No. Ulangan
1 2
1. Volume larutan HCl 25 ml 25 ml
2. Molaritas larutan HCl 0,1 M 0,1 M
3. Mol HCl yang dipakai 0,0025 mol 0,0025 mol
No. Ulangan
1 2
1. Massa KHP 0,35 gram 0,35 gram
2. Mol KHP 0,0017 M 0,0017 M
3. Mol NaOH yang dibutuhkan 0,0017 0,0018
4. Volume NaOH awal 50 ml 50 ml
5. Volume NaOH akhir 30 ml 32 ml
6. Volume NaOH terpakai 20 ml 18 ml
7. Molaritas NaOH rata-rata 0,0895 M
No. Ulangan
1 2
1. Volume cuka 2 ml 2 ml
2. Rapatan cuka 1,008 g/ml 1,008g/ml
3. Massa cuka 2,016 gram 2,016 gram
4. Volume NaOH awal 50 ml 50 ml
5. Volume NaOH akhir 25 ml 28 ml
6. Volume NaOH yang terpakai 25 ml 22 ml
7. Molaritas larutan NaOH 0,1 M 0,1 M
Tabel 4. Potensiometri
50 10 5
40 20 5
30 30 5
20 35 5
15 40 5
10 45 6
5 48 6
2 49 6
0 50 6
7
6
5
4 y = 0.0296x + 4.3672
pH
R² = 0.6226
3
2
1
0
0 20 40 60
V NaOH (mL)
Grafik 1. Potensiometri
Grafik di atas menunjukkan hubungan kurva antara pH dengan volume
NaOH. Didapatkan hasil regresi sebesar 0,6226.
1. Air 7 1 -
2. NaOH 2 11 -
3. HCl 1 1 -
B. Larutan buffer
1. Campuran asam 5 5 5
asetat dan natrium
asetat
2. Campuran amonium 10 10 10
hidroksida dan
amonium klorida
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Teknik titrasi yang dilakukan yaitu dengan cara menetralan larutan
standar NaOH kedalam contoh yang telah ditetesi indikator.
2. Larutan penitrasi distandarisasi hingga 0,1 M
3. Menstandarisasi larutan NaOH dilakukan hingga 0,1 M dan 1 M dengan
cara pengenceran
4. Kurva titrasi digambarkan dan diperoleh garis yang liniear
5. Ketetapan kesetimbangan asam lemah dapat ditentukan dengan
pengendalian larutan buffer
6. Pengendalian pH sangat penting, contohnya pada darah dan air liur
7. Larutan buffer dapat mempertahankan pH-nya karena dapat terurai
menjadi asam atau basa konjungsinya
8. Larutan buffer dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari
6.2 Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya, pada saat mendekati titik
ekuivalen, penambahan NaOH harus dilakukan secara hati-hati, agar hasil
titrasi sesuai dengan yang diinginkan.
LAMPIRAN
A. Perhitungan
mol HCl = M. V
= 0,1 × 25 × 10-3
= 0,0025 mol
MNaOH1 . VNaOH1 = MHCl . VHCl
nNaOH1 = MNaOH1 . VNaOH1
MNaOH1 . 8 mL = 0,1 M .25 mL nNaOH1 = 0,31 × 8 × 10−3
MNaOH1 =
2,5
8
M nNaOH1 = 2,5 × 10−3 mol
MNaOH1 = 0,3 M
MNaOH2 = 0,2 M
MNaOH1 +MNaOH2
MNaOH rata − rata =
2
0,3 + 0,2
= M
2
0,5
= M
2
= 0,25 M
MNaOH2 = 0,094 M
MNaOH1 +MNaOH2
MNaOH rata − rata =
2
0,085 + 0,094
= M
2
0,179
= M
2
= 0,0895 M
CH3COOH, Mr = 60 gr/mol
0,1 × 2,5
Mcuka1 =
2
25
Mcuka1 =
2
Mcuka1 = 1,25 M
0,15
% massa1 = × 100%
2,016
% massa1 = 7,44 %
Ulangan 2
MNaOH .VNaOH2
Mcuka2 =
Vcuka
0,1 × 22
Mcuka2 =
2
2,2
Mcuka2 =
2
Mcuka2 = 1,1 M
nCH3 COOH2 = MNaOH . VNaOH2
nCH3 COOH2 = 1,1 × 2 × 10−3
nCH3 COOH2 = 2,2 × 10−3
nCH3 COOH2 = 0,0022 mol
mCH3COOH2 = nCH3COOH2 × Mr
mCH3COOH2 = 0,0022 × 60
mCH3COOH2 = 0,132 gr
mpraktek2
% massa 2 = × 100%
mteori
0,132
% massa 2 = × 100%
2,016
% massa 2 = 6,54 %
B . Pertanyaan Pra Praktek
1. Apa yang di maksud dengan asam, basa, titik ekuivalen, dan indikator ?
Jawab :
Asam adalah senyawa yang bersifat asam dan menghasilkan ion H+
apabila larut dalam air.
Basa adalah senyawa yang mempunyai rasa pahit dan menghasilkan
ion OH– bila dilarutkan dalam air.
Titik ekuivalen adalah titik dimana pada titik tersebut mol H+ sama
dengan mol OH- yang ditunjukkan sama dengan nilai.
Indikator adalah senyawa yang di larutkan dalam asam maupun
basa yang mempunyai warna yang berbeda.
2. Jelaskan perbedaan titik ekuivalen dan titik akhir titrasi ?
Jawab :
Titik akhir titrasi adalah suatu titik dimana indikator yang digunakan
dalam titrasi mulai berubah,sedangkan titik ekivalen adalah titik dimana
pada titik tersebut mol H+ sama dengan mol OH- yang ditunjukkan sama
dengan nilai.
Jawab :
KHC6H7O7 + NaOH NaKC6H7O7 + H2O
232 1
M NaOH = mol
0,0336 L
4. Jelaskan apa yang di maksud dengan kurva titrasi asam basa, titik
ekuivalen, standarisasi, larutan standar primer, pH, dan pH meter !
Jawab :
Kurva titrasi asam basa adalah grafik percobaan pH dari titrasi asam
lemah oleh basa kuat.
Titik ekuivalen adalah titik dimana pada titik tersebut mol H + sama
dengan mol OH- yang ditunjukkan sama dengan nilai.
Standarisasi adalah pengukuran konsentrasi larutan dengan larutan
yang konsentrasinya diketahui secara tepat.
Larutan standar primer adalah larutan yang dibuat dengan ketelitian
tinggi.
pH adalah konsentrasi ion H+ dalam larutan.
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH larutan.
Mol NaOH= M x V
= 0,1 M x 25x10-3
= 2,5x10-3 mol
= 2,5x10-3 x 209
= 0,51 gr
M1 = 1M pH2 = 1
1 = -Log [H+]2
[H+]2 = 10-1M
M1V1 = M2V2
1. V1 = 0,1.50 ml
V1 = 5 ml
Jadi, cara membuat larutannya ialah 5 mL HCl + 45 mL air suling.
7. Apakah larutan bufer itu? dan mengapa larutan buffer itu penting?
Jawab :
Larutan buffer adalah larutan yang ditambah sedikit asam maupun basa
tidak merubah pH-nya.
Larutan bufer sangat penting karena dapat mempertahankan pH-nya sebab
mengenai ion garam kesetimbangan asam lemah dan kesetimbangan air.
8. Berilah definisi untuk asam lemah dan basa lemah?
Jawab :
Asam lemah yaitu asam yang dalam air mengalami ionisasi sebagian (α < 1).
Sedangkan basa lemah adalah basa yang dalam air mengalami ionisasi
sebagian (α < 1).
9. Jelaskan dengan persamaan reaksi ,bagaimana larutan natrium sianida
(NaCN) dengan hidrogen sianida(HCN) berfungsi sebagai larutan buffer ?
Jawab :
10. Sebutkan beberapa pasangan larutan buffer yang sifat fisiologisnya sama
benar ?
Jawab :
8. Hitunglah molaritas larutan asam asetat dalam gambar 9.1 jika 25,0 ml
larutan itu sudah dititrasi dengan larutan NaOH 0,101 M!
Jawab :
Vasam asetat = 25 mL
MNaOH = 0,101 M
VNaOH = 27,02 mL
Masam asetat x Vasam asetat = MNaOH x VNaOH
Masam asetatx 25 mL= 0,101 M x 27,02mL
2,729
Masam asetat= M
25