Anda di halaman 1dari 18

Kecamatan Bojongsoang adalah salah satu dari 31 Kecamatan yang berada di bawah Pemerintahan

Kabupaten Bandung, yang dalam melaksanakan kegiatan Pemerintahan memiliki 6 (enam) desa terdiri dari
- Desa Bojongsoang,
- Desa Lengkong,
- Desa Cipagalo,
- Desa Bojongsari,
- Desa Buah Batu
- Desa Tegalluar,
Kecamatan Bojongsoang terletak pada ketinggian 600 m dari permukaan laut dengan suhu maksimal 32 derajat
dan suhu minimal 28 derajat.
Secara geografi kecamatan bojongsoang terdiri dari : Areal Pertanian, Sawah dan Kolam Ikan, Areal Perumahan
dan Pemukiman Penduduk, Areal Industri dan Polutif, Areal Perdagangan dan Jasa, Areal Instalasi Pengelolaan
Air Kotor PDAM Kota Bandung

Sejarah
BerdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor.16 Tahun 1987, tentang Perluasan
Batas Wilayah Kotamadya Bandung, Kecamatan Bojongsoang merupakan hasil
Pemekaran dari Kecamatan Induknya yaitu Kecamatan Buahbatu Kabupaten
Bandung dan Kecamatan Buahbatu sekarang masuk wilayah Pemerintah
Kota Bandung.
• Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kota Bandung
• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Baleendah dan Ciparay
• Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Dayeuhkolot
• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Solokan Jeruk dan Rancaekek.

Secara demografi, persebaran penduduk di Kabupaten Bandung cenderung terkonsentrasi di bagian utara
dengan kepadatan penduduk tinggi dan menegah. Kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Bandung dibagi
ke dalam 5 kategori, yaitu kepadatan penduduk 0-2499 jiwa/km2, 2500-4999 jiwa/km2, 5000-7499 jiwa/km2,
7500-9999 jiwa/km2, dan >10000 jiwa/km2.

Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Margahayu dan Kecamatan Dayeuhkolot dengan kepadatan
penduduk lebih dari 10.000 jiwa/km2. Sementara sebagian besar kecamatan lainnya berada pada kategori
kepadatan penduduk rendah dengan kepadatan penduduk 0-2499 jiwa/km2. Peta persebaran penduduk
Kabupaten Bandung dapat dilihat lebih rinci pada Gambar 2.12. Berdasarkan jenis kelamin, diperoleh jumlah
penduduk Kabupaten Bandung pada tahun 2015 sebanyak 3.534.111 jiwa (RPJMD Kab, Bandung Tahun 2016-
2021). Jumlah ini terdiri dari laki-laki sebanyak 1.792.864 jiwa (50,73%) dan perempuan sebanyak 1.741.248 jiwa
(49,27%). Jumlah ini meningkat 1,8% dibandingkan tahun 2014.
Dari jumlah penduduk tersebut diatas, terdapat angka beban ketergantungan (dependency ratio) sebesar 51,13%
pada tahun 2015, yang berarti setiap 100 penduduk produktif harus menanggung 51 orang penduduk tidak
produktif. Angka ini merupakan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang memiliki angka ketergantungan
sebesar 41,47%. Komposisi usia produktif menurut jenis kelamin pada tahun 2015 digambarkan dalam diagram
piramida berikut ini.

Sumber RPJMD Kabupaten Bandung 2016-2021

Jika dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Bandung yang mencapai 176.238,67 Ha atau 1.762,39 km2,
rata-rata kepadatan penduduk mencapai 1.901 jiwa/km2. Hal ini berarti terdapat 1.901 orang yang menghuni 1 km2
wilayah. Bila dibandingkan dengan tahun 2011, kepadatan penduduk tahun 2012 meningkat sebesar 29 jiwa/km2.
Peningkatan kepadatan penduduk per tahun ini disebabkan bertambahnya jumlah penduduk, yang ditunjukkan
dengan besarnya laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,55%, dengan asumsi jumlah lahan tidak berubah.
Sumber RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021

Secara Geografis Kecamatan Bojongsoang merupakan pintu gerbang perbatasan dengan kota Bandung. Dengan
dikeluarkannya Perda Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maka status tanah
banyak yang mengalami perubahan dari lahan pertanian menjadi pemukiman dan tentu akan mempengaruhi
terhadap laju pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kecamatan Bojongsoang pada
khusunya dan Kabupaten Bandung pada umumnya.
Rincian Jumlah Penduduk Kecamatan Bojongsoang

Jumlah
No. Desa
Laki-laki Perempuan Penduduk
1. Bojongsoang 9.063 11.433 20.496
2. Lengkong 5.241 4.867 10.108
3. Cipagalo 8.519 8.468 16.987
4. Bojongsari 6.733 6.494 13.227
5. BuahBatu 6.986 6.861 13.847
6. TegalLuar 7.032 6.457 13.489
Jumlah Total 43.574 44.580 88.154

1.2 Gambaran Umum Kecamatan Bojongsoang

Kecamatan Bojongsoang berada pada ketinggian 630 mdpl di atas permukaan laut dengan suhu
maksimum 26º dan minimum 18º bertopografi datar sampai berombak dengan curah hujan rata - rata
2000 - 4000 m³ per tahun.

Kecamatan Bojongsoang adalah salah satu dari 31 Kecamatan yang berada di bawah Pemerintahan
Kabupaten Bandung, yang dalam melaksanakan kegiatan Pemerintahan memiliki 6 (enam) desa
terdiri dari Desa Bojongsoang, Desa Lengkong, Desa Cipagalo, Desa Bojongsari, Desa Buahbatu
dan Desa Tegalluar; terdapat 19 Dusun, 94 RW dan 582 RT dengan jumlah penduduk sebanyak
95.078 jiwa (Laki-laki = 47.380 jiwa, Perempuan 47.698 jiwa), dengan rincian sebagai berikut :

Jumlah
No. Desa
Laki-laki Perempuan Penduduk

1. Bojongsoang 8.878 11.291 20.169


2. Lengkong 5.459 5.075 13.534
3. Cipagalo 8.614 8.732 17.346
4. Bojongsari 6.791 6.727 13.518
5. Buahbatu 9.178 7.813 16.991
6. Tegalluar 8.460 8.060 16.520
47.380 47.698 95.078
Jumlah Total

Dengan luas wilayah 2.622.192 Ha, secara geografis Kecamatan Bojongsoang merupakan pintu
gerbang perbatasan dengan Kota Bandung. Dengan dikeluarkannya Perda Nomor 3 Tahun 2008
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maka status tanah banyak yang mengalami
perubahan dari lahan pertanian menjadi pemukiman. Hal ini tentu akan mempengaruhi terhadap laju
pertumbuhan
1.6 Permasalahan Utama (Strategis Issue)

Dalam menghadapi era globalisasi dan kemajuan teknologi digital, serta perkembangan masyarakat yang
semakin kritis dan cerdas, Pemerintah Kecamatan Bojongsoang dituntut lebih responsif, kreatif dan inovatif
dalam menghadapi perubahan-perubahan, baik lokal, regional maupun tingkat nasional.
Memperhatikan perkembangan masyarakat dari tahun ke tahun selalu ada isu-isu/ permasalahan yang
semakin kompleks, dan perlu disikapi oleh Pemerintahan secara lebih bijak dan terarah, sehingga
pelaksanaan pembangunan menjadi lebih tepat sasaran. Untuk menghadapi berbagai isu/permasalahan
yang ada perlu diantisipasi dengan perencanaan yang matang dan komprehensif, sehingga arah
pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan Daerah Kabupaten Bandung.

Menyikapi isu–isu dan permasalahan di wilayah Kecamatan, terutama masalah Pelayanan perlu diarahkan
pada kualitas penyelenggaraan pemerintahan menuju good governance and clean government sehingga
akan berdampak pada kualitas pelayanan daerah. Berkaitan dengan isu-isu dan masalah pelayanan yang
dihadapi Kecamatan, tidak bisa terlepas dari permasalahan dan isu pembangunan Daerah Kabupaten
Bandung. Oleh karena itu dalam menyikapi berbagai isu dan masalah yang ada haruslah mengacu pada
kebijakan dan arah pembangunan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
Beberapa isu dan permasalahan yang dihadapi antara lain :

1. Adanya tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang prima.

1. Adanya tuntutan akuntabilitas Tata Pengelolaan Pemerintahan yang baik.


Kecamatan Bojongsoang

| LKIP 6

1. Perkembangan Teknologi yang pesat masih belum diimbangi dengan peningkatan kuantitas dan kualitas
sumber Daya Manusia di Kecamatan.

