A. PENGANTAR
Om Swastiastu.
Sesanti Angayubagia / puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, berkat Asung Kertha Wara Nugraha – Nya, sehingga
Kabupaten Buleleng Tahun 2013 sebagai implementasi amanat konstitusi dapat kami
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan, menurut asas otonomi dan tugas
daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyampaian ILPPD Tahun
2013 ini berpedoman kepada Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang _
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
Pemerintahan Daerah.
Penyampaian ILPPD Kabupaten Buleleng Tahun 2013 kepada masyarakat pada dasarnya
sepanjang Tahun 2013, berdasarkan tolok ukur kinerja yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD ) Kabupaten Buleleng 2005 – 2025 dan
2017, sebagai penjabaran Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ke
dalam Setrategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, Program Prioritas Kepala Daerah
dan Arah Kebijakan Keuangan Daerah, serta sebagai implementasi pencapaian sasaran
terhadap program dan kegiatan Pemerintah Daerah yang tertuang melalui Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Buleleng Tahun 2013. Dengan demikian gambaran
kinerja tahun ini merupakan sebuah implementasi kebijakan dalam penyelenggaraan Urusan
Dan kami bersyukur, dengan keterbatasan dan kekurangan yang ada, pencapaian target
kinerja di tahun 2013 dapat kami penuhi. Dan untuk target pembangunan yang belum
tercapai secara optimal, akan kami jadikan refrensi untuk bahan evaluasi peningkatan
Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah membantu dan berpartisipasi aktif dalam
penyelesaian laporan ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih dengan harapan
semoga segala upaya kita dalam rangka membangun Bumi Panji Sakti tercinta akan
senantiasa mendapatkan tuntunan dan petunjuk Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang
Maha Esa.
Om Cantih,Cantih,Cantih Om.
B. PENDAHULUAN
1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN BULELENG
Secara geografis Kabupaten Buleleng terletak pada posisi 6 o03’40” - 8o23’00” LS dan
114o25’55” - 115o27’28”
berupa daerah berbukit dan bergunung yang membentang di bagian Selatan, sedangkan
di bagian Utara sepanjang pantai merupakan dataran rendah yang sempit dan kurang
landai. Tipologi geografis yang demikian dikenal sebagai Nyegara Gunung, posisi yang
cukup strategis menurut konsep Hindu yang menganut sistem hulu ( ulun) dan hilir
(teben). Kabupaten Buleleng memiliki potensi pembangunan berupa luas wilayah yang
cukup besar, yaitu 1.365,88 Km2 atau 24,25% dari luas Provinsi Bali, dengan batas-batas
wilayah di Sebelah Barat Kabupaten Jembrana, Sebelah Utara Laut Bali, Sebelah Timur
809.897 orang yang terdiri dari 413.454 orang laki-laki dan 396.443 orang perempuan.
Sex Ratio mencapai 104,29. Dengan kepadatan penduduk di Kabupaten Buleleng pada
tahun 2013 mencapai 592,95 orang / Km2. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Buleleng
pembangunan daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun sebagai penjabaran visi, misi,
dan program Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2012-2017 yang memuat arah
SKPD, program lintas SKPD, program kewilayahan, rencana kerja dalam kerangka regulasi
yang bersifat indikatif, dan rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif.
Berdasarkan kondisi umum daerah Kabupaten Buleleng saat ini, permasalahan, tantangan
dan isu-isu strategis yang dihadapi di masa depan, serta dengan memperhitungkan
faktor strategis, potensi Sumberdaya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM),
segenap pemangku kepentingan. Arah menuju visi tersebut dapat diukur melalui
prinsip pemerintahan yang baik (Good and Clean Governance), yaitu profesional,
masyarakat.
Tersedianya sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi
kebutuhan pokok.
Terwujudnya pariwisata berbasis budaya dan keindahan alam yang unik, serta
angka harapan hidup dan terpenuhnya sistem pelayanan sosial melalui Asuransi
Kesehatan.
Kemampuan daya beli masyarakat yang ditunjukan oleh meningkatnya
berusaha).
Berkembangnya keterpaduan antar sektor dalam pengelolaan potensi ekonomi
perdesaan.
3. Damai, diukur dengan:
Teraktualisasinya keragaman budaya lokal.
Terjaminnya kebebasan beribadah.
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan ketentraman, ketertiban
kehidupan bermasyarakat.
Terwujudnya lingkungan permukiman yang berlandaskan kearifan lokal.
Terwujudnya penggunaan ruang dan lahan sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah.
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata
bermoral.
4. Menumbuhkembangkan sinergi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) dalam
Mengacu pada pernyataan visi dan misi yang didasarkan pada isu-isu dan analisis
strategik, maka tujuan yang secara spesifik ingin dicapai dalam 5 tahun kedepan adalah:
1. Meningkatkan perekonomian daerah.
2. Meningkatkan daya saing daerah.
3. Meningkatkan daya beli masyarakat.
4. Meningkatkan produksi dan daya saing produk unggulan daerah.
5. Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas serta terjangkau
Sedangkan sasaran umum yang merupakan target atau hasil yang diharapkan dari
pembangunan Kabupaten Buleleng Tahun 2012-2017, dimana atas keberhasilan target ini
berikut:
1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan.
2. Meningkatnya penanaman modal baik asing maupun dalam negeri.
3. Meningkatnya pendapatan masyarakat.
4. Meningkatnya kuantitas dan kualitas produk unggulan daerah.
5. Meningkatnya daya saing produk-produk unggulan daerah di pasaran.
6. Terwujudnya struktur perekonomian yang tangguh berbasis unggulan daerah.
7. Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat.
8. Meningkatnya derajad kesehatan masyarakat.
9. Meningkatnya profesionalisme dan kemandirian Aparatur Pemerintah.
10. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
11. Meningkatnya partisipasi pemangku kepentingan dalam setiap tahapan
pembangunan.
12. Tumbuhnya rasa memiliki dikalangan pemangku kepentingan.
13. Meningkatnya peran pemangku kepentingan dalam pengendalian pembangunan.
14. Meningkatnya apresiasi masyarakat dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal
yang adiluhung.
15. Tumbuh dan berkembangnya kesenian berbasis budaya Bali.
16. Tegaknya supremasi hukum, ketentraman, dan keadilan disemua aspek kehidupan.
17. Terwujudnya perlindungan dan kesejahteraan sosial.
18. Terwujudnya kesetaraan gender dalam pembangunan.
19. Terjaganya kualitas sumber daya alam.
20. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan
21. Meningkatnya pemanfaatan sumber energi terbarukan.
Kabupaten Buleleng ini, diharapkan masyarakat dapat melihat dan memahami gambaran
meliputi : kinerja keuangan daerah, prioritas pembangunan daerah dan indikator kinerja
makro sebagai akumulasi atas seluruh kinerja pembangunan daerah Kabupaten Buleleng
C. PEMBAHASAN
1. Kinerja Keuangan Daerah.
1.1. Pendapatan Daerah.
Kinerja Pendapatan Daerah Kabupaten Buleleng pada Tahun Anggaran 2013
dan lain – lain pendapatan daerah yang sah. Tahun 2013 pendapatan daerah
puluh milyar enam ratus lima puluh tujuh juta dua ratus sembilan puluh
dua ribu lima ratus enam puluh lima koma empat puluh sembilan
rupiah ), dengan capaian 100,82% dari target yang direncanakan dalam APBD
ratus tujuh puluh sembilan milyar tiga ratus lima puluh dua juta tujuh
ratus tiga puluh satu ribu lima ratus enam puluh koma dua puluh lima
1.1.1. Pendapatan Asli Daerah ( PAD , Tahun 2013 pendapatan asli daerah
dua ratus sembilan puluh dua juta sepuluh ribu lima ratus tiga
tiga puluh tujuh juta seratus dua belas ribu tiga ratus tiga puluh
12.732.894.317,67 dan Lain – lain pendapatan asli daerah yang sah yang
( sembilan ratus tujuh milyar delapan ratus lima puluh satu juta
seratus dua ribu tujuh ratus lima puluh lima rupiah ) , realisasi ini
ratus delapan puluh juta tiga ratus sembilan puluh empat ribu
sembilan ratus tujuh puluh enam koma tujuh puluh rupiah ). Realisasi
Rp. 67.212.020.000,00.
1.1.3. Lain – lain pendapatan daerah yang sah, meliputi Dana bagi hasil pajak
daerah yang sah sebesar Rp. 322.514.179.271,44 ( tiga ratus dua puluh
dua milyar lima ratus empat belas juta seratus tujuh puluh sembilan
ribu dua ratus tujuh puluh satu koma empat puluh empat rupiah )
atau tercapai 90,10% dari target yang direncanakan pada tahun 2013
yakni sebesar Rp. 325.435.224.253,55 ( tiga ratus dua puluh lima milyar
empat ratus tiga puluh lima juta dua ratus dua puluh empat ribu
dua ratus lima puluh tiga koma lima puluh lima rupiah ).
sembilan ratus delapan puluh lima juta sembilan ratus empat puluh
delapan ribu seratus empat puluh delapan koma empat puluh lima
rupiah ) atau 93,35% dari target yang direncanakan yakni sebesar Rp.
