KINERJA TAHUN
INSTANSI 2014
PEMERINTAH
(LKIP)
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 2015
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Pandeglang Tahun 2014 I-1
BAB I
PENDAHULUAN
GEOGRAFIS
Kabupaten Pandeglang, dengan luas wilayah daratan 2.747 Km2 atau sebesar 29,98%
dari luas Propinsi Banten, dengan panjang garis pantai 307 Km dan memiliki 33 pulau kecil
dengan pulau Panaitan yang paling luas. Penggunaan lahan di kabupaten Pandeglang
terdiri dari Hutan (30,41%), lahan sawah (19,93%) dan lahan kering/lainnya (49,66%). Secara
geografis, Kabupaten Pandeglang terletak antara 6o21' sampai 7o10' Lintang Selatan dan
104o48' sampai 106o11' Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Serang
Sebelah Timur : Kabupaten Lebak
Sebelah Selatan :Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Selat Sunda
Kecamatan Pandeglang sebagai Ibukota Kabupaten terletak pada jarak 23 Km dari
Ibukota Propinsi Banten (Serang) dan 111 Km dari Ibukota Negara (Jakarta). Secara umum
daerah ini beriklim tropis dengan temperatur berkisar antara 22,5 oC hingga 27,9oC dengan
suhu udara rata-rata untuk dataran rendah adalah 22,9 oC dan 22,5 oC untuk dataran tinggi.
TOPOGRAFI
Secara umum bentuk topografi wilayah Kabupaten Pandeglang di daerah Tengah
dan Selatan pada umumnya merupakan dataran dengan gunung-gunung yang
ketinggiannya rendah (Gunung Payung, Gunung Honje, Gunung Tilu dan Gunung Raksa).
Luas wilayah bagian selatan sekitar 85,07% dari wilayah luas kabupaten. Sedangkan daerah
utara sekitar 14,93% dari luas kabupaten merupakan dataran tinggi, dimana terdapat
gunung-gunung yang cukup tinggi (Gunung Karang, Gunung Pulosari dan Gunung Aseupan).
Kabupaten Pandeglang memiliki sumber daya air yang relatif cukup banyak, hal ini nampak
dari terdapatnya aliran 14 sungai yang bermuara di Selat Sunda dan 4 sungai yang bermuara
di Samudera Indonesia.
DEMOGRAFI
Kependudukan erat kaitannya dengan proses penyelenggaraan pembangunan yang
berkelanjutan, hal ini dikarenakan salah satu keberhasilan pembangunan akan tercermin
melalui kondisi kependudukan yang berkaitan dengan tingkat kesejahteraan penduduk. Di
lain pihak permasalahan yang menyangkut kependudukan sangat kompleks, untuk itu
keberadaan informasi kependudukan sangat penting sebagai acuan dasar dalam setiap
pengambilan kebijakan.
Partisipasi penduduk usia kerja dalam bekerja dan mencari pekerjaan untuk
mencukupi kebutuhan dirinya dan rumahtangganya dapat dilihat melalui angka Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK adalah proporsi penduduk usia kerja yang
termasuk ke dalam angkatan kerja mencakup mereka yang bekerja dan mencari
pekerjaan terhadap jumlah penduduk usia kerja. Dari hasil Sakernas tahun 2013, terlihat
bahwa partisipasi penduduk usia kerja Kabupaten Pandeglang dalam bekerja dan
mencari pekerjaan sebesar 58,74%. Bila dibandingkan tahun sebelumnya, angka ini
mengalami penurunan dari 69,02% tahun 2012 menjadi 58,74% pada tahun 2013. Bila
dibedakan berdasarkan jenis kelamin, ada perbedaan angka yang cukup jauh antara
TPAK laki‐laki dengan perempuan. TPAK laki-lakisebesar 80,63% sedangkan TPAK
perempuan hanya sebesar 35,96 %. Perbedaan ini menunjukkan bahwa partisipasi
laki‐laki jauh lebih besar dibandingkan perempuan dalam upaya mendapatkan
penghasilan/pendapatan baik untuk dirinya maupun untuk rumahtangganya.
Dalam hal penyerapan tenaga kerja pada tahun 2013 dapat dilihat dari angka
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) yang hanya sebesar 87,66 persen, angka ini turun bila
dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 90,67persen. Hal ini berimbas pada
angka Tingkat Pengangguran. Namun demikian Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT)naik dari9,30 persen pada tahun 2012 menjadi 12,34 persen tahun 2013.
Pengangguran untuk penduduk perempuan lebih kecil yaitu sebesar 10,43 persen
dibandingkan pengangguran penduduk laki-laki sebesar 13,15 persen.
Apabila mencermati komposisi penduduk yang bekerja dapat dilihat bahwa
penduduk Kabupaten Pandeglang masih dominan bekerja di sektor/lapangan usaha
pertanian, disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2
Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin
Tahun 2013
Lapangan Usaha Laki-laki (%) Perempuan (%)
1. Pertanian 43,11 36,64
2. Industri Pengolahan 8,67 6,82
3. Perdagangan, Hotel & Restoran 17,38 39,29
PENDIDIKAN
Pendidikan mempunyai korelasi yang kuat dengan berbagai aspek sosial ekonomi,
seperti kesejahteraan keluarga. Untuk mengetahui kondisi penduduk antara lain dapat
dilihat dari Angka Partisipasi penduduk dalam kegiatan sekolah dan tingkat pendidikan
tertinggi yang ditamatkan.
Tabel 1.3 berikut menunjukan bahwa kondisi pada tahun 2013 angka partisipasi
sekolah pada penduduk usia SD sederajat menduduki peringkat terbesar dengan partisipasi
sekolah pada usia di atasnya. Sedangkan untuk tingkat SMA sederajat angka partisipasi
sekolah sebesar55,99 persen.
Tolok ukur lain yang cukup mendasar di bidang pendidikan adalah banyaknya
penduduk yang mampu membaca dan menulis atau yang dikenal dengan penduduk melek
huruf dan penduduk buta huruf. Tingkat melek huruf di Kabupaten Pandeglang untuk usia
10 tahun ke atas pada tahun 2013 tercatat sebanyak 96,o1% yang sedikit lebih rendahdari
tahun sebelumnya (2012) yang sebesar 96,51%.
Tabel 1.3
Indikator Pendidikan Kabupaten Pandeglang Tahun 2008-2013
Tahun
No Indikator
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Angka Partisipasi
Sekolah (%)
a. SD Sederajat 97,95 96,36 96,42 98,17 97,60 98,03
b. SMP Sederajat 74,94 72,09 70,54 86,71 91,69 90,14
c. SMA Sederajat 32,28 46,96 41,34 56,49 53,29 55,99
2 Angka Partisipasi Kasar
(%)
a. SD Sederajat 114,71 106,28 109,37 105,43 100,65 109,76
b. SMP Sederajat 54,64 77,65 63,28 87,16 95,73 87,75
c. SMA Sederajat 29,86 45,91 53,27 56,34 61,21 61,89
3 Angka Partisipasi Murni
(%)
a. SD Sederajat 97,10 91,51 93,18 93,13 92,66 93,73
b. SMP Sederajat 46,08 59,68 53,51 69,12 77,97 73,01
c. SMA Sederajat 21,55 32,09 34,20 45,43 45,12 49,29
4 Rata-rata Lama Sekolah 6,40 6,44 6,47 6,81 6,97 7,04
(Tahun)
5 Angka Melek Huruf 96,50 96,30 96,35 96,37 96,51 96,01
Latin (%)
Sumber : BPS dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang
Tabel 1.4
Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan di
Kabupaten Pandeglang tahun 2012-2013
TAHUN
Tingkat/Jenjang Pendidikan 2012 2013
Tidak/belum tamat SD/MI Sederajat 27,40 28,96
SD/MI Sederajat 40,71 40,75
SLTP Sederajat 17,62 15,68
SLTA/SMK Sederajat 11,45 11,95
Diploma/PT Sederajat 2,83 2,66
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang (Susenas Tahun 2013)
Disamping hal di atas, fasilitas pendidikan juga merupakan hal yang sangat penting
sebagai sarana penunjang pendidikan. Jumlah sarana sekolah, guru dan siswa tahun ajaran
2012/2013 rata-rata sekolah tingkat SD menampung 168,65 siswa dengan jumlah guru
persekolah rata-rata 34,34 orang. Untuk sekolah SLTP rata-rata menampung 226,33 siswa
dengan jumlah guru rata-rata 16,55 orang per sekolah. Sedangkan untuk tingkat sekolah
SLTA rata-rata menampung 224,59 siswa dengan rata-rata banyaknya guru per sekolah
sebanyak 10,41 orang.
Tabel 1.5
Jumlah Sekolah, Guru, Murid dan Rasio Murid-Guru Menurut Jenjang Sekolah di Kabupaten
Pandeglang, Tahun Ajaran 2012/2013
Rasio Rasio
Jumlah
Jenjang Sekolah Guru Murid Murid- Murid-
Sekolah
Guru Sekolah
SD Sederajat 1.031 5.064 173.880 34,34 168,65
KESEHATAN
Pembangunan di bidang kesehatan yang digariskan dalam Sistem Kesehatan
Nasional diarahkan agar jangkauan pelayanan kesehatan lebih luas dan merata sehingga
dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga
memungkinkan masyarakat hidup lebih produktif, baik secara ekonomi maupun sosial.
Masalah kesehatan merupakan persoalan penduduk selama hidup, oleh karenanya
pembangunan sarana dan prasarana kesehatan sangatlah penting. Bahkan pemerintah telah
mengarahkan agar APBN/APBD lebih diprioritaskan ke sektor kesehatan selain pendidikan
dasar. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat antara lain
tersedianya sarana kesehatan, keadaan lingkungan yang memadai dan mutu makanan yang
dikonsumsi. Penanganan faktor tersebut harus dilakukan terarah dan terpadu dengan
memperhatikan kondisi sosial ekonomi yang terkait.
Jumlah Kematian Bayi (0-12 bln) dan Angka Harapan Hidup Penduduk
Kabupaten PandeglangTahun 2012-2013
Tabel 1.7
Angka Kesakitan dan Rata-Rata Lamanya Sakit Penduduk Kabupaten Pandeglang
Tahun 2012-2013
2012 2013
Indikator Kesehatan
L P Total L P Total
Angka Kesakitan (%) 35,04 39,06 37 34,11 37,86 35,94
Rata-Rata Lamanya Sakit (hari) 6,8 6,53 6,67 6,56 5,86 6,23
Sumber: Susenas Tahun 2012- 2013
PEMERINTAHANDANKETERTIBAN
Dalam era keterbukaan aparat pemerintah haruslah profesional dalam kinerjanya,
terutama dalam mengantisipasi keadaan dan lebih berorientasi kepada pelayanan
masyarakat, sehingga diharapkan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tidak terdapat lagi
di Kabupaten Pandeglang. Sikap aparat juga dipengaruhi oleh sistem, kelembagaan dan
budaya masyarakat yang dilayani. Dengan demikian upaya perubahan dan pembahasan
manajemen pemerintah harus lebih bersifat komprehensif dan integral.
Jumlah aparatur pemerintah daerah di Kabupaten Pandeglang sampai akhir tahun
2013 sebanyak 12.859 PNS yang tersebar bekerja pada 80Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dengan rincian Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu, Satuan Polisi Pamong Praja, 10SKPD berupa Lembaga Teknis Daerah,
17SKPD berupa Dinas Daerah dan 35 SKPD berupa Kecamatan serta 13 SKPDKelurahan.
Tabel 1.8
Jumlah Aparatur Pemerintah Daerah (PNS) Kabupaten Pandeglang
berdasar Golongan Ruang Tahun 2013
Jenis Kelamin
Golongan Jumlah
L P
I 177 30 207
II 1.660 1.287 2.947
III 2.750 2.639 5.389
IV 2.377 1.939 4.316
Jumlah 6.964 5.895 12.859
Sumber : PandeglangDalam Angka Kabupaten Pandeglang Tahun 2013
Tabel 1.9
Jumlah Aparatur Pemerintah Daerah (PNS) Kabupaten Pandeglang
berdasarkan Pendidikan Tahun 2013
SD SLTP SLTA/D I D2 D3 S1/DIV S2/SIII
193 269 4.938 861 735 5.650 213
Sumber : PandeglangDalam Angka Kabupaten Pandeglang Tahun 2013
LINGKUNGAN
Wilayah Kabupaten Pandeglang memiliki luas sebesar 274.689 ha, yang terdiri dari
hutan negara 56.501 ha, hutan rakyat3.682,57 ha, lahan sawah 54.739 ha dan lainnya 136.409
ha.Dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan, pengelolaan wilayah hutandilakukan
dengan pola pengelolaan hutan berbasis pemberdayaan masyarakat, sehingga masyarakat
sekitar hutan dapat sejahtera dengan tetap menjaga kelestarian hutan dan lingkungan.
Demikian juga dengan pengelolaan lahan sawah yang harus memperhatikan lingkungan dan
kearifan lokal.
ahli dengan tugas membantu anggota DPRD dalam menjalankan tugas. Fungsi
Sekretariat DPRD adalah: memfasilitasi rapat anggota DPRD, melaksanakan urusan
rumah tangga dan perjalanan dinas anggota DPRD, dan mengelola tata usaha DPRD.
3. Dinas Daerah mempunyai tugas pokok sebagai berikut : menyelenggarakan
kewenangan otonomi daerah Kabupaten Pandeglang dalam rangka pelaksanaan tugas
desentralisasi.
4. Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidangnya. Untuk dapat melaksanakan
tugasnya Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pandeglang mempunyai fungsi
perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya dan pelayanan penunjang
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
5. Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat. Camat melaksanakan dan menerima
pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati. Untuk dapat
melaksanakan tugasnya camat mempunyai fungsi sebagai berikut: memimpin
pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah, membantu Sekretaris Daerah dalam
penyiapan informasi mengenai wilayah Kecamatan yang dibutuhkan dalam perumusan
kebijakan bagi Bupati, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
Cabang Dinas yang berada di wilayah kerjanya, dan mengkoordinasikan kegiatan
penyelenggaraan pelayanan lintas Kelurahan dan Desa.
6. Kelurahan merupakan perangkat kecamatan yang dipimpin oleh seorang Lurah.
Kelurahan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan
yang dilimpahkan oleh Camat. Untuk dapat melaksanakan tugasnya Lurah mempunyai
fungsi sebagai berikut: mendorong partisipasi masyarakat dan mengkoordinir
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat di wilayahnya.
0
1.3 STRUKTUR ORGANISASI
Pemerintah Kabupaten Pandeglang pada Tahun 2014 dipimpin oleh seorang Bupati,
yang dijabat oleh H.Erwan Kurtubidan Wakil Bupati yang dijabat oleh Hj. Heryani.
untuk memastikan bahwa visi, misi, tujuan dan sasaran strategis pemerintah kabupaten dapat
dipenuhi melalui implementasi strategi pencapaiannya (program dan kegiatan) yang selaras.
Atas dasar tersebut, siklus sistem AKIP diawali dengan penyusunan Rencana Strategis yang
mendefinisikan visi, misi dan tujuan/ sasaran strategis pemerintah Kabupaten Pandeglang.
Secara selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan untuk dilaksanakan dalam
rangka pemenuhan visi, misi dan tujuan/ sasaran strategis tersebut. Sistem pengukuran kinerja
dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauhmana capaian kinerja Pemerintah Kabupaten
Pandeglang yang berhasil diperoleh. Pada setiap akhir periode pelaksanaan program/ kegiatan,
capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan kepada para stakeholders dalam
wujud Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) memiliki dua fungsi utama sekaligus.
Pertama, laporankinerja merupakan sarana bagi pemerintah Kabupaten Pandeglang untuk
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (Pemerintah Pusat
dan Provinsi, DPRD dan masyarakat). Kedua, laporan kinerja merupakan sarana evaluasi atas
pencapaian kinerja pemerintah Kabupaten Pandeglang sebagai upaya untuk memperbaiki
kinerja di masa datang. Dua fungsi utama LKIP tersebut merupakan cerminan dari maksud dan
tujuan penyusunan dan penyampaian LKIP oleh setiap instansi pemerintah.
Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LKIP Pemerintah
Kabupaten Pandeglang Tahun 2014 mencakup hal-hal berikut ini:
Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LKIP Tahun
2014 sebagai sarana pertanggungjawaban pemerintah Kabupaten Pandeglang atas capaian
kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2014. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan
merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi, tujuan dan sasaran strategis telah dicapai
selama tahun 2014.
Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LKIP Tahun 2014
sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen Pemerintah Kabupaten
Pandeglang bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk setiap celah kinerja
yang ditemukan, manajemen Pemerintah Kabupaten Pandeglang dapat merumuskan
strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja Pemerintah Kabupaten
Pandeglang dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.
tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan
memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan
kinerja di masa datang.
Uraian singkat masing-masing Bab adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, Menjelaskan secara ringkas profil Pemerintah
Kabupaten Pandeglang dan menjabarkan maksud dan
tujuan penyusunan dan penyampaian LKIP Tahun 2014
ini
BAB II : PerencanaanKinerja Menjelaskan muatan rencana kerja Pemerintah
Kabupaten Pandeglang tahun 2014 dan penetapan
kinerja tahun 2014
BAB III : Akuntabilitas Kinerja Menjelaskan analisis pencapaian kinerja Pemerintah
Kabupaten Pandeglang dikaitkan dengan
pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian
akuntabilitas kinerja berdasarkanvisi, misi, tujuan dan
sasaran strategis untuk tahun 2014. Selain itu juga
disajikan pertanggungjawaban keuangan pada tahun
2014.
Menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan
BAB IV : Penutup Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang
Tahun 2014 ini dan menguraikan rekomendasi yang
diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Lampiran, berisi data pendukung dari LKIP Tahun 2014 yang terdiri dari :
1. Realisasi Anggaran Kabupaten Pandeglang Tahun 2014;
2. Matrik Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Berdasarkan Sasaran Strategis
Kabupaten Pandeglang Tahun 2014;
3. Matrik Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Berdasarkan Fungsi, Urusan
Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang
Tahun 2014.
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
A. VISI
Visi dan misi merupakan suatu gambaran tentang keadaan dan upaya bagi masa
mendatang yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah.Hal-hal
yang menjadi perhatian perumusan visi dan misi adalah :
1. Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi;
2. Memberikan arah dan fokus strategis yang jelas;
3. Mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat
dalam sebuah organisasi;
4. Memiliki orientasi terhadap masa depan sehingga segenap jajaran harus berperan
dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan organisasinya;
5. Mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi;
6. Mampu menjalin kesinambungan kepemimpinan organisasi.
Visi merupakan cara pandang jauh kedepan kemana masyarakat beserta
Pemerintah Kabupaten Pandeglang membawa dan menempatkan diri pada suatu tatanan
berbangsa dan bernegara yang madani. Secara normatif, visi Kabupaten Pandeglang adalah
sebuah tatanan masyarakat yang terus melaksanakan proses pembangunan berkelanjutan,
berguna dan berhasil guna, bertanggungjawab dan bertanggunggugat, komprehensif,
terukur, efektif dan efisien.
Visi Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016 adalah : “Kabupaten Pandeglang
sebagai Daerah Mandiri dan Berkembang di Bidang Agribisnis dan Pariwisata Berbasis
Pembangunan Perdesaan”.
Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Mandiri dan berkembang di bidang agribisnis
Kabupaten Pandeglang sebagai Pusat Agribisnis dapat diartikan bahwa Kabupaten
Pandeglang akan menjadikan pertanian dan segala sumberdaya, usaha, kelembagaan
dan jaringan bisnis (hulur-hilir) pertanian sebagai basis perekonomian daerah dalam
rangka pengembangan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk
mewujudkan visi tersebut, Pemerintah dan seluruh stakeholder akan menggerakan
energinya dalam melakukan ekonomisasi sektor pertanian dengan memperhatikan
faktor-faktor dominan seperti komoditas unggulan, permintaan pasar, dukungan
industri hulu-hilir, pola usaha tani, jaringan dan kelembagaan usaha serta manajemen
permodalan.
(2) Mandiri dan berkembang di bidang pariwisata
Kabupaten Pandeglang sebagai Pusat Kegiatan Pariwisata dapat diartikan bahwa
Kabupaten Pandeglang akan menjadikan pariwisata sebagai sektor pendukung bagi
peningkatan perekonomian daerah. Untuk mewujudkan cita visi tersebut, Pemerintah
dan seluruh stakeholder akan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan
budaya sebagai destinasi pariwisata, melalui pengembangan obyek dan daya tarik
wisata, promosi dan pemasaran, jasa pelayanan pariwisata didukung oleh infrastruktur
yang diperlukan jaminan regulasi kepariwisataan yang diorientasikan kepada
peningkatan kunjungan wisata dan kesejahteraan masyarakat.
(3) Berbasis pembangunan perdesaan
Mewujudkan Kabupaten Pandeglang sebagai pusat agribisnis dan destinasi pariwisata
tidak mungkin dapat tercapai tanpa partisipasi aktif dari masyarakat yang sebagian
besar berada di pedesaan.Maka subyek utama upaya peningkatan pertumbuhan
ekonomi di sektor pertanian dan pariwisata sesungguhnya adalah masyarakat
pedesaan.Oleh karena itu, pedesaan merupakan basis utama dari kegiatan usaha
pertanian dan jasa pelayanan pariwisata.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan tentang visi
Kabupaten Pandeglang, antara lain :
1. Visi memberikan arah dan fokus strategis yang jelas sehingga memudahkan dalam
menyusun strategi;
2. Visi tersebut akan menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang
terdapat di Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Semua gagasan-gagasan strategis
akan diarahkan untuk mencapai core business agribisnis dan wisata unggul;
3. Visi tersebut memiliki orientasi terhadap masa depan sehingga segenap jajaran
(stakeholders) harus berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan
Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Seluruh stakeholders Pemerintah Kabupaten
Pandeglang akan berorientasi untuk mencapai agribisnis dan wisata unggul;
4. Visi tersebut akan menumbuhkan komitmen seluruh jajaran (stakeholders) dalam
lingkungan Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Semua komitmen akan diarahkan
pada bisnis-bisnis unggulan;
5. Visi tersebut akan menjamin kesinambungan kepemimpinan Pemerintah Kabupaten
Pandeglang. Visi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pandeglang akan
mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan di Pemerintah Kabupaten
Pandeglang. Arah dari Visi yang telah ditetapkan akan mampu mengarahkan derap dan
langkah kepemimpinan dari berbagai periode;
6. Visi tersebut akan menarik komitmen dan menggerakkan banyak orang, menciptakan
makna bagi kehidupan masyarakat Pandeglang, menciptakan standar unggulan, dan
menjembatani keadaan sekarang dan masa depan.
B. MISI
Misi merupakan hal-hal yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Pandeglang untuk menjabarkan dan mencapai visi yang telah
ditetapkan.Berdasarkan uraian visi di atas, maka misi pembangunan Kabupaten Pandeglang
Tahun 2011-2016 adalah:
1) Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pertanian dan pariwisata.
2) Memberdayakan UMKM dan Koperasi dalam bidang pertanian dan jasa pariwisata serta
usaha pendukungnya.
C. TUJUAN
Mengacu kepada visi dan misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak
dicapai atau dihasilkan pada tahun 2013 adalah, sebagai berikut:
1) Meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat.
2) Meningkatkan peranan koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
3) Membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
4) Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
D. SASARAN
Sasaran strategis Kabupaten Pandeglang didukung oleh168 program diluar
program belanja dasar. Program-program tersebut merupakan program yang diambil dari
RPJMD Kabupaten Pandeglang Periode Tahun 2011-2016. Pengelompokkan program
tersebut yang didasarkan pada sasaran strategis kabupaten dengan rincian sebagai berikut:
1. Misi: Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pertanian dan Pariwisata, dengan
sasaran:
a. Meningkatnya investasi dan perekonomian daerah berbasis pertanian dan
pariwisata, didukung oleh program sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Produk Pertanian Unggulan
2. Program Perluasan Jaringan Bisnis dan Pasar Produk Pertanian
3. Program Peningkatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Agribisnis (Hulu-Hilir)
4. Program Pembangunan/ Pengembangan Industri di Bidang Agribisnis
5. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman
Hortikultura
6. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman
Perkebunan
7. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
8. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
13. Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
d. Tertanggulanginya kemiskinan dan pengangguran yang diprioritaskan pada
kantong-kantong kemiskinan dengan memprioritaskan pemberdayaan masyarakat
untuk mencapai tujuan Millenium Development Goal’s, didukung oleh program
sebagai berikut:
1. Program Pengurangan Jumlah Masyarakat Miskin
2. Program Sarana dan Prasarana Sosial
3. Program Pemberdayaan Masyarakat
4. Program Peningkatan Peran Perempuan di Pedesaan
5. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian
Sumber Daya Kelautan
e. TersedianyaBadan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menstimulus pertumbuhan
ekonomi daerah, didukung oleh Program Penyiapan dan Peningkatan Investasi.
1. Program Penyiapan dan Peningkatan Investasi
2. Program Fasilitasi pembentukan dan penguatan modal BUMD/BLUD
f. Terlaksananya Intensifikasi, eksplorasi dan pendayagunaan potensi-potensi
Sumber Daya Alam danpemanfaatan sumber energi dengan memperhatikan
keberlanjutan serta kelestarian lingkungan hidup, didukung oleh program sebagai
berikut:
1. Program Divestasi dan Peninjauan Bagi Untung Hasil Kekayaan Alam/Aset
Daerah
2. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, Energi dan
Sumber Daya Mineral
3. Program Pengelolaan Air Tanah
4. Program Pengadaan dan Pengembangan Bidang Pertambangan, Energi dan
Sumber Daya Mineral
5. Program Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya
6. Program Pengembangan Kawasan Perikanan Tangkap
2. Misi : Memberdayakan UMKM dan Koperasi dalam bidang pertanian dan jasa pariwisata
serta usaha pendukungnya, dengan sasaran :
a. Meningkatnya pemberdayaan koperasi, pengusaha mikro, kecil dan menengah,
didukung oleh program sebagai berikut :
7. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan
6. Misi : Meningkatkan Tata Kelola Kepemerintahan Daerah, dengan sasaran:
a. Terwujudnya Good Governance dalam rangka menciptakan iklim investasi yang
kondusif, didukung oleh program sebagai berikut :
1. Program Penyelenggaraan Pemerintahan Umum
2. Program Koordinasi Perencanaan Pengendalian Pembangunan
3. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
4. Program Penataan Administrasi Kependudukan
5. Program Pencatatan Kelahiran
6. Program Penerapan Pelayanan KTP Elektronik (e-KTP)
7. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
8. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
9. Program Penyusunan dan Penetapan Regulasi Pembangunan dan Pelayanan
Publik
10. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pemerintah Daerah
11. Program Peningkatan Informasi Perizinan, Retribusi dan Pajak Daerah
12. Program Pengendalian dan Pengawasan Perizinan, Retribusi dan Pajak
Daerah
13. Program Penyiapan dan Peningkatan Investasi
14. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
15. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala
Daerah
16. Program Penataan Daerah Otonomi Baru
17. Program Pengembangan Otonomi Daerah
18. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa
19. Program Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Pemerintah Kecamatan ,
Desa, dan Kelurahan
20. Program Peningkatan Kapasitas Organisasi dan Ketatalaksanaan
Pemerintah Daerah
21. Program Peningkatan Pengembangan Dokumen Perencanaan Pelaporan
dan Evaluasi
22. Program Pendidikan Kedinasan
Mengacu kepada visi,misi, tujuan, serta sasaran yang telah ditetapkan, maka
penetapan kinerja untuk tahun 2014 yang hendak dicapai dari setiap program adalah
sebesar 66.67 % dan indicator kinerja untuk setiap sasaran strategis ditetapkan sesuai
dengan target dalam RPJM 2011-2016. Adapun rincianindikator dan program setiap misi
diuraikan sebagai berikut:
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 19 program dan 83 kegiatan
dengan sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 16 program dan 82 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 7 program dan 33 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 1program dan 1 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 3 program dan 10 kegiatan
sebagaimana berikut :
2. Misi : Memberdayakan UMKM dan Koperasi dalam bidang pertanian dan jasa pariwisata
serta usaha pendukungnya, dengan sasaran:
Meningkatnya pemberdayaan Koperasi, pengusaha mikro, kecil dan
2.1
menengah
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 5program dan 22 kegiatan
sebagaimana berikut :
3. Misi : Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif dan inovatif, dengan
sasaran:
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 4 program dan 15 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 4 program dan 11 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 4 program dan 11 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 8 program dan 79 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
NDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 13 program dan 23 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 18 program dan 58 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 5 program dan 14 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 2 program dan 10 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 3 program dan 12 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 1 program dan 1 kegiatan
sebagaimana berikut:
Program/Kegiatan Satuan Anggaran
Program Pembangunan/ Pemeliharaan Jalan Rp 33,649,907,940
Poros Desa
Pembangunan Jalan Dan Jembatan Poros Desa Rp 33,649,907,940
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 12 program dan 39kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA
Perencanaan, Pembangunan dan Pengembangan jaringan % 35.00
transportasi
PDRB adhk Pengangkutan dan Komunikasi Rp. Juta 346,995
PDRB adhb Pengangkutan dan Komunikasi Rp. Juta 1,598,798
Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang % 70
telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan
kabupaten/kota
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 1 program dan 10 kegiatan
sebagaimana berikut:
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA
Tersedianya dokumen penataan ruang yang % 59.00
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Pelayanan pencegahan pencemaran air % 100
Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber % 100
tidak bergerak
Pelayanan penyediaan informasi status kerusakan lahan % 100
dan/atau tanah untuk produksi biomassa
Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat % 100
adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh oleh 4 program dan 13 kegiatan
sebagaimana berikut :
Program/Kegiatan Satuan Anggaran
Program perencanaan tata ruang Rp 140,000,000
Penyusunan rencana detail tata ruang kawasan Rp 140,000,000
Program pengendalian pemanfaatan ruang Rp 50,000,000
Pengawasan pemanfaatan ruang Rp 50,000,000
Program pengendalian pencemaran dan Rp 1,611,082,700
kualitas lingkungan hidup
Pengawasan dan pengendalian kerusakan Rp 75,000,000
lingkungan
Peningkatan operasional dan pemeliharaan Rp 30,000,000
sarana laboratorium
Peningkatan kualitas lingkungan hidup terutama Rp 1,227,941,000
air (dak bidang lingkungan hidup)
Dana Penunjang DAK Bidang Lingkungan Hidup Rp 78,141,700
Perlindungan sumber daya air Rp 200,000,000
Program peningkatan kualitas dan akses Rp 445,899,250
informasi sumber daya alam dan lingkungan
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 15 program dan 100 kegiatan
sebagaimana berikut :
Program/Kegiatan Satuan Anggaran
Program Koordinasi Perencanaan dan Rp 2,286,157,200
Pengendalian Pembangunan
Koordinasi Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Rp 306,416,800
Penanaman Modal
Musrenbangkec Rp 21,500,000
Pembinaan Kelembagaan Kemasyarakatan Desa dan Rp 165,800,000
Mitra Penggerak Pembangunan
Fasilitasi Pengendalian Bantuan Keuangan Provinsi Rp 9,000,000
Musrenbangkec Rp 19,500,000
Pembinaan Kelembagaan Kemasyarakatan Desa dan Rp 272,600,000
Mitra Penggerak Pembangunan
Fasilitasi Pengendalian Bantuan Keuangan Provinsi Rp 14,000,000
Musrenbangkel Rp 5,150,000
Peningkatan Penyelenggaraan Kegiatan Distribusi Rp 4,500,000
Raskin
Peningkatan Penyelenggaraan Kegiatan Lembaga Rp 42,660,000
Pemberdayaan Masyarakat
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Rp 69,820,000
Musrenbangkel Rp 6,000,000
Peningkatan Penyelenggaraan Kegiatan Distribusi Rp 5,000,000
Raskin
Peningkatan Penyelenggaraan Kegiatan Lembaga Rp 47,160,000
Pemberdayaan Masyarakat
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Rp 104,900,000
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 8 program dan 16 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 5 program dan 52 kegiatan
sebagaimana berikut:
Daerah
Operasional PAD di Kelurahan Rp 5,000,000
Program Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Rp 5,000,000
Daerah
Operasional PAD di Kelurahan Rp 5,000,000
Program Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Rp 5,000,000
Daerah
Operasional PAD di Kelurahan Rp 5,000,000
Program Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Rp 5,000,000
Daerah
Operasional PAD di Kelurahan Rp 5,000,000
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA
Persentase peningkatan partisipasi masyarakat dalam % 35.00
pembangunan
Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan % 83
kepala daerah di kabupaten/kota
Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan Patroli / 3
ketentraman masyarakat hari/regu
Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat Orang / RT 1
(Linmas) di Kabupaten/Kota
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 1 program dan 3 kegiatan
sebagaimana berikut :
Program/Kegiatan Satuan Anggaran
Program Pendidikan Politik Masyarakat Rp 646,742,000
Koordinasi forum-forum diskusi politik Rp 100,000,000
Pembinaan dan pengawasan partai politik Rp 100,000,000
Pemantauan, pelaporan dan evaluasi pemilu Rp 446,742,000
legislatif dan pemilu presiden
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 5 program dan 20 kegiatan
sebagaimana berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut :
Keberhasilan pencapaian sasaran ini juga didukung oleh 3 program dan 8 kegiatan
sebagaimana berikut :
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pada tahun 2012, nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pandeglang
sebesar 69,22 Semantara pada tahun 2013, Nilai IPM tersebut meningkat sebesar 0,42 digit
atau menjadi sebesar 69,64. Nilai IPM tersebut terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu Indeks
Angka Harapan Hidup, Indeks Pendidikan, Indeks Tingkat Daya Beli. Pada tahun 2012
Indeks Angka Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Tingkat Daya Beli masing-
masing sebesar 65,22; 79,76; 62,68; sedangkan pada tahun 2013 masing-masing meningkat
menjadi sebesar 65,58; 80,16; 63,18; atau mengalami peningkatan sebesar 0,36 digit, 0,40
digit, 0,50 digit. Gambaran IPM Kabupaten Pandeglang dapat terlihat pada Gambar3.1 dan
Tabel 3.1.
Gambar 3.1
IPM Kabupaten Pandeglang
Tabel 3.1
Target/Proyeksi, Realisasi dan Capaian IPM
Kabupaten Pandeglang Tahun 2013
Laju
Uraian 2012 2013 Pertumbuhan
2013
Besaran Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 69,22 69,64 0,61%
- Indeks Angka Harapan Hidup 65,22 65,58 0,55%
- Indeks Pendidikan 79,76 80,16 0,50%
- Indeks Tingkat Daya Beli 62,68 63,18 0,80%
Sumber :BPS Kabupaten Pandeglang dan Hasil Analisis
3.2 Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama
Sekolah
Angka harapan hidup Kabupaten Pandeglang pada tahun 2012 sebesar 64,13
tahun dan pada tahun 2013 sebesar 0,22 tahun atau menjadi sebesar 64,35 tahun.
Sementara angka melek huruf Kabupaten Pandeglang pada tahun 2012 sebesar 96,51
persen, dan tahun 2013 meningkat sebesar 0,27 persen atau menjadi sebesar 96,78.
Sedangkan angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Pandeglang pada tahun 2012
sebesar 6,97 tahun dan pada tahun 2013 meningkat sebesar 0,07 tahun atau sebesar
7,04 tahun. Gambaran angka harapan hidup, angka melek huruf dan rata-rata lama
sekolah dapat diihat sebagaimana Tabel 3.2 dan Gambar 3.2.
Tabel 3.2
Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf
dan Rata-rata Lama Sekolah
Laju
Uraian 2012 2013 Pertumbuhan
2013
Angka Melek Huruf (%) 96,51 96,78 0,28%
Angka Harapan Hidup (tahun) 64,13 64,35 0,34%
Angka rata-rata lama sekolah (tahun) 6,97 7,04 1,00%
Sumber :BPS Kabupaten Pandeglang dan Hasil Analisis
Gambar 3.2
Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf
dan Rata-rata Lama Sekolah
Tabel 3.3
Jumlah Penduduk dan Pertumbuhannya pada tahun 2012 dan 2013
Tahun
Uraian
2012 2013
Jumlah Penduduk (jiwa) 1.181.430 1.183.006
Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1,66 0,13
Jumlah Rumah Tangga (kk) 280.372 280.760
Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang dan Hasil Analisis
Gambar3.3
Jumlah Penduduk dan Pertumbuhannya pada tahun 2012 dan 2013
Tabel 3.4
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) Tahun 2012 dan 2013
PDRB ADHB
Kontribusi (%) Pertumbuhan
LAPANGAN USAHA (Jutaan Rupiah)
Tahun 2013 (%)
2012 2013 2012 2013
Pertanian 3.040.878 3.285.337 28,38 27,62 8,04
Pertambangan &
11.703 12.131 0,11 0,10 3,66
Penggalian
Industri Pengolahan 1.070.829 1.204.938 9,99 10,13 12,52
Listrik, Gas dan Air
369.994 388.678 3,45 3,27 5,05
Bersih
Bangunan 600.782 662.735 5,61 5,57 10,31
Perdagangan, Hotel
2.432.264 2.704.652 22,70 22,74 11,20
dan Restoran
Pengangkutan dan
826.104 963.070 7,71 8,10 16,58
Komunikasi
Bank & Lembaga
625.128 693.731 5,83 5,83 10,97
Keuangan lainnya
Jasa-jasa 1.738.348 1.978.719 16,22 16,64 13,83
KABUPATEN 10.716.031 11.893.991 100,00 100,00 10,99
BANTEN 213.197.790 244.548.140 5,03 4,86 14,70
Sumber :BPS Kabupaten Pandeglang dan Hasil Analisis
Gambar3.4
Grafik Kontribusi PDRBAtas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 dan 2013
Gambar3.5
Grafik Perkembangan Kontribusi PDRBAtas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Pandeglang Secara Sektoral, Tahun 2012 dan 2013
Gambar 3.6
Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Provinsi Banten
dan Kabupaten Pandeglang
Listrik, Gas Dan Air Bersih, serta Sektor Bangunan masing-masing dengan rata-rata laju
pertumbuhan sebesar 4,48 persen, 0,25 persen, 7,38 persen. Sedangkan Sektor Primer yang
meliputi Pertanian; serta Pertambangan dan Penggalian masing-masing sebesar 1,49 persen dan
-0,17 persen. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat sebagaimana Tabel 3.5 berikut ini dan
Gambar 3.7 berikut ini.
Tabel 3.5
Laju Pertumbuhan Ekonomi per Lapangan Usaha
Tahun 2012 dan 2013
Sektor/Lapangan Usaha 2012 2013
Primer 3,68 1,48
Pertanian 3,65 1,49
Pertambangan & Penggalian 9,35 -0,17
Sekunder 8,87 4,46
Industri Pengolahan 3,78 4,48
Listrik, Gas dan Air Bersih 33,10 0,25
Bangunan 6,34 7,38
Tersier 5,93 5,99
Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,44 5,55
Pengangkutan dan Komunikasi 8,45 8,80
Bank & Lembaga Keuangan lainnya 5,98 6,24
Jasa-jasa 5,62 5,31
Total 5,67 4,31
Sumber :Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Gambar 3.7
Laju Pertumbuhan Ekonomi per Kelompok Lapangan Usaha
Tingkat inflasi di suatu wilayah pada suatu tahun selain dihitung dengan metode IHK
(Indeks Harga Konsumen), dapat juga dilihat dari besarnya perubahan Indeks Harga Implisit
PDRB tahun berjalan dari tahun sebelumnya.Inflasi ini merupakan perubahan harga yang
terjadi dari sudut produsen atau yang lebih dikenal dengan Inflasi Sektoral.Inflasi tersebut
digambarkan oleh masing-masing sektor dan bersumber dari perbandingan antara PDRB
adhb dengan PDRB adhk.Indeks harga yang diturunkan dari perhitungan PDRB disebut
sebagai “PDRB Deflator” atau yang dikenal dengan Indeks Implisit (Indeks Harga Produsen).
Seberapa jauh terjadinya perubahan harga secara makro dari masing-masing sektor
dapat digambarkan melalui besaran Inflasi Sektoral. Dengan menggunakan berbagai jenis
input disertai harga yang berbeda pada suatu sektor, maka harga tertimbangnya
digambarkan oleh perubahan indeks implisit setiap tahunnya. Pada tahun 2012 inflasi
sektoral sebesar 5,37 persen, dan tahun 2013 menjadi 6,34 persen dengan pertumbuhan
sebesar 18,09 persen. Gambaran mengenai Inflasi Sektoral dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Indeks Implisit dan Inflasi Sektoral
Kabupaten Pandeglang Tahun 2012 dan 2013
Pertumbuhan
Sektor 2012 2013 Tahun 2013
(%)
PDRB adhb (Milyar Rp) 10.705.319 11.893.991 11,10
PDRB adhk (Milyar) 4.803.340 5.018.451 4,48
Indeks Implisit/Deflator PDRB 222,87 237,01 6,34
Inflasi di Tingkat Produsen 5,37 6,34 18,09
Sumber :Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Gambaran target/proyeksi dan capaian indikator makro pembangunan lebih lengkap dapat
dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Capaian Indikator Makro Kinerja Pembangunan Tahun 2014
Tahun 2014
NO Indikator Kinerja Makro Pembangunan Tingkat Capaian
Target Capaian Target
Target (%)
1 PDRB adhb (Rp. Juta) 14.340.295 11.893.991 82,94
2 PDRB adhk (Rp. Juta) 5.159.446 5.018.451 97,27
3 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,20 4,31 82,88
4 Tingkat Inflasi (%) 7,75 6,40 117,42
5 Struktur PDRB Pendekatan Produksi atau Sektoral
(ADHB) (Rp. Juta)
a. Pertanian 4.224.968 3.285.337 77,76
b. Pertambangan & Penggalian 15.387 12.131 78,84
c. Industri Pengolahan 1.589.025 1.204.938 75,83
d. Listrik, Gas dan Air Bersih 86.676 388.678 448,43
e. Bangunan 851.708 662.735 77,81
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.333.922 2.704.652 81,13
g. Pengangkutan dan Komunikasi 1.598.798 963.070 60,24
h. Bank & Lembaga Keuangan lainnya 1.067.060 693.731 65,01
i. Jasa-jasa 1.572.752 1.978.719 125,81
Total 14.340.295 11.893.991 121,21
6 Struktur PDRB Pendekatan Produksi atau Sektoral
(ADHK) (Rp. Juta)
a. Pertanian 1.561.636 1.485.926,94 95,15
b. Pertambangan & Penggalian 5.918 6.201,18 104,79
c. Industri Pengolahan 557.467 543.554,86 97,50
d. Listrik, Gas dan Air Bersih 31.406 172.641,48 549,71
e. Bangunan 252.860 262.823,49 103,94
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.332.721 1.282.295,91 96,22
g. Pengangkutan dan Komunikasi 346.995 341.370,76 98,38
h. Bank & Lembaga Keuangan lainnya 368.433 283.542,03 76,96
i. Jasa-jasa 702.010 640.093,99 91,18
Total 5.159.446 5.018.450,64 145,98
7 Share NTB Kabupaten Terhadap NTB Provinsi (%)
a. Pertanian 25,86 16,83 65,08
b. Pertambangan & Penggalian 6,81 4,84 70,96
c. Industri Pengolahan 1,28 1,08 84,39
d. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,01 4,22 417,57
e. Bangunan 8,92 7,27 81,48
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,52 5,70 75,72
g. Pengangkutan dan Komunikasi 5,85 4,19 71,64
h. Bank & Lembaga Keuangan lainnya 3,37 7,25 214,79
i. Jasa-jasa 15,08 13,24 87,77
8 Incremental Capital Output Ratio (ICOR) (indeks)
Lag 0 2,45 2,62 93,24
Lag 1 2,33 2,64 86,58
Lag 2 2,17 2,25 96,48
Lag 3 2,06 2,09 98,74
9 Jumlah Penduduk (jiwa) 1.244.534 1.183.006 104,94
10 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1,26 0,13 189,68
Tabel 3.7
Capaian Indikator Makro Kinerja Pembangunan Tahun 2014 (Lanjutan…)
Tahun 2014
3 >65-75 B Baik
6 0-30 D Kurang
Manusia)
14,6 Cakupan Pasangan Usia Subur yang 57.19 Cukup Baik
istrinya dibawah usia 20 tahun 3,5%
14,7 Cakupan Pasangan Usia Subur menjadi 101.22 Memuaskan
Peserta KB aktif 65%
14,8 Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin 23.26 Kurang
ber- KB tidak terpenuhi (Unmet Need) 5%
14,9 Cakupan Anggora Bina Keluarga Balita 136.33 Memuaskan
(BKB) ber- KB 70%
14,10 Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha 106.38 Memuaskan
Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB 87%
14,11 Ratio Petugas Lapangan Keluarga 34.25 Agak Kurang
Berencana/ Penyuluh Keluarga Berencana
(PLKB/PKB) 1 petugas di setiap 2 (dua)
Desa/Kelurahan
14,12 Ratio Pembantu Pembina Keluarga 100.29 Memuaskan
Berencana (PPKBD) 1 (satu) petugas di
setiap Desa/ Kelurahan
14,13 Cakupan penyediaan alat dan obat untuk 70.00 Baik
memenuhi kebutuhan masyarakat 30%
setiap tahun
14,14 Data mikro keluarga di setiap 100.00 Memuaskan
Desa/Kelurahan 100% di setiap tahun
15, Terlaksananya pembangunan dan peningkatan 58,04 Cukup Baik
sarana prasarana khususnya jalan menuju
kawasan agribisnis, destinasi pariwisata dan pusat
pemerintahan kecamatan
15,1 Meningkatnya kapasitas dan kualitas 100.00 Memuaskan
jalan
15,2 PDRB adhk Pengangkutan dan 98.38 Memuaskan
Komunikasi
15,3 PDRB adhb Pengangkutan dan 60.24 Cukup Baik
Komunikasi
15,4 Share NTB Kabupaten Terhadap NTB 71.64 Baik
Provinsi Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi
15,5 Cakupan lingkungan yang sehat dan 40.00 Agak Kurang
aman yang didukung dengan PSU
17,12 Tersedianya akses air minum yang aman 37.79 Agak Kurang
melalui sistem penyediaan air minum
dengan jaringan perpipaan dan bukan
jaringan perpipaan terlindungi dengan
kebutuhan pokok minimal
60liter/orang/hari
17,13 Tersedianya sistem air limbah setempat 7.18 Kurang
yang memadai
17,18 Tersedianya sistem air limbah skal 32.00 Agak Kurang
komunitas/ kawasan/kota
17,19 Tersedianya fasilitas pengurangan 75.00 Baik
sampah di perkotaan
17,20 Tersedianya 29espon penanganan 0.42 Kurang
sampah di perkotaan
17,21 Tersedianya sistem jaringan drainase 0.00 Kurang
skala kawasan dan skala kota sehingga
tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm
selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali
setahun
18, Tertatanya kawasan permukiman perkotaan pada 36.59 Agak Kurang
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan
Wilayah Promosi (PKWp), Pusat Kegiatan Lokal
(PKL), Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp),
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta Pusat
Pelayanan Lingkungan (PPL)
18,1 Penataan kawasan permukiman 92.23 Memuaskan
perkotaan pada Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW), Pusat Kegiatan Wilayah Promosi
(PKWp), Pusat Kegiatan Lokal (PKL),
Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp),
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
18,2 PDRB adhb 82.94 Sangat Baik
18,3 Laju Pertumbuhan Ekonomi 82.88 Sangat Baik
18,4 Tingkat Pengangguran Terbuka 71.39 Baik
18,5 Persentasi penduduk di bawah garis 92.98 Memuaskan
kemiskinan
18,6 Cakupan ketersediaan rumah layak huni 16.00 Kurang
18,7 Cakupan layanan rumah layak huni yang 18.81 Kurang
terjangkau
provinsi
27,3 Evakuasi korban bencana skala provinsi 142.857 Memuaskan
27,4 Cakupan pelayanan bencana kebakaran 296.193 Memuaskan
di kabupaten/kota
27,5 Tingkat waktu tanggap (response time 80.000 Sangat Baik
rate)
27,6 Persentase aparatur pemadam kebakaran 40.098 Agak Kurang
yang memenuhi standar kualifikasi
27,7 Jumlah mobil pemadam kebakaran diatas 11.427 Kurang
3000 - 5000 liter pada WMK
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN
KINERJA
1,1 Peningkatan investasi dan % 62 58.43 94.24
perekonomian daerah berbasis
pertanian dan pariwisata
1,2 PDRB adhb Rp. Juta 14,340,295 11,893,991 82.94
1,3 PDRB adhk Rp. Juta 5,159,446 5,018,451 97.27
1,4 Laju Pertumbuhan Ekonomi % 5.20 4.31 82.88
1,5 Tingkat Inflasi % 7.75 6.40 117.42
1,6 Indeks Gini Rasio Indeks 0.20 0.20 100.59
1,7 PDRB adhb per Kapital Rupiah 14,340,295 10,054,041 70.11
1,8 PDRB adhk per Kapital Rupiah 5,159,446 4,242,118 82.22
1,9 Besaran IPM (Indeks Pembangunan Indeks 72.03 69.64 96.68
Manusia)
1,10 Kemampuan Investasi - PMTB Milyar 625 706 112.95
Rupiah
1,11 PDRB adhk Sektor Pertanian Rp. Juta 1,561,636 1,485,927 95.15
1,12 PDRB adhb Sektor Pertanian Rp. Juta 4,224,968 3,285,337 77.76
1,13 Share NTB Kabupaten Terhadap % 25.86 16.83 65.08
NTB Provinsi Sektor Pertanian
1,14 PDRB adhk Perdagangan, Hotel dan Rp. Juta 1,332,721 1,282,296 96.22
Restoran
1,15 PDRB adhb Perdagangan, Hotel dan Rp. Juta 3,333,922 2,704,652 81.13
Restoran
1,16 Share NTB Kabupaten Terhadap % 7.52 5.70 75.72
NTB Provinsi sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran
1,17 Cakupan kajian seni 50% % 100 26.67 26.67
1,18 Cakupan fasilitasi seni 30% % 100 57.14 57.14
1,19 Cakupan gelar seni 75% % 100 100.00 100.00
1,20 Misi kesenian 100% % 100 100.00 100.00
1,21 Cakupan Sumber Daya Manusia % 100 37.50 37.50
Kesenian 25%
1,22 Cakupan tempat 100% % 100 100.00 100.00
1,23 Cakupan organisasi 34% % 100 33.33 33.33
1.24 Tersedianya informasi peluang 1 sektor/ 1 1 100.00
usaha sektor/ bidang usaha bidang/
unggulan tahun
1,25 Terselenggaranya fasilitas 1kali/tahun 1 - -
pemerintah daerah dalam rangka
kerjasama kemitraan Antara usaha
mikro, kecil, menengah dan koperasi
(UMKMK) tingkat kabupaten/kota
dengan pengusaha tingkat provinsi/
nasional
1,26 Terselenggaranya promosi peluang 1 kali/tahun 1 1 100.00
penanaman modal kabupaten/kota
1,27 Terselenggaranya pelayanan % 100 - -
perizinan dan non perizinan bidang
penanaman modal melalui
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP) di bidang Penanaman Modal
meliputi : (1) Pendaftaran
Penanaman Modal Dalam Negeri,
(2) lzin Prinsip Penanaman Modal
Dalam Negeri, (3) Izin Usaba
Penanaman Modal Dalam Negeri,
(4) Tanda Daftar Perusahaan
(TOP), (5) Surat lzin Usaha
Perdagangan (SIUP), (6)
Perpanjangan Izin Mempekerjakan
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 30 indikator kinerja dengan kegiatan
yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya adalah
69,43%.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN
KINERJA
2.1 Terbentuknya klaster pertanian, % 64 64.00 100.00
perkebunan, kehutanan, perikanan
dan peternakan
2.2 PDRB adhk Sektor Pertanian Rp. Juta 1,561,636 1,485,927 95.15
2.3 PDRB adhb Sektor Pertanian Rp. Juta 4,224,968 3,285,337 77.76
2.4 Share NTB Kabupaten Terhadap % 25.86 16.83 65.08
NTB Provinsi Sektor Pertanian
2.5 PDRB adhk Industri Pengolahan Rp. Juta 557,467 543,555 97.50
2.6 PDRB adhb Industri Pengolahan Rp. Juta 1,589,025 1,204,938 75.83
2.7 Share NTB Kabupaten Terhadap % 1.28 1.08 84.39
NTB Provinsi Industri Pengolahan
Industri Pengolahan
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 14 indikator kinerja dengan kegiatan
yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya adalah
86,69%,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
3.1 Peningkatan ketahanan pangan % 68 68.00 100.00
yang berbasis pemberdayaan
masyarakat
3.2 PDRB adhk Sektor Pertanian Rp. Juta 1,561,636 1,485,927 95.15
3.3 PDRB adhb Sektor Pertanian Rp. Juta 4,224,968 3,285,337 77.76
3.4 Share NTB Kabupaten Terhadap % 25.86 16.83 65.08
NTB Provinsi Sektor Pertanian
3.5 Ketersediaan energi dan protein % 80 78.00 216.00
perkapita
3.6 Penguatan cadangan pangan % 50 42.80 157.00
3.7 Ketersediaan informasi pasokan, % 80 78.00 44.13
harga dan akses pangan di daerah
3.8 Stabilitas harga dan pasokan % 80 88.00 125.00
pangan
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 11 indikator kinerja dengan kegiatan
yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya adalah
86,90%,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
4,1 Penanggulangan kemiskinan dan % 67 67.00 100.00
pengangguran yang diprioritaskan
pada kantong-kantong kemiskinan
melalui pemberdayaan masyarakat
dalam rangka mencapai tujuan
Millenium Development Goal’s
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 8 indikator kinerja sasaran dengan
kegiatan yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya
adalah 81,02%,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
5,1 Penyediaan dan penguatan BUMD % 67 67.00 100.00
untuk menstimulus pertumbuhan
ekonomi daerah
5,2 Kemampuan Investasi – PMTB Milyar 625 706 112.95
Rupiah
5,3 PDRB adhb per Kapital Rp. Juta 11,522,618 10,054,041 87.25
5,4 PDRB adhk per Kapital Rp. Juta 4,145,684 4,242,118 102.33
5,5 PDRB adhb Rp. Juta 14,340,295 11,893,991 82.94
5,6 PDRB adhk Rp. Juta 5,159,446 5,018,451 97.27
5,7 Laju Pertumbuhan Ekonomi % 5.20 4.31 82.88
5,8 Tingkat Inflasi % 7.75 6.40 117.42
5,9 Besaran IPM (Indeks Pembangunan Indeks 72.03 69.64 96.68
Manusia)
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 9 indikator kinerja dengan kegiatan
yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya adalah
97,75%,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
6,1 Pelaksanaan intensifikasi, eksplorasi % 63 63.00 100.00
dan pendayagunaan potensi-potensi
6,2 sumber dayaSektor
PDRB adhk alam dan pemanfaatan
Pertanian Rp. Juta 1,561,636 1,485,927 95.15
sumber 44espon dengan
memperhatikan keberlanjutan serta
6,3 PDRB adhb Sektor Pertanian Rp. Juta 4,224,968 3,285,337 77.76
kelestarian lingkungan hidup
6,4 Share NTB Kabupaten Terhadap NTB % 25.86 16.83 65.08
Provinsi Sektor Pertanian
6,5 PDRB adhk Pertambangan & Rp. Juta 5,918 6,201 104.79
Penggalian
6,6 PDRB adhb Pertambangan & Rp. Juta 15,387 12,131 78.84
Penggalian
6,7 Share NTB Kabupaten Terhadap NTB % 6.81 4.84 70.96
Provinsi Pertambangan & Penggalian
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 7 indikator kinerja sasaran dengan
kegiatan yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya
adalah 84,65%,
Sasaran ini terkait dengan Tujuan “Meningkatkan peranan koperasi dan usaha mikro kecil
menengah (UMKM)”,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
7,1 Terciptanya tata kelola perekonomian % 63.43 63.43 100.00
daerah yang responsif dan adaptif
7,2 PDRB adhb Rp. Juta 14,340,295 11,893,991 82.94
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 4 indikator kinerja sasaran dengan
kegiatan yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya
adalah 90,77%,
Sasaran ini terkait dengan Tujuan “Membangun sumber daya manusia yang berkualitas”,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
8,1 Peningkatan implementasi norma % 63.43 63.43 100.00
agama, ilmu pengetahuan dan
kewirausahaan berwawasan
kebangsaan
8,2 Besaran IPM (Indeks Pembangunan Indeks 72.03 69.64 96.68
Manusia)
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 4 indikator kinerja sasaran dengan
kegiatan yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya
adalah 96,57%,
Sasaran ini terkait dengan Tujuan “Membangun sumber daya manusia yang berkualitas”,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
9,1 Meningkatnya peran perempuan dan % 62.00 62.00 100.00
terlindunginya anak
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 9 indikator kinerja sasaran dengan
kegiatan yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya
adalah 101,83%,
Sasaran ini terkait dengan Tujuan “Membangun sumber daya manusia yang berkualitas”,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
10,1 Pembinaan, pendidikan dan % 64.00 64.00 100.00
pelatihan keterampilan kerja
10,2 Tingkat Pengangguran Terbuka % 9.59 12.34 71.39
10,3 PDRB adhb per Kapital Rp. Juta 11,522,618 10,054,041 87.25
10,4 PDRB adhk per Kapital Rp. Juta 4,145,684 4,242,118 102.33
10,5 Besaran IPM (Indeks Pembangunan Indeks 72.03 69.64 96.68
Manusia)
10,6 Besaran tenaga kerja yang % 65 100.00 153.85
mendapatkan pelatihan berbasis
kompetensi
10,7 Besaran tenaga kerja yang % 50 73.00 146.00
mendapatkan pelatihan berbasis
masyarakat
10,8 Besaran tenaga kerja yang % 50 100.00 200.00
mendapatkan pelatihan
kewirausahaan
10,9 Besaran pencari kerja yang terdaftar % 40 28.85 72.13
yang ditempatkan
10,10 Besaran kasus yang diselesaikan % 40 100.00 250.00
dengan Perjanjian Bersama (PB)
10,11 Besaran pekerja/buruh yang menjadi % 40 67.51 168.78
peserta program Jamsostek
10,12 Besaran Pemeriksaan Perusahaan % 35 50.00 142.86
10,13 Besaran Pengujian Peralatan di % 40 38.00 95.00
Perusahaan
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 13 indikator kinerja sasaran dengan
kegiatan yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya
adalah 126,85%,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
11,1 Tersedianya pelayanan pendidikan % 67.00 55.14 82.30
yang merata
11,2 Angka Partisipasi Sekolah:
SD Sederajat % 100.00 98.03 98.03
SMP Sederajat % 91.65 90.14 98.36
SMU Sederajat % 63.54 55.99 88.12
11,3 Angka Partisipasi Murni:
11,26 Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per % 80 82.77 103.46
minggu di satuan pendidikan,
termasuk merencanakan
pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing atau
melatih peserta didik dan
melaksanakan tugas tambahan
11,27 Satuan pendidikan menyelenggarakan
proses pembelajaran selama 34
minggu per tahun dengan kegiatan
tatap muka sbb:
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 34 indikator kinerja sasaran dengan
kegiatan yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya
adalah 107,12%,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
12,1 Terbinanya bidang keolahragaan dan % 63.00 47.90 76.03
kepemudaan
12,2 Besaran IPM (Indeks Pembangunan Indeks 72.03 69.64 96.68
Manusia)
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 2 indikator kinerja dengan kegiatan
yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya adalah
86,36%,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
13,1 Tersedianya pelayanan kesehatan % 63.00 45.43 72.11
yang merata dan berkualitas
13,2 Besaran IPM (Indeks Pembangunan Indeks 72.03 69.64 96.68
Manusia)
13,3 Laju Pertumbuhan Penduduk % 1.26 0.13 189.68
13,4 Jumlah Rumah Tangga KK 352,041 280,760 120.25
13,5 Angka Kelangsungan Hidup Bayi 1000KH 949 984 103.71
13,6 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 % 90 86.45 96.06
13,7 Cakupan komplikasi kebidanan yang % 70 85.89 122.70
ditangani
13,8 Cakupan pertolongan persalinan oleh % 80 89.60 112.00
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
13,9 Cakupan pelayanan nifas % 80 92.32 115.40
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 23 indikator kinerja dengan kegiatan
yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya adalah
103,70%,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
14,1 Meningkatnya kualitas hidup dan % 65.00 65.00 100.00
terkendalinya pertumbuhan penduduk
14,2 Laju Pertumbuhan Penduduk % 1.26 0.13 189.68
14,3 Jumlah Rumah Tangga KK 352,041 280,760 120.25
14,4 Angka Kelangsungan Hidup Bayi 1000KH 949 984 103.71
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 14 indikator kinerja sasaran dengan
kegiatan yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya
adalah 95,66%,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
15,1 Meningkatnya kapasitas dan kualitas % 56.00 56.00 100.00
jalan
15,2 PDRB adhk Pengangkutan dan Rp, Juta 346,995 341,371 98.38
Komunikasi
15,3 PDRB adhb Pengangkutan dan Rp, Juta 1,598,798 963,070 60.24
Komunikasi
15,4 Share NTB Kabupaten Terhadap NTB Meningkatnya 5.85 4.19 71.64
Provinsi Sektor Pengangkutan dan kapasitas dan
Komunikasi kualitas jalan
15,5 Cakupan lingkungan yang sehat dan PDRB adhk 38 15.00 40.00
aman yang didukung dengan PSU Pengangkutan
15,6 Tersedianya jalan yang memudahkan dan
PDRBKomunikasi
adhb 100 10.00 10.00
masyarakat per individu melakukan Pengangkutan
perjalanan dan Komunikasi
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 11 indikator kinerja sasaran dengan
kegiatan yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya
adalah 58,04%,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
16,1 Meningkatnya pembangunan dan % 53 53.00 100.00
pemeliharaan infrastruktur irigasi
16,2 PDRB adhk Sektor Pertanian Rp. Juta 1,561,636 1,485,927 95.15
16,3 PDRB adhb Sektor Pertanian Rp. Juta 4,224,968 3,285,337 77.76
16,4 Share NTB Kabupaten Terhadap NTB % 25.86 16.83 65.08
Provinsi Sektor Pertanian
16,5 Tersedianya air baku untuk memenuhi % 80 55.00 68.75
kebutuhan pokok minimal sehari-hari
16,6 Persentase tersedianya air irigasi % 70 63.00 90.00
untuk pertanian rakyat pada sistem
irigasi yang sudah ada sesuai dengan
kewenangannya
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 6 indikator kinerja sasaran dengan
kegiatan yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya
adalah 82,79%,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
17,1 Terlaksananya pembangunan % 55 55.00 100.00
infrastruktur jalan poros desa
17,2 PDRB adhb Rp. Juta 14,340,295 11,893,991 82.94
17,3 Jumlah Penduduk Miskin Jiwa 119,201 121,100 98.41
17,4 Persentasi penduduk di bawah garis % 9.58 10.25 92.98
kemiskinan
17,5 Laju Pertumbuhan Ekonomi % 5.20 4.31 82.88
17,6 Tersedianya jalan yang % 100 62.47 62.47
menghubungkan pusat-pusat
kegiatan dalam wilayah kabupaten/
kota
17,7 Tersedianya jalan yang memudahkan % 100 10.00 10.00
masyarakat per individu melakukan
perjalanan
17,8 Tersedianya jalan yang menjamin % 60 62.47 104.12
pengguna jalan berkendara dengan
selamat
17,9 Tersedianya jalan yang menjamin % 60 62.47 104.12
kendaraan dapat berjalan dengan
selamat dan nyaman
17,10 Tersedianya jalan yang menjamin % 60 30.00 50.00
perjalanan dapat dilakukan sesuai
dengan kecepatan rencana
17,11 Cakupan lingkungan yang sehat dan % 38 15.00 40.00
aman yang didukung dengan PSU
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
18,1 Penataan kawasan permukiman % 62 57.18 92.23
perkotaan pada Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan
Wilayah Promosi (PKWp), Pusat
Kegiatan Lokal (PKL), Pusat
Kegiatan Lokal promosi (PKLp),
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
serta Pusat Pelayanan Lingkungan
(PPL)
18,2 PDRB adhb Rp. Juta 14,340,295 11,893,991 82.94
Sasaran ini terkait dengan Tujuan “Membangun sistem energi listrik perdesaan,
meningkatnya sarana dan prasarana serta teknologi informasi guna mendukung
pertumbuhan ekonomi”,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
19,1 Terlaksananya Program jaringan % 68 63.14 92.85
listrik dan daya listrik yang dapat
menjangkau seluruh desa, jumlah
jaringan teknologi informasi, serta
19,2 meningkatnya sarana
Rasio Elektrifikasi (%) dan prasarana % 90.14 91.13
82.14
publik dan penunjang perekonomian
19,3 PDRB adhk Pengangkutan dan Rp. Juta 346,995 341,371 98.38
Komunikasi
19,4 PDRB adhb Pengangkutan dan Rp. Juta 1,598,798 963,070 60.24
Komunikasi
19,5 Share NTB Kabupaten Terhadap NTB % 5.85 4.19 71.64
Provinsi Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi
19,6 Pelaksanaan diseminasi dan
pendistribusian informasi nasional
melalui:
Media massa seperti majalah, radio kegiatan 12 12 100.00
dan televisi
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 9 indikator kinerja dengan kegiatan
yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya adalah
71,35%,
Sasaran ini terkait dengan Tujuan “Membangun sistem energi listrik perdesaan,
meningkatnya sarana dan prasarana serta teknologi informasi guna mendukung
pertumbuhan ekonomi”,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
20,1 Perencanaan, Pembangunan dan % 35 35.00 100.00
Pengembangan jaringan transportasi
20,2 PDRB adhk Pengangkutan dan Rp. Juta 346,995 341,371 98.38
20,3 Komunikasi
PDRB adhb Pengangkutan dan Rp. Juta 1,598,798 963,070 60.24
Komunikasi
20,4 Tersedianya angkutan umum yang % 70 3 4.43
melayani wilayah yang telah tersedia
jaringan jalan untuk jaringan jalan
kabupaten/kota
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 29 indikator kinerja dengan kegiatan
yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya adalah
29,74%,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
21,1 Tersedianya dokumen % 59 59.00 100.00
penataan ruang yang
berkelanjutan dan berwawasan
21,2 lingkungan
Pelayanan pencegahan % 100 100.00 100.00
pencemaran air
21,3 Pelayanan pencegahan % 100 100.00 100.00
pencemaran udara dari sumber
21,4 tidak bergerak
Pelayanan penyediaan % 100 60.00 60.00
informasi status kerusakan
lahan dan/atau tanah untuk
21,5 produksi biomassa
Pelayanan tindak lanjut % 100 100.00 100.00
pengaduan masyarakat akibat
adanya dugaan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan
21,6 hidup
Tersedianya informasi % 100 94.29 94.29
mengenai Rencana Tata Ruang
21,7 Wilayah
Terlaksananya (RTRW)
penjaringan % 100 100.00 100.00
kabupaten/kota
aspirasi masyarakat besertamelalui
rencana rincinya melalui
forum konsultasi peta
publik yang
analog dan peta digital
memenuhi syarat inklusif dalam
proses penyusunan RTR dan
21,8 program pemanfaatan
Terlayaninya ruang
masyarakat dalam % 100 20.00 20.00
yang dilakukan minimal 2
pengursan izin pemanfaatan kali
setiap sesuai
ruang disusunnya
dengan RTR dan
Peraturan
program tentang
Daerah pemanfaatan
RTR ruang
wilayah
kabupaten/kota beserta
rencana rincinya
21,9 Terlaksanakannya tindakan % 100 100.00 100.00
awal terhadap pengaduan
masyarakat tentang
pelanggaran di bidang
penataan ruang dalam waktu 5
hari kerja
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 13 indikator kinerja dengan kegiatan
yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya adalah
85,20%,
Sasaran ini terkait dengan Tujuan “Menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih
dalam melakukan pelayanan publik”,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
22,1 Persentase Tingkat kualitas % 68 56.54 83.15
pelayanan publik dan kepuasan
masyarakat umum dan dunia usaha
terhadap kinerja pelayanan
pemerintah
22,2 Terlayaninya masyarakat dalam % 100 100.00 100.00
pengurusan IMB di kabupaten/kota
22,3 Penerbitan IUJK dalam waktu 10 % 100 100.00 100.00
hari kerja setelah persyaratan
lengkap
22,4 Tersedianya Sistem Informasi Jasa % 100 30.00 30.00
Konstruksi setiap tahun
22,5 Tersedianya informasi peluang 1 sektor 1 1.00 100.00
usaha sektor/ bidang usaha /bidang
unggulan /tahun
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 18 indikator kinerja sasaran dengan
kegiatan yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya
adalah 45,75%,
Sasaran ini terkait dengan Tujuan“Menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih
dalam melakukan pelayanan publik”,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
23,1 Jumlah database potensi daerah yang % 62 51.67 83.34
dibuat dan disajikan dalam bentuk
buku dan media online
23,2 Pelaksanaan diseminasi dan
pendistribusian informasi nasional
melalui:
Media massa seperti majalah, radio kegiatan 12 12 100.00
dan televisi
Media baru seperti website (media hari 365 365 100.00
online)
Media tradisional seperti pertunjukan kegiatan 12 6 50.00
rakyat
Media interpersonal seperti kegiatan 12 10 83.33
sarasehan, ceramah/diskusi dan
lokakarya
Media luar ruang seperti buletin, kegiatan 12 12 100.00
leaflet, booklet, brosur, spanduk dan
baliho
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 3indikator kinerja sasaran dengan
kegiatan yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya
adalah 78,10%,
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian indikator sasaran sebagai
berikut:
%
INDIKATOR SASARAN SATUAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
KINERJA
25,1 Persentase peningkatan partisipasi % 35.00 35.00 100.00
masyarakat dalam pembangunan
25,2 Cakupan penegakan peraturan daerah % 83 100 121.21
dan peraturan kepala daerah di
kabupaten/kota
25,3 Cakupan patroli siaga ketertiban Patroli / 3 1 33.33
umum dan ketentraman masyarakat hari/regu
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 4indikator kinerja dengan kegiatan yang
mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya adalah
113,64%,
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 5indikator kinerja dengan kegiatan yang
mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya adalah
96,62%,
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran ini memiliki 7 indikator kinerja dengan kegiatan
yang mendukung sasaran tersebut telah terlaksana dengan pencapaian kinerjanya adalah
116,20%,
Tabel 3.8
Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Misi Pertama
Capaian
Nilai
Tingkat Kinerja
Misi-1 Sasaran Bobot Tingkat
Capaian Berdasarkan
Capaian
Misi
1 Meningkatnya investasi dan
perekonomian daerah berbasis
69,43 1,20 83,32
pertanian dan Pariwisata
Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pertanian dan Pariwisata
2 Tersedianya pengklasteran
pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan dan 86,69 1,02 88,42
peternakan
3 Meningkatnya ketahanan
pangan yang berbasis
86,90 1,08 93,85
pemberdayaan masyarakat
4 Tertanggulanginya kemiskinan
dan pengangguran yang
diprioritaskan pada kantong-
kantong kemiskinan dengan
memprioritaskan pemberdayaan 81,02 0,96 77,78 83,61
masyarakat untuk mencapai
tujuan Millenium Development
Goal’s
5 Tersedianya Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) untuk
menstimulus pertumbuhan 97,75 0,84 82,11
ekonomi daerah
6 Terlaksananya Intensifikasi,
eksplorasi dan pendayagunaan
potensi-potensi Sumber Daya
Alam dan pemanfaatan sumber
energi dengan memperhatikan 84,65 0,90 76,19
keberlanjutan serta kelestarian
lingkungan hidup
Sumber : RPJMD Kabupaten Pandeglang 2011-2016, BPS Kabupaten Pandeglang dan Hasil Analisis
Pencapaian misi kedua yaitu “Memberdayakan UMKM dan Koperasi dalam bidang
pertanian dan jasa pariwisata serta usaha pendukungnya” dihitung berdasarkan rata-rata
nilai capaian indikator-indikator yang terhimpun dalam sasaran yaitu meningkatnya
pemberdayaan koperasi, pengusaha mikro, kecil dan menengah.
Rata-rata nilai capaian (perbandingan realisasi dengan target) pada pada sasaran tersebut di
atas adalah 90,77 %. Nilai ini merupakan nilai capaian kinerja berdasarkan misi kedua.
Gambaran umum capaian nilai kinerja berdasarkan misi kedua dapat terlihat sebagaimana
Tabel 3.9.
Tabel 3.9
Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Misi Kedua
Capaian
Tingkat Kinerja
Misi ke-2 Sasaran
Capaian Berdasarkan
Misi
dalam bidang pertanian
UMKM dan Koperasi
pendukungnya
serta usaha
Meningkatnya pemberdayaan
- Koperasi, pengusaha mikro, kecil 90,77 90,77
dan menengah
Sumber : RPJMD Kabupaten Pandeglang 2011-2016, BPS Kabupaten Pandeglang dan Hasil Analisis
Pencapaian misi ketiga yaitu “Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas,
kreatif dan inovatif” dihitung berdasarkan rata-rata nilai capaian indikator-indikator yang
terhimpun dalam sasaran sebagai berikut:
a. Meningkatnya implementasi norma agama, ilmu pengetahuan, dan kewirausahaan
berwawasan kebangsaan.
b. Meningkatnya Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
c. Meningkatnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Rata-rata nilai capaian (perbandingan realisasi dengan target) pada sasaran tersebut di atas
adalah 110,01 %. Nilai ini merupakan nilai capaian kinerja berdasarkan misi ketiga.
Gambaran umum capaian kinerja berdasarkan misi ketiga dapat terlihat sebagaimana
Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Misi Ketiga
Nilai Capaian Kinerja
Tingkat
Misi ke-3 Sasaran Bobot Tingkat Berdasarkan
Capaian
Capaian Misi
1 Meningkatnya
agamis, cerdas, kreatif dan inovatif
Meningkatkan kualitas SDM yang
Tabel 3.11
Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Misi Keempat
Capaian
Nilai
Tingkat Kinerja
Misi ke-4 Sasaran Bobot Tingkat
Capaian Berdasarkan
Capaian
Misi
1 Meningkatnya
Meningkatkan layanan pendidikan dan
aksesibilitas pelayanan
107,12 1,28 137,11
pendidikan kepada
seluruh masyarakat
kesehatan masyarakat
2 Meningkatnya kapasitas
pemuda berprestasi dan 86,36 0,68 58,72
sarana olahraga
3 Meningkatnya kualitas 100,08
dan aksesibilitas
103,70 1,16 120,29
kesehatan bagi seluruh
masyarakat
4 Mengendalikan angka
kelahiran dengan
95,66 0,88 84,18
meningkatkan kualitas
reproduksi
Sumber : RPJMD Kabupaten Pandeglang 2011-2016, BPS Kabupaten Pandeglang dan Hasil Analisis
Capaian
Nilai
Tingkat Kinerja
Misi ke-5 Sasaran Bobot Tingkat
Capaian Berdasarkan
Capaian
Misi
1 Terlaksananya Pembangunan
dan peningkatan sarana
prasarana khususnya jalan
menuju kawasan agribisnis, 58,04 1,26 73,14
destinasi pariwisata dan pusat
Meningkatkan pembangunan infrastruktur khususnya perdesaan
pemerintahan kecamatan
2 Terlaksananya pembangunan,
peningkatan dan
82,79 1,19 98,52
pemeliharaan infrastruktur
irigasi
3 Berkembangnya pusat
pertumbuhan ekonomi lokal
di perdesaan dan kawasan- 57,67 0,91 52,48
kawasan strategis
4 Tertatanya kawasan 61,55
permukiman perkotaan pada
Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW), Pusat Kegiatan
Wilayah Promosi (PKWp),
36,59 1,05 38,42
Pusat Kegiatan Lokal (PKL),
Pusat Kegiatan Lokal promosi
(PKLp), Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK) serta Pusat
Pelayanan Lingkungan (PPL)
5 Meningkatkan rasio
elektrifikasi di perdesaan,
meningkatkan sarana dan
71,35 0,98 69,92
prasarana serta teknologi
informasi guna mendukung
pertumbuhan ekonomi
6 Terwujudnya jaringan
transportasi regional dan 29,74 0,70 20,82
internasional
7 Terlaksananya optimalisasi
fungsi kawasan, perencanaan
tata ruang, pemanfaatan
85,20 0,91 77,53
ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang serta
pelestarian lingkungan hidup
Sumber : RPJMD Kabupaten Pandeglang 2011-2016, BPS Kabupaten Pandeglang dan Hasil Analisis
Sedangkan pencapaian misi keenam yaitu Meningkatkan Tata Kelola
Kepemerintahan Daerah” dihitung berdasarkan rata-rata nilai capaian indikator-indikator
yang terhimpun dalam sasaran sebagai berikut:
a. Terwujudnya Good Governance dalam rangka menciptakan iklim investasi yang
kondusif.
b. Terkembangkannya database potensi daerah untuk mewujudkan pembangunan yang
berbasiskan teknologi informasi.
c. Meningkatnya kapasitas fiskal daerah.
d. Terciptanya masyarakat yang demokratis.
e. Terciptanya Supremasi hukum.
f. Menurunnya ancaman dan gangguan bencana.
Rata-rata nilai capaian (perbandingan realisasi dengan target) pada sasaran tersebut di atas
adalah 137,49%. Nilai ini merupakan nilai capaian kinerja berdasarkan misi keenam.
Gambaran umum capaian kinerja berdasarkan misi keenam dapat terlihat sebagaimana
Tabel 3.13.
Tabel 3.13
Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Misi Keenam
Capaian
Nilai
Tingkat Kinerja
Misi ke-6 Sasaran Bobot Tingkat
Capaian Berdasarkan
Capaian
Misi
1 Terwujudnya Good
Meningkatkan Tata Kelola Kepemerintahan Daerah
4 Terciptanya masyarakat
yang demokratis 113,64 0,90 102,27
5 Terciptanya Supremasi
96,62 1,02 98,56
hukum
6 Menurunnya ancaman dan
gangguan bencana 116,20 0,84 97,61
Sumber : RPJMD Kabupaten Pandeglang 2011-2016, BPS Kabupaten Pandeglang dan Hasil Analisis
Tabel 3.14
Capaian Kinerja Berdasarkan Visi Kabupaten Pandeglang
Capaian
Capaian Kinerja
No Misi Bobot Nilai Misi
Misi berdasarkan
Visi
1 Meningkatkan perekonomian
daerah berbasis pertanian dan 83,61 1,14 95,32
Pariwisata
2 Memberdayakan UMKM dan
Koperasi dalam bidang pertanian
dan jasa pariwisata serta usaha 90,77 1,26 114,37
pendukungnya
3 Meningkatkan kualitas SDM
yang agamis, cerdas, kreatif dan 110,01 0,96 105,60 94,90
inovatif
4 Meningkatkan layanan
pendidikan dan kesehatan 100,08 0,84 84,06
masyarakat
5 Meningkatkan pembangunan
infrastruktur khususnya 61,55 1,02 62,78
perdesaan
6 Meningkatkan Tata Kelola
Kepemerintahan Daerah 137,49 0,78 107,24
Sumber : RPJMD Kabupaten Pandeglang 2011-2016, BPS Kabupaten Pandeglang dan Hasil Analisis
Tabel 3.17
Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang
Tahun Anggaran yang berakhir sampai dengan 31 Desember 2014
(Dalam Rupiah)
NO.URUT URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 %
1 2 3 4 5
1 PENDAPATAN DAERAH
2. Belanja Daerah
Sesuai dengan arah kebijakan umum, strategi dan prioritas APBD tahun anggaran
2014, belanja daerah terealisasi sebesar Rp 1.640.023.747.719,00 atau85,63
%daritargetyang ditetapkan sebesar Rp 1.915.291.559.206,38. Adapun taget belanja
langsunguntuk membiayai 9 fungsi, 33 urusan pemerintahan adalah sebesar
Rp 715.838.892.893,00teralisasi sebesar Rp 570.442.631.427,00atau 79,69 %dari target
pembiayaan programdan kegiatan tahun anggaran 2014. Rincian realisasi penyerapan
anggaran untuk masing-masing fungsi dijabarkan sebagai berikut :
• Fungsi Pelayanan Umum, sebesar Rp 93.217.780.874,00
• Fungsi Ketertiban dan Ketentraman, sebesar Rp 5.619.098.039,00
• Fungsi Ekonomi meliputi , sebesar Rp 50.108.992.147,00
• Fungsi Lingkungan Hidup, sebesar Rp 3.597.125.388,00
• Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum, sebesar Rp 180.658.396.577,00
• Fungsi Kesehatan, sebesar Rp 122.299.917.577,00
• Fungsi Pariwisata dan Budaya, sebesar Rp 5.431.764.000,00
• Fungsi Pendidikan, sebesar Rp 102.719.965.603,00
• Fungsi Perlindungan sosial, sebesar Rp 6.211.900.035,00
Secara umum target dan realisasi belanja daerah Kabupaten Pandeglang dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel. 3.18
Target dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2014
NO.URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 %
1 2 3 4 5
2,1 BELANJA DAERAH
2.1.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.199.452.666.313.38 1.069.581.116.292,00 89,17
2.1.2 Belanja Pegawai 1.127.791.746.029,38 1.005.780.493.457,00 89,18
2.1.3 Belanja Bunga - - -
2.1.4 Belanja Subsidi - - -
2.1.5 Belanja Hibah 14.085.000.000,00 13.069.672.500,00 92,79
2.1.6 Belanja Bantuan Sosial 19.810.485.500,00 17.539.298.535,00 88,54
2.1.7 Belanja Bagi Hasil 7.021.327.500,00 7.021.327.364,00 100,00
3. Pembiayaan Daerah
Realisasi penerimaan pembiayaan sebesar Rp 164.485.232.602,00 dan realisasi
pengeluaran pembiayaan sebesar Rp 0,00 sehingga pembiayaan netto dalam perhitungan
APBD tahunanggaran 2014 sebesar Rp 164.485.232.602,00 yang merupakan selisih antara
realisasi jumlah penerimaan pembiayaan dengan realisasi pengeluaran pembiayaan tahun
anggaran 2014. Pembiayaan daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2014 dapat dirinci
sebagai berikut.
Tabel. 3.19
Targetdan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2014
NO.URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 %
1 2 3 4 5
3 PEMBIAYAAN DAERAH
3,1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan 164.488.232.602,00 164.485.232.602,00 100,00
Anggaran (SiLPA)
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - - -
Saldo Kas
Sisa Perhitungan APBD Kabupaten Pandeglang Tahun 2014 menghasilkan saldo kas
sebesar Rp 271.473.558.066,24. Sisa ini didapat dari selisih antara surplus belanja daerah
ditambah penerimaan pembiayaan dan dikurangi pengeluaran pembiayaan.
Tabel 3.20
Sisa Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
KabupatenPandeglang Tahun 2014
Anggaran
No. Uraian
(Rp.)
1. Pendapatan 1.747.012.073.183,24
2. Belanja 1.640.023.747.719,00
3. Surplus/Defisit 106.988.325.464,24
4. Pembiayaan Netto 164.485.232.602,00
5. Sisa Perhitungan APBD 271.473.558.066,24
Sumber: DPKPA Kabupaten Pandeglang 2014 (unaudited)
Pelaksanaan APBD sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi sosial, ekonomi dan
politik serta tuntutan perubahan diera reformasi yang berkembang akhir-akhir ini. Beberapa
penyesuaian Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap
Undang-undang No. 18 Tahun 1997 telah dilaksanakan, namun sebagai salah satu wujud
pelaksanaan Otonomi Daerah, Pemerintah Pusat telah mengeluarkan Undang-undang No.
34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah yang bernuansa lebih memberikan keleluasaan kepada daerah
dalam menetapkan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sesuai dengan potensi daerah
masing-masing dengan tetap mengindahkan ketentuan-ketentuan pokok Pajak dan
Retribusi Daerah. Selain itu dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan daerah, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, Pemerintah Daerah telah
melaksanakan restrukturisasi Anggaran Pendapatan Daerah.
Penatausahaan Keuangan Daerah dan Sistem Pengelolaan Administrasi Keuangan
Daerah di Kabupaten Pandeglang mengacu pada Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yang
diantaranya akan menggunakan sistem pembukuan berpasangan, akuntansi berbasis kas
modifikasi serta pengintegrasian pengelolaan uang dan barang. Melalui sistem ini,
beberapa prinsip anggaran berupa transparansi, akuntabilitas, disiplin, keadilan, efisiensi
dan efektivitas anggaran diharapkan akan mudah dikontrol dan dikendalikan.
Penyusunan APBD Kabupaten Pandeglang dewasa ini tidak hanya mengacu kepada
satu peraturan perundangan saja (omnibus regulations) melainkan juga mengacu kepada
beberapa peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka menghasilkan sistem akutansi
yang lebih kompatibel, komprehensif dan bertanggungjawab. Selain itu, banyaknya dasar
hukum yang dijadikan acuan (konsideran) dalam penyusunan APBD ini diharapkan juga
akan mampu memberikan beberapa aspek positif, antara lain:
1. Kemudahan untuk diimplementasikan oleh Pemerintah Daerah;
2. Adanya Sinkronisasi dan keselarasan antar pengaturan;
3. Memberikan arah sekaligus tidak membingungkan pihak pelaksana dan
4. Pemeriksa keuangan;
5. Memperhatikan kapasitas fiskal daerah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Selama tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Pandeglang telah melaksanakan 166
program, 27 sasaran strategis, 33 urusan pemerintah daerah dan 9 fungsi. Program/ kegiatan
tersebut mendorong / menstimulus nilai kinerja sasaran terhadap pencapaian visi Kabupaten
pandeglang pada tahun 2014 sebesar 94,90%. Capaian ini masuk pada kategori
“memuaskan”.
4.2 SARAN
Berkaitan dengan pencapaian sasaran strategis di tahun berikutnya yang merupakan
pelaksanaan tahun keempatdari periode RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016,
pencapaian indikator-indikator sasaran strategis, khususnya indikator SPM, diharapkan
agar memperoleh nilai pencapaian yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan nilai
capaian sasaran strategis tersebut.
Selain itu, pelaksanaan pengendalian, evaluasi dan pemanfaatan hasil evaluasi untuk
perbaikan pembangunan, serta pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi dalam semua tahap
pembangunan yang lebih intensif antar instansi Pemerintah Kabupaten Pandeglang
merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting dalam memperkuat
pencapaian nilai akuntabilitas kinerja.