Anda di halaman 1dari 120

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki luas wilayah 91.592,43 km2
dengan penduduk pada tahun 2012 berjumlah 8.528.719 jiwa terdiri atas 12
(dua belas) kabupaten dan 4 (empat) kota, perlu memacu peningkatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka memperkukuh Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Kabupaten Musi Rawas yang mempunyai luas wilayah 12.358,65 km2
dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 berjumlah 610.223 jiwa terdiri atas
21 (dua puluh satu) kecamatan dan 288 (dua ratus delapan puluh delapan)
desa/kelurahan. Kabupaten ini memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk
mendukung peningkatan penyelenggaraan pemerintahan.
Kabupaten Musi Rawas Utara berasal dari sebagian wilayah Kabupaten
Musi Rawas yang terdiri atas cakupan wilayah: a. Kecamatan Rupit; b. Kecamatan
Rawas Ulu; c. Kecamatan Nibung; d. Kecamatan Rawas Ilir; e. Kecamatan Karang
Dapo; f. Kecamatan Karang Jaya; dan g. Kecamatan Ulu Rawas.
Pembangunan daerah tertinggal merupakan upaya terencana untuk
mengubah suatu daerah yang dihuni oleh masyarakat dengan berbagai
permasalahan sosial ekonomi serta keterbatasan fisik untuk menjadi daerah yang
maju dengan masyarakat yang kualitas hidupnya sama atau tidak jauh tertinggal
dibandingkan dengan masyarakat Indonesia lainnya.
Penanganan daerah tertinggal dilakukan dalam skala nasional dan
merupakan program jangka panjang. Sejalan dengan hal tersebut, RPJPN
(Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) 2005-2025 telah menetapkan
kebijakan pengembangan wilayah tertinggal dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

Dalam RPJM Nasional Tahap II (2004-2009) ditetapkan 199 yang


dikatagorikan sebagai daerah tertinggal yang menjadi prioritas dalam
penanganan kesenjangan wilayah. Sampai dengan tahun 2009 telah dientaskan
50 tertinggal, sehingga dari 199 tertinggal masih ada 149 tertinggal yang perlu
ditangani. Namun, karena sampai Tahun 2009 terdapat 34 daerah otonom baru
yang berasal dari daerah induk yang berstatus daerah tertinggal, maka
selanjutnya dalam RPJMN 2010-2014 tahap III pemerintah pusat memiliki
kewajiban membina 183 daerah tertinggal. Kondisi pada tahun 2014 telah
dientaskan sebanyak 70 Tertinggal. Dengan adanya 9 daerah otonomi baru
e5bhasil pemekaran dari daerah Tertinggal sampai dengan tahun 2014, maka
RPJMN 2015 2019 terdapat 113 daerah Tertinggal ditambah 9 daerah otonomi
baru yang tertinggal sehingga total terdapat 122 Daerah Tertinggal.
Tahun 2015 merupakan tahun strategis karena merupakan awal dari
pelaksanaan RPJMN 2015-2019.Terkait dengan hal tersebut dianggap perlu
untuk melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh daerah
tertinggal serta pemutakhiran data ketertinggalan daerah sebagai salah satu
pertimbangan untuk melaksanakan percepatan pembangunan daerah tertinggal
tahun 2015-1019.
Disamping itu pada tahun 2015 ini juga merupakan tahap awal persiapan
dokumen Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
(STRANAS PPDT) dan Strategi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal (STRADA PPDT) sebagai bagian dokumen perencanaan pembangunan
daerah tertinggal jangka menengah berikutnya, sesuai amanat PP 78 Tahun 2015
tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2015, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (KDPDTT) diantaranya
memiliki tugas pokok dan fungsi dalam perumusan kebijakan nasional di bidang
pembangunan daerah tertinggal, dan koordinasi pelaksanaan kebijakan
pembangunan daerah tertinggal.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dan dalam rangka
peningkatan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi, maka KDPDTT menyusun dokumen Strategi Daerah Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal (STRADA PPDT) dimana sub-sub kegiatannya
mencakup identifikasi permasalahan daerah tertinggal sesuai dengan indikator
yang ditetapkan serta melakukan kegiatan pengumpulan data dan pemutakhiran
data ketertinggalan daerah 2015-2019.
Strategi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (STRADA
PPDT) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah tertinggal untuk
periode 5 (lima) tahun ditingkat yang merupakan bagian integral dari rencana
pembangunan jangka menengah. Merupakan penjabaran lebih lanjut dari
Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (STRANAS PPDT).
Sejalan dengan hal tersebut, maka Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai
Kabupaten Tertinggal harus menyusun/merumuskan Strategi Daerah Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal (Strada PPDT) dengan tetap memperhatikan
dokumen perencanaan pembangunan lainnya seperti Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Nasional, Stranas-PPDT dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ).
Strategi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, yang untuk
selanjutnya disebut STRADA PPDT, ini disusun sebagai pola dasar dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat di daerah tertinggal yang berlandaskan
visi, misi, program strategis dan prioritas maupun kaidah pelaksanaan, sehingga
seluruh program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) dapat
berjalan secara tepat tujuan, tepat sasaran dan tepat perlakuan sesuai dengan
karakteristik kebutuhan lokal.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

B. Maksud dan Tujuan


STRADA PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019 ini disusun
dimaksudkan sebagai dokumen daerah yang menjadi rujukan baik Pemerintah
Daerah maupun Pemerintah Pusat dalam mewujudkan kesepahaman komitmen,
keterpaduan program, dan peranserta masing-masing pihak dalam upaya
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) secara sinergis dan
berkelanjutan.
Adapun penyusunan STRADA PPDT bertujuan untuk:
1. Mempercepat pengurangan kesenjangan antar daerah dalam menjamin
terwujudnya pemerataan dan keadilan pembangunan nasional.
2. Mempercepat terpenuhinya kebutuhan dasar, serta sarana dan
prasarana dasar daerah tertinggal.
3. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, antara pusat dan
daerah dalam perencanaan, pendanaan dan pembiayaan, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi.
4. Menjamin terselenggaranya operasionalisasi kebijakan PPDT.
C.

Landasan Hukum
Strategi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (STRADA

PPDT) disusun dengan mempertimbangkan ketentuan hukum sebagai berikut:


1.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

2003 Nomor

47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);


2.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);

3.

Undang-undang

Nomor

15

Tahun

2004

tentang

Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun Nomor 4400)

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

4.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran N egara Republik Indonesia
Nomor 4421);

5.

Undang-undang Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
6.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025;

7.

Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara;

8.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

9.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2014


tentang

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 264, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5598);
10.

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
11.

Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas


Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 4);

12.

Perpres

Nomor

12

Tahun

2015

tentang

Kementerian

Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13).

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

D.

Hubungan STRADA PPDT Kabupaten dengan Dokumen Perencanaan


lainnya.

Hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan daerah tertinggal dapat


dilihat pada Gambar 1.
TINGKAT
ADMINISTRATIF

RENCANA
JANGKA MENENGAH

STRATEGI

RENCANA AKSI
PPDT

RPJM
NASIONAL

STRANAS
PPDT

RAN PPDT

RENCANA
TAHUNAN

PUSAT
RENSTRA K/L

RPJM
PROVINSI

STRADA PPDT
PROV.

PROVINSI
RENSTRA
SKPD
RPJM
KABUPATEN

STRADA PPDT
KAB

KABUPATEN
RENSTRA
SKPD

RAS

RENJA K/L

RAD PPDT
PROV.
RAS
SKPD

RENJA
SKPD PROV

RAD PPDT
KAB
RAS
SKPD

RENJA SKPD
KAB.

Gambar 1.1
Hubungan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah

E.

Sistematika Penulisan

STRADA PPDT disusun dengan sistematika sebagai berikut:


BAB I
Menjelaskan tentang latar belakang pentingnya penanganan ketertinggalan
daerah, maksud dan tujuan dari penyusunan STRADA PPDT, Landasan
Hukum, Hubungan antara STRADA PPDT dengan dokumen perencanaan
lainnya, serta sistematika penulisan dari STRADA PPDT.
BAB II
Menjelaskan tentang gambaran umum daerah yang terdiri dari masalah
yang dihadapi daerah tertinggal, evaluasi program PPDT pada tahun 20102014, upadating data- data ketertinggalan tahun 2015-2019, sasaran
strategik serta sebaran kecamatan/ desa yang mengalami ketertinggalan.
BAB III
Menjelaskan tentang strategi percepatan pembangunan, visi, misi serta
prioritas percepatan pembangunan.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

BAB IV
Menggambarkan permasalahan, sasaran penyelesaian, arah kebijakan,
program, kegiatan pokok indikatif selama periode STRADA PPDT, dan
instansi pelaksana Pengembangan Perekonomian di daerah tertinggal.
Desain penetapan program dan kegiatan pokok indikatif didasarkan dan
berkaitan langsung dengan pengembangan perekonomian daerah.
BAB V
Menggambarkan permasalahan, sasaran penyelesaian, arah kebijakan,
program, kegiatan pokok indikatif selama periode STRADA PPDT, dan
instansi pelaksana Peningkatan Kualitas SDM di daerah tertinggal. Desain
penetapan program dan kegiatan pokok indikatif didasarkan dan berkaitan
langsung dengan sasaran penyelesaian.
BAB VI
Menggambarkan permasalahan, sasaran penyelesaian, arah kebijakan,
program, kegiatan pokok indikatif selama periode STRADA PPDT , dan
instansi pelaksana pemenuhan pelayanan dasar masyarakat.
BAB VII
Menggambarkan permasalahan, sasaran penyelesaian, arah kebijakan,
program, kegiatan pokok indikatif selama periode STRADA PPDT , dan
instansi pelaksana penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana
produksi komoditi unggulan. Desain penetapan program dankegiatan pokok
indikatif didasarkan dan berkaitan langsung dengan sasaran penyelesaian.
BAB VIII
Menggambarkan permasalahan, sasaran penyelesaian, arah kebijakan,
program, kegiatan pokok indikatif selama periode STRADA PPDT , dan
instansi pelaksana pemberian insentif kepada pelaku usaha dalam rangka
peningkatan investasi kepada daerah tertinggal. Desain penetapan program
dan kegiatan pokok indikatif didasarkan dan berkaitan langsung dengan
sasaran penyelesaian.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

BAB IX
Menggambarkan permasalahan, sasaran penyelesaian, arah kebijakan,
program, kegiatan pokok indikatif selama periode STRADA PPDT , dan
instansi pelaksana peningkatan konektivitas antar wilayah. Desain
penetapan program dan kegiatan pokok indikatif didasarkan dan berkaitan
langsung dengan sasaran penyelesaian.
BAB X
Menggambarkan permasalahan, sasaran penyelesaian, arah kebijakan,
program, kegiatan pokok indikatif selama periode STRADA PPDT , dan
instansi pelaksana peningkatan koordinasi lintas sektor dan penyempurnaan
regulasi. Desain penetapan program dan kegiatan pokok indikatif didasarkan
dan berkaitan langsung dengan sasaran penyelesaian
BAB XI
Menjelaskan tentang sumber-sumber pendanaan yang diharapkan untuk
pelaksanaan pembangunan daerah tertinggal. Diharapkan juga dituangkan
dalam bentuk matrik kebutuhan, besaran anggaran yg dibutuhkan, serta
rencana sumber pembiayaan untuk pemenuhan kebutuhan: APBD , APBD
Provinsi, K/L, dan Dana Alokasi Khusus.
BAB XII
Menjelaskan tentang prinsip pelaksanaan, pendekatan, dan pola kebijakan
agar terjadi percepatan pembangunan daerah tertinggal.
BAB XIII
Menguraikan tentang ketentuan dan mekanisme penyusunan dan
pelaksanaan STRADA PPDT. Dokumen STRADA selanjutnya akan didetailkan
dalam dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal. RAD merupakan dokumen perencanaanpembangunan
daerah tertinggal untuk periode 1 (satu) tahun di tingkat provinsi.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

BAB XIV
Menyusun roadmap setiap tahun STRADA 2015-2019 untuk mempermudah
evaluasi dan monitoring STRADA 2015-2019 serta menjadi panduan
pembuatan RAD tiap tahun.
BAB XV
Kalimat penutup dokumen, diantaranya sebuah harapan agar STRADA PPDT
menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan
daerah tertinggal.
LAMPIRAN:
1. Data Program/Kegiatan PPDT Tahun 2010-2014
2. Data Pemutakhiran Data Ketertinggalan Daerah 2015-2019
3. Laporan Hasil Evaluasi PelaksanaanProgram/Kegiatan PPDT Tahun 20102014
4. Matrik Isu Permasalahan, Usulan Program/Kegiatan Pokok, Sasaran,
Jumlah anggaran yang diusulkan, Instansi Pelaksana, Dan Rencana
Pelaksanaan 2015-2019

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH

Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki luas wilayah 91.592,43 km2


dengan penduduk pada tahun 2012 berjumlah 8.528.719 jiwa terdiri atas 12
(dua belas) kabupaten dan 4 (empat) kota, perlu memacu peningkatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka memperkukuh Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Kabupaten Musi Rawas yang mempunyai luas wilayah 12.358,65 km2
dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 berjumlah 610.223 jiwa terdiri atas
21 (dua puluh satu) kecamatan dan 288 (dua ratus delapan puluh delapan)
desa/kelurahan. Kabupaten ini memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk
mendukung peningkatan penyelenggaraan pemerintahan.
Kabupaten Musi Rawas Utara berasal dari sebagian wilayah Kabupaten
Musi Rawas yang terdiri atas cakupan wilayah: a. Kecamatan Rupit; b. Kecamatan
Rawas Ulu; c. Kecamatan Nibung; d. Kecamatan Rawas Ilir; e. Kecamatan Karang
Dapo; f. Kecamatan Karang Jaya; dan g. Kecamatan Ulu Rawas.
Kabupaten Musi Rawas Utara mempunyai batas-batas wilayah:
a.

Sebelah utara berbatasan dengan Desa Perdamaian, Desa Simpang


Nibung Kecamatan Singkut, dan Desa Mersip, Desa Napal Melintang
Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi;

b.

Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sako Suban, Desa Lubuk


Bintialo Kecamatan Batangharileko dan Desa Ulak Embacang, Desa
Air Balui Kecamatan Sanga Desa Kabupaten Musi Banyuasin;

c.

Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sukaraya, Desa Kosgoro,


Desa Sukamerindu Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas,
Desa Madang Kecamatan Sumber Harta, Desa Rejo Sari, Desa Mekar
Sari, Desa Campur Sari, Desa Tegal Sari, Desa Marga Puspita
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

10

Kecamatan Megang Sakti, Desa Marga Baru, Desa Sidomulyo, Desa


Pelita Jaya, Desa Prabumulih Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten
Musi Rawas; dan
d.

Sebelah barat berbatasan dengan Desa Ulu Sebelas Kecamatan


Pinang Belapis dan Desa Tik Serong Kecamatan Topos Kabupaten
Lebong Provinsi Bengkulu.

Penyelenggaran otonomi daerah harus menjamin keserasian hubungan


antara daerah satu dengan daerah lainnya, artinya mampu membangun kerja
sama antardaerah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah
ketimpangan antardaerah. Hal yang tidak kalah pentingnya bahwa otonomi
daerah juga harus mampu menjamin hubungan yang serasi antara daerah
dengan Pemerintah, artinya harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan
wilayah Negara dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam
rangka mewujudkan tujuan Negara.
Setengah atau 50% (lima puluh persen) dari luas keseluruhan wilayah yang
ada di Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan kawasan hutan yang terdiri dari
hutan suaka alam, hutan lindung, dan hutan pengelolaan, sedangkan
setengahnya lagi (307,260 ha) digunakan untuk pemukiman penduduk dan
industri.
Kendala yang dirasakan oleh masyarakat di Kecamatan Rupit, Kecamatan
Rawas Ulu, Kecamatan Nibung, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Karang Dapo,
Kecamatan Karang Jaya, dan Kecamatan Ulu Rawas adalah masalah rentang
kendali dalam perjalanan menuju ke pusat pemerintahan Ibu Kota Kabupaten
Musi Rawas (induk). Dengan demikian, maka pembentukan Kabupaten Musi
Rawas Utara merupakan solusi untuk memperpendek rentang kendali. Dengan
pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara, akses pelayanan publik kepada
masyarakat yang berada di Kecamatan Rupit, Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan
Nibung, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Karang Dapo, Kecamatan Karang Jaya,
dan Kecamatan Ulu Rawas menjadi lebih efektif dan efisien.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

11

Potensi kekayaan tambang yang dimiliki oleh Kabupaten Musi Rawas Utara
adalah batubara, minyak dan gas bumi serta emas. Potensi-potensi lain yang ada
di Kabupaten Musi Rawas Utara antara lain pertanian, perikanan, perkebunan
dan agro industri.
Dengan luas wilayah dan besarnya jumlah penduduk seperti tersebut di
atas, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat belum
sepenuhnya terjangkau. Kondisi demikian perlu diatasi dengan memperpendek
rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah otonom baru
sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat.
A. Masalah Yang dihadapai Daerah Tertinggal
1. Perkembangan Ekonomi
Gambaran kondisi perkembangan ekonomi di Kabupaten Musi Rawas
Utara mencangkup Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut
lapangan usaha, pertumbuhan PDRB dan APBD dari tahun ke tahun, serta
penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran dari tahun ke tahun.
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha
PDRB merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian
yang ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah
tertentu (provinsi dan kabupaten/kota), dan dalam satu kurun waktu
tertentu (satu tahun kelender).
PDRB Kabupaten Musi Rawas Utara terdiri dari kegiatan pertanian,
peternakan, kehutanan, dan perikanan, pertambangan dan penggalian,
industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih, konstruksi, perdagangan,
hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, real sstate
dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. Berikut Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kabupaten Musi Rawas Utara dapat dilihat pada tabel 2.1.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

12

Tabel 2.1
Produk Domestik Regional Bruto Kab. Musi Rawas Utara (Atas Dasar Harga
Konstan 2000 dan Harga Berlaku) menurut lapang usaha
Lapangan Usaha
PDRB Atas Dasar Harga
Konstan
Berlaku
(dalam milyar rupiah)
Nilai
Nilai
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan
414,98
1.038,00
34,73
Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
438,26
1.047,60
35,05
3. Industri Pengolahan
42,79
125,44
4,20
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
1,08
2,56
0,09
5. Konstruksi
62,71
202,11
6,76
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
65,15
215,92
7,22
7. Pengangkutan dan Komunikasi
7,42
18,15
0,61
8. Keuangan dan Jasa Perusahaan
23,68
63,71
2,13
9. Jasa-Jasa
80,87
275,41
9,21
Produk Domestik Regional Bruto
1.136,93
2.988,91
100,00
Produk Domestik RegionalTanpa Gas
768,02
2.186,45
73,15
Migas
Pertumbuhan Ekonomi
PDRB Per Kapita (Juta Rupiah)
16,81
Sumber: Sumber: BPS RI, Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB Kabupaten/Kota 2010-2013

Berdasarkan PDRB menurut sektor pada Tabel 2.1, berturut-turut


dalam milyar rupiah, yaitu Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, &
Perikanan 1.038,00 (34,73 persen), Pertambangan & Penggalian 1.047,60
(35,05 persen), Industri Pengolahan 125,44 (4,20 persen ), Listrik, Gas & Air
Bersih 2,56 (0,09 persen), Konstruksi 202,11 (6,76 persen), Perdagangan,
Hotel & Restoran 215,92 (7,22 persen), Pengangkutan & Komunikasi 18,15
(0,61 persen), Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 63,71 (2,13 persen),
dan Jasa-Jasa 275,41 (9,21 persen).
b. Kemiskinan
Tingkat kemiskinan dapat dilihat dari kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,
kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

13

sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki ratarata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Adapun
jumlah penduduk miskin di Musi Rawas Utara adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Perbandingan Penduduk Miskin Tahun 2013
Provinsi
Kabupaten Musi
Penduduk Miskin
Sumatera
Rawas Utara
Selatan
(1)
(2)
(3)
98,8
1,104,60
Jumlah Penduduk Miskin (000)
17,85
14,06
Persentase penduduk miskin
Garis Kemiskinan (GK) dalam
326,798
291,058
rupiah
Indeks Kedalaman Kemiskinan
2,2
2,49
(P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan
0,44
0,73
(P2)

Indonesia
(4)
28,170,55
11,37
271,626
1,75
0,43

Sumber: BPS RI, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota 2013

Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk miskin kebupaten musi


rawas utara sebanyak 98,8 atau 17,85% lebih kecil dari penduduk miskin
provinsi, provinsi Sumatera Selatan 1.104,60 atau 14,06%, dan Indonesia
28.170,55 atau 11,37%.
c. Konsumsi perkapita
Pengeluaran per kapita biasa juga disebut dengan standar hidup layak
merupakan salah satu komponen pembentuk IPM yang diukur dengan
indikator rata-rata konsumsi riil yang telah disesuaikan. Adapun pengeluaran
per kapita Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3
Pengeluaran Per Kapita Penduduk (rupiah) Kabupaten Musi Rawas Utara
Tahun 2013
Kabupaten Musi
Provinsi
IPM dan Komponennya
Indonesia
Rawas Utara
Sumatera Selatan
IPM
67,94
74,36
73,81
Pengeluaran Per Kapita
620,24
641,35
643,36
Penduduk (rupiah)
Sumber: BPS RI, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota 2013

Berdasarkan data di atas, pada tahun 2013 pengeluaran per kapita


penduduk Kabupaten Musi Rawas lebih kecil dari provinsi Sumatera Utara

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

14

yakni sebesar 620,24, provinsi Sumatera Selatan adalah 641,35, dan


Indonesia adalah 643,36.
2. Sumber Daya Manusia
Kualitas sumberdaya manusia adalah salah satu kreteria untuk mengukur
ketertinggalan suatu daerah. Berbagai indikator untuk melihat kualitas sumber
daya manusia yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Tingkat daya beli masyarakat.
Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia.
a.

Angka Harapan Hidup


Angka harapan hidup adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk

dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian) menurut


umur. Angka ini adalah angka pendekatan yang menunjukan kemampuan
untuk bertahan hidup lebih lama.
Angka harapan hidup dapat menggambarkan tingkat kesehatan yang
telah dicapai masyarakat. Semakin baik tingkat kesehatan masyarakat
diharapkan kesempatan untuk hidupnya cenderung semakin besar atau
lama.

Sebaliknya

tingkat

kesehatan

yang

buruk

akan

cenderung

memperpendek usia hidup. Angka harapan hidup berbanding terbalik


dengan tingkat kematian ibu dan tingkat kematian bayi, artinya semakin
tinggi angka kematian ibu dan angka kematian bayi maka angka harapan
hidup cenderung semakin pendek, demikian pula sebaliknya. Adapun angka
harapan hidup dapat dilihat dari tabel Indeks Pembangunan Manusia di
bawah ini:
Tabel 2.4
Angka Harapan Hidup Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2013
Kab. Musi
Prov. Sumatera
IPM dan Komponennya
Indonesia
Rawas Utara
Selatan
67,94
74,36
73,81
IPM
Angka harapan hidup (AHH)
dalam tahun

63,82

70,10

70,07

Sumber: BPS RI, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota 2013

Berdasarkan data di atas, Angka Harapan Hidup di Kabupaten Musi


Rawas Utara sebesar 63,82, Provinsi Sumatera Selatan 70,10, dan Indonesia

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

15

sebesar 70,07. Dengan IPM Kabupaten Musi Rawas Utara sebesar 67,94,
provinsi Sumatera Selatan sebesar 74,36, dan Indonesia sebesar 72,81.
b. Rata-rata lama sekolah
Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan
oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis
pendidikan formal yang pernah dijalani. Indikator ini dihitung dari variabel
pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang
diduduki. Adapun rata-rata lama sekolah dapat dilihat dari tabel Indeks
Pembangunan Manusia di bawah ini:
Tabel 2.5
Rata-rata lama sekolah Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2013
Kab. Musi
Prov. Sumatera
IPM dan Komponennya
Indonesia
Rawas Utara
Selatan
67,94
74,36
73,81
IPM
Rata-rata lama sekolah
6,24
8,04
8,14
Sumber: BPS RI, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota 2013

Berdasarkan data di atas, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Musi


Rawas Utara selama 6,24 tahun, di provinsi Sumatera Selatan selama 8,04
tahun dan Indonesia selama 8,14. Dengan IPM Kabupaten Musi Rawas Utara
sebesar 67,94, provinsi Sumatera Selatan sebesar 74,36, dan Indonesia
sebesar 72,81.
c.

Angka melek huruf dan angka buta huruf


Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk usia 15 tahun ke

atas yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan
huruf lainnya, tanpa harus mengerti apa yang di baca/ditulisnya terhadap
penduduk usia 15 tahun ke atas. Angka Buta Huruf (ABH) adalah proporsi
penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak mempunyai kemampuan
membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya terhadap penduduk usia
15 tahun ke atas. Berikut ini tabel AMH Kabupaten Musi Rawas Utara:

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

16

Tabel 2.6
Angka Melek Huruf Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2013
IPM dan
Kab. Musi Rawas Prov. Sumatera
Indonesia
Komponennya
Utara
Selatan
67,94
74,36
73,81
IPM
Angka Melek Huruf
97,64
97,55
94,14
Sumber: BPS RI, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota 2013

Berdasarkan data di atas, angka melek huruf Kabupaten Musi Rawas


Utara sebesar 97,64%, Provinsi Sumatera Selatan 97,55%, dan Indonesia
94.14%. Dengan IPM Kabupaten Musi Rawas Utara sebesar 67,94, provinsi
Sumatera Selatan sebesar 74,36, dan Indonesia sebesar 72,81.
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di daerah tertinggal relatif rendah. Prasarana dan
sarana yang kurang adalah komunikasi, transportasi, air bersih, irigasi,
kesehatan,

pendidikan

dan

pelayanan

lainnnya

yang

mcenyebabkan

masyarakat mengalami kesulitan untuk melakukan aktifitas ekonomi dan sosial.


a.

Pendidikan
Dari segi pendidikan, pelayanan dasar pendidikan dapat dilihat dari

jumlah sekolah, murid dan guru, berikut ini adalah data jumlah sekolah,
murid, guru dan rasio di Kabupaten Musi Rawas Utara:
Tabel 2.7
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Musi
Rawas tahun Ajaran 2013/2014
Jenjang
Rasio MuridSekolah
Murid
Guru
Pendidikan
Guru
TK
168
5.141
538
9,56
SD Negeri
299
46.460
3.228
14,39
SD Swasta
8
1.337
75
17,83
SMP Negeri
53
13.940
1.227
11,36
SMP Swasta
12
1.372
94
14,60
SMA Negeri
20
7.768
585
13,28
SMA Swasta
4
574
48
11,96
SMK Negeri
4
1.156
120
22,14
SMK Swasta
3
302
40
22,20
Sumber: Dinas Pendidikan Kabuoaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai pelayanan pendidikan di Kabupaten Musi


Rawas Utara dapat dilihat pada data pelaynan pendidikan di Kabupaten Musi

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

17

Rawas sebagai induk pemekaran. Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun
ajaran 2013/2014 di Kabupaten Musi rawas telah tersedia 168 unit TK, 307 unit
SD, 65 unit SMP, 24 unit SMA, dan 7 unit SMK yang meliputi sekolah negeri
dan swasta diharapkan mampu mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi
generasi penerus Kabupaten Musi Rawas. Pada tahun ajaran 2013/2014, rasio
murid-guru secara total di Kabupaten Musi Rawas di SD negeri sebesar 14,39,
SD swasta 17,83, SMP negeri 11,36, SMP swasta 14,60, SMA negeri 13,28,
dan SMA swasta 11,96.
Selain pilihan sekolah umum, di Kabupaten Musi Rawas juga terdapat
sekolah berbasis agama bagi para siswa berupa 18 MI, 26 MTs, dan 10 MA yang
juga meliputi sekolah negeri dan swasta, serta adanya 26 unit pondok
pesantren.
b. Kesehatan
Kesehatan merupakan hal terpenting yang menjadi perhatian
pemerintah mengingat kesehatan merupakan salah satu faktor yang bisa
menyebabkan kemiskinan. Dalam alurnya, jika kesehatan masyarakat tidak
terjaga dengan baik maka akan terjadi rendahnya produktivitas kemudian
akan menyebabkan rendahnya pendapatan dan tidak adanya kemampuan
untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Maka dari itu kesehatan adalah
kebutuhan dasar yang wajib diperhatikan oleh pemerintah.
Pelayanan dasa kesehatan juga dapat dilihat dari infrastuktur
Kesehatan meliputi jumlah pelayanan kesehatan, jumlah tenaga kesehatan,
rasio pelayanan kesehatan dengan jumlah penduduk, serta rasio tenaga
kesehatan dengan jumlah penduduk. Berikut ini infrastruktur kesehatan di
Kabupaten Musi Rawas Utara, sebagai berikut:

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

18

Grafik 2.1
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai fasilitas kesehatan di Kabupaten Musi Rawas


Utara dapat dilihat pada data fasilitas kesehatan di Kabupaten Musi Rawas
sebagai induk pemekaran. Dapat terlihat pada grafik diatas bahwa Kabupaten
Musi Rawas pada tahun 2013 memiliki 2 unit rumah sakit, 19 unit Puskesmas,
97 unit Pustu, 11 Balai Pengobatan, 3 Klinik Bersalin, 297 Posyandu, dan 86
Polindes. Adapun tenaga medis yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara:
Tabel 2.8
Tenaga Kesehatan yang Tersedia di kabupaten Musi Rawas Tahun 2013

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

19

Gambaran umum mengenai tenaga kesehatan di Kabupaten Musi Rawas


Utara dapat dilihat pada data tenaga kesehatan di Kabupaten Musi Rawas
sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data tersebut, diketahui pada tahun
2013 di Kabupaten Musi rawas telah tersedia 24 dokter, 3 dokter gigi, 290
bidan dan 270 perawat yang tersebar di wilayah-wilayah di kabupaten ini
yang

diharapkan

mampu

mendukung

masyarakat

dalam

menjaga

kesehatannya.
4. Aksesibilitas
Aksesibilitas terdiri dari transportasi, telekomunikasi, dan energi. Adapun
penjelasannya dapat dilihat dari pemaparan berikut ini:
a.

Transportasi
Adapun jarak kecamatan ke ibukota, dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 2.9
Kondisi Jalan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2013

Gambaran umum mengenai kondisi jalan di Kabupaten Musi Rawas Utara


dapat dilihat pada data kondisi jalan di Kabupaten Musi Rawas sebagai induk
pemekaran. Berdasarkan data di atas, kondisi jalan Kabupaten Musi Rawas
Pada tahun 2013, panjang jalan kabupaten dan jalan desa di wilayah
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

20

Kabupaten

Musi

Rawas mencapai 1.275,82km dan 1.410,49 km. Dari total

panjang jalan kabupaten, 76 persen dalam keadaan baik, 19 persen dalam


keadaan sedang, 3 persen rusak, dan 2 persen rusak berat. Adapun jumlah
angkutan umum di kabupaten Musi rawas seperti yang digambarkan pada tabel
berikut:
Tabel 2.10
Kendaraan Umum Menurut Trayek di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013

Berdasarkan data di atas, pada tahun 2013 fasilitas transportasi umum di


Kabupaten Musi Rawas Utara masih sangat minim. Jumlah kendaraan umum
yang melewat trayek Lubuklinggau-Nibung terdiri dari 4 bus, sedangkan trayek
Lubuklinggau-Karang
Selain moda transportasi darat, Kabupaten Musi Rawas juga memiliki
moda transportasi alternatif bagi masyarakatnya. Bandar Udara Silampari dan
dermaga sungai seperti, Dermaga Muara Kelingi, Dermaga Muara Lakitan,
Dermaga Semangus menjadi sarana pendukung

moda

transportasi udara

dan sungai di kabupaten ini.


Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

21

b. Telekomunikasi
Adapun jenis telekomunikasi di Kabupaten Musi Rawas Utara, adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.11
Jumlah Kantor Pos di Kabupaten Musi Rawas tahun 2013

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai jumlah kantor pos di Kabupaten Musi Rawas


Utara dapat dilihat pada data jumlah kantor pos di Kabupaten Musi Rawas
sebagai induk pemekaran. Berdasarkan tabel di atas, di Kabupaten Musi Rawas
pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 50 persen disbanding tahun
2012 menjadi sebanyak 9 Kantor Pos Desa.
Telepon seluler bukan lagi merupakan barang mewah bagi masyarakat.
Kepraktisan, kemudahan, dan

makin terjangkaunya harga dan biaya

komunikasi semakin mendukung hal tersebut. Peningkatan kebutuhan


masyarakat akan telekomunikasi seluler selayaknya diikuti oleh peningkatan di
bidang jaringan seluler itu sendiri, baik jangkauan maupun kualitas jaringan.
Berikut jaringan seluler yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas tahun 2013:

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

22

Tabel 2.12
Jumlah Jaringan Seluler/Stasioner Menurut Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas
tahun 2013

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

23

Gambaran umum mengenai jaringan seluler di Kabupaten Musi Rawas


Utara dapat dilihat pada data jaringan seluler di Kabupaten Musi Rawas
sebagai induk pemekaran. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah
stasioner jaringan seluler di Kabupaten Musi Rawas mengalami peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya, pada tahun 2013jumlahnya mencapai 101
stasioner yang tersebar di kecamatan-kecamatan di kabupaten ini.
c.

Energi
Gambaran pembangkit dan pusat tenaga listrik tergambar pada tabel

berikut:
Tabel 2.13
Jumlah Desa yang Teraliri Listrik Menurut Kecamatan di Kabupatan Musi Rawas
Tahun 2013

Gambaran umum mengenai energi di Kabupaten Musi Rawas Utara


dapat dilihat pada data energi listrik di Kabupaten Musi Rawas sebagai induk
pemekaran. Tabel di atas menunjukkan, pada tahun 2013 jumlah daerah yang

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

24

sudah teraliri listrik di Kabupaten Musi Rawas baru sebesar 84,11 persennya
saja. Kecamatan yang masih minim teraliri listrik adalah kecamatan BTS Ulu dan
Kecamatan Muara Lakitan. Adapun informasi mengenai daerah yang sudah
terlayani oleh PDAM seperti yang digambarkan pada tabel 2.13 berikut:
tabel 2.14
Jumlah Desa/Kelurahan yang Terlayani oleh PDAM Muara Beliti di Kabupaten
Musi Rawas Tahun 2013

Berdasarkan data di atas, pada tahun 2013 desa yang terlayani PDAM
adalah kecamatan rawas ulu sebanyak 3 desa, kecamatan rupit 2 desa,
kecamatan karang jaya 2 desa, kecamatan rawas ilir 2 desa, kecamatan karang
dapo 3 desa, dsedangkan kecamatan ulu rawas dan nibung belum memiliki
pelanggan PDAM.
5. Kemampuan Keuangan Daerah
Adapun realisasi anggaran Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebagai
berikut:

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

25

Tabel 2.15
Realisasi Pendapatan Pemerintahan Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun
Anggaran 2013 (milyar rupiah)
Jenis penerimaan
Anggaran
Realisasi
Pendapatan
Asli
85.519.094.403.00
75.367.275.021.80
Daerah
Dana Perimbangan
1.314.211.069.276,16
1.329.410.786.502,00
Lain-lain
122.513.564.875,00
109.621.274,00
Jumlah
Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai realisasi pendapatan di Kabupaten Musi


Rawas Utara dapat dilihat pada data realisasi pendapatan di Kabupaten Musi
Rawas sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data di atas, keuangan daerah
Kabupaten

Musi

Rawas

pada

tahun

anggaran

2013

meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan daerah ditargetkan lebih


tinggi daripada tahun 2012, yakni mencapai Rp 1.522.243.728.554,16,
realisasi dari target pendapatan tersebut sebesar Rp 1.514.399.336.229,80
yang juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
6. Karakteristik
Ada beberapa jenis bencana dan konflik sosial yang bisa terjadi di
kabupaten Musi Rawas Utara, diantaranya: banjir, tanah longsor,
gelombang pasang, abrasi, bencana tsunami, gempa bumi, dll. Berikut ini
adalah karakteristik daerah Kabupaten Musi Rawas Utara:
Tabel 2.16
Karakteristik Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2013
Indikator
Kabupaten Musi
Rawas Utara
(1)
(2)
Persentase desa gempa bumi
0,00
Persentase desa tanah longsor
2,82
Persentase desa banjir
28,17
Persentase desa bencana lainnya
21,13
Persentase desa di kawasan hutan lindung
14,08
Persentase desa berlahan kritis
0,00
Persentase desa konflik 1 tahun terakhir
2,82
Sumber: Data Podes 2014

Data diatas menejaskan mengenai keadaan daerah di kabupaten Musi


Rawas Utara, bahwa persentase desa gempa bumi sebesar 0,00% tanah

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

26

longsor sebesar 2,82%, desa banjir sebesar 28,17%, presentase desa bencana
lainnya sebesar 21,13%, desa di kawasan hutan lindung 14,08%, desa
berlahan kritis 0,00%, dan presentase desa konflik sebesar 2,82%.
B. Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan PPDT Tahun 2010 2014
Sejalan dengan RPJMN 2010-2014 yang telah menetapkan daerah
tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik sebagai salah satu prioritas
nasional pembangunan dari sebelas prioritas nasional yang ada. Dalam hal ini
pengertian daerah tertinggal yaitu daerah kabupaten yang masyarakatnya serta
wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lainnya dalam skala
nasional. Daerah tertinggal ditetapkan berdasarkan 6 kriteria dasar yaitu
perekonomian, sumber daya manusia, infrastruktur, kemampuan keuangan
daerah, aksesabilitas dan karakteristik daerah.
Dalam RPJMN 2010-2014 disebutkan bahwa substansi inti program aksi
untuk daerah tertinggal dalam 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal
sebesar 6,6% pada tahun 2010 menjadi 7,1 % pada tahun 2014
2. Berkurangnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal pada
tahun 2010 sebesar 18,8% menjadi 14,2% pada tahun 2014; dan
3. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia di daerah tertinggal yang
ditunjukkan oleh peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada
tahun 2010 sebesar 67,7 menjadi 72,2 pada tahun 2014
1.

Hasil Capaian Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal


2010-2014 Secara Nasional
a.

Pengentasan Daerah Tertinggal


Penetapan daerah tertinggal menggunakan metode analisis statistic Z

score dan indikator yang digunakan adalah 6 kriteria dan 27 indikator (Lihat
Tabel 2.2). Sesuai arahan RPJMN 2010-2014, kebijakan pembangunan daerah
tertinggal serta upaya koordinasi dan sinkronisasi dirasakan adanya dukungan

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

27

yang optimal dari Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha


dan masyarakat dalam pencapaian target pembangunan daerah tertinggal.
Sehubungan dengan hal tersebut, berdasarkan evaluasi yang sudah
dilakukan, kinerja pembangunan daerah tertinggal antara 2010-2014
menunjukkan bahwa dari 183 daerah tertinggal pada tahun 2014 telah terjadi
pengurangan. Dengan mengacu pada hasil perhitungan 6 kriteria penetapan
daerah tertinggal, diketahui bahwa pada tahun 2014 terdapat 70 kabupaten
yang lepas dari ketertinggalan. Ke 70 kabupaten tersebut dapat dikategorikan
sebagai daerah maju. Jumlah ini melebihi target yang telah ditetapkan yaitu
50 kabupaten.
b. Indeks Komposit Ketertinggalan
Selanjutnya berdasarkan indeks komposit ketertinggalan maka diketahui
bahwa 74 kabupaten (40%) yang mengalami kenaikan indeks komposit
ketertinggalan, sementara yang mengalami penurunan indeks komposit
ketertinggalan ada 109 kabupaten (60%).
c.

Pertumbuhan Ekonomi
Target RPJMN

2010-2014 untuk Laju Pertumbuhan Ekonomi yaitu

meningkatnya rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertingal sebesar


6,6% pada tahun 2010 menjadi 7,1% pada tahun 2014.
Sejalan dengan data BPS tahun 2012 dapat diketahui capaian kinerja
untuk laju pertumbuhan ekonomi sebagai berikut:
Tabel 2.17
Rekap Capaian Kinerja Laju Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tertinggal
JUMLAH
INDIKATOR
STATUS
%
KABUPATEN
Target
RPJM
61
Tercapai
LAJU
Target
RPJM
122
PERTUMBUHAN
Tidak Tercapai
EKONOMI
D atas Rata-Rata
99
Nasional
Di bawah rata84
rata nasional
Sumber: Data Podes 2014

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

28

33
67
54
46

Merujuk pada Tabel di atas maka dapat diketahui bahwa yang mencapai
pertumbuhan ekonomi >7,1% ada 61 kabupaten (33%) dan yang belum
mencapai target ada 122 kabupaten (67%). Jumlah daerah tertinggal yang
angka pertumbuhan ekonominya lebih dari rata-rata angka pertumbuhan
ekonomi nasional ada 99 kabupaten (54%) adapun yang dibawah rata-rata
nasional terdapat 84 kabupaten (46%).
d. Indeks Pembangunan Manusia
Untuk Indeks Pembangunan Manusia KPDT menetapkan indikator
Kinerja Utama yaitu Jumlah Daerah Tertinggal yang IPM nya > rata-rata IPM
Nasional. Sesuai dengan data BPS tahun 2013 dapat dijelaskan capaian IPM
sebagai berikut:
Tabel 2.18
Rekap Capaian Kinerja Indeks Pembangunan Manusia Daerah Tertinggal
JUMLAH
INDIKATOR
STATUS
%
KABUPATEN
Target
RPJM
24
13
Tercapai
IPM
Target RPJM Tidak
159
87
Tercapai
Di atas Rata-Rata
9
5
Nasional
Di bawah rata-rata
174
95
nasional
Sumber: Data Podes 2014

Dengan demikian yang mencapai target IPM > 72,2 ada 24 kabupaten
(13%) dan yang belum mencapai target ada 159 kabupaten (87%). Sedangkan
jumlah daerah tertinggal yang angka IPM > rata-rata IPM nasional ada 9
kabupaten (5%), adapun yang di bawah rata-rata asional ada 174 kabupaten
(95%).
Kendala belum tercapainya sasaran peningkatan kualitas SDM di daerah
tertinggal adalah karena masih rendahnya jumlah tenaga pendiidkan dan
kesehatan serta sarana pendidikan dan kesehatan daerah tertinggal dan
perbatasan. Kendala lainnya adalah minimnya akses terhadap pelayanan

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

29

dasar serta kurangnya kesadaran masyarakat khususnya di daerah terpencil


untuk hidup sehat dan bersekolah.
2. Rekomendasi Atas Hasil Capaian Program PPDT 2010-2014
Pelaksanaan pembangunan daerah tertinggal seperti yang diamanhkan
oleh RPJMN 2010-2014 betapapun telah mencapai beberapa target disadari
bahwa

masih

terdapat

beberapa

kekurangan

yang

membutuhkan

penyempurnaan, serta dibutuhkan penajaman fokus kegiatan Sehubungan


dengan hal tersebut berikut disampaikan beberapa catatan sebagai berikut:
a.

Perlu dilakukan peningkatan kualitas koordinasi antar pelaku


pembangunan daerah tertinggal, terutama pada aspek perencanaan,
penganggaran dan pelaksanaan pembangunan yang terintegrasi
dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam hal ini
perlu ditingkatkan peran pemerintah Provinsi sebagai wakil
pemerintah pusat dalam menangani daerah tertinggal yang ada di
wilayah propinsi masing-masing

b.

Masih perlunya afirmasi kepada daerah tertinggal, khususnya pada


aspek

kebijakan

perencanaan,

penganggaran,

pelaksanaan,

koordinasi dan pengendalian pembangunan. Dukungan legalitas


berupa Peraturan Pemerintah tentang PPDT yang sudah diproses
perlu terus diperbaiki dan ditingkatkan.
c.

Model intervensi kegiatan penanganan daerah tertinggal oleh


kementerian/lembaga yang langsung ke level desa perlu disesuaikan
dengan kebijakan dan ketentuan baru seperti yang diatur dalam
Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa

d.

Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di daerah


tertinggal perlu didorong paradigma sehat yang mengedepankan
upaya kesehatan dasar (promotif dan preventif) dan berbasiskan
pedesaan

e.

Untuk memenuhi rasa keadilan perlu dilakukan peningkatan


pelayanan dasar menuju tercapainya Standar Pelayanan Minimal

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

30

(SPM) di daerah tertinggal melalui peningkatan ketersediaan


infrastruktur sosial dan ekonomi. Khusus untuk kawasan perbatasan
dan

pulau-pulau

terpencil

perlu

diprioritaskan

pada

upaya

pemenuhan kebutuhan listrik, air bersih dan konektivitas


f.

Dalam rangka mendorong peningkatan perekonomian daerah


tertinggal; melalui investasi perlu dikembangkan pola-pola kemitraan
(partnership) diantara pemangku kepentingan pembangunan daerah
tertinggal

g.

Dalam rangka mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam


pembangunan daerah tertinggal perlu dikembangkan kelembagaan
masyarakat dan peningkatan program/kegiatan pemberdayaan
masyarakat.

C. Updating Data-Data Ketertinggalan tahun 2015-2019


a. Perekonomian Masyarakat
Indikator yang termasuk dalam aspek perekonomian masyarakat yakni
penduduk miskin dan pengeluaran konsumsi per kapita di Kabupaten Musi
Rawas Utara, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.19
Indikator Perekonomian Masyarakat
Indikator
Kab. Musi
Prov. Sumatera
Rawas Utara
Selatan
Persentase Penduduk Miskin
17,85
14,06
Pengeluaran Konsumsi Per
620,24
641,35
Kapita (rupiah)

Indonesia
11,37
643,36

Sumber: Data Podes 2014

Berdasarkan data diatas, bahwa di Kabupaten Musi Rawas Utara masih


memiliki penduduk miskin dengan persentase sekitar 17,85%, persentase
tersebut lebih besar dibanding dengan Provinsi Sulawesi Selatan sekitar
14,06% dan Indonesia 11,37%. Untuk pengeluaran konsumsi per kapita di
Kabupaten Musi Rawas Utara sebesar 620,24 rupiah lebih kecil dibandingkan
dengan Provinsi Sulawesi Sumatera Sekitar 641,35 rupiah dan Indonesia
643,36 rupiah. Adapun jumlah penduduk miskin adalah sebagai berikut:
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

31

Tabel 2.20
Perbandingan Penduduk Miskin Tahun 2013
Kabupaten
Provinsi
Penduduk Miskin
Musi Rawas
Sumatera
Utara
Selatan
(1)
(2)
(3)
Jumlah Penduduk Miskin (000)
98,8
1,104,60
Persentase penduduk miskin
17,85
14,06
Garis Kemiskinan (GK) dalam rupiah
326,798
291,058
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
2,2
2,49
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
0,44
0,73

Indonesia
(4)
28,170,55
11,37
271,626
1,75
0,43

Sumber: Data Podes 2014

Berbeda dengan persentase penduduk miskin yang lebih tinggi, tingkat


kedalaman (P1) dan keparahan (P2) kemiskinan di Kabupaten Musi Rawas
Utara ternyata lebih rendah dibanding kedalaman dan keparahan kemiskinan
yang ada di Provinsi Sumatera Selatan maupun dengan Nasional. Hal ini dapat
dilihat dengan besaran indeks P1 dan P2 di Kabupaten Kepulauan Kepulauan
Musi Rawas Utara yang lebih kecil dibanding P1 dan P2 untuk Provinsi
Sumatera Selatan maupun dengan Nasional. Besar P1 Kabupaten Kepulauan
Musi Rawas Utara 2,2, Provinsi Sumatera Selatan 2,49, dan nasional 1,75.
Sedangkan untuk nilai P2, Kabupaten Kepulauan Musi Rawas Utara 0,44,
Provinsi Sumatera Selatan 0,73, dan Nasional 0,43.
b. Sumber Daya Manusia
Gambaran umum mengenai pembangunan sumber daya manusia
mencakup dimensi IPM yakni Angka Harapan Hidup; Rata- Rata Lama Sekolah;
dan Angka Melek Huruf, selain itu angka partisipasi murni sekolah dasar,
angka partisipasi murni SMP dan SMA. Adapun penjelasannya dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 2.21
Indikator Sumber Daya Manusia
Indikator
Kab. Musi
Prov. Sumatera
Rawas Utara
Selatan
(1)
(2)
(3)
Angka Harapan Hidup (AHH)
63,82
70,10
dalam tahun
Rata- Rata Lama Sekolah (RLS)
6,24
8,04
dalam tahun

Indonesia

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

(4)
70,07
8,14

32

Indikator
Angka Melek Huruf (AMH)
dalam tahun

Kab. Musi
Rawas Utara

Prov. Sumatera
Selatan

97,64

97,55

Indonesia
94,14

Sumber: Data Podes 2014

Data diatas menggambarkan bahwa Angka harapan hidup (63,82 tahun


dibanding 70,10 tahun dan 70,07), Rata-rata lama sekolah

(6,24 tahun

dibanding 8,04 tahun dan 8,14), dan Angka melek huruf (97,64 persen
dibanding 97,55 dan 94,14).
c. Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasaran di kabupaten Musi Rawas Utara, adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.22
Sarana dan Prasarana
Indikator
(1)
Jumlah desa dengan jenis permukaan jalan utama terluas
aspal/ beton
Jumlah desa dengan jenis permukaan jalan utama terluas
diperkeras
Jumlah desa dengan jenis permukaan jalan utama terluas
tanah
Jumlah desa dengan jenis permukaan jalan utama terluas
lainnya
Jumlah Pasar tanpa bangunan
Jumlah Fasilitas kesehatan per 1000 penduduk
(buah/unit)
Dokter per 1000 penduduk (orang)
Fasilitas pendidikan dasar per 1000 penduduk (buah/unit)
Persentase rumahtangga pengguna listrik
Persentase rumahtangga pengguna telepon
Persentase rumahtangga pengguna air bersih

Kabupaten Musi
Rawas Utara
(2)
54
8
9
0
49
0,45
0,11
0,84
92,30
0,77
73,24

Sumber: Data Podes 2014

Data diatas menjelaskan tentang sarana dan prasarana di Kabupaten


Musi Rawas Utara, untuk jumlah desa dengan jenis permukaan jalan utama
terluas aspal/ beton yakni 54 desa, jalan diperkeras sebanyak 8 desa, jalan
tanah sebanyak 9 desa, sedangkan untuk jalan utama terluas lainnya 0. Untuk
jumlah sarana yaitu pasar tanpa bangunan sejumlah 49. Untuk fasilitas

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

33

kesehatan di Kabupaten Musi Rawas Utara per 1000 penduduk sebanyak 0,45,
dengan jumlah dokter per 100 penduduk 0,11. Untuk fasilitas pendidikan
dasar per 1000 penduduk 0,84. Untuk jumlah rumah tangga pengguna listrik
sekitar 92,30, pengguna telepon 0,77, dan penggunan air bersih sekitar 73,24.
d. Kapasitas Keuangan Daerah
Adapun kemampuan keuang daeah dapat dilihat dari kemampuan fiskal
daerah. Kemampuan fiskal daerah Kabupaten Musi Rawas Utara adalah
sebesar 0,45 dengan kategori rendah.
e. Aksesibilitas
Adapun aksebilitas di kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.23
Aksesibilitas
Indikator
(1)
Rata-rata jarak ke ibukota kabupaten (kilometer/km)
Akses ke pelayanan kesehatan (kilometer/km)
Akses ke pelayanan pendidikan dasar (kilometer/km)

Kabupaten Musi
Rawas Utara
(2)
51,20
0
4,63

Sumber: Data Podes 2014

Data diatas menjelaskan bahwa di Kabupaten Musi Rawas Utara ratarata jarak ke ibukota kabupaten yakni 51,20 km, akses ke pelayanan
kesehatan 0 km, sedangkan untuk akses ke pelayanan pendidikan dasar
sejauh 4,63 km.
f.

Karakteristik Daerah
Adapun karakteristik daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara, adalah

sebagai berikut:
Tabel 2.24
Karakteristik Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2013
Indikator
Kabupaten Musi
Rawas Utara
(1)
(2)
Persentase desa gempa bumi
0,00
Persentase desa tanah longsor
2,82
Persentase desa banjir
28,17
Persentase desa bencana lainnya
21,13

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

34

Indikator
Persentase desa di kawasan hutan lindung
Persentase desa berlahan kritis
Persentase desa konflik 1 tahun terakhir

Kabupaten Musi
Rawas Utara
14,08
0,00
2,82

Sumber: Data Podes 2014

Data diatas menejaskan mengenai keadaan daerah di kabupaten Musi


Rawas Utara, bahwa persentase desa gempa bumi sebesar 0,00% tanah
longsor sebesar 2,82%, desa banjir sebesar 28,17%, presentase desa
bencana lainnya sebesar 21,13%, desa di kawasan hutan lindung 14,08%,
desa berlahan kritis 0,00%, dan presentase desa konflik sebesar 2,82%.
D. Sasaran Strategik
Sasaran pembangunan daerah tertinggal tahun 2015-2019 adalah:
1. Meningkatnya produk unggulan masyarakat;
2. Meningkatnya

kemampuan

masyarakat

dan

terpenuhinya

kebutuhan dasar;
3. Meningkatnya kualitas hidup masyarakat;
4. Meningkatnya pendapatan daerah;
5. Meningkatnya fasilitas umum daerah;
6. Meningkatnya pengelolaan SDA.
E.

Sebaran Wilayah-Wilayah yang Mengalami Ketertinggalan

Sebaran daerah tertinggal secara geografis digolongkan menjadi beberapa


kelompok, antara lain:
1. Daerah yang terletak di wilayah pedalaman, tepi hutan, dan pegunungan
yang pada umumnya tidak atau belum memiliki akses ke daerah lain yang
relatif lebih maju;
2. Daerah yang terletak di pulau-pulau kecil, gugusan pulau yang
berpenduduk dan memiliki kesulitan akses ke daerah lain yang lebih
maju;
3. Daerah yang secara administratif sebagian atau seluruhnya terletak di
perbatasan antarnegara baik batas darat maupun laut;

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

35

4. Daerah yang terletak di wilayah rawan bencana alam baik gempa,


longsor, gunung api, maupun banjir.
5. Daerah yang sebagian besar wilayahnya berupa pesisir.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

36

BAB III
STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN

A.

Visi
Pengembangan visi dan misi

dalam rangka Pembangunan Daerah

Tertinggal mengacu pada visi dan misi pembangunan yang terumus dalam
Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Musi Rawas Utara yang menggali
dari harapan dan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat Musi Rawas Utara.
Visi yang ingin diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara
merujuk pada visi Kabupaten Musi Rawas yaitu:
Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat dan Perekonomian Daerah
Berbasis Agraris.
B.

Misi
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, dirumuskan misi-misi

pembangunan, sebagai berikut:


1. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
2. Meningkatkan Perekonomian Daerah
3. Meningkatkan Pelayanan Publik

C. Strategi Pembangunan
Dalam rangka mencapai visi dan misi Pemeritah Kabupaten Musi Rawas
Utara, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan kedalam bentuk yang lebih
terarah dan operasional berupa perumusan strategi pembangunan.
Strategi merupakan penjabaran atau implemasikan dari pernyataan misi
yang akan dicapai atau yang dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima
tahun. Dengan diformasikannya stratigi ini maka pemerintah kabupaten Musi
Rawas Utara dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh
organisasi dalam memenuhi visi dan misinya untuk kurun waktu satu sampai lima
tahun kedepan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang
dimiliki, lebih dari itu perumusan strategi ini juga akan memungkinkan
pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara untuk mengukur sejauh mana visi dan

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

37

misi organisasi telah dicapai mengingat strategi dirumuskan berdasarkan visi dan
misi organisasi maka setiap tujuan strategik yang ditetapkan harus memliki
indikator kinerja (performence indicator yang terukur. Adapun strategi
pembangunan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara dapat ditetapkan
sebagai berikut :
1.

Mengembangkan perekonomian masyarakat di daerah tertinggal


dalam

rangka

meningkatkan nilai

tambah sesuai

karakteristik (bioregion) dan produk

unggulan

dengan

daerah, posisi

strategis, dan keterkaitan antarkawasan yang meliputi

aspek

infrastruktur, manajemen usaha, akses permodalan, inovasi, dan


pemasaran. Promosi terhadap daerah tertinggal yang memiliki
potensi

ekonomi untuk dikembangkan perlu dilakukan lebih

intensif;
2.

Meningkatkan

aksesibilitas

yang

menghubungkan daerah

tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui pembangunan


sarana dan prasarana transportasi, seperti: peningkatan akses
jalan, jembatan, pelabuhan, serta

pelayanan penerbangan

perintis dan pelayaran perintis;


3.

Meningkatkan kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi


(Iptek), dan kapasitas tata kelola kelembagaan pemerintahan
daerah tertinggal, meliputi aspek peningkatan kapasitas aparatur
pemerintahan daerah, kelembagaan, dan keuangan daerah
melalui pengembangan pusat informasi;

4.

Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertinggal dan


pemberian insentif kepada pihak swasta dalam pengembangan
iklim usaha

di daerah tertinggal,

harmonisasi peraturan

salah

satunya melalui

perizinan antara pemerintah dan

pemerintah daerah;
5.

Meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran,


seperti

kawasan

perbatasan

dalam

upaya

mendukung

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

38

pembangunan daerah tertinggal;


6.

Melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal yang sudah


terentaskan

melalui

penguatan

kapasitas

kelembagaan

pemerintahan daerah dan peningkatan kapasitas SDM;


7.

Meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam


upaya

mendukung pembangunan daerah tertinggal melalui

pengambangan kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai


program pembangunan lintas sektor;
D. Prioritas Percepatan Pembangunan
Berdasarkan strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal, maka
prioritas pembangunan daerah tertinggal (bagi pemerintah pusat/kementerian
yang memiliki tugas pokok pada percepatan pembangunan daerah tertinggal)
sebagai berikut:
1.

Menyelenggarakan koordinasi antar Kementerian/Lembaga dalam


penyusunan dokumen Strategi Nasional Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal (STRANAS), dan Rencana Aksi Nasional Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal (RAN);

2.

Memberikan asistensi serta supervisi kepada pemerintah daerah


dalam

perumusan,

pelaksanaan,

dan

evaluasi

percepatan

pembangunan daerah tertinggal yang sinergis, harmonis, sinkron, dan


terpadu;
3.

Bersama-sama

dengan

Kementerian/Lembaga

terkait

lainnya

melakukan asistensi kepada Pemerintah Daerah dalam pencapaian


pemenuhan SPM untuk pelayanan publik dasar di daerah tertinggal,
terutama

pada

pemenuhan

pendidikan,

kesehatan,

ekonomi,

transportasi, air bersih, informasi, dan telekomunikasi;


4.

Mengembangkan rumusan dan implementasi kebijakan percepatan


pembangunan daerah tertinggal yang sesuai dengan potensi dan
karakteristik

daerah

tertinggal

guna

meningkatkan

efektivitas

pencapaian sasaran pembangunan; dan

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

39

5.

Mendorong
merumuskan

Kementerian/Lembaga
dan

melaksanakan

dan

Pemerintah

kebijakan

afirmasi

Daerah
pada

permasalahan ketertinggalan di daerah tertinggal.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

40

BAB IV
PENINGKATAN PEREKONOMIAN
A. Permasalahan
Gambaran kondisi perkembangan ekonomi di Kabupaten Musi
Rawas Utara mencakup Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut
lapangan usaha, pertumbuhan PDRB dan APBD dari tahun ke tahun,
kemiskinan dan konsumsi perkapita.
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha
PDRB merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian
yang ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah
tertentu (provinsi dan kabupaten/kota), dan dalam satu kurun waktu
tertentu (satu tahun kelender).
PDRB Kabupaten Musi Rawas Utara terdiri dari kegiatan pertanian,
peternakan, kehutanan, dan perikanan, pertambangan dan penggalian,
industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih, konstruksi, perdagangan,
hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, real sstate
dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. Berikut Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kabupaten Musi Rawas Utara dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Produk Domestik Regional Bruto Kab. Musi Rawas Utara (Atas Dasar Harga
Konstan 2000 dan Harga Berlaku) menurut lapang usaha
Lapangan Usaha
PDRB Atas Dasar Harga
Konstan
Berlaku
(dalam milyar rupiah)
Nilai
Nilai
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan
414,98
1.038,00
34,73
Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
438,26
1.047,60
35,05
3. Industri Pengolahan
42,79
125,44
4,20
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
1,08
2,56
0,09
5. Konstruksi
62,71
202,11
6,76
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
65,15
215,92
7,22
7. Pengangkutan dan Komunikasi
7,42
18,15
0,61
8. Keuangan dan Jasa Perusahaan
23,68
63,71
2,13

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

41

Lapangan Usaha
(dalam milyar rupiah)
(1)
9. Jasa-Jasa
Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik RegionalTanpa Gas
Migas
Pertumbuhan Ekonomi
PDRB Per Kapita (Juta Rupiah)

PDRB Atas Dasar Harga


Konstan
Berlaku
Nilai
Nilai
Persentase
(2)
(3)
(4)
80,87
275,41
9,21
1.136,93
2.988,91
100,00
768,02
2.186,45
73,15
16,81

Sumber: BPS RI, Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB Kabupaten/Kota 2010-2013

Berdasarkan PDRB menurut sektor pada Tabel 2.1, berturut-turut


dalam milyar rupiah, yaitu Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, &
Perikanan 1.038,00 (34,73 persen), Pertambangan & Penggalian 1.047,60
(35,05 persen), Industri Pengolahan 125,44 (4,20 persen ), Listrik, Gas & Air
Bersih 2,56 (0,09 persen), Konstruksi 202,11 (6,76 persen), Perdagangan,
Hotel & Restoran 215,92 (7,22 persen), Pengangkutan & Komunikasi 18,15
(0,61 persen), Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 63,71 (2,13 persen),
dan Jasa-Jasa 275,41 (9,21 persen).
2. Kemiskinan
Tingkat kemiskinan dapat dilihat dari kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,
kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari
sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki ratarata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Adapun
jumlah penduduk miskin di Musi Rawas Utara adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Perbandingan Penduduk Miskin Tahun 2013
Provinsi
Kabupaten Musi
Penduduk Miskin
Sumatera
Rawas Utara
Selatan
(1)
(2)
(3)
98,8
1,104,60
Jumlah Penduduk Miskin (000)
17,85
14,06
Persentase penduduk miskin

Indonesia
(4)
28,170,55
11,37

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

42

Penduduk Miskin
(1)
Garis Kemiskinan (GK) dalam
rupiah
Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2)

Kabupaten Musi
Rawas Utara
(2)

Provinsi
Sumatera
Selatan
(3)

Indonesia
(4)

326,798

291,058

271,626

2,2

2,49

1,75

0,44

0,73

0,43

Sumber: BPS RI, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota 2013

Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk miskin kebupaten musi


rawas utara sebanyak 98,8 atau 17,85% lebih kecil dari penduduk miskin
provinsi, provinsi Sumatera Selatan 1.104,60 atau 14,06%, dan Indonesia
28.170,55 atau 11,37%.
3. Konsumsi perkapita
Pengeluaran per kapita biasa juga disebut dengan standar hidup layak
merupakan salah satu komponen pembentuk IPM yang diukur dengan
indikator rata-rata konsumsi riil yang telah disesuaikan. Adapun pengeluaran
per kapita Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Pengeluaran Per Kapita Penduduk (rupiah) Kabupaten Musi Rawas Utara
Tahun 2013
Kabupaten Musi
Provinsi
IPM dan Komponennya
Indonesia
Rawas Utara
Sumatera Selatan
IPM
67,94
74,36
73,81
Pengeluaran Per Kapita
620,24
641,35
643,36
Penduduk (rupiah)
Sumber: BPS RI, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota 2013

Berdasarkan data di atas, pada tahun 2013 pengeluaran per kapita


penduduk Kabupaten Musi Rawas lebih kecil dari provinsi Sumatera Utara
yakni sebesar 620,24, provinsi Sumatera Selatan adalah 641,35, dan
Indonesia adalah 643,36.
B. Sasaran Penyelesaian
Sasaran

penyelesaian yang hendak dicapai

dari peningkatan

perekonomian yaitu:
1. Meningkatnya produk unggulan Masyarakat
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

43

2. Tersedianya kawasan dan terkelolanya agrobisnis dan industri


pedesaan
3. Meningkatnya nilai tambah produk pertanian dan perikanan dan
meningkatnya akses permodalan
4. Tersedianya

sistem

usaha

bagi

masyarakat

dan

terciptanya

kelembagaan masyarakat
C. Arah Kebijakan
Penentuan arah dan kebijakan berkaitan dengan pencapaian sasaran
peningkatan perekonomian, antara lain:
1. Memperluas akses masyarakat dan pelaku daerah tertinggal terhadap
sumberdaya produktif guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelestarian, dan memberikan nilai tambah pada kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah.
2. Menciptakan iklim yang kondusif serta pemberian bimbingan dan
bantuan perkuatan bagi UKM dan kewirausahaan untuk tumbuh dan
berkembang dalam sistem ekonomi local
D. Program Kegiatan
Untuk dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Musi Rawas
Utara, sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan, maka ada
program

yang

dapat

dilaksanakan

dan

sesuai

pada

peningkatan

perekonomian di Kabupaten Musi Rawas Utara yaitu:


1.

Program Pengembangan Ekonomi Lokal; dan

2.

Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Pedesaaan.\

E. Kegiatan Pokok Indikatif


Setelah

program

diatas

yang

telah

dijelaskan

dan

dengan

permasalahan yang telah ada, ada beberapa kegiatan yang termasuk ke


dalam program yang dapat dilakukan dalam peningkatan perekonomian
masyarakat di Kabupaten Musi Rawas Utara

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

44

Program Pengembangan Ekonomi Lokal yang terdiri dari: (1) Kegiatan


Pemantapan dan pengembangan kawasan agropolitan yang strategis dan
potensial dengan pemeliharaan dan pemanfaatan lahan sesuai potensi, (2)
Peningkatan pengembangan usaha agribisnis yang meliputi mata rantai
subsector hulu (pasokan input), on farm (budidaya), hilir (pengolahan), dan
jasa penunjang menalalui pembetukan lembaga berbasis agribisnis, (3)
Kegiatan peningkatan pengembangan usaha agribisnis yang meliputi mata
rantai subsector hulu (pasokan input), on farm (budidaya), hilir (pengolahan),
dan jasa penunjang melalui penyediaan pupuk, bibit unggul, kualitas pangan
dan pakan ternak, (4) Kegiatan peningkatan nilai tambah produk pertanian
melalui penanganan pasca panen dengan perluasan pemasaran untuk
pengembangan agribisnis di pedesaan, (5) Penguatan rantai pasokan bagi
industri pedesaan dan penguatan keterkaitan produksi berbasis sumberdaya
lokal dengan memperluas relasi kerjasama sesuai sektor industri, (6) Kegiatan
peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui peningkatan mutu
dengan penggunaan lahan yang subur, sarana irigasi yang baik, serta sarana
penunjang yang relevan dan (7) Kegiatan peningkatan akses terhadap
sumberdaya produktif, terutama permodalan dengan pemberian kemudahan
dalam peminjaman modal.
Program peningkatan pemberdayaan masyarakat pedesaan terdapat
beberapa kegiatan pokok, antara lain: (1) Kegiatan penguatan lembaga dan
organisasi berbasis masyarakat, seperi paguyuban petani, koperasi, lembaga
adat dalam menyuarakan aspirasi masyarakat dengan sosialiasasi dalam
rangka meningkatkan kesadaran masyarakan akan pentingnya lembaga dan
organisasi berbasis masyarakat. (2) Kegiatan pemantapan kelembagaan
pemerintahan desa dalam pengelolaan pembangunan perdesaan dengan
sosialisai dan penyuluhan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik. (3)
Kegiatan pengembangan kelembagaan untuk difusi teknologi ke kawasan
perdesaan terutama teknologi tepat guna dan ramah lingkungan melalui

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

45

seminar dan workshop untuk lembaga serta peminjaman teknologi


terbarukan dan ramah lingkungan.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

46

BAB V
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
A. Permasalahan
Permasalahan yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara pada aspek
sumber daya manusia, adalah :
1. Angka harapan hidup
Angka harapan hidup adalah perkiraan lama hidup rata-rata
penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian)
menurut umur. Angka ini adalah angka pendekatan yang menunjukan
kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama.
Angka harapan hidup dapat menggambarkan tingkat kesehatan
yang telah dicapai masyarakat. Semakin baik tingkat kesehatan
masyarakat diharapkan kesempatan untuk hidupnya cenderung semakin
besar atau lama. Sebaliknya tingkat kesehatan yang buruk akan
cenderung memperpendek usia hidup. Angka harapan hidup berbanding
terbalik dengan tingkat kematian ibu dan tingkat kematian bayi, artinya
semakin tinggi angka kematian ibu dan angka kematian bayi maka angka
harapan hidup cenderung semakin pendek, demikian pula sebaliknya.
Adapun angka harapan hidup Kabupaten Musi Rawas Utara adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.1
Angka Harapan Hidup Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2013
Kab. Musi
Prov. Sumatera
IPM dan Komponennya
Indonesia
Rawas Utara
Selatan
67,94
74,36
73,81
IPM
Angka harapan hidup (AHH)
63,82
70,10
70,07
dalam tahun
Sumber: BPS RI, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota 2013

Berdasarkan data di atas, Angka Harapan Hidup di Kabupaten Musi


Rawas Utara sebesar 63,82, Provinsi Sumatera Selatan 70,10, dan

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

47

Indonesia sebesar 70,07. Dengan IPM Kabupaten Musi Rawas Utara


sebesar 67,94, provinsi Sumatera Selatan sebesar 74,36, dan Indonesia
sebesar 72,81.
2. Rata-rata lama sekolah
Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang
dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh
semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Indikator ini dihitung
dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat pendidikan
yang sedang diduduki. Adapun rata-rata lama sekolah di Kabupaten Musi
Rawas Utara adalah sebagai berikut:
Tabel 5.2
Rata-rata lama sekolah Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2013
Kab. Musi
Prov. Sumatera
IPM dan Komponennya
Indonesia
Rawas Utara
Selatan
67,94
74,36
73,81
IPM
Rata-rata lama sekolah
6,24
8,04
8,14
Sumber: BPS RI, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota 2013

Berdasarkan data di atas, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Musi


Rawas Utara selama 6,24 tahun, di provinsi Sumatera Selatan selama 8,04
tahun dan Indonesia selama 8,14. Dengan IPM Kabupaten Musi Rawas
Utara sebesar 67,94, provinsi Sumatera Selatan sebesar 74,36, dan
Indonesia sebesar 72,81.
3. Angka melek huruf
Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk usia 15 tahun
ke atas yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin
dan huruf lainnya, tanpa harus mengerti apa yang di baca/ditulisnya
terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas. Angka Buta Huruf (ABH)
adalah proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak mempunyai
kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya
terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas. Berikut ini tabel AMH
Kabupaten Musi Rawas Utara:

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

48

Tabel 5.3
Angka Melek Huruf Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2013
IPM dan
Kab. Musi Rawas Prov. Sumatera
Indonesia
Komponennya
Utara
Selatan
67,94
74,36
73,81
IPM
Angka Melek Huruf
97,64
97,55
94,14
Sumber: BPS RI, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota 2013

Berdasarkan data di atas, angka melek huruf Kabupaten

Musi

Rawas Utara sebesar 97,64%, Provinsi Sumatera Selatan 97,55%, dan


Indonesia 94.14%. Dengan IPM Kabupaten Musi Rawas Utara sebesar
67,94, provinsi Sumatera Selatan sebesar 74,36, dan Indonesia sebesar
72,81.
B. Sasaran Penyelesaian
Sasaran penyelesaian yang hendak dicapai dari peningkatan kualitas
sumber daya manusia yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan dasar di bidang ekonomi, pendidikan dan
kesehatan.
2. Meningkatnya kualitas pendidikan dan meningkatkan cakupan
kualitas pelayanan pendidikan.
3. Meningkatnya pengetahuan masyarakat melalui pendidikan formal
dan non formal.
4. Menurunnya angka buta aksara penduduk usia 10 tahun keatas.
5. Meningkatnya usia rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun
keatas.
C. Arah Kebijakan
Penentuan arah dan kebijakan berkaitan dengan pencapaian sasaran
penyelesaian melalui:
1. Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.
2. Pembangunan, rehabilitas, dan peningkatan sarana kesehatan.
3. Pemerataaan distribusi dan kapasitas tenaga pendidik.
4. Penyediaan rumah dinas untuk tenaga pendidik.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

49

5. Pemberian beasiswa untuk masyarakat kurang mampu.


6. Pengembangan budaya baca.
D. Program Kegiatan
Untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
Kabupaten Musi Rawas Utara, sesuai dengan permasalahan yang telah
dipaparkan, maka ada program yang dapat dilaksanakan dan sesuai pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Musi Rawas Utara
yaitu:
1. Program peningkatan kualitas tenaga kerja
2. Program peningkatan SDM
3. Program Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
E. Kegiatan Pokok Indikatif
Setelah program diatas yang telah dijelaskan dan dengan permasalahan
yang telah ada, ada beberapa kegiatan yang termasuk ke dalam program
yang dapat dilakukan dalam peningkatan kualitas Sumbet Daya Manusia di
Kabupaten Musi Rawas Utara.
Program

peningkatan

kualitas

tenaga

kerja

melalui

kegiatan

peningkatan kemampuan calon tenaga kerja sehingga memiliki kemampuan


yang kompetitif memasuki lapangan kerja melalui kegiatan pendidikan dan
pelatihan keterampilan khusus.
Program peningkatan SDM melalui (1) kegiatan Pendidikan dan
Pelatihan sumberdaya manusia pertanian, perikanan (petani, nelayan,
penyuluh dan aparat Pembina) melalui penyuluhan dan pembinaan bagi
para petani dan nelayan di Kabupaten Musi Rawas dalam meningkatkan
kemampuannya, (2) kegiatan Peningkatan wawasan dan sikap mental
pemuda dalam pembangunan melalui kegiatan karang taruna yang
memilikik egiatan rutin terkait pembinaan mental dan wawasan, (3) kegiatan
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kewirausahaan pemuda
melalui workshop dan seminar entrepreuneur seperti pemasaran produk
secara online.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

50

Program Kelembagaan dan Ketatalaksanaan melalui kegiatan koordinasi


dan fasilitas kepada pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten tertinggal)
dalam penyusunan strategi daerah pembangunan daerah tertinggal dan
penyusunan rencana aksi daerah pembangunan daerah tertinggal.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

51

BAB VI
PEMENUHAN PELAYANAN DASAR MASYARAKAT

A. Permasalahan
Permasalahan yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas Utara dalam
pelayanan dasar masyarakat, yaitu:
1. Kesehatan
Kesehatan merupakan hal terpenting yang menjadi perhatian
pemerintah mengingat kesehatan merupakan salah satu faktor yang
bisa menyebabkan kemiskinan. Dalam alurnya, jika kesehatan
masyarakat tidak terjaga dengan baik maka akan terjadi rendahnya
produktivitas kemudian akan menyebabkan rendahnya pendapatan
dan tidak adanya kemampuan untuk mendapatkan kehidupan yang
layak. Maka dari itu kesehatan adalah kebutuhan dasar yang wajib
diperhatikan oleh pemerintah.
Pelayanan dasa kesehatan juga dapat dilihat dari infrastuktur
Kesehatan meliputi jumlah pelayanan kesehatan, jumlah tenaga
kesehatan, rasio pelayanan kesehatan dengan jumlah penduduk, serta
rasio tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk. Berikut ini
infrastruktur kesehatan di Kabupaten Musi Rawas Utara, sebagai
berikut:
Grafik 6.1
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

52

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai fasilitas kesehatan di Kabupaten Musi


Rawas Utara dapat dilihat pada data fasilitas kesehatan di Kabupaten
Musi Rawas sebagai induk pemekaran. Dapat terlihat pada grafik diatas
bahwa Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 memiliki 2 unit rumah
sakit, 19 unit Puskesmas, 97 unit Pustu, 11 Balai Pengobatan, 3 Klinik
Bersalin, 297 Posyandu, dan 86 Polindes.
Keberadaan sarana penunjang saja tidak cukup tanpa dibarengi
oleh ketersediaan tenaga medis yang mumpuni, untuk itu Berikut
tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara:
Tabel 7.1
Tenaga Kesehatan yang Tersedia di kabupaten Musi Rawas Tahun 2013

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai tenaga kesehatan di Kabupaten Musi


Rawas Utara dapat dilihat pada data tenaga kesehatan di Kabupaten Musi
Rawas sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data tersebut, diketahui
pada tahun 2013 di Kabupaten Musi rawas telah tersedia 24 dokter, 3

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

53

dokter gigi, 290 bidan dan 270 perawat yang tersebar di wilayahwilayah di kabupaten ini yang diharapkan mampu mendukung
masyarakat dalam menjaga kesehatannya.
2. Pendidikan
Dari segi pendidikan, pelayanan dasar pendidikan dapat dilihat dari
jumlah sekolah, murid dan guru, berikut ini adalah data jumlah sekolah,
murid dan guru di Kabupaten Musi Rawas Utara:
Tabel 7.2
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Menurut Jenjang Pendidikan
di Kabupaten Musi Rawas tahun Ajaran 2013/2014
Rasio MuridJenjang Pendidikan
Sekolah
Murid
Guru
Guru
TK
168
5.141
538
9,56
SD Negeri
299
46.460
3.228
14,39
SD Swasta
8
1.337
75
17,83
SMP Negeri
53
13.940
1.227
11,36
SMP Swasta
12
1.372
94
14,60
SMA Negeri
20
7.768
585
13,28
SMA Swasta
4
574
48
11,96
SMK Negeri
4
1.156
120
22,14
SMK Swasta
3
302
40
22,20
Sumber: Dinas Pendidikan Kabuoaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai pelayanan pendidikan di Kabupaten


Musi Rawas Utara dapat dilihat pada data pelaynan pendidikan di
Kabupaten Musi Rawas sebagai induk pemekaran. Tabel di atas
menunjukkan bahwa pada tahun ajaran 2013/2014 di Kabupaten Musi
rawas telah tersedia 168 unit TK, 307 unit SD, 65 unit SMP, 24 unit SMA,
dan 7 unit SMK yang meliputi sekolah negeri dan swasta diharapkan
mampu mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi generasi penerus
Kabupaten Musi Rawas.
Efektivitas suatu proses belajar-mengajar dapat dilihat salah
satunya

lewat indikator rasio murid-guru. Beban guru yang melebihi

kondisi ideal dapat mempengaruhi kualitas pengajaran yang diberikan.


Pada tahun ajaran

2013/2014, rasio murid-guru secara total di

Kabupaten Musi Rawas di SD negeri sebesar 14,39, SD swasta 17,83,

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

54

SMP negeri 11,36, SMP swasta 14,60, SMA negeri 13,28, dan SMA
swasta 11,96.
Selain pilihan sekolah umum, di Kabupaten Musi Rawas juga
terdapat sekolah berbasis agama bagi para siswa berupa 18 MI, 26 MTs,
dan 10 MA yang juga meliputi sekolah negeri dan swasta, serta adanya 26
unit pondok pesantren.
B. Sasaran Penyelesaian
Sasaran penyelesaian yang hendak dicapai dari pemenuhan pelayanan
dasar masyarakat yaitu:
1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
2. Meningkatnya mutu pendidikan melalui penyediaan sarana dan
prasarana dan peningkatan kualitas guru/tenaga kependidikan secara
merata.
3. Meningkatnya

aksesibilitas

masyarakat

terhadap

pelayanan

pendidikan dan kesehatan


C. Arah Kebijakan
Penentuan arah dan kebijakan berkaitan dengan pencapaian sasaran
pemenuhan Pelayanan Dasar Masyarakat,antara lain:
1. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui peningkatan
kualitas dan ratio fasilitas kesehatan, sistem jaminan kesehatan
terutama bagi penduduk miskin, kualitas dan kuantitas ratio tenaga
kesehatan dan pendidikan kesehatan masyarakat serta perbaikan gizi
masyarakat.
2. Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dengan penyediaan
prasarana dan sarana pendidikan yang memadai, penyelenggaraan
pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang pendidikan dan
peningkatan kualitas serta kuantitas tenaga kependidikan dan
kesejahteraan guru/tenaga kependidikan.
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

55

3. Mengembangkan kemampuan berbagai pihak untuk melestarikan dan


memelihara lingkungan hidup dalam kerangka keserasian hubungan
antara manusia dengan lingkungannya dan menjamin prinsip hidup
yang berkelanjutan.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan sosial bagi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan memperkuat ketahanan sosial
masyarakat berlandaskan prinsip pemberdayaan dan nilai-nilai sosial
budaya.
D. Program Kegiatan
Untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
Kabupaten Musi Rawas Utara, sesuai dengan permasalahan yang telah
dipaparkan, maka ada program yang dapat dilaksanakan dan sesuai pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Musi Rawas Utara
yaitu:
1. Program Sumber Daya Kesehatan dan Mutu Pendidikan
2. Program Pengembangan Wilayah Tertinggal
3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
4. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan

Pendidikan Menengah
5. Program Lingkungan Sehat

E. Kegiatan Indikatif
Setelah dari gambaran dari pemenuhan pelayanan dasar, sesuai
dengan permasalahan yang ada dan disesuaikan dalam program, maka
berikut kegiatan pada setiap program untuk pemenuhan pelayanan dasar
masyarakat di Musi Rawas Utara.
Program Sumber Daya Kesehatan dan Mutu Pendidikan melalui (1)
kegiatan pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan dengan pada daerah
tertinggal melalui pengangkatan, penempatan, dan penyebaran tenaga
kesehatan.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

56

Program Pengembangan Wilayah Tertinggal melalui (1) kegiatan


peningkatan kapasitas (capacity building) terhadap masyarakat, aparatur
pemerintah, kelembagaan dan keuangan daerah dalam upaya percepatan
pembangunan SDM yang diperlukan melalui pelayanan unit pendidikan yang
bersifat wajib bagi para guru yang ada di daerah pedesaan dan daerah
terpencil dengan sistem pelayanan yang dapat dijangkau oleh para guru
untuk memenuhi kualifikasi Sarjana, (2) kegiatan peningkatan (capacity
building) terhadap masyarakat, aparatur pemerintah, kelembagaan dan
keuangan daerah dalam upaya percepatan pembangunan SDM yang
diperlukan melalui penambahan dokter dalam memberikan pelayanan di
setiap kecamatan di Kabupaten Musi Rawas, dan (3) kegiatan percepatan
pembangunan daerah tertinggal dan khusus dengan meningkatkan regulasi
dan kerjasama pemerintah maupun swasta, mengembangkan potensi
unggulan sebagai pendongkrak perekonomian masyarakat.
Program Upaya Kesehatan Masyarakat melalui (1) kegiatan pelayanan
kesehatan penduduk miskin di puksesmas dan jaringannya melalui
penambahan jumlah puskesmas pada setiap kecamatan secara merata, (2)
kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga secara gizi
melalui penyuluhan bagi masyarakat mengenai pentingnya pemberian gizi
terhadap anak untuk dapat meningkatkan angka harapan hidup, (3) kegiatan
pengembangan

upaya

kesehatan

bersumber

masyarakat

melalui

peningkatan pelayanan posyandu pada setiap RW, dengan penambahan


pembangunan

posyandu

secara

merata,

(4)

kegiatan

peningkatan

ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan melalui gerakan generik di


puskesmas dan puskesmas pembantu, (5) kegiatan peningkatan cegah
tangkal penyakit karantina melalui gerakan desa siaga, dimana desa tersebut
tanggap pada kesehatan dan penyakit karantina.
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan
Pendidikan Menengah melalui (1) kegiatan penyediaan berbagai alternatif
layanan pendidikan dasar baik melalui jalur formal maupun non formal

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

57

untuk memenuhi kebutuhan, kondisi, dan potensi anak melalui penambahan


sekolah dasar secara merata pada daerah pedesaan, terpencil yang sulit
dijangkau dan (2) kegiatan penyediaan berbagai alternatif layanan
pendidikan dasar baik melalui jalur formal maupun non formal untuk
memenuhi kebutuhan, kondisi, dan potensi anak melalui pemberian fasilitas
pendidikan dasar bagi anak penduduk miskin yang diffable, pekerja anak,
anak jalanan, anak korban konflik dan bencana alam tanpa diskriminasi
gender.
Program Lingkungan Sehat melalui (1) kegiatan penyediaan sarana air
bersih dan sanitasi dasar melalui pelayanan air minum yang bersih yang
dapat dikonsumsi oleh masyarakat setiap harinya, dengan memanfaatkan
sumber air yang terlindungi, (2) kegiatan Pembangunan sarana dan
prasarana rumah sakit di daerah tertinggal secara selektif, dan (3) kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana puskesmas dan perbaikan fasilitas di
daerah tertinggal secara selektif.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

58

BAB VII
PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA PRODUKSI
KOMODITI UNGGULAN

A. Permasalahan
1. Deskripsi Komoditi Unggulan
Komoditi unggulan di Musi Rawas Utara meliputi sektor pertanian,
perkebunan, perikanan, dan pariwisata. Gambaran mengenai keadaan
pertanian di Kabupaten Musi Rawas Utara disajikan pada tabel dibawah:
Tabel 7.1
Luas Tanam, Luas Panen, dan Produksi Sektor Pertanian Menurut Jenis
Tanaman di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2013
Luas
Luas
Produks Produktivitas
No. Jenis Tanaman
Tanam
Panen
i (Ton)
(Ton/Ha)
(Ha)
(Ha)
1
Padi Sawah
34.681
33.014 184.700
5.595
2
Padi Ladang
7.477
6.831
18.928
2.771
3
Ketela Pohon
535
542
15.994
29.509
4
Ketela Rambat
139
152
1.080
7.105
5
Jagung
655
603
2.371
3.932
6
Kacang Tanah
108
119
155
1.306
7
Kacang Hijau
162
164
225
1.373
8
Kacang Kedelai
265
244
391
1.607
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai luas dan produksi sektor pertanian di


Kabupaten Musi Rawas Utara dapat dilihat pada data luas dan produksi di
Kabupaten Musi Rawas sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data di
atas, produktivitas paling tinggi adalah ketela pohon, yakni sebesar
29.509, sedangkan produktivitas paling rendah adalah kacang tanah yakni
sebesar 1.306. jika dilihat dari luas tanam, padi sawah memiliki luas
tanam paling besar, sedangkan kacang tanah memiliki luas tanam paling
kecil.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

59

Subsektor perkebunan merupakan salah satu andalan Kabupaten


Musi Rawas Utara. Pada Tabel berikut disajikan data luas tanam dan
produksi beberapa komoditas perkebunan yang dihasilkan oleh
Kabupaten Musi Rawas Utara pada Tahun 2013. Berikut ini adalah luas
tanam dan produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Musi Rawas
Utara:
Tabel 7.2
Sektor Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Musi Rawas
Tahun 2013
Jenis Tanaman
Luas Areal (Ha)
Produksi (ton)
Karet
154.544,05
136.003,74
Kelapa Sawit
20.592,65
53.771,98
Kopi
3.727,55
2.164,70
Kelapa
2.031,49
1526,06
Kayu Manis
5,50
0,75
Pinang
63,85
63,63
Kakao
176,00
99,35
Aren
40,60
52,23
Kemiri
57,55
17,89
Sumber: Dinas erkebunan Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai luas dan produksi sektor perkebunan


di Kabupaten Musi Rawas Utara dapat dilihat pada data luas dan produksi
di Kabupaten Musi Rawas sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data di
atas, luas areal perkebunan paling besar adalah kebun karet, yakni
sebesar 154.544,05 Ha dengan produks sebesar 136.003,74 ton,
sedangkan lahan paling kecil adalah kayu manis, yakni 5,50 Ha dengan
produksi sebesar 0,75 ton. Adapun jumlah ternak dapat dilihat dari tabel
berikut ini:
Tabel 7.3
Produksi Perternakan Menurut Jenis Ternak
di Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2013
Jenis ternak
Jumlah
Sapi potong
22.154
Sapi perah
3
Kerbau
622
Ternak kecil
- Kambing
41.215

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

60

Jenis ternak
- Domba
- Babi
Ternak unggas
- Ayam ras pedaging
- Ayam ras petelur
- Ayam buras
- Itik/entok

Jumlah
1.506
350
1.270.000
769.617
226.451

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai produksi ternak di Kabupaten Musi


Rawas Utara dapat dilihat pada data produksi ternak di Kabupaten Musi
Rawas sebagai induk pemekaran. Adapun rincian produksi ternak adalah
sapi potong 22.514 ekor, sapi perah 3 ekor, kerbau 633 ekor, kambing
41.215 ekor, domba 1.506 ekor, babi 350 ekor, ayam ras pedaging
1.270.000 ekor, ayam buras 769.617, dan itik/entok 226.415 ekor.
Adapun jumlah produksi sektor perikanan adalah sebagai berikut:
Tabel 7.4
Produksi Perikanan di Kabupaten Musi Rawa Tahun 2013
Jenis
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
Budidaya

Kolam air deras


Kolam air tenang
Sawah
Keramba
Jaring apung
Kolam terpal

3,67
564,34
1.296,12
0,012
0,0688
8,79

5.155,67
22.657,86
9.666,74
28,54
344,68
10.724,54

Ikan tangkap
Sungai
2.889,37
Waduk
184,06
Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Musi Rawas

452,03
21,03

Gambaran umum mengenai produksi ternak di Kabupaten Musi


Rawas Utara dapat dilihat pada data produksi ternak di Kabupaten Musi
Rawas sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data di atas, produksi ikan
paling tinggi adalah perikanan kolam air tenang yakni sebesar 22.657,86
ton, sedengkan produksi paling kecil adalah ikan tangkap waduk, yakni
sebanyak 21,03 ton.
2. Sarana dan Prasarana
Untuk mengoptimalisasikan komoditi unggulan di Kabupaten Musi
Rawas Utara dibutuhkan sarana dan prasarana, diantaranya:
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

61

a. Sarana penangkapan ikan


Adapun sarana yang dapat membantu nelayan untuk
menangkap ikan adalah sebagai berikut:
Tabel 7.5
Sarana Penangkapan Ikan Menurut Jenis dan Kecamatan di Kabupaten
Musi Rawas Tahun 2013
Perahu
Perahu
Perahu
Perahu
Motor
Kapal
papan
papan
Jukung
papan besar tempel
motor
kecil
sedang
155
55
-21
Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai sarana penangkapan ikan di


Kabupaten Musi Rawas Utara dapat dilihat pada data produksi ternak
di Kabupaten Musi Rawas sebagai induk pemekaran. Berdasarkan
data di atas, pada tahun 2013 Kabupaten Musi Rawas memiliki 155
perahu jukung, perahu kecil, dan 21 perahu papan besar.
b. Sarana dan prasarana perhubungan
Adapun sarana dan prasarana yang dapat menghubungkan
suatu tempat ke tempat lain untuk memudahkan aktivitas
perekonomian adalah sebagai berikut:
Tabel 7.6
Sarana dan Prasarana Perhubungan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2013
Pelabuhan
Bandar
Stasiun Pelabuhan
Infrastruktur
Terminal
laut
udara
KA
Sungai
Jumlah
1
4
2
Kondisi
Baik
Baik
Baik
Kapasitas
2
150
Baik
Jumlah rata2 kali
48
rata
seminggu kendaraan
Sumber: Dinas Pehubungan, Komunikasi, dan Informasi Kebupaten Musi Rawas

Gambaran

umum

mengenai

sarana

dan

prasarana

perhubungan di Kabupaten Musi Rawas Utara dapat dilihat pada data


produksi ternak di Kabupaten Musi Rawas sebagai induk pemekaran.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

62

Berdasarkan data di atas, Kabupaten Musi Rawas memiliki 1 bandar


udara, terminal, dan 2 pelabuhan.
c. Perbankan
Keberadaan lembaga keuangan seperti bank di suatu daerah
akan sangat membantu perkembangan ekonomi daerah tersebut.
Tersedianya fasilitas untuk menyimpan uang lewat tabungan dengan
aman, serta adanya fasilitas kredit yang dapat diberikan dunia
perbankan dapat membantu masyarakat untuk memulai gaya hidup
menabung serta membantu dalam masalah permodalan. Adapun
jumlah bank di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebagai berikut:
Tabel 7.7
Jumlah Bank Menurut Status di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013
Jenis Bank
2011
2012
2013
Bank pemerintah & BPD
Kantor wilayah
Kantor cabang
3
3
Kantor cabang pembantu
21
11
24
Kantor kas
2
4
2
Bank swasta
Kantor cabang
4
4
Kantor cabang pembantu
13
2
17
Kantor kas
1
1
Bank perkreditan rakyat
Kantor pusat
1
1
1
Kantor cabang
1
1
Jumlah
46
18
53
Sumber: Kantor Bank Indonesia Palembang

Gambaran umum mengenai jumlah bank di Kabupaten Musi


Rawas Utara dapat dilihat pada data bank di Kabupaten Musi Rawas
sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data di atas, jumlah bank di
Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2011 sebanyak 46 kantor, pada
tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 18 kantor, dan pada
tahun 2013 sebanyak 53 kantor.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

63

d. Koperasi
Adapun jumlah koperasi di Kabupaten Musi Rawas Utara
adalah sebagai berikut:
Tabel 7.8
Jumlah Koperasi Menurut Jenis di Kabupaten Musi Rawas
KUD
KPN
KOPKAR KOPPAS KOPWAN lainnya Jumlah
93
11
6
1
21
543
675
Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai koperasi di Kabupaten Musi Rawas


Utara dapat dilihat pada data produksi ternak di Kabupaten Musi
Rawas sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data di atas, Kabupaten
Musi Rawas memiliki 93 KUD, 11 KPN, 6 KOPKAR, 1 KOPPAS, 21
KOPWAN, dan 543 koperasi jenis lain. Maka secara keseluruhan jumlah
koperasi adalah sebanyak 678.
B. Sasaran Penyelesaian
Peningkatan fasilitas bagi pengembangan usaha komoditi secara sinergis
dan berkelanjutan sebagai bahan penopang industri dalam negeri dan ekspor
Nasional. Dengan permasalahan yang ada, peningkatan fasilitas yang bisa
dilakukan untuk mengembangkan usaha komoditi unggulan di Kabupaten
Musi Rawas adalah dengan memperbaiki Pelabuhan Musi Rawas yang masih
kurang memenuhi kebutuhan transportasi perekonomian. Perbaikan tersebut
diantaranya pembangunan jembatan yang bisa memfasilitasi kendaraankendaraan yang bermuatan besar, agar angka perekonomian komoditi
unggulan di Kabupaten Musi Rawas bisa meningkat, karena kapasitas angkut
produk komoditi setiap harinya lebih besar.
C. Arah Kebijakan
Penentuan arah dan kebijakan berkaitan dengan penyediaan dan
pengembangan sarana dan prasarana produk komoditi unggulan antara lain:

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

64

1.

Peningkatan kualitas SDM terutama guna membentuk aparatur yang


profesional.

2.

Peningkatan Pelayanan dan Pembinaan untuk mempertangguh daya


saing usaha agribisnis melalui pemantapan usaha ditingkat " onfarm" dan mendorong usaha ditingkat "of - farm " secara
berkelanjutan dan berorientasi pasar.

3.

Peningkatan

kapasitas

kelembagaan

masyarakat

untuk

mengoptimalkan
4.

Peningkatan sarana prasarana produksi komoditi unggulan

D. Program Kegiatan
Penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana produksi
komoditi unggulan di Kabupaten Musi Rawas Utara, sesuai dengan
permasalahan yang telah dipaparkan, maka ada program yang dapat
dilaksanakan dan sesuai di Kabupaten Musi Rawas Utara yaitu:
1.

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

2.

Program Pengembangan Sumber daya Perikanan

3. Program Pemantapan Potensi Sumber daya Hutan


E. Kegiatan Pokok Induktif
Dari program diatas yang telah ditetapkan, maka terdapat beberapa
kegiatan yang ada pada setiap program yang dapat dilaksanakan dalam
penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana produksi komoditi
unggulan.
Dari program diatas yang telah ditetapkan, maka terdapat beberapa
kegiatan yang ada pada setiap program yang dapat dilaksanakan dalam
penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana produksi komoditi
unggulan.
Program Peningkatan Ketahanan Pangan melalui (1) kegiatan pelatihan
penerapan teknologi guna untuk meningkatkan produktivitas dan produksi
pangan lokal sesuai dengan kearifan lokal melalui pemberian penyuluhan dan

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

65

bantuan alat bagi masyarakat, dan (2) kegiatan peningkatan distribusi


pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk
menjamin keterjangkauan masyarakat atas pangan dengan pembangunan
pasar secara merata.
Program Pengembangan Sumber daya Perikanan melalui (1) kegiatan
pengembangan kawasan budidaya laut, air payau, dan air tawar melalui
pembuatan tambak ikan, dan (2) kegiatan peningkatan usaha perikanan skala
kecil, termasuk di pulau-pulau kecil yang potensial melalui pemberian modal
kepada pelaku usaha.
Program Pemantapan Potensi Sumber daya Hutan melalui kegiatan
pengembangan sistem pemanfaatan sumberdaya alam yang berpihak pada
masyarakat dan memperhatikan kelestarian hutan dengan pengadaan lahan
hutan produksi.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

66

BAB VIII
PEMBERIAN INSENTIF KEPADA PELAKU USAHA DALAM RANGKA
PENINGKATAN INVESTASI KEPADA DAERAH TERTINGGAL

A. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di kabupaten Musi Rawas Utara untuk
pemberian insentif kepada pelaku usaha untuk peningkatan investasi,
terkendala

dengan

rendahnya

kemampuan

keuangan

daerah

dan

perekonomian daerah. Dilihat dari beberapa komoditi:


1. Peluang Investasi
Dalam subbab ini akan menjelasnkan mengenai peluang investasi di
sektor pertanian, perkebunan dll. Berikut ini adalah produksi komoditi
unggulan di bidang pertanian:
Tabel 8.1
Luas Tanam, Luas Panen, dan Produksi Sektor Pertanian Menurut Jenis
Tanaman di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2013
Luas
Luas
Produks Produktivitas
No. Jenis Tanaman
Tanam
Panen
i (Ton)
(Ton/Ha)
(Ha)
(Ha)
1
Padi Sawah
34.681
33.014 184.700
5.595
2
Padi Ladang
7.477
6.831
18.928
2.771
3
Ketela Pohon
535
542
15.994
29.509
4
Ketela Rambat
139
152
1.080
7.105
5
Jagung
655
603
2.371
3.932
6
Kacang Tanah
108
119
155
1.306
7
Kacang Hijau
162
164
225
1.373
8
Kacang Kedelai
265
244
391
1.607
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai luas dan produksi sektor pertanian di


Kabupaten Musi Rawas Utara dapat dilihat pada data luas dan produksi di
Kabupaten Musi Rawas sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data di
atas, produktivitas paling tinggi adalah ketela pohon, yakni sebesar
29.509, sedangkan produktivitas paling rendah adalah kacang tanah yakni
sebesar 1.306. jika dilihat dari luas tanam, padi sawah memiliki luas
tanam paling besar, sedangkan kacang tanah memiliki luas tanam paling
kecil.
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

67

Subsektor perkebunan merupakan salah satu andalan Kabupaten


Musi Rawas Utara. Pada Tabel berikut disajikan data luas tanam dan
produksi beberapa komoditas perkebunan yang dihasilkan oleh
Kabupaten Musi Rawas Utara pada Tahun 2013. Berikut ini adalah luas
tanam dan produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Musi Rawas
Utara:
Tabel 8.2
Sektor Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Musi Rawas
Tahun 2013
Jenis Tanaman
Luas Areal (Ha)
Produksi (ton)
Karet
154.544,05
136.003,74
Kelapa Sawit
20.592,65
53.771,98
Kopi
3.727,55
2.164,70
Kelapa
2.031,49
1526,06
Kayu Manis
5,50
0,75
Pinang
63,85
63,63
Kakao
176,00
99,35
Aren
40,60
52,23
Kemiri
57,55
17,89
Sumber: Dinas erkebunan Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai luas dan produksi sektor perkebunan


di Kabupaten Musi Rawas Utara dapat dilihat pada data luas dan produksi
di Kabupaten Musi Rawas sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data di
atas, luas areal perkebunan paling besar adalah kebun karet, yakni
sebesar 154.544,05 Ha dengan produks sebesar 136.003,74 ton,
sedangkan lahan paling kecil adalah kayu manis, yakni 5,50 Ha dengan
produksi sebesar 0,75 ton. Adapun jumlah ternak dapat dilihat dari tabel
berikut ini:
Tabel 8.3
Produksi Perternakan Menurut Jenis Ternak
di Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2013
Jenis ternak
Jumlah
Sapi potong
22.154
Sapi perah
3
Kerbau
622
Ternak kecil
- Kambing
41.215

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

68

Jenis ternak
- Domba
- Babi
Ternak unggas
- Ayam ras pedaging
- Ayam ras petelur
- Ayam buras
- Itik/entok

Jumlah
1.506
350
1.270.000
769.617
226.451

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai produksi ternak di Kabupaten Musi


Rawas Utara dapat dilihat pada data produksi ternak di Kabupaten Musi
Rawas sebagai induk pemekaran. Adapun rincian produksi ternak adalah
sapi potong 22.514 ekor, sapi perah 3 ekor, kerbau 633 ekor, kambing
41.215 ekor, domba 1.506 ekor, babi 350 ekor, ayam ras pedaging
1.270.000 ekor, ayam buras 769.617, dan itik/entok 226.415 ekor.
Adapun jumlah produksi sektor perikanan adalah sebagai berikut:
Tabel 8.4
Produksi Perikanan di Kabupaten Musi Rawa Tahun 2013
Jenis
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
Budidaya

Kolam air deras


Kolam air tenang
Sawah
Keramba
Jaring apung
Kolam terpal

3,67
564,34
1.296,12
0,012
0,0688
8,79

5.155,67
22.657,86
9.666,74
28,54
344,68
10.724,54

Ikan tangkap
Sungai
2.889,37
Waduk
184,06
Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Musi Rawas

452,03
21,03

Gambaran umum mengenai produksi ikan di Kabupaten Musi Rawas


Utara dapat dilihat pada data produksi ikan di Kabupaten Musi Rawas
sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data di atas, produksi ikan paling
tinggi adalah perikanan kolam air tenang yakni sebesar 22.657,86 ton,
sedengkan produksi paling kecil adalah ikan tangkap waduk, yakni
sebanyak 21,03 ton.
Selain itu komoditi unggulan pada sektor jasa adalah objek wisata di
Kabupaten Musi Rawas Utara, diantaranya:

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

69

Tabel 8.5
Objek Wisata dan Jenis Objek Wisata di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2013
Nama Objek Wisata
Jenis Objek Wisata
Tn. Kerinci Seblat
ODTW Alam
Air terjun telun tiga
ODTW Alam
Air terjun temba
ODTW Alam
Air terjun tiga beradik
ODTW Alam
Air terjun sri pengantin
ODTW Alam
Keramat napalibo
ODTW Budidaya
Keramat batu ampar
ODTW Budidaya
Nukit kurungan/botak
ODTW Alam
Danau suka hati
ODTW Alam
Air terjun bunyi
ODTW Alam
Bukit batu putih
ODTW Alam
Danau tingkip
ODTW Alam
Bendung tingkip
ODTW Alam
Bendung bharata
ODTW Alam
Pancuran air panas
ODTW Alam
Hutan bulian
ODTW Alam
Air terjun satan
ODTW Alam
Air terjun kou
ODTW Alam
Air terjun menai
ODTW Alam
Air terjun panjang
ODTW Alam
Danau satan
ODTW Alam
Danau gegas
ODTW Alam
Gua pengungsian Bkt. Botak
ODTW Budidaya
Bukit cogong
ODTW Alam
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Musi Rawas

Berdasarkan data di atas, objek wisata di Kabupaten Musi Rawas


sangat banyak. Dari beberapa objek wisata yang ada, jenis wisata alam
paling banyak ditemui di Kabupaten Musi Rawas terutama air terjun.
2. Pelaku Usaha
Adapun pelaku usaha di Kabupaten Musi Rawas adalah sebagai
berikut:
Tabel 8.6
Jumlah Perusahaan Industri Menurut Skala Usaha di Kabupaten Musi
Rawas Tahun 2013
Usaha
Skala usaha
Terdaftar
Aktif
Besar
7
7
Sedang
13
13
Kecil
Mikro
750
750
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar Kabupaten Musi Rawas

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

70

Gambaran umum mengenai pelaku usaha di Kabupaten Musi Rawas


Utara dapat dilihat pada data produksi ternak di Kabupaten Musi Rawas
sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data di atas, perusahaan industri
di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari usaha skala besar, sedang, dan
mikro. Adapun rinciannya adalah usaha besar sebanyak 7, usaha sedang
sebanyak 13, dan usaha mikro sebanyak 750.
3. Nilai Investasi
Adapun nilai investasi dari kelompok industri di Kabupaten Musi
Rawas adalah sebagai berikut:
Tabel 8.7
Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, dan Investasi Menurut Kelompok Industri di
Kabupaten Musi Rawas Tahun 2013
Kelompok
Unit usaha
Tenaga kerja
Investasi (000 Rp)
industri
Industri Besar
4
486
10.520.000
Industri Aneka
164
1.723
14.368.237
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai nilai investasi di Kabupaten Musi Rawas


Utara dapat dilihat pada data produksi ternak di Kabupaten Musi Rawas
sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data di atas, nilai investasi
Kabupaten Musi Rawas dikelompokan ke dalam dua kelompok, yaitu
industri besar nilai investasinya sebesar 10.520.000 dan industri kecil nilai
investasinya sebesar 14.368.257.
B. Sasaran Penyelesaian
Sebagai

sasaran

penyelesaiannya,

bagi

investor

yang

akan

menginvestasikan modal telah dinaungi oleh Peraturan Pemerintah Nomor


18 Tahun 2015 maupun Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130 Tahun
2011. Beberapa fasilitasi pajak penghasilan untuk penanaman modal di
bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu dan
fasilitasi untuk pelaku usaha dengan pembebasan atau pengurangan pajak
penghasilan badan.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

71

Berikut merupakan isi dari Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2015


tentang Fasilitasi Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal Di BidangBidang Usaha Tertentu Dan/Atau Di Daerah-Daerah Tertentu :
Pasal 2 Ayat (1) Kepada Wajib Pajak badan dalam negeri yang
melakukan Penanaman Modal, baik Penanaman Modal baru maupun
perluasan dari usaha yang telah ada, pada:
a. Bidang-bidang Usaha Tertentu sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Pemerintah ini; dan/atau
b. Bidang-bidang

Usaha

Tertentu

dan

Daerah-daerah

Tertentu

sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah ini,


dapat diberikan fasilitas Pajak Penghasilan.
Pasal 2 ayat (2) Fasilitas Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa:
a. pengurangan penghasilan neto sebesar 30% (tiga puluh persen) dari
jumlah Penanaman Modal berupa aktiva tetap berwujud termasuk
tanah yang digunakan untuk kegiatan utama usaha, dibebankan
selama 6 (enam) tahun masing-masing sebesar 5% (lima persen)
pertahun yang dihitung sejak saat mulai berproduksi secara
komersial;
b. penyusutan yang dipercepat atas aktiva berwujud dan amortisasi
yang dipercepat atas aktiva tak berwujud yang diperoleh dalam
rangka Penanaman Modal baru dan/atau perluasan usaha, dengan
masa manfaat dan tarif penyusutan serta tarif amortisasi ditetapkan
sebagai berikut:
1. Untuk penyusutan yang dipercepat atas aktiva berwujud:
Tabel 8.8
Kelompok Aktiva Berwujud

Kelompok Aktiva
Berwujud
I.

Masa
Manfaat
Menjadi

Tarif Penyusutan
Berdasarkan Metode
Garis Lurus

Saldo
Menurun

Bukan

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

72

Bangunan
Kelompok I

2 tahun

50%

100%
(dibebankan
sekaligus)
50%
25%
20%

Kelompok II
4 tahun
25%
Kelompok III
8 tahun
12,5%
Kelompok IV
10 tahun
10%
II Bangunan
Permanen
10 tahun
10%
Tidak
5 tahun
20%
Permanen
2. Untuk amortasi yang dipercepat atas aktiva tak berwujud :
Tabel 8.9
Kelompok Aktiva Tak Berwujud

Kelompok
Aktiva Tak
Berwujud

Masa
Manfaat
Menjadi

Kelompok I

2 tahun

Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV

4 tahun
8 tahun
10 tahun

Tarif Amortasi Berdasarkan


Metode
Saldo
Garis Lurus
Menurun
50%
100%
(dibebankan
sekaligus)
25%
50%
12,5%
25%
10%
20%

c. pengenaan Pajak Penghasilan atas dividen yang dibayarkan kepada


Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia
sebesar 10% (sepuluh persen), atau tarif yang lebih rendah menurut
perjanjian penghindaran pajak berganda yang berlaku; dan
d. kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 (lima) tahun tetapi tidak
lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. tambahan 1 tahun:
apabila Penanaman Modal baru pada bidang usaha yang diatur
pada ayat (1) huruf a dilakukan di kawasan industri dan/atau
kawasan berikut :
2. tambahan 1 tahun:
apabila Wajib Pajak yang melakukan Penanaman Modal baru
mengeluarkan biaya untuk infrastruktur ekonomi dan/atau sosial
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

73

di lokasi usaha paling sedikit sebesar Rp10.000.000.000,00


(sepuluh miliar rupiah);
3. tambahan 1 tahun:
apabila menggunakan bahan baku dan/atau komponen hasil
produksi dalam negeri paling sedikit 70% (tujuh puluh persen)
sejak tahun ke 4 (empat);
4. tambahan 1 tahun atau 2 tahun:
a) tambahan 1 (satu) tahun apabila mempekerjakan sekurangkurangnya 500 (lima ratus) orang tenaga kerja Indonesia
selama 5 (lima) tahun berturut-turut; atau
b) tambahan 2 (dua) tahun apabila mempekerjakan sekurangkurangnya 1000 (seribu) orang tenaga kerja Indonesia selama
5 (lima) tahun berturut-turut;
5. tambahan 2 tahun:
apabila mengeluarkan biaya penelitian dan pengembangan di
dalam negeri dalam rangka pengembangan produk atau efisiensi
produksi paling sedikit 5% (lima persen) dari jumlah Penanaman
Modal dalam jangka waktu 5 (lima) tahun;
6. tambahan 2 tahun:
apabila Penanaman Modal berupa perluasan dari usaha yang telah
ada pada Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau Daerah-daerah
Tertentu yang diatur pada ayat (1) huruf a dan/atau huruf b
sebagian sumber pembiayaannya berasal dari laba setelah pajak
(earning after tax) Wajib Pajak pada satu tahun pajak sebelum
tahun diterbitkannya izin prinsip perluasan penanaman modal;
dan/atau
7. tambahan 2 tahun:
apabila melakukan ekspor paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
dari nilai total penjualan, untuk Penanaman Modal pada bidang-

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

74

bidang usaha yang diatur pada ayat (1) huruf a yang dilakukan di
luar kawasan berikut.
Pasal 2 ayat (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf d angka 6 adalah sebagai berikut:
a. diberikan untuk kerugian fiskal pada tahun pajak saat mulai
berproduksi secara komersial atas Penanaman Modal berupa
perluasan dari usaha yang telah ada sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf d angka 6;
b. besarnya kerugian fiskal sebagaimana dimaksud pada huruf a
dihitung berdasarkan proporsi laba setelah pajak (earning after tax)
yang ditanamkan kembali dalam perluasan usaha terhadap nilai buku
fiskal seluruh aktiva tetap pada akhir tahun pajak saat dimulainya
berproduksi secara komersial sebagaimana dimaksud pada huruf a.
Pasal 3 ayat (1) Wajib Pajak yang melakukan Penanaman Modal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dapat diberikan fasilitas Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) sepanjang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. memiliki nilai investasi yang tinggi atau untuk ekspor;
b. memiliki penyerapan tenaga kerja yang besar; atau
c. memiliki kandungan lokal yang tinggi.
Pasal 4 ayat (1) Terhadap aktiva tetap yang mendapatkan fasilitas Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a dilarang
digunakan selain untuk tujuan pemberian fasilitas, atau dialihkan sebagian
atau seluruh aktiva tetap dimaksud kecuali diganti dengan aktiva tetap baru,
sebelum berakhirnya jangka waktu yang lebih lama antara:
a. jangka waktu 6 (enam) tahun sejak saat mulai berproduksi secara
komersial; atau
b. masa manfaat aktiva sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b angka 1.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

75

Selanjutnya dapat dilihat lebih lanjut dalam peraturan tersebut dan


peraturan lain berdasarkan peraturan menteri keuangan no 130 tahun 2011.
C. Arah Kebijakan
1. Peningkatan pemahaman mengenai peraturan mengenai penanaman
modal untuk pelaku usaha.
2. Peningkatan kapasitas SDM bagi pelaku usaha maupun bagi aparatur
yang berkepentingan.
3. Peningkatan fasilitasi terhadap pelaku usaha dalam berbagai bidang
usaha yang legal
D. Program Kegiatan
Untuk pemberian insentif kepada pelaku usaha dalam rangka
peningkatan investasi kepada daerah tertinggal di Kabupaten Musi Rawas
Utara, sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan, maka ada
program yang dapat dilaksanakan dan sesuai di Kabupaten Musi Rawas Utara
yaitu program pengembangan sistem pendukung usaha masyarakat.
E. Kegiatan Pokok Indikatif
Dari program diatas yang telah ditetapkan, maka terdapat beberapa
kegiatan yang ada pada program pemberian insentif kepada pelaku usaha
dalam rangka peningkatan investasi kepada daerah tertinggal yakni program
pengembangan sistem pendukung usaha masyarakat dengan kegiatan
Mendorong cepat tumbuhnya cluster industri yang berdaya saing melalui
pemberian insentif yang menarik untuk pemberian modal, yaitu kemudahan
perijinan, keringanan pajak dan retribusi.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

76

BAB IX
PENINGKATAN KONEKTIVITAS ANTAR WILAYAH

A. Permasalahan
Permasalahan yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara pada
konektivitas antar wilayah, yaitu:
1. Transportasi
Lancarnya transportasi bisa menjadi bahan pertimbangan investor
dan pengusaha untuk membuka usaha di suatu daerah.adapun kondisi
jalan di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebagai berikut:
Tabel 9.1
Kondisi Jalan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2013

Gambaran umum mengenai kondisi jalan di Kabupaten Musi Rawas


Utara dapat dilihat pada data kondisi jalan di Kabupaten Musi Rawas
sebagai induk pemekaran. Berdasarkan data di atas, kondisi jalan

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

77

Kabupaten Musi Rawas Pada tahun 2013, panjang jalan kabupaten dan
jalan desa di wilayah Kabupaten Musi Rawas mencapai 1.275,82km
dan 1.410,49 km. Dari total panjang jalan kabupaten, 76 persen dalam
keadaan baik, 19 persen dalam keadaan sedang, 3 persen rusak, dan 2
persen rusak berat. Adapun jumlah angkutan umum di kabupaten Musi
rawas seperti yang digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 9.2
Kendaraan Umum Menurut Trayek di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013

Berdasarkan data di atas, pada tahun 2013 fasilitas transportasi


umum di Kabupaten Musi Rawas Utara masih sangat minim. Jumlah
kendaraan umum yang melewat trayek Lubuklinggau-Nibung terdiri dari 4
bus, sedangkan trayek Lubuklinggau-Karang.
Selain moda transportasi darat, Kabupaten Musi Rawas juga
memiliki moda transportasi alternatif bagi masyarakatnya. Bandar Udara
Silampari dan dermaga sungai seperti, Dermaga Muara Kelingi, Dermaga

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

78

Muara Lakitan, Dermaga Semangus menjadi sarana pendukung

moda

transportasi udara dan sungai di kabupaten ini.


2. Telekomunikasi
Telekomunikasi menjadi salah satu faktorpendukung pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Musi Rawas Utara, adapun produksi pos sebagai
salah satu fasilitas komunikasi adalah sebagai berikut:
Tabel 9.3
Jumlah Kantor Pos di Kabupaten Musi Rawas tahun 2013

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Musi Rawas

Gambaran umum mengenai jumlah kantor pos di Kabupaten Musi


Rawas Utara dapat dilihat pada data jumlah kantor pos di Kabupaten
Musi Rawas sebagai induk pemekaran. Berdasarkan tabel di atas, di
Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar
50 persen disbanding tahun 2012 menjadi sebanyak 9 Kantor Pos Desa.
Telepon seluler bukan lagi merupakan

barang

mewah

bagi

masyarakat. Kepraktisan, kemudahan, dan makin terjangkaunya harga


dan biaya komunikasi semakin mendukung hal tersebut. Peningkatan
kebutuhan masyarakat akan telekomunikasi seluler selayaknya diikuti
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

79

oleh peningkatan di bidang jaringan seluler itu sendiri, baik jangkauan


maupun kualitas jaringan. Berikut jaringan seluler yang terdapat di
Kabupaten Musi Rawas tahun 2013:
Tabel 9.4
Jumlah Jaringan Seluler/Stasioner Menurut Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas
tahun 2013

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

80

Gambaran umum mengenai jaringan seluler di Kabupaten Musi


Rawas Utara dapat dilihat pada data jaringan seluler di Kabupaten Musi
Rawas sebagai induk pemekaran. Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui jumlah stasioner jaringan seluler di Kabupaten Musi Rawas
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, pada tahun
2013jumlahnya mencapai 101 stasioner yang tersebar di kecamatankecamatan di kabupaten ini.
3. Energi
Gambaran pembangkit dan pusat tenaga listrik tergambar pada
tabel berikut:

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

81

Tabel 9.5
Jumlah Desa yang Teraliri Listrik Menurut Kecamatan di Kabupatan Musi Rawas
Tahun 2013

Gambaran umum mengenai energi di Kabupaten Musi Rawas Utara


dapat dilihat pada data energi listrik di Kabupaten Musi Rawas sebagai
induk pemekaran. Tabel di atas menunjukkan, pada tahun 2013 jumlah
daerah yang sudah teraliri listrik di Kabupaten Musi Rawas baru sebesar
84,11 persennya saja. Kecamatan yang masih minim teraliri listrik adalah
kecamatan BTS Ulu dan Kecamatan Muara Lakitan. Adapun informasi
mengenai daerah yang sudah terlayani oleh PDAM seperti yang
digambarkan pada tabel 2.13 berikut:

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

82

Tabel 9.6
Jumlah Desa/Kelurahan yang Terlayani oleh PDAM Muara Beliti di Kabupaten
Musi Rawas Tahun 2013

Berdasarkan data di atas, pada tahun 2013 desa yang terlayani


PDAM adalah kecamatan rawas ulu sebanyak 3 desa, kecamatan rupit 2
desa, kecamatan karang jaya 2 desa, kecamatan rawas ilir 2 desa,
kecamatan karang dapo 3 desa, dsedangkan kecamatan ulu rawas dan
nibung belum memiliki pelanggan PDAM.
B. Sasaran Penyelesaian
Sasaran

penyelesaian yang hendak dicapai

dari peningkatan

konektivitas antar wilayah, yaitu meningkatkan pemerataan pembangunan


antar wilayah melalui:
1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas di wilayah perdesaan yang dapat
meningkatkan mobilitas masyarakat perdesaan dan terwujudnya
percepatan pembangunan diwilayah pedesaan;
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

83

2. Terwujudnya

sistem

jaringan

jalan

dan

efisiensi

pelayanan

transportasi yang mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa


antar wilayah pedesaan (lokal).
C. Arah Kebijakan
Penentuan arah dan kebijakan berkaitan dengan pencapaian sasaran
meningkatkan pemerataan pembangunan antar wilayah melalui :
1.

Mendorong peningkatan dan pengembangan prasarana jalan yang


menghubungkan wilayah perdesaan dan perkotaan, serta rehabilitasi
infrastruktur perdesaan lainnya;

2.

Mendorong peningkatan kegiatan ekonomi di wilayah tertinggal


dengan wilayah-wilayah yang cepat tumbuh dan strategis dengan
penekanan pada pertimbangan keterkaitan mata rantai proses dan
distribusi;

3.

Mendorong peningkatan/pembangunan jalan arteri primer, jembatan


yang menghubungkan jalur utama perekonomian; Penanganan jalan
untuk kawasan terisolir serta akses ke kawasan perdesaan

D. Program Kegiatan
Program-program sebagai implementasi arah kebijakan pengurangan
keterisolasian wilayah yang tertinggal di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah
sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Jalan dan Jembatan;
2. Program Pembangunan sarana ASDP dan Transportasi Laut;
3. Program Rehalibitasi/ Pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ;
4. Program Pengembangan Pemerataan dan Peningkatan Kualitas
Sarana dan Prasarana Serta Pengembangan Aplikasi Teknologi
Informasi dan Komunikasi;
5. Program Peningkatan Kualitas Jasa Pelayanan Sarana dan Prasarana
Ketenagalistrikan;

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

84

6. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau,


dan Sumber Air Lainnya;
7. Program Terkait Peningkatan Infrastruktur Perdesaan.
E. Kegiatan Pokok Indikatif
Program Peningkatan Pembangunan Jalan dan Jembatan melalui (1)
kegiatan peningkatan/ pembangunan jalan arteri primer jembatan yang
merupakan jalur utama perekonomian melalui pembangunan dan perbaikan
sarana jalan yang masih rusak dan rusak berat, (2) kegiatan peningkatan/
pembangunan jalan aretri primer jemabatan yang merupakan jalur utama
perekonomian melalui peningkatan jumlah jalan yang beraspal dan
mengurangi jalan dengan permukaan kerikil, tanah dan lainnya, (3) kegiatan
penanganan jalan untuk kawasan terisolir termasuk pulau- pulau kecil, dan
sepanjang pesisir melalui pembangunan jalan atau jembatan sebagai
penghubung.
Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
melalui (1) kegiatan Penyediaan pelayanan angkutan perintis (bis perintis)
terutama bagi masyarakat di wilayah perbatasan & daerah terpencil melalui
pengadaan terminal, halte dan angkutan perintis, dan (2) kegiatan
pembangunan transportasi umum yang terpadu berbasis masyarakat &
wilayah melalui pengadaan dan penambahan kendaraan umum

seperti

angkutan umum, dan bis.


Program Pembangunan Prasarana dan sarana ASDP serta Transportasi
Laut melalui (1) kegiatan Pembangunan sistem transportasi sungai/kanal
yang terpadu dengan sistem transportasi darat melalui pengadaan perahu
penyebrangan

antar

daratan

yang

terbelah

sungai,

(2)

Kegiatan

Pembangunan dermaga danau yang dapat dimanfaatkan sebaga sarana


transportasi maupun pariwisata dan (3) meningkatkan aksesibilitas pelayanan
ASDP di wilayah terpencil & perbatasan, melalui penambahan kapal perintis
& subsidi operasi ASDP perintis.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

85

Program Peningkatan Kualitas Jasa Pelayanan Sarana dan Prasarana


Ketenagalistrikan melalui kegiatan peningkatan pembangunan listrik
pedesaan yang diarahkan terutama untuk eksensifikasi dan intensifikasi
jaringan listrik pedesaan melalui pembangunan sarana penyedia listrik di
daerah dengan masyarakat yang masih belum menggunakan listrik.
Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau,
dan Sumber Air Lainnya melalui (1) kegiatan Pembangunan, pemeliharaan &
penatagunaan sumberdaya air pada wilayah kritis air dengan membangun
sumur resapan, (2) kegiatan pembangunan embung & pembangunan
penampung air lainnya dalam skala kecil di setiap wilayah krisis air, dan (3)
kegiatan peningkatan pemanfaatan potensi kawasan dan potensi air waduk,
danau, situ, embung, & bangunan penampung air lainnya.
Program Pengembangan Pemerataan dan Peningkatan Kualitas Sarana
dan Prasarana serta Pengembangan Aplikasi Teknologi Informasi dan
Komunikasi melalui (1) kegiatan pembangunan baru fasilitas telekomunikasi
secara selektif, (2) kegiatan fasilitas pembangunan titik akses komunikasi
(community acces point) berbasis desa, (3) kegiatan penyusunan dan
pengembangan Aplikasi UKM dan layanan Informasi Kesehatan Online dan
Perpustakaan Digital.
Program Terkait Peningkatan Infrastruktur Perdesaan dengan (1)
kegiatan peningkatan prasarana jalan perdesaan yang menghubungkan
kawasan perdesaan dan perkotaan dengan pembangunan dan perbaikan
jalan-jalan kerikil, (2) kegiatan peningkatan pelayanan sarana dan prasarana
energi termasuk ketenagalistrikan di perdesaan dengan penambahan
jaringan listrik di perdesaan, (3) kegiatan Peningkatan sarana dan prasarana
pos dan telematika (telekomunikasi dan informasi) di perdesaan dengan
pembangunan jaringan telepon dan kantor pos, (4) kegiatan optimalisasi
jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya melalui pembangunan aliran
air di perdesaan dan (5) kegiatan Pengingkatan pelayanan prasarana

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

86

permukiman, seperti pelayanan air minum, air limbah, persampahan dan


drainase.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

87

BAB X
PENINGKATAN KOORDINASI LINTAS SEKTOR DAN PENYEMPURNAAN REGULASI
A. Permasalahan
Pengembangan kerjasama lintas program merupakan suatu upaya
meningkatkan kerjasama yang sinergis antara program program dan atau
proyek-proyek lain dalam suatu kawasan tertentu. Dengan kerjasama sinergis
tersebut diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas, baik proses maupun
hasil pembangunanya bagi masyarakat sebagai subyek pembangunan.
Bahkan tidak sekedar menghasilkan output yang berkualitas, namun juga
dapat menghasilakan outcome dan impact (Multiplier effect).
Salah satu faktor terpenting dalam koordinasi pusat dan daerah adalah
terwujudnya sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah. Oleh
karena itu, setiap kebijakan yang dirumuskan perlu memperhatikan dan
menampung

aspirasi

daerah,

serta

mengutamakan

penyelesaian

permasalahan secara nyata di daerah. Selain itu, sinergi kebijakan juga


dimaksudkan agar pemerintah daerah mampu memahami dan melaksanakan
kebijakan pemerintah pusat dengan efisien dan efektif; serta mendukung
pelaksanaan kebijakan tersebut dengan berbagai sumber daya yang tersedia.
Koordinasi lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam satu Kabupaten
tidak mudah diupayakan, masing-masing sarat dengan kepentingan dan
terkesan kental dengan ego sektoral, akibatnya ada kasus-kasus bahwa disatu
desa/kecamatan yang selalu mendapat banyak proyek bahkan terkadang
sampai tumpang tindih, sementara dilain tempat sama sekali tidak pernah
mendapat perhatian, belum lagi dari sisi manfaatnya, antara satu dan lain
proyek bukan merupakan satu paket perencanaan kawasan yang saling
bertautan dan saling mendukung untuk kepentingan jangka panjang, namun
hanya untuk manfaat dan kepentingan sesaat atau jangka pendek dan dalam
scope kecil.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

88

Permasalahan yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara pada aspek


peningkatan koordinasi antar sektor dan penyempurnaan regulasi ialah,
Strategi Fasilitasi dalam pengembangan kerjasama lintas program
1.

Perencanaan pembangunan desa yang belum komperhensif, belum


mencakup semua aspek dan komponen yang dibutuhkan dalam
mewujudkan koordinasi antar sektor.

2.

Masih

kurangnya

kerjasama

lintas

program

mewujudkan

keterpaduan.
Pengembangan kerjasama lintas program dimaksud tidak sekedar
terhindarnya dari tumpang tindih program dan atau kebijakan,
namun mewujudkan program dan kebijakan yang menjadi satu
rangkaian instrumen terpadu, saling mendukung dan mewujudkan
kesejahteraan bagi daerah tertinggal.
B. Sasaran Penyelesaian
Sasaran penyelesaian yang hendak dicapai dari peningkatan koordinasi
antar sektor dan penyempurnaan regulasi antara pusat dan daerah dan antar
daerah diperlukan untuk:
1. Memperkuat koordinasi antar pelaku pembangunan di pusat dan
daerah;
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik
antardaerah, antar ruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah;
3. Menjamin

keterkaitan

dan

konsistensi

antara

perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan, baik di Pusat maupun di


Daerah;
4. Mengoptimalkan

partisipasi

masyarakat

di

semua

tingkatan

pemerintahan;
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

89

C. Arah Kebijakan
Penentuan arah dan kebijakan berkaitan dengan pencapaian sasaran
peningkatan koordinasi antar sektor dan penyempurnaan regulasi, antara
lain,
1.

Sinergi berbagai dokumen perencanaan pembangunan (RPJP dan


RPJPD, RPJM dan RPJMD, RKP dan RKPD);

2.

Sinergi dalam penetapan target pembangunan;

3.

Standarisasi

indikator

pembangunan

yang

digunakan

oleh

kementerian/lembaga dan satuan perangkat kerja daerah;


4.

Pengembangan database dan sistem informasi pembangunan yang


lengkap dan akurat;

5.

Sinergi dalam kebijakan perijinan investasi di daerah; dan

6.

Sinergi dalam kebijakan pengendalian tingkat inflasi.


Sinergi dalam perencanaan kebijakan pembangunan pusat dan

daerah baik lima tahunan maupun tahunan akan dilaksanakan dengan


mengoptimalkan
Pembangunan

penyelenggaraan
(Musrenbang)

di

Musyawarah

semua

tingkatan

Perencanaan
pemerintahan

(desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional)


sehingga terwujud sinkronisasi antara regulasi, kebijakan, program dan
kegiatan antarsektor, antarwaktu, antarwilayah, dan antara pusat dan
daerah. Selain itu, Musrenbang juga diharapkan dapat lebih mendorong
terciptanya proses partisipasi semua pelaku pembangunan dan
berkembangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

90

BAB XI
SUMBER PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

A. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)


Dalam rangka pelaksanaan pembangunan di daerah, khususnya daerah
daerah tertinggal sperti Kabupaten Musi Rawas Utara ini sangat
membutuhkan dukungan semua sektor terkait

yang didanai dari APBN

sebagai Sumber Utama Pendanaan. Dukungan pembiayaan yang diharapkan


dari APBN ini melalui komponen belanja yang terdiri dari:
1. Belanja Daerah Pusat.
Komponen Belanja Pemerintah Pusat ini disalurkan melalui
kementrian/lembaga, selanjutnya diharapkan dana tersebut dialokasikan
ke daerah Kabupaten Musi Rawas Utara melalui:

Dana Dekonsentrasi,
Yaitu dana untuk kegiatan non fisik yang dialokasikan ke daerah dan
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Propinsi,
dan selanjutnya membiayai pembangunan pada masing masing
kabupaten termasuk Musi Rawas Utara.

Dana Tugas Pembantuan,


Yaitu Dana untuk kegiatan fisik yang dialokasikan ke daerah dan
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Propinsi/
Kabupaten/kota termasuk Musi Rawas Utara.

2. Belanja ke Daerah khususnya Dana Alokasi Khusus.


Komponen belanja ke daerah dalam APBN yang relevan dengan
pembangunan daerah tertinggal adalah Dana Perimbangan yang berupa
Dana Alokasi Khusus(DAK).
Dana Alokasi Khusus (DAK) hanya dapat membiayai pembangunan
khususnya pada bidang :
Kesehatan
Pendidikan

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

91

Infrastuktur Jalan dan Jembatan


Infrastuktur Air Bersih
Perikanan
Pertanian
Lingkungan Hidup
Semua bidang yang dapat dibiayai dari Dana DAK diatas harus
relevan dengan kriteria daerah teringgal yang umumnya rendah.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka kementrian atau
lembaga

harus

mendukung

dengan

membuat

petunjuk

teknis

penggunaan dana DAK.


B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Hakekat dari pada pembangunan daerah tertinggal adalah menjadi
tanggungjawab daerah baik propinsi maupun kabupaten. Oleh karena itu
pemerintah daerah Kabupaten Musi Rawas Utara masih memprioritaskan
pengalokasian dananya untuk mengatasi ketimpangan daerah. Sumber dana
yang dapat dimanfaatkan adalah dari APBD Kabupaten Musi Rawas Utara
melalui subsidi daerah bawahan atau tugas pembantuan ke desa desa
dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara.
C. Dana Swasta dan Masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan,
pelayanan masyarakat dan pembagunan daerah, maka Kabupaten Musi
Rawas Utara harus dapat membuka diri untuk menerima masuknya investor
dan usahawan lainnya. Kapitalisasi dari sumber daya alam dan investasi
dunia usaha lainnya akan menghasilkan Pendanaan Langsung atas inisiatif
swasta/investor/dunia usaha sebagai wujud dari pengabdiannya kepada
masyarakat.
Kegiatan pembangunan ekonomi di Kabupaten Musi Rawas Utara
sampai saat ini Musi Rawas Utara banyak melibatkan Investor dalam skala
besar namun pada beberapa sektor usaha seperti perdagangan dan sektor

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

92

jasa lainnya sudah terdapat beberapa investor nasional dan lokal yang
melakukan kegiatan usaha di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara.
Bentuk pengabdian dari pihak swasta/investor dan dunia usaha di
Kabupaten Musi Rawas Utara ini diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan asli daerah, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk
mebiayai program-program pembangunan guna pengentasan kemiskinan di
wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara.
D. Dana dari Penerimaan Lain yang Sah.
Sumber pendanaan lainnya yang dapat membiayai pembangunan di
Kabupaten Musi Rawas Utara adalah dana yang diperoleh dari penerimaan
lain yang sah, baik yang dikelola langsung oleh masyarakat, lembaga non
pemerintah dan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara sendiri.
Penerimaan lain yang sah dan yang menjadi harapan Pemerintah
Kabupaten Musi Rawas Utara adalah Dana Hibah dari Pemerintah Pusat atau
Pinjaman Luar Negeri yang dihibahkan kepada daerah Kabupaten Musi Rawas
Utara.
Selain hal tersebut diatas, terdapat pula beberapa Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dan Organisasi non Pemerintah (NGO) yang melakukan
pendampingan sekaligus membiayai kegiatan-kegiatan yang langsung dan
nyata dalam upaya mengentaskan ketertinggalan daerah Kabupaten Musi
Rawas Utara.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

93

BAB XII
PRINSIP PELAKSANAAN, PENDEKATAN, DAN POLA KEBIJAKAN
A. Prinsip Pelaksanaan
Untuk mencapai sasaran pembangunan daerah tertinggal, maka dalam
pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip pelaksanaan pembangunan
sebagai berikut:
1. Berorientasi pada Masyarakat (People Center Oriented)
Masyarakat di daerah tertinggal adalah pelaku sekaligus pihak yang
mendapatkan manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan. Untuk itu,
program pembangunan daerah tertinggal diarahkan untuk membiayai
kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis dan
strategis masyarakat, yang hasil (output) dan dampaknya (outcome)
dapat dirasakan langsung oleh masyarakat setempat.
2. Sesuai dengan Kebutuhan Masyarakat (Socially Accepted)
Kegiatan pembangunan daerah tertinggal harus berdasarkan kebutuhan
daerah dan masyarakat penerima manfaat dan bukan berdasarkan asas
pemerataan. Dengan demikian diharapkan masyarakat akan menerima
manfaat yang optimal dan tanggung jawab secara penuh terhadap
program pembangunan daerah tertinggal.
3. Sesuai Dengan Adat Istiadat dan Budaya Setempat (Culturally
Appropriate)
Pengembangan kegiatan yang berorientasi pada kondisi dan kebutuhan
masyarakat perlu memperhatikan adat istiadat dan budaya yang telah
berkembang sebagai suatu kearifan tradisional (traditional wisdom)
dalam kehidupan masyarakat setempat dan memperkaya khasanah
budaya bangsa.
4. Berwawasan Lingkungan (Environmentally Sound)
Pelaksanaan kegiatan dalam program pembangunan daerah tertinggal
harus berwawasan lingkungan dan mengacu pada prinsip berkelanjutan.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

94

Prinsip ini mempertimbangkan dampak kegiatan terhadap kondisi


lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat di daerah yang
bersangkutan, baik untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
5. Tidak Diskriminatif (Non Discriminative)
Dalam pelaksanaan kegiatan di daerah tertinggal tidak diskriminatif, baik
dari segi suku, agama, ras, dan golongan. Prinsip ini digunakan agar
kegiatan pembangunan daerah tertinggal tidak bias pada kepentingan
pihak tertentu.
6. Demokratis dan Berkeadilan
Dalam menjalankan prinsip PPDT perlu dilakukan secara demokratis
dan berkeadilan yaitu mengikutsertakan masyarakat dan memperhatikan
kesamaan hak.
B. Pendekatan
Perkembangan hasil pembangunan nasional hingga saat ini masih
menghadapi persoalan adanya kesenjangan antar wilayah. Persoalan
kesenjangan didukung fakta masih tingginya disparitas kualitas sumber
daya manusia antar wilayah, perbedaan kemampuan perekonomian antar
daerah, serta belum meratanya ketersediaan infrastruktur antar wilayah.
Kondisi rendahnya pencapaian pembangunan tersebut diidentifikasi sebagai
daerah

tertinggal

dan

diperhitungkan

memiliki

indeks

kemajuan

pembangunan ekonomi dan sumberdaya manusia di bawah rata-rata


indeks nasional. Dalam kaitan inilah pembangunan daerah tertinggal
menjadi bagian penting dan strategis dari pembangunan nasional.
Daerah

tertinggal

merupakan

suatu

daerah

kabupaten

dengan

masyarakat dan wilay ahnya relatif kurang berkembang dibandingkan


daerah lain dalam skala nasional. Ketertinggalan daerah tersebut dapat
dilihat berdasarkan 6 (enam) kriteria utama yaitu, perekonomian
masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kemampuan
keuangan daerah, aksesibilitas dan karakteristik daerah. Hal inilah yang
mendasari diperlukannya upaya pembangunan daerah tertinggal yang

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

95

terencana dan sistematis agar kesenjangan antara daerah tertinggal dan


daerah maju dapat dikurangi.
Sebagai bagian integral dari sistem pembangunan nasional, pembangunan
daerah tertinggal memiliki makna strategis sebagai berikut:
1 Menciptakan pemerataan pembangunan wilayah yang berkeadilan dan
mengurangi kesenjangan antar daerah tertinggal dan daerah maju baik
dari sisi SDM, wilayah, infrastruktur, ekonomi dan sosial;
2 meningkatkan kapasitas pembangunan di daerah tertinggal sebagai
penjaga daerah perbatasan;
3 meningkatkan keberlanjutan pembangunan di daerah.
Selanjutnya pendekatan pelaksanaan pembangunan daerah tertinggal
dilakukan secara:
1. Desentralisasi, sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
dan Undang- undang Nomor 33 Tahun 2004 memberikan kewenangan
dan tanggung jawab kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten. Sedangkan Pemerintah Pusat memotivasi dan memfasilitasi
pemerintah

daerah

untuk

lebih

aktif

dalam

menangani

dan

membangun wilayahnya;
2. Terpadu, pembangunan daerah tertinggal dilakukan secara terpadu
dalam

satu

kesatuan

sehingga

terjadi

interaksi

dengan

pembangunandaerah maju;
3. Berkelanjutan, pembangunan daerah tertinggal memperhatikan aspek
pemeliharaan,

pemanfaatan

dan

pengembangan

hasil-hasil

pembangunan;
4. Partisipatif dan Inovatif, pembangunan daerah tertinggal mendorong
masyarakat untuk berpartisipasi

dan

berinovasi

dalam

proses

perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, evaluasi, dan pengawasan.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

96

C. Pola Kebijakan
Terdapat empat pola kebijakan pembangunan daerah tertinggal yang
ditempuh dalam mewujudkan visi dan misi Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal. Empat pola kebijakan ini mencerminkan perhatian
terhadap

pengembangan

kapasitas

penyelenggaraan

pembangunan

daerah, pengembangan sumber daya lokal yang memiliki kompetensi inti


dalam menghadapi persaingan antar daerah, pengembangan ekonomi
berdasarkan jalur ganda yakni berorientasi pada pertumbuhan ekonomi
dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Pola kebijakan pembangunan
tersebut adalah:
1. Pengembangan Kebersamaan dalam Pembangunan Daerah Tertinggal
yang Berbasis pada Semangat Otonomi Daerah
Pola kebijakan pengembangan kebersamaan ini dimaksudkan untuk
rekonsiliasi

berbagai

kekuatan

yang

mempengaruhi

proses

pembangunan di daerah tertinggal. Pengembangan kebersamaan


dimaksudkan pula terjadi dalam seluruh proses pembangunan daerah
yang meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pertanggungjawaban pembangunan daerah tertinggal. Kebersamaan
dalam seluruh proses pembangunan daerah ini diharapkan dapat
memacu terjadinya tanggung jawab bersama dalam pembangunan
daerah

tertinggal

sehingga

kesejahteraan

yang

tercipta

dapat

membawa kemaslahatan bersama bagi masyarakat di daerah tertinggal.


Dengan demikian apabila kompenen lokal, regional, pemerintah, swasta
da masyarakat mampu membangun kebersamaan melalui mekanisme
yang disediakan dalam penyelenggaraan otonomi daerah maka hal
tersebut sudah menjadai satu tahapan keberhasilan membangun
kapasitas penyelenggaraan otonomi daerah yang berbasis lokal.
Kapasitas ini tentu merupakan modal yang sangat berharga bagi
keberhasilan pelaksanaan strategi berikutnya.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

97

Pada saat yang sama, lemahnya kapasitas pembangunan daerah juga


berarti akan berkontribusi kuat pada kegagalan pelaksanaan strategi
berikutnya. Oleh karena itu, penekanan pada strategi pertama ini perlu
dilakukan secara sungguh-sungguh oleh penyelenggara pemerintahan
daerah di daerah tertinggal.
2. Pengembangan Potensi Lokal yang Berdaya Saing secara Berkelanjutan
Dalam era otonomi daerah terdapat peluang untuk mengembangkan
daerah masing-masing berdasarkan prakarsa dan aspirasi masyarakat
setempat dengan mempertimbangkan kondisi potensi lokal setempat.
Peluang seperti ini pada akhirnya memunculkan kompetisi antar daerah
untuk mencapai kepuasan optimum dalam pembangunan daerah.
Kepuasan optimum ini merupakan nilai-nilai ideal yang paling
dikehendaki oleh masyarakat sebuah daerah otonom.
Karena setiap daerah otonom memiliki preferensi nilai yang berbeda
serta sumber daya yang terbatas maka kompetisi antar daerah menjadi
sesuatu yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya kompetisi ini maka
akan muncul sebuah daerah yang memenangkan kompetisi dengan
merebut sebagian besar sumber daya luar daerah yang tersedia dan
akan muncul pula sebuah daerah yanng tampil kurang meyakinkan
sehingga gagal merebut sebagian besar sumber daya luar yang tersedia.
Untuk memenangkan kompetensi antar daerah maka daerah harus
mendayagunakan potensi lokalnya masing-masing. Potensi lokal ini ada
yang bersifat kompetitif yaitu jika potensi yang sama tersebut juga
dimiliki oleh daerah lain, sehingga untuk memenangkan kompetisi harus
bersaing dengan daerah lainnya. Dan potensi lokal juga ada yang b ersifat
komparatif yaitu jika potensi tersebut tidak atau jarang sekali dimiliki
oleh daerah lainnya.
Potensi lokal yang bersifat kompetitif dan komparatif merupakan potensi
yang harus dikembangkan untuk mencapai kemakmuran bersama.
Eksplorasi dan eksploitasi potensi lokal ini perlu dilakukan secara

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

98

bersungguh-sungguh guna memperoleh daya saing yang tinggi jika


berhadapan dengan daerah lainnya. Menjadi daya tarik investor
merupakan

hasil

dari

kemampuan

pemerintah

daerah

dalam

mengkonfigurasi kebijakannya h ingga memiliki nilai yang kompetitif bagi


investor. Pengelolaan potensi lokal melalui konfigurasi kebijakan
pemerintah ini merupakan isu strategis didalam pemacu percepatan
pembangunan daerah tertinggal.
3. Pola Kebijakan Jalur Ganda (Dual Track Strategy)
Kebijakan jalur ganda adalah penggunaan kebijakan pertumbuhan
ekonomi secara bersamaan dengan penggunaan kebijakan pemerataan
pembangunan. Kebijakan ini berarti menggabungkan dua kebijakan
konvensional tersebut dengan upaya mencapai hasil gabungan dari dua
kebijakan tersebut.
Penggunaan pola kaebijakan alur ganda dimaksudkan untuk mencapai
kemakmuran yang berkeadilan dengan pemenuhan hak-hak dasar
masyarakat dan pemerataan hasil-hasil pembangunan dan tanpa
mengabaikan penguatan landasan pembangunan ekonomi.
Penggunaan kebijakan pertumbuhan ekonomi semata yang dicirikan
dengan naiknya PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan pendapatan
perkapita. Akhirnya memeunculkan ketimpangan antar wilayah dan
antar penduduk karena gagalnya asumsi trickle down effect sebagai
mekanisme pemerataan dalam strategi pertumbuhan ekonomi.
Di masa depan, penggunaan strategi tunggal pertumbuhan ekonomi
telah ditinggalkan karena telah mengabaikan aspek keadilan dan
pemenuhan hak-hak dasar raktyat, baik dalam bidang sosial, ekonomi,
maupun politik. Namun demikian kebijakan pertumbuhan ekonomi tetap
dipergunakan untuk memperbesar kue ekonomi namun harus
dilaksanakan secara berkualitas dengan memperhatikan pemerataan dan
pemenuhan hak-hak dasar rakyat. Oleh karena itulah, diperlukan
keberpihakan pemerintah terhadap daerah tertinggal.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

99

4. Sinergitas Kebijakan
Pembangunan daerah tertinggal melibatkan banyak sektor dan tingkatan
pemerintah, untuk itu kebutuhan koordinasi, sinkronisasi menuju
sinergi

kebijakan

menjadi

suatu

kebutuhan

agar

percepatan

pembangunan daerah tertinggal tercapai.


Selama ini sektor-sektor belum sepenuhnya terkoordinasi dan terpadu
dalam melaksanakan programnya di bidang pembangunan daerah
tertinggal. Terwujudnya integritas

dan

sinergi

antara

beberapa

kebijakan, program dan keg iatan yang bermuara pada kemakmuran


rakyat daerah tertinggal harus menjadi orientasi dari sinergi kebijakan.
Sehubungan dengan itu perlu keterikatan, ketergantungan, dan saling
menunjang dalam rangka sistem percepatan pembangunan daerah
tertinggal. Dengan demikian pendekatan parsial atau sektoral tidak
menjadi pendekatan tunggal, ke depan dibutuhkan suatu formasi
bersama antara kebijakan, program dan kegiatan dari berbagai sektor
untuk mencapai optimalisasi nilai pembangunan di daerah tertinggal.
Untuk itulah maka perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan
kebijakan dan operasional kebijakan merupakan mata rantai untuk
menjamin adanya sinergi antara kebijakan pemberdayaan masyarakat,
infrastuktur, dan pengembangan ekonomi lokal. Harapan akhirnya, nilai
pembangunan daerah tertinggal dapat memberikan nilai tambah
terhadap sumber daya manusia.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

100

BAB XIII
KAIDAH PELAKSANAAN
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal akan mampu memberikan nilai bagi
seluruh lapisan masyarakat apabila pembangunan tersebut senantiasa disiplin
mengacu pada STRANAS PPDT. Oleh karenanya seluruh kegiatan baik dalam
kerangka regulasi dan kerangka pelayanan umum dan investasi pemerintah,
dalam satu program maupun kegiatan antar program pada satu kementerian,
departemen, non departemen, pemerintah daerah, serta masyarakat, tetap
memperhatikan peran/tanggungjawab/ tugas yang melekat pada masing-masing
institusi, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku.
Untuk mencapai keterpaduan dan sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian kegiatan yang telah diprogramkan, dapat dilakukan melalui
regulasi, forum koordinasi dan musyawarah pembangunan.
Pemerintah wajib menerapkan prinsi-prinsip tata pengelolaan pemerintahan
yang baik diantaranya prinsip-prinsip effisiensi, effektifitas, transparansi,
akuntabilitas, dan partisipasi dalam melaksanakan kegiatan dalam rangka
pencapaian visi, misi dan arah kebijakan yang tertuang dalam STRANAS PPDT.
Untuk itu diperlukan kaidah-kaidah pelaksanaanya yaitu:
1. Adanya koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kinerja
antara

Kementerian/Lembaga,

Provinsi

dan

Kabupaten

dalam

hal

perencanaan, pelaksanaan dan penganggaran mengacu pada Rencana Aksi


Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal ( RAN -

PPDT ),

Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Provinsi (


RAD - PPDT Provinsi ), dan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal Kabupaten ( RAD - PPDT Kabupaten) oleh Tim Koordinasi
RAN PPDT.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

101

2. Kementerian,

departemen,

lembaga

pemerintah

non

departemen

berkewajiban untuk: (a) menjabarkan Strategi Sektoral PPDT setiap tahunnya


ke dalam Rencana Aksi Sektoral Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
(RAS PPDT) yang akan dijadikan acuan bagi penyusunan Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (RENJA K/L) yang memuat rencana tahunan kegiatan
percepatan pembangunan daerah tertinggal yang bersumber dari pendanaan
APBN; (b) melakukan sinkronisasi dan sinergisitas kebijakan dan program
RENJA K/L dalam rangka percepatan pembangunan daerah tertinggal dengan
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahunnya; dan (c) melakukan
pemantauan serta melaporkan evaluasi pelaksanaan secara berkala kepada
Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
4. Bupati Daerah Tertinggal berkewajiban untuk: (a) menyusun Strategi Daerah
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (STRADA PPDT) di tingkat
kabupaten,

dengan

mengacu

pada

RPJM

Daerah

Kabupaten

dan

memperhatikan STRANAS PPDT dan STRADA PPDT Provinsi dalam rangka


mendukung langkah-langkah konkrit bagi penyelesaian masalah dan
percepatan pembangunan daerahnya masing-masing; (b) menjabarkan
STRADA PPDT Kabupaten ke dalam Rencana Aksi Daerah Percepatan
Pembangunan

Daerah

Tertinggal

(RAD

PPDT)

Kabupaten

dengan

memperhatikan RAN PPDT dan RAD PPDT Provinsi setiap tahunnya, serta
melaksanakan dan mengendalikannya; (c) membangun dialog yang aktif
dengan penduduk di daerahnya masing-masing; (d) melakukan sinkronisasi
dan sinergisitas kebijakan dan program RAD PPDT Kabupaten, dengan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD); (e) melaksanakan RAD PPDT
Kabupaten dalam rangka percepatan pembangunan di daerahnya masingmasing; dan (f) melakukan pemantauan serta melaporkan evaluasi
pelaksanaan ini secara berkala kepada Pemerintah melalui Gubernur.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

102

BAB XIV
ROADMAP STRADA 2015-2019 KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

A. Road Map Peningkatan Perekonomian Tahun 2015-2019


Dengan memperhatikan permasalahan yang bersifat nasional, baik di tingkat
pusat mupun daerah dalam rangka peningkatan daya saing, maka pembangunan
industri nasional yang sinergi dengan daerah dilakukan melalui dua pendekatan.
Pendekatan pertama yaitu pendekatan top down, merupakan pembangunan
industri yang direncanakan (by design) dengan memperhatikan prioritas dan
memenuhi kriteria yang ditentukan secara nasional dan diikuti oleh partisipasi
daerah. Kebijakan industri secara nasional dilakukan dengan menentukan
industri prioritas (35 industri prioritas, dengan pendekatan klaster). Pendekatan
kedua adalah bottom-up yaitu melalui pemilihan dan penetapan kompetensi inti
yang

merupakan

Pengembangan

keunggulan

kompetensi

daerah

inti

sehingga

industri

daerah

memiliki

daya

diharapkan

saing.
mampu

meningkatkan daya saing industri nasional karena pengembangan industrinya


lebih fokus dan lokusnya juga jelas, sehingga kinerja menjadi terukur dan mudah
dievaluasi program pengembangannya.
Dalam pendekatan tersebut, Kementerian Perindustrian beraprtisipasi
secara aktif dalam pengembangan/membangun kompetensi inti industri daerah
melalui identifikasi kompetensi inti industri dan fasilitasi lainnya. Namun
demikian, kajian tersebut masih sebatas menentukan kempetensi inti industri
yang dimiliki oleh kabupaten/kota dan belum menyentuh pada aspek kelayakan
bisnis/ekonominya. Hasil kajian kompetensi inti industri yang dihasilkan masih
menjadi semacam rekomendasi bagi daerah dalam rangka mengembangkan
sektor industrinya. Permasalahan yang juga dihadapi oleh daerah saat ini, antara
lain karena konsep kompetensi inti (beserta manfaat-manfaatnya) belum
diterapkan secara benar dalam perencanaan perekonomian daerah dan belum

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

103

menjadi komitmen yang kuat dari pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dan sejalan dengan amanat Peraturan
Presiden No. 28 Tahun 2008 Pasal 3 bahwa "Pemerintah Provinsi menyusun peta
panduan

pengembangan

industri

unggulan

provinsi;

dan

Pemerintah

Kabupaten/Kota menyusun peta panduan pengembangan kompetensi inti


industri Kabupaten/Kota, serta Menteri yang bertugas dan bertanggung jawab di
bidang perindustrian menetapkan peta panduan pengembangan industri
unggulan Provinsi dan peta panduan pengmangan kompetensi inti industri
Kabupaten/Kota". Sehubungan dengan hal tersebut, maka Kementerian
Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya memiliki kewajiban untuk menetapkan
Peraturan Menteri Perindustrian tentang peta panduan pengembangan
Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID). Penetapan peta panduan Peraturan
Menteri Perindustrian merupakan wujud komitmen bersama antara pusat dan
daerah, serta menjadi pedoman operasional bagi daerah dalam menyusun
perencanaan pembangunan industri di daerah.
Dalam rangka mencapai output yang telah ditetapkan, peta panduan
pengembangan industri unggulan provinsi sebagai pedoman operasional
aparatur pemerintah Provinsi dalam rangka menunjang secara komplementer
dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pengembangan industri di
daerah dan merupakan pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor,
antar instansi terkait di pusat dan pemerintah provinsi. Sedangkan peta panduan
kompetensi inti industri kabupaten/kota sebagai pedoman oeprasional paratur
pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka menunjang secara komplementer dan
sinergik untuk susksesnya pelaksanaan program pengembangan kompetensi inti
industri daerah dan merupakan acuan Pemerintah Pusat dalam memberikan
fasilitasi.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

104

Berdasarkan hal tersebut, Menteri Perindustrian telah menetapkan peta


panduan pengembangan industri unggulan Provinsi dan peta panduan
kompetensi inti industri Kabupaten/Kota setelah peta panduan tersebut dikaji
dan dirumuskan oleh tim teknis. Pada tahun 2009 telah ditetapkan 2 SK Menteri
Perindustrian, pada tahun 2010 telah ditetapkan 10 SK Menteri Perindustrian,
dan pada tahun 2011 telah ditetapkan 26 SK Menteri Perindustrian tentang Road
Map pengembangan Industri Unggulan Provinsi dan kompetensi inti industry.
Berikut merupakan gambaran roadmap tersebut :

Gambar 14.1
Pengelompokan Klaster Industri Prioritas

Gambar tersebut menjelaskan beberapa fokus dalam industri yang dapat


dilaksanakan oleh kabupaten, di Musi Rawas Utara Sendiri dapat dilaksanakan
beberapa industri misalnya garam, mengingat potensi sumber daya alam Musi
Rawas Utara yang sebagian besar merupakan daerah pantai dapat dimanfaatkan
sebagai industri penghasil garam laut. Selain itu, potensi yang dimiliki Musi
Rawas Utara di sektor agro, menjadi sasaran pengembangan agroindustri.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

105

Berikut pemaparan mengenai roadmap yang telah ditetapkan menteri


perindustrian :

Gambar 14.2
Daftar Peraturan Menteri Perindustrian Tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster
Industri Prioritas

Gambar 14.3
Lanjutan Daftar Peraturan Menteri Perindustrian Tentang Peta Panduan
Pengembangan Klaster Industri Prioritas

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

106

Gambar 14.4
Lanjutan Daftar Peraturan Menteri Perindustrian Tentang Peta Panduan
Pengembangan Klaster Industri Prioritas

Gambaran roadmap tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan


prioritas pada daerah tersebut. Dengan melihat roadmap tersebut, diharapkan
kebutuhan akan peningkatan industri dapat terealisasi.

B. ROAD MAP PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA TAHUN 2015-2019


Dengan memperhatikan RJPMN 2015-2019 buku I, sumber daya manusia
yang dimaksud adalah tenaga kerja. Dengan keterbukaan pasar sudah terdeteksi
dengan adanya kecenderungan perusahaan untuk menjadi lebih fleksibel,
dengan karakteristik usaha yang tidak berorientasi pada tenaga kerja murah dan
produksi massal, namun fleksibel untuk merespon berbagai kebutuhan.
Kebutuhan tenaga kerja yang memiliki berbagai keahlian (multitasking),
termasuk kemampuan komunikasi, serta siap untuk bekerja dalam bentuk
kontrak maupun part time merupakan peluang dalam meningkatkan daya saing.
Selain pasar ASEAN, pekerja Indonesia telah memasuki pasar internasional
Negara-negara non-Asean. Mengantisipasi perubahan kebijakan dari Negara
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

107

non-ASEAN, diperlukan penyiapan dan langkah-langkah strategis dalam


meningkatkan produktivitas rakyat sehingga dapat merespon kebutuhan tenaga
kerja yang ada.
Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), Iptek, dan
kapasitas tata kelola kelembagaan pemerintahan daerah tertinggal, meliputi
aspek peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan daerah, kelembagaan dan
keuangan daerah. Peningkatan pengembangan kemampuan SDM dan Iptek
dilakukan melalui penyediaan SDM yang memiliki kompetensi yang disesuaikan
dengan kebutuhan pengembangan industri dimasing-masing pusat-pusat
pertumbuhan, Selain itu, akan dilakukan pembangunan klaster inovasi sebagai
Centre of Excellence atau Science and Technology Park dalam rangka
mendukung peningkatan kemampuan berinovasi untuk meningkatkan daya
saing di Koridor Ekonomi, serta mengoptimalkan interaksi dan pemanfaatan
sumber daya universitas, lembaga litbang, dan dunia usaha. Berikut merupakan
gambaran roadmap mengenai peningkatan sumber daya manusia :

Suksesi 2019

Suksesi 2017 :

Suksesi 2018 :
Reformasi
kelembagaan ke
arah yang lebih baik

Suksesi 2016 : Peningkatan


kapasitas aparatur
pemerintahan daerah
melalui pengembangan
kompetensi SDM sesuai
kebutuhan serta
peningkatan kelembagaan
dan tata kelola keuangan
daerah

Gambar 14.5
Peningkatan Sumber Daya Manusia

Roadmap diatas menggambarkan alur suksesi peningkatan sumber daya


manusia dengan pendekatan manajemen sumber daya manusia. Dengan adanya
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

108

roadmap ini diharapkan peningkatan sumber daya manusia dapat terencana


dengan baik sesuai alur yang telah ditentukan.
C. ROAD MAP PENINGKATAN INFRASTRUKTUR TAHUN 2015-2019
Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam peningkatan infrastuktur,
diantaranya adalah analisis dalam infrastuktur apa saja yang dibutuhkan daerah.
Infrastuktur dikaitkan ekonomi, energi dan lingkungan, serta globalisasi. Salah
satunya. Meningkatkan kapasitas infrastuktur baik secara kelembagaan maupun
secara fisik dalam infrastuktur.

Gambar 14.6
RPJM 2015-2019 Bidang Infrastruktur Kemaritiman

D. ROAD MAP PENINGKATAN KAPASITAS FISKAL TAHUN 2015-2019


Dalam RPJMN 2015-2019 dikemukakan mengenai kebijakan keuangan
negara dan fiskal, dikemukakan sebagai berikut : Kebijakan fiskal pada tahun
2015-2019 diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif
dan berkeadilan serta mendorong strategi re-industrialisasi dalam rangka
transformasi ekonomi dengan tetap mempertahankan keberlanjutan fiskal
melalui peningkatan mobilisasi penerimaan negara dan peningkatan kualitas

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

109

belanja Negara serta optimalisasi pengelolaan risiko pembiayan/utang.


Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
Pertama, meningkatkan penerimaan perpajakan menjadi sekitar 15
persen PDB pada tahun 2019 melalui (i) Penguatan SDM dan kelembagaan
(perpajakan dan kepabeanan), termasuk peningkatan jumlah SDM Pajak dan
kepabeanan menjadi dua kali lipat pada tahun 2019 yang dibarengi dengan
upaya

peningkatan

kualitasnya;

(ii)

Ekstensifikasi

dan

intensifikasi

pengumpulan pajak terutama Pajak Pertambahan Nilai (PPN) & Pajak


Penghasilan (PPh) Orang Pribadi. Selain itu akan dilakukan juga peningkatan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Kedua, meningkatkan kualitas belanja melalui: (i) pengurangan alokasi
anggaran yang tidak tepat sasaran (khususnya belanja subsidi energi melalui
peningkatan harga BBM dalam negeri secara langsung di akhir tahun 2014
sehingga rasio subsidi energi turun dari 3,4 persen pada tahun 2014 menjadi
0,7 persen pada tahun 2019; (ii) penghematan subsidi energi dialokasikan
pada belanja modal, sehingga alokasi belanja modal naik dari 1,6 persen PDB
tahun 2014 menjadi 3,9 persen pada tahun 2019; (iii) pengalokasian dana
penghematan subsidi BBM serta pelaksanaan SJSN kesehatan dan
ketenagakerjaan dalam bantuan sosial; (iv) peningkatan dana desentralisasi
dan keuangan daerah beserta kualitas pengelolaannya termasuk mulai
dialokasikannya dana desa sebesar Rp1 miliar per desa pada tahun 2015.
Ketiga, menjaga rasio utang pemerintah dibawah 30 persen dan terus
menurun yang diperkirakan menjadi 21,1 persen pada tahun 2019;
mengupayakan keseimbangan primer (primary balance) terus menurun
hingga tahun 2019; serta menjaga defisit anggaran dibawah 3 persen dan
pada tahun 2019 menjadi surplus 1,2 persen PDB.
Sasaran peningkatan penerimaan negara akan dicapai melalui reformasi
perpajakan secara komprehensif dan optimalisasi Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP). Sasaran peningkatan kualitas belanja negara akan dicapai

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

110

melalui penyempurnaan perencanaan penganggaran negara, peningkatan


kualitas pelaksanaan anggaran negara, dan peningkatan kualitas pengelolaan
desentralisasi fiskal dan keuangan daerah. Sasaran penurunan rasio utang
pemerintah akan dicapai melalui peningkatan pengelolaan risiko pembiayaan
anggaran. Selanjutnya untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, secara
umum kebijakan fiskal dalam lima tahun mendatang adalah sebagai berikut:
Pertama, dari sisi penerimaan negara, kebijakan-kebijakan yang akan
dilakukan terkait dalam rangka reformasi penerimaan perpajakan yang
komprehensif adalah: (i) peningkatan kapasitas SDM perpajakan, baik dalam
jumlah maupun mutunya untuk meningkatkan rasio ketercakupan pajak (tax
coverage ratio); (ii) penyempurnaan peraturan perundang-undangan
perpajakan, termasuk insentif pajak untuk mendorong re-industrialisasi yang
berkelanjutan dalam rangka transformasi ekonomi; (iii) pemetaan wilayah
potensi penerimaan pajak hasil pemeriksaan; (iv) pembenahan sistem
administrasi perpajakan; (v) ekstensifikasi dan intensifikasi pajak melalui
perluasan basis pajak di sektor minerba dan perkebunan serta penyesuaian
tarif; (vi) peningkatan efektivitas penyuluhan; (vii) penyediaan layanan yang
mudah, cepat dan akurat; (viii) peningkatan efektivitas pengawasan; dan (ix)
peningkatan efektivitas penegakkan hukumbagi penyelundup pajak (tax
evasion)
Kedua, terkait dengan penerimaan kepabeanan dan cukai, kebijakan
yang akan dilakukan antara lain adalah: (i) memperkuat kerangka hukum
(legal framework) melalui penyelesaian/ penyempurnaan peraturan di bidang
lalu lintas barang dan jasa; (ii) peningkatan kualitas sarana dan prasarana
operasi serta informasi kepabeanan dan cukai; (iii) pengembangan dan
penyempurnaan sistem dan prosedur yang berbasis IT yang meliputi
profilling Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK), peningkatan
implementasi pintu tunggal nasional Indonesia (Indonesia National Single
Window INSW); persiapan operator ekonomi yang berwenang (Authorized
Economic Operator AEO) dan pengembangan Tempat Penimbunan
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

111

Sementara (TPS); (iv) ekstensifikasi dan intensifikasi barang kena cukai; serta
(v) peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Kepabeanan.
Ketiga, terkait dengan optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP), kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan antara lain adalah: (i)
penyempurnaan regulasi; (ii) Optimalisasi PNBP migas dan nonmigas; (ii)
Inventarisasi, intensifikasi, dan ekstensifikasi PNBP yang dikelola oleh K/L;
serta (iii) Optimalisasi PNBP umum dan BLU.
Keempat, dari sisi belanja negara, kebijakan yang akan dilakukan terkait
dengan penyempurnaan perencanaan penganggaran negara antara lain
adalah: (i) pengurangan pendanaan bagi kegiatan yang konsumtif dalam
alokasi anggaran Kementerian/ Lembaga; (ii) merancang ulang kebijakan
subsidi guna mewujudkan subsidi yang rasional penganggarannya dan tepat
sasaran; (iii) pemantapan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK)
dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) untuk meningkatkan
disiplin dan kepastian fiskal dan (iv) penataan remunerasi aparatur negara
dan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Kelima, terkait dengan peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran,
kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan antara lain adalah : (i)
penyempurnaan dan perbaikan regulasi dan kebijakan sehingga diharapkan
penyediaan dan penyaluran dana di bidang investasi, pinjaman dan kredit
program sesuai dengan program kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah
dalam rangka mendorong pertumbuhan infrastruktur dan iklim investasi
pemerintah; (ii) Pengelolaan kas yang efektif untuk mencapai jumlah
likuiditas kas yang ideal untuk membayar belanja pemerintah melalui neraca
tunggal perbendaharaan (treasury single account) dan perkiraan kas (cash
forecasting) yang handal, serta manajemen surplus kas yang mampu
memberi kontribusi optimal bagi penerimaan negara; dan (iii) Memodernisasi
kontrol dan monitoring pelaksanaan anggaran dengan sistem informasi yang
terintegrasi.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

112

Keenam, terkait dengan pengelolaan desentralisasi fiskal dan keuangan


daerah, kebijakan yang akan dilakukan antara lain adalah: (i) Mempercepat
penyelesaian RUU tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (HKPD) yang merupakan revisi dari UU 33/2004; (ii) mempercepat
pelayanan evaluasi Perda/raperda tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (PDRD), meningkatkan kualitas evaluasi Perda PDRD serta
meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan PDRD; (iii)
Memepercepat pelaksanaan pengalihan anggaran pusat ke daerah untuk
fungsi-fungsi yang telah menjadi wewenang daerah, mengalihkan secara
bertahap dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan menjadi Dana Alokasi
Khusus (DAK) dan mempengaruhi pola belanja daerah untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik; (iv) mempertegas peran Menteri Keuangan selaku
pengelola kebijakan fiskal nasional untuk menjaga keselarasan pembangunan
ekonomi termasuk dalam rangka pengendalian dan kehati hatian fiskal
nasional dan daerah.
Ketujuh, terkait pengelolaan pembiayaan anggaran, kebijakan-kebijakan
yang akan dilakukan adalah: (i) pemanfaatan Sisa Anggaran Lebih (SAL)
sebagai fiscal buffer untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis
pasar SBN; (ii) optimalisasi perencanaan dan pemanfaatan pijaman untuk
kegiatan produktif antara lain melalui penerbitan sukuk berbasis proyek; (iii)
pengelolaan Surat Berharga Negara melalui pengembangan pasar SBN
domestik dan pengembangan metode penerbitan SBN valas yang lebih
fleksibel;

(iv)

pengelolaan

Risiko

keuangan

yang

terintegrasi;

(v)

penggabungan lembaga keuangan penjaminan investasi dalam satu wadah


untuk membiayai kegiatan-kegiatan beresiko tinggi; serta (vi) implementasi
manajemen kekayan-utang (Asset Liability Management ALM) untuk
mendukung pengelolaan utang dan kas negara.
Dalam hal reformasi kelembagaan, maka mendesak untuk dilakukan
rekonfigurasi fungsi-fungsi keuangan negara sebagi berikut: (i) pengumpulan
pendapatan atau penerimaan negara, termasuk perpajakan dilaksanakan
Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

113

oleh suatu lembaga khusus yang berada langsung di bawah Presiden namun
tetap di bawah koordinasi Menteri Keuangan. Secara konstitusi, urgensi
peningkatan institusi penerimaan Negara ini juga didasarkan pada
pentingnya peranan penerimaan negara/pajak yang disebut dalam UUD
1945; (ii) penyatuan fungsi perbendaharaan dengan fungsi pengelolaan
kebijakan fiskal; serta (iii) harmonisasi dan sinergi yang optimal antara fungsi
perencanaan dan pengalokasian anggaran/belanja, khususnya alokasi pada
prioritas pembangunan, untuk memastikan bahwa visi, misi, dan program
aksi Presiden beserta program/kegiatan lain yang menjadi prioritas
pembangunan tertuang dalam dokumen anggaran yang siap dilaksanakan
Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan kebijakan fiskal di atas, kebijakan
dan alokasi anggaran belanja negara dalam RPJMN 2015-2019 didasari oleh
perkembangan asumsi dasar ekonomi untuk menyesuaikan antara kebutuhan
pendanaan dengan kapasitas pendanaan. Dengan kapasitas pendanaan yang
terbatas serta di sisi lain tingginya kebutuhan pendanaan, maka diperlukan
beberapa strategi di dalam alokasi belanja pemerintah.
Alokasi belanja diarahkan pertama untuk mendanai belanja yang
mendukung kebutuhan dasar operasionalisasi pemerintahan seperti gaji dan
upah serta belanja yang diamanatkan perundangan (mandatory spending)
seperti Pendanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional, Anggaran Pendidikan,
Penyediaan Dana Desa dan lainnya. Kedua, alokasi untuk mendanai isu
strategis jangka menengah yang memegang peran penting dalam pencapaian
prioritas

nasional

seperti

pembangunan

infrastruktur

konektivitas,

pemenuhan alutsista TNI, ketahanan pangan dan energi. Ketiga, alokasi


mendanai prioritas pada Kementerian/Lembaga sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Dalam implementasi pelaksanaannya, peningkatan kualitas belanja
melalui efisiensi dan efektifitas sangat dibutuhkan. Untuk mendukung, upaya
tersebut, secara berkesinambungan terus dilakukan reformasi perencanaan

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

114

dan penganggaran melalui penerapan prinsip-prinsip kerangka pengeluaran


jangka menengah (medium term expenditure) serta memperkuat anggaran
berbasis kinerja (performance based budgeting) yang telah diterapkan di
RPJMN sebelumnya.
Dengan berbagai kebijakan yang akan diambil dalam lima tahun ke
depan tersebut, prospek keuangan negara dalam jangka menengah periode
ketiga adalah sebagaimana dalam Tabel IV.5. Prospek keuangan negara
tersebut sejalan dengan arahan RPJPN 2005-2025 yang menuntut
pengelolaan keuangan negara untuk bertumpu pada sistem anggaran yang
transparan,

bertanggung

jawab,

dan

dapat

menjamin

efektivitas

pemanfaatan.
Dengan menimbang arahan yang telah dirancang dalam RPJMN 20152019 mengenai keuangan negara dan fiskal, maka daerah mengembangkan
hal tersebut kedalam peta alur (roadmap), berikut merupakan gambaran dari
roadmap peningkatan kebijakan fiskal :

Gambar 14.7
Roadmap Peningkatan Kapaitas Fiskal Daerah

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

115

Dari gambar tersebut dipaparkan bagaimana perkembangan dari


peningkatan kapasitas fiskal daerah dengan dari tahun ke tahun hingga
terlihat peningkatannya.
E. ROAD MAP PENINGKATAN AKSESIBILITAS TAHUN 2015-2019
Aksesibilitas merupakan cara untuk mencapai tempat atau kawasaan
tertentu. Peningkatan aksesibilitas yang menghubungkan daerah tertinggal
dengan kawasan strategis melalui pembangunan sarana dan prasarana,
seperti: peningkatan akses jalan, jembatan, pelabuhan, serta pelayanan
penerbangan perintis dan pelayaran perintis. Selain itu, aksesibilitas meliputi
jarak yang ditempuh untuk mencapai tempat pelayanan kesehatan maupun
pelayanan pendidikan serta kemudahan mendapatkan informasi dengan
adanya sarana teknologi dan komunikasi. Berikut merupakan gambaran
peningkatan aksesibilitas dalam roadmap :

2016

Penyediaan
simpul
transportasi
khususnya
simpul
transportasi
laut, alat
transportasi

Menjadikan
aksesibilitas

dengan
2017 terintegrasi
menyiapkan

Meningkatkan
kapabilitas

pengelola
2018 lembaga
dan pemeliharaan

aparatur pengelola

2019

akses jalan

Gambar 14.8
Roadmap peningkatan aksesibilitas

Peningkatan aksesibilitas ini seperti yang terdapat dalam roadmap di


atas,

menjabarkan

peningkatan

yang

dilakukan

dengan

membuat/memperbaiki infrastuktur, menambah sarana transportasi, dan


menambah/memperbaiki sarana pelayanan kesehatan maupun pendidikan
serta menambah/memperbaiki fasilitas teknologi dan komunikasi dengan

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

116

meningkatkan kerjasama baik dengan pemerintah maupun pihak swasta


dalam pengembangannya. Peningkatan dibentuk dalam beberapa sektor, 1)
Sektor infrastuktur jalan, 2) Sektor infrastuktur kesehatan, 3) Sektor
infrastuktur pendidikan, 4) Sektor teknologi dan telekomunikasi.
F. ROAD

MAP

PENANGANAN

KONFLIK

DAN

BENCANA

SESUAI

KARAKTERISTIK DAERAH TAHUN 2015-2019


Untuk mengurangi risiko bencana, maka sasaran penanggulangan
bencana adalah mengurangi indeks risiko bencana pada PKN dan PKW yang
memiliki indeks risiko bencana tinggi, baik yang berfungsi sebagai KEK,
KAPET, KSN, ataupun PKSN.
Untuk mengantisipasi risiko bencana yang sudah ada dan yang berpotensi
dimasa yang akan datang bila tidak dikelola/ diminimalisasi akan dapat
mengakibatkan terjadinya kemunduran dari pembangunan yang sudah
dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka arah kebijakan didalam
penanggulangan bencana adalah (1) mengurangi risiko bencana; dan (2)
meningkatkan ketangguhan menghadapi bencana.
Strategi penanggulangan bencana dan risiko bencana adalah sebagai berikut :
a. Pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan
sektoral dan wilayah;
b. Harmonisasi kebijakan dan regulasi penanggulangan bencana di pusat
dan daerah;
c. Penyediaan kajian dan peta risiko untuk perencanaan pembangunan;
d. Penyusunan RPJMD dan RTRWP/K yang sensitif terhadap risiko bencana;
e. Penyediaan dan operasionalisasi sistem peringatan dini;
f. Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiagaan;
g. Pengembangan IPTEK dan pendidikan untuk membangun budaya
keselamatan terhadap bencana;

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

117

h. Perkuatan kapasitas manajemen penanggulangan bencana pada fase pra


bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana dan peningkatan kapasitas
aparatur dan masyarakat;
i.

Partisipasi

dan

peranserta

multi-pihak

dalam

penyelenggaraan

penanggulangan bencana;
j.

Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan


berkelanjutan;

k. Penurunan kerentanan terhadap bencana.


Roadmap Penanggulangan Bencana BPBD 2013 2018 adalah dokumen
yang menjelaskan strategi implementasi dari usaha-usaha pengembangan
yang dijelaskan dalam Renstra BPBD.
Konteks strategik: Menyusun rencana dengan sasaran yang tepat,
lintasan perjalanan yang tepat, dengan biaya yang tepat, menggunakan
teknologi dan kapabilitas yang tepat, dan pada saat/ waktu yang tepat.
Menciptakan/ membangun visi bersama berdasarkan kapabilitas yang
diperlukan sekarang dan di masa datang. Mengkomunikasikan kebutuhan
(khususnya kebutuhan teknis berbasis kapabilitas (capability-based
technical needs). Mengembangkan jadwal dan prioritas (schedule and
priorities).

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

118

BAB XV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Strategi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yang
tertuang dalam dokumen ini memperkuat dan mempertajam RPJM
Daerah dan rencana strategis [Renstra] Kabupaten Musi Rawas Utara,
khususnya didalam upaya Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
secara terpadu dan terencana menuju masyarakat Musi Rawas Utarayang
maju dan sejahtera sejajar dengan kabupaten lainnya di Indonesia.
2. Strategi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yang
tertuang dalam dokumen ini bukanlah suatu buku resep, melainkan lebih
sebagai pedoman dan acuan oleh setiap pelaku pembangunan dalam
mengambil langkah kebijakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
masing masing lembaga baik di tingkat daerah dan pusat.
3. Strategi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

yang

tertuang dalam dokumen ini memperlihatkan suatu keperluan untuk


menciptakan dan mengembangkan sinergi antar pelaku pembangunan,
termasuk juga dengan komponen masyarakat dan institusi lokal, didalam
percepatan pengentasan dari ketertinggalan sehingga terwujud program
pembangunan daerah tertinggal yang tepat tujuan dan sasaran, terpadu,
partisipatif, dan berkelanjutan.
B. SARAN
Demi mewujudkan visi, misi dan tujuan Strada PPDT ini yang tertuang dalam
dokumen ini, maka disarankan:
1. Dukungan Anggaran dari Pemerintah Pusat dan Propinsi selain dari
Anggaran Kabupaten sendiri.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

119

2. Dukungan fasilitasi dari Kementerian Negara Pembangunan Daerah


Tertinggal dalam mewujudkan Strada PDT kabupaten ini sebagai Strategi
yang dipedomani oleh setiap lembaga baik di Propinsi dan Pusat.
3. Perlu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melaksanakan programprogram prioritas yang tercantum dalam lampiran Strada PDT ini dari
semua Stakeholder.

Strategi Daerah PPDT Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015-2019

120

Anda mungkin juga menyukai