Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM 1

SK 4 : Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan


terapannya.
KD 4.1 : Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan
dan menghitung PH larutan.
Indikator :
 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arhenius
 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted Lowry
 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis
 Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted
Lowry dan menunjukkan pasangan asam basa konjugasinya.

Judul percobaan: “PENGUJIAN LARUTAN DENGAN INDIKATOR”

Tujuan :Untuk mengamati perubahan warna pada larutan dengan menggunkan


indikator.
Alat :
1. Plat tetes
2. Pipet tetes
3. Kertas Lakmus
Bahan :
1) Larutan Cuka (CH3COOH)
2) Larutan Sabun(RCOONa)
3) Larutan Gula (C6H12O6)
4) Larutan Natrium Hidroksida (NaOH)
5) Larutan Asam Klorida (HCl)
6) Larutan Amoniak (NH4OH)
7) H2O
Cara kerja:
1. Siapkan alat dan bahan..
2. Teteskan masing-masing larutan ke dalam plat tetes.
3. Masukkan kertas Lakmus merah dan biru pada masing-masing larutan.
4. Amati perubahan warna kertas lakumus dan catat pada tabel pengamatan..
Tabel pengamatan

NO Indikator
Larutan Asam Basa Netral
Lakmus merah Lakmus Biru
1. CH3COOH Merah Merah √ - -
2. CaCl2 Merah Biru - - √
3. C6H12O6 Merah Biru - - √
4. NaOH Biru Biru - √ -
5. HCl Merah Merah √ - -
6. NH4OH Biru Biru - √ -
7. Ca(OH)2 Biru Biru - √ -
8. Na2SO4 Biru Biru - √ -
9. NaCl Merah Biru - - √
10. Ca(OH)2 Biru Biru - √ -
11. SrCl2 Merah Biru - - √
11. RCOONa Biru Biru - √ -
12. Al2(SO4)3 Merah Merah √ - -
13. Na2CO3 Biru Biru - √
14. NH4Cl Merah Merah √
15. Ba(OH)2 Biru Biru √
16. H2O Merah Biru √

Pertanyaan:
1. Manakah larutan yang bersifat asam, basa dan netral?
2. Apakah yang dimaksud dengan asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted
Lowry dan Lewis?
Jawaban:
1. Yang bersifat asam: CH3COOH, HCl, Al2(SO4)3,NH4Cl
Yang bersifat basa: NaOH, Na2SO4,Na2CO3,Ba(OH)2,NH4OH, RCOONa,Ca(OH)2
Yang bersifat netral: CaCl2,C6H12O6,SrCl2,H2O,NaCl.
2. Menurut teori Arrhenius :
Asam adalah suatu zat bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+
Basa adalah suatu zat bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH-
Menurut teori Bronsted Lowry:
Asam adalah donor proton (Memberi proton)
Basa adalah aseptor proton (Menerima proton)
Menurut teori Lewis:
Asam adalah aseptor pasangan electron
Basa adalah donor pasangan electron
Kesimpulan:
 Apabila kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan berubah menjadi warna
merah dan kertas lakmus merah tetap berwarna merah maka larutan tersebut
bersifat asam.
 Apabila kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan berubah menjadi
warna biru dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru maka larutan tersebut
bersifat basa.
 Apabila kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan dan tetap berwana
merah sedangkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru maka larutan tersebut
bersifat netral.

PRAKTIKUM 2
SK 4 : Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan
terapannya.
KD 4.1 : Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan
dan menghitung PH larutan.
Indikator :
 Menjelaskan indicator asam basa dan trayek perubahan warnanya
 Menghitung pH larutan hasil reaksi antara asam dan basa dengan
menggunakan indicator universal
Judul : PERBEDAAN KEASAMAN LARUTAN
Tujuan : Membandingkan derajat keasaman berbagai larutan dengan menggunakan
indikator universal.
Alat :
 Tabung
 Pipet
 Plattetes
 Tabung Erlenmeyer
Bahan:
 Larutan HCl 1 M
 Larutan CH3COOH 1 M
 Air suling
Cara kerja :
1. Tuangkan 9 cc air ke dalam tabung menggunakan gelas ukur ditambah HCl 1 M
2. Tuangkan CH3COOH 1 M dan HCl 1 M ke dalam tabung Erlenmeyer.
Hasil pengamatan :
Bahan pH H+
Larutan HCl 0,1 M 1 10-1
Larutan HCl 0,01 M 2 10-2
Larutan HCl 0,001 M 3 10-3
Larutan CH3COOH 0,1 M 3 10-3
Air suling 7 10-7

Perhitungan:

V1 x M1 = V2 x M2
V2 x M2 10 mL x 0,1 M
V1 = = = 1 mL
M1 1M
V2 x M2 10 mL x 0,01 M
V1 = = = 1 mL
M1 0,1 M
V2 x M2 10 mL x 0,001 M
V1 = = = 1 mL
M1 0,01 M
V2 x M2 10 mL x 0,1 M
V1 = = = 1 mL
M1 1M

Kesimpulan :
Semakin tinggi molaritas konsentrasi suatu larutan, semakin kuat derajat
keasaman (pH), semakin kecil konsentrasi H+ larutan tersebut.

PRAKTIKUM 3
SK 4 : Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan
terapannya.
KD 4.1 : Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan
menghitung PH larutan.
Indikator : Memperkirakan pH suatu larutan asam dan basa berdasarkan hasil pengamatan
perubahan warna indikator asam dan basa
Tujuan :Menentukan sifat larutan asam dan basa dan mempertahankan PH larutan dengan
beberapa indokator.
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
Bahan :
1) Lakmus merah
2) Lakmus biru
3) Lakmus A, B, C, dan D
Cara kerja:
1. Menentukan sifat larutan asam dan basa
a) Ambillah sepotong kertas lakmus merah dan biru
b) Tetesi kertas lakmus tersebut dengan larutan A, catat warnanya.
c) Ulangi langkah A dan B dengan larutan yang lain.
2. Memperkirakan PH larutan dengan beberapa indikator
a) Siapkanlah 4 tabung reaksi dan isilah masing masing dengan larutan A
b) Tambahkanlah ke dalam tabunga reaksi 1,2,3, dan 4 berturut turut dengan 2 tetes larutan
metal jingga, metal merah,bromtimol biru dan fenolflatein
c) Catat warna yang terjadi pada table pengamatan
d) Ulangi langkah kerja di atas dengan mengganti larutan A dengan larutan yang lain.
Tabel pengamatan
Warna kertas lakmus
Lakmus merah Lakmus biru
NO Larutan
1. A Merah Merah
2. B Merah Merah
3. C Biru Biru
4. D Biru Biru
5. E merah Biru

Warna indikator
MO MM BTB PP
No Larutan Perkiraan PH
1. A < 3,2 < 4,6 6,0 8,3 (tidak < 3,2 - < 4,6
(merah) (merah (kuning) berwarna) Asam kuat
muda)
2. B 3,2 4,6 6,0 8,3 (tidak 3,2 - 4,6
(merah) (merah (kuning) berwarna) Asam lemah
muda)
3. C 4,4 5,8 7,6 (biru) 10 (merah) 7,6 – 10
(orange) (kuning) Basa lemah
4. D 4,4 5,8 >7,6 (biru > 8,3 (ungu) >7,6 - > 8,3
(orange) (kuning) tua) Basa kuat
5. E 4,4 5,8 6,0 8,3 (tidak 6,0 – 8,3 Netral
(orange) (kuning) (kuning) berwarna)

Kesimpulan :
TRAYEK PH
Indikator Warna Trayek pH Sifat
MO Merah-kuning 3,2 - 4,4 Asam kuat
MM Merah-kuning 4,4 – 5,4 Asam lemah
BTB Kuning-Hijau-Biru 6,0 – 7,6 Netral,basa lemah
PP Tidak berwarna-Merah 8,3 - 10 Basa kuat

PRAKTIKUM 4
SK Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
penerapannya.
KD 4.2 Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari
hasil titrasi asam-basa.
Indikator :Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari
hasil titrasi asam dan basa.
Judul : Reaksi Kimia dalam Larutan
Tujuan :Mengamati perubahan reaksi kimia yang berlangsung dalam larutan dengan
mengalami perubahan warna, suhu endapan dan gelembung gas.
Alat :
1. Tabung reaksi

2. Pipet tetes
Bahan :
1. Larutan CuSO4 7. Larutan NaOH

2. Larutan NH4OH 8. Larutan HCl

3. Larutan (PbNO3)2 9. Larutan KI

4. Larutan SrCl2 10. Larutan (NH4)2SO4

5. Larutan NH4Cl 11. Larutan AgNO3

6. Pita Magnesium 12. Larutan BaCl2

13. Larutan Na2CO3


Langkah Kerja:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Campurkan larutan yang telah ditentukan

3. Kocok sampai rata

4. Amati reaksi kimia yang terjadi dengan melihat perubahan warna, suhu, endapan
dan gelembung gas

5. Catat Hasil pengamatan

Hasil Pengamatan :
Larutan Pengamatan
CuSO4 + NaOH Perubahan warna, ada gelembung gas dan mengendap
NH4OH + HCl Gelembung gas
Na2CO3 + HCl Gelembung gas
(PbNO3)2 + KI Mengendap, perubahan warna
SrCl2 + (NH4 ) 2SO4 Mengendap, perubahan warna
NH4Cl + AgNO3 Gelembung gas, perubahan warna
Mg + HCl Perubahan suhu, gelembung gas
BaCl2 + NaOH Perubahan warna, gelembung gas dan mengendap
Persamaan molekul, ion bersih dan ion penonton
CuSO4 (aq)+ 2NaOH(aq) Cu(OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)
Cu+ SO4- + 2Na+ 2OH- Cu(OH)2 (s) + 2Na+ SO42-
Cu+ 2OH- Cu(OH)2 (s)
NH4OH(aq) + HCl (aq) NH4Cl (aq) + H2O(l)
NH4+ OH- + H+ Cl- NH4+ Cl- + H2O(l)
OH- + H+ H2O(l)
Na2CO3(aq) + 2HCl(aq) 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2 (g)
2Na+ CO32- + 2H+ 2Cl- 2Na+ 2Cl- + H2O(l) + CO2 (g)
CO32- + 2H+ H2O(l) + CO2 (g)
Pb(NO3)2 (aq) + 2KI(aq) PbI2 (s) + 2KNO3 (aq)
Pb2+ 2NO3- + 2K+ 2I- PbI2 (s) + 2K+ 2NO3-
Pb2+ + 2I- PbI2 (s)
SrCl2 (aq) + (NH4)2SO4 (aq) SrSO4 (s) + 2NH4Cl (aq)
Sr 2+ 2Cl- + 2NH4+ SO42- SrSO4 (s) + 2NH4+ 2Cl-
Sr 2+ + SO42- SrSO4 (s)
NH4Cl(aq) + AgNO3 (aq) AgCl (s) + NH4NO3 (aq)
NH4+ Cl- + Ag+ NO3 AgCl (s) + NH4+ NO3-
Ag+ + Cl- AgCl (s)
Mg (s) + 2HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2 (g)
Mg (s) + 2H+ 2Cl- Mg2+ 2Cl- + H2 (g)
Mg (s) + 2H+ Mg2+ + H2 (g)
BaCl2 (aq) + 2NaOH(aq) Ba(OH)2 (s) + 2NaCl(aq)
Ba2+ 2Cl- + 2Na+ 2OH- Ba(OH)2 (s) + 2Na+ 2Cl-
Ba2+ + 2OH- Ba(OH)2 (s)
Kesimpulan
1. Ion penonton tidak terlibat dLm reaksi kimia
2.Ion tinggal = ion bersih
3. Ciri-ciri reaksi kimia :
 Terbentuk endapan

 Timbul gelembung – gelembung gas


 Berubah warna

 Terjadi perubahan suhu

PRAKTIKUM 5

SK 4 Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan


penerapannya.
KD 4.2 Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari
hasil titrasi asam-basa.
Indikator: 1.Menentukan konsentrasi Asam dan Basa dengan titrasi
2. Menentukan kadar zat dari titrasi
3. Menentukan indikator yang tepat digunakan untuk titrasi asam-
basa
Judul : Penentuan Kadar NaOH oleh CH3COOH
Tujuan : Menentukan kadar NaOH oleh CH3COOH
Alat dan Bahan :
1. Buret atau pipet ukur 5. Larutan CH3COOH 1 M
2. Labu Erlenmeyer 6. Larutan NaOH x M
3. Pipet volume 7. Indikator fenolftalein
4. Pipet tetes 8. Aquadest/air suling

Langkah Kerja
1. Ukur 10 mL larutan NaOH dengan menggunakan pipet volume, kemudian
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer.
2. Tambahkan 2-3 tetes indikator fenolftalein.
3. Masukkan larutan CH3COOH 1 M sebagai zat peniter ke dalam buret. Atau
gunakan pipet ukur.
4. Catat skala awal dari larutan CH3COOH 1 M (Sebaiknya dimulai dari skala 0).
5. Sambil menggoyang-goyangkan labu teteskan sedikit demi sedikit larutan
CH3COOH ke dalam labu Erlenmeyer sampai terjadi perubahan warna indiKator.
6. Catat volume CH3COOH yang digunakan.
7. Ulangi kegiatan ini hingga 3 kali untuk mendapatkan rata-rata konsentrasi larutan
NaOH.

Hitungan :
Diketahui : Larutan NaOH 10 mL
Larutan sebagai CH3COOH 1 M zat penitrasi
Volume CH3COOH 1 M yang digunakan:
1. 4,3 mL
2. 4,2 mL
3. 3,5 mL

Ditanyakan : Rata-rata konsentrasi NaOH dari 3 percobaan


Hasil :
V2 x M2
M1 =
V1
4,3 mL x 1 M
M1 = = 0,43 M

10 mL
4,2 mLx 1M
M1 = = 0,42 M
10 mL
3,5 mL x 1M
M1 = = 0,35 M

10 mL
 Rata-rata konsentrasi NaOH = (0,43 + 0,42 + 0,35) M / 3 = 0,4 M

Tabel Pengamatan :
Volume CH3COOH 1
Percobaan Volume NaOH Molaritas HCL
M
1. 4,3 mL 10 mL 0,43 M
2. 4,2 mL 10 mL 0,43 M
3. 3,5 mL 10 mL 0,35 M

Pertanyaan :
1. Tuliskan persamaan reaksi asam-basa tersebut
2. Tentukan konsentrasi larutan HCl tersebut.

