Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan perlu direncanakan secara komprehensif, dalam
perencanaan tersebut diperlukan informasi yang berkualitas dan tepat waktu, hal ini
penting dalam upaya menanggulangi masalah kesehatan.Untuk meningkatkan manajemen
pembangunan kesehatan, maka sistem informasi perlu dikembangkan dalam rangka
mendukung kelancaran proses manajemen institusi kesehatan pemerintah di berbagai
jenjang administrasi termasuk kabupaten.
Peningkatan penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan dinyatakan bahwa
pengelolaan upaya kesehatan pokok dan upaya kesehatan pendukung dilakukan melalui
sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Pembangunan Nasional, karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan
manusia. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan sangat terkait dan dipengaruhi oleh
aspek demografi/kependudukan, keadaan dan perkembangan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun biologis. Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat
pada beberapa indikator yang digunakan untuk memantau perkembangan derajat
kesehatan seperti angka kesakitan, angka kematian dan status gizi masyarakat.
Disamping itu, permasalahan kesehatan yang dihadapi berubah secara perlahan
dan terasa semakin kompleks. Hal ini ditandai dengan terjadinya transisi demografi dan
epidemiologi sebagai dampak dari pembangunan nasional secara menyeluruh antara lain
keadaan perubahan sosial, tingkat pendidikan,keadaan ekonomi dan perubahan kondisi
lingkungan serta pengaruh globalisasi.Disatu pihak penyakit degenerative sudah
meningkat akibat bertambahnya usia harapan hidup, sementara itu penyakit menularpun
masih harus ditanggulangi ditambah dengan munculnya ancaman berbagai penyakit
seperti HIV/AIDS dan flu burung yang memerlukan perhatian khusus.Disamping itu
Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk beberapa penyakit menular masih sering terjadi.
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara lebih intensif,
berkesinambungan dan merata serta ditunjang oleh informasi kesehatan yang akurat dan
tepat waktu, maka diharapkan derajat kesehatan masyarakat yang telah dicapai tersebut
dapat semakin meningkat dan menjangkau keseluruh lapisan masyarakat di Kabupaten
Soppeng.
Profil kesehatan Kabupaten Soppeng disusun dengan maksud memberikan
gambaran situasi pembangunan kesehatan dan hasil-hasilnya secara menyeluruh dalam
rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan yang dicapai selama Tahun
2017.
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. LETAK ASTRONOMI, ADMINISTRATIF DAN GEOMORFOLOGIS


Kabupaten Soppeng yang ibukotanya Watansoppeng terletak antara 040 060 LS dan
040 320 Lintang Selatan dan 1190 420 180 BT dan 1200 060 130 Bujur Timur, yang
berbatasan dengan :
- Di sebelah Utara : Kabupaten Kabupaten Sidrap.
- Di sebelah Selatan: Kabupaten Bone
- Di sebelah Timur : Kabupaten Bone dan Wajo
- Di sebelah Barat : Kabupaten Barru
Luas Wilayah Kabupaten Soppeng yang terletak di depresiasi sungai Walanae yang
terdiri dari daratan dan perbukitan. Daratan luasnya ± 700 Km2 berada pada ketinggian
rata-rata ± 60 meter diatas permukaan laut. Perbukitan yang luasnya ± 800 Km2 berada
pada ketinggian rata-rata ± 60 meter diatas permukaan laut. Ibukota Kabupaten Soppeng
yaitu Watansoppeng berada pada ketinggian ± 120 meter diatas permukaan laut. Secara
administrasi Pemerintahan terbagi menjadi 8 Kecamatan dengan 49 desa dan 21
kelurahan.Tempratur Kabupaten Soppeng berada pada suhu antara 240 - 300 C. Keadaan
angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang dengan curah hujan berada pada
intensitas 90,54 MM dan 9,9 hari hujan/bulan.
B. DEMOGRAFI
Jumlah penduduk yang gunakan adalah jumlah penduduk Kabupaten Soppeng pada
Tahun 2017 data BPS Kab.Soppeng.Jumlah Penduduk yang tercatat pada Tahun 2017
sebanyak 226.305 jiwa yang terdiri dari laki-laki 106.391 jiwa,perempuan 119.914 jiwa
dan tersebar di 8 (delapan) Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 44.791
jiwa (19,79%) mendiami Kecamatan Marioriwawo dan jumlah penduduk yang terkecil
yakni 8.094 jiwa (3,57%) mendiami Kecamatan Citta.
Tabel
Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Soppeng Tahun 2015 s/d 2017
NO Kecamatan Jumlah Penduduk
Tahun 2015 Tahun 2017
1 Marioriwawo 44.631 44.7911
2 Liliriaja 27.178 27.230
3 Lilirilau 38.602 38.636
4 Lalabata 44.622 44.845
5 Donri-Donri 20.101 23.146
6 Marioriawa 28.082 28.122
7 Ganra 11.428 11.441
8 Citta 8.065 8.094
Jumlah 225.709 226.305

C. KEADAAN WILAYAH ADMINISTRATIF


Luas wilayah Kabupaten Soppeng tercatat 1.500 Km2, Kabupaten Soppeng pada
Tahun 2017 telah meliputi 8 (delapan) Kecamatan, 49 Desa dan 21 Kelurahan.Kecamatan
Marioriwawo (300 km2) dan Kecamatan Marioriawa (320 km2) merupakan dua
kecamatan terluas dari total luas wilayah Kabupaten Soppeng.
Tabel
Luas Area dan Banyaknya Desa Serta Kelurahan
Dirinci perKecematan di Kabupaten Soppeng Tahun 2017
NO Kecematan Luas (km2) Desa/Kelurahan
1 Marioriwawo 300 13
2 Liliriaja 96 8
3 Lilirilau 187 12
4 Lalabata 287 10
5 Donri-Donri 222 9
6 Marioriawa 320 10
7 Ganra 57 4
8 Citta 40 4
Jumlah 1.500 70

D. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT


Perilaku sehat yang diterapkan oleh keluarga dapat dilihat dari jumlah tatanan rumah
tangga yang menerapkan PHBS. Berbagai upaya promosi kesehatan untuk mendidik
masyarakat agar berperilaku sehat telah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan antara lain
pemberdayaan masyarakat untuk menumbuhkan gerakan hidup sehat, kampanye promosI
kesehatan dan lain-lain. Di Kabupaten Soppeng Tahun 2017 persentase rumah tangga
ber-PHBS sebanyak 47,15% dan rumah tangga belum ber-PHBS sebanyak 53,5%.Untuk
lebih jelasnya lihat grafik berikut:

E. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Persentase Rumah Sehat
Jumlah Rumah Sehat di Kabupaten Soppeng Tahun 2017 berdasarkan hasil
pemeriksaan sebesar 37,46 (65,37%) dari 57.309 rumah yang ada. Puskesmas yang
tertinggi yaitu Puskesmas Panincong sebanyak 95,62% dan terendah Puskesmas
Cabenge yang hanya mencapai 9.42% selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut:
2. Persentase Tempat-Tempat Umum
Berdasarkan laporan dari Puskesmas jumlah tempat umum di Kabupaten Soppeng
pada tahun 2017 adalah 403 buah (terdiri dari sarana pendidikan, sarana kesehatan,
hotel) dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 288 (41,46 %). Selengkapnya
dapat dilihat pada grafik berikut:
BAB III

HASIL ORIENTASI

1. MASA ORIENTASI
Masa orientasi yang kami dapatkan di Dinas Kesehatan Kab.Soppeng berlangsung
selama selama 2 hari yaitu tanggal 10 s/d 11 Oktober 2019.

2. LOKASI ORIENTASI
Orientasi dilakukan di Dinas Kesehatan Kab.Soppeng yang terletak di Jl.Salotungo no 72
maccile, watansoppeng, kab.Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan. Selama melaksanakan
orientasi tersebut kami menerima materi dari berbagai bidang

a. Bidang Kesehatan Masyarakat dimana pada bidang tersebut mencakup seksi


kesehatan keluarga dan gizi, seksi promosi dan pemberdayaan masyarakat, seksi
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga.
b. Bidang bina pencegahan dan pengendalian penyakit dimana bidang tersebut
mencakup seksi surveilans dan imunisasi, seksi pencegahan dan pengendalian
penyakit menular, seksi pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa.
c. Bidang pelayanan kesehatan mencakup seksi pelayanan kesehatan primer dan
tradisional, seksi pelayanan kesehatan rujukan, seksi fasilitas pelayanan kesehatan
dan peningkatan mutu.
d. Bidang sumber daya kesehatan mencakup seksi kefarmasian, seksi alat kesehatan dan
PKRI, seksi sumber daya manusia, kesehatan dan informasi

3. HASIL ORIENTASI
No JADWAL KEGIATAN KETERANGAN
1. Kamis, 10 1. Apel pagi
Oktober 2019 2. Sambutan Kepala Dinas
Kesehatan Kab.Soppeng
3. Kesehatan keluarga
4. Promosi kesehatan
5. Kesehatan lingkungan
6. Secretariat, perencanaan
dan keuangan
7. Kepegawaian
8. kefarmasian
2. Jumat, 11 1. Senam pagi
Oktober 2019 2. Jumat bersih
3. SDMK
4. SDK
5. P2
6. Penutupan
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
a. Pelaksanaan orientasi berjalan dengan lancer namun masa orientasi yang kami
lakukan selama 2 hari masih kurang efektif karena kami merasa waktu 2 hari
tersebut sangat singkat dan masih perlu kajian mendalam terhadap materi yang
diberikan.
b. Diperlukan adanya kerja sama yang baik antara lintas program dan lintas sektor
terkait dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Soppeng dan
dalam hal perencanaan kesehatan yang Evident Based.

2. SARAN
a. Diharapkan agar Petugas Nusantara Sehat Individual menjalin kerja sama yang
baik dengan Dinas Kesehatan untuk mendukung dan melaksanakan Program-
program yang ada di Puskesmas.
b. Diharapkan Kepala Dinas dan staf agar memberikan petunjuk dan bimbingan
kepada kami apabila di kemudian hari kami menemukan permasalahan dalam
bertugas selama 2 tahun.
c. Diharapkan agar Petugas Nusantara Sehat Individual memberikan kemampuan
dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya serta memberikan inovasi
terhadap perkembangan Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai