Anda di halaman 1dari 22

BAB II

GAMBARAN UMUM

II.1 KARAKTERISTIK FISIK KOTA MAGELANG

1. Letak Geografis dan Administratif

Kota Magelang merupakan salah satu daerah kabupaten/kota di


Provinsi Jawa Tengah yang secara geografis terletak pada posisi
110o12’30-110o12’52” Bujur Timur dan 7o26’18”-7o30’9” Lintang Selatan
serta terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Magelang dan
hampir di tengah-tengah pulau Jawa. Posisi tersebut menjadikan daya
tarik geografis alami Kota Magelang karena berada pada persilangan
simpul ekonomi, transportasi dan pariwisata antara wilayah Semarang-
Magelang-Yogyakarta dan Purworejo-Temanggung.

Posisi strategis ini didukung dengan penetapan Kota Magelang


sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) kawasan PURWOMANGGUNG
(Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kota Magelang,
Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung) dalam Rencana
Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah.
Kota Magelang memiliki batas wilayah administrastif sebagai berikut:
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Secang
Kabupaten Magelang;
2) Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Elo/Kecamatan
Tegalrejo Kabupaten Magelang;
3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang; dan
4) Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Progo/Kecamatan
Bandongan Kabupaten Magelang.
Posisi strategis Kota Magelang dapat dilihat pada Tabel II.1
tentang Peta posisi Kota Magelag di Jawa Tengah.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX II - 1
Gambar II. 1 Peta Posisi Kota Magelang di Jawa Tengah

Kota Magelang memiliki luas 18,12 km2 atau sebesar 0,06% dari
total luas provinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kota Magelang
terbagi atas 3 (tiga) wilayah Kecamatan dan 17 Kelurahan, yaitu:

1) Kecamatan Magelang Utara, terdiri dari 5 kelurahan, yaitu:


Kelurahan Kramat Utara, Kramat Selatan, Kedungsari,
Potrobangsan dan Wates.
2) Kecamatan Magelang Tengah, terdiri dari 6 kelurahan, yaitu:
Kelurahan Magelang, Gelangan, Panjang, Cacaban, Kemirirejo
dan Rejowinangun Utara.
3) Kecamatan Magelang Selatan, terdiri dari 6 kelurahan, yaitu:
Kelurahan Tidar Utara, Tidar Selatan, Jurangombo Utara,
Jurangombo Selatan, Rejowinangun Selatan dan Magersari.

Pembagian wilayah administratif Kota Magelang tersaji pada


Gambar II.2 berikut.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX II - 2
Magelang Utara (6,128 km2)
Wates (1,173 km2)
Potrobangsan (1,299 km2)
Kedungsari (1,334 km2)
Kramat Utara (0,864 km2)
Kramat Selatan (1,458 km2)

Magelang Tengah (5,104km2)


Rejowinangun Utara (0,993 km2)
Kemirirejo (0,880 km2)
Cacaban (0,826 km2)
Magelang (1,246 km2)
Panjang (0,345 km2)
Gelangan (0,814 km2)

Magelang Selatan (6,888 km2)


Rejowinangun Selatan (0,433 km2)
Jurangombo Utara (0,575 km2)
Jurangombo Selatan (2,264 km2)
Tidar Utara (0,970 km2)
Tidar Selatan (1,269 km2)
Magersari (1,377 km2)

Gambar II. 2 Peta Pembagian Wilayah Administrasi Kota Magelang

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX II - 3
2. Geologi dan Tanah

Kontur geologi Kota Magelang berupa dataran alluvium yang


tersebar sampai di bagian selatan dan tempat-tempat di pinggir
Sungai Progo dan Sungai Elo. Dataran ini tersusun oleh batuan hasil
rombakan bebatuan yang lebih tua, yang bersifat lepas. Umumnya
berada pada ketinggian antara 250–350 m, berelief halus dengan
kemiringan antara 3-8%. Daerah ini dialiri oleh Sungai Progo dan
Sungai Elo yang mengalir dengan pola sum meander. Potensi
kandungan tanah Kota Magelang sebagian besar berupa batu pasir
lepas dan konglomerat. Hasil produksi gunung berapi yang
merupakan endapan kwarter. Sifat batuan pasir dan
breksi/konglomerat sangat poreous (kelulusan air tinggi), serta
penurunan terhadap beban kecil, mendekati 0 (nol). Daya dukung
terhadap bangunan berkisar antara 5 kg/cm2–19 kg/cm2.