Jawab :
1. CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
2. Rata-rata konsentrasi NaOH = (0,43 + 0,42 + 0,35) M / 3 = 0,4 M

Kesimpulan :
Konsentrasi NaOH yang diperoleh dari zat penitrasi CH3COOH 1 M adalah 0, 4 M

Praktikum 6
SK 4 :Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
penerapannya.
KD 4.2 :Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari
hasil titrasi asam-basa.
Indikator: 1.Menentukan konsentrasi Asam dan Basa dengan titrasi
2. Menentukan kadar zat dari titrasi
3. Menentukan indikator yang tepat digunakan untuk titrasi asam-
basa
Judul : Penentuan Konsentrasi Larutan HCl dan Larutan NaOH 0,5 M
Tujuan : Menetukan konsentrasi larutan HCl dari larutan NaOH 0,5 M
Alat dan bahan
1. Buret atau pipet ukur 5. Larutan HCl x M
2. Labu Erlenmeyer 6. Larutan NaoH 0,5 M
3. Pipet volume 7. Indikator fenolftalein
4. Pipet tetes 8. Aquadest/air suling

Langkah Kerja
1. Ukur 10 mL larutan HCl dengan menggunakan pipet volume, kemudian
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer.
2. Tambahkan 2-3 tetes indikator fenolftalein.
3. Masukkan larutan NaOH 0,5 M sebagai zat peniter ke dalam buret. Atau gunakan
pipet ukur.
4. Catat skala awal dari larutan NaOH 0,5 M (Sebaiknya dimulai dari skala 0).
5. Sambil menggoyang-goyangkan labu teteskan sedikit demi sedikit larutan NaOH
ke dalam labu Erlenmeyer sampai terjadi perubahan warna indicator.
6. Catat volume NaOH yang digunakan.
7. Ulangi kegiatan ini hingga 3 kali untuk mendapatkan rata-rata konsentrasi larutan
HCl.

Hitungan :
Diketahui : Larutan HCl 10 mL
Larutan NaOH O,5 M sebagai zat penitrasi
Volume NaOH yang digunakan:
1. 10 mL
2. 12 mL
3. 15 mL

Ditanyakan : Rata-rata konsentrasi HCl dari 3 percobaan


Hasil :
V2 x M2
M1 =
V1
10 mL x 0,5 M
M1 = = 0,5 M

10 mL
12 mLx 0,5 M
M1 = = 0,6 M
10 mL

15 mL x 0,5 M
M1 = = 0,75 M

10 mL
 Rata-rata konsentrasi HCl = (0,5 + 0,6 + 0,75) M / 3 = 0,6 M

Tabel Pengamatan :

Percobaan Volume NaOH 0,5 M Volume HCl Molaritas HCL


1. 10 mL 10 mL 0,5 M
2. 12 mL 10 mL 0,6 M
3. 15 mL 10 mL 0,75 M

Pertanyaan :
1. Tuliskan persamaan reaksi asam-basa tersebut
2. Tentukan konsentrasi larutan HCl tersebut.
Jawab :
1. HCl + NaOH NaCl + H20
2. Rata-rata konsentrasi HCl = (0,5 + 0,6 + 0,75) M / 3 = 0,6 M

Kesimpulan :
Konsentrasi HCl yang diperoleh dari zat penitrasi NaOH 0, 5 M adalah 0, 6 M

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan kekuatan,

kemudahan dan ilmu pengetahuan sehingga laporan dari berbagai praktikum yang telah

kami lakukan dapat kami susun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menghadapi berbagai rintangan yang dapat

menghambat terselesainya laporan ini.Namun,berkat kerjasama dan kekompakan anggota

kelompok kami, akhirnya selesailah laporan ini.

Tak dapat di pungkiri bahwa didalam laporan ini masih terdapat banyak

kekurangan. “NO BODY IS PERFECT”.Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritikdan

saran dari pembaca untuk penyusunan laporan berikutnya yang lebih baik lagi.

Akhirnya, kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi generasi selanjutnya.
Wassalam

PENYUSUN

KELOMPOK II
NAMA :
NIS :
NO.URUT:
KELAS :

KELOMPOK II

TAHUN AJARAN 2OO9-2010

SMA NEG 1 PANGSID

Anda mungkin juga menyukai