Anda di halaman 1dari 17

BAB III

ANALISIS SISTEM MANUFAKTUR

Pada bab ke tiga dari modul Perancangan Sistem Industri ini akan dijelaskan tentang
tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mendesain sebuah proses produksi. Berikut ini adalah
tahapan-tahapan dalam mendesain proses produksi sebagai berikut:

3.1 Analisis Proses Manufaktur


Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis proses manufaktur yang dilakukan oleh
perusahaan sikat gigi Tuuntu ini.
3.1.1 Penentuan Komponen Produk
Pada sub-sub bab penentuan komponen produk kali ini akan dibahas mengenai
penentuan komponen produk Tuuntu. Komponen adalah bagian yang lebih kecil dari produk,
yang memiliki fungsi sendiri dan memiliki lingkup sendiri. dari Pem-breakdown-an
(pemisahan) produk utuh harus mencapai komponen yang terkecil yang dibuat atau dibeli.
Berikut ini akan ditampilkan komponen penyusun produk Tuuntu:
Tabel 3.1 Komponen Produk

Komponen-komponen produk sikat gigi Tuuntu ini memiliki berbagai macam


komponen yaitu terdiri dari bulu sikat, kepala sikat, gambar kepala sikat, gagang sikat,
lapisan karet, gambar packaging dan plastik packaging. Pada komponen bulu sikat memiliki
fungsi utama yaitu sebagai pembersih email gigi atau alat penyikat untuk gigi. Dimensi bulu
sikat untuk produk Tuuntu ini yaitu 1 cm, dimensi ideal untuk penggunaan sikat gigi anak-
anak. Pada komponen kepala sikat dan gagang sikat memiliki fungsi yaitu sebagai alat
perekat antara bulu sikat dengan desain gambar dan sebagai alat pemegang sikat gigi. Pada
komponen kepala sikat ini bisa dilakukan pergantian tanpa membuang gagang sikat giginya.
Dimensi kepala sikat dan gagang sikat ini disesuaikan dengan dimensi sikat gigi anak-anak
normal sesuai dengan ukuran standart yang ditentukan PDGI (Persatuan Dokter Gigi
Indonesia) sehingga nantinya anak-anak sebagai pengguna sikat gigi mudah untuk
menggunakannya. Pada komponen lapisan karet ini memiliki manfaat yaitu memberikan
kemudahan pada saat memegagang sikat gigi. Hal ini didasarkan pada saat melakukan sikat
gigi anak-anak sering merasakan gagang sikatv terasa licin untuk dipegang. Oleh karena itu
untuk memberikan kemudahan dalam menggenggam sikat, maka pada bagian-bagian tertentu
akan diberikan lapisan karet pada gagang sikatnya.
Pada komponen gambar kepala sikat dan gambar badan sikat memiliki fungsi sebagai
alat untuk memberikan gambar-gambar yang sedang tren saat ini. Sehingga dengan begitu
anak-anak akan tertarik untuk membeli dan akan tertarik juga untuk melakukan kegiatan sikat
gigi karena gambar-gambar kartun idola mereka tertempel disana. Sedangkan pada gambar
packaging dan plastik packaging digunakan sebagai tempat pembungkus produk sikat gigi
agar bentuk sikat gigi tidak rusak sebelum produk sampai ditangan konsumen. Selain sebagai
media untuk packaging, juga digunakan sebagai media promosi agar anak-anak (konsumen)
tertarik untuk membeli produk ini, karena pada packaging nya diberi gambar-gambar yang
lucu dan menarik.
3.1.2 Pembuatan tools standarisasi Bill Of Material (BOM) Tree
Setelah mengetahui komponen-komponen produk, langkah berikutnya yaitu
menentukan Bill of material Tree untuk mengetahui daftar komponen atau material yang
diperlukan untuk menyusun sebuah produk rakitan lengkap. Berikut ini adalah Bill of material
dari produk Tuuntu:
Tabel 3.2 Bill Of Material (BOM) Tree

Berdasarkan Bill Of Material (BOM) Tree diketahui bahwa pada level 3 terdiri dari
kepala sikat, bulu sikat, gambar kepala sikat, gagang sikat, lapisan karet dan gambar badan
sikat. Sedangkan untuk level 2 yaitu terdiri dari kepala sikat gigi dan badan sikat gigi. Untuk
membuat kepal sikat gigi harus dilakukan penggabungan komponen kepala sikat, bulu sikat
dan gambar kepala sikat. Sedangkan untuk membuat badan sikat gigi harus dilakukan
penggabungan komponen antara gagang sikat, lapisan karet dan gambar badan sikat. Pada
level 1 tediri dari komponen gambar packaging, sikat gigi anak-anak dan plastik packaging.
Untuk membuat sikat gigi anak-anak perlu dilakukan penggabungan antara kepala sikat gigi
dengan badan sikat gigi. Dan dilevel 0 akan dibuat sikat gigi Tuuntu, yang merupakan
gabungan antara gambar packaging, sikat gigi anak-anak, dan plastik packaging.
3.1.3 Penentuan Make or Buy untuk Masing-Masing Komponen
Untuk penentuan komponen mana yang harus dibeli atau dibuat sendiri, hal tersebut
berkaitan dengan adanya ketersediaaan komponen tersebut di pasaran dan fungsi dari
komponen tersebut. Jika komponen tersebut merupakan komponen umum yang tersedia
banyak dipasaran (seperti, mur dan baut) maka pengadaan komponen tersebut secara umum
akan lebih efisien dengan cara membeli, sedangkan jika komponen tersebut bersifat khusus
(dengan dimensi atau spesifikasi tertentu) dan tidak tersedia di pasaran, maka pengadaan
komponen tersebut dapat dilakukan dengan cara dibuat. Selain ketersediaan di pasar, hal yang
ikut menentukan apakah produk dibeli atau dibuat adalah sifat dari komponen itu sendiri,
apabila komponen bersifat umum dan tidak berdampak banyak dalam menetukan competitive
advantage produk terhadap produk lain yang sejenis, maka komponen secara umum akan
dibeli. Berikut ini adalah tabel penentuan komponen:
Tabel 3.3 Penentuan Make or Buy untuk Masing-Masing Komponen

Alasan bulu sikat untuk dilakukan pembelian yaitu karena dipasaran jumlah supplier
untuk pembuatan komponen ini banyak sekali sehingga memudahkan perusahaaan untuk
membeli disana dengan jenis material dan warna-warna yang diinginkan oleh perusahaan
PT.SI. Selain itu alasan lainnya yaitu untuk menekan biaya investasi yang besar di perusahaan
dalam pembelian mesin pembuat bulu sikat. Sedangkan alasan kepala sikat dan gagang sikat
untuk dilakukan pembuatan secara sendiri oleh perusahaan yaitu untuk menekan biaya
pembelian karena komponen utama dari pembuatan sikat gigi ini terletak pada kepala sikat
dan gagang sikat. Hal ini juga didukung dengan inovasi dari produk Tuuntu ini terletak pada
inovasi produk sikat yang kepala sikat dan gagang sikatnya dapat dilepas, maka dari itu pada
komponenen ini tidak dilakukan pembelian ke pihak lain agar komponen-komponen ini tidak
mudah untuk ditiru oleh kompetitor untuk bisa memesan di pihak tersebut (pihak pembuat).
Pada gambar kepala sikat dan gambar badan sikat dilkukan pembuatan sendiri oleh
perusahaan. Hal ini dikarenakan untuk mempermudahkan perusahaan dalam membuat
perubahan desain gambar yang sesuai dengan tren anak-anak saat ini. Bila dilkukan
pembeliaan akan menyulitkan perusahaan dalam melakukan perubahan desain sesuai dengan
jumlah yang ingin dibuat, karena akan diberikan biaya tambahan bila terjadi perubahan
desain dari yang diinginkan. Karena hal ini berpengaruh terhadap kerumitan gambar dan juga
warna-warna gambar yang digunakannya.
Sedangkan alasan gambar packaging dilakukan pembuatan sendiri oleh perusahaan
yaitu agar didapatkan penghematan biaya bila dilkukan dengan cara pembelian atau
diserahkan kepada pihak lain. Gambar packaging selain digunakan sebagai komponenen
pembungkus produk Tuuntu fungsi lainnya juga berfungsi untuk media promosi ke anaka-
anak. Sehingga hanya dengan melihat packaging nya saja anak-anak bisa tertarik dengan
produk Tuuntu ini. Oleh karena itu packaging yang dibuat harus yang menari, lucu dan juga
menyesuaikan tren produk. Maka dari itu pilihan perusahaan adalah untuk bisa membuatnya
sendiri agar bisa cepat, mudah serta murah dalam membuatnya dibandingkan dengan cara
membeli. Sedangkan alasan plastik packaging untuk membuat sendiri yaitu agar biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan tidak banyak dalam jangka waktu yang banyak. Hal ini
dikarenakan plastik packaging ini adalah komponen yang terus menerus dibutuhkan dalam
membuat sikat. Maka dari itu dilakukan pembuatan sendiri oleh perusahaan untuk
menghemat biaya dalam jangka panjang tetentu.
3.1.4 Pemilihan Raw Material
Kebutuhan raw material untuk keseluruhan produk di-generate dari kebutuhan
spesifikasi komponen (kekuatan, ketahanan, sifat khusus seperti tahan api atau korosi dan
lain-lain) dan juga ukuran serta jumlah komponen untuk menentukan kuantitas raw material.
Perencanaan raw material ini sangat penting untuk dilakukan karena dapat menimbulkan
biaya yang tidak dibutuhkan (penyimpanan, pemesanan, pembuangan raw material yang
terlalu kecil ukurannya, dsb) akibat pemborosan pembelian raw material. Berikut tahapan
yang dapat membantu dalam melakukan penentuan raw material yang dipilih:
Tabel 3.4 Pemilihan Raw Material

Alternatif bahan untuk pembuatan komponen bulu sikat yaitu serabut nilon dengan
jenis 6 atau plastik filament PET. Alasan dalam memilih serabut nilon jenis 6 yaitu karena
pada bahan ini memiliki bahan yang lebut dibandingkan dengan bahan plastik PET, tetapi
kelebihan dari bahan plastik ini yaitu memiliki bahan yang lebih kuat dibandingkan dengan
bahan nilon Karena fungsi dari bulu sikat yaitu untuk menggosok atau membersihkan bagian
gigi yang ada didalam maka yang dipilih adalah bahan nilon agar tidak merusak kesehatan
gigi dan mulut pengguna sikat.
Sedangkan alasan pemilihan kepala sikat dan gagang sikat untuk memilih bahan
plastik dengan jenis SAN dibandingkan dengan karet sintesis jenis IRR yaitu jenis plastik
akan tidak mudah untuk berjamur dibandingkan dengan jenis bahan seperti karet. Hal ini
didasarkan pada penggunaan yang dilakukan sikat gigi yang berulang-ulang akan
menyebabkan sikat gigi menjadi lembab dan akhirnya dapat menyebabkan jamur
berkembang, apalagi bila bahan yang digunakannnya yaitu karet. Alasan lainnya yaitu faktor
biaya, biaya untuk membeli karet dibandingkan dengan biaya plastik adalah lebih mahal
biaya karet. Oleh karena itu dipilih plastik jenis SAN untuk bahan pembuat kepala dab
gagang sikat.
Alasan pemilihan gambar kepala dan gagang sikat yaitu kertas glosi. Hal ini
dikarenakan harga beli untuk kertas glosi lebi murah dibandingkan dengan kertas premium
glosi meskipun dari segi kualitas kertas premium glosi mampu menghasilkan gambar yang
lebih mengkilap dibandingkan dengan kertas glosi.
Sedangkan alasan pemilihan bahan lapisan karet yang berupa karet sintesis dengan
jenis IRR yaitu karet ini memiliki harga yang lebih murah dibandingkan karet dengan jenis
CrR. Meskipun karet jenis CR memilki kelebihan dalam hal memiliki umur produk yang
relative lebih lama dibandingkan dengan karet jenis IRR. Pemilihan bahan ini lebih
mementingkan harga yang lebih murah meskipun kualitas diturunkan agar biaya produksi
tidah terlalu mahal.
Pilihan bahan gambar packaging yaitu pada bahan kertas silk coat. Hal ini
dikarenakan bahan kertas silk coat memiliki bahan yang lebih tebal dibandingkan dengan
bahan kertas HVS meskipun dalam hal printing, tinta bisa lebih terserap. Hal ini didasarkan
pada fungsi utamanya yaitu untuk melindungi produk maka bahan untuk komponen ini harus
tebal agar sikat gigi Tuuntu tidak mudah untuk rusak.
Sedangkan pilihan bahan untuk plastik packaging yaitu plastic dengan tipe PETE. Hal
ini dikarenakan jenis plastik ini memilki sifat yang tembus pandang atau tidak buram,
sedangkan pada plastic dengan jenis tipe HDPE memiliki bahan yang buram. Dipilih jenis
lastik yang tembus pandang agar pelanggan dapat melihat produk yang dibuat dan agar
pelanggan juga tertarik untuk membeli karena produk yang ditawarkannya unik.
3.1.5 Pembuatan tool standarisasi Bill of Material (BOM) Table
BOM Table memberikan penjelasan dari BOM tree mengenai tiap–tiap komponen
yang menyusun produk Tuuntu. Dalam pembuatan BOM Table didasarkan pada pembuatan
penentuan komponen-komponen pada produk sikat gigi, setelah itu dibuat BOM Tree, lalu
dibuat penentuan untuk dilakukan pembelian atau membuat sendiri, dan setelah itu ditentukan
material yang digunakan pada masing-masing komponen. Setelah ditentukan semuanya maka
berikutnya yaitu menentukan BOM table yang didapatkan hasil perekapan disubbab
sebelumnya. Berikut ini adalah BOM Table produk yang disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.5 Bill of Material (BOM) Table


3.1.6 Penentuan Proses Produksi
Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai alur perancangan proses manufaktur
dimulai dengan menentukan alur proses, mulai dari kedatangan raw material, proses
pembuatan komponen, perakitan komponen hingga pengepakan. Untuk lebih jelasnya akan
dijelaskan pada subbab berikut:
3.1.6.1 Penentuan Alur Proses Produksi
Setelah dilakukan spesifikasi komponen produk penyusun dan jenis raw material
yang digunakan, langkah berikutnya yaitu menentukan alur proses produksi pada produk
Tuuntu ini. Kegiatan penentuan alur proses produksi ini yaitu digunakan untuk mengetahui
tahapan-yahapan dalam proses pembutatan produk sikat gigi Tuuntu ini. Akan lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.1 Alur Proses Produksi

Dalam membuat proses produksi sikat gigi Tuuntu, cara-cara yang harus dilakukan
terdiri dari berbagai macam langkah-langkah. Langkah pertama yaitu melakukan perakitan
antara lapisan karet dengan gagang sikat. Sebelum diakukan perakitan perusahaan perlu
melakukan pembelian lapisan karet dan pembuatan gagang sikatnya. Setelah itu langkah
berikutnya yaitu melakukan kegiatan penempelan gambar badan sikat di gagang sikat gigi.
Sebelum dilakukan langkah ini yang perlu dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan membuat
gambar badan sikat dan melakukan proses perakitan lapisan karet dan gagang sikat yang telah
dilakukan sebelumnya.
Langkah kedua yaitu melakukan proses perakitan bulu sikat dengan kepala sikat.
Sebelum melakukan langkah ini perusahaan telah membuat kepala sikat dan juga membeli
bulu sikat. Setelah dilakukan perakitan bulu sikat dan kepala sikat, langkah berikutnya yaitu
menempelkan gambar sikat kepala dengan kepala sikat gigi. Dimana sebelumnya perusahaan
telah membuat gambar kepala sikat sebelum dilakukan proses penempelan gambar ke kepala
sikat.
Langkah beriktnya yaitu melakukan perakitan bagian gagang kepala sikat dengan
kepala sikat. Dan setelah itu dilakukan proses packaging sikat gigi jadi Tuuntu yaitu dengan
menggabungkan hasil sikat gigi yang telah dirakit dengan gambar dan plastik packaging.
Sebelumnya telah dilakukan pembuatan gambar packaging dan plastik packaging yang
dilakukan oleh sendiri oleh perusahaan.
3.1.6.2 Penentuan Proses Produksi untuk Masing-Masing Komponen
Selanjutnya pada subab ini akan menjelaskan proses produksi pada masing-masing
komponen yang telah ditentukan, yaitu pada kepala sikat, gagang sikat, kepala sikat gigi,
badan sikat gini. Komponen-komponen ini akan dijlelaskan pada tabel berikut:
Tabel 3.6 Proses Produksi untuk Masing-Masing Komponen

Pada komponen kepala sikat dan gagang sikat memiliki proses yang sama karena
bahan baku untuk pembuatan komponen ini adalah sama. Proses-proses yang dilakukannya
yaitu panaskan biji plastik ke dalam pellet agar biji plastik cair semuanya. Setelah itu langkah
berikutnya yaitu membentuk plastic sesuai dengan dimensi kepala sikat dan gagang sikat
yang ingin dibuat. Lalu langkah yang terakhir yaitu mendinginkan hasil pembentukan karena
hasil akhir setelah keluar mesin biasanya panas.
Proses untuk pembuatan komponen gambar kepala dan gagang sikat juga memiliki
proses yang sama yaitu dimulai dari pembuatan desain gambar yang sesuia dengan tren anak-
anak, setelah itu langkah berikutnya yaitu melakukan printing di kertas glosi. Sedangkan
proses untuk membuat kepala sikat gigi yaitu dimulai dengan assembly antara kepala sikat
dengan bulu sikat yang telah dibeli perusahaan ke pihak lain. Setelah itu langkah berikutnya
yaitu dengan melakukan assembly antara kepala sikat dengan gambar kepal sikat yang telah
dibuat sebelumnya. Untuk proses badan sikat gigi memiliki proses yang hampir sama dengan
proses pada kepala sikat gigi yaitu dimulai dengan assembly antara gagang sikat dengan
lapisan karet. Setelah itu langkah berikutnya yaitu assembly antara gagang sikat dengan
gambar kepal sikat yang telah dibuat sebelumnya.
Untuk pembuatan gambar packaging, proses-proses yang dikukannya yaitu
melakukan desain gambar yang diinginkan oleh perusahaan dan setah itu dilakukan proses
printing pada kertas yang telah disediakan. Sedangkan proses untuk pembuatan plastik
packaging dimulai dengan proses pemanasan biji plastik kedalam pallet. Setelah itu langkah
berikutnya yaitu membentuk plastik sesuai dengan dimensi plastik. Lalu langkah yang
terakhir yaitu mendinginkan hasil pembentukan karena hasil akhir setelah keluar mesin
biasanya panas.
3.1.6.3 Penentuan Metode Proses Produksi
Setelah menentukan proses produksi pada masing-masing komponen, untuk
selanjutnya akan dibahas mengenai penentuan metode produksinya. Yaitu menentukan
alternatif metode mana yang lebih baik dan memilih metode yang lebih baik. Alternatif
metode ini akan dijelaskan pada tabel brikut ini :
Tabel 3.7 Metode Proses Produksi

3.1.6.4 Pemilihan Peralatan dan mesin yang dibutuhkan


Pada sub bab ini akan menjelaskan mesin-mesin yang dibutuhkan untuk proses
pembuatan sikat gigi. Berdasarkan proses-proses yang ada dalam pembuatan Sikat gigi
“tuuntu”, tentunya dibutuhkan peralatan dan mesin yang digunakan untuk melakukan proses-
proses yang ada tersebut. Pemilihan peralatan dan mesin ini akan dijelaskan pada tabel dan
gambar brikut ini:

Tabel 3.8 Peralatan dan mesin yang dibutuhkan


Model : FXJ6050
Conveyor speed : 20m/min Max
Packager size : W500xH600mm Min
Packager size : W150xH110mm
Width of tape : 36mm,48mm,50mm,60mm
Power supply : 110V, 220-240V/50-60Hz
Power consumption : 0.18KVA
Machine size : 1630X800X1330mm
Machine weight : 145kg
Gambar 3.2 Semi-Automatic Carton Sealer FXJ6050

Model : HP- 351


Power supply : 220 V 50 Hz 40 W
One line : 8 numbers
Letters number two line : 30 number
Temperature : 0-200 ° c
Machine weight : 2.5 Kg
Machine size : 225 x 200 x 155 mm
Gambar 3.3 Hand Printer machine

Brand name : Wanxingda


Model No : WXD-3A-L001
Price terms : EXW,FOB,CIF,CFR
Payment Terms : T/T,L/C
Gambar 3.4 3-Axis CNC Long-Roller Brush Drilling Tufting
Machine WXD-3A-L001

Brand name : Wanxingda


Model No : WXD- brush wooden handle machine
Payment Terms : T/T,L/C
Gambar 3.5 brush wooden handle machine

Dari hasil identifikasi peralatan berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi komponen-komponen sikat gigi ”tuuntu”
sebanyak empat peralatan. Dari peralatan yang ada ini nantinya akan disesuaikan dengan
masing-masing proses yang ada dalam pembuatan komponen sikat gigi tersebut.
Dari peralatan yang ada ini juga dibandingkan dengan alternatif peralatan lainnya
yang dianggap sejenis dengan peralatan yang sudah diidentifikasi di atas. Peralatan yang
diputuskan untuk dipilih yaitu peralatan yang sesuai dengan spesifikasi proses dalam
pembuatan sikat gigi. Adapun penentuan peralatan berdasarkan alternatif yang ada akan
dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.9 Penentuan Peralatan dan mesin yang dibutuhkan
3.1.6.5 Penentuan Proses Paralel-Seri
Dari flowchart produksi yang telah dibuat sebelumnya, penentuan metode dan
peralatan yang digunakan dapat ditentukan proses mana yang bisa dikerjakan secara
bersamaan (paralel) dan mana yang harus berurutan (seri). Adapun proses paralel dan seri
ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Gambar 3.1 Proses Paralel Seri


Keterangan:
1 : Pembuatan kepala sikat
2 : Pencetakan gambar kepala sikat
3 : Perakitan bulu sikat dengan kepala sikat
4 : Penempelan gambar kepala sikat dengan kepala sikat
5 : Pembuatan gambar sikat
6 : Pencetakan gambar badan sikat
7 : Penempelan gambar pada badan sikat
8 : Pelapisan lapisan karet dengan gagang sikat
9 : Perakitan gagang sikat dengan kepala sikat
10 : Pencetakan kemasan
11 : Packaging produk keseluruhan
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa proses paralel-seri terdiri dari lima stage.
Stage pertama terdapat proses pembuatan kepala sikat dan pencetakan gambar kepala sikat
yang berlangsung paralel dan kemudian diassembly menjadi satu bagian pada stage
selanjutnya. Pada stage satu pula, ada proses pembuatan gambar sikat dan pencetakan gambar
pada badan sikat. Stage dua ada proses perakitan bulu sikat dengan kepala sikat dan pelapisan
lapisan karet dengan gagang sikat yang berlangsung secara paralel. Proses seri selanjutnya
pada stage tiga terdiri dari proses penempelan gambar kepala sikat dengan kepala sikat dan
proses penempelan gambar pada badan sikat. Stage keempat ada proses perakitan gagang
sikat dengan kepala sikat dan pencetakan kemasan. Stage terakhir yaitu stage kelima proses
seri terakhir yaitu proses packaging produk keseluruhan. Dari ke semua stage tersebut, nanti
dapat diketahui total waktu proses sekali produksi.
3.1.6.6 Perhitungan Waktu Proses Produksi
Waktu proses adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah alat atau mesin untuk
memproses material pada masing-masing stasiun kerja. Waktu proses untuk masing-masing
stasiun kerja dapat ditentukan dengan menghitung waktu proses produksi untuk masing-
masing komponen dan mengelompokkan waktu dengan stasiun kerja dan mesin yang sama.
Tabel 3.1 Perhitungan Waktu Proses per Komponen

Waktu set up mesin mempertimbangkan waktu menyalakan mesin, waktu pemanasan


bagi mesin dan waktu persiapan lainnya. Kebanyakan waktu set up pada mesin memiliki
waktu 5 menit, sedangkan untuk mesin top hot press machine hanya 3 menit karena mesin
lebih mudah dioperasikan menurut sumbernya. Waktu aktual proses dalam sekali
menghasilkan produk baik secara batch maupun per unit tiap mesin berbeda-beda. Handling
time adalah waktu pemindahan komponen jadi dari mesin satu ke mesin lainnya. Handling
time yang dibutuhkan rata-rata 0.1 hingga 1 menit dikarenakan jarak mesin yang berdekatan
dan tidak terlalu rumit dalam pengoperasiannya. Tool handling time adalah waktu
perpindahan tool pada mesin tersebut. Waktu yang dibutuhkan sangat singkat, tool yang
digunakan hanya satu tool tiap mesin. Waktu non operasi adalah waktu produksi pada elemen
operasi seperti waktu tunggu, inspeksi dan lainnya. Dari spesifikasi tiap mesin dapat
diketahui output tiap batch yaitu jumlah produksi yang dihasilkan, baik tiap unit/batch sekali
running produksi. Perhitungan tabel di atas hanya berdasarkan waktu proses mesin yang
memiliki beberapa komponen produk yang harus dibuat. Pada tabel juga dijelaskan bahwa
ada satu mesin yang menghasilkan satu jenis komponen, namun ada pula yang menghasilkan
komponen hingga tiga komponen.
Dari tabel diatas kemudian dihitung total waktu produksi tiap stasiun yang sudah
ditentukan. Perhitungan total waktu produksi tersebut akan dijelaskan pada tabel di bawah ini
Tabel 3.2 Perhitungan Total Waktu Produksi

Tabel 3.2 merupakan kelanjutan dari perhitungan pada tabel sebelumnya. Pada tabel
ini lebih didetailkan tiap proses pada tiap mesin. Proses-proses tersebut dikerjakan pada
mesin-mesin tertentu. Kemudian, waktu proses produksi tiap proses tiap mesin
diakumulasikan menjadi total waktu proses produksi. Dari hasil perhitungan didapatkan total
waktu produksi sekali running menjadi 70,5 menit.
3.1.6.7 Penentuan Operator yang Dibutuhkan
Peralatan dan mesin yang digunakan tentu saja memerlukan operator untuk
mengoperasikannya. Dalam sub-modul ini akan dianalisis kebutuhan sumber daya manusia
untuk melakukan keseluruhan proses produksi. Tabel di bawah ini akan menjelaskan
penentuan jumlah operator
Tabel 3.3 Penentuan Jumlah Operator
Jumlah operator ditentukan dari seberapa rumit pengoperasian mesin tersebut dan
kebutuhan dari tiap harinya. Dari spesifikasi mesin yang digunakan, kebutuhan operasi untuk
mengoperasikan mesinnya rata-rata 1 operator tiap mesin. Selain itu, jumlah kebutuhan
operator dapat dihitung dari jumlah output yang dihasilkan tiap mesinnya. Setelah
mengetahui jumlah operator, dapat dihitung waktu kerja/shift untuk tiap operator dan
ditentukan shift kerjanya. Output dari perhitungan jumlah operator ini untuk menentukan
biaya tenaga kerja pada modul selanjutnya.
3.1.6.8 Perhitungan Kebutuhan Energi
Dari spesifikasi peralatan yang digunakan khususnya pada spesifikasi daya yang
dibutuhkan dan waktu proses kita akan dapat menghitung jumlah kebutuhan energi listrik
yang dipakai dan biaya listrik yang harus dikeluarkan. Tabel di bawah ini akan menjelaskan
kebutuhan energi.

Tabel 3.4 Perhitungan Kebutuhan Energi


Daya tiap mesin dapat diketahui dari spesifikasi mesin pada sub modul sebelumnya.
Jam kerja dari mesin tersebut adalah 8 jam tiap hari. Maka besar energi (dalam Kwh) untuk
perharinya adalah hasil perkalian antara daya mesin dengan jam kerja tiap mesin. Output
produk tiap proses dihasilkan dari perhitungan pada tabel sebelumnya.
3.1.6.9 Pembuatan tool standarisasi Operation Process Chart
Peta proses operasi (Operation Process Chart) merupakan penjelasan aliran material
yang akan diproses dalam suatu proses produksi dari awal pembuatan sampai akhir terbentuk
sebuah produk, dengan berbagai macam proses yang dilakukan. Pada OPC ini umumnya
digunakan untuk menggambarkan urut-urutan kerja khususnya untuk kegiatan yang produktif
saja seperti operasi dan inspeksi. Sedangkan istilah peta aliran proses (flow process chart)
akan memberikan informasi yang lebih detail, seperti transportasi, delay, dan storage
(penyimpanan). Penggambaran aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan dengan menggunakan
simbol-simbol yang telah distandardkan oleh ASME (American Society of Mechanical
Engineering). Berikut ini simbol – simbol umum yang digunakan dalam pembuatan OPC
- Simbol berbentuk lingkaran yang menggambarkan kegiatan operasi.
- Simbol empat persegi (kubus) yang menunjukkan aktivitas pemeriksaan(inspeksi).
- Simbol panah yang menunjukkan adanya langkah transportasi seperti pemindahan material.
- Simbol segitiga terbalik yang menggambarkan proses penyimpanan
Operational Process Chart pada proses pembuatan sikat gigi ini ditunjukkan pada
lampiran 1.
3.1.6.10 Pembuatan tool standarisasi Production Routing
Production routing merupakan urutan pelaksanaan proses produksi per komponen
suatu produk berdasarkan operation process chart yang telah dibuat. Secara umum yang
menjadi inputan di dalam production routing adalah OPC. Dalam penyusunan production
routing ini harus disertakan nama komponen beserta nomornya, jenis bahan baku, nomor
operasi dan jenis operasi, jenis mesin, tools, jigs & fixture (apabila mesin yang digunakan
manual), serta waktu produksi yang dibutuhkan. Banyaknya tabel production routing
bergantung terhadap banyaknya komponen yang dibuat di dalam OPC
Tabel 3.5 Production Routing

(SEMELEIN DONK !!! AKU GAG SEPIRO PAHAM IKI)


3.1.6.11 Pembuatan tool standarisasi Assembly Routing
Assembly routing merupakan proses dimana suatu komponen dirakit dengan
komponen lain untuk membentuk suatu produk berdasarkan level masing-masing. Assembly
routing ini juga dibuat berdasarkan operation process chart yang telah dibuat sebelumya.
Bedanya dengan production routing, dalam assembly routing ini informasi yang disajikan
hanya berupa proses perakitan saja, dimana yang ditulis di dalam tabel hanya proses
penggabungan antara komponen yang satu dengan komponen yang lainya saja. Dalam
penyusunan assembly routing yang harus dicantumkan adalah nomor urutan assembly, nomor
komponen, mesin yang digunakan serta waktu yang dibutuhkan. Tabel di bawah ini akan
menjelaskan assembly routing

Tabel 3.6 Assembly Routing


Dari tabel dijelaskan bahwa assembly routing pada proses produksi ini berjumlahh 6
assembly routing. Assembly routing no.O-19 merupakan penggabungan hasil operasi O-13
dan O-15, assembly routing no O-16 menggabungkan hasil operasi O-8 dan O-10, assembly
routing no O-17 menggabungkan hasil operasi karet dan O-16, assembly routing no O-18
menggabungkan hasil operasi bulu sikat dan O-17, assembly routing no O-20
menggabungkan hasil operasi O-18 dan O-19, dan assembly routing yang terakhir yaitu
assembly routing no O-21 menggabungkan hasil operasi O-3, O-5 dan O-20.
Lampiran 1
Operation Process Chart

17

Anda mungkin juga menyukai