Risiko sedang
R : Risiko rendah
Menurut Ramli (2009), pada tingkat risiko ekstrim kegiatan tidak boleh
dilaksanakan atau dilanjutkan sampai risiko telah direduksi. Jika tidak
memungkinkan untuk mereduksi risiko dengan sumber daya yang terbatas, maka
pekerjaan tidak dapat dilaksanakan.
Pada tingkat risiko tinggi, kegiatan tidak boleh dilaksanakan sampai risiko
telah direduksi. Perlu dipertimbangkan sumber daya yang akan dialokasikan untuk
mereduksi risiko. Apabila risiko terdapat dalam pelaksanaan pekerjaan yang masih
berlangsung, maka tindakan harus segera dilakukan.
Pada tingkat risiko sedang, perlu tindakan untuk mengurangi risiko, tetapi
biaya pencegahan yang diperlukan perlu diperhitungkan dengan teliti dan dibatasi.
Pengukuran pengurangan risiko harus diterapkan dalam jangka waktu yang
ditentukan.
III-1
2. Menganalisis identifikasi a. Melakukan wawancara 1. Daftar kegiatan
bahaya dan analisis dan dokumentasi di PT. PJB UP
risiko di PT. PJB UP dengan Staff K3. Paiton
Paiton Probolinggo Probolinggo.
2. Potensi bahaya
III-2
Tujuan Definisi Operasional Data
b. Melakukan observasi di 3. Penilaian risiko
PT. PJB UP Paiton 4. Pengendalian
Probolinggo. bahaya
c. Menguraikan setiap 5. Pengukuran
tahapan proses kerja di Lingkungan
PT. PJB UP Paiton Kerja
Probolinggo. 6. Instruksi Kerja
d. Melakukan identifikasi 7. SOP
potensi bahaya yang
mungkin terjadi di PT.
PJB UP Paiton
Probolinggo.
e. Melakukan analisis
potensi bahaya dan
pengendalian potensi
bahaya yang sesuai.
f. Melakukan analisis
risiko untuk
mengetahui nilai hasil
terkait identifikasi
potensi bahaya
berdasarkan penilaian
risiko yang dilakukan
oleh perusahaan.
g. Menentukan tingkat
risiko untuk setiap
kegiatan berdasarkan
hasil penilaian risiko.
h. Menyusun tabel
rekapitulasi dan analisis
risiko.
Tujuan Definisi Operasional Data
i. Menentukan prioritas
pengendalian bahaya
dan pengendalian
Mulai
Persiapan
Pengumpulan Data
Analisis
Selesai
Paiton 3. Flashdisk
Probolinggo
IV-1
Pelaksanaan Pengawasan dan Koordinasi Pembangunan PLTU Unit Pembangkitan
Paiton.
Sesuai dengan program yang dirancang oleh pemerintah dalam rangka
penghematan bahan bakar minyak dan deversifikasi sumber energi, maka PLTU
Paiton telah didesain untuk menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya.
Total kapasitas unit 1 dan unit 2 sebesar 2x400 MW atau sama dengan800 MW,
yang telah beroperasi sejak tahun 1993/1994 untuk tahap 1.
Kapasitas Kapasitas
Perencanaan Unit Kepemilikan Operator / Unit Total
(MW) (MW)
Tahap 1 1&2 PT. PJB PT. PJB 400 800
Tahap 2 3 PEC PT. IPMOMI 815 815
Tahap 3 5&6 PT. Jawa Power PT.YTL Jatim 610 1220
SPV Senior K3
Gambar 4.6 Diagram Alir Proses Produksi PT. PJB UP Paiton Unit 1-2
Sumber: Laporan RKL-RPL PT. PJB UP Paiton
Peralatan utama proses produksi listrik PLTU Unit 1 & 2 adalah boiler,
turbin, generator dan water treatment plant. Proses produksi listrik pada PT. PJB
UP Paiton menggunakan bahan baku utama air yang diubah menjadi uap untuk
memutar turbin dengan menggunakan bahan bakar utama batu bara. Sistem bahan
bakar High Speed Diesel (HSD) untuk pembakaran awal hingga mencapai beban
30%, dan pembakaran dilanjutkan dengan menggunakan batu bara untuk mencapai
beban 100%. Udara pembakaran utama dipasok oleh Force Draft Fan (FD Fan).
Batu bara yangberasal dari kapal tongkat di transfer menuju conveyor (ban
berjalan) menggunakan ship unloader yang berfungsi sebagai alat untuk mengambil
batu bara dari tongkang yang melalui proses penyaringan Electromagnetik
Separator yang fungsinya adalah menyaring batu bara terhadap logam, batu bara
tersebut sebagian ada yang disimpan/ditimbun di stockpile dan sebagaian lagi
langsung dikirim ke tripper yang kemudian diisikan ke silo. Semua proses ini
dikontrol di CHCB (Coal Handling Control Building), kecuali Ship Unloader.
Sebelum
dimasukkan ke dalam ruang bakar/boiler, batu bara digiling halus degan alat
penggiling (Mill). Masing – masing boiler dilengkapi dengan 5 unit dan 4 unit yang
beroperasi dan 1 unit sebagai cadangan.
Air pengisi boiler dan pemakaian sendiri (service water) lainnya diambil
dari mata air Kelontong dan dimurnikan melalui beberapa proses. Air murni
sebelum digunakan ditampung di tangkit air atau Demineralizer Tank (DT). Air
murni tersebut disalurkan melalui sistem air pengisis kedalam boiler dan
pemanasan air menjadi uapa panas lanjut dengan tekanan 16 kg/cm 2 dan temperatur
538°C, yang akan digunakan untuk memutar bagian tekanan menengah dan tekanna
rendah dari turbin tersebut. Uap bekas dari tekanan tinggi dikembalikan lagi
kedalam boiler untuk dipanaskan kembali dan selanjutnya digunakan untuk
memutar turbin uap dan sebagian digunakan untuk memanaskan air pengisi boiler
dan sisanya mengalir menuju Condensor, dimana uap tersebut diembunkan dengan
media pendingin air laut. Uap yang telah mengembun tersebut dipompakan kembali
untuk mengisi boiler.
Generator menghasilkan listrik pada putaran 3000 rpm sebesar 473 MVA,
50Hz, 18 kV. Daya lsitrik tersebut dialirkan melalui trafo generator untuk
menaikkan tegangan menjadi 500 kV sebelum masuk melalui sistem kelistrikan
yang ada dan selanjutnya ditransmisikan ke pusat beban melalui sistem kelistrikan
yang ada dan selanjutnya ditransmisikan ke pusat beban melalui transmisi 150 kV
ke gardu Induk Probolinggi dan Situbondo serta Gardu Induk Krian melalui
transmisi 500 kV.
Abu batu bara yang dihasilakn dari hasil pembakaran dalam boiler dpaat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu fly ash dan bottom ash. Fly ash yang keluar dari
boiler bersama gas buang mengalir melalui fly ash silo, sedangkan bottom ash dari
boiler akan jatuh ke bawah dan dikumpulkan oleh alat pengumpul yaitu Submerge
Scraper Conveyor dan kemudian ditampung di bottom ash silo yang selanjutnya
akan diangkut dengan truck terex untuk bottom ash dan truck capsul untuk fly ash
untuk ditimbun di ash disposal area. Bottom ash tersebut diratakan dan dipadatkan
secara berlapis – lapis dan pada lapisan teratas ditanami rumput untuk menjaga
keserasian hidup.
4.3 Peralatan Pendukung Proses Produksi PT. PJB UP Paiton
Berikut adalah deskripsi dari beberapa fasilitas yang mendukung
berjalannya proses produksi listrik di PT. PJB UP Paiton:
1. Coal handling
Merupakan fasilitas penanganan batu bara. Jenis batu bara yang
digunakan dalam proses produksi listrik PT. PJB UP Paiton adalah campuran
batu bara low rank dan high rank. Pengiriman batu bara dilakukan dengan
menggunakan kapal tongkang dengan kapasitas 5000 – 10.000 ton yang
kemudian ditampung di coal stockpile. Sebelum batu bara siap digunakan,
batu bara akan diproses terlebih dahulu melalui proses stacking dan
reclaiming. Stacking adalah proses pemindahan batu bara dari kapal ke coal
stockpile dengan menggunakan belt conveyor sedangkan reclaiming adalah
proses pengambilan batu bara dari coal stockpile yang kemudian disalurkan
ke silo. Namun terdapat juga proses direct unloading, dimana sebagian batu
bara langsung disalurkan menuju silo.
2. Belt Conveyor
Belt conveyor adalah alat untuk menyalurkan batu bara dari kapal laut
ke coal stockpile maupun dari coal stockpile ke silo. Alt ini berbentuk seperti
semacam sabuk besar yang terbuat dari karet. Batu bara yang akan diangkut
oleh conveyor dituangkan dari sebuah chute (bak peluncur), di setiap belokan
antar conveyor satu dengan yang lain dihubungkan dengan transfer house.
3. Coal Stcokpile
Di coal stockpile terjadi proses penimbunan dan pengambilan batu bara
yang dilakukan dengan alat yang disebut stacker/reclainer. Alat ini
merupakan sebuah conveyor yang kompleks dan terpasang pada sebuah
struktur yang dapat bergerak. Pada coal stockpile terjadi proses kompaksi
batu bara dan penyemprotan batu bara gara batu bara tidak terbakar pada saat
musim kemarau.
4. Coal Silo
Pada PLTU Paiton Unit 1 dan 2 terdapat masing – masing 5 buah silo.
Silo merupakan bunker tempat menampung batu bara sebelum dihaluskan
dengan mill. Volume batu bara yag dapat ditampung dalam sebuah silo
sekitar
600 ton, pengisian ulang dilakukan apabila volume batu bara dalam silo telah
berkurang sekitar 30-40%. Pengisian silo dilakukan dengan menggunakan
tripper (alat untuk memasukkan batu bara dari conveyor ke dalam silo).
Pengoperasian coal silo dilakukan oleh operator di Coal Handling Control
Building (CHCB).
5. Mill Pulverizer
Bongkahan – bongkahan batu bara harus dihancurkan menjadi butiran –
butiran halus terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam boiler agar lebih
mudah terbakar. Mill/pulverizer adalah mesin yang berfungsi sebagai
penghancur /penggiling batu bara sehingga menjadi halus. Cara kerja mill
yaitu dengan menggerus batu bara dari coal silo. Di dalam mill terdapat
sebuah silinder pejal yang sangat besar. Silinder tersebut berputar statis dan
menggilas batu bara yang berada pada lempengan di bawahnya. Lempengan
tersebut jua berputar namun putarannya pada arah horizontal. Batu bara yang
sudah hancur akan diterbangkan ke atas menuju boiler oleh udara dari
Primary Air Fan (PA Fan), tetapi yang ukurannya belum sesuai dengan yang
diinginkan akan kembali jatuh pada tempat penggilingan dan dihancurkan
kembali.
Batu bara atau benda – benda lain yang benar – benar tidka dapat
hancur akan bergerak ke samping karena adanya putaran lempeng. Batu bara
atau benda – benda lain yang tidak hancur tersebut ditampung dalam tenpat
yang dinamakan pyrites hopper lalu dibawa menuju SSC (Submerged
Scrapper Conveyor) dan dikumpulkan bersama denan kotoran – kotoran lain.
Dari SSC kotoran – kotoran tersebut dimasukkan ke dalam kotak penampung
dan akhirnya dibawa dengan truck ke tempat pembuangan bottom ash
(landfill).
6. Primary Air Fan (PA Fan)
PA Fan berfungsi sebagai penggerak udara untuk mendorong batu bara
masuk ke dalam boiler. Selain sebagai pendorong batu bara, udara dari PA
Fan juga berfungsi sebagai pengering batu bara sebelum masuk ke boiler.
Oleh karena itu, udara dari PA Fan sebelum masuk ke mill/pulverizer harus
dipanaskan terlebih dahulu dia ir heater. Jumlah PA Fan yang digunakan
untuk masing – masing unit adlaha 2 buah. Udara yang digunakan oleh PA
Fan berasal dari atmosfer.
7. Force Difuse Fan (FD Fan)
Udara yang dihasilkan oleh FD Fan adalah udara yang digunakan
khusus untuk pembakaran, sehingga udara yang dihasilkan langsung menuju
ke tempat pembakaran batu bara. Untuk mengatur banyak sedikitnya udara
yang dihasilkan, digunakan blade yang mempunyai elevasi tertentu. Blade –
blade tersebut akan menyesuaikan sudut kemiirngan dengan kebutuhan udara
pada ruang pembakaran.
8. Induced Draft Fan (ID Fan)
ID Fan digunakan untuk mengambil sisa – sisa pembakaran di dalam
boiler berupa abu dan gas buang sehngga sisa pembakaran dari boiler akan
masuk ke ESP (Electrostatic Precipitator). ID Fan juga digunakan sebgaai
pengurang tekanan dalam boiler sehingga tekanannya mendekati nol. Hal ini
bertujuan agar pembakaran dapat berlangsung dengan baik dan api mudah
dikendalikan, terdapat dua buah ID Fan di setiap unit pembangkit.
9. Air Heater
Kebutuhan udara yang amsuk ke tempat pembakaran sebelumnya
dikeringkan terlebih dahulu di air heater. Sistem kerja air heater sendiri
memanfaatkan udara panas yang bersal dari boiler. Air heater mempunyai 3
saluran yaitu udara panas yangberasal dari boiler, saluran dari PA Fan dan
saluran FD Fan. Dalam menstransfer panas dari udara panas ke udara dingin,
air heater menggunakan lempengan – lempengan tipis yang berputar
melewati tiga jalur tersebut. Bagian yang telah melewati jalur udara yang
panas akan ikut panas dan kemudian berputar dan melepas panas pada jalur
udara yang belum panas sehingga panas yang ada pada lempengan tersebut
diserap oleh udara dingin.
10. Boiler
a. Furnance Wall
Secara garis besar boiler merupakan peralatan penukar kalor. Kalor dari
pembakaran bahan bakar dalam Furnance ditarnsformasikan ke dalam air
ketel sehingga menjadi uap. Untuk memberikan pengertian bagaimana
konstruksi dari boiler, dapat diilustrasikan sebagai berikut: boiler jenis pipa
air, kosntruksinya terdiri dari sederetan pipa – pipa (tube) berisi air. Dengan
formasi berdiri berjajar/ wall tube membentuk ruang 4 sisi, terdiri dari Front
Wall Tube, Side (Left and Right) Wall Tube dan Rear Wall Tube, ruang yang
terbentuk ini yang disebut sebagai ruang bakar/ furnance. Deretan tube – tube
tersebut berdri terhubung pada pupa induk posisi mendatar disisi bawah
dengan ukuran relatif besar (Lower Header). Sedang pada ujung atasnya juga
terhubung dengan pipa induk mendatar ukuran relati besar juga (Upper
Header). Dari masing – masing upper header (front, left, right, dan rear)
diubungkan oleh beberaoapipa steam drum. Dimensi ruang bakar. Furnance
termasuk ukuran diamter tube, ditentukan oleh kapasitas pembangkit yang
dirancang. Untuk kapasitas pembangkit 300 MW dimensi wall tube diameter
sekitar Ø58 mm dengan luasan furnance sekitar 13 x 14 x 60 meter.
b. Steam Drum
Konstruksi steam drum atau sederhananya sebgaai tangki uap sebuah
PLTU didesain untuk menampung uap dan air ketel pada suhu dan tekanan
tinggi, sehingga dirancang dengan menggunakan material bahan sesuai
kemampuan operasinya.
Fungsi steam drum:
Prinsip utama sebagai penampung uap hasil pemanasan dalam boiler,
sebelum disalurkan ke super heater untuk proses panas lanjut. Tetapi untuk
kepentingan operasi dalam steam drum dilengkapi pengendali kaulitas air
ketel dengan proses injeksi bahan kimia. Sedangkan safety valve berperan
sebagai pengaman terhadap tekanan lebih, adapaun sight glass sebagai
perangkat pengukur level air dalam steam drum.
c. Burner
Secara umum konstruksi burner dalam boiler terdiri dari 2 jenis,
1. Main Burner/ Coal Burner
2. Aux Burner/ Oil Burner
Coal burner posisinya terletak disetiap sudut furnance/ corner, sesuai
kapasitas untuk kapaistas 300 MW keatas dipasang 5 tingkat/ level, A, B, C,
D dan E oil burner, posisinya teletak bergabung dengan coal burner tetapi
hanya teletak pada 2 tingkat dari bawah saja pada level 3, 4, dan 5 tidak ada.
Fungsi kerjanya memang sebagai peralatan pembakar batu bara untuk main
burner.
Sedangkan oil burner hanya dioperasikan saat start saja dengan bakar light oil
sampai beban 30%, selanjutnya diganti bahan bakar utama coal fuel (batu bara)
d. Superheater
Konstruksi super heater terdiri dari susunan tube yang dibentuk
bagaikan spiral element yang terpasang menggantung di lorong laluan flue
gas. Untuk 1 unit boiler terpasang beberapa grup element . adapun rangkaian
grup element dibedakan atas kebutuhan suhu operasi, diantaranya:
a. Primary Superheater Element
b. Secondary Superheater Element
c. Reheater Superheater Element
Untuk jenis material yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan
suhu operasi, material tube SA-213 TP347H dan SA-213T91 khusus untuk U
tube.
Fungsi kerja elemen super heater adalah untuk pemanasan uap lanjut.
Pertama uap dari steam drum yang suhunya masih belum terlalu tinggi
dilewatkan di primary superheater, selanjutnya setelah ditampung di heater
(outlet PSH) disalurkan lagi ke secondary superheater untuk menaikkan
temperatur dan enthalpy-nya. Sesuai kebutuhan suhu uap konsumsi turbin
bila cukup, uap langsung disalurkan ke turbin.
e. Economizer
Konstruksi economizer dengan material tube SA-210C juga dibentuk
bagaikan spiral yang posisinya terletak dilorong akhir dari laluan flue gas.
Hal ini juga disesuaikan peruntukannya dalam operasi. Fungsi kerja
economizer adalah sebagai pemanas air pengisi boiler sebelum masuk steam
drum dengan memanfaatkan kalor flue gas. Sehingga suhu air pengisis tidak
terlalu berbeda jauh dengan suhu air di dalam steam drum.
f. Deareator
Konstruksi deareator terdiri dari sebuah tabung vertikal yang
didalamnya tersusun dari bawah ke atas seperangkat tray semacam bentuk
nampan tepinya bergerigi. Dalam tabung vertikal tersebut juga terdapat nozle
spray. Dibawah tabung vertikal tersambung dengan sebuah drum horizontal,
berfungsi sebagai penampung air pengisi boiler. Fungsi kerja deareator sesuai
dengan sebutannya deareator berfungsi sebagai peralatan pemisah gas – gas
yang terkandung dalam air condensate. Dengan memanfaatkan uap air
extraction turbin kandungan gas dalam air codensate dipaksa keluar melalui
vent dari sisi atas tabung vertikal. Dengan demikian air yang akan
dipompakan ke boiler telah bebas dari kandungan gas – gas/ oksigen yang
sangat berbahaya terhadap kekuatan tube boiler.
11. Turbin
Prinsip dasar kerja turbin merupakan rotating equipment yang
memanfaatkan kerja uap dari boiler. Uap akan mendorong sudut – sudut pada
rotor turbin sehingga rotor berputar memutari poros/shaft. Dimana putaran
poros diteruskan keporos generator untuk menghasilkan energi listrik.
12. Reheater
Reheater berfungsi untuk menaikkan temperatur yang keluar dari high
pressure turbin sehingga tidak terjadi pengembunan di sudut – sudut turbin.
Selain itu, reheater juga berfungsi untuk menjaga temperatur min steam dan
reheat steam. Alat ini juga dilengkapi dengan spray sebagaimana pada
superheater keluaran 536°C dari temperatur 350°C karena HP Turbine dan IP
Turbine yang masing – masing disuplai oleh superheater dan reheater berada
dalam satu casing. Posisi reheater agak lebih keluar dibandingkan dengan
superheater sehingga panas yang dihasilkan juga lebih rendah.
13. Generator
Generator Listrik merupakan peralatan utama dan vital pada
pemangkit/PLTU disamping peralatan lainnya seperti boiler, turbin.
Generator listrik adalah generator arus bolak – balik generator AC atau
Generator Synchron. Prinsip kerja generator adalah ketika putaran turbin
mencapai putaran nominal, rotor generator diberi arus listrik penguat medan
magnet yang menghasilkan flux. Besar flux medan magnet yang timbul
tergantung besarnya arus penguat medan yang diberikan. Flux listrik dari
medan magnet rotor ini diinduksikan kebelitan stator yang menimbulkan gaya
gerak listrik.
14. ESP (Electrostatic Precipitator)
ESP adalah salah satu alternatif penangkap debu dengan efisiensi
mencapai >90% dan rentan partikel yang didapat cukup besar. Dengan
menggunakan ESP jumlah fly ash yang keluar dari cerobong diharapkan
hanya sekitar 0,16%. Dalam ESP terdapat lempengan – lempengan discharge
electrode yang mengandung muatan positif, sehingga debu yang
menggunakan muatan negatif akan menempel pada lempengan tersebut.
Setelah debu yang menempel pada lempengan tersebut cukup banyak maka
lempengan tersebut akan diketuk dengan alat pemukul (Collecting Plate
Rapper) untuk melepas debu dari lempengan tersebut. Debu – debu yang
sudah terlepas dari ESP akan ditampung di bagian bawah hopper.
Kegiatan sertifikasi alat angkat dan angkut berada dibawah tanggung jawab
bidang K3. Sertifikasi alat angkat dan angkut dilakukan sebanyak 1 kali dalam satu
tahun yang dimaksudkan agar menjaga keamanan dan kualitas peralatan yang
V-1
digunakan, sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan dalam bekerja.
Penilaian kelayakan dilakukan oleh pihak ke-3 yang memiliki kopetensi dibidang
teknik dan penilaian kelayakan berdasarkan pemenuhan kriteria standar K3 yang
berlaku. Pada tahun ini PT.PJB UP Paiton menggunakan pihak ke-3 yaitu
ROBUTECH. Kegiatan ini bertujan untuk mendapatkan bukti sertifikasi lolos
keamanan yang dikeluarkan oleh Disnaker (Dinas Tenaga Kerja) yang menyatakan
bahwa alat-alat tersebut benar-benar aman dan layak untuk digunakan.
Lokasi
No. Jenis Peralatan Kapasitas Peralatan
CONVEYOR
1 Belt Conveyor 3.500 Ton Conveyor A.1
2 Belt Conveyor 3.500 Ton Conveyor A.2
3 Belt Conveyor 3.500 Ton Conveyor B.1
4 Belt Conveyor 3.500 Ton Conveyor B.2
5 Belt Conveyor 3.500 Ton Conveyor C.1
6 Belt Conveyor 3.500 Ton Conveyor C.2
7 Belt Conveyor 3.500 Ton Conveyor D.1
8 Belt Conveyor 3.500 Ton Conveyor D.2
9 Belt Conveyor 3.500 Ton Conveyor E.1
10 Belt Conveyor 3.500 Ton Conveyor E.2
11 Belt Conveyor 1.500 Ton Conveyor F.1
12 Belt Conveyor 1.500 Ton Conveyor F.2
13 Belt Conveyor 1.500 Ton Conveyor J.1
14 Belt Conveyor 1.500 Ton Conveyor J.2
15 Belt Conveyor 1.500 Ton Conveyor K.1
16 Belt Conveyor 1.500 Ton Conveyor K.2
17 Belt Conveyor 1.500 Ton Conveyor L.1
18 Belt Conveyor 1.500 Ton
Conveyor L.2
CRANE
Lokasi
No. Jenis Peralatan Kapasitas Peralatan
SYSTEM FIRE
PROTECTION
47 Instalasi kebakaran otomatik - Gudang 02
48 Instalasi kebakaran otomatik -- Gudang 01
49 Instalasi Proteksi Kebakaran Gudang B3
50 Fire Alarm & Gas Detector Plant #1 & 2
51 Instalasi Proteksi Kebakaran 125 lbs / 50Kg Server Room
LIFT
Administration
52 Louser Samil Elevator Admin 750 Kg
Building
53 Personel Hoist ( 3 orang ) 400 Kg Chimney # 1
54 Personel Hoist ( 3 orang ) 400 Kg Chimney # 2
55 Lift Ship Unloader Unit 1 300 Kg Coal Jetty
56 Lift Ship Unloader Unit 2 300 Kg Coal Jetty
Fly Ash Handling
57 Lift Alimak Scando 10/20 1000 Kg
#1
Fly Ash Handling
58 Lift Alimak Scando 10/20 1000 Kg
#2
ALAT BERAT
No Alat Berat Kapasitas Merk
1 Sky Master Truck 200 Kg EPV 16-DB
2 Off High Way Dump Truck 04 35 Ton TEREX
3 Triming Dozer 06 108 Ton / Jam
Off High Way Dump Truck
35 Ton TEREX
4 03
5 Wheel Loader 01
6 Wheel Loader 02
7 Wheel Loader 03
8 Vacuum Truck 02
9 Skid-Steer Loader 02
Sumber : Dokumen Bidang K3 PT. PJB UP Paiton Probolinggo,2020
5.1.2 Patrol P2K3
Gambar 5.2 Kegiatan Patrol P2K3 dan Inspeksi Temuan Patrol P2K3
5.1.3 Pengecekan H2
Hidrogen merupakan gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan
termasuk dalam golongan gas diatomik yang mudah terbakar. Kebocoran gas H2
dapat menyebabkan ledakan sehingga berbahaya bagi pekerja dan mengganggu
proses produksi perusahaan. Sehingga PT. PJB UP Paiton Probolinggo melakukan
pengecekan H2 secara rutin yang dilaksanakan oleh bidang K3, pengecekan gas
hidrogen dilakukan menggunakan alat 𝐻2detector. Pengecekan H2 dilakukan
sebelum dimulainya pekerjaan yang berisiko terjadi ledakan akibat kebocoran H2
seperti pada perkerjaan pengelasan pipa di Unit WTP (Water Treatment Plant).
1. Rambu
2. Poster
3. Papan Informai K3
Gambar 5.12 Kegiatan Rutin Safety Induction Petugas Keamanan di PT. PJB
UP Paiton Probolinggo
LOTOTO (Lock out /Tag out/Try Out) merupakan proses penguncian dan
pelabelan. LOTOTO ini merupakan prosedur keselamatan yang digunakan untuk
memastikan bahwa mesin berbahaya dimatikan dengan benar dan tidak dapat
dinyalakan kembali sebelum selesainya pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan. Hal
ini bertujuan untuk melindungi karyawan atau pekerja yang sedang bekerja atau
berada di sekitar mesin, instalasi listrik atau fasilitas proses produksi yang sedang
dalam proses perbaikan maupun perawatan.
Setelah dilakukan lock out dan tag out, untuk memastikan bahwa alat yang
telah diberi label tersebut benar-benar sesuai selanjutnya perlu dilakukannya try
out/uji coba, sehingga dapat dipastikan bahwa alat yang di matikan sesuai dengan
yang diinginkan. Proses LOTOTO dilakukan dengan cara penguncian (mengisolasi)
energi berbahaya, pemasangan pengaman dan label pada sumber-sumber energi
yang dapat mencederai seseorang. LOTOTO sendiri dapat berupa label, alat
pengunci atau alat bantu lainnya seperti garis penghalang, safety line, barricade,
rantai, dan lainnya.
Sistem Izin Kerja atau yang biasanya disebut dengan Work Permit
merupakan izin untuk pelaksanaan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya yang
tinggi. Izin kerja dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan. Sistem izin kerja
berfungsi agar bahaya dan risiko pekerjaan tersebut dapat teridentifikasi dengan
baik sehingga dapat tersampaikan pula pada pekerja, sehingga dapat dilakukan
upaya pencegahan oleh pihak K3 untuk menghindari adanya kecelakaan kerja.
Izin kerja yang sedang berjalan akan disimpan sebagai catatan dan apabila
terjadi suatu kecelakaan Work Permit ini dapat mempermudah proses dari
pelacakan pada suatu kecelakaan tersebutPekerjaan yang wajib memiliki izin kerja
adalah seluruh pekerjaan jasa kontraktor, dan pekerjaan internal PT. PJB UP Paiton
Probolinggo dalam kategori pekerjaan panas, ruang tertutup, penyelaman,
pekerjaan
diketinggian dan sebagainya. Langkah dalam izin kerja PT. PJB UP Paiton
Probolinggo seperti pada gambar dibawah :
4. Medical Check Up
2. IZAT K3
a) IZAT APAR,
IZAT APAR yaitu pemeriksaan Alat Pemadam Api Ringan dan Alat
Pemadam Api Tradisional di area kerja. Pemeriksaan APAR pada semua area
di Unit 1 & 2 PT. PJB UP Paiton Probolinggo dilakukan setiap bulan.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
a. Penempatan APAR
b. Tanggal kadaluarsa APAR
c. Kesesuaian nomor APAR
d. Peralatan layak dan mudah dicapai
e. Rambu APAR dalam keadaan baik
f. Peralatan bersih
g. Petunjuk instruksi penggunaan jelas
h. Tabel pemeriksaan APAR sudah diisi
i. Berat isi cukup (tidak kurang dari 10% dari berat yang diharuskan)
j. Tekanan APAR dalam kondisi baik
k. Tali seal pengaman
l. Pin pengaman
m. Kondisi fisik indikator dalam keadaan baik
n. Corong penyemprot bersih tidak ada gangguan
o. Selang dalam kondisi baik
b) IZAT Hydrant
IZAT Hydrant yaitu pemeriksaan hydrant di setiap area kerja. Apakah masih
berfungsi dengan baik atau tidak dan apakah debit air pada hydrant cukup atau
tidak. Apakah terdapat kebocoran atau tidak dan apakah krannya masih dalam
keadaan baik.
c) Patrol P2K3
Patrol P2K3 yaitu patrol oleh panitia P2K3 yang dilakukan 2x dalam
seminggu untuk melakukan patrol pada unit yang sudah ditentukan. Temuan
patrol adan diinput pada aplikasi IZAT PATROL yang kemudian akan
dibacakan saat rapat.
5.2.1.9 Audit K3
PT. PJB UP Paiton Probolinggo melakukan audit berdasarkan ISO 9001 :
2008, ISO 14001 : 2004, OHSAS 18001, dan SMK3. Terdapat dua macam
pelaksana audit yaitu auditor internal dan auditor eksternal. Auditor Internal adalah
satuan pengawasan internal di lingkungan perusahaan yang bertugas untuk
melakukan audit serta memastikan sistem pengendalian internal perusahaan dapat
berjalan secara efektif. Audit internal dilaksanakan setiap dua kali dalan satun
tahun. Sedangkan Auditor Eksternal adalah auditor dari luar perusahaan yang
memberikan jasa audit sesuai ketentuan yang berlaku kepada perusahaan. Audit
eksternal dilaksanakan untuk mengaudit PT. PJB UP Paiton Probolinggo. Audit ini
dilaksanakan setiap 3 tahun sekali dan dilakukan oleh perusahaan jasa audit.
5.3 Tingkat Pencapaian Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.
PJB UP Paiton Probolinggo
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan terhadap
penerapan SMK3 di PT. PJB UP Paiton Probolinggo dapat diketahui presentase
tingkat pencapaiannya. Tabel di bawah ini merupakan tabel yang menerangkan
tingkat pencapaian Sistem K3 di PT. PJB UP Paiton Probolinggo.
Lingkungan dan
Bahaya Risiko K3
- Rambu
- Poster
- Banner
- Petunjuk Evakuasi
- Kebijakan K3
- Tanda Bahaya
- Papan Informasi
- Dll
- Pekerjaan di
Ketinggian
- Pekerjaan Panas
- Dsb
8 Kegiatan PP No. 50 PT. PJB UP Paiton 10
pelatihan K3 Tahun 2012 Probolinggo telah
Pasal 13 Ayat melakukan Pelatihan,
(3) e Kompetensi dan
Pelatihan K3 dengan
tujuan untuk melatih para
pekerja jika terjadi
keadaan darurat. Contoh
pelatihan K3 yang
dilaksanakan di PT. PJB
UP Paiton Probolinggo
meliputi:
- Pelatihan Pemadaman
Kebakaran Tingkat Awal
- Pelatihan Tanggap
Darurat
pelaksanaan sebagai
berikut :
2. Audit Eksternal, 3
Tahun sekali
a. APD
d. Instruksi Kerja
e. Medical Check Up
Keterangan :
1. Nilai
0 : Tidak ada
1-3 : Ada tetapi tidak dijalankan
4-7 : Ada, dijalankan, tetapi tidak konsisten, dan tidak
berkelanjutan 8-10 : Ada, dijalankan, konsisten, dan berkelanjutan
2. Tingkat pencapaian
0-20% : Buruk
20-40% : Kurang
40-60% : Sedang
60-80% : Baik
80-100% : Sangat baik
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh tingkat pencapaian SMK3 di PT.
PJB UP Paiton Probolinggo sebesar 98,23% dan termasuk dalam kategori sangat
baik. Hasil penilaian kualitatif tersebut disesuaikan dengan keberadaan data-data di
perusahaan baik dari data sekunder, secara observasi maupun wawancara yang
dilakukan penulis selama menjalani kerja praktik di PT. PJB UP Paiton
Probolinggo. Walaupun tingkat pencapaian SMK3 di PT. PJB UP Paiton
Probolinggo sudah masuk dalam kategori sangat baik, akan tetapi perlu adanya
upaya lebih sehingga dapat meningkatkan pelaksanaan SMK3.
Analisis tahap penilaikan risiko/nilai keparahan akan dijelaskan secara rinci dalam
tabel berikut :
Tabel 5.4 Kriteria Nilai Keparahan
perbaikan 1
bulan
Note : Luka Ringan = luka yang penanganannya tidak lebih dari 1x24 jam
Rating Kualitatif
Kuantitatif
Kategori Deskripsi Frekuensi Probabilitas
Terhadap semua aspek dan bahaya LK3 dilakukan penetapan tingkat risiko
dengan mempertimbangkan factor pengendalian yang ada saat ini (Faktor Earty
Control Management atau Faktor ECM).
Tingkat Risiko Awal = Nilai Kemungkinan (P) x Nilai Keparahan (S)
Dari matriks penilaian risiko LK3 di PT. PJB UP Paiton Probolinggo maka
didapatkan 4 kategori risiko yaitu dari Tingkat I (Rendah), Tingkat II (Moderat),
Tingkat III (Tinggi), dan Tingkat IV (Ekstrim) dan diperoleh tindakan yang harus
dilakukan dalam penanganan masing-masing tingkatan risiko tersebut yang
dijabarkan pada table dibawah ini.
Sehingga dari matriks risiko LK3 dan tabel kategori risiko didapatkan bahwa
kegiatan pengambilan sampel tersebut memiliki tingkat kategori risiko III (Tinggi).
Dari kegiatan pengambilan air sampel dapat dilakukan pengendalian risiko dengan
Faktor ECM nilai 0,6 (Seluruh pengendalian diterapkan, namun pengendalian
lebih lanjut diperlukan untuk Enjiniring, Administratif, APD dan Spill kit).
Pengendalian risiko dilakukan dengan Engineering Control yaitu dengan
memodifikasi line sampel sehingga dapat menurunkan tingkat risiko yang tinggi
menjadi rendah. Contoh table HIRARC bidang kimia yang dianalisis dapat dilihat
pada tabel 5.9.
Tabel 5. 9 Identifikasi Bahaya dan Risiko Bidang Kimia dan Lab PT. PJB UP Paiton Probolinggo
No. 12.6.4.1
Unit : :
Dokumen .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/
: Tgl. Terbit : Januari
Lokasi
2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek-
Aktifitas, Tingkat :
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian 3. Engineering
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
V-42
No. 12.6.4.1
Unit : :
Dokumen .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/
: Tgl. Terbit : Januari
Lokasi
2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
1. UU
No.1/1970 ttg
K3 2. Kep
Suara/ Men Tenaga
kebisingan Kerja RI No Gangguan
saat Kep- pendengara APD Wajib,
K3 R 5 1 2 3 1 3 15 Penting 0.3 5 II
pengambilan 51/Men/1999 n akibat earplug
sampel di unit ttg Nilai kebisingan
PLTU Ambang
Batas Faktor
Fisika di
Tempat Kerja
Panas/
Luka bakar
temperatur APD Wajib,
UU No.1/1970 akibat panas/
K3 R tinggi saat 5 1 2 3 1 3 15 Penting sarung tangan 0.3 5 II
ttg K3 temperatur
pengambilan dan majun
tinggi,
sampel
dehidrasi
No. 12.6.4.1
Unit : :
Dokumen .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/
: Tgl. Terbit : Januari
Lokasi
2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Permenaker Gangguan
Paparan Debu APD Wajib,
K3 R No 13 Tahun pada sistem 5 2 2 3 1 3 15 Penting 0.3 5 II
Batubara masker
2011 pernapasan
APD Wajib,
masker,
goggle, sarung Sosialisas
Sampel air unit tangan karet i IK
Permen 5 Gangguan
K3 R dan bahan 5 2 2 4 2 4 20 Penting IK 0.6 12 III 4. Administratif PK kepada
tahun 2018 kesehatan
kimia di unit pengambilan kariyawan
sampel lab
IK pengisian
bahan kimia
No. 12.6.4.1
Unit : :
Dokumen .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/
: Tgl. Terbit : Januari
Lokasi
2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
PP No 101
Sampel air unit Tahun 2014 IK
Pencemaran
L N dan bahan tentang 5 3 3 1 1 3 15 Penting pengendalian 0.3 5 II
lingkungan
kimia di unit Pengelolaa bahan kimia
n LB 3
Potensi luka /
Tersandung /
UU No.1/1970 keseleo/
K3 R terpeleset / 5 1 1 3 1 3 15 Penting APD Wajib 0.3 5 II
ttg K3 patah tulang
terjatuh
akibat
tersandung
Letak
pengambilan Terjepit, Modifikasi
UU No.1/1970 3. Engineering
K3 R sampel yang terjatuh, 5 1 1 3 1 3 15 Penting APD Wajib 0.6 9 III PK line
ttg K3 Control
sulit terbentur sampel
terjangkau
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
PP No 101
Tahun 2014 Tempat
Pencemaran
L N Limbah majun tentang 5 1 3 2 1 3 15 Penting penampunga 0.3 5 II
tanah
Pengelolaa n linbah B3
n LB 3
Analisa UU No.1/1970
Sampel Air Tersengat ttg Isolasi
K3 R Cidera 5 1 1 3 1 3 15 Penting 0.3 5 II
Arus listrik Keselamatan peralatan
kerja
Penggunaan
jas lab,
Sosialisas
Penggunaan masker,
i IK
bahan-bahan Permen 5 Gangguan goggle, sarung
K3 R 5 2 2 4 2 4 20 Penting 0.6 12 III 4. Administratif PK kepada
kimia tahun 2018 kesehatan tangan karet,
kariyawan
berbahaya MSDS, lemari
lab
asam, IK
analsia
sampel
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
PP No 101 IK
Penggunaan Tahun 2014 pengendalian
bahan-bahan tentang Pencemaran bahan kimia,
L N Pengelolaa 3 3 3 1 1 3 9 Penting 0.6 6 II
kimia lingkungan rambu-rambu
berbahaya n LB 3 bahan kimia,
5S
Terpapar
Sarung tangan
panas dari UU No.1/1970
K3 R Luka bakar 5 1 1 3 1 3 15 Penting tahan panas, 0.3 5 II
sampel/perala ttg K3
jas lab
t an
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Penamba
han
exhaust
fan dan
minimalisi
Akumulasi Permenaker Gangguan
Masker, 3. Engineering r akses
K3 R debu batubara No 13 Tahun pada sistem 5 1 1 3 3 3 15 Penting 0.6 9 III PK orang
exhaust fan Control
dari luar 2011 pernapasan bukan
karyawan
lab ke
laboratori
um
Terkena
pecahan UU No.1/1970
K3 R Cedera 5 2 2 2 1 2 10 Penting Safety shoes 0.3 3 I
peralatan ttg K3
kimia dari kaca
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Limbah
PP No 101 IK Sosialisas
analisa
Tahun 2014 pengendalian i IK
(reagen Pencemaran
L N tentang 5 3 3 1 1 3 15 Penting bahan kimia, 0.6 9 III 4. Administratif PK kepada
kimia, tisu, lingkungan
Pengelolaa rambu-rambu kariyawan
majun, wadah
n LB 3 bahan kimia lab
bahan kimia)
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
2 Analisa Pengambilan 1. UU
Batubara Sampel No.1/1970 ttg
dan Gas K3 2. Kep Pembuat
Men Tenaga an
Getaran saat Kerja RI No Terkena HAVS rambu-
pengambilan Kep- (Human Hand- 4. Administratif rambu
K3 R 3 1 2 4 1 4 12 Penting APD Wajib 1 12 III PK himbauan
sampel di unit 51/Men/1999 Arm Vibration 5. APD
PLTU ttg Nilai Syndrome) , APD
Ambang Khusus
Batas Faktor getaran
Fisika di
Tempat Kerja
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
1. UU
No.1/1970 ttg
K3 2. Kep
Suara/ Men Tenaga
kebisingan Kerja RI No Gangguan
saat Kep- pendengara APD Wajib,
K3 R 5 1 2 3 1 3 15 Penting 0.3 5 II
pengambilan 51/Men/1999 n akibat earplug
sampel di unit ttg Nilai kebisingan
PLTU Ambang
Batas Faktor
Fisika di
Tempat Kerja
Panas/
Luka bakar
temperatur APD Wajib,
UU No.1/1970 akibat panas/
K3 R tinggi saat 5 1 2 3 1 3 15 Penting sarung 0.3 5 II
ttg K3 temperatur
pengambilan tangan dan
tinggi,
sampel majun
dehidrasi
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Letak
pengambila Terjepit, APD Wajib,
UU No.1/1970
K3 R n sampel terjatuh, 5 1 1 3 1 3 15 Penting Modifikasi alat 0.3 5 II
ttg K3
yang sulit terbentur sampling
terjangkau
Permenaker
Tersandung,
K3 R No 13 Tahun 5 2 2 3 2 3 15 Penting APD Wajib 0.3 5 II
terpleset
Ceceran 2011
sampel PP No 101 IK
batubara di Tahun 2014 pengendalian
Pencemaran
L N lantai tentang 5 3 3 1 1 3 15 Penting bahan kimia, 0.3 5 II
lingkungan
Pengelolaa rambu-rambu
n LB3 peringatan
PP No 101
Tahun 2014 Tempat
Pencemaran
L N Limbah majun tentang 5 1 3 2 1 3 15 Penting penampunga 0.3 5 II
tanah
Pengelolaan n linbah B3
LB3
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Preparasi UU No.1/1970
dan Analisa Tersengat ttg Isolasi
Sampel K3 R Cidera 5 1 1 3 1 3 15 Penting 0.3 5 II
Arus listrik Keselamatan peralatan
Batubara kerja
IK
Pengoperasian
Terjepit UU No.1/1970
K3 R Cidera 5 1 1 3 1 3 15 Penting Peralatan, 0.3 5 II
Peralatan ttg K3
Sarung
Tangan
Sarung tangan
Terpapar tahan panas,
panas dari UU No.1/1970 jas lab, IK
K3 R Luka bakar 5 1 1 3 1 3 15 Penting 0.3 5 II
sampel/perala ttg K3 pengoperasia
t an n alat dan
analisa
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Penggunaan
Permenaker Gangguan jas lab,
K3 R No 13 Tahun pada sistem 5 2 2 3 1 3 15 Penting masker ber- 0.3 5 II
2011 pernapasan catridge,
Debu goggle,
Batubara rambu- rambu
PP No 101
Tahun 2014 IK
Pencemaran
L N tentang 5 3 3 1 1 3 15 Penting pengendalian 0.3 5 II
lingkungan
Pengelolaan bahan kimia
LB 3
Penggunaan
Gas sisa jas lab,
Permenaker Gangguan
pembakaran masker ber-
K3 R No 13 Tahun pada sistem 5 1 1 3 1 3 15 Penting 0.3 5 II
hasil analisa catridge,
2011 pernapasan
batubara goggle,
rambu- rambu,
exhaust fan
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
PP No 101
Tahun 2014
Pencemaran
L N tentang 5 2 2 1 1 2 10 Penting exhaust fan 0.3 3 I
lingkungan
Pengelolaa
n LB 3
PP No 101
Tahun 2014
Limbah Pencemaran Dikembalikan
L N tentang 5 2 2 1 1 2 10 Penting 0.3 3 I
batubara lingkungan ke stock pile
Pengelolaa
n
LB 3
PP No 101
Tahun 2014 Tempat
Limbah majun Pencemaran
L N tentang 5 2 2 1 1 2 10 Penting penampunga 0.3 3 I
dan tisu lingkungan
Pengelolaa n linbah B3
n LB 3
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Gerakan yang
sama dan UU No.1/1970 Salah Urat
K3 R 5 1 1 2 1 2 10 Penting Perenggangan 0.3 3 I
berulang ulang ttg K3 (terkilir, kram)
(ergonomi)
3 Analisa Pengambilan 1. UU
Minyak Sampel No.1/1970 ttg
K3 2. Kep Pembuat
Men Tenaga an
Getaran saat Kerja RI No Terkena HAVS Pengukuran rambu-
pengambilan Kep- (Human Hand- Lingkungan 4. Administratif rambu
K3 R 3 1 2 4 1 4 12 Penting 0.3 4 III PK himbauan
sampel di unit 51/Men/1999 Arm Vibration Kerja, APD 5. APD
PLTU ttg Nilai Syndrome) Wajib , APD
Ambang Khusus
Batas Faktor getaran
Fisika di
Tempat Kerja
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
1. UU
No.1/1970 ttg
K3 2. Kep
Suara/ Men Tenaga
kebisingan Kerja RI No Gangguan
saat Kep- pendengara APD Wajib,
K3 R 4 1 1 3 1 3 12 Penting 0.3 4 I
pengambilan 51/Men/1999 n akibat earplug
sampel di unit ttg Nilai kebisingan
PLTU Ambang
Batas Faktor
Fisika di
Tempat Kerja
Panas/
temperatur Luka bakar
APD Wajib,
tinggi saat UU No.1/1970 akibat panas/
K3 R 4 1 1 3 1 3 12 Penting sarung 0.3 4 I
pengambila ttg K3 temperatur
tangan dan
n sampel di tinggi,
PLTU majun
dehidrasi
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Potensi luka /
Tersandung /
UU No.1/1970 keseleo/ patah
K3 R terpeleset / 5 1 1 3 1 3 15 Penting APD Wajib 0.3 5 I
ttg K3 tulang akibat
terjatuh
tersandung
Permenaker
K3 R No 13 Tahun Terpeleset 3 2 2 3 1 3 9 Penting APD Wajib 0.3 3 I
2011
Ceceran oli PP No 101
Tahun 2014 IK
Pencemaran
L N tentang 3 2 2 1 2 2 6 Penting pengendalian 0.3 2 I
lingkungan
Pengelolaa bahan kimia
n LB 3
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Letak
pengambila Terjepit, APD Wajib,
UU No.1/1970
K3 R n sampel terjatuh, 5 1 1 3 1 3 15 Penting Modifikasi alat 0.3 5 II
ttg K3
yang sulit terbentur sampling
terjangkau
PP No 101
Tahun 2014 Tempat
Pencemaran
L N Limbah majun tentang 5 1 3 2 1 3 15 Penting penampunga 0.3 5 II
tanah
Pengelolaan n linbah B3
LB3
Analisa UU No.1/1970
Sampel Tersengat ttg Isolasi
Minyak K3 R Cidera 5 1 1 3 1 3 15 Penting 0.3 5 II
Arus listrik Keselamatan peralatan
kerja
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Terpapar
Sarung tangan
panas dari UU No.1/1970
K3 R Luka bakar 5 1 1 3 1 3 15 Penting tahan panas, 0.3 5 II
sampel/perala ttg K3
jas lab
t an
IK
Sampel
UU No.1/1970 Luka bakar, Pengoperasian
K3 R minyak 5 1 1 3 3 3 15 Penting 0.3 5 II
ttg K3 kebakaran Peralatan,
mudah
rambu-rambu
terbakar
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Penggunaan
jas lab,
Sosialisas
masker,
Permenaker i IK
Gangguan goggle, sarung
K3 R No 13 Tahun 5 2 2 4 2 4 20 Penting 0.6 12 III 4. Administratif PK kepada
kesehatan tangan karet,
Penggunaan 2011 kariyawan
MSDS, lemari
reagen bahan lab
asam, IK
kimia analsia
berbahaya sampel
PP No 101 IK
Tahun 2014 pengendalian
Pencemaran
L N tentang 5 3 3 1 3 3 15 Penting bahan kimia, 0.3 5 II
lingkungan
Pengelolaa rambu-rambu
n LB 3 bahan kimia
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
PP No 101 IK
Tahun 2014 pengendalian
Limbah tentang Pencemaran bahan kimia,
L N Pengelolaan 5 2 2 1 2 2 10 Penting 0.3 3 I
Minyak lingkungan tempat
LB 3 penampunga
n limbah B3
PP No 101
Tahun 2014 Tempat
Pencemaran
L N Limbah majun tentang 5 1 3 2 1 3 15 Penting penampunga 0.3 5 II
tanah
Pengelolaan n linbah B3
LB3
4 Pekerjaan Administrasi Kepmenaker
Dalam 75/ 2002 ttg
Penggunaan Cidera Isolasi
Ruangan K3 R Pember- 5 1 1 3 2 3 15 Penting 0.3 5 II
Listrik tersengat listrik peralatan
lakuan PUIL
2000
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
KepMen LH
Limbah Freon Pemanasan
L N Nomor 122 5 2 2 1 1 2 10 Penting Non Freon 0.3 3 I
(AC) Global
Tahun 2004
Kepmenaker
Radiasi 51/ 1999 ttg
Gangguan Screen
K3 R Monitor NAB Faktor 5 1 1 3 1 3 15 Penting 0.3 5 II
kesehatan Monitor
Komputer Fisika di
Tempat Kerja
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Kepmenaker
51/1999 ttg
Ruangan Gangguan Pengaturan
K3 R NAB Faktor 5 1 1 3 1 3 15 Penting 0.3 5 II
dingin kesehatan AC
Fisika di
Tempat Kerja
PP No 101
Limbah B3
Tahun 2014
(baterai, Pencemaran
L N tentang 5 3 2 1 1 3 15 Penting Monitoring 0.3 5 II
catridge lingkungan
Pengelolaa
tinta printer)
n
LB 3
UU
No.18/2009
Limbah Padat Pencemaran
L N ttg 5 2 2 1 1 2 10 Penting Monitoring 0.3 3 I
Non B3 lingkungan
Pengelolaa
n Sampah
No. 12.6.4.1
Unit : Dokumen : .3.1
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Permenaker
07/ 1964 ttg
Duduk terlalu Syarat Kes, Gangguan Jam istirahat
K3 R 5 1 1 2 1 2 10 Penting 0.3 3 I
lama Keber, kesehatan yg cukup
Pener. dlm
tmp.
Kerja
Permenaker
07/ 1964 ttg
Sarana kerja
Syarat Kes, Gangguan design
K3 R tidak 5 1 1 3 1 3 15 Penting 0.3 5 II
Keber, kesehatan ergonomis
ergonomis
Pener. dlm
tmp.
Kerja
Divisi/
Bidang/ : No. Revisi : 3
Aktivitas
TABEL IDENTIFIKASI ASPEK/ BAHAYA DAN EVALUASI DAMPAK/ RISIKO LINGKUNGAN DAN K3
07
Area/ : Tgl. Terbit : Januari
Lokasi 2019
Penang
gungjawa : Halaman : -
b
Pengendalian Respon
Identifikasi Aspek Lingkungan-Bahaya K3 Penilaian Dampak Lingkungan-Risiko K3
Resiko Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=9x10 12 13 14 15=11x14 16 17 18
:
1. Eliminasi PK Program
Kerja
:
2. Substitusi P Prosedur
Sub dari Keparahan
Aktifitas, Potensi/ Potensi/ (S) Aspek- :
Aktifitas, Tingkat 3. Engineering
Peralatan, Aktual Aspek Peraturan Aktual Bahaya Pengendalian
Peralatan, Kondisi Kemungkinan (P) Risiko Faktor Tingkat Kategori IK Instruksi
NO Lingkungan K3/L Lingkungan- Perundangan Dampak (Penting/ Yang Ada Control
Lingkungan (R,NR,N,AN,E) Awal ECM Risiko Risiko Kerja
Kerja, Bahaya K3 Terkait Lingkungan - Tidak Saat Ini (ECM)
Kerja, (PxS)
Proses Risiko K3 Penting) 4. Administratif
Proses
DL SL CM AS MAX 5. APD
Keparahan: DL (Dampak Lingkungan); SL (Sanksi Lingkungan) CM (Cedera Manusia); AS (Aset); MAX (Maximum)
No.
PT PEMBANGKITAN JAWA-BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON :
Dokumen
PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00
Tanggal
FORMULIR :
Terbit
UNACCEPTABLE RISK Halaman :
Identifikasi Unacceptable Risk Mitigasi Risiko
Level Level
No. Bidang AKTIVITAS Kemungkinan Dampak Unacceptabl Risik Level
Risiko Penyebab Dampak e Risk o Risiko
Kontrol Pasca Action Plan Residual
Kontrol
Identifikasi dan APD
Hampir dapat Penormalan
Pengambilan Data Gangguan Debu Korban cacat Korban cacat Khusus
1 Enjinering dipastikan Tinggi Tinggi Dust Rendah
di Lapangan di Area Pernafasan Batubara permanen permanen (Masker
terjadi Suppresion
Turbin dan Auxiliary N95)
Terjadi Terjadi
Pencemaran Pencemaran
Lingkungan di Lingkungan di
luar ambang luar ambang
Pemantauan Kualitas
batas KLH Hampir dapat batas KLH
Lingkungan Pengurangan Penggunaan Efisiensi
2 Lingkungan dan dampak dipastikan dan dampak Tinggi Himbauan Tinggi Rendah
( Sampling Udara SDA Energi Energi
lingkungan terjadi lingkungan
Ambien)
bersifat bersifat
permanen, permanen,
tidak dapat tidak dapat
diatasi diatasi
Terjadi Terjadi
Pencemaran Pencemaran
Efisiensi
Pengolahan Limbah Lingkungan di Hampir dapat Lingkungan di
Pengurangan Penyiraman dan
3 B3 (Pengoperasian luar ambang dipastikan luar ambang Tinggi Himbauan Tinggi Rendah
SDA dengan Air Konservas
Ash diposal) batas KLH terjadi batas KLH
i Air
dan dampak dan dampak
lingkungan lingkungan
No.
PT PEMBANGKITAN JAWA-BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON :
Dokumen
PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00
Tanggal
FORMULIR :
Terbit
UNACCEPTABLE RISK Halaman :
Identifikasi Unacceptable Risk Mitigasi Risiko
Level Level
No. Bidang AKTIVITAS Kemungkinan Dampak Unacceptabl Risik Level
Risiko Penyebab Dampak e Risk o Risiko
Kontrol Pasca Action Plan Residual
Kontrol
bersifat bersifat
permanen, permanen,
tidak dapat tidak dapat
diatasi diatasi
Terjadi Terjadi
Pencemaran Pencemaran
Lingkungan di Lingkungan di
luar ambang luar ambang
batas KLH Hampir dapat batas KLH
Kegiatan 5S di Pengurangan Pemakaian 3R Limbah
4 dan dampak dipastikan dan dampak Tinggi Himbauan Tinggi Rendah
Dalam Gedung SDA Kertas Non B3
lingkungan terjadi lingkungan
bersifat bersifat
permanen, permanen,
tidak dapat tidak dapat
diatasi diatasi
Terjadi Terjadi
Pencemaran Pencemaran
Lingkungan di Lingkungan di
Hampir dapat Penggantian
Kegiatan 5S di Penipisan Penggunaan luar ambang luar ambang
5 dipastikan Tinggi Himbauan Tinggi Jenis Rendah
Dalam Gedung Ozon Pendingin batas KLH batas KLH
terjadi Pendingin
dan dampak dan dampak
lingkungan lingkungan
bersifat bersifat
No.
PT PEMBANGKITAN JAWA-BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON :
Dokumen
PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00
Tanggal
FORMULIR :
Terbit
UNACCEPTABLE RISK Halaman :
Identifikasi Unacceptable Risk Mitigasi Risiko
Level Level
No. Bidang AKTIVITAS Kemungkinan Dampak Unacceptabl Risik Level
Risiko Penyebab Dampak e Risk o Risiko
Kontrol Pasca Action Plan Residual
Kontrol
permanen, permanen,
tidak dapat tidak dapat
diatasi diatasi
Kemungkina
Korban luka Korban luka
n sama antara
Pendampingan Audit Gangguan Debu berat, berat,
6 MMK akan terjadi Tinggi Tinggi Rendah
Internal/Eksternal Pernafasan Batubara berdampak berdampak
dan tidak
pada pada
terjadi Masker N95
kesehatan kesehatan
Pengelolaan
Kemungkina
perijinan, sertifikat Korban luka Korban luka
Kursi yang n sama antara Penggantian
dan kontrak Gangguan berat, berat, Pengukuran
7 MRK Tidak akan terjadi Tinggi Tinggi Kursi yang Rendah
kepatuhan di Otot berdampak berdampak Lingker
Ergonomis dan tidak Tidak
Pengoperasian web pada pada
terjadi Layak
SISMINDOKUM kesehatan kesehatan
Kemungkina
Pendampingan Audit Korban luka Korban luka
n sama antara Normalisasi
Internal/Eksternal Gangguan Debu berat, berat,
8 akan terjadi Tinggi Masker N95 Tinggi Dust Rendah
(Site Visit dengan Pernafasan Batubara berdampak berdampak
dan tidak Suppretion
Auditor) pada pada
terjadi
kesehatan kesehatan
Adminisrasi Kursi yang kemungkinan Pengukuran Penggantian
Gangguan Korban luka Korban luka
9 Umum&CSR (Pertanggungjawaba Tidak besar akan Tinggi Lingkunga Tinggi Kursi yang Rendah
Posisi Tubuh berat, berat,
n Ergonomis terjadi n Tidak Layak
persekot dinas) Kerja
No.
PT PEMBANGKITAN JAWA-BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON :
Dokumen
PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00
Tanggal
FORMULIR :
Terbit
UNACCEPTABLE RISK Halaman :
Identifikasi Unacceptable Risk Mitigasi Risiko
Level Level
No. Bidang AKTIVITAS Kemungkinan Dampak Unacceptabl Risik Level
Risiko Penyebab Dampak e Risk o Risiko
Kontrol Pasca Action Plan Residual
Kontrol
berdampak berdampak
pada kesehatan pada kesehatan
Korban Korban
Adminisrasi kemungkinan
Gangguan Radiasi luka berat, luka berat, Penambahan
10 (Pertanggungjawaba besar akan Tinggi - Tinggi Rendah
Kesehatan Komputer berdampak berdampak Screenguard
n persekot dinas) terjadi
pada kesehatan pada kesehatan
Pekerjaan di Gudang Korban Korban Penambahan
Hampir dapat
Material Mengganggu luka berat, luka berat, Pengaturan Pintu
11 Gudang Udara Panas dipastikan Tinggi Tinggi Rendah
(Identifikasi Stok Kenyamanan berdampak berdampak ventilasi Samping
terjadi
Material dan pada kesehatan pada kesehatan Gudang
Pemeriksaan Barang)
Pembuatan
Pengoperasian Alat IK dan
Bantu dan kemungkinan Stiker
Kejatuhan Cara Ikat Korban cacat Korban cacat
12 Pergudangan besar akan Tinggi APD Wajib Tinggi himbauan Rendah
Barang Sling Salah permanen permanen
(Pengoperasian terjadi ( rambu ),
Overhead Crane) pelatihan
rigger
Pemasangan
Pengoperasian Alat kemungkinan
Radiasi Korban cacat Korban cacat Screen
13 Rendalhar di Pengoperasian Iritasi Mata besar akan Tinggi - Tinggi Rendah
Layar permanen permanen Protector
Perangkat Kantor terjadi
Komputer
Himbauan Instruksi
Pekerjaan Luar Perjalanan Korban Hampir dapat Korban
14 Kecelakaan Tinggi Keselamatan Tinggi Kerja Safety Rendah
Gedung di Witness Darat jiwa/meninggal dipastikan jiwa/meninggal
Berkendara Riding
No.
PT PEMBANGKITAN JAWA-BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON :
Dokumen
PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00
Tanggal
FORMULIR :
Terbit
UNACCEPTABLE RISK Halaman :
Identifikasi Unacceptable Risk Mitigasi Risiko
Level Level
No. Bidang AKTIVITAS Kemungkinan Dampak Unacceptabl Risik Level
Risiko Penyebab Dampak e Risk o Risiko
Kontrol Pasca Action Plan Residual
Kontrol
Pekerjaaan di tidak akan
Bengkel Rekanan terjadi
Pembuata
Terkena
Kemungkina n Rambu-
HAVS Getaran Saat Pengukuran
Analisa Air n sama antara Rambu
Kimia dan (Human Pengambila Korban cacat Korban cacat Lingkunga
15 (Pengambila akan terjadi Tinggi Tinggi Himbauan, Rendah
Lab Hand-Arm n Sampel di permanen permanen n Kerja,
n Sampel) dan tidak APD
Vibration Unit PLTU APD Wajib
terjadi Khusus
Syndrome)
Getaran
Sosialisasi
APD
Instruksi
Analisa Air kemungkinan Wajib,
Gangguan Bahan Korban cacat Korban cacat Kerja
16 (Pengambila besar akan Tinggi masker, Tinggi Rendah
Kesehatan Kimia permanen permanen Kepada
n Sampel) terjadi goggle,
Karyawan
sarung
Lab
tangan karet
Letak
Korban luka Korban luka
Analisa Air Terjepit, Pengambila Hampir dapat
berat, berat, Modifikasi
17 (Pengambila Terjatuh, n Sampel dipastikan Tinggi APD Wajib Tinggi Rendah
berdampak berdampak line sampel
n Sampel) Terbentu yang sulit terjadi
pada pada
r terjangkau
kesehatan kesehatan
Akumulas Korban Korban Penambahan
Hampir dapat
Analisa Air (Analisa Gangguan i Debu luka berat, luka berat, Masker, exhaust fan
18 dipastikan Tinggi Tinggi Rendah
Sampel Air) Pernafasan Batu Bara berdampak berdampak Exhaust Fan dan
dari pada kesehatan pada kesehatan minimalisir
terjadi
Luar
No.
PT PEMBANGKITAN JAWA-BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON :
Dokumen
PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00
Tanggal
FORMULIR :
Terbit
UNACCEPTABLE RISK Halaman :
Identifikasi Unacceptable Risk Mitigasi Risiko
Level Level
No. Bidang AKTIVITAS Kemungkinan Dampak Unacceptabl Risik Level
Risiko Penyebab Dampak e Risk o Risiko
Kontrol Pasca Action Plan Residual
Kontrol
akses
orang
bukan
karyawan
lab ke
laboratorium
APD Wajib,
sarung
tangan,
Lokasi Kemungkina
fullbody
Pengambilan pengambilan n sama antara Pembuatan
Terjatuh dari Korban cacat Korban cacat harness, IK
19 Tech. Owner data Vibrasi di data berada akan terjadi Tinggi Tinggi Aksses Rendah
Ketinggian permanen permanen pengambilan
Area Turbin di dan tidak Tangga
da vibrasi
ketinggian terjadi
pada casing
motor dan
pompa
APD Wajib
+ IIK/SOP
Kemungkina
Pekerjaan Modifikasi
Pengambilan n sama antara
Terjepit dan Benda Korban cacat Korban cacat pengambilan tempat
20 data Vibrasi di akan terjadi Tinggi Tinggi Rendah
Terbentur Berputar permanen permanen da vibrasi pengambila
Area Boiler dan tidak
pada casing n data
terjadi
motor dan
pompa
No.
PT PEMBANGKITAN JAWA-BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON Dokumen :
V-75
No Parameter Keadaan di PT. PJB UP Paiton Nilai
Probolinggo
Jumlah 98
Keterangan :
2. Nilai
0 : Tidak Ada
2. Tingkat Pencapaian
0-20 % : Buruk
20 -40 % : Kurang
40-60 % : Sedang
60-8- % : Baik
6.1 Kesimpulan
Setelah didapat hasil analisis dan proses identifikasi bahaya dan penilaian
risiko yang dilakukan mengenai penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
PT. PJB UP Paiton Probolinggo dapat ditarik kesimpulan :
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada PT. PJB UP Paiton melalui kerja praktik
antara lain sebagai berikut:
VI-1
3. Perlu penambahan pelaporan Nearmiss pada aplikasi IZAT, sehingga pelaporan
nearmiss dapat terdokumentasi dan dapat dievaluasi untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan kerja.
4. Perlunya penambahan kotak P3K di beberapa titik di Area Unit serta perlu
ditambahkan instruksi penggunaan alat-alat P3K dan memperbaiki informasi
nomor emergency pada setiap emergency call yang ada di PT. PJB UP Paiton
Probolinggo.
5. Kegiatan safety induction perlu ditingkatkan dengan menjalankannya secara
konsisten pada setiap tenaga kerja baru, peserta kerja praktik/magang, mitra
kerja serta tamu yang datang tanpa terkecuali.
6. Perlu dilakukan pembaharuan Instruksi Kerja yang mengatur mengenai
Identifikasi Potensi Bahaya dan Risiko dengan melakukan evaluasi dari Instruksi
Kerja sebelumnya dan memperbaiki serta menambah hal-hal yang dirasa kurang
atau tidak sesuai.
7. Perlu menambahkan dokumen referensi berupa ISO 45001 : 2018 tentang Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Instruksi Kerja PJB-IMS
No. IKKP-12.6.4.1.3 tentang Pedoman Identifikasi dan Penilaian
Aspek/Dampak Lingkungan dan Bahaya Risiko K3.
DAFTAR PUSTAKA
Emil, Salim. 2002. Green Company, Jakarta: PT. Astra International Tbk.
Peraturan Menteri Tenaga Keja No. Per 05/MEN/1966 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Keja OHSAS 18001.
Jakarta: Dian Rakyat.
Ramli S. Manajemen Risiko dalam Perspektif K3. Jakarta: Dian Rakyat; 2009
Suardi, Rudi. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta:
Surveyor Indonesia.
Suma’mur, P.K. 1994. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung
Agung.