1.513.581.004.661,80 ( satu triliun lima ratus tiga belas milyar lima ratus
delapan puluh satu juta empat ribu enam ratus enam puluh satu koma
yang direncanakan dalam tahun anggaran 2013, yang tercermin dari realisasi
belanja daerah sebagai berikut : (1). belanja tidak langsung sebesar Rp.
tiga puluh tiga juta dua ratus tiga puluh tujuh ribu lima ratus tiga puluh
koma empat puluh lima rupiah ) atau 95,14% dari target yang direncanakan
milyar lima ratus tiga puluh enam juta tiga ratus lima puluh tujuh ribu
tujuh ratus sembilan puluh koma delapan puluh rupiah ). Realisasi belanja
ratus enam puluh delapan milyar enam ratus lima puluh dua juta tujuh
ratus sepuluh ribu enam ratus delapan belas rupiah ) atau 89,94% dari
dua puluh satu milyar empat puluh empat juta enam ratus empat puluh
enam ribu delapan ratus tujuh puluh satu rupiah ). Realisasi belanja
dan sebagaian kecil sebagai pengaruh dari beberapa penundaan kegiatan yang
tidak terealisasi di Tahun Anggaran 2013 dan dilanjutkan pada Tahun Anggaran
2014.
1.3. Pembiayaan
Kinerja pembiayaan daerah sebesar Rp. 134.355.571.851,55 ( seratus tiga
puluh empat milyar tiga ratus lima puluh lima juta lima ratus tujuh puluh
satu ribu delapan ratus lima puluh satu koma lima puluh lima rupiah )
atau 100,09 dari target pembiayaan daerah tahun 2013. Capaian kinerja
Lebih Pembiayaan Anggaran ( SILPA) pada Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp.
111.631.931.788,59.
melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Buleleng. Seluruh urusan tersebut
telah disahkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 3 Tahun 2008
Kinerja Kunci ( IKK ) Tataran Pengambil Kebijakan, Tataran Pelaksana Kebijakan pada
Aspek Capaian Kinerja Urusan Wajib dan Urusan Pilihan, Penyelenggaraan Tugas
dengan rencana tata ruang yang ada (RTRWK, RDTR, RTBL) sehingga
sebagai bagian dari pelayanan kepada masyarakat yang dalam hal ini
ruang. Perkembangan jumlah Ijin Mendirikan Bangunan menjadi hal yang sangat
oleh Dinas PU Kabupaten Buleleng namun kini ditangani oleh Kantor Pelayanan
dibandingkan tahun 2012 dimana rasio rumah ber-IMB hanya mencapai 5,22%.
Sebagai catatan angka ini merupakan angka yang belum pasti karena seperti
diketahui bahwa arsip mengenai jumlah pasti kepemilikan ijin IMB di kabupaten
Buleleng ikut terbakar pasca rusuh Tahun 1999. Angka yang didapat hanya
merupakan akumulasi rata – rata penerbitan ijin IMB selama 6 tahun terakhir
yang mencapai 2,092 dengan rata – rata per tahun 418 ijin yang diterbitkan.
IKK Keberadaan PERDA RTRW,
Untuk pengaturan tata ruang wilayah di Kabupaten Buleleng tahun 2013 telah
juga tidak terlepas dari ketepatan pelayanan aparatur dalam rangka memberikan
2013 data penduduk Kabupaten Buleleng yang sudah terekam E-KTP berjumlah
431.576 orang dari jumlah penduduk yang wajib ber-KTP yang berjumlah
ingin biaya tersebut menjadi beban bagi masyarakat, namun di satu sisi Pemkab
biaya kepengurusan KTP sebagaimana diatur dalam PERDA No.19 tahun 2011
penambahan terhadap jumlah personil Sat Pol PP yang ada saat ini. Sampai
Tahun 2013 jumlah personil Sat pol PP (PNS) Kabupaten Buleleng berjumlah 66
Anggaran 2014. Berdasarkan data rasio jumlah Sat Pol PP terhadap jumlah
penduduk mencapai 0,8 per 10.000 penduduk. Untuk penambahan tenaga saat
aturan –aturan yang akan menjadi acuan dalam rangka meminimalisasi terhadap
mewujudkan rasa aman, tertib dan tentram pada masyarakat dari gangguan
yang ditimbulkan oleh keberadaan PSK, PKL atau PMKS, maka Pemerintah
tentang PSK melalui Perda No. 6 Tahun 2009 tentang ketertiban umum dan
Tahun 2013.
Mengacu pada keberhasilan yang telah dicapai tentunya tidak bisa dipisahkan
pemerintah. Laporan ini nantinya akan dipakai sebagai bahan evaluasi dan
8 tahun 2006.
Penyampaian laporan keuangan dan kinerja kepada pemerintah juga dinilai
laporan keuangan dan laporan kinerja adalah 2 (bulan) setelah tahun anggaran
Pelayanan Minimal (SPM), diukur melalui indikator jumlah urusan wajib yang
Pemerintah Daerah. MOU dengan daerah lain yang masih berlaku sampai
daerah,
IKK Kesesuaian Prioritas Pembangunan,
Sebagaimana tertuang dalam RKP Tahun 2010 ditetapkan 11 prioritas
pembangunan yang sesuai dengan RKP Tahun 2010 atau 72,73% dari prioritas
pembangunan nasional.
11. Fokus Kewenangan
IKK Urusan Wajib yang diselenggarakan daerah,
Implementasi PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang PEMBAGIAN URUSAN
No 58 Tahun 2005,
Penjabaran terhadap PP No. 5 Tahun 2005 telah dituangkan dalam Peraturan
belanja pelayanan dasar dengan APBD Kabupaten Buleleng Tahun 2013 yang
(public service) yang merupakan salah satu tugas dan fungsi Pemerintah Daerah
tenaga kerja, koperasi, sat pol pp dan kependudukan dan catatan sipil. Untuk
Jumlah 1.025.890.194.699,02
Dan total Belanja APBD Kabupaten Buleleng tahun Anggaran 2013 sebesar Rp.
dengan total belanja APBD mencapai 59,40%. Dengan rincian untuk total
total Belanja APBD Kabupaten Buleleng tahun Anggaran 2013 sebesar Rp.
1.513.581.004.661,80
13. Fokus Pelayanan Publik
IKK Keberadaan PERDA tentang Standar Pelayanan Publik sesuai dengan
diupayakan untuk selalu menjaga kualitas dan kuantitas pelayanan yang prima.
14. Fokus Kepegawaian
IKK Ratio PNS terhadap penduduk,
Perbandingan antara jumlah Pegawai Negeri Sipil dan Jumlah Penduduk di
Kabupaten Buleleng mencapai 1,28 Hal ini berdasarkan data bahwa jumlah PNS
809.897 jiwa.
IKK Sistem Informasi Kepegawaian,
Dalam rangka penataan kepegawaian daerah, maka Pemerintah Kabupaten
Kabupaten Buleleng.
15. Fokus Kelembagaan
IKK Penataan SKPD,
Sebagaimana yang diamanatkan PP No 41 Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten
Buleleng telah menyusun Organisasi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah beserta
tugas pokok dan fungsinya. Kebijakan ini dituangkan dalam PERDA No. 11 Th.
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2008 tentang
Dinas Daerah , 6 Badan, 3 Kantor, Sat Pol PP, RSUD, dan 9 Kecamatan. Jadi
5) Perda Kab. Buleleng No. 5 Th. 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
Kabupaten Buleleng
8) Perda Kab. Buleleng No. 11 Th. 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Asing.
4) Raperda tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan.
5) Raperda tentang Perusahaan Daerah Pakir Kabupeten Buleleng.
6) Raperda tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun
Pelaksanaan Keputusan.
18. Fokus Keputusan DPRD Yang ditindak lanjuti,
IKK Keputusan DPRD yang ditindak lanjuti
Tahun 2013 dari 12 Keputusan yang dihasilkan DPRD semuanya atau 100 %
lebih tinggi. Tahun 2013 dalam proses pengambilan keputusan oleh Bupati
Perundang – Undangan
21. Fokus Perda yang Dibatalkan.
IKK Jumlah Perda Yang Dibatalkan,
Tidak ada PERDA yang dibatalkan dalam Tahun 2013.
h. Intensitas dan efektifitas Proses Konsultasi Publik Antara Pemerintahan Daerah
konsultasi publik.
23. Fokus Media Informasi pemda yang dapat diakses publik
IKK Adanya media informasi Pemda yang dapat diakses oleh publik
Kabupaten Buleleng untuk Tahun 2013 dapat diakses melalui media informasi
Umum mencapai 65,42 %. Hal ini tercermin melalui Belanja Publik yang
Rp. 796.419.220.000.
26. Fokus Alokasi Belanja pada APBD.
IKK Belanja Langsung terhadap total APBD,
Perbandingan Belanja Langsung dalam APBD Kabupaten Buleleng Tahun 2013
dari Total Belanja APBD Kabupaten Buleleng Tahun 2013 yang besarnya
Rp. 1.513.581.004.661,80.
j. Aspek Intensitas, Efektifitas dan Transparansi Pemungutan Sumber – Sumber
daerah adalah opini Wajar Dengan Pengecualian ( WDP) dan Demikian juga
sebesar Rp. 111.631.931.788,59 atau 8,03% dari total pendapatan daerah yang
93,95 %.
31. Fokus Pengawasan Inspektorat Kabupaten.
IKK Rasio temuan BPK RI yang ditindak lanjuti,
Sampai dengan akhir tahun 2012 jumlah temuan BPK RI atas efektifitas
dan Realiasasi PAD Kabupaten Buleleng Tahun anggaran 2013 sebesar Rp.
mencapai 125,23%
33. Fokus Peningkatan PAD.
IKK Peningkatan PAD,
PAD untuk Tahun Anggaran 2013 realisasinya mengalami peningkatan terhadap
PAD tahun sebelumnya yaitu mencapai 24,25 %, dimana realisasi PAD untuk
tahun 2013,
Penghargaaan yang diterima dari pemerintah sebagai pengakuan keberhasilan
1. Tropy SLDH
2. Tropy WTN
3. Tropy Raksaniyata
4. Adipura
5. Paramadhana Utama Nugraha
6. Satker Terbaik Lingkup Ditjen KP3K
7. Percepatan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan P3K
Penghargaan yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng tahun 2013
berjumlah 7 penghargaan.
35. Fokus Pengadaan Barang dan Jasa.
IKK Keberadaan E-procurement,
Proses pengadaan barang dan jasa yang telah menggunakan sistem e-
negosiasi antara panitia pengadaan dan peserta lelang tender. Tahun 2013
kerja sebanyak 440 orang dan nilai investasinya mencapai Rp. 63.505.000.000,00
2.2. Tataran Pelaksana Kebijakan pada Aspek Capaian Kinerja Urusan Wajib dan
15 tahun keatas yang dapat baca tulis, 30.382 dibagi jumlah penduduk usia
usia 7-12 tahun di jenjang SD/MI /paket A, 64.463, dibagi jumlah penduduk
siswa usia 13-15 tahun di jenjang SMP/MTs /paket B, 25.554, dibagi jumlah
jenjang SD/MI berjumlah 122, dibagi jumlah siswa pada tingkat yang sama
pada jenjang SMP/MTs berjumlah 129 dibagi jumlah siswa pada tingkat yang
jenjang SMA/SMK/MA, 199 dibagi jumlah siswa pada tingkat yang sama
2013, 11.658 dibagi jumlah siswa pada tingkat tertinggi SD/MI pada tahun
tahun 2013, 9.431 dibagi jumlah siswa pada tingkat tertinggi SMP/MTs pada
7.050 dibagi jumlah siswa pada tingkat tertinggi SMA/SMK/MA pada tahun
Tk.1 pada jenjang SMP/MTs, 11.523, dibagi jumlah lulusan SD/MI tahun
siswa baru Tk.1 pada jenjang SMA/SMK/MA, 8.898, dibagi jumlah lulusan
14) Guru yang memenuhi kualifikasi Sl/D-IV 85,20 % ( PNS dan NON PNS , TK –
SMK Negeri dan swasta ), dimana jumlah guru berijasah kualifikasi SI/D-IV,
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sebanyak 1.723 dibagi Jumlah ibu
oleh jumlah ibu bersalin yg ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah
seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja pada kurun waktu yg sama
buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yg sama yang
berjumlah 18 orang.
5) Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita TBC BTA +, dengan
TBC BTA (+) yang ditemukan di satu wilayah kerja selama 1 tahun sebanyak
293 orang dibagi Jumlah perkiraan penderita baru TBC BTA (+) dalam kurun
ditangani sesuai SOP di satu wilayah kerja selama 1 tahun dibagi 1.052
capaian 2,81 persen, dengan indicator pada tahun 2013 terdapat 6.867
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi 11.232 bayi lahir
Angka pencapaian ini ditunjukkan melalui jumlah daya tampung TPS tahun
Buleleng tidak ada kasus lingkungan yang terjadi dan ditangani oleh
1) Panjang jalan kabupaten tahun 2013 dalam kondisi baik 198,193 Km2 dibagi
panjang seluruh jalan kabupaten tahun 2013, 821,402 Km2 dikali seratus
ruang terbuka hijau per satuan wialayah berHPL/HGU. Tahun 2013 belum ada
data terkait luasan ruang terbuka hijau dan luas wilayah berHPL/HGU. Namun
2012-2017.
3) RKPD Tahun 2013 ditetapkan dengan Peraturan Bupati No.33A tahun 2012
2013, 250.416.
2) Lingkungan pemukiman kumuh sampai saat ini belum ada data.
3) Rumah layak huni mencapai 90,40%, sebagai perbandingan jumlah rumah
layak huni yang mencapai 142.089 berbanding dengan jumlah rumah yang
Rumah.
h. Urusan Pemuda dan Olah Raga,
1) Jumlah Gelanggang / Balai Remaja (selain milik swasta) 0,07 Per 1000
penduduk.
2) Rasio Lapangan Olah Raga 0,51 Per 1000 Penduduk, dimana jumlah
dengan raihan prestasi bidang olah raga tingkat nasional Tahun 2013 oleh para
SMAN 1 gerokgak
7. Putu Ary Suryawan cabang olahraga Tenis Lapangan Mendapatkan
Bugis
11. Ketut Ria Darmiyanti, Luh Ita Yani dan Luh Sara Sendi cabang Olahraga
SMAN 1 Kubutambahan
12. Kadek Ratnadi cabang olahraga Sepak Takraw mendapatkan Medali
realisasi PMDN Tahun 2012 dikali seratus sehingga hasilnya -56%. Jadi terjadi
didapat melalui pembagian jumlah koperasi yang aktif 339 dibagi jumlah
pada tahun 2013 di kabupaten Buleleng terdapat 382 koperasi yang terdiri atas
KUD 13 koperasi, KSU 176, KSP 58, KPN 52, KOPKAR26, KOPTAN 20,
non pertanian 1.342, aneka jasa 765, sehingga total berjumlah 10.253 UKM.
2013 meliputi :
- Penerbitan Kartu Keluarga (KK).
Sesuai dengan target SPM bahwa pada Tahun 2015 seluruh Kepala Keluarga
wajib KK sudah memiliki Kartu Keluarga (KK). Pada Tahun 2013, dari wajib KK
KTP harus memiliki KTP elektronik. Sedangkan untuk penerbitan KTP sampai
dengan tahun 2013, dari wajib KTP sebanyak 602.164 yang telah terlayani
2015.
- Penerbitan Akta Kelahiran.
Sesuai dengan target SPM bahwa pada Tahun 2020 masyarakat yang
sebanyak 809.897 jiwa yang telah memiliki akta sebanyak 253.570 atau
meninggal wajib memiliki akta kematian dengan target sebesar 70% dari
karena tidak adanya laporan/data tentang kematian. Untuk itu pada tahun-
persen, sebagai hasil jumlah pekerja yang ditempatkan 496 orang dibagi
2.228 orang dibagi Jumlah pekerja / buruh 10.579 orang dikali seratus
tahun 172.753 ton dibagi jumlah penduduk tahun 2013, 809. 897 jiwa. Struktur
bahwa produktifitas tanaman bahan pangan masih cukup tinggi. Tahun 2013
luas tanam padi mencapai 24,353 Ha, dengan luas panen mencapai 22,804 Ha
59,80 Kw/Ha GKG. Untuk produksi jagung tahun 2013 mencapai 23.524 ton/
pipilan kering, dari luas tanam seluas 6.680 Ha. Sedangkan untuk ubi kayu dan
ubi jalar untuk tahun 2013 dari luas tanam seluas 562 Ha, produksi yang
hasilnya 2,51%.
- Angka Melek Huruf Perempuan Usia 15 Tahun Ke Atas, mencapai sebesar
41,80 %, sebagai hasil perbandingan antara Jumlah Anak Perempuan Usia >
15 yang melek huruf 9.978 dibagi Jumlah Anak Perempuan Usia > 15 tahun
23.873 orang.
- Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan, tercapai sebesar 97,30 %, jumlah
KKP Propinsi dan Jumlah Keluarga Balita Aktif dari sasaran 37.025 yang aktif
32.788 ( 88,56 % ).
p. Urusan Perhubungan,
Capaian kinerja urusan perhubungan ditunjukkan melalui indikator angkutan
orang.
q. Urusan Komunikasi dan Informatika,
Tingkat capaian kinerja penyelenggaraan urusan Komunikasi dan Informasi
www.bulelengkab.go.id
r. Urusan Pertanahan,
Pencapaian kinerja bidang pertanahan ditunjukkan melalui indikator berikut :
- Luas lahan bersertifikat mencapai 15,65 % , angka ini didapat dari
pada tahun 2013 7 ijin dibagi jumlah permohonan ijin lokasi pada tahun
pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP yaitu Kegiatan Fasilitasi Ormas
sebanyak 2 kegiatan.
t. Urusan Otonomi Daerah,
- Peraturan Daerah yang ditetapkan pada Tahun 2013 mencapai 8 PERDA,
- Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) diajukan ke legislatif Tahun 2013
berjumlah 6 Raperda,
- Jumlah Keputusan Bupati dalam 1 (satu) tahun berjumlah 2267 SK,
- Jumlah Peraturan Bupati selama 1 (satu) tahun berjumlah 72 Perbub,
- Selama Tahun 2013 tidak ada PERDA yang dibatalkan.
- Sistem Informasi Managemen Pemerintah Daerah ada 5 yakni ; SIMPEG,
laporan prognosis realisasi anggaran dan 300 buku laporan keuangan akhir
tahun.
Kabupaten Buleleng.
- Tersusunnya program kerja pemeriksaan tahunan terhadap 38 SKPD
Kabupaten Buleleng.
- Tindak lanjut dan LHP yang terbit tepat waktu sebanyak 48 LHP.
- Tindak lanjut dan prosentase penanganan penyelesaian kasus tepat waktu
sebanyak 16 kasus.
- Tindak lanjut dan prosentase temuan pemeriksaan yang selesai
ditindaklanjuti sebanyak 724 temuan dari target 819 temuan atau 88,40%.
99,73%. Serta lain – lain pendapatan asli daerah yang sah terealisasi sebesar
105,43%.
u. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Capaian kinerja pelaksanaan urusan Pemberdayaan Masuarakat ditunjukkan
melalui indicator :
- PKK Aktif di Kabupaten Buleleng sebagai hasil bagi jumlah Kader PKK aktif
3.565 dibagi jumlah keseluruhan PKK 3.565 kader dikali seratus sehingga
hasilnya 100%.
