Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS ELEKTROKIMIA

Nama : Syifa Warda Hafizhni

NIM : 1940081

Kelas : Akselerasi

Kelompok : 13

Tanggal : 19 Februari 2020

A. JUDUL

Titrasi Asam Lemah – Basa Lemah secara Potensiometri

B. TUJUAN

1. Mampu menentukan pH titik akhir titrasi asam-basa.


2. Mampu melaksanakan titrasi dengan indikator potensiometri.
3. Mampu melaksanakan titrasi pada perubahan energi titik akhir yang relatif rendah.
4. Menguji tingkat kepresisian teknik titrasi.

C. PRINSIP

Titrasi asam basa menggunakan indikator kimiawi hanya bisa dilaksanakan jika
perubahan pH disekitar titik ekivalen lebih besar dari 2 satuan pH. Jika perubahan pH
kurang dari 2 satuan pH, atau larutan sampel berwarna gelap, atau indikator yang
diperlukan tidak tersedia, maka penggunaan indikator kimiawi tidak bisa dilakukan.
Sehingga pada kasus seperti ini, tittasi dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter
sebagai penunjuk titik akhir titrasi.
Nilai pH titik stoikiometri sistem titrasi bisa dihitung melalui informasi pKa asam
dan pKb basa. Sedangkan rentang perubahan nilai pH bisa diperkirakan dari kekuatan
asam basa atau melalui kurva titrasi yang tersedia di berbagai buku teks. Untuk titrasi
asam asetat dan amonia, pH titik stoikiometri dihitung melalui rumus :
1
pH= ( pK w + pK a− pK b )
2
pH=0 , 5 ( 14+ 4 , 76−4 ,76 )=7 , 00
*Konstanta disosiasi, pKa asam asetat = 4,76 dan pKa amonia = 9,24 atau pKb amonia =
4,76

D. REAKSI

 Titrasi Asam Lemah-Basa Lemah


CH3COOH(aq) + NH4OH(aq) → CH3COONH4(aq) + H2O(l)
 Standarisasi NaOH 0,5 N
H2C2O4 . 2H2O(s)→ H2C2O4(aq) + 2H2O(l)
H2C2O4(aq) + 2NaOH(aq) → Na2C2O4(aq) + 2H2O(l)

E. CARA KERJA

 Aktifitas 1 : Titrasi Asam Lemah – Basa Lemah


1. pH titik akhir titrasi yang akan dilaksanakan ditentukan.
2. Larutan asam lemah sebagai titran dan basa sebagai titrat.
3. Piala gelas diletakkan di atas pengaduk magnetik, posisi batang magnet
pengaduk tidak tepat di tengah, melainkan digeser sedikit dari titik tengah agar
pengadukan efisien.
4. Posisi buret dan elektrode pH dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai
pola segitiga dengan batang pengaduk magnet. Posisi elektrode digantung sekitar
1 cm di atas dasar piala gelas. Ujung buret disentuhkan ke bibir tuang piala
gelas.
5. Air suling ditambahkan jika cairan dalam piala gelas belum merendam saluran
kontak elektrode acuan pHmeter.
6. pH meter dihidupkan dan ditunggu hingga stabil, kemudian dilakukan penitaran.
7. Titrasi dihentikan jika nilai ukur pH sudah mendekati nilai pH titik stoikiometri.
8. Proses diatas diulangi sebanyak 3 kali ulangan.

 Aktifitas II : Kealkalian Kopi


1. Ditimbang 5 gram kopi bubuk sebanyak 3 kali dan diseduh dengan 100 mL air
panas.
2. Sampel diaduk dan dibiarkan dingin (suhu kurang dari 40°C).
3. pH larutan dicek.
4. Buret disiapkan, diisikan larutan NaOH yang sudah di standarisasi.
5. Rangkaian peralatan disiapkan seperti pada cara kerja aktifitas I.
6. Larutan di titrasi jika temperatur larutan sampel uji telah mendekati temperatur
25°C.
7. Titrasi dihentikan pada pH 9.
8. Volume penitar yang diperlukan untuk ketiga sampel uji tersebut dicatat.

 Aktifitas III : Standarisasi NaOH 0,5 N


1. Ditimbang 0,315 gram asam oksalat lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
2. Ditambahkan air secukupnya lalu dihomogenkan.
3. Ditambahkan 2-3 tetes indikator PP.
4. Dititar dengan NaOH 0,5 N sampai dengan titik akhir larutan merah muda.

F. BAGAN KERJA

 Titrasi Asam Lemah-Basa Lemah

Larutan asam Pada gelas piala pHmeter dan elektroda


asetat 10 mL 400 mL, NH4OH pH disiapkan dan posisi
dimasukkan dan magnetic buret-pHmeter-stirrer
kedalam buret stirrer dimasukkan membentuk pola segitiga
50 mL

Volume Titrasi dihentikan pHmeter dinyalakan dan


penitaran yang ketika nilai ukur pH dibiarkan stabil, baru
keluar dicatat mendekati nilai pH 9 penitaran dapat dimulai

Proses tersebut diulangi sebanyak 3x

 Kealkalian Kopi

Bubuk kopi
Diseduh dengan air
ditimbang Larutan di aduk sampai
panas sebanyak 100
sebanyak 5 gram suhunya ± 40°C
mL
(3 kali
pengulangan)
pH larutan kopi
Volume penitar dicatat dititrasi dengan diukur dan
NaOH 0,5 N sampai ditunggu hingga
pH 9 suhu 25°C

 Standarisasi NaOH 0,5 N

Asam oksalat Dimasukkan ke


ditimbang dalam erlenmeyer Ditambahkan 2-3 tetes
sebanyak 0,315 dan dilarutkan indikator PP
gram dengan aquadest

Dititar dengan NaOH 0,5


Dilakukan duplo N sampai dengan titik
akhir merah muda

G. DATA PENGAMATAN

 Aktifitas I : Titrasi Asam Lemah-Basa Lemah

Ulangan V NaOH (mL) V CH3COOH (mL) pH Awal pH Akhir Galat

1 10,0 8,53 10,53 7,00 0,38

2 10,0 7,80 10,38 7,04 0,35

3 10,0 8,13 10,59 7,06 0,02

Rerata 10,0 8,15 10,50 7,03 0,25

Nilai (8,15 ±0,50) mL

 Aktifitas II : Kealkalian Kopi

Bobot Kopi
Ulangan V Penitar (mL) pH awal pH akhir Galat
(g)

1 5,0009 2,30 6,26 9,00 0,10


2 5,0011 2,50 5,90 9,00 0,10

3 5,0013 2,40 5,88 9,00 0,00

Rerata 5,0011 2,40 6,01 9,00 0,07

Nilai (2,40 ± 0,14) mL

 Aktifitas III : Sandarisasi NaOH 0,5 Natau HCl 0,5N

Volume Konsentrasi
Ulangan Bobot (g) %RPD
NaOH/HCl (N) NaOH/HCl (N)
1 0,3155 9,2 0,5443
1,06%
2 0,3154 9,1 0,5501

H. PERHITUNGAN

 Pembuatan NaOH 0.5N

Gram NaOH = Volume x Normalitas NaOH x BE NaOH

Gram NaOH = 0.1 L x 0.5 greq/L x 40 g/greq

Gram NaOH = 2 gram

 Standarisasi NaOH 0,5 N


1) mg asam oksalat = Normalitas Penitar x BE asam oksalat x Volume penitar

= 0.5 meq/mL x 63 mg/meq x 10 mL

= 315 mg

Gram asam oksalat = 0.315 gram

2) Standarisasi NaOH Simplo

bobot asamoksalat
Konsentrasi NaOH =
volume penitar x BE asam oksalat
315 , 5 mg
Konsentrasi NaOH =
9 , 2ml x 63 mg/meq

Konsentrasi NaOH = 0,5443 N

3) Standarisasi NaOH Duplo


bobot asamoksalat
Konsentrasi NaOH =
volume penitar x BE asam oksalat
315 , 4 mg
Konsentrasi NaOH =
9 ,1 ml x 63 mg/meq
Konsentrasi NaOH = 0,5501 N

4) %RPD
x 1−x 2
%RPD= x 100 %
Xrerata
0,0058 greq /L
%RP = x 100 %
0,5472 greq /L
%RPD= 1,06 %

 Volume Penitar (CH3COOH) Titrasi Asam Lemah-Basa Lemah


( 8 ,53+ 7 , 80+8 , 13 ) ml
1) Rerata mL asam asetat 0.5 N =
3
Rerata mL asam asetat 0,5 N = 8,15 mL
2) Galat
Ulangan 1 = (8,53 – 8,15) mL = 0,38 mL
Ulangan 2 = (8,15 – 7,80) mL = 0,35 mL
Ulangan 3 = (8,15 – 8,13) mL = 0,02 mL
(0 , 38+0 , 35+0 , 02)ml
Rerata galat = = 0,25 mL
3
3) Nilai volume asam asetat 0.5N = (8,15 ± (0,25x2)) mL
= (8,15 ±0,50) mL

 Volume Penitar Kealkalian Kopi


( 2 ,30+2 , 50+2 , 40 ) ml
1) Rerata mL NaOH 0.5 N =
3
Rerata mL NaOH 0,5 N = 2,40 mL
2) Galat
Ulangan 1 = (2,40 – 2,30) mL = 0,10 mL
Ulangan 2 = (2,50 – 2,40) mL = 0,10 mL
Ulangan 3 = (2,40 – 2,40) mL = 0,00 mL
(0 , 10+0 , 10+0 , 00)ml
Rerata galat = = 0,07 mL
3
3) Nilai volume NaOH 0.5N = (2,40 ± (0,07x2)) mL
= (2,40 ±0,14) mL

 Kadar Asam dalam Kopi


gr eq
N x V 0.5472 x 0.0023 L
Kadar asam 1 = = L 0.00025 greq/g
gr =¿
5.00 0 9 g
gr eq
N x V 0.5472 x 0.0025 L
Kadar asam 2 = = L 0.00027 greq/g
gr =¿
5.0011g
gr eq
N x V 0.5472 x 0.0024 L
Kadar asam 1 = = L 0.00026 greq/g
gr =¿
5,0013 g
Rerata kadar asam dalam kopi
gr eq
( 0.00025+0.00027+ 0.00026 )
Kadar asam dalam kopi = g eq/g
=0.00026 gr
3

I. PEMBAHASAN

Titrasi asam lemah-basa lemah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan


indikator kimia dikarenakan perubahan pH disekitar titik ekivalen titrasi kurang dari 2
satuan pH oleh karena itu titrasi dilakukan dengan metode potensiometri. Potensiometri
adalah metode analisis kimia yang didasarkan kepada hubungan antara konsentrasi zat
dengan potensial listrik larutan.
Sebelum melakukan titrasi, nilai pH titik ekivalen stoikiometri sistem titrasi harus
dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan nilai pKa asam lemah dan pKb basa
lemah yang digunakan. Nilai pKa dan pKb ini dapat ditentukan dengan menggunakan
metode potensiometri juga tetapi dalam praktikum kali ini digunakan nilai pKa dan pKb
berdasarkan literatur sehingga didapatkan pH ekivalennya adalah 7.
Penitaran asam lemah-basa lemah ini dilakukan sebanyak 3 kali guna
mendapatkan hasil yang akurat dan presisi dimana penitaran dihentikan pada rata-rata pH
7,03. Setelah dilakukan 3 kali penitaran, didapatkan volume asam asetat yang digunakan
untuk menitar 10 mL ammonium hidroksida sebesar 8,53 mL; 7,80 mL; dan 8,13 mL
dimana nilai galatnya sebesar 0,50 mL. Nilai galat ini dapat dikatan cukup baik dimana
nilai galat yang diperbolehkan maksimum 10% dari nilai hasilnya.
Potensiometri juga dapat digunakan untuk titrasi larutan yang berwarna pekat
yang bilamana digunakan indikator kimia, maka tidak akan bisa memberikan warna yang
jelas pada larutan sehingga perubahan warna larutan pada titik ekivalen penitaran tidak
dapat diamati. Pada praktikum ini digunakan sampel kopi yang berwarna gelap, dimana
untuk menentukan kadar asam yang terkandung dalam kopi digunakan metode titrasi
potensiometri tidak langsung. Pada titrasi potensiometri tidak langsung, konsentrasi zat
yang dianalisis ditentukan setelah dilakukan pengolahan data titrasi termasuk
perhitungannya. Titrasi dihentikan pada pH 9 sehingga didapatkan volume penitar
sebesar 2,30 mL; 2,50 mL; dan 2,40 mL dimana nilai galatnya sebesar 0,14 mL. Dari
volume penitaran, didapatkan kadar asam pada kopi sebesar 0,00026 greq/gram.
Standarisasi NaOH juga dilakukan dan didapatkan %RPD sebesar 1,06% dimana hasil
tersebut lebih kecil dari 5% yang berarti hasil standarisasi presisi dan dapat diterima.
Hal yang perlu diperhatikan untuk titrasi dengan menggunakan pH meter adalah
kecepatan tetesan penitar. Kecepatan tetesan penitar ini harus disesuaikan dengan respon
alat guna menghasilkan data yang akurat. Karena apabila tidak disesuaikan, maka
khawatir tidak didapat pH yang seharusnya (pH terlewat). Pengadukan juga tidak boleh
terlalu cepat karena jika terlalu cepat, ion H + pada larutan tidak akan berinteraksi
maksimal dengan elektroda pada pH meter sehingga pH yang didapat dari pH meter
tidak akurat.

J. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum titrasi asam lemah-basa lemah secara potensiometri
didapatkan volume asam asetat yang digunakan untuk menitar ammonium hidroksida
sebesar (8,15 ± 0,50) mL.
Berdasarkan hasil praktikum penentuan kealkalian kopi secara potensiometri pada
sampel kopi diperoleh kadar asam sebesar 0,00026 greq/gram dimana volume NaOH
yang digunakan untuk menitar 100 mL kopi sebesar (2,40 ± 0,14) mL, dengan %RPD
standarisasi NaOH sebesar 1,06%.
K. DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. 1994. Chemistry. 7th ed. New York : Mc Graw Hill, Inc.

Day, R.A & Underwood, A.L. 1994. Kimia Analisa Kimia Kuantitatif. 4th ed. A.b.
Soendoro. Jakarta : Erlangga.

Yasin, Yamin. 2010. Xpress pro for Senior High School Chemistry. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai