SKRIPSI
OLEH :
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area Access From (repository.uma.ac.id)
ABSTRACT
Statistical Quality Control (SQC) and Statistical Process Control (SPC) Methods
are one of the analysis methods which function to analyze the cause of defects
occurred, both in product quality and production process quality. The aim of the
two methods is to find out the cause of product quality decrease so it will increase
the product performance and quality produced.
Through the SQC method, the result showed that there was data in out of control
limit; those were on day 3, 4, 7, 9, 10, 13, 14, 18, 21 and from the data obtained
by the biggest out of control was on day 4 of 0.017357; day 7 of 0.016973; day 9
of 0.017508. Whereas, through the SPC method, it was found that there were
several processes on the high level of defect processes such as the mixing process
of 24%, spraying process of 20%, and granulation process of 14%. Based on the
highest defect process percentage conducted an analysis through 5W + 1 H
method, it was obtained some causal factors of the defects namely human factor,
negligence in working; machine factor, the engine crashed as the blade broken
because of the old age of use, mixer machine crashed because of the loose
machine components; raw materials factor, the raw material can not be mixed
since it was too coarse; method factor, the uncleaned mixing process area, and the
power failure caused the production process stopped.
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area Access From (repository.uma.ac.id)
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat limpahan kasih sayang Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
Quality Control (SQC) dan Statistical Pocess Control (SPC) KIM II Mabar,
merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata-1 Program Studi Teknik
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab
itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna kesempurnaan Skripsi ini.
Tidaklah sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis temui dalam menyelesaikan
skripsi ini namun berkat kesabaran, ketekunan semangat serta dorongan dan
1. Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng, MSc., selaku Rektor Universitas Medan
Area
2. Bapak Dr. Faisal Amri Tanjung, S.ST, MT., selaku Dekan Fakultas Teknik,
3. Bapak Yudi Daeng Polewangi, ST, MT., selaku Ketua Program Studi
Lapangan saya.
9. Kedua orang tua yang selalu tak henti-hentinya memberikan dukungan baik
Akhir kata penulis berharap semoga apa yang telah penulis sajikan dalam
skripsi ini dapat bermafaat dan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk
SWT dapat membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan pada
penulis.
Andreas S. Siregar
HALAMAN
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
LAMPIRAN
TABEL HALAMAN
4.2. Data Cacat Produk dan Jumlah Produksi Untuk Perhitungan SQC ....... 40
GAMBAR HALAMAN
4.2. Cause and Effect Diagaram cacat produk pellet harike - 4 .................... 44
4.3. Cause and Effect Diagaram cacat produk pellet harike - 7 .................... 46
4.4. Cause and Effect Diagaram cacat produk pellet hari ke - 9 ................... 48
4.9. Cause and Effect Diagaram Kecacatan Proses Pembutiran Pellet ......... 59
PENDAHULUAN
menimbulkan terjadinya yang sangat berat dalam pasar global dan hal ini
menuntut para produsen barang maupun jasa untuk memberikan produk terbaik
dalam usaha memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh para
produsen dengan cara meningkatkan kualitas dari sebuah barang hasil produksi.
Untuk menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan, maka salah satu cara
adalah dengan menetapkan standart mutu atau kualitas karena dengan adanya
demikian, masih sering ditemukannya produk yang telah selesai produksi namun
berada dalam kondisi cacat atau tidak layak pakai. Misalnya pada produk pellet
dimana dalam produksi nya masih ada ditemukan kecacatan seperti mix produk,
miliki. Apabila kualitas produk berada di luar batas toleransi maka perusahaan
kerugian. Jika kesalahan terjadi pada mesin, maka harus dilakukan suatu tindakan
perbaikan pada mesin, begitu juga dengan operator dan lingkungan kerja, jika
kesalahan terjadi pada bagian ini, maka perusahaan harus melakukan suatu
produk pakan ternak dengan berbagai jenis dan disesuaikan dengan umur ternak
yang akan diberikan. Perusahaan ini terletak di Kawasan Industri Medan (KIMII)
berbagai macam jenis produk yang disesuaikan dengan pesanan dan umur ternak.
permintaan produk akan terus terjaga. Pengendalian kualitas yang telah dilakukan
perusahaan antara lain dimulai dari penerimaan bahan baku seperti bahan baku
jagung dapat diterima jika kadar air (moisture) nya memiliki kriteria maksimal
perusahaan. Antara lain warna pada produk pellet harus bewarna antara coklat
muda sampai coklat tua, kemudian batas kadar abu dalam produk memiliki
kisaran antara 2-3%, kemudian ukuran pellet yang dihasilkan adalah dengan
diameter 4 mm dan panjang 0,2 cm dan standar kadar protein dalam produk pellet
antara 21- 23 %.
produk yang diluar standar toleransi yang ditetapkan. Seperti produk pellet yang
dihasilkan ditemukan warna pellet diluar warna coklat, kadar abu yang diatas 2%
kualitas yang diterapkan oleh PT. Gold Coin Indonesia dan mencari sebab masih
terjadinya produk yang cacat serta mencari solusi perbaikan dengan menggunakan
mungkin.
Coin Indonesia.
(SPC) dan metode Statistical Quality Control (SQC) di PT. Gold Coin
Indonesia.
berikut :
a. Bagi Perusahaan
Indonesia.
b. Bagi Mahasiswa
TINJAUAN PUSTAKA
mempertahankan konsumen yang ada. Kualitas tidak berarti harus terbaik secara
mutlak tetapi secara umum dapat diartikan sebagai terbaik dalam batas batas
Pengertian kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal,
namun dari beberapa definisi kualitas menurut para ahli di atas terdapat beberapa
masa mendatang)
1
Suyadi Praworosentono, Pengertian kualitas suatu produk (Jakarta : Bumi Aksara, 2007) hal 5.
2
Drs M. N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management (Jakarta:Ghalia Indonesia,
2005) hal. 3.
atau pelengkap.
6. memiliki kualitas yang sangat baik pada satu dimensi namun tidak pada
yang perlu dilakukan mulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat
atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan, serta
memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah
3
Dale H. Besterfield.. Quality Control. Fifth Edition. (New Jersey: Prentice Hall, 1998). Hal 2.
mulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat proses produksi, hingga
kualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang
kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan
pimpinan perusahaan5.
produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat
4
Vincent Gasperz, Total Quality Manajemen. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005) hal 480.
5
Sofjan Assauri, Manajemen Operasi Dan Produksi. (Jakarta: LP FE UI, 1998) hal 210.
6
Sofjan Assauri, Manajemen Operasi Dan Produksi. (Jakarta: LP FE UI, 1998) hal 210.
ditetapkan.
mungkin.
bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas
yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah
mungkin.
perusahaan adalah :
harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kamampuan proses dan
produksi tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah
7
D.C. Montgomery, Pengantar Pengendalian Proses Statistik. (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1995).
perusahaan ada standar produk yang telah ditetapkan. Yang dimaksud dengan
kualitas, fungsi dari produk dan karakteristik lain pada barang yang dibuat
Pellet merupakan salah satu produk pakkan ternak dengan bentuk seperti
pellet ditentukan oleh nilai parameter warna, kadar abu, ukuran, kadar air dan
kadar protein. Akan tetapi, pada saat produksi produk pellet, produk yang
dihasilkan diluar dari standar yang ditetapkan. Adapun produk pellet harus
memenuhi standar mutu pabrik. Berikut tabel 2.1 karakteristik produk pellet.
No Karakteristik Keterangan
1 Warna Coklat
2 Kadar Abu Max 2-3%
3 Ukuran Diameter 4 mm dan panjang 0,2 cm
4 Kadar Protein Max 21-23%
sebagai berikut :
warna coklat dengan tingkat penyebaran warna nya dari coklat muda hingga
coklat tua.
2. Kadar abu adalah bahan yang tersisa dari proses pencampuran, pencetakan
adalah antara Max 2-3%. Jika kadar abu melebihi batas tersebut akan
3. Ukuran adalah dimensi yang dapat dilihat dan ditentukan sesuai dengan
akan diberikan. Kandungan protein yang baik dalam pakkan adalah antara 21-
23 %.
yaitu:
diproduksi.
produk yang dihasilkannya. Teknik dan alat tersebut dapat berwujud dua jenis,
yaitu yang menggunakan data verbal atau kualitatif dan yang menggunakan
adalah:
8
Sofjan Assauri, Manajemen Operasi Dan Produksi. (Jakarta: LP FE UI, 1998) hal 223.
serius dan akan diperoleh kesesuaian yang lebih baik antara kemampuan
techniques, maka hanya sebagian saja dari hasil produksi yang perlu untuk
pemeriksaan.
analisis. Contoh dari data variabel karakteristik kualitas adalah diameter pipa,
dalam kondisi stabil atau tidak. Peta kontrol yang umum digunakan untuk
yang sesuai atau tidak dengan spesifikasinya. Data atribut merupakan data
kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan analisis. Contoh dari
banyaknya jenis cacat. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit
sehingga diperoleh:
utama yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengendalikan kualitas
antara lain yaitu; check sheet, histogram, control chart, diagram pareto, diagram
9
Rosnani Ginting. Sistem Produksi. 2007 Yogyakarta : Graha Ilmu hal 304-320
penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah
barang yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang
proses pengumpulan data dan analisis, serta untuk mengetahui area permasalahan
berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan untuk
masalah kualitas. Adapun manfaat dipergunakannya check sheet yaitu sebagai alat
untuk:
dikumpulkan.
Scatter diagram atau disebut juga dengan peta korelasi adalah grafik yang
menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variable
tersebut kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses
dengan kualitas produk. Pada dasarnya diagram sebar merupakan suatu alat
antara dua variabel dan menentukan jenis hubungan dari dua variabel tersebut,
dalam diagram sebar dapat berupa karakteristik kuat dan faktor yang
mempengaruhinya.
Diagram sebab akibat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1950 oleh
seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa yang menggunakan
uraian grafis dari unsur-unsur proses untuk menganalisa sumber potensial dari
penyimpangan proses.
2. Machine/ mesin
4. Method/ metode
5. Environment/ lingkungan
peningkatan kualitas.
dilaksanakan.
digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik balok
terhadap keseluruhan.
100% menunjukkan jumlah total kerugian. Kegunaan dari pareto chart untuk
melihat bagian mana yang paling vital, yang nantinya akan dilakukan perbaikan
yang terbatas.
perbaikan.
Diagram Alir secara grafis menyajikan sebuah proses atau sistem dengan
menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini cukup
waktu.
5. Membandingkan dari data periode yang satu dengan periode lain, juga
6. Histogram
dalam proses. Berbentuk diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data
yang diatur berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini umumnya dikenal sebagai
berbentuk seperti lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat
pada nilai rata-ratanya. Bentuk histogram yang miring atau tidak simetris
menunjukkan bahwa banyak data yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi
Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk
proses produksi.
sebelum dipasarkan.
diijinkan.
karakteristik sampel.
sampel.
posisinya pada peta kontrol berada diluar batas kendali. Untuk mengendalikan
kualitas produk selama proses produksi, maka digunakan peta kendali yang secara
Biasanya peta kendali ini merupakan prosedur pengendali yang lebih efisien dan
memberikan informasi tentang proses yang lebih banyak. Apabila bekerja dengan
rata-rata proses atau mean tingkat kualitas biasanya dengan peta kendali mean
atau peta kendali x. Peta kendali untuk rentang dinamakan peta kendali R.
a. Peta Variabel X
dibicarakan diagram kontrol untuk rata-rata X. Peta ini antara lain dapat
memenuhi spesifikasi
diteliti
..............................................................(1)
Dimana :
BKA = ................................................(2)
BKB = .......................................................(3)
Dimana :
A2 = Nilai Koefisien
X..
diteliti.
Peta kendali rata-rata dan jarak (range) merupakan dua peta kendali
akurasi atau ketepatan proses yang diukur dengan mencari range dari
sampel yang diambil. Seperti halnya peta kendali rata-rata kendali jarak
dari suatu sub group yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Langkah-
............................................................(4)
Dimana :
g = jumlah subgroup
Dimana :
c. Menggambarkan garis R dan garis batas kendali pada peta serta sebaran
kondisi baik atau cacat. Seperti halnya dengan peta kendali variabel, maka
suatu proses akan dikatakan terkendali bila data berada dalam batas-batas
kendali. Pada umumnya untuk data atribut dipergunakan peta kendali p, np, c,
u.
a. Peta kendali p
atau sering disebut cacat) dari item-item dalam kelompok yang sedang
item yang tidak memenuhi syarat dalam suatu kelompok terhadap total
banyaknya item dalam kelompok itu. Jika item-item itu tidak memenuhi
item itu digolongkan sebagai tidak memenuhi syarat spesifikasi atau cacat.
proporsi kerusakan produk yang terjadi pada setiap sub grup (per tanggal).
.......................................................... (6)
Keterangan :
CL = = ................................................ (7)
Keterangan :
LCL = .................................(9)
Keterangan :
b. Peta kendali np
c. Peta Kendali c
Suatu item tidak memenuhi syarat atau cacat dalam proses pengendalian
kualitas didefinisikan sebagai tidak memenuhi spesifikasi untuk item itu. Setiap
setiap item yang tidak memenuhi syarat akan mengandung paling sedikit satu
berfungsi dengan baik meskipun mengandung satu atau lebih titik spesifik yang
komputer, setiap unit komputer dapat saja mengandung satu atau lebih
dan karena itu digolongkan sebagai tidak cacat atau masih layak diterima.
d. Peta Kendali u
memiliki ukuran contoh (banyak item yang diperiksa). Peta kendali u serupa
Dengan kata lain, selain Statistical Process Control merupakan sebuah proses
tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau jasa sedang diproduksi. Statistical
maksimum.
10
J. Heizer dan B. Render, Manajemen Operasi (Edisi Ke-7), (Jakarta: Salemba Empat, 2006).
berbeda, yaitu :
1. Accpetance Sampling
Didefenisikan sebagai pengambilan satu sample atau lebih secara acak dari
suatu sample atau lebih dari suatu partai barang, memeriksa setiap barang di
lebih besar dibandingkan dengan biaya lolosnya barang yang tidak sesuai
kepada pelanggan.
2. Process Control
proses telah berubah, maka proses itu akan diberhentikan dan dicari
mesin atau pada bahan. Apabila penyebab ini telah dikemukakan dan
diperbaiki, maka proses itu dapat dimulai kembali. Dengan memantau proses
a. Variabilitas
karakteristik kualitas dari tiap unit. Variasi selama proses produksi tidak
b. Proses
tidak cocok dan sebagainya, maka variasi produksinya biasanya jauh lebih
Teknik pengendalian kualitas yang menggunakan data verbal atau kualitatif antara
lain :
seluruh langkah dalam suatu proses dan menunjukkan bagaimana langkah itu
saling berinteraksi satu sama lain. Flow chart digambarkan dengan simbol-simbol
dan setiap orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki suatu proses harus
mengetahui seluruh langkah dalam proses tersebut. Flow chart digunakan untuk
produksi.
tidak perlu.
dapat dilakukan.
2. Brainstorming
mengumpulkan ide-ide dari suatu kelompok dalam waktu yang relatif singkat. Ide
Cause and effect diagram (diagram sebab akibat) dapat digunakan untuk
dikumpulkan.
sangat berguna untuk menyaring data yang berjumlah besar dan menciptakan pola
pikir baru.
5. Tree Diagram
6. Diagram Pareto
digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik balok
terhadap keseluruhan.
Kegunaan dari pareto chart untuk melihat bagian mana yang paling vital,
yang nantinya akan dilakukan perbaikan pada bagian yang paling vital tersebut.
yang terbatas.
perbaikan.
1. Metode 5W+1H
yang tepat untuk penyelesaian masalah. Penyusunan rencana perbaikan ini dibantu
oleh beberapa orang dari perusahaan. Rencana perbaikan dituangkan dalam model
matriks berdasarkan prinsip 5 W (why, what, where, when, dan who) dan 1
H (How), yang dibuat secara jelas dan terinci. Metode tersebut meliputi
pertanyaan:
tahapan proses .
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian berada di PT. Gold Coin Indonesia yang mana adalah
sebuah perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pembuatan pakan ternak
yang terletak di Jalan Pulau Bali 2 Kawasan Industri Medan (KIM II) Mabar,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu. Teknik penentuan
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini
Pengertian variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
1. Bahan baku
dalam produk.
2. Mesin
3. Metode
dihasilkan.
mempengaruhi kualitas pada produk yang dihasilkan dan pada akhirnya mampu
untuk memberikan solusi dalam menjaga kualitas produk sesuai dengan standart
metode SQC, difokuskan untuk melihat apakah kecacatan produk sudah berada
dalam batas kendali atau tidak. Data yang digunakan adalah data atribut dan
menggunakan peta p sebagai peta kontrol. Jika ada data yang tidak berada dalam
batas kendali (out of control), maka perlu dilakukan analisis penyebab terjadinya
Selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut yaitu membuat histogram dan diagram
pareto untuk melihat lebih dalam lagi proses mana saja yang memiliki tingkat
kecacatan yang paling tinggi yang akan selanjutnya dianalisis untuk mencari akar
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data waktu kerja dalam penulisan
1. Wawancara
2. Observasi
dengan mengamati sistem atau cara kerja pegawai yang ada, mengamati
kualitas
3. Dokumentasi
perusahaan. Dalam hal ini data yang dibutuhkan adalah data hasil produksi
Data yang diperoleh dari pengumpulan data akan diolah dengan metode
Statistical Quality Control (SQC) dan metode Statistical Process Control (SPC)
data yang diperoleh berada dalam batas kendali atau tidak. Jika
dalam peta kontrol terdapat data yang diluar batas kendali maka
1. Membuat Histogram
produksi.
produksi.
Identifikasi Masalah
Permasalahan yang ditemukan adalah adanya ditemukan
produk cacat pada produk akhir yang menyebabkan target
perusahaan tidak tercapai dan mengalami kerugian
Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer pada penelitian ini adalah data Produk cacat
dan jumlah produksi.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data pada penelitian ini melalui
wawancara, dokumentasi dan diskusi
Pengolahan Data :
Pengolahan dengan metode SQC :
1. Menghitung batas Peta Kendali
2. Membuat Peta contol, yaitu peta P
3. Membuat diagram sebab akibat (Causes and Effect Diagram)
Pengolahan dengan metode SPC :
1. Membuat Tabel analisis kecacatan proses pada proses produksi
2. Membuat Histogram dan Diagram Pareto
3. Membuat diagram sebab akibat (Causes and Effect Diagram)
4. Melakukan perbaikan dengan metode 5W+1H.
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
Gambar.3.2. Metode Penelitian
5.1 Kesimpulan
Process Control (SPC) dalam pengendalian kualitas produk di PT. Gold Coin
1. Dalam penerapan metode SQC, diperoleh bahwa ada tiga jenis kecacatan
produk yang dijumpai, yaitu pellet belang, sisan bin (Mix Product) dan
abu. Dan bedasarkan data yang diperoleh dari bulan agustus 2018 sampai
september 2018 dan telah diolah dapat dilihat bahwa ada beberapa data
hari ke 4,7 dan 9. Sedangkan dengan metode SPC dan dari analisis
sebesar 14%.
tertinggi adalah proses pencampuran sebesar 24% dan hasil diagram sebab
penyebab dari kecacatan proses dan usulan perbaikan yang didapat dari
seperti mata pisau patah karena sudah tua, mesin mixer mengalami
yaitu bahan baku tidak bisa bercampur karena terlalu kasar dan faktor
5.2 Saran
1. Perhitungan dan penerapan metde Statistical Quality Contol (SQC) dan metode
Statistical Process Control (SPC) diharapkan dapat terus dilakukan agar diperoleh
informasi secara aktual dalam meningkatkan kualitas pellet yang dihasilkan dan
mengetahui faktor apa saja yang menjadi pemicu dalam tingginya kecacatan
produk.
2. Hendaknya inspeksi rutin harus dilakukan dengan baik sebagai salah satu cara
dan sistem dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi bisa beroperasi
Elita Amrina & Nofriani Fajrah. Analisis Ketidaksesuaian produk air minum
dalam kemasan di PT. Amanah Insanillahiah. Jurnal Teknik Industri Universitas
Andalas, padang. Vol 14 No. 1.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Cetak Ulang Ketiga Edisi 6, Bandung Tarsito.
Dibentuk menjadi butian Crumble Menggunakan Mesin Crumble. FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
Dibawa ke proses penyaringan Menggunakan Pipa.
Disaring dan dipisahkan antara Pellet dan Crumble. Pellet yang tersaring FLOW PROCESS CHART PT. GOLD COIN INDONESIA MEDAN-MILL
Menggunakan Vibrator Screen
akan dibawa kembali ke mesin penggiling sedangkan Crumble akan dikemas
FLOW PROCESS CHART
Dibawa ke tempat Sacking Off (Untuk produk Crumble) Menggunakan Pipa. NAMA TANGGAL T.TANGAN
Menggunakan Sacking Machine, Sewing DIGAMBAR Andreas S. Siregar
Dikemas dan Diperiksa
Machine & Belt Conveyor.
Ir. M. Banjarnahor, M. Si
Disimpan dan siap dikirim. Menggunakan Belt Conveyor & Forklift DIPERIKSA
Yuana Delvika ST. MT
3. Sanitation Point
LUAR PABRIK
4. Office Block
Jl. Pulau Bali
5. Kantin
9. Work-Shop 1
2
TIMBANGAN
10. Bath Room
3
11a. Silo3
SANITASI
11b. Silo 4 21 KENDARAAN
11c. Silo 5
21 AREA
12. Feed mill 21 UNLOADING
22c
13. Boiler Room
UNIVERSITAS
28.MEDAN
Area Parkir AREA
----------------------------------------------------- Document Accepted 11/4/19
© Hak Cipta Di Lindungi 29.Undang-Undang
Boiler/Cangkang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area Access From (repository.uma.ac.id)