BAB 2
PENGEMBANGAN WILAYAH
Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta), Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Provinsi Jawa Timur terletak pada 111,00o hingga
114,40o Bujur Timur dan 7,120o hingga 8,480o Lintang Selatan.
Lokasi Provinsi Jawa Timur berada di sekitar garis Khatulistiwa, maka seperti provinsi
lainnya di Indonesia, wilayah ini mempunyai perubahan musim sebanyak 2 jenis setiap
tahunnya, yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
Secara umum, wilayah Provinsi Jawa Timur dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu Jawa
Timur daratan dan Pulau Madura. Dimana luas wilayah Jawa Timur daratan hampir
mencakup 90 persen dari seluruh luas wilayah Provinsi Jawa Timur, sedangkan luas Pulau
Madura hanya sekitar 10 persen. Luas wilayah Provinsi Jawa Timur yang mencapai
47.799,75 km2 habis terbagi menjadi 38 Kabupaten/ Kota, 29 Kabupaten dan 9 Kota,
yaitu:
PENGEMBANGAN WILAYAH 1
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 2
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
A. Kondisi Geografis
Provinsi Jawa Timur dapat dibedakan menjadi tiga dataran: tinggi, sedang dan
rendah. Dataran tinggi merupakan daerah dengan ketinggian rata-rata di atas 100
meter di atas permukaan laut. Daerah ini meliputi Kabupaten Magetan, Kabupaten
Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Bondowoso, Kota
Blitar, Kota Malang, dan Kota Batu. Dataran sedang mempunyai ketinggian antara
45 - 100 meter di atas permukaan laut. Daerah ini meliputi Kabupaten Tulungagung,
Kediri, Lumajang, Jember, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Ngawi, Bangkalan, Kota
Kediri dan Kota Madiun. Sedangkan kabupaten dan kota lainnya merupakan dataran
rendah, dengan ketinggian rata-rata 45 meter dari permukaan laut yang terdiri dari 15
kabupaten dan 4 kota.
Gunung dan Sungai Provinsi Jawa Timur mempunyai beberapa buah gunung berapi
yang masih aktif antara lain: Gunung Welirang, Gunung Arjuno, Gunung Semeru,
Gunung Bromo. Sementara beberapa sungai besar yang ada di Jawa Timur
diantaranya adalah Sungai Madiun, Sungai Lesti, Sungai Metro dan lainnya.
PENGEMBANGAN WILAYAH 3
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
B. Kondisi Iklim
Temperatur Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 tertinggi di bulan Oktober
(35,9°C) dan terendah di bulan Agustus (20,7°C), dengan kelembaban 28 sampai 99
persen. Tekanan udara tertinggi di bulan September sebesar 1.014,9 Milibar. Jumlah
curah hujan terbanyak terjadi di bulan Desember. Rata-rata penyinaran matahari
terlama di bulan Agustus dan terendah di bulan Januari dan Desember. Sedangkan
kecepatan angin di bulan Januari dengan Februari adalah yang tertinggi dan di bulan
September yang terendah.
Data jumlah penduduk dari hasil proyeksi yaitu sebesar 39.292.972 jiwa pada tahun
2017 atau naik sebesar 0,53 % dibandingkan tahun 2016 sebesar 39.075.152 jiwa.
Tahun 2017 Kota Surabaya mempunyai jumlah penduduk yang paling besar, yaitu
2.874.699 jiwa, diikuti Kabupaten Malang 2.576.596 jiwa dan Kabupaten Jember
2.430.185 jiwa. Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas di Jawa Timur yang
PENGEMBANGAN WILAYAH 4
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 5
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
D. Sosial
Taman Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
mengalami perubahan dibanding tahun 2013. Penduduk yang bersekolah selama
periode tahun pelajaran 2013/2014-2014/2015 mengalami perubahan. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya murid yang tercatat pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Timur. Rasio murid-sekolah tiap tingkatan pada tahun 2014 adalah 56 (TK), 167
(SD), 301 (SMP), 321 (SMU) dan 391 (SMK). Sedangkan rasio murid-guru masing-
masing 15 (TK), 14 (SD), 12 (SMP), 11 (SMU), dan 10 (SMK). Jumlah Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di Jawa Timur pada tahun
2014/2015 berturut-turut adalah 7.100 unit, 3.437 unit dan 1.566 unit dengan jumlah
murid sebanyak 870.087 orang (Ibtidaiyah), 691.226 orang (Tsanawiyah), dan
323.190 orang (Aliyah). Sedangkan jumlah rasio murid terhadap guru masing-
masing adalah 15, 37 dan 37, sedangkan pada tahun 2013/2014 berturut-turut adalah
7.032 unit, 3.081 unit dan 1.413 unit dengan jumlah murid sebanyak 1.000.600 orang
(Ibtidaiyah), 687.023 orang (Tsanawiyah), dan 368.350 orang (Aliyah). Sedangkan
jumlah rasio murid terhadap guru masing-masing adalah 17, 37 dan 39.
Perguruan tinggi negeri (PTN) di Jawa Timur sebanyak 8 PTN yang tersebar di 3
kabupaten/kota yaitu Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Universitas Negeri Surabaya, Universitas Islam Negeri Surabaya “Sunan Ampel”,
Universitas Brawijaya, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,
Universitas Negeri Malang, Universitas Jember dan terdapat 335 perguruan tinggi
swasta.
Data dari Kepolisian Negara Daerah Jawa Timur menerangkan bahwa jumlah
kejahatan menurut jenis tindak pidana pada tahun 2012 sebanyak 36.268 kasus, dan
pada tahun 2013 sebanyak 17.889 kasus (turun 50,67 persen). Kasus terbanyak
adalah pencurian kendaraan bermotor (1.564 kasus), diikuti percurian berat (1.468
kasus).
PENGEMBANGAN WILAYAH 6
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Banyaknya jumlah kecelakaan lalu lintas pada tahun 2013 sebanyak 18.346 kasus
menurun dibandingkan tahun 2012, yaitu 25,18 persen. Penurunan ini akibat
penurunan korban luka ringan dari 31.651 kasus pada tahun 2012 menjadi 24.083
kasus pada tahun 2013. Perkara perdata dan pidana yang masuk pada tahun 2014
adalah masing-masing 3.404 kasus (turun -0,90 persen dibanding tahun 2013) dan
17.374 kasus (turun -3,60 persen) sebagaimana. Sedangkan perkara pidana
pelanggaran sebanyak 903.743 kasus (naik 16,61 persen) dan semua kasus telah
diputuskan.
Berdasarkan data Kanwil Departemen Agama Jawa Timur, penduduk Jawa Timur
mayoritas beragama Islam 94,62 persen, diikuti Kristen Protestan 3,03 persen,
Khatolik 1,17 persen, Hindu 0,82 persen, Budha 0,33 persen dan Konghucu 0,03.
Selama tahun 2014 terjadi kenaikan jumlah nikah yaitu sebesar 348.653, sedangkan
tahun 2013 terjadi penurunan jumlah nikah yaitu sebesar 166,040. Jumlah nikah
terbanyak terjadi di Kabupaten Malang, Kabupaten Jember dan Kabupaten Sidoarjo.
Jumlah jemaah haji yang diberangkatkan dari Surabaya naik dari 27.029 orang
(2013) menjadi 27.241 orang (2014) atau sebesar 0,78 persen. Jumlah jemaah haji
terbanyak berasal dari Kota Surabaya sebesar 2.211 orang, sedangkan terendah dari
Kota Blitar sebanyak 121 orang.
E. Pertanian
Lahan pertanian non-sawah di provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 digunakan
sebagai tegal/ kebun, ladang/ huma dan lahan sementara tidak digunakan. Dari ketiga
kelompok tersebut, lahan pertanian yang dimanfaatkan sebagai tegal/ kebun sebesar
1.115.801,0 hektar. Sementara itu, lahan pertanian non-sawah berupa lahan yang
sementara tidak diusahakan mencapai 14.014,2 hektar atau memiliki persentase
terkecil dibandingkan 2 (dua) ketegori penggunaan lahan lainnya.
PENGEMBANGAN WILAYAH 7
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
dari luas panen sebesar 2.136.412 ha. Sementara itu, produksi padi ladang sebesar
627.671 ton dari luas panen sebesar 148.820 ha.
Dari data luas areal perkebunan yang ada di Jawa Timur pada tahun 2017, yang
mempunyai areal terluas adalah perkebunan kelapa, yaitu sebesar 286.400 hektar
dengan hasil produksi sebesar 258.142 ton. Posisi kedua ditempati oleh perkebunan
tebu dengan luas areal perkebunan 193.940 ha dan menghasilkan tebu sebesar
1.010.447 ton Sedangkan hasil produksi perkebunan lainnya adalah kopi sebesar
65.414 ton, cengkeh 11.585 ton, karet 23.218 ton dan kakao sebesar 33.654 ton.
Jumlah populasi kuda pada tahun 2017 sebanyak 10.758 ekor, sapi potong 4.511.613
ekor, sapi perah 273.881 ekor, kerbau 26.622 ekor, kambing 3.376.323 ekor , domba
1.362.062 ekor, babi 57.906 ekor, ayam 308.155.360 ekor dan itik 5.600.971 ekor.
Produksi telur selama tahun 2017 sebesar 445.810.537 kg. Telur yang dihasilkan
sebagian besar berasal dari Kabupaten Blitar sebesar 155.802.114 kg dari
keseluruhan produksi telur di Jawa Timur. Sementara itu, produksi daging ternak
besar di Jawa Timur adalah produk daging dari sejumlah 96.917.009 ekor sapi.
Jumlah rumah tangga perikanan tangkap di Jawa Timur yaitu sebesar 68.866 rumah
tangga. Sebagian besar dari rumah tangga mengusahakan perikanan laut sebanyak
65.374 rumah tangga. Jumlah produksi perikanan tangkap tahun 2017 sebesar
414.644,30 ton untuk perikanan laut dan 12.813,90 ton untuk perikanan umum.
Data Perum Perhutani Unit II Jawa Timur bahwa hutan di Jawa Timur luasnya
mencapai 1.361.146 ha, terdiri atas hutan produksi seluas 344.742 ha. Mayoritas
kayu di Provinsi Jawa Timur didominasi oleh jenis kayu untuk pertukangan. Produksi
kayu jenis ini sebesar 325.004,30 m3, terdiri atas kayu jati sebanyak 137.414,26 m3
dan kayu rimba sebanyak 187.590,04 m3.
PENGEMBANGAN WILAYAH 8
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Gambar 2-3 Luas Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Penggunaannya Di Jawa
Timur
PENGEMBANGAN WILAYAH 9
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Gambar 2-5 Nelayan Dan Petani Ikan Menurut Sub Sektor Perikanan Di Jawa
Timur
Air Minum Pelanggan air bersih di Jawa Timur sebanyak 1.301.575 pelanggan.
Sedangkan jumlah air yang disalurkan sebesar 479.748.705 m3 dengan nilai
1.340,629 milyar rupiah.
PENGEMBANGAN WILAYAH 10
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Gambar 2-6 Jumlah Perusahaan Industri Besar Dan Sedang Menurut Sub Sektor
Industri
Gambar 2-7 Jumlah daya terpasang dan listrik terjual menurut golongan tarif
PENGEMBANGAN WILAYAH 11
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
G. Perdagangan
Totalitas volume ekspor Jawa Timur pada tahun 2017 sebesar 13.000 juta kg dengan
nilai sebesar 19.60 milyar US $. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya memberikan
kontribusi ekspor terbesar dengan nilai 14.92 milyar US $. Sedangkan volume dan
nilai impor Jawa Timur masing-masing sebesar 33.667 juta ton dengan nilai 22.12
milyar US $. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya masih dominan untuk arus impor
terbesar dengan nilai 15.62 milyar US $.
PENGEMBANGAN WILAYAH 12
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Panjang jalan raya di Jawa Timur yang tergolong jalan provinsi adalah 1.421,00 km.
Sekitar 41,15 persen dari total panjang jalan provinsi pada tahun 2017 adalah
termasuk dalam kategori baik, 47,75 persen termasuk dalam kategori sedang dan
yang rusak ringan 10,14 persen dan berat ada 0,96 persen. Gorong-gorong dan
jembatan yang berkategori baik masing-masing sebanyak 78,03 persen dan 94,37
persen. Dari 18 Jembatan Timbang di Jawa Timur tercatat 1.121.203 unit kendaraan
yang melakukan pelanggaran kelebihan muatan, yang dikategorikan sebagai
pelanggaran ringan (367.152 unit), sedang (429.876 unit) dan berat (324.175 unit)
menurut golongan kendaraan I, II, III dan IV.
Pada tahun 2017 jumlah penumpang kereta api melalui stasiun keberangkatan
wilayah DAOP 8 Surabaya lebih banyak disbanding stasiun keberangkatan wilayah
DAOP 7 Madiun dan DAOP 9 Jember, masing – masing sebanyak 8.663.509 orang,
3.668.994 orang dan 2.000.442 orang menurut tujuan internasional, jumlah pesawat
terbang yang dating dan berangkat terbanyak terjadi di bulan Agustus, 580 unit dan
577 unit. Sedangkan menurut tujuan domestik terbanyak di bulan Desember yaitu
6.259 unit dan 6.227 unit. Pada tahun 2017, jumlah penumpang datang tujuan
internasional dan domestik masing – masing sebanyak 1.003.707 orang dan
9.094.221 orang, sedangkan untuk keberangkatan tujuan internasional dan domestik
masing – masing sebanyak 983.777 orang dan 9.046.739 orang.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur tercatat 16 kabupaten/ kota
mempunyai hotel berbintang. Hotel berbintang lima di Provinsi Jawa Timur ada di
Surabaya, Batu dan Malang yaitu sebanyak 7 unit, 1 unit dan 3 unit. Hal ini
dimungkinkan karena berkaitan erat dengan prasarana pariwisata tersebut sebagai
ibukota Jawa Timur dan sebagai kota wisata.
Jumlah restoran pada tahun 2017 mengalami penambahan yaitu sebesar 14,13 persen
dari tahun 2016 dengan jumlah restoran terbanyak berada di Kota Surabaya.
Wisatawan mancanegara yang datang ke Jawa Timur pada tahun 2017 sebanyak
PENGEMBANGAN WILAYAH 13
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
239.411 orang (dengan VISA sebayak 51.175 orang dan tanpa VISA sebanyak
188.236 orang) atau naik sebesar 8,54 persen.
Gambar 2-10 Jumlah Penumpang Pesawat Bulanan Di Bandar Udara Juanda 2014
Wilayah Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura yang terletak di antara
1130 32’54” - 1160 16’48” Bujur Timur dan 40 55’ - 70 24” Lintang Selatan, dengan batas-
batas sebagai berikut:
Wilayah Kabupaten Sumenep terdiri dari daratan dan kepulauan, sebanyak 126 pulau
(sesuai dengan hasil sinkronisasi luas Kabupaten Sumenep Tahun 2002) tersebar
membentuk gugusan pulau-pulau baik berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Pulau
paling utara adalah Pulau Karamian yang terletak di Kecamatan Masalembu dengan jarak
PENGEMBANGAN WILAYAH 14
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
+ 151 mil laut dari Pelabuhan Kalianget, dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala
dengan jarak +165 mil laut dari Pelabuhan Kalianget.
A. Topografi
Kondisi topografis di kabupaten sumenep dapat dilihat dari suatu kondisi objektif
ketinggian dan kemiringan lahan. Kemiringan lahan ini merupakan salah satu factor
penting yang perlu dilihat dalam aspek topografi, karena beberapa peruntukan lahan
memerlukan persyaratan kemiringan lahan.
Kabupaten Sumenep secara umum berada pada ketinggian antara 0-500 meter diatas
permukaan laut. Sedangkan sebagian lagi berada pada ketinggian antara 500 – 1000
meter di atas permukaan laut. Kondisi ketinggian wilayah di Kabupaten Sumenep
dapat dijelaskan sebagai berikut:
b. Wilayah yang memiliki ketinggian 500-1000 meter dpl mencapai luasan 578,42
Ha atau sekitar 0,28 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Sumenep;
PENGEMBANGAN WILAYAH 15
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Selain dari ketinggian, kondisi topografi juga dapat dilihat dari kemiringan lahan.
Kabupaten Sumenep dengan luas sekitar 2.093,47 Km2, memiliki tingkat kemiringan
lahan yang bervariasi antara 0% - 30%, 30% - 60% dan di atas 60%. Wilayah yang
paling luas memiliki kemiringan 0-30%, dengan capaian luasan sekitar 1.613,29 Ha
atau 77,51%.6 Sedangkan kemiringan terluas berikutnya berada pada level 30-60%
dengan capaian luasan sekitar 437,39 Ha atau 21,02%. Kawasan ini dijumpai berupa
kawasan perbukitan. Sedangkan pada ketinggian > 60 % berupa pegunungan yang
hanya mencapai luasan sekitar 30,75 Ha atau 1,48 %.
B. Hidrologi
Kabupaten Sumenep terdapat 22 sungai dengan total panjang 111,5 km yang dapat
megariri sawah seluas 5.245 Ha. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2-2 Nama Sungai, Daerah Irigasi Dan Luas Baku Sawah yang Diairi di
Kabupaten Sumenep
Panjang Luas Baku
No Nama Sungai Daerah Irigasi
Sungai Sawah
1 Panele Banjeru 2,5 194
2 Bakul Banjar 6,0 187
3 Ambat Braji 4,5 213
4 Beringin Kali Masjid 5,5 85
5 Patrean Parsanga 7,5 554
6 Karpenang Karpenang 3,0 166
7 Anjuk Kebonagung 9,0 707
8 Bakjati Jepun 10,00 1424
Nonsaen II 2,5 78
9 Lembungduwak Nonsaen I 3,5 78
Korcah 2,5 87
10 Canggur Talambung 5,7 140
11 Ringpiring Tmbk. Pereng Bawah 2,0 109
12 Paseman Tmbk. Pereng Atas 3,0 119
13 Duko Reang 2,0 80
14 Maseon Bakeong 4,0 68
15 Sabuntar Catoh 0,8 19
Pelat 1,5 116
16 Salagading Tambakagung 5,6 399
17 Kikbau Candi 18,5 124
18 Sangka Duko 1,6 15
Sumber Nangka 0,5 10
PENGEMBANGAN WILAYAH 16
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
C. Iklim
Suhu udara maksimum setiap bulan di Kabupaten Sumenep berkisar antara 28,60C-
31,60C. Dengan kelembaban maksimum berkisar antara 77-96%. Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Penduduk di kabupaten sumenep pada tahun 2017 mencapai 1.072.113 jiwa, yang
terdiri laki-laki sebanyak 509.791 jiwa dan perempuan sebanyak 562.322 jiwa.
Dengan luas wilayah sekitar 2.093,47 km2, setiap km2 ditempati penduduk sebanyak
PENGEMBANGAN WILAYAH 17
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
512 orang pada tahun 2017. Kepadatan penduduk tertinggi di kecamatan kota
sumenep disusul kecamatan kalianget.
PENGEMBANGAN WILAYAH 18
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
E. Kondisi Perekonomian
1) Struktur Ekonomi
PENGEMBANGAN WILAYAH 19
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Keterangan:
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian
C Industri Pengolahan
D Pengadaan Listrik dan Gas
E Pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang
F Konstruksi
G Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
H Transportasi dan pergudangan
I Penyediaan akomodasi dan makan minum
J Informasi dan komunikasi
K Jasa keuangan dan asuransi
L Real Estat
M,N Jasa Perusahaan
O Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial
wajib
P Jasa pendidikan
Q Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
R,S,T,U Jasa lainnya
Pada tahun 2015, struktur ekonomi Kabupaten Sumenep didominasi oleh tiga
sektor yakni sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Yang kedua sektor
pertambangan dan penggalian, dan yang ketiga adalah sektor perdagangan dan
reparasi kendaraan bermotor. Ketiga sektor tersebut secara berurutan masing-
masing mempunyai kontribusi 38,82 %, 24,17% dan 10,45%. Sementara itu
sektor yang lain masing-masing berperan di bawah 7%.
PENGEMBANGAN WILAYAH 20
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
2) Pertumbuhan Ekonomi
PDRB Kabupaten Sumenep pada tahun 2015 tumbuh sebesar 1,27% melambat
4,96% dibanding tahun 2014. Selama kurun waktu lima tahun terakhir antara
tahun 211 sampai dengan tahun 2015, pertumbuhan ekonomi naik setiap
PENGEMBANGAN WILAYAH 21
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
F. Sosial
Jumlah sekolah di kabupaten Sumenep 3.165 unit, terdiri dari sekolah TK Negeri,
TK Swasta, SD Negeri, SD Swasta, SMP Negeri, SMP Swasta, SMA Negeri, SMA
Swasta, SMK Negeri dan SMK Swasta. Pada tahun 2014 menampung sekitar 1.023
siswa. Jumlah universitas/ perguruan tinggi di kabupaten Sumenep sebanyak 4 unit.
Dengan 10 jumlah jurusan di Universitas Wiraraja, 6 jumlah jurusan di STKIP PGRI,
6 jumlah jurusan di IDIA Pragaan, dan 6 jumlah jurusan di STIK Annuqoyah.
Pada tahun 2015 terdapat fasilitas kesehatan berupa 3 rumah sakit, 30 puskesmas dan
71 pembantu puskesmas (Pustu). Banyak Jemaah haji yang diberangkatkan dari
Kabupaten Sumenep pada tahun 2015 terbanyak berasal dari kecamatan Kota
Sumenep. Sedangkan jumlah Jemaah haji terendah dari kecamatan kangayan.
Luas sawah di kabupaten sumenep 25.681,69 ha. Terdiri dari irigasi teknis seluas
4.650,44 ha, irigasi setengah teknis seluas 1.837,95 ha, irigasi sederhana seluas
2.028,73 ha, irigasi desa seluas 173,00 ha dan tadah hujan seluas 16.991,84 ha.
Kabupaten sumenep memiliki tanaman perkebunan terluas berupa perkebunan
kelapa seluas 51.129,37 ha.
Pulau Masalembu secara ekologis-geografis terletak pada posisi lintang: 5° 31' sampai
dengan 5° 35' LS. Dengan posisi ini, secara geografis kedudukan Pulau Masalembu
mendekati posisi ekuatorial (garis khatulistiwa) yang berada di Provinsi Jawa Timur,
PENGEMBANGAN WILAYAH 22
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Pulau Masakambing berjarak sekitar 10 mil dari arah utara pulau Masalembu. Dengan
luas wilayah sekitar 3,18 km2, Masalambu dihuni oleh satu desa dengan jumlah penduduk
pada tahun 2000 mencapai 1.268 jiwa penduduk. Adapun pulau Karammean berjarak
sekitar 29 mil dari arah utara pulau Masalembu, dengan luas wilayah sekitar 9,79 km2
dan dihuni oleh satu desa dengan jumlah penduduk mencapai 3.287 jiwa. Penduduk pulau
Masalembu dengan jumlah penduduk sekitar 25.000 merupakan campuran dari berbagai
etnis, yaitu; suku Madura, Bugis, Mandar dan Jawa. Ketiga suku di atas merupakan suku
asli pulau Masalembu, sedangkan etnis Jawa merupakan pendatang yang bertujuan untuk
mencari nafkah, ikut suami/ istri, dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari berbagai instansi
yang dipindah tugaskan ke pulau Masalembu. Sebagian besar suku Bugis mendiami
PENGEMBANGAN WILAYAH 23
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
daerah bagian barat, suku Mandar di bagian timur dan suku Madura menyebar ke berbagai
daerah. Mereka memilih hidup berbaur dengan sukusuku yang ada tanpa membentuk
komunitas suku yang mendiami wilayah bagian tertentu.
Perekonomian di pulau Masalembu terdiri dari empat jenis mata pencaharian yaitu
bertani, melaut, berdagang dan merantau ke Malaysia. Keempat jenis mata pencaharian
masyarakat di atas sudah lebih dari cukup untuk digunakan sebagai biaya hidup di
kepulauan.
Komoditas usaha tani yang banyak diusahakan penduduk pulau Masalembu adalah
bertani jagung, ubi kayu, kacang tanah, dan lain-lain. Usaha ternak yang menjadi andalan
sebagian besar petani di pulau Masalembu adalah ternak sapi. Selain itu, ada sebagian
petani yang mengusahakan ternak kambing, domba dan ayam. Sapi bagi petani
Masalembu adalah tabungan yang mempunyai nilai penting, terutama untuk kebutuhan
hajatan keluarga (perkawinan, khitanan dan sebagainya), biaya pengobatan serta
kebutuhan yang sifatnya mendesak.
PENGEMBANGAN WILAYAH 24
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
A. Potensi wilayah
Potensi Unggulan Daerah
1. Pertanian
2. Peternakan
Usaha ternak yang menjadi andalan sebagian besar petani di pulau Masalembu
adalah ternak sapi. Selain itu, ada sebagian petani yang mengusahakan ternak
kambing/ domba dan ayam. Sapi bagi petani Masalembu adalah “tabungan”
yang mempunyai nilai penting, terutama untuk kebutuhan hajatan keluarga
(perkawinan, sunatan anak dan sebagainya), biaya pengobatan serta kebutuhan
yang sifatnya mendesak.
PENGEMBANGAN WILAYAH 25
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
3. Perkebunan
Dilihat dari sumber daya kelautan, jenis ikan yang banyak dihasilkan oleh
nelayan di Kepulauan Masalembu adalah jenis-jenis ikan palagis (permukaan)
seperti ikan laying dan ikan tongkol. Selain ikan palagis, perairan Masalembu
juga mempunyai potensi jenis ikan karang seperti bambangan, bawal putih,
kakap, kerapuh, cucut dan lainnya. Alat tangkap yang banyak digunakan oleh
nelayan Masalembu adalah jaring paying, gillnet dan pancing tonda.
PENGEMBANGAN WILAYAH 26
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Potensi Wisata
Salah satu objek wisata Masalembu yang menawarkan pesona elok adalah Pantai
Masna dan Pantai Cemara. Keduanya memiliki air yang jernih dan berwarna biru
cerah. Suasana di kawasan pantai Masna cukup teduh dan terdapat ratusan pohon
nyiur (kelapa). Disamping pohon kelapa, di sekitar pantai juga terdapat beberapa
pohon Camplong. Bahkan, ada beberapa pohon yang cukup unik. Keunikan itu
terlihat pada akarnya yang sebagian besar tidak tertanam di dalam tanah akibat
dikikis ombak. Namun pohon itu tetap kokoh.
PENGEMBANGAN WILAYAH 27
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Pulau Masalembu secara fisik mempunyai luas ± 47,28 km2. Pulau Masalembu ini
secara administratif pemerintah masuk Kecamatan Masalembu yang terdiri dari 4
desa.
PENGEMBANGAN WILAYAH 28
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Disamping mempunyai potensi gas alam yang sangat besar sebagaimana uraian
diatas, Kepulauan Masalembu juga mempunyai potensi minyak bumi yang
berlimpah.
Potensi Pertanian
Potensi Kehutanan
PENGEMBANGAN WILAYAH 29
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Kekayaan hutan lainnya adalah hutan mangrove. Keberadaan hutan mangrove ini
memberikan nilai ekonomis yang tinggi disamping itu hutan mangrove dapat
menjaga garis pantai agar tidak terjadi abrasi, pengendali banjir dan masih
banyak lagi fungsinya. Dalam dekade terakhir ini pemanfaatan hutan mangrove
terus meningkat bukan saja dari pemanfaatan lahannya, tetapi juga dari segi
pemanfaatan secara tradisional (skala kecil) dan komersial (skala besar). Hampir
sebagian besar masyarakat pesisir lebih banyak menggunakan hutan mangrove
sebagai kayu bakar, arang, pagar alat penangkap ikan, pemungutan hasil – hasil
perikanan seperti udang, kepiting, ikan dan satwa lainnya. Terkait aktifitas warga
yang memanfaatkan mangrove untuk kegiatan tersebut perlu dipikirkan langkah
pemerintah dalam sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat mangrove
tersebut bagi kelestarian pantai.
Potensi Perkebunan
Perkebunan Kelapa
PENGEMBANGAN WILAYAH 30
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Potensi Pariwisata
Trumbu Karang
Trumbu karang berpotensi baik di bagian timur dan utara pulau Masalembu
banyak wisatawan lokal maupun internasioanal melakukan penelitian trumbu
karang. Ekologi trumbu karang ini sudah banyak yang mengalami kerusakan baik
secara alami ataupun diakibatkan oleh ulah manusia. Trumbu karang menjadi
tempat hidup bagi beraneka jenis ikan dan dapat memberikan manfaat yang
banyak baik bagi tujuan pariwisata maupun penelitian. Diperlukan peran aktif
semua pihak untuk menjaga kelestarian trumbu karang ini.
Arahan pengembangan wilayah nasional ini dilihat dari RPJMN Tahun 2015-2019 dan
RTRWN. Uraian dari masing-masing kebijakannya adalah sebagai berikut:
PENGEMBANGAN WILAYAH 31
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
3) Salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia dengan pengembangan
ekonomi kreatif;
Adapun sasaran pengembangan Wilayah Jawa-Bali pada tahun 2015 - 2019 adalah
sebagai berikut:
PENGEMBANGAN WILAYAH 32
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
b) Meningkatnya proporsi belanja modal dalam APBD propinsi sebesar 30% dan
untuk Kabupaten/ Kota sebesar 25% pada tahun 2019 serta sumber
pembiayaan lainnya dalam APBD;
PENGEMBANGAN WILAYAH 33
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 34
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
l) Cianjur, t) Kebumen
Yang memiliki indeks risiko bencana tinggi, baik yang berfungsi sebagai PKN,
PKSN, PKW, Kawasan Industri maupun pusat pertumbuhan lainnya.
PENGEMBANGAN WILAYAH 35
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Gerbangkertasusila; dan
Sarbagita sebagai pusat kegiatan skala global dan pusat kegiatan nasional
(PKN) dan pembangunan 1 Kota Baru publik yang terpadu dan mandiri.
Sesuai amanat UU No. 6 Tahun 2014, arah kebijakan pengembangan desa dan
kawasan perdesaan di Wilayah Jawa-Bali adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa,
membangun potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan
lingkungan secara berkelanjutan. Pembangunan desa dan kawasan perdesaan
diarahkan pula untuk membangun keterkaitan ekonomi lokal antara perkotaan
dan perdesaan melalui integrasi perdesaan mandiri pada 4 kawasan
pertumbuhan.
PENGEMBANGAN WILAYAH 36
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Gambar 2-17 Peta Lokasi Pusat – Pusat Pertumbuhan Wilayah Jawa-Bali RPJMN 2015 - 2019
PENGEMBANGAN WILAYAH 37
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALMEBU
Pada periode RPJMN 2010-2014 wilayah Jawa-Bali terdiri dari 7 provinsi dengan
total 128 kabupaten/ kota, dimana 7,03 persen atau 9 kabupaten masuk dalam
kategori daerah tertinggal. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) daerah tertinggal
di wilayah ini sebesar 67,51, berada dibawah target IPM rata-rata nasional di
daerah tertinggal dalam RPJMN 2010-2014 sebesar 72,2. Pertumbuhan ekonomi
sebesar 5,78 persen, jauh dari target yang diharapkan pada RPJMN 2010-2014,
sebesar 7,1 persen. Angka kemiskinan di daerah tertinggal Wilayah Jawa-Bali
masih sebesar 15,82 persen, jauh dari target Angka Kemiskinan secara nasional
di daerah tertinggal dalam RPJMN 2010-2014, sebesar 14,2 persen.
PENGEMBANGAN WILAYAH 38
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Gambar 2-18 Peta Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan Perkotaan Dan Perdesaan Wilayah Jawa-Bali
PENGEMBANGAN WILAYAH 39
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
4) Penanggulangan Bencana
Berdasarkan data dari BNPB, bencana alam yang paling dominan berpotensi
terjadi di Wilayah Jawa-Bali adalah banjir, tanah longsor, gempa bumi, letusan
gunung api dan tsunami. Tingginya risiko bencana alam di wilayah Jawa-Bali
dapat disebabkan tingkat ancaman yang tinggi, potensi jumlah penduduk terpapar
tinggi dan potensi kerugian ekonomi tinggi, mengingat karakteristik demografi
dan pertumbuhan di Jawa-Bali yang lebih tinggi dibandingkan pulau-pulau
lainnya. Disamping itu, kapasitas penanggulangan bencana yang belum merata,
baik kelembagaan, peringatan dini, mitigasi maupun kesiapsiagaan menghadapi
bencana. Berdasarkan DIBI yang merekam kejadian bencana tahun 1815-2014
untuk berbagai kejadian bencana di Pulau Jawa-Bali telah mengakibatkan 93.482
orang meninggal dunia, 207.969 orang luka-luka, 2.841 orang hilang, 4.966.943
orang mengungsi dan 506.643 rumah hancur/ rusak.
PENGEMBANGAN WILAYAH 40
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 41
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Gambar 2-19 Peta Sebaran Daerah Tertinggal Wilayah Pulau Jawa-Bali 2015 - 2019
PENGEMBANGAN WILAYAH 42
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Gambar 2-20 Peta Indeks Risiko Bencana Wilayah Pulau Jawa-Bali 2015 - 2019
PENGEMBANGAN WILAYAH 43
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 44
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
B. RTRWN
Arahan pengembangan wilayah nasional didasarkan pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional. Adapun hal yang akan diuraikan meliputi rencana struktur ruang dan
rencana pola ruang khususnya untuk Provinsi Kalimantan Tengah..
- Rencana Struktur Ruang
PENGEMBANGAN WILAYAH 45
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 46
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
2. Pelabuhan
a. Pelabuhan utama Tanjung Perak dalam satu sistem dengan Tanjung
Bumi-Tanjung Bulu Pandan dan Tanjung Pakis (LIS)
b. Pelabuhan pengumpul : Tanjung Wangi, Gersik, Bawean, Pacitan
Probolonggo/ Tanjung Tembaga
3. Bandar Udara
a. Pengumpul Primer yaitu Bandara Juanda.
b. Pengumpul Sekunder yaitu Bandara Abdulrachman Saleh.
Rencana struktur ruang di Provinsi Jawa Timur dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
PENGEMBANGAN WILAYAH 47
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Taman Hutan, Rava R. Soeryo, Taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional
Baluran, Taman Nasional Bromo Tengger-Semeru, Taman Nasional Meru
Betiri, Cagar Alam Pulau Nusa Barung, Cagar Alam Kawah Ijen Merapi
Ungup-Ungup, Cagar Alam Besowo Gadunqan, Cagar Alam Ceding, Cagar
Alam Curah Manis Sempolan, Cagar Alam Goa Nglirip, Cagar Alam Gunung
Abang, Cagar Alam Janggangan Ronggojampi I, Cagar Alam Janggangan
Ronggojampi II, Cagar Alam Manssis Gadunean, Cagar Alam Pancur Ijen I,
Cagar Alam Pancur Ijen II, Cagar Alam Pulau Noko, Cagar Alam Saobi, Cagar
Alam Pulau Sempu, Cagar Alam Watangan Puger I-VI, Cagar Alam Gununs
Picis, Cagar Alam Gunung Sigogor, Cagar Alam Pulau Bawean, Casar Alam
Pulau Nusa, Cagar Alam Sungi Kolbu Iyang Plateau.
PENGEMBANGAN WILAYAH 48
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 49
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 50
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 51
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 52
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 53
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Wonorejo–Probolinggo;
Srono–Muncar; dan
Ploso–Pacitan–Hadiwarno.
