Anda di halaman 1dari 24

2-1

2.1 GAMBARAN UMUM KOTA PALEMBANG


Kota Palembang terletak antara 2o52’ sampai 3o5’ Lintang Selatan dan
104o37’ sampai 104o52’ Bujur Timur. Wilayah administrasi Kota Palembang terdiri
dari 16 kecamatan, dengan luas wilayah Kota Palembang adalah 400,61 km 2
atau 40.061 Ha, luas wilayah masing-masing kecamatan, yaitu:

Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan


di Kota Palembang (km2), 2016
No Nama Kecamatan Luas (km2)
1 Ilir Barat II 6,220
2 Gandus 68,780
3 Seberang Ulu I 17,440
4 Kertapati 42,560
5 Seberang Ulu II 10,690
6 Plaju 15,170
7 Ilir Barat I 19,770
8 Bukit Kecil 9,920
9 Ilir Timur I 6,500
10 Kemuning 9,000
11 Ilir Timur II 25,580
12 Kalidoni 27,920
13 Sako 18,040
14 Sematang Borang 36,980
15 Sukarami 51,459
16 AlangAlang Lebar 34,581
Sumber: Kota Palembang dalam Angka 2017

Secara administrasi Kota Palembang berbatasan dengan :


 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pangkalan Benteng, Desa Gasing
dan Desa Kenten Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyu Asin.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Balai Makmur Kecamatan Banyu Asin I
Kabupaten Banyu Asin.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bakung Kecamatan Indralaya
kabupaten Ogan Ilir.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa
Kabupaten Banyu Asin.
2-3

Gambar 2.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Palembang (km2), 2016

2.1.1 Topografi dan Kemiringan Lereng


Terdapat perbedaan karakter topografi yang agak berbeda antara
Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Bagian wilayah Seberang Ulu pada umumnya
mempunyai topografi yang relatif datar dan sebagian besar dengan tanah asli
berada di bawah permukaan air pasang maksimum Sungai Musi (+ 3,75 m di
atas permukaan laut) kecuali lahan-lahan yang telah dibangun (dan akan
dibangun) dimana permukaan tanah telah mengalami penimbunan (dan
reklamasi).
Di bagian wilayah Seberang Ilir ditemui adanya variasi topografi
(ketinggian) dari 4 m sampai 20 m di atas permukaan laut dan ditemui adanya
penggunaan-penggunaan mikro dan lembah-lembah yang “kontinyu” dan tidak
terdapat topografi yang terjal. Sampai dengan jarak 5 km ke arah utara Sungai
Musi, kondisi topografi relatif menaik sampai punggungan dan setelah itu
semakin ke utara menurun kembali. Dengan demikian dari aspek topografi pada
prinsipnya tidak ada faktor pembatas untuk pengembangan ruang, baik berupa
kemiringan atau kelerengan yang besar.
2-6

2.1.2 Penggunaan dan Pemanfaatan Lahan


Dengan perkembangan guna lahan saat ini, diperkirakan bahwa
kecenderungan penggunaan lahan di Kota Palembang akan berubah orientasi
menjadi pola multiple nuclei, dengan tetap mengacu pada struktur dan pola
jaringan yang ada. Pola penggunaan lahan terbangun saat ini belum merata dan
konsentrasi lahan terbangun (khususnya lahan terbangun untuk kegiatan
komersial) terbesar masih terdapat di kawasan-kawasan pusat kota. Kawasan
utara Kota Palembang didominasi oleh kegiatan permukiman dan rawa. Kawasan
sebelah timur Kota Palembang pun masih didominasi oleh kegiatan permukiman,
dengan kegiatan-kegiatan lain (industri, petanian dan rawa) tersebar didalamnya.
Sedangkan kawasan selatan dan barat Kota Palembang didominasi oleh
kegiatan pertanian.
Dengan kecenderungan penggunaan lahan terbangun saat ini yang
belum merata dan berkembangnya berbagai kegiatan, maka penggunaan lahan
untuk kawasan terbangun berupa kegiatan perdagangan & jasa serta
perkantoran cenderung berkembang dikawasan tengah kota. Sedangkan untuk
kegiatan indutri cenderung untuk berkembang di sebelah selatan dan barat Kota
Palembang. Adanya kecenderungan tersebut, memaksa untuk terjadinya alih
fungsi lahan dari kawasan non terbangun menjadi kawasan terbangun. Hal ini
terjadi pada kawasan pertanian dan rawa yang berubah fungsinya menjadi
kawasan kawasan permukiman, perdagangan & jasa, maupun perkantoran.

2.2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PARIWISATA KOTA PALEMBANG


2.2.1 Tinjauan RPJMD Kota Palembang
RPJMD Kota Palembang merupakan dokumen perencanan
pembangunan daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, mulai tahun 2013
sampai dengan tahun 2018, yang bersifat makro, memuat visi, misi, arah,
tahapan, dan prioritas pembangunan jangka menengah daerah dengan
berpedoman pada RPJPD Kota Palembang Tahun 2005-2025, memperhatikan
RPJPD Provinsi Sumatera Selatan, RPJP Nasional serta Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang telah ditetapkan.
Visi pembangunan Kota Palembang tahun 2013 – 2018 adalah
“PALEMBANG EMAS 2018”. Secara historis, EMAS (Gold) merupakan lambang
Kerajaan Sriwijaya atau masa keemasan Kerajaan Sriwijaya. Sehingga secara
2-7

sosiologis, dengan visi Palembang EMAS, dicita-citakan kondisi masyarakat Kota


Palembang untuk mencapai kondisi terbaikdalam kemakmuran dan kejayaan.
Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan kota, maka misi
pembangunan Kota Palembang tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang amanah dan berwibawa serta
peningkatan pelayanan masyarakat.
b. Menciptakan Kota Palembang lebih aman untuk berinvestasi dan mandiri
dalam pembangunan.
c. Meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan masyarakat.
d. Mendorong keimanan dan ketakwaan masyarakat sehingga terciptanya
masyarakat yang religius.
e. Meningkatkan pembangunan yang adil dan berwawasan lingkungan di
setiap sektor.
f. Meningkatkan pembangunan Kota Palembang yang elok, sebagai kota
metropolitan bertaraf internasional, beradat dan sejahtera.

Potensi budaya dan pariwisata Kota Palembang merupakan suatu


anugerah yang tak ternilai harganya. Tentunya anugerah ini merupakan suatu
kekuatan bagi Pemerintah Kota Palembang untuk menjadikan Palembang
sebagai daerah pilihan wisata baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dengan modal dasar inilah timbul suatu keyakinan bahwa kelak Kota Palembang
tidak hanya tumbuh sebagai kota metropolitan dan bahkan sebagai kota yang
memegang teguh pelestarian budaya dan pengembangan wisata sebagai modal
dasar untuk menjadikan masyarakat Kota Palembang sejahtera.
Rencana pembangunan theme park “OPI 3D Fantasy” sudah selaras dengan visi
dan misi pembangunan Kota Palembang. Keberhasilan pembangunan OPI 3D
Fantasy didukung oleh keberhasilan daerah dalam pembangunan industri
pariwisatanya. Saat ini pemda telah berhasil meningkatkan jumlah wisatawan
dan lama kunjungannya di Kota Palembang. Jumlah wisatawan pada akhir 2017
tercatat mencapai 2.011.473 wisatawan, dengan rata-rata lama kunjungan
adalah selama 3 (tiga) hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian
keberhasilan ini, antara lain :
a. Tersedianya fasilitas penginapan yang baik seperti hotel bintang 3 (tiga)
sampai bintang 5 (lima) yang memudahkan wisatawan memilih.
b. Efektifitas kalender kegiatan wisata utama di Kota Palembang seperti
kegiatan Palembang Bingen, Festival Kerakyatan HUT Kota Palembang
dan HUT Kemerdekaan RI, event Musi Triboaton serta event rutin setiap
weekend yakni Pedestrian Sudirman Walk yang didukung juga berbagai
2-8

kegiatan Meeting Insentif Conference Exhibition (MICE) di Kota


Palembang.
c. Tersedianya destinasi wisata yang cukup nyaman, kondusif serta
tersedianya fasilitas utama dan pelayanan-pelayanan pendukung seperti
infrasruktur dan amenitas di Kota Palembang.
d. Terlaksananya program pemasaran wisata melalui kegiatan promosi
pariwisata baik melalui media elektronik maupun visual serta expo atau
pameran yang ditunjang dengan terbentuknya konsorsium paket wisata
Palembang Asik Tahun 2017 dengan harga paket terjangkau dan
berkualitas untuk mengakomodir wisatawan berkunjung ke Kota
Palembang.
e. Adanya sumber daya manusia yang profesional dibidang kepariwisataan.
f. Ketersediaan tempat wisata yang presentatif, antara lain :
 Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II)
 Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera)
 Panggung bawah Jembatan Ampera
 Pelataran BKB
 Kampung Al Munawar
 Kampung Kapitan
 Kelenteng Dewi Kwan Im 10 Ulu
 Pedestrian Sudirman/Trotoar hias Jln. Jendral Sudirman.
 Tugu Belido di Plaza BKB
 Al-qur’an raksasa Al Akbar di Gandus
 Pulau Kemaro
 Pusat Kerajinan Tuan Kentang
 Makam Raja Kawah Tekurep dan Ki Gede Ing Suro
g. Banyaknya event nasional dan internasional yang diadakan di Kota
Palembang, event yang dilaksanakan juga sudah mulai rutin dan
terjadwal sehingga memudahkan wisatawan untuk melihat atraksi seni
budaya.
h. Menjadi tempat penyelenggaraan event internasional seperti Sea games
2011, Islamic solidarity games 2013, MTQ internasional 2014, ASEAN
university games 2014, dan Asian Games 2018.
Namun, masih terdapat permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah
Kota Palembang adalah masih kurangnya sumber daya manusia di bidang
pariwisata khususnya pemandu wisata yang bersertifikasi, serta belum banyak
promosi di media sosial, media cetak dan media elekronik tentang event nasional
dan internasional yang diadakan di Kota Palembang.

2.2.2 Tinjauan Lokasi Proyek Berdasarkan Kebijakan Tata Ruang


2-9

A. Struktur Ruang
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang,
menyatakan bahwa hirarki sistem pusat-pusat pelayanan terdiri dari:
1. Pusat Pelayanan Kota;
2. Sub Pusat Pelayan Kota; dan
3. Pusat Pelayanan Lingkungan.

Pusat Pelayanan Kota (PPK) adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial


dan atau administrasi yang memberikan pelayanan skala kota dan atau regional.
Theme park “OPI 3D Fantasy” masuk di wilayah Pusat Pelayanan Kota (PPK)
Jakabaring di Kota Palembang, tepatnya Sub PPK Seberang Ulu I, dengan
karakteristik utama :
a. Kawasan Jakabaring merupakan wilayah pengembangan baru, implikasi
dari perluasan dan pemilahan kegiatan perdagangan skala lokal dan
regional, sebagai bentuk antisipasi dari perkembangan di kawasan pusat
kota.
b. Merupakan orientasi baru bagi penduduk dalam pemenuhan kebutuhan
dan memecah konsentrasi kegiatan di pusat kota “lama”.
c. Telah berkembang menjadi pusat pelayanan baru berskala kota dan
regional seperti rumah sakit, convention centre (Sriwijaya Promotion
Centre, Dekranasda), perumahan skala besar (OPI, TOP), sport centre
(Stadion Jakabaring), pasar induk, kantor pemeritah (DPRD, Poltabes,
KPU, Kejaksanaan Negeri, BKN, dll).

Rencana fungsi utama PPK Jakabaring diarahkan sebagai kawasan sport


centre, kawasan perkantoran, kawasan perumahan, kawasan perdagangan dan
jasa, kawasan pariwisata, dan kawasan pendidikan. Berdasarkan tinjauan
terhadap kebijakan tata ruang, maka lokasi pembangunan theme park “OPI 3D
Fantasy” di Jl. Opi Raya - Kota Palembang telah sesuai dengan arahan pola
ruang yaitu untuk pemanfaatan kawasan pariwisata.
2 - 11

B. Kawasan Strategis
Kawasan Jakabaring termasuk kedalam kawasan strategis pertumbuhan
ekonomi yang akan dikembangkan menjadi kawasan terpadu dengan berbagai
fasilitas. Saat ini telah dibangun fasilitas olah raga dan perkantoran
pemerintahan. Luas Kawasan Jakabaring sekitar 2.023 Ha. Potensi
Pengembangan Kawasan ini diproyeksikan sebagai kawasan pengembangan
baru yang akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut
dan kawasan sekitarnya. Faktor pendukung perkembangan tersebut antara lain:
1. Dekat dengan pusat kota
2. Terdapat perumahan dan permukiman skala besar yaitu Perumahan
Taman Ogan Permai dan Ogan Permata Indah.
3. Telah tumbuh kegiatan perkantoran terutama perkantoran pemerintahan
antara lain kantor DPRD Kota Palembang, Kantor KPUD Sumatera
Selatan, Kantor Imigrasi, Kantor Kejaksaan Negeri, Sriwijaya Promotion
Centre, Gedung Dekranasda.
4. Lahan relatif masih cukup luas.
5. Prasarana dan sarana perkotaan yang sudah lengkap.
6. Terdapat pusat kegiatan olah raga dengan adanya stadion bertaraf
Internasional yaitu Stadion Jakabaring.
7. Terdapat Pasar Induk Jakabaring.

Rencana Pengembangan Fasilitas Penunjang lain yang bakal dimiliki:


a. Exhibition Hall (WTC Palembang)
b. Fly over simpang Jakabaring
c. Komplek perkantoran pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
d. Lapangan Golf
e. International Hospital dan Kantor Pusat Bank Sumsel Babel.

C. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Palembang Untuk Kawasan


Pariwisata
Rencana Pola Ruang wilayah kota adalah rencana distribusi peruntukan
ruang wilayah kota yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
fungsi budidaya sampai dengan akhir masa berlakunya RTRW Kota yang dapat
memberikan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kota sampai dengan 20
tahun mendatang.
2 - 14

a. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009


tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota, kawasan
budidaya di perkotaan terbagi menjadi: a. Kawasan perumahan yang
dirinci menjadi perumahan berkepadatan tinggi, perumahan berkepadatan
sedang dan perumahan berkepadatan rendah.
b. Kawasan perdagangan dan jasa yang diantaranya terdiri atas pasar
tradisional, pusat perbelanjaan dan pasar modern.
c. Kawasan perkantoran yang bisa dirinci menjadi kawasan perkantoran
pemerintah dan perkantoran swasta.
d. Kawasan peruntukan industri
e. Kawasan pariwisata, terdiri dari wisata alam, wisata budaya dan wisata
buatan.
f. Kawasan pertanian.
g. Ruang Terbuka Non Hijau.
h. Ruang evakuasi bencana.
i. Kawasan peruntukan lainnya, antara lain kawasan untuk penyediaan
fasilitas umum/sosial (Pendidikan, kesehatan, peribadatan), kawasan
hankam/militer, kawasan khusus bandara dan pelabuhan.

Sesuai dengan Permen PU Nomor 41/PRT/M/2008 tentang Pedoman


Teknis Kawasan Budidaya, maka kriteria fisik lingkungan yang sesuai dengan
kegiatan budidaya antara lain:
a. Ketinggian kurang dari 2000 mdpl.
b. Topografi datar sampai dengan berbukit.
c. Kelerengan kurang dari 40%
d. Singkapan batuan kurang dari 50 %
e. Bebas bahaya longsor dan banjir.

Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor


41/PRT/M/2007, karakteristik dan kesesuaian lahan untuk kawasan pariwisata
antara lain:
a. Memiliki struktur tanah yang stabil.
b. Memiliki kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa
memberikan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan.
c. Merupakan lahan yang tidak terlalu subur dan bukan lahan pertanian
yang produktif.
d. Memiliki aksesibilitas yang tinggi.
e. Tidak mengganggu kelancaran lalu lintas pada jalur jalan raya regional.
f. Tersedia prasarana listrik dan air bersih.

Secara kuantitas, Kota Palembang memiliki cukup banyak potensi obyek


wisata yang diklasifikasikan kedalam obyek wisata budaya berupa situs
2 - 15

peninggalan kerajaan, museum, monumen, benteng pertahanan serta pentas


seni budaya khas Palembang. Selain itu terdapat pula bentuk wisata alam
berupa hutan wisata. Kawasan yang direncanakan sebagai kawasan pariwisata
antara lain:
a. Kawasan Jembatan Ampera-Benteng Kuto Besak, kawasan ini terdapat
beberapa obyek wisata antara lain Jembatan Ampera, Benteng Kuto
Besak, Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), Museum Sultan
Mahmud Badaruddin, Mesjid Agung dan Pasar 16 Ilir.
b. Kawasan Pulau Kemaro, sebagai pusat wisata religius dan sejarah.
c. Kawasan Kampung Kapiten di Kelurahan 7 Ulu.
d. Kawasan Pulokerto, Kecamatan Gandus sebagai pusat wisata agro.
e. Kawasan Hutan wisata Punti Kayu.
f. Kawasan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) di Kelurahan
Karang Anyar.
g. Kawasan Pemakaman Kasultanan Palembang di Kelurahan 3 Ilir.
h. Kawasan Fantasi Island dan potensi kawasan pariwisata lainnya.

D. Arahan Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Pariwisata.


Beberapa peraturan zonasi terkait pengembangan kawasan untuk
kegiatan pariwisata, yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan kawasan
theme park “OPI 3D Fantasy”, adalah sebagai berikut :
Ketentuan peraturan zonasi untuk kawasan pariwisata antara lain:
 Pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat tetap harus
memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
 Bangunan yang mendukung pariwisata dan terletak di atas sungai untuk
mewujudkan Palembang sebagai Kota Tepian Sungai dapat diijinkan
apabila menggunakan konstruksi yang tidak merubah fungsi sungai dan
atau menghambat aliran air.
 Penataan dan revitalisasi rumah rakit sebagai sebagai aset wisata perlu
dilakukan dalam mendukung perwujudan Palembang sebagai Kota Tepian
Sungai.
 Memperhatikan perlindungan terhadap situs peninggalan sejarah dan
atau gedung cagar budaya.
 Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk kegiatan pariwisata.
 Ketentuan kegiatan yang diperbolehkan, yaitu hanya untuk kegiatan
pariwisata beserta kegiatan pendukungnya.

Ketentuan umum kegiatan dan penggunaan ruang terdiri atas:


 Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pariwisata dan kegiatan
penunjang pariwisata;
2 - 16

 Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan


perdagangan dan jasa, serta kegiatan industri kecil; dan Kegiatan yang
tidak diperbolehkan yaitu kegiatan yang mengakibatkan terganggunya
kegiatan pariwisata.

Intensitas pemanfaatan ruang meliputi:


 KDB pada kawasan usaha jasa pariwisata paling tinggi 80 (delapan
puluh) persen dan KDH paling sedikit 20 (dua puluh) persen;
 KDB pada kawasan objek dan daya tarik wisata paling tinggi 30 (tiga
puluh) persen dan RTH 40 (empat puluh) persen; dan
 KDB pada kawasan usaha sarana pariwisata paling tinggi sebesar 60
(enam puluh) persen dan RTH 20 (dua puluh) persen.

Ketentuan umum prasarana dan sarana minimum meliputi :


Prasaran dan sarana telekomunikasi, listrik, air bersih, drainase, pembuangan
limbah dan persampahan; WC umum, parkir, lapangan terbuka, pusat
perbelanjaan skala lokal, sarana peribadatan dan sarana kesehatan; dan
Memiliki akses yang terintegrasi dengan terminal.

2.3 GAMBARAN LOKASI PROYEK


2.3.1 Kondisi Lahan OPI 3D Fantasy
Secara administratif, theme park “OPI 3D Fantasy” terletak di Kecamatan
Seberang Ulu I, Kabupaten Palembang - Provinsi Sumatera Selatan. Rencana
theme park ini akan dibangun di Jl. Opi Raya, di atas tanah seluas 61.000 m2.
Lahan OPI 3D Fantasy saat ini merupakan lahan padat yang kosong ditumbuhi
rerumputan, pohon dan ilalang, tidak ada fungsi kegiatan yang berlaku di lokasi
lahan tersebut. Batasan kegiatan yang ada disekitar lahan OPI 3D Fantasy:
 Sebelah Utara : Sawah/lahan pertanian, rumah penduduk
 Sebelah Selatan : Perumahan OPI Cempaka Jakabaring, Perumahan GSS,
Cluster Almond OPI
 Sebelah Barat : Sawah/lahan pertanian, rumah penduduk, Sungai Ogan
 Sebelah Timur : OPI Convention Center, OPI Water Fun, Palembang Bird
Park
2 - 17

Gambar 2.2 Orientasi Lokasi OPI 3D Fantasy


Sumber : Google Maps

2.3.2 Pengembangan di Sekitar OPI 3D Fantasy


Lingkungan lokasi OPI 3D Fantasy dapat dikatakan sudah strategis,
karena lingkungan sekitar OPI 3D Fantasy merupakan kawasan perumahan
kelas menegah dan menengah ke atas. Selain itu, lingkungan OPI 3D Fantasy
berada dekat dengan pusat perbelanjaan OPI mall, Lippo mall Jakabaring, hotel
OPI Indah, restoran dan rumah makan, convention center, stadion gelora
sriwijaya, wahan bermain water fun, dan bird park. Dalam perkembangan
beberapa tahun terakhir, lingkungan disekitar OPI 3D Fantasy terus mengalami
pembangunan, baik di sektor perbelanjaan dan jasa maupun sektor permukiman.
 Pusat perbelanjaan disekitar OPI 3D Fantasy yaitu OPI mall dan Lippo
mall Jakabaring, dengan jarak 2,3 km dapat dicapai dalam waktu 5 menit.
 Hotel yang tersedia di sekitar OPI 3D Fantasy antara lain Hotel Opi Indah
Hotel dan Whyndam Opi Hotel yang terletak di jalan OPI Raya.
 Fasilitas publik disekitar OPI 3D Fantasy meliputi Jakabaring sport center,
Masjid Muhamad Cheng Hoo Palembang, Dekranasda, SPBU dan rumah
makan, fasilitas publik ini berada tersebar di jalur lintas utama menuju
lokasi OPI 3D Fantasy.
 Fasilitas pendidikan dalam radius 5 km dari lokasi OPI 3D Fantasy
terdapat sekitar 20 sekolah, baik sekolah dasar, sekolah menengah dan
sekolah tingkat atas yang menambah nilai strategis lokasi OPI 3D
Fantasy ini.

Tabel 3.2
Daftar Pengembangan Penting di Sekitar OPI Theme Park
NO JENIS PENGEMBANGAN JAKAR
Perumahan
2 - 18

NO JENIS PENGEMBANGAN JAKAR


1. OPI Cempaka Jakabaring 1,5 Km
2. Taman OPI Regensi II 2,8 Km
3. Taman Pinang Indah 1,8 Km
4. Taman Sasana Patra 4,2 Km
5. Lavender Residence 3 Km
6. Griya Darma Indah 4,8 Km
7. Taman Ogan Permai 2,2 Km
Pusat perbelanjaan
8. OPI Mall 1 Km
9. LIPPO Mall Jakabaring 4,7 Km
10. Pasar Induk Jakabaring 3,3 Km
11. Dekranasda 3,7 Km
Kantor
12. Kejaksaan tinggi Sumsel 6,8 Km
13. Kantor Imigrasi Kelas 1 6,9 Km
Hotel
14. OPI Indah 600 m
15. Wyndham OPI 550 m
Fasilitas Pendidikan
16. Graha Teknologi Sriwijaya 3,2 Km
17. SMAN Sumatera Selatan 3,1 Km
18. SMAN 19 Palembang 1,8 Km
19. SMPN 24 Palembang 4 Km
20. SD Al-Azhar Sriwijaya 3,3 Km
21. SD Al-Alifah Palembang 2,9 Km
22. SDN 83 Palembang 2,7 Km
23. Madrasah AliyahN 1 Palembang 1,9 Km
24. Pondok Pesantrean Ar-rahman 3,9 Km
Fasilitas Kesehatan
25. RS. Hermina OPI 800 m
26. RS. Jkrbrg 4 Km
27. Klinik Medika Jakabaring 2,9 Km
Fasilitas Rekreasi
28. Waterboom Opi Jakabaring 400 m
29. Palembang Bird Park 250 m
30. Stadion Jakabaring 2,4 Km
Fasilitas Transportasi
31. LRT DJKA Palembang 1,8 Km
32. Halte OPI Mall 800 m
Sumber: Hasil Analisis, 2018
2 - 19

Gambar 2.3
Pengembangan Penting di Sekitar OPI 3D Fantasy

2.3.3 Aksesibilitas dan Transportasi


Palembang memiliki sarana transportasi umum darat seperti LRT, kereta
komuter, bus Trans Musi, angkot, dan taksi. Selain itu, palembang dilalui oleh
beberapa sungai besar, maka masyarakat juga mengenal angkutan air yang
disebut ketek. Ketek ini melayani penyeberangan sungai melalui berbagai
dermaga di sepanjang Sungai Musi, Ogan dan Komering. Perkembangan sistem
transportasi akan terus dilakukan secara bertahap di bagian kota lainnya dengan
tujuan untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang semakin banyak dan
tidak terkendali jumlahnya serta mengurangi kemacetan lalulintas Kota
Palembang.
2 - 20

A. Aksesibilitas dari Bandara Internasional Sultan Mahmud


Badarruddin
Bandara Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin melayani
Penerbangan Domestik jalur Palembang ke Jakarta, Bandung, Batam, Pangkal
Pinang, Jambi, Bangka Belitung, dan kota-kota lainnya. Potensi pasar terdekat,
dari luar Provinsi Sumatera Selatan, yaitu Provinsi Jambi dengan jarak tempuh
40 menit, dan Provinsi Bangka Belitung dengan jarak tempuh 25 menit.
Sedangkan penerbangan Internasional melayani Palembang ke Singapura,
Kuala Lumpur, Malaka, Hongkong, China dan Thailand.

Bandara
Bandara
Internasional
Internasional
Sultan
Sultan Mahmud
Mahmud
Badarrudin
Badarrudin

Pusat
Pusat Kota
Kota

OPI
OPI
3D
3D
Fantas
Fantas
yy

Gambar 2.4
Aksesibilitas OPI 3D Fantasy dari Bandara

Jarak terpendek lokasi OPI 3D Fantasy dari Bandara Internasional Sultan


Mahmud Badarruddin sekitar 22,1 km dapat ditempuh dalam waktu 46 - 52 menit
dengan menggunakan kendaraan pribadi (tergantung kondisi lalulintas), atau 1
jam 23 menit jika menggunakan konektivitas LRT dan Trans Musi/angkutan
umum. Jika wisatawan nusantara atau wisatawan mancanegara datang ke Kota
2 - 21

Palembang melalui bandara, maka ada beberapa alternatif alat transportasi yang
dapat digunakan untuk sampai ke OPI 3D Fantasy, yaitu:
 Terdapat 3 jalur yang dapat ditempuh oleh kendaraan pribadi atau
transportasi berbasis online, menuju lokasi OPI 3D Fantasy dari Bandara
yaitu 1) melewati Jl. Jendral Sudirman/Jl. Lintas Sumatra; 2) melewati Jl.
Pangeran Ratu kemudian kembali ke Jl. Jendral Sudirman/Jl. Lintas
Sumatra; 3) melalui Jl. Soekarno Hatta.
 Menggunakan Light Rail Transit (LRT) dari Bandara Internasional Sultan
Mahmud Badarrudin II menuju LRT DJKA Palembang, dalam waktu 1
jam.
 Menggunakan Trans Musi, dengan rute Terminal AAL - AMPERAN
menuju Terminal Plaju – PS Mall menuju Terminal Karya jaya – Terminal
Jakabaring.

Lokasi OPI 3D Fantasy sangat strategis didukung dengan sistem


konektivitas yang sangat memudahkan bagi wisnus dan wisman, yang akan
berkunjung ke OPI 3D Fantasy jika datang ke Palembang melalui Bandara
Internasional Sultan Mahmud Badarruddin.

Gambar 2.5
Aksesibilitas OPI 3D Fantasy dari Kawasan Sekitarnya
2 - 22

B. Aksesibilitas Lokal dari kabupaten/kota sekitar Kota Palembang


Aksesibilitas lokal untuk mencapai lokasi OPI 3D Fantasy melalui
transportasi darat didukung kondisi jalan yang baik dan sistem jaringan jalan tol.
Jarak lokasi OPI 3D Fantasy dari pusat kota sekitar 10 km, wisatawan dapat
mengakses lokasi OPI 3D Fantasy dalam waktu 16-20 menit menggunakan
kendaraan pribadi, dan 27 menit jika menggunakan LRT. Sedangkan dari pintu
tol terdekat (Palembang – Indralaya) ke OPI 3D Fantasy berjarak 26 km.
Peluang pasar potensial dari OPI 3D Fantasy setidaknya mencakup 4
kota dan 17 kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, dan tidak
menutup kemungkinan melayani pasar dari luar provinsi. Berikut jarak tempuh
dengan transportasi darat dari kabupaten/kota disekitar Kota Palembang.
Tabel 3.3
Jarak Tempuh Kabupaten/Kota Sekitar Kota Palembang
menuju OPI Theme Park
NO KABUPATEN/KOTA JARAK TEMPUH
1 Kabupaten Banyuasin 1,5 jam
2 Kabupaten Ogan hilir/ Indralaya 20 menit
3 Kota OKI Prabumulih 2 jam
4 Kota Kayu Agung 1,5 jam
5 Kabupaten Musi Banyuasin/Sekayu 4 jam
6 Kabupaten Baturaja 4 jam
7 Kabupaten Oku Timur 6 jam
8 Kabupaten Oku Selatan/Muara dua 7 jam
9 Kabupaten Pali 3 jam
10 Kabupaten Muara Enim 4 jam
11 Kabupaten Lahat 5 jam
12 Kabupaten Empat Lawang 6 jam
13 Kota Lubuk Linggau 6 jam
14 Kabupaten Musi Rawas Utara 7 jam
Sumber: Hasil Analisis, 2018

Akses utama menuju OPI 3D Fantasy adalah Jalan Gubernur H. A


Bastari. Jalan ini terhubung langsung dengan Jl. Lintas Sumatra, yaitu koridor
arteri yang menghubungkan Pelabuhan Bakauheni hingga ke utara Pulau
Sumatra yang melintasi Kota Palembang. Selain itu, Jalan Gubernur H. A Bastari
juga terhubung dengan jalan kolektor seperti Jl. Damang Lebar Daun, Jl. Jend.
Basuki Rachmat, Jl. Kapten A. Rivai, dan Jl. Jend Ahmad Yani yang merupakan
jalan akses menuju kawasan-kawasan permukiman, perdagangan, perkantoran
dan fasilitas umum.
2 - 23

OPI
OPI 3D
3D
Fantasy
Fantasy

Gambar 2.6
Aksesibilitas Lokal Menuju OPI 3D Fantasy dari Jalur Arteri di Sekitarnya

Anda mungkin juga menyukai