PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Laporan Program Anggur Merah Tahun 2015 ini bertujuan untuk:
1. Dokumen tertulis tentang pelaksanaan Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah
di Kota Kupang di Tahun 2015.
2. Memberikan informasi dan pembelajaran yang berarti dalam pengembangan ekonomi
masyarakat di Kota Kupang.
3. Laporan penyelenggaraan pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah
Laporan Anggur Merah Tahun 2015 1
berfungsi sebagai bahan untuk menilai efisiensi dan efektivitas terhadap pelaksanaan
anggaran.
BAB II
Kota Kupang merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang secara
geografis terletak pada 123° 32’ 14” - 123° 37’ 01” Bujur Timur dan 10° 36’ 14” - 10° 39’ 58”
Lintang selatan. Secara administratif, Kota Kupang terdiri dari 6 (enam) kecamatan dan 51
(lima puluh satu) kelurahan, dengan luas wilayah 260,127 Km², terdiri dari matra darat seluas
165,337 Km² dan matra laut 94,790 Km².
Kota Kupang memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Teluk Kupang
- Sebelah Selatan : Kecamatan Nekamese dan Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang
- Sebelah Timur : Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
- Sebelah Barat : Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang
Adapun luas wilayah menurut kecamatan Kota Kupang tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut ini:
Tabel 2.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Kupang
Sumber
: Luas wilayah Persentase terhadap Badan
Kecamatan
(km²) luas Kota Kupang
(1) (2) (3)
Alak 86,91 48,21
Maulafa 54,80 30,40
Oebobo 14,22 7,88
Kota Raja 6,10 3,38
Kelapa Lima 15,02 8,33
Kota Lama 3,22 1,80
Kota Kupang 180,27 100,00
Pertanahan Nasional Kota Kupang
tahunan rata-rata sebesar 1.589 mm, suhu udara berkisar antara 23̊ C sampai dengan 34̊ C,
dengan kelembaban udara rata-rata 77 persen.
Kota Kupang secara visual merupakan daerah dataran rendah sudah dimanfaatkan
sebagai lahan kegiatan usaha seperti sawah tadah hujan, kebun musiman dan semak belukar.
Pada bagian barat daya dan selatan terdapat perbukitan yang harus dilindungi dengan
penghijauan (reboisasi) yang berfungsi sebagai daerah tangkapan (cacthment area) untuk
menjaga potensi air tanah di Kota Kupang.
Kota Kupang sebagai Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki fungsi
pengembangan wilayah yang luas, tidak saja dalam tataran wilayah Provinsi Nusa Tenggara
Timur, tetapi juga dalam tataran regional maupun nasional. Hal tersebut tercermin dan telah
ditegaskan dalam kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang
menetapkan Kota Kupang sebagai salah satu Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang terletak di
wilayah Indonesia Bagian Timur. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Kupang mengemban
fungsi pengembangan regional yang luas, dan diarahkan agar memiliki fungsi-fungsi
pengembangan sebagai berikut :
a. Simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;
b. Pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau melayani beberapa provinsi;
c. Simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
Selain itu dalam kebijakan pengembangan kawasan andalan, Kota Kupang termasuk
salah satu kawasan andalan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan kegiatan utama adalah
sektor industri, pariwisata, dan perikanan laut.
Berdasarkan pengembangan potensi secara spasial yang dilakukan melalui kebijakan
pengembangan kawasan strategis Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang termasuk
dalam Kawasan Strategis Untuk Pertumbuhan Ekonomi, yaitu Tenau sampai LLBK kawasan
strategis Provinsi Nusa Tenggara Timur, selanjutnya dari LLBK sampai Lasiana merupakan
kawasan strategis kota dan sebagai kawasan strategis lingkungan hidup terdapat di Kelurahan
Naioni, Fatukoa dan Kolhua.
Perkembangan jumlah dan kepadatan Penduduk Kota Kupang selama 5 tahun terakhir
2009-2014 secara rinci perkecamatan dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Kota Kupang tahun 2009-2014
Tabel 2.3
Pertumbuhan Ekonomi
Tahun
Kota Kupang Per Tahun (%)
(1) (2)
2010 8,23
2011 8,26
2012 7,34
2013 7,58
2014 7,32
Rata-rata Pertumbuhan 7,74
Sumber : Kota Kupang dalam Angka 2015, BPS Kota Kupang
Dari tabel 2.4. menunjukkan bahwa sejak tahun 2010 sampai 2014, laju pertumbuhan
ekonomi Kota Kupang cukup menggembirakan di atas 6%. Rata-rata pertumbuhan ekonomi
dalam kurun 5 tahun terakhir sekitar 7,74 %. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian di
Kota Kupang cukup baik dan mempunyai prospek yang bagus ke depan. Hal ini dipengaruhi
oleh semakin meningkatnya investasi di Kota Kupang beberapa tahun terakhir.
2.2.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita dan Pendapatan Per kapita
Tabel 2.4
Pendapatan Regional per Kapita Kota Kupang
2011-2014
Pendapatan Regional per Kapita Kota Kupang atas harga konstan 2000 sejak tahun
2011-2014 menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan, hal ini menggambarkan bahwa
daya beli masyarakat Kota Kupang selama kurun waktu 2011-2014 mengalami peningkatan
yang cukup berarti. Adapun kontribusi sektor ekonomi Kota Kupang Tahun 2008–2014
menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000 dapat dilihat pada Tabel 2.5. berikut ini
:
Tabel 2.5
Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Kota Kupang
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun 2010-2014
Tabel 2.6
Jumlah dan Persentase Penduduk
Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan
Tahun 2010-2014
2.2.4. Kemiskinan
Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau swekelompok orang yang tidak
mampu untuk memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan
kehidupan yang bermartabat. Kota Kupang sebagai pusat ibukota Provinsi Nusa Tenggara
Timur menjadi wilayah yang strategis. Perekonomian yang berkembang dengan pesat menjadi
daya tarik tersendiri bagi penduduk di Kabupaten-kabupaten lain untuk bekerja dan tinggal di
Kota Kupang.
Penduduk yang masuk ke Kota Kupang diantaranya sebagai pencari kerja yang tidak
semuanya mempunyai ketrampilan yang memadai untuk hidup bekerja di perkotaan.
Sementara itu perkembangan di Kota Kupang banyak dibidang jasa yang membutuhkan
ketrampilan tertentu. Lebih riskan lagi apabila sebagian mereka memutuskan untuk tetap
tinggal di Kota Kupang karena faktor perkawinan dengan penduduk Kota Kupang maupun
Grafik 2.1
Tingkat Kemiskinan di Kota Kupang
BAB III
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM DESA/KELURAHAN
MANDIRI ANGGUR MERAH TAHUN 2015
Perkembangan Pelaksanaan Program Anggur Merah pada Tahun 2015 ini mengalami
perbaikan-perbaikan, hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan program Anggur Merah pada
tahun-tahun sebelumnya. Pelaksanaan Program Anggur Merah tahun 2015 lebih menitikberatkan pada
pembentukan koperasi di tingkat kelurahan sebagai institusi/lembaga keuangan yang menyalurkan
Laporan Anggur Merah Tahun 2015 9
dana pinjaman di masyarakat. Dengan terbentuknya koperasi juga diharapkan menjamin keberlanjutan
Program Anggur Merah di kelurahan karena mempunyai kelembagaan yang terorganisasi dan
mempunyai sistem simpan pinjam yang baik.
Pemerintah Kota Kupang terus mengembangkan Program Anggur merah di Tahun 2015 ini. Di
Tahun 2015 ini telah memilih 9 Kelurahan pelaksana program Anggur Merah di antaranya adalah
Kelurahan Penfui, Kelurahan Kuanino, Kelurahan Oesapa Selatan, Kelurahan Manutapen, Kelurahan
Bonipoi, Kelurahan Naikolan, Kelurahan Solor, Kelurahan Nunbaun Sabu, dan Kelurahan Fatululi.
Dengan adanya tambahan 9 kelurahan baru penerima Program Anggur Merah maka sampai saat ini
total kelurahan yang menerima program sebanyak 34 Kelurahan.
Setiap Kelurahan pelaksana Program Anggur Merah mempunyai Pendamping Kelompok
Masyarakat (PKM). Tugas dan fungsi PKM antara lain adalah Pembentukan Koperasi, pembentukan
kelompok usaha ekonomi produktif masyarakat, identifikasi jenis usaha ekonomi produktif,
pendampingan dan bimbingan kepada kelompok, penataan administrasi dan pelaporan.
Saat ini Pendamping Kelompok Masyarakat (PKM) bekerja di 9 Kelurahan mendampingi
pembentukan kelompok masyarakat, analisa potensi kelurahan, dan penyusunan proposal kelompok
dan pendampingan kelompok dalam berusaha mengelola dana usaha ekonomi produktif. Kelompok
masyarakat di 9 Kelurahan mulai disiapkan untuk dapat memanfaatkan alokasi dana APBD Provinsi
sebesar Rp.250.000.000 untuk tiap Kelurahan. Adapun kriteria penerima program ini adalah kelurahan
yang memiliki prosentase rumah tangga miskin terbanyak pada setiap kecamatan, memiliki sumber
daya atau potensi wilayah untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ekonomi produktif.
Detail Distribusi Dana Program Anggur merah untuk Kelompok usaha produktif di Kota
Kupang dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel Pemanfaatan Dana Program Anggur Merah Untuk
Kelompok Usaha Produktif di Kota Kupang 2011-2015.
BAB IV
PENUTUP