PENGEMBANGAN WILAYAH 54
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Sumberejo–Tengkinol;
Tengkinol–Glenmore;
Situbondo–Garduatak;
Garduatak–Silapak;
Silapak–Paltuding;
Paltuding–Banyuwangi;
Bangkalan–Pelabuhan Tanjung Bumi;
Krian By Pass–Legundi;
Legundi–Pertigaan Bunder;
Ponorogo–Biting;
Jalan Trunojoyo (Ponorogo);
Jalan Hayam Wuruk (Ponorogo);
Bangkalan–Tanjung
Bulupandan–Ketapang–Sotabar–Sumenep; dan
Kamal–Kwanyar–Modung–Sampang
PENGEMBANGAN WILAYAH 55
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Pilang–Sukapura;
Lumajang–Kencong–Kasihan–Balung–Ambulu–Mangli;
Kasihan–Puger;
Jember–Bondowoso–Situbondo;
Gentengkulon–Wonorekso–Rogojampi;
Dengok–Trenggalek;
Blitar–Srengat–Kediri–Nganjuk;
Arjosari–Nawangan;
Pacitan–Arjosari–Dengok–Ponorogo–Madiun;
Maospati–Magetan–Cemorosewu;
Bangkalan–Tanjung Bumi–Ketapang–Sotobar–Sumenep –
Lumbang;
Ponorogo–Biting;
Ngantru–Srengat;
Gemekan–Gondang–Pacet–Trawas;
Talok–Druju–Sendang Biru;
Grobogan–Pondok Dalem;
Balung–Rambipuji;
Situbondo–Buduan;
Maesan–Kalisat–Sempolan;
Genteng–Temuguruh–Wonorekso;
Jajag–Bangorejo–Pasanggaran;
Benculuk–Grajagan;
Glagahagung–Tegaldlimo;
Sampang–Ketapang;
Sampang–Omben–Pamekasan; dan
Pamekasan–Sotabar.
PENGEMBANGAN WILAYAH 56
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Sukodono–Dungus;
Dungus–Kletek;
Ploso–Batas Kabupaten Nganjuk;
Batas Kabupaten Jombang–Kertosono;
Blitar–Pantai Serang;
Jalan Bali (Kota Blitar);
Batas Kota Malang–Bandara Abdul Rachman Saleh;
Jalan Laksda Adisucipto (Kota Malang);
Karangploso–Giri Purwo (Batas Kota Batu);
Batas Kabupaten Malang–Simpang Tiga Jalan Brantas (Kota
Batu);
Sukapura–Lambang Kuning;
Sukapura–Ngadisari;
Tempeh–Kunir;
Kunir–Karangrejo;
Karangrejo–Yosowilangun;
Asembagus–Jangkar;
Rogung–Torjun;
Sampang–Rogung;
Kedungpring–Mantup; dan
Slopeng–Lombang.
PENGEMBANGAN WILAYAH 57
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 58
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 59
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 60
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
3. Mojokerto–Mojosari–Porong;
4. Ploso–Mojokerto–Krian;
5. Malang–Turen–Dampit;
6. Malang–Pakis–Tumpang;
7. Babat–Jombang;
8. Babat–Tuban;
9. Kamal–Bangkalan–Sampang–Pamekasan–Sumenep;
10. Jati–Probolinggo–Paiton;
11. Klakah–Lumajang–Pasirian;
12. Lumajang–Gumukmas–Balung–Rambipuji;
13. Panarukan–Situbondo–Bondowoso–Kalisat–Jember;
14. Rogojampi–Benculuk; dan
15. Perak–Wonokromo (bekas jalur Trem).
Pengembangan jalur kereta api di Pulau Madura yang
menghubungkan Bangkalan–Kamal–Sampang– Pamekasan–
Sumenep yang terintegrasi dengan jaringan perkeretaapian di
Surabaya;
Pengembangan jalur kereta api melayang pada wilayah Kota
Surabaya dan sekitarnya;
Revitalisasi perlintasan tidak sebidang di seluruh wilayah
Jawa Timur; dan
Pembangunan peringatan dini di seluruh perlintasan sebidang.
PENGEMBANGAN WILAYAH 61
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 62
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 63
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 64
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 65
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 66
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 67
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 68
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 69
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 70
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 71
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 72
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 73
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 74
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 75
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 76
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 77
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 78
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
3. Kabupaten Blitar;
4. Kabupaten Bojonegoro;
5. Kabupaten Bondowoso;
6. Kabupaten Jember;
7. Kabupaten Jombang;
8. Kabupaten Kediri;
9. Kabupaten Lamongan;
10. Kabupaten Lumajang;
11. Kabupaten Madiun;
12. Kabupaten Magetan;
13. Kabupaten Malang;
14. Kabupaten Mojokerto;
15. Kabupaten Nganjuk;
16. Kabupaten Ngawi;
17. Kabupaten Pacitan;
18. Kabupaten Pamekasan;
19. Kabupaten Pasuruan;
20. Kabupaten Ponorogo;
21. Kabupaten Probolinggo;
22. kabupaten Situbondo;
23. Kabupaten Sumenep;
24. Kabupaten Trenggalek;
25. Kabupaten Tuban;
26. Kabupaten Tulungagung;
27. Kota Batu; dan
28. Kota Kediri.
PENGEMBANGAN WILAYAH 79
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 80
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 81
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 82
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 83
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 84
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 85
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 86
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 87
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 88
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 89
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 90
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 91
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 92
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 93
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 94
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 95
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 96
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 97
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 98
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
PENGEMBANGAN WILAYAH 99
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
- Kabupaten Nganjuk;
3) Pertambangan panas bumi meliputi:
Argopuro di Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember,
Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Situbondo;
Belawan-Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso,
dan Kabupaten Situbondo;
Cangar dan Songgoriti di Kabupaten Malang dan Kota Batu;
Gunung Arjuno-Welirang di Kabupaten Malang, Kabupaten
Mojokerto, dan Kabupaten Pasuruan;
Gunung Lawu di Kabupaten Magetan;
Gunung Pandan di Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Madiun,
dan Kabupaten Nganjuk;
Melati dan Arjosari di Kabupaten Pacitan;
Telaga Ngebel di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo;
Tiris (Gunung Lamongan) di Kabupaten Lumajang dan
Kabupaten Probolinggo; dan
Tirtosari di Kabupaten Sumenep.
2) TNI AL meliputi:
a) Instalasi militer: Koarmatim dan Ujung di Kota Surabaya;
b) Instalasi militer: Lanmar di Kota Surabaya;
c) Instalasi militer: Lanudal Juanda di Kabupaten Sidoarjo;
d) Instalasi militer: Fasharkan di Kota Surabaya;
e) Instalasi militer: Fasharkan Batu Poron di Kabupaten Bangkalan;
f) Instalasi militer: Lanal di Kabupaten Banyuwangi;
g) Instalasi militer: Posal Muncar di Kabupaten Banyuwangi;
h) Instalasi militer: Posal Pancer di Kabupaten Banyuwangi;
i) Instalasi militer: Posal Paiton di Kabupaten Probolinggo;
j) Instalasi militer: Lanal Sumenep/Batuporon di Kabupaten
Bangkalan;
k) Instalasi militer: Posal Pagerungan di Kabupaten Sumenep;
l) Instalasi militer: Lanal Malang di Kabupaten Malang;
m) Instalasi militer: Posal Sendang Biru di KabupatenMalang;
n) Daerah latihan militer: Grati di KabupatenPasuruan;
o) Daerah latihan militer: Paiton (Sukodadi) di Kabupaten
Probolinggo;
p) Daerah latihan militer (kobangdikal): Sumber Anyar di
Kabupaten Probolinggo;
q) Daerah latihan militer: Laut Jawa;
3) TNI AU meliputi:
a) Lanud Iswahyudi di Magetan beserta jajarannya;
b) Lanud Abdurrahman Saleh di Malang beserta jajarannya;
c) Instalasi militer Pangkalan Kecamatan Maospati Kabupaten
Magetan;
d) Instalasi militer Pangkalan Desa Keldokan Kecamatan Bendo
Kabupaten Magetan;
e) Instalasi militer Pemancar Desa Karang Rejo Kecamatan Karang
Rejo Kabupaten Magetan;
f) Instalasi militer Gudang Ammo 60 Desa Nitikan Kecamatan
Plaosan Kabupaten Magetan;
g) Instalasi militer Poliklinik Teratai Desa Kejoran Kecamatan
Taman Kabupaten Madiun;
h) Instalasi militer Pangkalan/ Lanud Pacitan Desa Sidoharjo
Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan;
i) Instalasi militer Demolisi Desa Poko Kecamatan Pringkuku
Kabupaten Pacitan;
j) Instalasi militer AWR Pulung Desa Suren Kecamatan Mlarak
Kabupaten Ponorogo;
1. Kawasan lindung;
Kawasan hutan lindung dengan luas kurang lebih 11.925 (sebelas ribu
sembilan ratus dua puluhlima) hektar.
- Kecamatan Dungkek
2. Kawasan budidaya;
Kawasan budidaya meliputi:
a. Kawasan peruntukan hutan produksi;
Kawasan peruntukan hutan produksi berupa kawasan hutan produksi tetap
dengan luas kurang lebih 29.420 (dua puluh sembilan ribu empat ratus dua
puluh) hektar meliputi: Pulau Kangean terletak di Kecamatan Arjasa;
Kecamatan Gayam; dan Pulau Paliat dan Sepanjang terletak di Kecamatan
Sapeken.
b. Kawasan peruntukan hutan rakyat;
Kawasan peruntukan hutan rakyat dengan luas kurang lebih 1.277 (seribu
dua ratus tujuh puluhtujuh) hektar meliputi:
- Kecamatan Dasuk; - Kecamatan Gapura;
- Kecamatan atuputih; - Kecamatan Saronggi;
- Kecamatan Sumenep; - Kecamatan Pragaan;
- Kecamatan Guluk-guluk; - Kecamatan Nonggunong; dan
- Kecamatan Rubaru; - Kecamatan Gayam.
c. Kawasan peruntukan pertanian;
1) Tanaman pangan berupa Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B) dengan luas kurang lebih total sebesar 20.860,2 (dua puluh
ribu delapan ratus enam puluh koma dua) Hektar denga perincian
Irigasi 8.287,2 (delapan ribu dua ratus delapan puluh tujuh koma dua)
Hektar dan non Irigasi 12.573 (dua belas ribu lima ratus tujuh puluh
tiga) hektar meliputi:
- Kecamatan Lenteng; - Kecamatan Dasuk;
- Kecamatan Ambuten; - Kecamatan Manding;
- Kecamatan Gapura; - Kecamatan Batuputih;
- Kecamatan Batuan; - Kecamatan Nonggunong
- Kecamatan Sumenep; - Kecamatan Arjasa;
- Kecamatan Ganding; - Kecamatan Sapeken; dan
- Kecamatan Saronggi; - Kecamatan Kangayan.
2) Hortikultura terletak di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih
114.062 (seratus sepuluh ribu tiga ratus lima puluh sembilan) hektar.
h) Gua Kuning (Stalagtit), Gua Peteng, Gua Arca, sumber mata air
batu karang, Pantai Batu Guluk, Pantai Mamburit (Wisata Bahari),
terumbu karang, Taman Laut, Pulau Saobi terletak di Kecamatan
Kangean;
i) Gua Tampeh terletak di Kecamatan Ganding;
j) Gua terletak di Kecamatan Nonggunong;
k) Wisata kesehatan di Pulau Gili Yang, Batu Tali terletak di
l) Kecamatan Dungkek;
m) Batu Kodung terletak di Kecamatan Kalianget;
n) Pantai, Gunung Pasir Panaongan, Sungai Grujugan terletak di
Kecamatan Pasongsongan;
o) Taman Laut dan karang di Pulau Saor, Pantai Pasir Putih di Pulau
Saor, taman laut, Pulau Sepanjang terletak di Kecamatan Sapeken;
p) Taman Laut Gililawak terletak di Kecamatan Talango.
3) Kawasan wisata buatan dan minat khusus meliputi:
a) Kolam renang meliputi: Kecamatan Kota Sumenep; Kecamatan
Kalianget; dan Kecamatan Batuan.
b) Wisata bahari meliputi: Kecamatan Kalianget; Kecamatan
Talango; Kecamatan Batang-batang; dan Kecamatan Dasuk.
MBANGAN WILAYAH
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
MBANGAN WILAYAH
LAPORAN AKHIR
REVIEW DOKUMENTASI FS BANDARA MASALEMBU
Tabel 2- 4 Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sumenep Tahun
2015 ............................................................................................................................................................ 18
Tabel 2- 5 Lokasi Kawasan hutan berdasarkan Fungsi dan Luasannya di Kabupaten Sumenep ........ Error!
Bookmark not defined.
Tabel 2- 6 Potensi Wisata Bahari Wilayah Kepulauan Kab. Sumenep .......Error! Bookmark not defined.
Tabel 2- 7 Bandar Udara di Jawa Timur ......................................................Error! Bookmark not defined.
MBANGAN WILAYAH