Secara Kompleksometri
1. Tujuan :
Untuk mengetahui kadar Kesadahan Jumlah PK CaCO3 dan PK total Ca2+ dan Mg2+
2. Dasar Teori :
Dalam analisa air, yang dimaksud dengan kesadahan adalah jumlah alkali tanah (ion
Magnesium, Calsium, Strontium dan Barium) yang berikatan sebagai Karbonat, Sulfat,
Chlorida, Nitrat dan Phospat ; dinyatakan dalam m mol / liter atau dalam derajat Jerman
Kesadahan (ºd atau ºD) atau mg CaCO3 / liter.
Semua zat yang menyebabkan kesadahan (pembentuk kesadahan) pada umumnya
dihitung sebagai CaO.
10 mg CaO dalam 1 liter air eqivalent dengan 1ºD
Selain derajat Jerman atau German degree, di negara lain kadang-kadang digunakan
British degree dan French degree.
1 German degree = 1,25 British degree = 1,78 French degree
Apabila kita mengikuti terminologi “German degree of hardness” maka
pembagiannya :
Total Hardness (dalam ºD)
3. Prinsip :
Pembentukan senyawa komplek antara ion logam (Ca, Mg) dengan komplekson
(Na2EDTA) dalam suasana pH 10 membentuk senyawa komplek (CaEDTA/MgEDTA).
4. Reaksi Kimia :
CaCO3 + EBT → Ca-EBT + H2CO3
Biru pH 10 Ungu
CaEBT + EDTA + H2CO3 CaEDTA + EBT + H2CO3 H2O
CO2
5. Alat dan Bahan :
Alat :
- Buret
- Erlenmeyer
- Beaker glass
- Pipet volume
Bahan :
- Na2EDTA 0,05M
- Indikator EBT 1%
- Buffer pH 10
- Kristal ZnSO4.7H2O
6. Prosedur Kerja :
A. Pembakuan
W = Volume titran perkiraan x BM ZnSO4.7H2O x M
= 10 ml x 287,54 mg/mmol x 0,05 M
= 143,77 mg ~ 150 mg
- Ditimbang seksama 150 mg ZnSO4.7H2O, dimasukkan ke Erlenmeyer
- Tambah 40 ml aquadest
- Ditambah 5 ml buffer pH 10
- Ditambah seujung sendok indikatorikator EBT 1% (± 50 mg)
- Dititrasi dengan larutan Na2EDTA 0,05 M hingga terjadi perubahan warna dari
merah anggur menjadi biru
b. PK sampel =
1. Kesadahan jumlah CaCO3 =
( M ×Volume rata-rata ) Na2 EDTA ×BM CaCO 3 ×1000
.
Volume Sampel
8. Pembuatan Reagent :
1) Nama Reagent = Indikatorikator EBT 1%
1g
Perhitungan : x 100 g = 1 g
100 g
NaCl = 0,95 g
Prosedur Pembuatan :
- Ditimbang 0,05 g serbuk EBT, masukkan dalam mortir
- Ditambah NaCl 0,95 g, homogenkan
2) Nama Reagent = Buffer pH 10 (Lihat ketentuan di Farmakope Indonesia)
Prosedur Pembuatan :
- Larutkan 7 g ammonium klorida dilarutkan dengan aquadest
- Ditambah 57 ml ammonium hidroklorida p.a dan ditambah aquadest sampai 100
ml, dihomogenkan
PK Ca2+
Secara Kompleksometri
1. Tujuan :
Untuk mengetahui kadar Ca2+ dalam sampel secara kompleksometri
2. Dasar Teori :
Penentuan Ca dapat dilakukan dengan penambahan larutan NaOH 3N agar pH
larutan menjadi ± 13 dan hanya Ca saja yang dapat berikatan EDTA.
Kadar Mg adalah selisih kadar tital Ca-Mg dan kadar Ca. Untuk menentukan end
point ditambahkan indikator logam (Eyrochrome Black T dan Meurexide). Warna Ca-Ind
dan Mg-Ind berbeda dengan indikator bebasnya. EBT dan Murexide sendiri bersifat asam
lemah polyvalent, dengan demikian pH berpengaruh terhadap perubahan warna indikator.
Kadar total Ca2+ dan Mg2+ ditentukan dengan cara titrasi langsung dengan standart
EDTA pada pH 10, menggunakan indikator EBT. Agar pH mencapai ± 10 maka
ditambahkan buffer pH 10.
Kadar Ca2+ ditentukan dengan cara titrasi langsung dengan standart EDTA pada pH
13, menggunakan indikator murexide. Agar pH mencapai ± 13 maka ditambahkan NaOH
3N.
Karena EDTA adalah standart sekunder, maka Normalitasnya perlu distandarkan
terlebih dahulu dengan standart primer. Sebagai standart primer digunakan CaCl2
3. Prinsip :
Kalsium dalam air dapat ditetapkan secara kompleksometri dengan titrasi dengan
larutan standart EDTA dan penambahan Indikator Murexide pada suasana pH 13.
4. Reaksi Kimia :
Ca2+ + murexide Ca – murexide
Ungu pH 13 Merah anggur
6. Prosedur Kerja :
PK Ca2+ :
- Diukur seksama 50,0 ml sampel (CaCO3), masukkan ke dalam Erlenmeyer, ditambah
40 ml aquadest
- Ditambah 5 ml Buffer ammonia pH 13
- Ditambah seujung sendok indikator murexide 1% (±50 mg)
- Dititrasi dengan larutan Na2EDTA 0,05 N hingga terjadi perubahan warna dari merah
anggur menjadi ungu.
8. Pembuatan Reagent :
1) * Nama Reagent = Indikator murexide 1%
* Berat pembuatan = 25 gr
1g
* Perhitungan : × 25 g = 0,25 g = 250 mg
100 gr
NaCl Pa = 25 g – 0,25 g = 24,750 g
* Prosedur :
- Ditimbang 250 mg murexide, masukkan dalam mortar
- Ditambah NaCl teknis 24,750 g, homogenkan
- Masukkan dalam botol reagent + beri etiket
III. Prinsip
Penetralan asam basa
VII. Perhitungan
1. Perhitungan pembakuan
a. Pembakuan larutan HCl 0,1 N dengan Borax
mg penimbangan × valensi
N. NHCl =
vol. titran × BM
b. Pembakuan larutan NaOH 0,1 N dengan Asam oksalat
mg penimbangan × valensi
N. NaOH =
vol. titran × BM
2. Perhitungan penetapan kadar
a. Kemungkinan-kemungkinan terjadi cara kerja A
1) p = ada m=0
mg + 1000
H = × (p × N NaOH) × 1
L vol. sampel
2) p = 0 m = ada
mg 1000
HCO3¯ = × (m × N HCl) × 61
L vol. sampel
3) p = m
mg 1000
CO2 = × (2p × N NaOH) × 44
L vol. sampel
4) p > m
mg + 1000
a) H = × { (p × N NaOH) – (m × N HCl) } × 1
L vol. sampel
mg 1000
b) CO2 = × (2 m × N HCl) × 44
L vol. sampel
5) p < m
mg 1000
a) HCO3¯ = × { (m × N HCl) – (p × N NaOH) } × 61
L vol. sampel
mg 1000
b) CO2 = × (2 p × N NaOH) × 44
L vol. sampel
b. Kemungkinan-kemungkinan terjadi cara kerja B
1) p = ada m=0
mg 1000
OH+ = × (p × N HCl) × 17
L vol. sampel
2) p = 0 m = ada
mg 1000
HCO3¯ = × (m × N HCl) × 61
L vol. sampel
3) p = m
mg 1000
CO32- = × (2p × N NHCl) × 60
L vol. sampel
4) p > m
mg 1000
a) OH+ = × { (p - m) × N NHCl) } × 17
L vol. sampel
mg 1000
b) CO32- = × (2 m × N HCl) × 60
L vol. sampel
5) p < m
mg 1000
a) HCO3¯ = × (m HCl – p HCl)× N.HCl × 61
L vol. sampel
mg 1000
b) CO32- = × (2 p × N HCl) × 60
L vol. sampel
1000 { V ×N ( NaOH ) } ×1
3. Kadar sebagai H+ =
vol. sampel
= ......... ppm H+
1000 { V ×N ( HCl ) } ×1 7
4. Kadar sebagai OH¯ =
vol. sampel
= ......... ppm OH¯
LAMPIRAN
1. Larutan NaOH 0,1 N sebanyak 2000 ml
1
g = N × BM × × vol. pembuatan
valensi
= 0,1 N × 40,0 g/mol × 1 mol/gr × 2000 ml = 8,0 g
Cara pembuatan :
- Ditimbang kristal NaOH sebanyak 8,0 g, dimasukkan dalam beaker glass 2000 ml
- Dilarutkan dengan aquadest hingga 2000 ml, homogenkan
- Dimasukkan dalam botol reagent dan beri etiket
2. Larutan HCl 0,1 N sebanyak 2000 ml
1
N . HCl pk = vol. perkiraan × kadar × valensi ×
BM
1
= 10,0 ml × 118 × 1 mol/gr × g/mol = 11,65 N
36,46
(N × V) HCl pk = (N × V) HCl 0,1 N
11,65 × V. HCl = 0,1 N × 2000 ml
V. HCl pk = 17,17 ml ~ 17,20 ml
Cara pembuatan :
- Diukur 17,20 ml larutan HCl pk, dimasukkan dalam beaker glass yang berisi sedikit
aquadest
- Ditambah aquadest hingga 2000 ml, homogenkan
- Dimasukkan dalam botol reagent dan beri etiket
3. Indikator PP 1% sebanyak 50 ml
1g
g . PP = × 50 ml = 0,5 g ≈ 500,0 ml
100 ml
Cara pembuatan :
- Ditimbang 500,0 mg kristal PP, dimasukkan dalam beaker glass 250 ml
- Dilarutkan dengan etanol netral lalu ditambah aquadest hingga 50 ml, homogenkan
- Dimasukkan dalam botol reagent dan diberi etiket
4. Indikator MO 1% sebanyak 50 ml
1g
g . MO = × 50 ml = 0,5 g ≈ 500,0 ml
100 ml
Cara pembuatan :
- Ditimbang 500,0 mg serbuk MO, dimasukkan dalam beaker glass 250 ml
- Dilarutkan dengan alkohol hingga larut ± 25 ml, ditambah aquadest ad. 50 ml,
homogenkan
- Dimasukkan dalam botol reagent dan beri etiket
III. Prinsip
Oksigen di dalam botol contoh mengoksidasi MnSO 4 yang ditambahkan ke dalam
contoh di dalam keadaan alkalis sehingga terjadi endapan MnO2 (reaksi 1)
Dengan penambahan Asam Sulfat dan Kalium Iodida maka akan dibebaskan
molekul Iodium yang equivalent dengan Oksigen Terlarut (reaksi 2)
Iodium yang dibebaskan tersebut kemudian dianalisa dengan metode titrasi
Iodometris yaitu dengan larutan standart Thiosulfat dengan indikator amilum (reaksi 3).
VI. Prosedur
a. Pembakuan larutan standart Na2S2O3 dengan KIO3
Perhitungan penimbangan :
1
Rumus : mg = N × BM × × 100
valensi
1
mg = 0,025 × 214 × × 100
6
= 89,16 mg ~ 90 mg
Ditimbang seksama 90 mg serbuk KIO3, dimasukkan dalam labu takar 100 ml
Dilarutkan dengan aquadest hingga tanda batas, homogenkan
Dipipet seksama 10 ml larutkan KIO3, masukkan dalam Erlenmeyer
Ditambahkan 40 ml aquadest
Ditambah 3 ml HCl 2 N
Ditambah 10 ml larutan KI 10% lalu ditutup plastik
Dititrasi menggunakan larutan standart Na2S2O3 0,025 N hingga warna kuning
jerami (kuning muda sekali)
Ditambah 1 ml indikator amylum 1% lalu dikocok, larutan menjadi biru
Dititrasi kembali menggunakan larutan standart Na2S2O3 0,025 N hingga warna
biru tepat hilang
b. Prosedur penetapan kadar
1) Diukur volume stop erlenmeyer dengan air kran yang diisi penuh lalu ditutup
dengan tutup stop erlenmeyer, buka tutup stop erlenmeyer tadi diberi tanda pada
tanda air pada bagian luar stop erlenmeyer, kemudian air dibuang.
2) Diukur volume stop erlenmeyer dengan menggunakan buret yang berisi air
hingga batas yang telah ditandai tadi, kemudian buang air kran tersebut.
3) Stop erlenmeyer tersebut dibilas dengan aquadest, diisi stop erlenmeyer dengan
larutan sampel hingga penuh, lalu tutup dengan tutup stop erlenmeyer, ditambah
2 ml MnSO4 dan 2 ml larutan Alkali Iodium Acid diamkan pada almari / pada
tempat gelap selama ± 30 menit.
4) Pindahkan larutan beningnya ke dalam beaker glass dan endapannya dibilas
dengan larutan yang bening tadi lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
5) Ditambahkan 5 ml larutan H2SO4 pk lalu ditutup plastik. Larutan disaring
dengan standart Na2SO4 0,025 N hingga warna kuning jerami (kuning muda
sekali)
6) Ditambah 1 ml indikator amylum 1% lalu dikocok, larutan akan menjadi biru
7) Dititrasi kembali menggunakan larutan standart Na2S2O3 0,025 N hingga warna
biru tepat hilang
VII. Perhitungan
a. Perhitungan pembakuan
Penimbangan sesungguhnya
Rumus : N KIO3 = × N Na2S2O3
Penimbangan teoritis
N Na2S2O3 = (V1 . N1) Na2S2O3 × (V2 . N2) KIO3
b. Perhitungan penetapan kadar
1000
Rumus : kadar = × (V × N) Na2S2O3 × BA oksigen ×
vol. stop erlenmeyer-4
1000
1000
= × (V × N) × 8 × 1000
vol-4
= ......... ppm
LAMPIRAN
Pembuatan Reagent
I. Larutan MnSO4 sebanyak 150 ml
150
W= × 480 = 72 g
1000
Ditimbang sebanyak 72 g serbuk MnSO4 masukkan beaker glass
Ditambah aquadest ad. 150 ml. Homogenkan
III. Prinsip
Zat organik dioksida dengan larutan K2CrO7 berlebih dalam
suasana asam (reaksi 1). Kelebihan K2CrO7 dititrasi kembali dengan
garam ferro ammonium sulfat (reaksi 2) dengan menggunakan indikator
ferroin.
VI. Prosedur
a. Pembakuan larutan standart Fe(NH4)2 (SO4)2 dengan K2Cr2O7
- Diukur seksama 10 ml K2Cr2O7 0,25N masukkan ke dalam
erlenmeyer
- Ditambah 40 ml aquadest
- Ditambah 4 ml H2SO4 p.a
- Ditambah 3 tetes indikator farrion
- Dititrasi dengan larutan standart Fe(NH4)2 (SO4)2 0,25N sampai
terjadi perubahan warna dari kuning sampai hijau kemudian coklat
Lampiran
3. Indikator Ferroin
- Larutkan 1,485 gram 1,1 Fenantronin monohidrat bersama
dengan 335 mg FeSo4.7H2O dalam aquadest dan encerkan
sampai 100 ml (larutan indikator ini harus dibuat segar)
I. Tujuan
Untuk mengetahui kadar zat organik dalam air.
II. Metode
Permanganometri
V. Reaksi Kimia
a. Oksidasi KMnO4 dalam kondisi asam.
2 KMnO4 + 3H2SO4 → 2MnSO4 + K2SO4 + 3H2O + 5On
b. Oksidasi KmnO4 dalam kondisi basa
2 KMnO4 + H2O→ 2MnO2 + 2KOH + 3On
c. O = C – C = O + On→ 2CO2 + H2O
OH OH
Asam oksalat
VII. Prosedur
A. Pembakuan larutan baku KMnO4 dengan H2C2O4 . 2H2O yang digunakan pada
penetapan kadar
- Dipipet seksama 10,0 ml H2C2O4 . 2H2O N masukkan dalam erlenmeyer
- Ditambah 40 ml aquadest
- Ditambah 5 ml H2SO4 2N dipanaskan diatas waterbath 60º - 70ºC
- Dititrasi dengan larutan standart KMnO40,01N sampai terjadi perubahan warna
menjadi merah muda konstan.
B. Pencucian alat bebas zat organik
- Dipipet ± 100 ml aquadest masukkan dalam erlenmeyer.
- Ditambah KMnO4 tetes demi tetes sampai merah muda.
- Ditambah 5 ml H2SO4 8N, panaskan sampai mendidih.
- Larutan dibuang dan tidak perlu dibilas lagi.
C. Penetapan kadar (metode asam)
- Dipipet 50,0 ml sampel masukkan dalam erlenmeyer bebas zat organik.
- Ditambah KMnO4 tetes demi tetes sampai warna merah.
- Ditambah 5 ml H2SO4 8N, didihkan.
- Setelah mendidih ditambah dengan seksama 10,0 ml KMnO 4 0,01 M (sampai
warna KMnO4 tidak hilang, bila hilang volume KMnO4 ditambah lagi secara
volumetrik) panaskan sampai mendidih 10 menit tepat.
- Ditambah seksama 10 ml C2H2O4 . 2H2O 0,01N sampai warna KMnO4 hilang
(bila warna masih coklat ditambah C2H2O4 . 2H2O 0,01 N lagi secara seksama).
- Segera dititrasi pada suhu60º - 70℃ dengan standart KMnO4 0,01N hingga
warna merah muda konstan.
VIII. Perhitungan
Penetapan Kadar
1000 {( V . KMn O4 +a ) . b - ( V . H2 C2 O4 . 2 H2 O ×c ) } ×31,6
Kadar =
d
a = vol. titrant
b = M KMnO4
c = N H2C2O4 . 2H2O
d = vol. pemipetan sampel
Lampiran
Pembuatan Reagent
1) Asam oksalat 0,01 N sebanyak 100 ml
vol. titran × BM × N vol. ad
mg = ×
valensi vol. pemipetan
10,0 ml ×126,07 ×0,01N 100
= × = 63,035 mg ~ 70 mg
2 10,0
Prosedur :
Ditimbang seksama asam osalat sebanyak 70 mg
Dimasukkan dalam labu takar 100 ml, tambahkan aquadest
Homogenkan
mg ×valensi ×vol. pipet 70 × 2 ×10,0
N= = = 0,01 N
vol. titran ×BM ×vol. ad 10,0 ×126,07 ×100
Jadi normalitas asam oksalat sebenarnya adalah 0,01 N
I. Tujuan
Untuk mengetahui kadar Cupri dalam air secara spektrofotometri.
Lampiran
PEMBUATAN REAGENT
A. METODE KCNS
I. TUJUAN
Untuk menetapkan kadar Fe2+ dalam air secara spektrofotometri.
III. PRINSIP
Reaksi Reduksi – Oksidasi (Besi dioksidasi dalam suasana asam, Ferri yang
terjadi direaksikan dengan larutan Kalium Thiosianat dan KCNS sehingga terbentuk
senyawa yang berwarna merah).
Intensitas warna yang terjadi diukur pada λ 490 nm dan berbanding lurus dengan
konsentrasi besi dalam larutan.
VII. PERHITUNGAN
Rumus larutan standart (Co. Standart 1 ppm sebanyak 100 ml)
V 1 . C1 = V 2 . C2
kroscek
V 1 . C1 = V 2 . C2
Absorban Sampel
KADAR = × Konsentrasi Baku × Pengenceran
Absorban Baku
Lampiran
PEMBUATAN REAGENT
1) Larutan H2SO4 4N sebanyak 100 ml
Perhitungan :
N H2SO4 = 1000 ml × 1,84 g/ml × 1/98,01 mol/grek × 2 grek/mol × 0,96 lt
= 36,04 N
V1 . N1 = V2 . N2
V1 × 36,04 = 100 × 2N
V1 = 5,55 ml ~ 5,6 ml
Prosedur : - Diukur sebanyak 5,6 ml H2SO4 pk, dimasukkan dalam beaker glass yang
berisi aquadest
- Ditambah aquadest ad 100 ml. Homogenkan
2) Larutan KCNS 10% sebanyak 200 ml
10 g
Perhitungan : g = × 200 ml = 20 g
100 ml
Prosedur : - Ditimbang 20 g serbuk KCNS, dimasukkan dalam beaker glass
- Ditambah aquadest ad 200 ml. Homogenkan
I. Tujuan
Untuk mengetahui zat padat yang ada dalam air
III. Prinsip
Zat padat total dan terlarut ditetapkan dengan cara menguapkan larutan sampai kering,
padatan yang tertinggal merupakan padatan total sedang padatan terlarut dengan
mengurangi padatan tersuspensi yaitu dengan disaring terlebih dahulu.
IV. Reaksi kimia
100oC
Zat padat + Air (H2O) Zat padat + Uap H2O
( W – Wo)
KADAR = × 1000.000
Vs
44
Penetapan Kadar Sulfat dalam Air dengan Metode
Spektrofotometri
I. Tujuan :
Menentukan kadar sulfat dalam air
II. Dasar Teori :
Sulfat merupakan senyawa yang stabil secara kimia karena merupakan bentuk
oksida paling tinggi dari unsul belerang. Sulfat dapat dihasilkan dari oksidasi senyawa
oksidasi
Sulfat didalam lingkungan (air) dapat berada secara alamiah dan / atau dari
aktivitas manusia, misalnya dari limbah industri dan limbah labolatorium. Secara
alamiah sulfat berasal dari pelarutan mineral yang megandung S, misalnya gips
(CaSO4.2H2O) dan kalsium sulfat anhidrat (CaSO4). Selain itu sulfat berasal dari
oksidasi senyawa organik yang mengandung S. Adapun industri yang biasanya
mengeluarkan limbah yang mengandung sulfat antara lain industri kertas, tekstil dan
industri logam.
III. Prinsip :
Sulfat direaksikan dengan larutan BaCl2, membentuk suspensi BaSO4, kekeruhan yang
dihasilkan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm.
IV. Alat dan bahan
Alat:
- Spektrofotometer
Bahan
45
1. Ditimbang seksama 0,1479 g Natrium Sulfat, dimasukkan dalam labu takar
1liter
2. Ditambah aquadest sekitar 200 ml dikocok sampai larut
3. Ditambah aquadest sampai tanda batas
B. Membuat larutan standart ( deret baku)
1. Dibuat deret baku yang konsentrasinya 5,15,25,35 dan 40 ppm, dengan
memipet segsama 5, 15,25,35 dan 40 ml larutan stok kedalam labu takar 100 ml
2. Ditambah aquadest sampai tanda batas
C. Pembuatan Kurva Standart
1. Dipipet 50 ml larutan masing –masing larutan standart, dimasukkan dalam
erlenmeyer
2. Ditambah 2,5 ml larutan kondisi kedalam masing – masing larutan standart
diaduk dengan magnetik stiter
3. Ditambah setengah sendok kristal BaCl2.2H2O, teruskan pengadukan selama
satu menit
4. Dimasukkan dalam cuvet dibaca pada panjang gelombang 420 nm
5. Dibuat kurva standart
D. Pengukuran Sampel
1. Dimasukkan 100 ml sampel kedalam erlenmeyer
2. Ditambah 5 ml larutan kondisi, diaduk dengan magnetik stirer, Ditambah
setengah sendok kristal BaCl2.2H2O, teruskan pengadukan selama satu menit
3. Dimasukkan dalam cuvet dibaca pada panjang gelombang 420 nm
4. Apabila sampel keruh, dilakukan tahap 1-3 tanpa penambahan BaCl2.2H2O
E. Perhitungan
1. Hitung konsentrasi sulfat menggunakan kurva standart
2. Untuk sampel yang berwarna /keruh : Kurangkan hasil pengukuran sampel
yang ditambah BaCl2.2H2O dengan sampel yang tidak ditambah BaCl2.2H2O
46
DAFTAR PUSTAKA
Ujang Perwitasari, S.Si, 2014. Analisis Air dan Mineral. Penerbit Buku Kedokteran
47