3. Klimatologi dan Hidrologi

Kota Magelang memiliki 2 (dua) sungai yang cukup besar


yaitu Sungai Elo di sebelah timur dan Sungai Progo di sebelah barat
yang juga merupakan batas alamiah yang menentukan letak
adminstrasi Kota Magelang. Kota Magelang termasuk ke dalam
Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo-Opak-Serang. Sumber air di Kota
Magelang digolongkan dari air pemukaan dan air tanah. Air
permukaan berupa sungai dan saluran irigasi. Sedangkan potensi
air tanahnya relatif bervariasi dengan kedalaman antara 5 m
sampai dengan lebih dari 20 m. Untuk kebutuhan air bersih Kota
Magelang sampai saat ini bergantung pada mata air yang berada di
wilayah Kabupaten Magelang dan satu-satunya mata air yang
berada di kawasan Kota Magelang, yaitu mata air Tuk Pecah. Di
kawasan Kota Magelang juga terdapat 3 (tiga) saluran air, yaitu Kali
Bening, Kali Kota dan Kali Manggis. Saluran tersebut juga dapat
berfungsi sebagai saluran irigasi teknis.

Kota Magelang mempunyai temperatur 20-32˚C dengan


kelembaban sekitar 88,8%, sehingga termasuk wilayah beriklim
sejuk. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX II - 4
dan Penataan Ruang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, diketahui
rata-rata jumlah curah hujan di Kota Magelang sepanjang tahun
2019 sebesar 2,593 mm/tahun. Curah hujan ini lebih tinggi dari
tahun 2015 yang hanya sebesar 2,316 mm/tahun. Curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Januari selama 28 hari dengan jumlah
curah hujan 875 mm. Sampai dengan akhir tahun 2019 Kota
Magelang mengalami 128 hari hujan. Rata-rata curah hujan dan
hari hujan di Kota Magelang sepanjang tahun 2019 tergambar pada
Grafik II.1 berikut.

Grafik II. 1 Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan


di Kota Magelang Tahun 2020

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Magelang (2020)

4. Kondisi Topografi

Secara topografi dan fisiografis, Kota Magelang merupakan


wilayah dataran yang dikelilingi oleh Gunung Merapi, Merbabu,
Sindoro dan Sumbing, Pegunungan Gianti, Menoreh, Andong dan
Telomoyo. Kota Magelang termasuk dataran rendah dengan sudut
kemiringan relatif bervariasi. Morfologi pendataran antar gunung
api, medan landai dan berelief sedang-halus.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX II - 5
Di bagian selatan wilayah terdapat Gunung Tidar yang
merupakan hutan lindung dengan kemiringan hingga 30-40%.
Bentuk fisik Kota Magelang saat ini relatif memanjang mengikuti
jaringan jalan arteri dengan kecenderungan pertumbuhan alamiah
ke arah utara dan selatan yang didominasi area terbangun pada
daerah dengan topografi datar. Dilihat dari ketinggiannya, Kota
Magelang berada di ketinggian 375–500 mdpl dengan titik
ketinggian tertinggi pada Gunung Tidar yaitu 503 mdpl. Keberadaan
Gunung Tidar sebagai paru-paru kota menjadikan iklim Kota
Magelang berhawa sejuk.
Kemiringan yang terjal berada di bagian barat (sepanjang
Sungai Progo) dan di sebelah timur (di sekitar Sungai Elo) sampai
dengan kemiringan 15-30%. Di sekitar daerah timur kompleks
AKMIL ke Utara hingga daerah di sekitar RSJ Magelang, dengan
kemiringan 2–5%. Bentuk fisik Kota Magelang saat ini relatif
memanjang mengikuti jaringan jalan arteri. Dengan kondisi fisik
tersebut, kecenderungan pertumbuhan alamiah Kota Magelang
adalah ke arah utara dan selatan dengan dominasi area terbangun
di daerah yang mempunyai topografi relatif datar.
Dengan kondisi topografi tersebut, maka kawasan permukiman
pada umumnya berlokasi di daerah yang relatif datar, tetapi dengan
kondisi luas lahan yang terbatas ada kemungkinan arah
pengembangan pemukiman ke daerah-daerah yang bertopografi
dan kolektor kontur tajam mengingat terbatasnya wilayah Kota
Magelang sementara kebutuhan masyarakat terhadap permukiman
semakin hari semakin meningkat. Hal ini yang perlu mendapat
perhatian dari Pemerintah khususnya akan bahaya longsor pada
daerah permukiman yang dibangun pada daerah dengan topografi
dan kontur yang tajam.

5. Penggunaan Lahan

Sesuai dengan karakteristik perkotaan, dari luas total


wilayah Kota Magelang sebesar 1.812 Ha, tata guna lahan di Kota
Magelang didominasi pekarangan/lahan untuk bangunan dan

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX II - 6
halaman sementara lahan pertanian semakin tahun semakin
berkurang luasnya atau menunjukkan pola yang menurun seiring
dengan perkembangan Kota Magelang sebagai Kota Jasa yang
semakin pesat. Lahan pertanian banyak yang berubah
peruntukannya menjadi rumah tinggal, perumahan, pekarangan,
gudang maupun untuk kegiatan ekonomi seperti ruko dan rumah
makan.
Tabel II. 1 Luas Wilayah Studi berdasarkan Tata Guna Lahan

