(GALLERY)
Oleh :
SEMARANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Disusun Oleh :
(Cholid Syahronie, S.Si, M.Si) ( Nur Patria T, S.Si, M.Si, Med, Apt)
Mengetahui
Nim : 3F160170
MENYETUJUI
NRP : 160003
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan segala kuasa-Nyalah penulis akhirnya bisa menyusun laporan Praktek
pada tanggal 1 April sampai tanggal 26 April 2019. Praktek Kerja Lapangan ini
2. Nur Patria Tjahjani, S.Si, M.Si, Med, Apt selaku panitia tugas akhir Akademi
3. Dr. Ali Murtopo Simbolon, ST, S.Si, M Selaku ketua BBTPPI Semarang.
5. Ibu Esti Sri Hardianti, S.Si selaku pembimbing PKL yang telah mengarahkan,
PKL.
8. Bapak dan Ibu serta keluarga yang telah memberikan semangat, nasehat, doa
Penulis berharap yang sangat besar bahwa Praktek Kerja Lapangan ini bisa
memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya bagi para pembaca untuk
(Gallery)‖. Penulis telah menyadari bahwa Praktek Kerja Lapangan ini masih
sangat jauh dari kata sempurna karena berbagai keterbatasan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, berbagai bentuk kritikan dan juga saran yang membantu akan
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan segala kuasa-Nyalah penulis akhirnya bisa menyusun laporan Praktek
pada tanggal 1 April sampai tanggal 26 April 2019. Praktek Kerja Lapangan ini
2. Nur Patria Tjahjani, S.Si, M.Si, Med, Apt selaku panitia tugas akhir Akademi
3. Dr. Ali Murtopo Simbolon, ST, S.Si, M Selaku ketua BBTPPI Semarang.
5. Ibu Esti Sri Hardianti, S.Si selaku pembimbing PKL yang telah mengarahkan,
PKL.
8. Bapak dan Ibu serta keluarga yang telah memberikan semangat, nasehat, doa
Penulis berharap yang sangat besar bahwa Praktek Kerja Lapangan ini bisa
memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya bagi para pembaca untuk
(Gallery)‖. Penulis telah menyadari bahwa Praktek Kerja Lapangan ini masih
sangat jauh dari kata sempurna karena berbagai keterbatasan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, berbagai bentuk kritikan dan juga saran yang membantu akan
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satu mata kuliah wajib yang harus diambil oleh mahasiswa Akademi
ahli kimia. Selain itu PKL merupakan mata kuliah yang harus diambil
tercemar dan bahkan tidak dapat digunakan lagi sebagai sumber cadangan
daya manusia.
Flown Injection yang bertujuan untuk mengetahui apakah suatu limbah air
perkuliahan tidak ada mata kuliah analisa fenol sehingga saya menggambil
pengujian fenol.
1. Manfaat
a. Bagi Penulis
b. Bagi Akademik
Minimum
2. Tujuan
Injection).
setiap hari Senin sampai Kamis, dan pada hari jumat sampai jam 16.30
WIB.
A. Sejarah Universitas
kebutuhan pasar pada bidang tenaga ahli madya analis farmasi dan makanan,
Visi
Misi
yang luas.
D. Sejarah BBTPPI
menempuh perjalanan panjang, sejak pertama kali didirikan pada tahun 1962
dengan nama ’Perwakilan Balai Penelitian Kimia Bogor’ untuk Jawa Tengah
1964 – 1971 Unit Pn. Pr. ―Nupiksa Yasa‖ dengan nama Balai Penelitian
Kimia.
1971 – 1975 Unit Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri dengan nama
Industri dengan nama ’Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan’
1. Visi BBTPPI
oleh litbang yang handal seiring dengan permintaan pasar yang terus
kepada pihak lain sehingga akan menjadi rujukan bagi lembaga lain yang
misi.
2. Misi BBTPPI
Misi BBTPPI merupakan tugas atau peran yang diemban oleh Balai
ditetapkan, meliputi:
lingkungan.
2. Memberikan layanan teknis dalam mendukung pengembangan industri
F. Strategi Utama
2. Lingkup pada tataran strategis pada seluruh sector dan kelas industry
kompetensi inti
dan JPT
8. Penguasaan berbagai teknologi pencegahan pencemaran lingkungan
berkaitan.
fungsi :
pencemaran industri;
industri;
produk akhir, hasil ikutan dan limbah industri serta sertifikasi dan
kalibrasi;
telah dilaksanakan.
selalu berpedoman pada visi dan misi yang menentukan arah, tujuan, dan
mendatang. Oleh karena itu BBTPPI harus mempunyai visi dan misi yang
jelas.
H. Nilai – Nilai BBTPPI
dimaksud adalah :
1. Pelayanan Prima
2. Inovatif
3. Kerjasama
agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan atau tidak jelas siapa
mengerjakan apa. Secara eksternal kerjasamapun harus dibangun dengan
4. Integritas
5. Kepemilikan
I. Aspek Layanan
lingkungan. Pengujian bahan dan produk merupakan jasa layanan yang telah
dikembangkan sejak awal berdirinya lembaga ini, dan kemampuan pengujian
industri, yang kegiatannya secara lebih intensif dilakukan sejak awal tahun
penelitian untuk mengatasi masalah teknologi produk dan proses yang dialami
negeri.
berkembang.
J. Struktur Organisasi dan Tata Kerja
1. Struktur Organisasi
(http://bbtppi.kemenperin.go.id/tentangkami/4/Struktur-Organisasi)
2. Tata Kerja
c. Setiap laporan yang diterima oleh Kepala BBTPPI wajib diolah dan
terdiri dari:
fungsi:
urusan kepegawaian.
pelaporan.
kepegawaian.
menyelenggarakan fungsi :
perpustakaan.
Bidang Pengembangan Jasa Teknik terdiri dari :
kerjasama.
dan perpustakaan.
menyelenggarakan fungsi :
bioteknologi lingkungan.
menyelenggarakan fungsi :
5. Jabatan Fungsional
(SPPT) SNI yang bersifat wajib maupun sukarela terhadap pemohon yang
dengan ketentuan:
manajemen mutu ISO 9000 versi tahun 2000. Lembaga ini berdiri pada tahun
1994 dan terakreditasi oleh KAN pada tahun 1995. QA ini didukung SDM
yang memadai, yaitu diperkuat oleh auditor yang telah diberi pelatihan dan
9000:2000 ini berlaku selama 3 tahun, dan selama masa tersebut perusahaan
akan selalu dimonitor oleh auditor yang ditunjuk. Aturan penggunaan tanda
9000:2000 ini hanya logo perusahaan, pada kop surat resmi perusahaan dan
produknya. Suatu perusahaan yang telah memiliki standar ISO 9000 versi
2000 ini biasanya lebih dipercaya oleh konsumen atau buyer dari luar negeri
Dilayani
e. Industri tekstil
e. Obat obatan
f. Penyediaan kelistrikan
berbahaya(B3)
3. Jasa riset
beryodium.
Studi kelayakan suatu undustri/usaha.
industry
SEL, dll.
maupun atmosfer.
serta yang bersifat On The Job Training bagi industry dan masyarakat
7. Jasa Kalibrasi
tahun 2003 mengenai tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
DASAR TEORI
A. Limbah
sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan
bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan
karakteristik limbah.
cair, limbah padat, limbah gas dan partikel serta limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun) Untuk mengatasi limbah diperlukan pengolahan dan
kisaran nilai 6.5 – 7.5. Air limbah laboratorium yang belum terolah dan
2. Perubahan warna, bau dan rasa air normal dan air bersih tidak akan
berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah
bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal dari limbag atau dari
hasil degradasi oleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan
terlarut berasal dari adanya limbah yang berbentuk padat. Limbah yang
sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan
C. Fenol
bila terdapat dalam air minum. Senyawa ini beserta turunannya bersifat racun
dan sangat sulit didegradasi oleh organisme pengurai (Camposet al, 2003).
Nilai ambang batas senyawafenol untuk peruntukan air minum adalah 0,001
Sumber utama pencemaran air oleh senyawa fenol berasal dari limbah
rumah tangga dan limbah industri. Pada umumnya, metode yang digunakan
Hal ini disebabkan karena radikal hidroksil adalah oksidan yang sangat reaktif
data kualitatif dan kuantitatif baik yang menggunakan suatu peralatan optik
(instrumen) ataupun dengan cara basah. Alat instrumen biasanya
satuan ppm (part per million) atau ppb (part per billion). Salah satu metode
sederhana. untuk menentukan zat organik dan anorga-nik secara kualitatif dan
D. Spektrofotometri
sedangkan sifatnya sebagai partikel dapat dilihat dengan terjadinya efek foto
merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu, dimana masing-masing warna
violet dan Sinar Tampak telah banyak diterapkan untuk penetapan senyawa-
dalam jumlah yang sangat kecil (SKOOG & WEST 1971). Dalam suatu
E. Prinsip Kerja
yang masuk dari sumber cahaya tersebut menjadi pita-pita panjang gelombang
jumlah cahaya yang diserap oleh larutan akan meng-hasilkan signal elektrik
pada detektor, yang mana signal elektrik ini sebanding dengan cahaya yang
mengalirnya sampel melalui sebuah flow cell. Metode ini pertama kali
1. Carrier (C)
detektor, tapi semua carrier belum tentu berfungsi sebagai reagen. Reagen
atau pereaksi tidak mesti tunggal. Kalau suatu reaksi itu membutuhkan
Contoh: Suatu reaksi hanya bisa berlangsung dalam suasana basa, maka salah
satu carrier-nya adalah larutan basa. Tujuannya adalah untuk menaikkan pH
sampel. Baru setelah itu, akan bereaksi dengan reagen yang kedua, ketiga, dan
2. Pompa (P)
Karena sistemnya mengalir, maka di FIA itu butuh pompa yang berfungsi
untuk mengalirkan carrier. Pompa juga tidak mesti hanya menggunakan satu,
4. Mikroreaktor (M)
yang diinginkan.
5. Detektor (D)
mempunyai sifat kimia atau fisika yang baru. Bisa warnanya berubah , pH
berubah atau Arusnya yang berubah. Sehingga nantinya bisa dibaca oleh
Artinya volume injeksi sampel ke-1, 2, 3, dan seterusnya harus sama. Nah
teratur.
konsentrasinya juga semakin kecil. Supaya hasil reaksinya nanti masih terbaca
oleh detektor, oleh karena itu perlu adanya kontrol. Salah satu cara untuk
Jika pipa kapiler mikroreaktor terlalu panjang, mungkin sampel ketika sampai
di ujung sudah terdispersi. Tapi kalau, terlalu pendek mungkin reaksi antara
sampel dan reagen belum sempurna. Untuk itu perlu dilakukan optimasi agar
kapiler tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang untuk mengontrol
dispersi sampel.
Jadi kalau kita optimasi waktunya 15 detik, maka seluruh sampel harus diukur
sampel harus diukur dalam waktu 30 detik, dan seterusnya. Hal ini juga
METODE PENELITIAN
1. Waktu Pelaksanaan
2. Tempat Pelaksanaan
Uji kadar fenol dalam air limbah dengan metode Automatic Flow Injection
dan Spektrofotometri.
C. Instrumentasi
1. Alat
Spektrofotometer UV-Vis
Kuvet
Timbangan Analitik
Penggaduk
Corong
Kertas saring
Ball Pump
Erlenmeyer
2. Bahan
Blangko
NH4OH
Buffer Phosphat
Aminoantipirin
Kalium Hexasinoferrat
Bromate- Bromida
Asam Phosphate 1 : 9
MO 5%
Aquadest
Chloroform
D. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Larutan
a. Larutan Induk Fenol 1000 ppm
Ditimbang seksama phenol sebanyak 0,5 g
Dilarutkan dengan aqaudest sebanyak 500 ml dalam labu
takar
Homogenkan dan add sampai tanda batas.
b. Larutan standar jika sampel berwarna tidak pekat cons rendah (< 0,1
ppm)
Larutan induk fenol 1000 ppm diencerkan dalam 100 ppm
Dari 100 ppm diencerkan menjadi 10 ppm
Dari 10 ppm diencerkan menjadi 0,4 ppm dan dibuat deret
standar dalam 100 ml sebanyak 0,01 ppm, 0,02 ppm, 0,04
ppm, 0,06 pp, 0,08 ppm dan 1 ppm
c. Larutan standar jika sampel berwarna pekat cons rendah ( > 0,1 ppm)
Larutan induk fenol 1000 ppm diencerkan dalam 100 ppm
Dari 100 ppm dan dibuat deret standar dalam 100 ml
sebanyak 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, 5 ppm
d. NH4OH
Ambil labu takar 500 ml dan isi dengan aquadest sedikit.
Diukur seksama NH4OH 25% sebanyak 17,5 ml.
Dimasukkan dalam labu takar 500 ml yang berisi aqaudest,
homogenkan.
Tambah aquadest sampai tanda batas.
e. Buffer Phosphate
Ditimbang seksama Buffer Phosphate sebanyak 52,25 g
K2HPO4 (1)
Ditimbang 36,15 g KH2PO4 (2)
Campur keduanya dan larutkan dengan 500 ml aqaudest
dalam labu takar.
Homogenkan, add sampai tanda batas.
f. Aminoantipirin
Ditimbang seksama Aminoantipirin sebanyak 0,5 g
Dilarutkan dengan aqaudest sebanyak 25 ml dalam labu takar
Homogenkan dan add sampai tanda batas.
g. Kalium Hexasinoferrat
takar
takar
k. MO 5%
takar
500 ml.
diamkan 15 menit.
Persiapan
password “Galley”
d. Pastikan water container terisi serta kuvet cukup dan limbah sudah
dibuang
e. Pilih “F5 Action” kemudian “Extra Wash” setelah slesai klik “ Water
blank” hal ini untuk mengetahui kualitas air yang berada di range ±2
Mv
Memasukkan Reagen
Analisa sampel
a. Pilih “F2” klik “3 Rack” kemudian masukkan sampel lalu beri nama
“Save”
Mengeluarkan Rack
A. Hasil
menujukkan hasil yang tidak beda nyata dan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Hasil Evaluasi
Evaluation Result
Tabel
Ulangan Spektro Gallery SBR £
Satuan Horwitz
Replicates Unit Syarat : RSD £ 18.13
1 0.0320 0.0272 mg/L Limit : ta=0,05 Tidak Beda Nyata
ta=0,05 No Significant
2 0.0260 0.0309
mg/L Different
3 0.0320 0.0288 mg/L Uji t-student Spektro Gallery
4 0.0280 0.0270 mg/L t-student test
5 0.0310 0.0292 mg/L n 7 7
6 0.0280 0.0327 mg/L F hitung 1.288
7 0.0290 0.0285 mg/L F tabel 3.7900
8 mg/L
9 mg/L Simpulan Fh<Ft; Sd1 = Sd2
10 mg/L
Rerata 0.0294 0.0292 mg/L S gabungan 0.0022
Simpangan
0.0023 0.0020 t hitung 0.1121
Baku mg/L
%SBR 7.81 6.94 % t tabel (P=95%) 1.943
Keterangan
Lulus
:
Simpulan th<tt; Tidak Beda Nyata
Remark Pass
:
Simpulan
Conclusion
B. Pembahasan
tidak didapatkan hasil yang nyata atau bermakna. Sesuai tabel diatas
bahwa nilai T hitung lebih kecil dari T tabel. T hitung yang diperoleh
pendingin. Pada analisa fenol memerlukan suhu yang tinggi yaitu pada
menguapkan suatu sampel yang akan dianalisa yaitu berupa fenol. Jika
& WEST 1971). Yang berbeda dari analisa fenol adalah saat preparasi
sampel.
dioptimasi.
untuk banyak zat organik dan anorganik (Adakalanya beberapa zat harus
(Pada pemilihan kondisi yang tepat dapat dicari panjang gelombang untuk
relatif sebesar 1% — 3%, tetapi kesalahan ini dapat diperkecil lagi, dapat
fenol adalah Kecepatan alir carrier artinya Jika aliran terlalu cepat,
cepat sehingga jika dilihat dari sisi ekonomis sangat menguntungkan. Jika
overload. Jadi Pic-nya tidak gaussian, tetapi akan muncul sebagai pic yang
A. Kesimpulan
B. Saran
Semarang.
2. Sebaiknya dalam melakukan analisa lebih menjaga kebersihan dan
preparasi sampel.
LAMPIRAN