TUJUAN :
DASAR TEORI :
Titrasi asam basa yang sering disebut titrasi asidi alkalimetri. Namun secara khusus kat
metri berasal dari bahasa yunani yang mempunyai arti ilmu, proses atau seni mengukur.
Asidimetri dapat diartikan juga sebagai pengukuran jumlah asam atau pengukuran sesuatu
jumlah basa/garam dengan asam. Asidi alkalimetri ini menyangkut reaksi dengan asam dan /
atau basa diantaranya :
1. Asam kuat Basa kuat, misalnya :
NaOH + HCl NaCl + H2O
Reaksi ionnya : H+ + OH - H2O
Larutan NaCl terbentuk pada titik ekuivalen yang merupakan suatu larutan garam
yang merupakan hasil dari asam kuat dan basa kuat sehingga larutan mempunyai sifat
netral. Dengan perkataan lain [H+] = [OH-] = 10-7 pada 25 0C. Kenetralan ini juga nyata
dari reaki ion titrasi yang menyatakan bahwa yang sebenarnya bereaksi adalah ion ion
H+ dan OH- dan hasilnya H2O. Maka konstanta kesetimbangan reaksi titrasi ini ialah :
H 2 O H 2 O
1
56 x1014 atau
K=
H OH
Kw
1
K= K 1014 ; Nilai K sangat besar
H 2 O
Apabila reaksi 100% sempurna, maka tak tersisa ion H+ maupun OH-; dengan
perkataan lain konsentrasi kedua ion itu harus 0. Tetapi berdasar kesetimbangan, masih
didapati ion H+ dan OH- masing masing 10-7 M. kesempurnaan akan turun walaupun K
tetap. Penurunan ini merupakan akibat konsentrasi titrant dan titrat yang lebih kecil.
1
2. Asam kuat Basa lemah, misalnya :
HCl + NH4OH H2O + NH4Cl
+
Reaksi ionnya : H + NH4OH H2O + NH4+
H 2 O NH 4 OH , maka
K=
H NH 4 OH dan apabila K dikalikan
OH
Kb
K= H 2 O dalam hal ini = 5,6 x 1016
Kw
1
Atau K = K = 10 9
H 2O
Dari rumus K yang terhitung di atas, jelas pula bahwa semakin lemah basa yang
dititrasi semakin kecil K itu; dengan perkataan lain makin kurang sempurna
Dalam titrasi asam kuat basa lemah, dihitung sisa ion H + yang tak bereaksi dari
pH larutan pada TE. Larutan saat itu hanya berisi garam yang terjadi dari asam kuat dan
Kw
basa lemah. Berdasar rumus : [H +] = c9 dan andaikan asam dan basa masing-
Kb
masing 0,1 M san basa 90 ml sehingga c9 = 0,05 M, kita dapat menghitung konsentrasi
ion H+ tersebut.
3. Asam Kuat Garam dari asam lemah, misalnya :
HCl + NH4BO2 HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya : H + BO2-
+
HBO2
K terlihat merupakan harga respirok dari Ka asam norat (Ka = 5,8 x 10 -10)
maka K = 1,7 x 109. Jelas bahwa makin kemah asam pembentuk garam yang dititrasi
makin sempurna titrasinya.
2
BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA :
ALAT
- beker glass
- pipet ukur
- pipet volume
- labu ukur
- erlenmeyer
- statif
- buret
- pipet tetes
- spatula
- neraca
BAHAN
- HCl pekat
- Na2B4O7.10H2O
- NaOH
- H2C2O4. 2 H2O
- Cuka dapur
- Soda kristal
- indikator PP dan MO
- campuran NaOH dan Na2CO3
- campuran Na2CO3 dan NaHCO3
- pupuk ZA
- aqadest
3
CARA KERJA :
4
6. Penetapan kadar asam cuka dapur
Diambil 10 ml asam cuka 25% pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur
100 ml dan ditambahkan aquadest sampai garis tera kemudian dicampur sampai
homogen
Diambil 10 ml asam cuka yang sudah diencerkan dan ditambahkan 2 tetes
indikator PP
Dititrasi dengan NaOH yang telah dibuat sampai merah muda
Langkah di atas dilakukan triplo
Dihitung kadar asam cuka dapur dalam %
5
Diambil 10 ml larutan dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan dengan 25
ml NaOH standar dan dididihkan
Setelah dingin, ditambahkan 2 tetes MO dan dititrasi dengan HCl standar sampai
warna merah muda
Langkah di atas dilakukan triplo
Dihitung % amonium dalam ZA
6
0,1g
Jumlah mmol boraks = 382 g / mol = 0,2618 mmol
Jumlah mmol HCl yang bereaksi = 2 0,2618 mmol = 0,5236 mmol
Volume hasil titrasi = 8,37 ml
0,5236mmol
Maka [HCl] = 8,37 ml
= 0,0625 M
7
n H2C2O4.2H2O = = 0,7937 mmol
n NaOH = 2 x n H2C2O4.2H2O
n NaOH = 2 x 0,7937 mmol = 1,5874 mmol
1,5874mmol
[NaOH] = 21,93ml
= 0,0724 M
8
100
massa Na2CO3 dalam 100 ml larutan = x 0,03458 = 0,3458 gram
10
0,3458
% kadar Na2CO3 dalam soda kristal = x100% = 86,45 % (w/w)
0,4
9
n HCl (II) = n Na2CO3 = 0,8504 mmol
0,8504 x10 3 9,0142 x10 3
% Kadar Na2CO3 = x106 = x100% = 0,90 % (w/v)
10 10
10
Vol HCl terpakai (ml) 15,8 15,7 15,7
Volume rata-rata = 15,73 ml
[HCl] II = 0,0625 M
Reaksi: (NH4)2SO4 + 2NaOH 2NH3 + 2H2O + Na2SO4
NaOH + HCl NaCl + H2O
0,4135 0,9831
11
KESIMPULAN :
1. Larutan baku primer asam dan basa harus distandarisasi terlebih dahulu sebelum
digunakan untuk menentukan konsentrasi secara tepat dan ini merupakan salah satu
syarat titrasi.
2. Ketelitian dalam titrasi akan mempengaruhi penentuan kadar dalam sampel, misalnya
ketelitian pembacaan skala, menimbang sampel maupun penentuan titik akhir titrasi.
3. Indikator yang digunakan dalam percobaan asidi-alkalimetri ini adalah indikator PP dan
MO, yang akan menentukan perubahan warna yang terjadi pada saat reaksi.
4. Dari standarisasi HCl dengan Natrium tetraborat/boraks (Na2B4O7) diketahui bahwa
[HCl]I = 0,0668 M, [HCl]II = 0,0625 M.
5. Dari standarisasi NaOH dengan HCl diketahu bahwa [HCl] = 0,0668 M
6. Dari standarisasi NaOH dengan asam oksalat (H 2C2O4) dapat diketahui bahwa [NaOH] =
0,0724 M.
7. Kadar asam cuka dapur yang dihitung adalah 27,67 % yang berbeda dengan yang tertulis
pada label kemasan yaitu 25 %.
8. Kadar Na2CO3 dalam soda kristal adalah 86,45 % dan rumus molekulnya
Na2CO3. 1 H2O.
9. Kadar NaOH dalam campuran NaOH dan Na2CO3 adalah 0,04 % .
10. Kadar Na2CO3 dalam campuran NaOH dan Na2CO3 adalah 0,90 %.
11. Kadar Na2CO3 dalam campuran Na2CO3 dan NaHCO3 adalah 0,05 % .
12. Kadar NaHCO3 dalam campuran Na2CO3 dan NaHCO3 adalah 0,03%.
13. Kadar amonium dalam pupuk ZA (Zwavelzuur amonia), (NH4)2SO4 adalah 11,45 %.
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi W, 1986 , Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia
12
Za, cara kerja no 1
13