LUAS
NO PERUNTUKAN LAHAN WILAYAH PERSENTASE
(Km²) (%)
1 Industri 5.6 0.2
2 Instalasi Umum 3.7 0.1
3 Kesehatan 48.1 1.5
4 Lahan Hijau 1379.4 44.4
5 Militer/Hankam 167.4 5.4
6 Olahraga 50.2 1.6
7 Pariwisata 18.4 0.6
8 Pendidikan 61.4 2.0
9 Perdagangan dan Jasa 143.3 4.6
10 Pergudangan 38.5 1.2
11 Peribadatan 9.9 0.3
12 Perkantoran 44.6 1.4
13 Permukiman 1134.0 36.5
TOTAL 3104.4 100

6. Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi pengembangan wilayah di Kota Magelang


didasarkan pada dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota Magelang Tahun 2011-2031. Dokumen tersebut menjadi
landasan bagi pengembangan wilayah Kota Magelang dan
diarahkan untuk bisa lebih merata kesemua wilayah. Potensi
pengembangan sebagaimana terdapat dalam Rencana Pola Ruang
Kota Magelang adalah sebagai berikut:

1) Kawasan Lindung

a) Kawasan Perlindungan Setempat meliputi sempadan


sungai dan ruang terbuka hijau (hutan kota). Kota

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX II - 7
Magelang memiliki kawasan hutan lindung dan hutan
wisata yang keberadaannya penting untuk memenuhi
kebutuhan ruang terbuka hijau kota, yaitu kawasan
konservasi Gunung Tidar.

b) Kawasan Rawan Bencana Longsor merupakan kawasan


yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami
bencana longsor. Daerah yang termasuk kawasan rawan
bencana longsor di Kota Magelang meliputi daerah yang
terdapat di sekitar DAS Progo dan Elo.

2) Kawasan Budidaya

a) Kawasan Permukiman
Pengembangan kawasan permukiman diarahkan menyebar
di seluruh unit lingkungan atau Bagian Wilayah Perkotaan
(BWP) yang ada di wilayah Kota Magelang dengan luas
total keseluruhan ± 701,36 ha. Secara eksisting
perumahan di Kota Magelang memiliki kepadatan yang
sangat tinggi, sehingga pengembangannya dimasa
mendatang diarahkan secara vertikal. Selain itu diperlukan
pengembangan rumah susun untuk mencukupi kebutuhan
perumahan bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan
untuk bermukim. Kawasan yang masih memungkinkan
adanya pengembangan permukiman adalah BWP III dan V.

b) Kawasan Perdagangan/Jasa
Pengembangan kawasan perdagangan/jasa diarahkan di
sekitar jalan arteri primer di BWP IV khusus untuk
perdagangan/jasa skala regional, jalan arteri sekunder di
BWP I, II, IV dan V dan jalan lokal primer/sekunder di BWP
I dengan luas keseluruhan ± 120,86 ha.

c) Kawasan Perkantoran
Fasilitas perkantoran utama yang diarahkan untuk
dikembangkan di kawasan perkantoran antara lain meliputi
perkantoran pusat pemerintahan, kantor dinas/instansi

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX II - 8
pemerintahan Kota Magelang, kantor instansi vertikal,
kantor pemerintahan kecamatan, maupun sarana
perkantoran niaga. Fasilitas lain yang layak dan dapat
dikembangkan di kawasan perkantoran antara lain meliputi
kantor pemerintah kelurahan, kantor niaga dan perbankan,
koperasi, kantor jasa, gedung pertemuan, museum,
fasilitas kesehatan skala lokal, peribadatan skala lokal,
rekreasi/olah raga skala lokal, dan kegiatan-kegiatan lain
yang layak peruntukannya. Pengembangan kawasan
perkantoran diarahkan di seluruh unit lingkungan atau
BWP yang ada di wilayah Kota Magelang dengan luas
keseluruhan ± 48,76 ha.

d) Kawasan Pendidikan
Pengembangan fasilitas pendidikan diarahkan menyebar di
seluruh unit lingkungan atau BWP yang ada di wilayah Kota
Magelang agar sistem pelayanan kepada masyarakat
merata. Luas keseluruhan mencapai ± 107,92 ha.

e) Kawasan Kesehatan
Rencana pengembangan fasilitas kesehatan diarahkan
tersebar di seluruh wilayah perkotaan guna memeratakan
sistem pelayanan kepada masyarakat. Pengembangan
kawasan kesehatan diarahkan di BWP I, II, III dan V
dengan luas keseluruhan ± 42,46 ha.

f) Kawasan Peribadatan
Ketersediaan fasilitas peribadatan di Kota Magelang jika
dilihat pada kondisi eksisting yang ada saat ini sudah
sangat mencukupi. Sehingga dalam pengembangannya
hanya berorientasi pada perbaikan atau peningkatan
kondisi dari fasilitas yang ada. Pengembangan kawasan
peribadatan penting diarahkan di seluruh unit BWK yang
ada di Kota Magelang dengan luas keseluruhan ± 2,80 ha.

g) Kawasan Rekreasi/Olah Raga

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX II - 9
Rencana pengembangan kawasan rekreasi di Kota
Magelang diarahkan dalam dua bentuk, yaitu rekreasi
terbuka dan rekreasi tertutup. Untuk rekreasi terbuka
direncanakan dengan memanfaatkan arena olahraga,
lapangan dan taman-taman kota yang direncanakan ada di
setiap pusat kawasan sebagai sarana interaksi sosial bagi
masyarakatnya. Untuk rekreasi yang tertutup direncanakan
berbentuk sarana rekreasi bioskop, tempat olahraga, arena
permainan dan sebagainya. Fasilitas rekreasi tersebut
berada pada kawasan pusat kota dan sub pusat kota, serta
kawasan perdagangan, terutama yang berupa pasar
swalayan. Fasilitas lain yang layak dan dapat
dikembangkan di kawasan rekreasi/olahraga antara lain
fasilitas rekreasi/olah raga skala lokal, kesehatan skala
lokal, peribadatan skala lokal, gedung pertemuan, gedung
kesenian/pertunjukan, dan kegiatan-kegiatan lain yang
layak peruntukannya. Pengembangan kawasan rekreasi
olah raga diarahkan di BWP II, III dan V dengan luas
keseluruhan ± 89,39 ha.
h) Kawasan Industri/Perdagangan
Dalam penataan ruang untuk industri, diprioritaskan untuk
industri sedang dan industri kecil/rumah tangga yang rata-
rata berkembang di kawasan permukiman, sehingga perlu
diatur dengan dukungan penyediaan prasarana sarana
seperti pengelolaan limbah dan showroom sekaligus outlet
sebagai sarana promosi dan pemasaran. Pengembangan
kawasan industri/perdagangan diarahkan di BWP IV
dengan luas keseluruhan ± 68,03 ha.
i) Kawasan Militer
Sebagaimana kondisi yang ada saat ini, di luar kawasan-
kawasan milik TNI yang pemanfaatannya untuk fungsi non
kemiliteran lain (lapangan golf, gedung pertemuan A. Yani
dan lainnya) berada di BWP II, III dan V dengan luas
keseluruhan ± 151,05 ha.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX II - 10
j) Kawasan Pertanian
Pengembangan kawasan pertanian diarahkan di BWK II,
III, IV dan V dengan luas keseluruhan ± 185,56 ha.

k) Kawasan Terbuka Non Hijau


Adapun Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) yang ada di
Kota Magelang meliputi plasa, parkir, lapangan olahraga,
tempat bermain dan rekreasi, pembatas (median jalan),
dan koridor rumah. Pengembangan RTNH merupakan salah
satu alternatif untuk pengganti RTH yang bisa di terapkan
pada kawasan-kawasan padat kota.

l) Kawasan Transportasi (Terminal)


Sarana terminal yang diarahkan untuk dikembangkan
antara lain meliputi terminal regional, terminal angkutan
kota dan terminal barang. Fasilitas dan/atau kegiatan yang
mendukung ekonomi, sosial dan budaya yang dapat
dikembangkan di kawasan terminal, antara lain fasilitas
perdagangan skala lokal (kios), kesehatan skala lokal,
peribadatan skala lokal, dan kegiatan-kegiatan lain yang
layak peruntukannya. Pengembangan kawasan terminal
diarahkan di BWP I, II dan IV dengan luas keseluruhan ±
4,85 ha.

m) Kawasan Pemakaman
Kawasan pemakaman merupakan kawasan budidaya yang
mempunyai fungsi utama dan satu-satunya sebagai tempat
pemakaman umum ataupun taman makam pahlawan.
Pengembangan kawasan pemakaman diarahkan di seluruh
unit lingkungan atau BWP yang ada di Kota Magelang
dengan luas keseluruhan ± 35,65 ha.

n) Kawasan Khusus Sektor Informal


Pengembangan kawasan khusus sektor informal untuk PKL
secara umum dapat dikembangkan di daerah-daerah yang
merupakan simpul-simpul perdagangan, memiliki tingkat
aksesibilitas untuk dijangkau dengan berjalan kaki, ruang

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX II - 11
terbuka aktif, daerah-daerah yang memiliki tingkat
keramaian dan merupakan area bebas yang cukup luas
dan memiliki potensi untuk dikunjungi penduduk sebagai
lokasi untuk bersantai dan melepas lelah. Arahan
pengembangan kawasan khusus sektor informal untuk PKL
dapat dikembangkan dan ditata di kawasan Jalan Jenggolo,
Jalan Pajajaran dan Jalan Pajang.

Terdapat beberapa sentra kuliner yang sudah ditata oleh


Pemerintah Kota Magelang, antara lain: Kuliner Armada
Estate, Kuliner Sejuta Bunga, Kuliner Tuin van Java, Kuliner
Kartikasari, Kuliner Sari Boga Kencana, Kuliner Jendralan,
Kuliner Badaan, Kuliner Sigaluh, Kuliner Daha, Kuliner
Rejomulyo, Kuliner Jalan Alibasah, Kuliner Jalan Sriwijaya,
Kuliner Jalan Padjajaran, Kuliner Jenggolo, Kuliner Lembah
Tidar, Kuliner Kauman, Kuliner Rejotumoto, Kuliner
RINDAM, Kuliner S. Parman dan Kuliner Pahingan Aloon-
aloon.

Secara ilustrasi pembagian rencana pola ruang Kota


Magelang tersaji pada Gambar II.3 berikut ini.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX II - 12
Sumber: BAPPEDA Kota Magelang Tahun 2020
Gambar II. 3 Peta Rencana Pola Ruang Kota Magelang

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX II - 13
II.2 KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KOTA MAGELANG

Berdasarkan data statistik, Penduduk Kota Magelang Jumlah


Penduduk Kota Magelang berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2019
sebanyak 122.111 jiwa yang terdiri atas 60.107 jiwa penduduk lakilaki dan
62.004 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah
penduduk tahun 2010, penduduk Kota Magelang mengalami pertumbuhan
sebesar 0,38 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin
tahun 2019 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar
96,94. Kepadatan penduduk di Kota Magelang tahun 2019 mencapai 6.588
jiwa/km². Kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Magelang
Tengah dengan kepadatan sebesar 8.710 jiwa/km² dan terendah di
Kecamatan Magelang Selatan sebesar 5.746 jiwa/km². Kecamatan
Magelang Tengah memberikan kontribusi jumlah penduduk yang
terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Besarnya kontribusi
tersebut adalah 36,39 persen. Urutan kontribusi terbanyak berikutnya
adalah Kecamatan Magelang Selatan sebesar 33,56 persen, dan urutan
terakhir adalah Kecamatan Magelang Utara (30,05).

Tabel II. 2 Kepadatan Penduduk di Kota Magelang Tahun 2010 dan 2019

Laju
Pertumbuhan Kepadatan
Penduduk Persentase
Penduduk per Penduduk
(ribu) Penduduk
Kecamatan Tahun per km²
(%)
2000- 2010-
2010 2019 2010 2019 2010 2019
2010 2019
Magelang
39,7 41,0 - 0,38 33,56 33,56 5 573 5 746
Selatan
Magelang
43,1 44,4 - 0,38 36,41 36,39 8 453 8 710
Tengah
Magelang
35,6 36,7 - 0,39 30,03 30,05 5 641 5 822
Utara
Kota
118,4 122,1 0,07 0,38 100,00 100,00 6 389 6 588
Magelang
Sumber: Kota Magelang Dalam Angka 2020

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/STTD/ANGKATAN XXXIX II - 14
Berdasarkan tabel diatas, angka laju pertumbuhan penduduk
meningkat relatif cukup tajam pada tahun 2019 menjadi 0,38. Jumlah
penduduk di Kota Magelang mengalami peningkatan di setiap tahunnya.
Dengan demikian, kepadatan penduduk di wilayah Kota Magelang semakin
meningkat dan mengakibatkan berkurangnya lahan serta meningkatnya
kebutuhan akan fasilitas transportasi baik sarana maupun prasarana yang
ada di Kota Magelang.

II.3 DATA SOSIAL DAN EKONOMI

1. Perekonomian

Kondisi perekonomian regional Kota Magelang cukup dipengaruhi


oleh kondisi perekonomian kawasan yang lebih luas. Walaupun dalam
APBD Perubahan 2019 tidak disebutkan secara lugas berapa perkiraan
pertumbuhan ekonomi maupun inflasi, namun secara riil
perkembangan harga di lapangan cukup signifikan. Melihat kondisi
tahun-tahun sebelumnya serta perjalanan perekonomian 2019,
diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kota Magelang akan mencapai
5,44%.
Berdasarkan data statistik Kota Magelang tahun 2020, Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan harga
konstan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Perkembangan
PDRB berdasarkan harga berlaku dan harga konstan Kota Magelang
dapat ditunjukkan pada Tabel II.3 berikut.

Tabel II. 3 Perkembangan PDRB Kota Magelang atas dasar harga


berlaku tahun 2015-2019
LAPANGAN USAHA 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian,
A kehutanan dan 132,299.35 136,091.13 141,283.19 147,452.86 159,013,91
perikanan
Pertambangan dan
B 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0
penggalian

C Industri Pengolahan 1,043,860.07 1,136,281.28 1,221,422.28 1,297,390.66 1,375,400.40


Pengadaan Listrik
D 18,352.32 19,611.13 22,162.03 2 24,285.58 25,718.22
dan Gas
Pengadaan Air
E Pengelolaan 7,694.76 7,868.22 8,228.40 8,569.30 8,914.87
Sampah

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/STTD/ANGKATAN XXXIX II - 15
Limbah dan
Daur Ulang
F Konstruksi 870,078.77 907,490.87 952,201.56 1,000,726.27 1,043,119.08
Perdagangan Besar
G 817,876.91 844,737.97 889,686.20 941,850.09 994,030.89
dan Eceran
Transportasi dan
H 399,517.28 418,762.00 443,250.98 472,092.23 511,366.87
Pergudangan
Penyediaan
I Akomodasi dan 299,607.78 318,041.12 337,687.35 360,973.97 392,225.82
Makan Minum
Informasi dan
J 321,935.50 347,340.64 386,751.83 427,612.45 458,256.15
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
K 250,146.63 272,244.60 284,960.96 295,081.77 306,268.29
Asuransi
L Real estate 185,857.48 196,818.98 206,097.24 217,344.58 224,784.90
Jasa
M,N 17,869.88 19,446.70 20,970.50 22,681.34 24,650.84
Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan, 629,054.75
O Pertahanan, Dan 581,970.21 615,023.35 650,260.50 672,482.41
Jaminan Sosial
Wajib
P Jasa pendidikan 335,890.50 360,681.63 386,306.42 409,900.30 434,616.25
Jasa kesehatan dan
Q 134,187.37 144,790.58 157,412.71 169,715.19 180,514.13
kegiatan sosial
R,S,
Jasa lainnya 107,642.94 114,313.07 124,894.17 136,505.66 148,576.93
T,U
PRODUK DOMESTIK
5,247,341.27 5,521,525.54 5,820,532.00 6,138,622.75 6,472,539.51
REGIONAL BRUTO
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Magelang 2020

Kota Magelang telah memegang peranan penting dalam


meningkatkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah. Nilai
PDRB perkapita Kota Magelang atas dasar harga berlaku sejak 2015
hingga 2019 terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2015 PDRB per
kapita tercatat sebesar 53.650,74 ribu rupiah. Secara nominal terus
mengalami kanaikan hingga tahun 2019 mencapai 72.146,57 ribu
rupiah. Kenaikan angka PDRB per kapita yang cukup tinggi ini
diantaranya disebabkan oleh factor inflasi.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam


menjalani kehidupan manusia baik kehidupan manusia baik kehidupan
perorangan, keluarga maupun kehidupan berbangsa, bernegara dan
beragama. Sarana pendidikan di Kota Magelang berdasarkan Kota
Magelang dalam angka 2020 relatif memadai dilihat dari jumlahnya

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/STTD/ANGKATAN XXXIX II - 16
untuk masing-masing jenjang pendidikan tersedianya sarana dan
prasarana pendidikan di kota Magelang merupakan salah satu wujud
nyata pembangunan dalam bidang pendidikan. Sarana pendidikan di
Kota Magelang berdasarkan Kota Magelang dalam angka 2020 relatif
memadai dilihat dari jumlahnya, pendidikan dasar baik negeri maupun
swasta (SD Negeri, swasta, dan MI) sebanyak 78 sekolah, pendidikan
menengah pertama baik negeri maupun swasta (SMP Negeri dan
Swasta, MTs Swasta) berjumah 23 sekolah, pendidikan menengah
atas baik negeri maupun swsta (SMA Negeri dan Swata, Madrasah
Aliyah) sebanyak 35 sekolah. Dimana jenjang sekolah tersebut
tersebar di wilayah Kota Magelang yang ditunjukan pada Tabel II.4
berikut:

Tabel II. 4 Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan di Kota


Magelang
No Kecamatan TK SD MI SMP MTs SMA MA SMK
Magelang
1 24 21 - 5 2 6 - 4
Selatan
Magelang
2 27 32 2 8 1 4 - 7
Tengah
Magelang
3 21 23 - 7 - 3 2 9
Utara
Total 72 76 2 20 3 13 2 20
Sumber: Kota Magelang Dalam Angka 2020

Selain itu, Kota Magelang terdapat beberapa perguruan tinggi


yang terletak di beberapa kecamatan di wilayah Kota Magelang
meliputi Akademi Militer, Universitas Tidar dan Universitas
Muhammadiyah Magelang.

3. Kesehatan

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Magelang, Kota


Magelang memiliki fasilitas kesehatan 7 rumah sakit umum, 2 rumah
sakit bersalin, 7 poliklinik, 5 puskesmas, 11 puskesmas pembantu, 13
apotek, dan beberapa sarana kesehatan lainnya.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/STTD/ANGKATAN XXXIX II - 17
Tabel II. 5 Fasilitas Kesehatan di Kota Magelang Tahun 2020

RS Poli Puskes- Puskesmas


No Kecamatan RSU Apotek
Bersalin Klinik Mas Pembantu

Magelang - 1
1 2 2 3 3
Selatan
Magelang 1 4
2 2 2 4 6
Tengah
Magelang 1 2
3 3 1 4 4
Utara
Total 7 2 7 5 11 13

Sumber: Kota Magelang Dalam Angka 2020

4. Fasilitas Umum

Kemajuan Kota Magelang serta terpenuhinya kebutuhan


penduduk juga dikarenakan adanya fasilitas umum yang tersedia
seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, olahraga dan ekonomi.
Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kota Magelang meliputi SD,
SMP, SMU dan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Fasilitas
Kesehatan yang tersedia mencakup jumlah RSU, puskesmas,
puskesmas pembantu, rumah bersalin, balai pengobatan (poliklinik),
sekolah kesehatan, laboratorium kesehatan, baik milik pemerintah,
TNI, dan swasta.

5. Agama dan Sosial

Sikap toleransi saling menghargai antar umat beragama di Kota


Magelang merupakan salah satu kunci harmonisnya umat beragama
di Kota Magelang. Rasa kebersamaan tanpa memandang status
agama di Kota Magelang menjadi tolok ukur keberhasilan hidup
bersama. Sebagian besar penduduk Kota Magelang beragama Islam
sebanyak 84,53%, Kristen Protestan sebanyak 9,47%, Kristen Katolik
sebanyak 5,40%, Hindu sebanyak 0,11 %, Budha sebanyak 0,47%,
Kong Huchu 0,01%, dan lainnya 0,01%.
Kerukunan antar umat beragama di Kota Magelang dapat dilihat
dari jarak antara tempat ibadah berbagai agama yang tidak pernah
ada perselisihan ataupun perbuatan yang saling merugikan. Menurut

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/STTD/ANGKATAN XXXIX II - 18
data tahun 2019, jumlah masjid sebanyak 165 buah, musholla
sebanyak 217 buah, gereja Katolik sebanyak 2 buah, gereja
Protestan sebanyak 26 buah, vihara ada 2 buah dan klenteng
sebanyak 2 buah, serta rumah ibadah ada 4 buah.

Tabel II. 6 Fasilitas Peribadatan di Kota Magelang

Gereja Gereja
NO Kecamatan Masjid Mushola Vihara Klenteng Lain
Protestan Katholik

Magelang
1 50 57 5 - - - 4
Selatan
Magelang
2 54 121 14 1 2 2 -
Tengah
Magelang
3 61 100 7 1 - - -
Utara
Total 165 278 26 2 2 2 4
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Magelang 2020

II.4 KARAKTERISTIK TRANSPORTASI KOTA MAGELANG


Transportasi merupakan elemen penting dalam pembangunan suatu
wilayah. Transportasi diyakini sebagai salah satu faktor utama dari
penciptaan iklim investasi yang kondusif dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi. Sistem transportasi dan logistik yang efisien merupakan hal yang
penting dalam menentukan keunggulan kompetitif dan juga terhadap
pertumbuhan kinerja perdagangan nasional dalam ekonomi global.
Jaringan urat nadi perekonomian akan sangat tergantung pada sistem
transportasi yang handal dan efisien, yang dapat memfasilitasi pergerakan
barang dan penumpang di berbagai wilayah di Indonesia. Prasarana
transportasi dan komunikasi yang bagus akan memperlancar proses
pembangunan. Prasarana yang memadai akan memangkas berbagai biaya
tambahan yang dikeluarkan dalam proses berjalannya pembangunan.
Angkutan dan jalan merupakan prasarana utama untuk terciptanya
transportasi yang baik. Pengelolaan prasarana jalan dalam suatu wilayah
tidak mutlak menjadi wewenang pemerintah dimana jalan tersebut berada.
Ada pembagian pengelolaan jalan antara pemerintah pusat, propinsi dan
kabupaten/kota.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/STTD/ANGKATAN XXXIX II - 19
1. Kondisi Lalu Lintas Jalan

Keseimbangan jaringan transportasi pada umumnya


terdorong oleh adanya suatu kebutuhan, oleh sebab itu untuk
mengembangkan kapasitas dan jangkauan jaringan transportasi,
yang ada maka sistem jaringan jalan di Kota Magelang menganut
pola grid. Dengan pola grid inilah maka keseluruhan kegiatan
masyarakat sekitar berlangsung secara terpencar dan melayani
transportasi yang sama pada semua area di pusat kota. Dengan
pola jaringan transportasi ini maka memilki kelebihan dan
kelemahan tersendiri dalam bertransportasi. Menurut data yang
ada, panjang seluruh ruas jalan yang ada di Kota Magelang adalah
118,92 km dengan lebar bervariasi antara 2,50 – 12 meter, yang
terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kota. Kondisi
jalan tersebut seluruh permukaannya sudah diaspal. Jalan tersebut
dalam kondisi baik sepanjang 81,39 km, yang kondisinya sedang
29,59 km, dalam kondisi rusak 7,93 km dan tidak ada yang rusak
berat. dengan lebar bervariasi antara 2,50 – 12 meter, yang terdiri
dari jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kota.
Kelebihan dari pada pola jaringan jalan yang ada di Kota
Magelang yang menganut jaringan berpola grid adalah wilayah
untuk dengan aktifitas kegiatan yang tersebat di berbagai tempat,
pengendara dapat bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya
tanpa harus melewati titik pusat (melewati CBD), Kemudahan
pengaturan lalu lintas baik dengan pengaturan sistem satu arah
(SSA) maupun sistem dua arah (SDA) adalah merupakan kelebihan
pokok dari pola ini.
Jaringan Jalan Lingkar Timur, pembangunan jalan baru
maupun pengembangan jalan yang sudah ada yang melintasi Kota
Magelang dimulai dari bagian timur Kelurahan Wates (Kec.
Magelang Utara) sampai dengan Simpang Artos di Kelurahan Tidar
Selatan (Kec. Magelang Selatan) di bagian timur Kota Magelang.
Jalan Lingkar Timur ini melintasi sebagian wilayah kelurahan-
kelurahan yang ada di Kecamatan Magelang Utara, Magelang

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/STTD/ANGKATAN XXXIX II - 20
Tengah dan Magelang Selatan. Jika dilihat dari wilayah administrasi
meliputi Kelurahan Wates, Rejowinangun Utara, Tidar Utara dan
Tidar Selatan. Sistem jaringan jalan ini dibentuk untuk
meningkatkan akses dari arah Semarang menuju Yogyakarta agar
kendaraan besar seperti bus, truk dan lainnya tidak memasuki jalan
dalam kota.
Rencana pembangunan jalan baru yang melintasi wilayah
barat Kota Magelang yang menghubungkan antara Purworejo
sampai dengan Temanggung. Sistem jaringan jalan lingkar luar
barat ini dibentuk untuk meningkatkan akses di wilayah barat Kota
Magelang.
Jaringan Jalan Lingkar Barat, rencana pengembangan
jaringan jalan lingkar barat ini akan mempunyai dampak yang cukup
luas seperti terjadinya percepatan perubahan penggunaan lahan di
sekitarnya. Ruas jalan lingkar barat ini dalam pengembangannya
akan mendukung kegiatan industri di Kota Magelang serta
pariwisata di wilayah Kabupaten Magelang. Selain itu
pengembangan jaringan jalan ini terutama untuk mengurangi beban
jalan arteri primer lingkar timur dan jalan arteri sekunder dalam kota
yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan kegiatan sosial
ekonomi di sekitarnya.

2. Sarana Angkutan Umum

Untuk meningkatkan aksesibilitas dan kemudahan bergerak


bagi warga maka ditetapkan jaringan trayek angkutan umum di Kota
Magelang. Jaringan trayek angkutan umum ditetapkan secara
menyebar ke seluruh penjuru kota sehingga pertumbuhan ekonomi
dapat berjalan merata. Sistem angkutan umum di Kota Magelang
terdiri dari 2 (dua) jenis pelayanan, yaitu trayek tetap dan teratur
serta tidak dalam trayek tetap dan tidak teratur. Untuk angkutan
umum trayek tetap dan teratur terdiri dari trayek angkutan
perkotaan (angkutan kota), trayek angkutan antar kota dalam
propinsi (AKDP), dan trayek angkutan kota antar provinsi (AKAP).
Sedangkan angkutan umum tidak dalam trayek tetap dan tidak

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/STTD/ANGKATAN XXXIX II - 21
teratur yang melayani wilayah Kota Magelang adalah angkutan
becak, taksi dan ojek.
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota
No.551.2/1216/05/V/2000 tentang penetapan trayek, kode trayek
dan warna angkutan kota dalam Kota Magelang terdapat 12 rute
trayek angkutan perkotaan. Selain itu, Kota Magelang memiliki
beberapa prasarana transportasi jalan yaitu 1 terminal tipe A, 1
terminal tipe C, 23 halte permanen. Terminal tipe A terletak di
Kecamatan Magelang Selatan Kelurahan Tidar Utara, dengan nama
Terminal Tidar, sedangkan untuk terminal tipe C terletak di
Kecamatan Magelang Selatan Kelurahan Magersari dengan nama
Terminal Magersari.
Terminal Tidar merupakan pusat pelayanan transportasi
antar kota dan antar provinsi moda transportasi dengan akses ke
sistem jaringan transportasi regional terminal.

3. Prasarana Angkutan Umum

Kondisi prasarana Transportasi Darat di Kota Magelang dapat


dilihat dari kondisi fasilitas jalan dan kondisi Terminal dan halte.
Prasarana transportasi di Kota Magelang didukung dengan
keberadaan halte - halte sebagai tempat persinggahan sekaligus
sebagai simpul untuk menghubungkan daerah yang satu dengan
daerah yang lain. Terminal penumpang merupakan prasarana untuk
keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan
intra dan antar moda transportasi serta untuk mengatur kedatangan
dan keberangkatan kendaraan penumpang.
Pengadaan fasilitas jalan yang dimaksud untuk memberikan
petunjuk bagi pengguna jalan dalam rangka mengurangi tingkat
kecelakaan, fasilitas jalan tersebut meliputi rambu lalu lintas, traffic
light, warning light, pagar pengaman jalan, paku marka jalan serta
marka jalan.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA MAGELANG


TIM PKL KOTA MAGELANG-2020/STTD/ANGKATAN XXXIX II - 22

Anda mungkin juga menyukai