Anda di halaman 1dari 10

0

Praktikum Kimia • SIEPEND FKUI 2020


1

TITRASI POTENSIOMETRI
PENENTUAN KURVA TITRASI ASAM AMINO

Tujuan
Menunjukkan pengaruh penambahan asam dan basa kuat terhadap pH asam amino.

Prinsip dasar
Asam amino → zat pembentuk protein yang terdiri atas paling sedikit 1 gugus amina dan 1
gugus karboksil

Asam amino bersifat amfoter → dapat berperan sebagai asam dan basa

Contoh: asam amino glisina

Jika dilarutkan dalam air, glisina mempunyai muatan ion positif dan negatif dalam satu
molekul (ion dipolar atau ion zwitter) → bentuk I-glisina ion zwitter

• Gugus –COO- membuat glisina bersifat basa dan bisa bereaksi dengan asam kuat
• Gugus –NH3+ membuat glisina bersifat asam dan dapat bereaksi dengan basa kuat

Pada keadaan isoelektrik


o Jumlah muatan positif = muatan negatif
o Molekul glisina hanya terdapat dalam bentuk I-glisina ion zwitter
o pH dinamakan pI (titik isoelektrik)
o pI = ½ (pK1 + pK2)
▪ K1 menyatakan nilai Ka untuk gugus –COOH
▪ K2 menyatakan nilai Ka untuk gugus –NH3+

Praktikum Kimia • SIEPEND FKUI 2020


2

Pada keadaan asam


Glisina ion zwitter yang dititrasi dengan HCl (asam kuat) akan berperan sebagai basa
(mengikat H+) dan menghasilkan glisina kation. Reaksi protolisisnya adalah sebagai
berikut:

o Larutan dapar (buffer) dengan gugus –COOH dan –COO- yang saling
berkonjugasi
o Mengandung bentuk I dan II-kation
o Jika bentuk I ekuivalen dengan bentuk II, maka: pH = pK1

Rumus: pH = pK1 + log [asam lemah] / [basa konjugasi]


= pK1 + log [glisina kation] / [ion zwitter]

Pada kapasitas maksimum: [glisina kation] = [ion zwitter] → pH = pK1

Pada keadaan basa


Glisina ion zwitter yang dititrasi dengan NaOH (basa kuat) akan berperan sebagai asam
(melepas H+) dan menghasilkan glisina anion. Reaksi protolisisnya adalah sebagai
berikut:

o Larutan dapar (buffer) dengan gugus –NH3+ dan –NH2 yang saling
berkonjugasi
o Mengandung bentuk I dan III-anion
o Jika bentuk I ekuivalen dengan bentuk III, maka: pH = pK2

Rumus: pH = pK2 + log [asam lemah] / [basa konjugasi]


= pK2 + log [ion zwitter] / [anion]

Pada kapasitas maksimum: [glisina kation] = [ion zwitter] → pH = pK2


pH larutan ditentukan dengan menggunakan pH meter yang mengandung dua
jenis elektroda:
• elektroda pembanding dengan potensial konstan
• elektroda indikator yang dimasukkan ke dalam larutan yang akan diukur pH–nya.

Praktikum Kimia • SIEPEND FKUI 2020


3

Alat dan bahan


Alat:
a. pH meter
b. Pengaduk magnetic
c. Buret
d. Gelas kimia

Bahan
a. Larutan glisina 0,1 M
b. Larutan HCl 0,2 M
c. Larutan NaOH 0,2 M
d. Larutan Standar dengan pH 7, pH 4 dan pH 11 untuk kalibrasi

Cara Kerja
a. Dengan menggunakan buret, masukkan 20 ml larutan glisina dan 20 ml ke dalam
gelas kimia 250 mL.
b. Tempatkan gelas kimia diatas pengduk magnetic dan nyalakan arus listriknya.
Naikkan secara perlahan kecepatannya. Lakukan pengadukan selama satu menit.
c. Ukur pH larutan dengan cara memasukkan elektroda ke dalam larutan. Usahakan
membrane elektroda berada di dalam cairan. Pembacaan dilakukan setelah
mendengar nada “bip” dan catat hasil pembacaannya.
d. Tambahkan ke dalam larutan 2 mL HCl dengan menggunakan buret, ulangi langkah
kerja no 2 dan no 3.
e. Ulangi langkah kerja no 4, sampai diperoleh pH larutan mencapai 2.00
f. Ulangi langkah No 1-3, dengan menggunakan gelas kimia yang lain.
g. Tambahkan ke dalam larutan 2 mL NaOH dengan menggunakan buret, ulangi
langkah 2 dan 3.
h. Ulangi langkah no 7 sampai diperoleh pH larutan mencapai 14.00
i. Dari hasil pembacaan pH meter yang diperoleh, buatlah grafik pH Vs NaOH/HCl yang
ditambahkan

Praktikum Kimia • SIEPEND FKUI 2020


4

Data hasil percobaan


Larutan pH ∆pH Larutan pH ∆pH

7,15 - 6,99 -
Larutan Larutan
glisina glisina
awal awal

3,19 3,96 8,94 1,95


+ 2 mL + 2 mL
HCl 0,2M NaOH
0,2M

2,65 0,54 9,59 (pH 0,65


+ 2 mL + 2 mL kapasitas
HCl 0,2M NaOH maksimum)
0,2M

2,40 0,25 9,88 0,29


+ 2 mL + 2 mL (selisih pH
HCl 0,2M NaOH terkecil)
0,2M

2,20 (pH 0,20 10,24 0,36


+ 2 mL kapasitas + 2 mL
HCl 0,2M maksimum) NaOH
0,2M

2,05 0,15 10,79 0,55


+ 2 mL (selisih + 2 mL
HCl 0,2M pH NaOH
terkecil) 0,2M

Praktikum Kimia • SIEPEND FKUI 2020


5

Kurva titrasi asam amino glisina

Kesimpulan
a. Keadaan asam
pH pada kapasitas maksimum → pH yang menghasilkan perubahan pH paling
kecil
pH pada kapasitas maksimum = pK1 glisina = 2,20. Jika ditambahkan HCl lagi,
perubahan pH tidak akan terlalu signifikan karena larutan buffer sudah terbentuk,
yaitu glisina kation.
b. Keadaan basa
pH pada kapasitas maksimum → pH yang menghasilkan perubahan pH paling
kecil
pH pada kapasitas maksimum = pK2 Glisina = 9,59. Jika ditambahkan NaOH lagi,
perubahan pH tidak akan terlalu signifikan karena larutan buffer sudah terbentuk,
yaitu glisina anion.

Praktikum Kimia • SIEPEND FKUI 2020


6

PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA


DENGAN TITRASI IODOMETRI
Tujuan
Menentukan bilangan peroksida dalam sampel minyak dengan titrasi iodometri

Prinsip Dasar
• Peroksida → produk reaksi oksidasi antara lemak tidak jenuh dengan oksigen
• Pembentukan peroksida dapat dipercepat dengan adanya paparan cahaya
(hv) dan pemanasan pada suhu tinggi

• Bilangan peroksida suatu minyak atau lemak yang teroksidasi dapat


ditentukan berdasarkan jumlah iodin (I2) yang dibebaskan setelah
lemak/minyak tersebut ditambahkan alkali iodida (Kalium Iodida)
• Peroksida yang terbentuk dalam minyak/lemak berikatan dengan Kalium
sehingga iodin terbebaskan
• Jumlah iodin ditentukan dengan titrasi iodometri → mereaksikan iodin bebas
(I2) dengan natrium tiosulfat dan menggunakan indikator kanji

• Bilangan peroksida → nilai penting yang mengindikasikan derajat kerusakan


pada minyak/lemak
• Makin besar bilangan peroksida → makin tinggi derajat kerusakan
• Bilangan peroksida dinyatakan dengan miliequivalen peroksida dalam 1000 g
atau 1 kg minyak/lemak

Cara kerja
1. Sebanyak 0,5 gram sampel minyak dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 100
mL, lalu ditambahkan larutan KI jenuh sebanyak 0,5 mL.
2. Selanjutnya ditambahkan 10 mL campuran asam asetat glasial dan kloroform
dengan perbandingan 2 : 1 (6,7 mL : 3,3 mL).
3. Campuran kemudian dipanaskan sampai mendidih dan didinginkan, lalu
ditambahkan 5 mL air suling (akuades) dan 10 tetes (berlebih) indikator kanji
1%.
4. Baca keadaan mula-mula meniskus larutan Na2S2O3.5H2O 0,01 N dalam buret
sampai 2 angka dibelakang koma. Tulis keadaan mula-mula ini dalam lembar
laporan.
5. Titrasikan campuran dengan larutan Na2S2O3.5H2O 0,01 N hingga warna
coklat tua-kebiruan hilang. Baca keadaan akhir meniskus larutan
Na2S2O3.5H2O 0,01 N dalam buret, dan tuliskan pada lembar laporan. Hitung
jumlah pemakaian larutan Na2S2O3.5H2O pada titrasi ini.

Praktikum Kimia • SIEPEND FKUI 2020


7
6. Ulangi titrasi sekurang-kurangnya 3 kali (triplo) dengan selisih pemakaian
larutan Na2S2O3.5H2O satu sama lain tidak lebih dari 0,10 mL.
7. Bilangan peroksida yang dinyatakan dengan miliequivalen peroksida dalam
1000 gram sampel minyak, dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

8. Prosedur yang sama dilakukan dengan sampel minyak yang lain. Bandingkan
bilangan peroksida antar sampel minyak yang diuji, dan buatlah suatu
kesimpulan pada lembar laporan.

Data perhitungan

• Minyak Bekas
Volume Na2S2O3.5H2O terpakai = 32.3 mL
N Na2S2O3.5H2O = 0.01 N
Berat sampel = 0.5 g

Bilangan peroksida = 646

• Minyak Baru
Volume Na2S2O3.5H2O terpakai = 9.5 mL
N Na2S2O3.5H2O = 0.01 N
Berat sampel = 0.5 g

Bilangan peroksida = 190

Kesimpulan
• Bilangan peroksida minyak bekas > bilangan peroksida minyak baru
• Makin besar bilangan peroksida → makin tinggi derajat kerusakan

Praktikum Kimia • SIEPEND FKUI 2020


8

PENENTUAN KADAR PROTEIN


DENGAN METODA BIURET
Prinsip reaksi
Di alam, terdapat tiga bentuk protein: protein bebas, protein tidak terlarut (tulang, otot,
rambut, dan gumpalan darah), dan protein terlarut (bahan pangan seperti susu dan daging).
Untuk mengetahui kadar protein terlarut, digunakan metode biuret dengan teknik
spektrofotometri.

Zat yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida (contoh: protein) akan membentuk
kompleks berwarna ungu jika direaksikan dengan pereaksi biuret (garam tembaga).

Tujuan
Menentukan kadar protein terlarut dengan metode biuret

Alat & bahan


• Larutan protein yang diselidiki (larutan sampel) dan larutan standar protein
• Pereaksi biuret
• Tabung reaksi 20 ml
• Spektrofotometer
• Kuvet

Praktikum Kimia • SIEPEND FKUI 2020


9

Data Hasil Percobaan


No. Vol stok standar Vol Vol pereaksi Konsentrasi standar
Tabung protein 20 mg/ml akuades biuret (ml) protein (mg/ml)
(ml) (ml)

1 - 1,00 9,00 0,00

2 0,50 0,50 9,00 1,00

3 0,75 0,25 9,00 1,50

4 1,00 - 9,00 2,00

Masing-masing sampel kemudian dimasukkan ke alat spektrofotometer, dari hasil


pembacaan alat spektrofotometer (video praktikum bapaknya) didapatkan:

No. Konsentrasi standar protein Nilai Absorban (A)


Tabung (mg/ml)

1 0,00 0,088 (lar. blanko absorbannya ga


0)

2 1,00 0,141

3 1,50 0,177

4 2,00 0,209

Persamaan Regresinya:
y = 0.019 + 0.102 X y = absorbansi; x = konsentrasi
Praktikum Kimia • SIEPEND FKUI 2020

Anda mungkin juga menyukai