Langkah-langkah yang dapat dilaksanakan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain :

1. Membangun sistem pelayanan prima yang murah, aman, cepat, efisien, dan transparan.

1. Berkoordinasi dengan pihak yang berkompeten dalam upaya peningkatan Kuantitas dan Kualitas SDM
Kecamatan, untuk mewujudkan kualitas pelayanan yang prima, sesuai dengan harapan masyarakat.

1. Membangun dan meningkatkan komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi setiap unsur/ bidang di Kecamatan, dalam penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan
Pelayanan Masyarakat, sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan Akuntabilitas
Tata Pengelolaan Pemerintahan yang baik.

1. Menyusun kebijakan yang efektif untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan sesuai kebutuhan
masyarakat.

1. Menerapkan kebijakan pola kerja, pola pembinaan disiplin aparat yang sesuai dengan potensi dan
kondisi wilayah, sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Bandung dalam menetapkan
kebijakan strategis dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.
2. Tujuan dan Sasaran Kecamatan Bojongsoang

T
U
J
SASARAN
U
A
N

Meningk
atkan
kualitas Meningkatnya kualitas perencanaan
perenca
naan

pemban
gunan pembangunan daerah
daerah

Tersedia
nya Tersedianya prasarana dan sarana
prasaran
a dan
sarana
pengelol
aan
pengelolaan persampahan
persamp
ahan

Tersedia
nya
pemberd
Tersedianya pemberdayaan lembaga dan
ayaan
lembaga
dan

organisa
si
masyara
organisasi masyarakat perdesaan
kat
perdesa
an

Meningk
atkan
kualitas Meningkatnya kualitas dan kuantitas
dan
kuantitas

pelayana
pelayanan
n

Terselen
ggarany
a
pembina Terselenggaranya pembinaan organisasi
an
organisa
si

perempu
perempuan
an

Terbinan
ya
organisa
Terbinanya organisasi kepemudaan
si
kepemud
aan

Terbinan
ya
cabang
Terbinanya cabang olahraga prestasi di tingkat
olahraga
prestasi
di tingkat

kecamat
kecamatan
an

Meningk
atkan
kewaspa
Meningkatnya kewaspadaan dini/deteksi dini di
daan
dini/dete
ksi dini di
masyara
masyarakat
kat

Terselen
ggarany
a
peningka Terselenggaranya peningkatan kesadaran
tan
kesadara
n

masyara
kat akan
nilai-nilai masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya
luhur
budaya

bangsa bangsa

Meningk
atkan
intensifik
Meningkatnya intensifikasi dan ekstensifikasi
asi dan
ekstensif
ikasi
sumber
pendapa
sumber pendapatan daerah
tan
daerah

Terlaksa
nanya
penyeba
rluasan Terlaksananya penyebarluasan dan sosialisasi
dan
sosialisa
si

berbagai
informasi
pendidik
berbagai informasi pendidikan menengah
an
meneng
ah

Terselen
ggarany
a
pembina Terselenggaranya pembinaan administrasi
an
administr
asi

pemerint
ahan pemerintahan desa
desa

Meningk
atkan
kualitas
Meningkatnya kualitas kesehatan Ibu dan
kesehata
n Ibu
dan

Anak Anak
Mencipta
kan
lingkung
Menciptakan lingkungan yang serasi dan
an yang
serasi
dan
seimban
g
dengan
seimbang dengan memperhatikan daya
memper
hatikan
daya

dukung
dan daya
tampung dukung dan daya tampung lingkungan serta
lingkung
an serta

melaksa
nakan
melaksanakan mitigasi bencana
mitigasi
bencana

Meningk
atkan
kapasita
Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur
s sumber
daya
aparatur

Terlaksa
nanya
pengend
Terlaksananya pengendalian manajemen
alian
manajem
en

pelaksan
aan
kebijaka
n KDH pelaksanaan kebijakan KDH dan Monitoring
dan
Monitorin
g

DD DD

Top
ogra
fi
Kabupaten Bandung secara geografis terletak pada koordinat 107o14’-107o56’ Bujur Timur dan 6o49’-7o
Kabupaten Bandung termasuk wilayah dataran tinggi dengan kemiringan lereng antara 0-8%, 8-15% hingga d
besar wilayah Kabupaten Bandung berada diantara bukit-bukit dan gunung

