Anda di halaman 1dari 10

Isolasi, identifikasi senyawa steroid dari daun Getih-getihan dan uji

anti aktivitas sebagai antibakteri


http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Disusun oleh: Kelompok 6
-Dara Shalsa Billa H. (F1C118004)
-Nabilla Riski Hanura (F1C118015)
-Wulan Safitri (F1C118029)
01
Isolasi dan identifikasi senyawa steroid dari daun getih-getihan
(Rivina humilis L.) dan uji aktivitasnya sebagai antibakteri telah

Abstrak
dilakukan.
Isolasi dilakukan dengan maserasi dari 2,708 kg serbuk kering dari
daun getih-getihan menggunakan pelarut etanol, kemudian dipartisi
dengan pelarut n-heksana yang menghasilkan ekstrak n-heksana
sebanyak 2,4 gram

02
Uji fitokimia menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard
menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana positif mengandung steroid

Pemisahan ekstrak n-heksana dengan kromatografi kolom


menghasilkan 5 fraksi besar (A, B, C, D, E) dan fraksi B yang positif
steroid menghasilkan isolat sebanyak 0,3 mg. Isolat steroid diuji
kemurnian dengan metode KLT dengan berbagai pelarut

03
Dari KLT dua dimensi, didapatkan satu noda dan diduga isolat telah
murni. Isolat

steroid dianalisis menggunakan spektroskopi GC-MS, namum belum


dapat ditentukan strukturnya.

04
Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak n-heksana terhadap bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
menunjukkanpenghambatan pertumbuhan bakteri pada
konsentrasi1000 ppm
Pendahuluan
Seiring perkembangan jaman dan adanya slogan back to nature membuat masyarakat Indonesia cenderung meman-
faatkan tumbuhan obat sebagai obat tradisional. Salah satu tumbuhan yang berpotensi menjadi obat tradisional adalah
getih-getihan (Rivina humilis L.) yang merupakan tumbuhan berfamili phytolaccaceae yang biasa dikenal dengan sebutan
pigeon berry [1]. Tumbuhan ini biasanya tumbuh liar dan belum banyak dimanfaatkan di Indonesia.
Berdasarkan kemotaksonominya, tumbuhan yang satu famili (phytolaccaceae) dengan getih-getihan yaitu Singawalang
(Petiveria alliaceae) dan Hilleria latifolia. Singawalang (Petiveria alliaceae) memiliki kandungan metabolit sekunder yaitu
saponin glikosida, isoarborinol-triterpen, isoarborinol-asetat, steroid, alkaloid, isoarborinolsinnamat, flavonoid, dan tanin
serta mempunyai aktivitas antibakteri, bioinsektisida, antikanker, dan antiinflamasi [4]. Sedangkan Hilleria latifolia
mengandung tanin, glikosida, saponin, alkaloid, flavonoid, steroid dan terpenoid dan mempunyai aktivitas antinoseptif dan
antiinflamasi..

Berdasarkan kemotaksonominya, tumbuhan yang satu famili (phytolaccaceae) dengan getih-getihan yaitu Singawalang
(Petiveria alliaceae) dan Hilleria latifolia. Singawalang (Petiveria alliaceae) memiliki kandungan metabolit sekunder yaitu
saponin glikosida, isoarborinol-triterpen, isoarborinol-asetat, steroid, alkaloid, isoarborinolsinnamat, flavonoid, dan tanin
serta mempunyai aktivitas antibakteri, bioinsektisida, antikanker, dan antiinflamasi [4]. Sedangkan Hilleria latifolia
mengandung tanin, glikosida, saponin, alkaloid, flavonoid, steroid dan terpenoid dan mempunyai aktivitas antinoseptif dan
antiinflamasi.
Metode Penelitian
Alat-alat yang digunakan : blender,
neraca analitik, gelas ukur, gelas beker,
pipet tetes, erlenmeyer, botol vial,
pengaduk, otary evaporator, kertas saring,
corong gelas, corong pisah, cawan
penguapan, chamber KLT, pipa kapiler,
kromatografi kolo, cawan petri, inkubator,
jarum ose, aurokaf, lampu UV 254 nm dan
dan 365 nm

Bahan yang digunakan : Daun geti-


getihan, bakteri stapylococcus aureus,
DMSO, Metanol, etil asetat, n-heksana,
asam klorida pekat (MERCK), asam sulfat
pekat (MERCK), aquades, kloroform
(MERCK), anhidra asetat, serbuk
magnesium, amoniak pekat, silika gel 60,
pereaksi mayer, pereaksi Dragendorf,
pereaksi Wagner, nutrient agar
Isolasi dilakukan dengan cara maserasi (perendaman) dengan prosedur berikut :

Isolassi steroid dilakukan dengan


maserasi dilakukan sebanyak 3 kali

1 2
Sampel daun getih-getihan basah hingga sampel menunjukkan hasil
sebanyak 22 kg dicuci, dikeringkan negatif dengan pereaksi Liberman-
dengan cara diangin-anginkan, Burchard. Selanjutnya disaring dan
kemudia dihaluskan menggunakan pelarutnya diuapkan dengan rotary
blendr sehingga diperoleh serbuk evaporator sehingga diperoleh ektrak
simplisa kental metanol berwarna hijau
kehitaman sebanyak 286,00 gram
Ekstrak kental metanol difraksinasi

3 4
dengan n-heksana sebnyak 8x570
Pemisahan lebih lanjut dilakukan
mL sampai ektrak metanol PROSEDUR dengan kromatografi kolom dan silika
menunjukkan uji negatif dengan gel 60 sebagai adsorben. Silika gel
pereaksi Liberman-Burchard. KERJA sebanyak 50 gram dibuat slury dengan
Kemudian fraksi n-heksana n-heksana, dengan hati-hati dimasukkan
dipekatkan dengan rotary evaporator, kedalam kolom dan diikuti sampel
sampai diperoleh ekstrak pekat n- sebanyak k 5 gram kemudian dielusi
heksana sebanyak 42,00 gram. . secara SGP dengan eluen n-heksana :

5
etil asetat. Eluat ditampung dengan vial-

Masing-masing vial dimonitor dengan


KLT, eluat yang memiliki Rf sama
digabung dalam satu vial kemudian
6 vial kecil yang telah diberi nomor.

Untuk uji kemurnian senyawa hasil


isolasi digunakan kromatografi lapis
dibiarkan menguap pelarutnya
tipis
sampai terbentuk zat pada amorf.
Hasil dan Pembahasan
pemisahan senyawa dengan kromatografi kolom menghasilkan 189 vial. Selanjutnya dilakukan KLT fraksi-farksi
hasil kolom untuk mengelompokkan noda-noda yang sama. Dari hasil kromatografi kolom 5,,00 gram steroid kasar
fraksi n-heksana diperoleh steroid murni berbentuk kristal jarum berwarna putih dengan jarak titik leleh 137,6 0C-
139,40C
Dengan range titik leleh 1,8 0C. Uji kemurnian senyawa hasil isolasi dengan KLT menggunakan beberapa perbandingan
eluen diperoleh noda tunggal, jarak titik leleh kecil dari 20C yaitu 1,8 0C, dari kedua data tersebut membuktikan
bahwa senyawa steroid hasil isolasi tersebut sudah murni.

Berdasarkan data dari pereaksi kimia, spektroskopi UV , spektroskopi IR, spektroskopi resonansi magnit inti
proton (H-RMI), Resonansi magnit inti karbon (C-RMI) dan penelusuran pustaka diduga bahwa senyawa hasil isolasi
merupakan senyawa stigmasterol

Uji antibakteri dari ekstrak n-heksana dilakukan terhadap bakteri Escherichia coli mewakili gram negatif dan Staphylococcus
aureus mewakili gram positif. Pengujian dilakukan menggunakan metode difusi cakram dengan berbagai variasi konsentrasi (b/v)
yaitu 62,5 ppm, 125 ppm, 250 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm. Jumlah koloni bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
diatur menggunakan standar Mc Farland 0,5. Selanjutnya dilakukan pengujian ekstrak nheksana terhadap kedua bakteri uji yang
telah divariasi konsentrasinya dan diinkubasi selama 24 jam.
Kesimpulan
Isolat steroid telah diisolasi dari daun getih-getihan berbentuk kristal kecil-
kecil berwarna putih. Struktur isolat steroid dengan spektroskopi GC-MS
belum dapat ditentukan. Ekstrak n-heksana daun getih-getihan dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus pada konsentrasi 1000 ppm.
Jurnal yang digunakan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai