Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS RENCANA TATA RUANG

WILAYAH DIKOTA SEMARANG

Amellia Fitri Ramadhani Aryadi XII IPS U1

1.1 Kota Semarang


Kota semarang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia, perkembangan metropolitan di kota
ini pun cukup pesat sehingga menjadi kota metropolitan terbesar ke-5 di indonesia. Selain itu kota ini
pun dikenal sebagai pusat perdagangan dan jasa. topografi kota ini berupa dataran rendah yang sempit
dan wilayah perbukitan yang memanjang.

1.1.1 Kondisi Geografis Kota Semarang

Gambar 1.1 Peta Kota Semarang

Kota Semarang memiliki Luas wilayah 373,7 km2 atau seluas 37.369,568 Hektar.
Secara geografis terletak antara 109o 35' – 110o 50' Bujur Timur dan 6o 50' – 7o 10'
Lintang Selatan. Kota Semarang adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Kota Semarang
terletak secara geografis antara 6° 50' - 7° 10' Lintang Selatan dan antara 109° 35' - 110°
50° Bujur Timur. Secara administratif, Kota Semarang berbatasan dengan tiga kabupaten
lainnya. Di sisi timur, Kota Semarang berbatasan dengan Kabupaten Demak. Sebelah
selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang. Di sebelah barat Kota Semarang terletak
Kabupaten Kendal dan di sebelah utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa.

Kota Semarang memiliki wilayah seluas 373,78 km2 (BPS, Kota Semarang Dalam
Angka 2023) dan berada pada ketinggian 348.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Berdasarkan peruntukannya, luas wilayah Kota Semarang tersebut terdiri dari 37.90 km?
atau sebesar 10, 14% berupa lahan sawah dan 335,81 km2 atau sebesar 89,86% berupa
lahan bukan sawah.
1.1.2 Kependudukan Kota Semarang

Berdasarkan proyeksi penduduk dalam dokumen Kota Semarang Dalam Angka 2023
berjumlah 1.659.975 jiwa. Kepadatan penduduk cenderung naik seiring dengan kenaikan
jumlah penduduk, yaitu 4.441 jiwa/km2. Namun setelah dihitung kembali berdasarkan
data BPS, jumlah populasi penduduk di Kota Semarang tahun 2023 yaitu 1.659.975 dari
total 16 kecamatan.

Dari 16 kecamatan tersebut salah satunya ada kecamatan Semarang Selatan. Kecamatan
Semarang Selatan merupakan salah satu kecamatan dari 16 Kecamatan di Kota
Semarang, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun
2004 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kota
Semarang.

2.1 Kecamatan Semarang Selatan

Gambar 2.1 Kecamatan Semarang Selatan

Kecamatan Semarang Selatan ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun


1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga,
Cilacap, Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya
Semarang dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah.
Secara topografi Kecamatan Semarang Selatan terletak di dataran rendah namun berbukit-bukit.
Sesuai Rencana Tata Ruang dan Wilayah ( RTRW ) Kecamatan Semarang Selatan merupakan
lokasi perdagangan, perumahan, dan pendidikan.

2.1.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kecamatan Semarang Selatan


Kecamatan Semarang Selatan dengan luas wilayah sebesar 556,01 Ha, terdiri dari 10 Kelurahan,
yaitu Kelurahan Bulustalan, Kelurahan Randusari, Kelurahan Barusari, Kelurahan
Mugassari, Kelurahan Pleburan, Kelurahan Wonodri, Kelurahan Peterongan, Kelurahan
Lamper Lor, Kelurahan Lamper Kidul, Kelurahan Lamper Tengah dan memiliki jumlah
penduduk sebanyak 70.403 Jiwa dengan jumlah 71 RW (Rukun Warga) dan 498 RT (Rukun
Tetangga).
Masing-masing kelurahan mempunyai persamaan dan perbedaan karakteristik permasalahan
maupun potensinya. Persamaan permasalahan antara lain terkait masalah produksi sampah,
masalah kebersihan lingkungan, masalah kesehatan masyarakat, masalah kemiskinan.
Persamaan potensi antara lain dapat ditinjau dari aspek pemberdayaan kelembagaan masyarakat
RT, RW, LPMK, PKK, Karang Taruna, potensi yang dapat dimanfaatkan dari sampah. Sedangkan
perbedaan potensi dapat ditinjau perekonomian lokal seperti adanya Pasar Modern yaitu ADA
Swalayan di Bulustalan, Java Supermall di Kelurahan Lamper Kidul.

2.2 Rencana Struktur Ruang


Pasal 9
(1) Rencana struktur ruang meliputi :
1. rencana pengembangan sistem pusat pelayanan; dan
2. rencana pengembangan sistem jaringan.

(2) Rencana pengembangan sistem pusat pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi :
1. rencana pembagian wilayah kota (BWK)
2. rencana penetapan pusat pelayanan.

Rencana Pembagian Wilayah Kota (BWK)

Pasal 10
(1) Rencana pembagian Wilayah Kota (BWK) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat huruf a terdiri atas :

(a) BWK I meliputi Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan Semarang Timur


dan Kecamatan Semarang Selatan dengan luas kurang lebih 2.223 (dua ribu
dua ratus dua puluh tiga) hektar.

(2) Rencana pengembangan fungsi utama masing-masing BWK sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) meliputi :

(a) perkantoran, perdagangan dan jasa di BWK I, BWK II, BWK III.

Dalam hal tersebut pernyataan yang tepat adalah Semarang Selatan masuk ke dalam BWK I
dimana bagian wilayah kota itu meliputi lokasi perkantoran, perdagangan dan jasa. Pada peta
yang sudah diamati pun Kecamatan Semarang Selatan memang sudah menjadi tempat yang
mengelola adanya perkantoran, perdagangan dan jasa tersebut.

Untuk lebih sfesifiknya seperti di Kelurahan Lamper Kidul yang masih menjadi bagian
Kecamatan Semarang Selatan di bawah ini ;
Gambar 2.2.1 Peta satelit Lamper Kidul Gambar 2.2.2 Java Mall Semarang

Dari peta diatas dapat disimpulkan bahwa daerah di Kelurahan Lamper Kidul didominasi oleh
lokasi perdagangan, perumahan, dan juga pendidikan. Wilayah ini dianggap berpotensi dalam hal
perekonomian karena tempatnya yang memang sudah dijadikan sebagai pusat perdagangan.

Gambar 2.2.3

Salah satu tempat yang memang menjadi pusat perdagangan maupun perbelanjaan itu sendiri
adalah Java Supermall Semarang yang berlokasi di Jalan Letjen MT. Haryono, Peterongan, Kota
Semarang. Sebelumnya, mal ini dikenal dengan nama Java Mall, dan nama yang lama masih
dipergunakan sampai sekarang oleh masyarakat di Semarang.
Tak hanya itu, di sekeliling Java Supermall terlihat juga banyak ruko yang menjadi tempat
perdagangan. Secara fisik, pada dapat ditemukan banyaknya aktivitas perdagangan dan jasa yang
tumbuh di kawasan tersebut dan menimbulkan perubahan fungsi lahan pada sebagian kawasan di
Kawasan Lamper Kidul.
Sedangkan secara non fisik, perkembangan pembangunan dapat berimplikasi terhadap harga
tanah di Kawasan Lamper Kidul. Kawasan perdagangan dan jasa di Kelurahan Lamper Kidul
memiliki potensi-potensi kawasan yang cukup baik untuk dapat dikembangkan sebagai kawasan
perdagangan dan jasa dengan intesitas yang cukup tinggi, sehingga dapat diprediksi kawasan ini
dapat menjadi salah satu penggerak perekonomian Kota Semarang di bagian selatan.

3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa ditetapkannya Kelurahan Lamper Kidul sebagai kawasan BWK I
dalam RTRW Kota Semarang Tahun 2011 – 2031 dengan fungsi sebagai kawasan perkantoran,
perdagangan dan jasa, perkembangan pembangunan adalah keputusan yang tepat. Hal ini dapat
dilihat secara fisik maupun non fisik.

Anda mungkin juga menyukai