 Di Utara terdapat Bukit Tunggul dengan tinggi 2.200 m, Gunung Tangkuban Parahu dengan tinggi 2.07
dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Purwakarta.
 Di Selatan terdapat Gunung Patuha dengan tinggi 2.334 m, Gunung Malabar dengan tinggi 2.321 m,
dengan tinggi 2.262 m, dan Gunung Guntur dengan tinggi 2.249 m, yang berbatasan dengan Kabupate

3. Hidrologi

Kabupaten Bandung memiliki potensi hidrologi berupa sumber daya air yang cukup melimpah, baik air bawa
permukaan. Air permukaan terdiri dari 4 danau alam, 3 danau buatan serta 172 buah sungai dan anak-anak
sumber air permukaan pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri, dan sosial lainnya. Pemanf
(kedalaman 60-200 m) dipergunakan untuk keperluan industri, non industri, dan sebagian kecil untuk rumah tang
Sebagian besar masyarakat memanfaatkan air tanah bebas (sumur gali) dan air tanah dangkal (kedalaman 24 sa
memenuhi kebutuhan rumah tangga serta sebagian kecil menggunakan fasilitas dari PDAM terutama d

Kabupaten Bandung memiliki kondisi curah hujan rata-rata mencapai 1.500-4.000 mm per tahun atau jika dihitun
maka volume air yang turun di wilayah Kabupaten Bandung dapat mencapai 2,643-7,05 milyar meter kubik. P
besar tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan banyak genangan banjir di berbagai wilaya

4. Klimatologi

Kabupaten Bandung memiliki iklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dengan cura
antara 1.500 mm sampai dengan 4.000 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 12oC sampai 24oC denga
78% pada musim hujan dan 70% pada musim kemarau.

5. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Bandung terdiri atas kawasan lindung, kawasan budidaya pertanian
kawasan lainnya. Penggunaan lahan di kawasan lindung meliputi belukar, danau/waduk, hutan, rawa, semak, da
kawasan budidaya pertanian meliputi kebun campur, perkebunan, sawah, ladang, dan tegal. Besaran pengguna
disajikan dalam tabel berikut
Lahan di Kabupaten Bandung digunakan sebagian besar sebagai kawasan budidaya pertanian, yaitu selu
keseluruhan 176.238,67 Ha. Penggunaan lahan lainnya, yaitu kawasan lindung sebesar 33,83%, kawasan bu
12,44%, dan kawasan lainnya 0,51%. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Ba
kawasan ruang terbuka, dimana mampu menyerap air larian hujan yang mencapai 2.000-3.500 mm per tahun. Be
terbuka yang ada di Kabupaten Bandung baik yang berupa kawasan lindung maupun kawasan budidaya, tanah d
memiliki kemampuan untuk menyerap air sebanyak 0,793-2,115 miliar meter kubik per tahun. Potensi kawasa
dikelola dengan baik dapat dioptimalkan sebagai salah satu cara untuk mengendalikan banjir pada saat puncak m

Kawasan resapan air di Kabupaten Bandung dibagi menjadi 5 kategori, yaitu daerah resapan utama, daerah resap
resapan tak berarti, daerah pelepasan air tanah, dan daerah kedap air. Daerah resapan utama di Kabupaten B
banyak di bagian selatan, diantaranya di Kecamatan Rancabali, Kecamatan Pasirjambu, dan K
Sementara, daerah kedap air di Kabupaten Bandung terletak di Kecamatan Kutawaringin. Daerah pelepasan a
Bandung terletak di Kecamatan Margahayu, Kecamatan Katapang, Kecamatan Bojongsoang, Kecamatan Ba
Rancaekek, Kecamatan Solokanjeruk, dan Kecamatan

Oleh sebab itu, pada musim penghujan, daerah-daerah yang berada di kecamatan tersebut seringkali mengalami m
merupakan kawasan pelepasan air tanah. Peta kawasan resapan air di Kabupaten Bandung secara lebih rinci dapa
berikut
6. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan data guna lahan yang telah dijelaskansebelumnya, kawasan budidaya pertanian mendominasi
Bandung dengan persentase luas diatas 50%. Lahan budidaya pertanian yang luas ini menjadi potensi yang luar
Bandung dalam hal pengelolaan pertanian.Selain dipengaruhi oleh penggunaan lahan, potensi pertanian ju
topografi dari wilayah itu sendiri. Kabupaten Bandung memiliki topografi yang bervariasi yang menyebabkan
pertanian dari masingmasing wilayah juga bervariasi dan memiliki kekhasannya sendiri.

Komoditas unggulan pertanian yang dimiliki Kabupaten Bandung tidak hanya diunggulkan di tingkat kabupaten, t
tingkat provinsi dan nasional. Komoditas tersebut dapat dikategorikan sebagai komoditas khas Kabupaten Bandu
tersebut dapat dilihat dari perbedaan karakteristik komoditas yang dimiliki Kabupaten Bandung dengan daera
karakteristik komoditas ini diantaranya berdasarkan jenis komoditas, besaran produksi serta cita rasa yang d
pertanian khas Kabupaten Bandung yang menjadi unggulan diantaranya yaitu strawberry, kopi serta sapi perah da
Selain pertanian, sektor industri pengolahan pun memiliki kontribusi yang berarti bagi perekonomian di Kabupate
industri pengolahan ini dilakukan di lahan kawasan budidaya non pertanian khususnya lahan industri. Pada tahu
kegiatan industri di Kabupaten Bandung mencapai luas 1.408,88 Ha dengan jumlah unit industri sebanyak 711. Ind
industri besar, menengah, dan kecil yang didominasi industri tekstil dan pr
Adapun potensi pengembangan wilayah yang dikembangkan saat ini antara lain:

a. Kawasan Agropolitan Ciwidey


Kawasan Agropolitan Ciwidey meliputi 3 Kecamatan yaitu, Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Ciwidey dan K
Secara umum kawasan Pacira memiliki banyak potensi pertanian dan peternakan. Untuk potensi pertanian terda
dan hortikultura, sedangkan potensi peternakan terdapat sapi perah. Jenis komoditi unggulan yang paling ban
untuk tingkat desa yaitusapi perah tersebar di 19 desa, padi sawah tersebar di 18 desa, buncis, tomat dan cabe
alpukat dan pisang tersebar di 11 desa, teh rakyat tersebar di 9 desa, kopi tersebar di 7 desa, dan strawberry ter

b. Kawasan Agropolitan Pangalengan


Berdasarkan masterplan agropolitan Kecamatan Pangalengan 2006-2010 telah ditentukan tiga komoditas unggu
pertanian yaitu jagung, kentang dan kubis. Selain produk sayuran, Pangalengan memiliki beberapa potensi di se
dan peternakan, yang meliputi:

 Perkebunan teh, baik milik swasta, negara, maupun perkebunan rakyat.


 Perkebunan kopi (sebagian besar milik masyarakat), dan
 Peternakan, dengan adanya industri makanan olahan seperti industri pembuatan dodol, karamel, kerup
 IPAL Terpadu Majalaya
c.

Kabupaten Bandung merupakan sentra industri tekstil di Jawa Barat, salahsatunya berada di Kecamatan Majalay
dan mengendalikan pencemaran akibat pembuangan air limbah industri tekstil ke badan air penerima, direncana
dan pengoperasian Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu untuk industri tekstil dalam pengolahan air li
yang lebih ekonomis.

d. Meat Business Center (MBC)

Merupakan Rumah Potong Hewan (RPH) yang mengintegrasikan sistem agribisnis berbasis pemotongan
mengintegrasikan sub sistem produksi ternak, pengolahan dan pemasaran ke dalam satu lokasi kegiatan us
Kelurahan Baleendah Kecamatan Baleendah seluas 2 Ha. Kapasitas potong 80-200 ekor/hari. Kegiatan ya
pemotongan hewan berstandar SNI.

e. Panas Bumi
Kabupaten Bandung memiliki potensi energi panas bumi sebesar 2.711 megawatt (mW). Dari jumlah te
termanfaatkan (ter-install) mencapai ±697 mW masing-masing di wilayah Kamojang, Wayang Windu, Daraja
Cibuni.Energi yang berasal dari Kabupaten Bandung sudah mampu mensuplai kebutuhan energi listrik Jawa-Ma
terus berkembang dengan adanya perluasan di area Kamojang, Wayang Windu, dan Patuha dengan total rencana
sekitar 360 mW. Bahkan sejak bulan Mei 2012, telah dimulai pembangunan PLTP Patuh
kapasitas 55

7. Pariwisata

Kabupaten Bandung banyak memiliki panorama pariwisata yang cukup indah dan alami di Kawasan Bandung Sel
tujuan utama kunjungan domestik dari Bandung maupun dari luar Bandung bahkan dari mancanegara, adapun
dimaksud terdiri dari:

a. Kawasan Pariwisata Alam, Meliputi :

Gunung Patuha/Kawah Putih, Ranca Upas, Cimanggu, Walini, Situ Patengan, Kawah Cibuni, Curug Cisabuk (K
Gunung Puntang, arung jeram lamajang (Kecamatan Cimaung), Cibolang, Punceling,
Kawah Gunung Papandayan, Arung Jeram Palayangan (Kecamatan Pangalengan), Situ Cisanti (Kecamat
kamojang, Situ Ciarus (Kecamatan Ibun), Gunung Keneng (Kecamatan Ciwidey), Curug Cinulang (Kecamatan C
(Kecamatan Paseh), Situ Sipatahunan (Kecamatan Baleendah), Oray Tapa (Kecamatan Cimenyan), Ba
Cileunyi), Curug Cilengkrang (Kecamatan Cilengkrang).

b. Kawasan Pariwisata Budaya, meliputi:


Gunung Padang (Kecamatan Ciwidey), Rumah adat Cikondang, Rumah Hitam (Kecamatan Pangalengan), R
(Kecamatan Banjaran), Situs Kampung Mahmud (Kecamatan Margaasih), Situs Karang Gantung (Keca
Bojongmenje (Kecamatan Rancaekek), Sentra Seni Jelekong (Kecamatan Baleendah), Sentra Seni Cimenyan (K
Sentra Kerajinan (Kecamatan Pasirjambu), Sentra Wisata Seni Benjang (Kecamatan Cileunyi).

c. Kawasan Pariwisata Agro, meliputi:

 Agrowisata Strawberry: Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Rancabali, Kecamatan Ciwidey, Kecamat


Arjasari, Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Ibun, Kecamatan Paseh;
 Agrowisata Teh: Kertamanah, Malabar (Kecamatan Pangalengan), Rancabali (Kecamatan Rancabali), G
Pasirjambu);
 Agrowisata Sayuran: Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Rancabali, Kecamatan Ciwidey, Kecamata
Kertasari, Kecamatan Arjasari, Kecamatan Pangalengan;
 Agrowisata Herbal: Kecamatan Rancabali, Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Ciwidey.

 Kawasan Pariwisata Terpadu dan Olahraga:


d.

Stadion Si Jalak Harupat (Kecamatan Kutawaringin), Arena Golf Margahayu/BIG (Kecamatan Margahayu
(Kecamatan Cimenyan), Kawasan Wisata Terpadu Cimenyan (Kecamatan Cimenyan), serta Kawasan Pariwisata
Cileunca (Kecamatan Pangalengan).

8. Potensi Kawasan

Berkaitan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung, terdapat beberapa kawasan yan
strategis, struktur dan pola ruang. Kawasan prioritas yang akan dikembangkan meliputi:

a. Kawasan Terpadu Kota Baru Tegalluar

Kawasan Terpadu Kotabaru Tegalluar merupakan kawasan strategis dengan luas ±3.500 ha yang terdiri dari pen
kawasan pemukiman skala besar, kawasan industri, pengembangan waduk/danau buatan, dan kawasan rekreas

b. Kawasan Terpadu Permukiman dan Industri Margaasih

Kawasan Terpadu Permukiman dan Industri Margaasih merupakan kawasan strategis dengan luas ±450 ha untu
kawasan industri non-polutif.

c. Kawasan Terpadu Stadion Olahraga Si Jalak Harupat


Pengembangan Kawasan Terpadu Stadion Olahraga Si Jalak Harupat diarahkan menjadi kawasan strategis ya
pertumbuhan baru dengan peruntukan lahan kawasan pengembangan fasilitas umum olahraga dan rekreasi. Kawa
Olahraga Si Jalak Harupat dipersiapkan oleh Provinsi Jawa Barat untuk menjadi tuan rumah PON ke-XIX tahu
memiliki luas ±740 ha yang terdiri dari kawasan inti stadion (sport centre) dengan luas ±130 hadan kawasan pe
±610 ha terletak di Kecamatan Kutawaringin yang diarahkan untuk kegiatanjasa/perdagangan, perumahan, ind
kegiatan komersial lainnya.
Kerangka pemikiran hubungan antara kondisi geografi daerah dengan potensi pengembangan wilayah adalah se
9. Wilayah Rawan Bencana
Kabupaten Bandung merupakan dataran tinggi berbentuk cekungan di mana sungai Citarum sebagai sentral cek
bagi anak-anak sungai dari utara selatan, dan timur. Kondisi geografis tersebut menyebabkan tingkat kerenta
Kabupaten Bandung cukup tinggi.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2011, Kabupaten Bandung menduduki perin
rawan bencana diantara 494 kabupaten yang ada di Indonesia. Sedangkan di tingkat Provinsi Jawa Barat men
setelah Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya. Tingginya tingkat kerentanan bencana diukur dari berba
jumlah kasus yang terjadi hingga potensi wilayahnya. Berikut adalah peta wilayah dengan
di Kabupaten

Kondisi geografis Kabupaten Bandung yang berupa dataran tinggi berbentuk cekungan dikombinasikan dengan
lahan yang terjadi baik dari pertanian dan daerah resapan menjadi permukiman maupun kawasan hutan menjad
musiman menyebabkan tingginya sedimentasi dan bencana banjir. Selain itu, terganggunya sistem jaringan iriga
berakibat pada timbulnya genangan dan banjir di beberapa titik lokasi terutama wilayah permukiman seperti banj
Baleendah, Dayeuhkolot serta jalan terusan Kopo.
Kondisi ini juga dipengaruhi oleh status daerah pada lokasi-lokasi tersebut yang merupakan daerah pelepasan a
tidak dapat terserap di daerah tersebut dan pada akhirnya menimbulkan banjir. Tingkat banjir dengan stat
Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Bojogsoang, dan Kecamatan Baleendah. Peta kawasan rawan banjir di
dapat dilihat lebih rinci pada Gamb

Selain itu, Kabupaten Bandung juga berisiko mengalami bencana letusan gunung berapi di bagian selatan
Bandung. Namun zona bahaya gunung berapi ini masih berada pada zona I dan zona II, dimana bukan merupakan
kerentanan paling tinggi. Kecamatan yang berada di zona I bahaya gunung berapi adalah Kecamatan Kertasari,
Kecamatan Paseh. Sementara kecamatan yang berada di zona II adalah Kecamatan Kertasari dan sebagian kecil
Ibun dan Kecamatan
Peta kawasan risiko bencana gunung berapi di Kabupaten Bandung dapat dilihat lebih rinci
Selain risiko bencana banjir dan gunung berapi, Kabupaten Bandung juga rawan terhadap bencana gempa bumi. T
ini cukup tinggi karena pada sebagian besar luas wilayah Kabupaten Bandung memiliki tingkat kerentanan ge
sebagian lainnya memiliki tingkat kerentanan menengah. Tingkat kerentanan gempa dengan status tinggi b
Rancabali, Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Cimaung, Kecamatan Banjara
Kecamatan Cikancung,Kecamatan Cicalengka, dan sebagian Kecamata
Sementara kecamatan lainnya berada pada tingkat kerentanan gempa dengan status menengah. Berikut
bumi di Kabupaten
Bencana lainnya yang berpotensi terjadi di Kabupaten Bandung adalah risiko gerakan tanah mengingat topografi d
yang berbukit-bukit dengan beda ketinggian dataran memiliki rentang yang cukup lebar. Kawasan rawan gera
seluruh wilayah Kabupaten Bandung, dimulai dari bagian utara dengan tingkat kerentanan gerakan tanah sangat re
tengah dan selatan Kabupaten Bandung yang memiliki tingkat kerentanan rendah dan menengah, serta beberap
selatan yang memiliki tingkat kerentanan gerakan tanah tinggi. Berikut peta rawan gerakan tanah di Kabupat
dengan tingkat kerentanan gerakan tanah tinggi hanya terdapat di sebagian kecil daerah di Kecamatan Ranc
Pasirjambu. Sementara sebagian besar daerah lainnya memiliki tingkat kerentanan gerakan tanah menengahh
Berikut adalah peta rawan gerakan tanah di Kabupat

Anda mungkin juga menyukai