- Posyandu aktif sebagai hasil bagi jumlah posyandu aktif 714 dengan total
tidak potensial yang telah menerima jaminan social 48,32%, hasil ini sebagai
hasil perbandingan Jumlah penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut
usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial dalam satu tahun
32.212 orang dan Jumlah penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut
usia tidak potensial yang seharusnya menerima jaminan sosial dalam satu
jumlah PMKS yang diberikan bantuan 3.197 orang dibagi umlah PMKS yang
3. Benda, situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan sebanyak 86,27%,
dimana Benda, situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan sebanyak
44 buah sedangkan Benda, situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dimiliki
SKPD.
- Kegiatan Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan, 2 kegiatan yakni
perpustakaan daerah, 12.768 judul dibagi jumlah koleksi buku yang tersedia
dibagi jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani yang berjumlah
5.785 orang.
berikut ini:
1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal per hektar 5,47 Ton/Ha,
PDRB dari sektor Pertanian 2.614,8 milayar Rupiah dibagi Jumlah total PDRB
seluas 150 Ha. Luas total lahan kritis dalam kawasan hutan adalah 18.968,78
Ha, tingkat realisasi capaian rehabilitasi lahan kritis dalam kawasan adalah
0,79 %. Luas lahan kritis di luar kawasan hutan yang direhabilitasi dalam
tahun 2013 seluas 950 Ha. Luas total lahan kritis di luar kawasan hutan
adalah 31.895,06 Ha, tingkat realisasi capaian rehabilitasi lahan kritis luar
Luas kerusakan kawasan hutan akibat kebakaran tahun 2013 seluas 37 Ha.
Luas total kawasan hutan adalah 51.436,21 Ha. Luas kerusakan kawasan
hutan akibat illegal logging dan kekeringan dalam tahun 2013 nihil.
d. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral,
Capaian kinerja pelaksanaan urusan energy dan sumber daya mineral
seluas 19,6 Hektar dari keseluruhan luas areal penambangan seluas 4.606
Hektar.
2. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB, 0,84%. Jumlah kontribusi
PDRB dari sektor Pertambangan 76,1 milyar rupiah dari total PDRB yang
Kontribusi PDRB dari sektor pariwisata 976,2 milayar rupiah dari total PDRB
dari sektor industry 864,2 milyar rupiah dibagi jumlah total PDRB 9.115,7
milyar rupiah.
2. Pertumbuhan Industri secara keseluruhan -18,84%,Jumlah industri s.d tahun
2013, 56 industri dikurangi jumlah industri sd tahun 2012, 69, dan dibagi
jumlah industri s/d tahun 2012. Sehingga tahun 2013 terjadi penurunan
merupakan tugas yang dilakukan diluar pelaksanaan asas desentralisasi dan asas
Tahun 1999 dan Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2004. Berdasarkan Undang
- Undang Nomor 5 Tahun 1974, dikenal dengan Tugas Pemerintahan Umum (TPU)
Daerah. Fungsi dekonsentrasi secara limitatif berada di tingkat Propinsi saja. Sebagai
konsekuensi logis dari kebijakan desentralisasi tersebut, maka dalam Undang Undang
Nomor 32 Tahun 2004, tidak ada lagi pengertian Tugas Pemerintahan Umum
(TPU), yang ada adalah Tugas Umum Pemerintahan (TUP) yang isinya berbeda
adalah tugas Kepala Daerah Propinsi, dan Kabupaten/Kota diluar pelaksanaan asas
Perjanjian kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu lima tahun sejak perjanjian
Jangka waktu pelaksanaan kerjasama adalah dari tahun 2011-2016, dan dapat
untuk tiap kepala keluarga dengan perincian : lahan pekarangan seluas 0,25 Ha,
lahan usaha I (siap olah) seluas 0,75 Ha, lahan usaha II (kondisi belum siap)
seluas 1 Ha.
3) Pada Tahun 2012 sebagai penjabaran Pelaksanaan Urusan Trasmigrasi,
syarat yang telah disepakati bersama. Kegiatan kerjasama ini dijabarkan dalam
lahan bagi para trasmigran asal Kabupaten Buleleng sesuai kebutuhan dengan
perolehan lahan seluas 2 Ha untuk tiap kepala keluarga dengan perincian : lahan
pekarangan seluas 0,10 Ha, lahan usaha I (siap olah) seluas 0,90 Ha, lahan usaha
tahun sejak perjanjian ini ditandatangani dan dapat diperpanjang 3 ( tiga ) bulan
0,25 Ha , lahan usaha I ; 0,75 Ha, lahan usaha II ; 1 Ha, dan rumah tipe 36 M2.
5) Perjanjian kerjasama Gubernur Bali dengan Bupati Buleleng Nomor:
( JKBM). SKPD Pelaksana untuk perjanjian kerjasama ini adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten Buleleng.
melaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga yaitu dengan PT. Cendana Wangi
bahwa kegiatan usaha dikembangkan kearah usaha pertanian dalam arti luas,
Tuna baik segar maupun beku, lemuru (Sarden). Untuk anggaran yang muncul
Swatantra menyediakan kawasan seluas 3.000 Ha untuk budi daya rumput laut
dan 100 Ha untuk fasilitas pabrik. Jangka waktu kerjasama kegiatan ini berlaku
pihak.
3) Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Bappeda Kabupaten Buleleng
Perguruan Tinggi. Jangka waktu pelaksanaan kerjasama ini adalah satu tahun
Sekretariat Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja. Kerjasama ini bertujuan
terwujud LPD yang sehat dan member manfaat social, ekonomi dan budaya
kepada masyarakat. Jangka waktu pelaksanaan kerjasama adalah satu tahun dan
Gede Indria,SH yang bekedudukan di Jalan Suli Nomor 119 B1 Denpasar dengan
Pengadaan Barang dan jasa Dinas Pendidikan kabupaten Buleleng Tahun 2012
2013 sebesar Rp. 75.000.000,00. Perjanjian kerjasama ini berlaku untuk jangka
waktu tertentu hingga perkara gugatan tata usaha Negara (PTUN ) Nomor:
bantuan hokum atas upaya banding atas Putusan PTUN Denpasar Nomor :
untuk jangka waktu tertentu hingga upaya hokum banding atas Putusan PTUN
kasasi dalam upaya hokum kasasi atas putusan Pengadilan Tinggi Denpasar
Perjanjian kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu tertentu sampai dengan
kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu tertentu sampai gugatan tata usaha
managemen gaji (SIMGAJI) PNS daerah dan pelayanan proaktif. Jangka waktu
Buleleng Tahun Anggaran 2013. Kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu
Usaha Bar Zurich) pada sidang tanggal 21 Mei 2013 telah di putus berdasarkan
Keputusan Hakim PTUN No. 02/G/2013/PTUN.dps yang pada intinya pada amar
Pendidikan Kabupaten Buleleng Tahun 2012) pada sidang tanggal 14 Mei 2013
yang pada intinya amar Putusannya memenangkan pihak Tergugat atau Panitia
Surabaya);
12) Pemerintah Kabupaten Buleleng (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Mina Bahari dan Sekolah Tinggi Perikanan (STP).
Melalui Perjanjian kerjasama antara PT. Tropical Ocean Prawn dengan Kepala
Solar Packed Dealer Nelayan SPDN) di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Desa
dilaksanakan dengan pihak ketiga adalah tentang sewa pakai fasilitas yang ada
di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) berupa 1 unit rumah jaga, kios, mes dan satu
areal lahan di sebelah selatan SPDN yang digunakan sebagai kantor untuk
itu juga adalah pemanfaatan atau pengelolaan Solar Pocked Dealer Nelayan
(Kodim) serta unsur akademisi dari perguruan tinggi. Kerjasama antar instansi ini
:
a) Kegiatan Koordinasi Kerjasama Permasalahan Perundang-undangan.
Pada kegiatan ini dilakukan koordinasi/kerjasama dengan unsur praktisi dan
masih berlaku maupun yang akan dibentuk. Kegiatan ini dilaksanakan adalah
akademisi dari Universitas Panji Sakti serta instasi terkait (leading sector)
Kerja Asing.
- Raperda tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan.
- Raperda tentang Perusahaan Daerah Pakir Kabupeten Buleleng.
- Raperda tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 4
di Kabupaten Buleleng
- Perda Kab. Bulelng No. 11 Th. 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
disetiap kecamatan. Jadi total peserta sosialisasi adalah 270 orang peserta
atau 100 % dari target rencana kegiatan. Peserta sosialisasi terdiri dari
Perbekel, Lurah dan Tokoh Masyarakat. Narasumber kegiatan ini adalah dari
adalah:
- Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 3 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Persampahan,
- Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Presiden Nomor 40 tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Azasi
diseminasi RANHAM yang terdiri dari Teruna dan Teruni Sekehe Teruna –
Manusia (HAM) bagi peserta. Materi yang diberikan pada diseminasi adalah :
sistem informasi untuk akses data pada Pemkab. Buleleng dalam rangka
Januari 2013.
3) Pemerintah kabupaten Buleleng juga melaksanakan kerjasama dengan
diperlukan adanya koordinasi yang mantap dan berkelanjutan antar para unsur
pertemuan formal melalui rapat maka koordinasi para anggota muspida setiap
saat dilaksanakan baik melalui komunikasi langsung, via telpon, maupun surat.
hal – hal pokok yang dibahas dalam forum koordinasi. Adapun instansi vertikal
Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dengan kegiatan Rapat
hasil kegiatan secara umum adalah semakin lancarnya pelaksanaan tugas –tugas
kebijakan yang telah dihasilkan melalui forum ini dapat ditindak lanjuti dan
pelaksanaan koordinasi.
5) Bahwa untuk meningkatkan efektifitas capaian sasaran kinerja kegiatan Badan
Buleleng Tahun 2013. BPBD yang merupakan sebuah instansi yang berwenang
beranggotakan SKPD terkait, TNI/ POLRI, Pramuka, PMI, RRI RAPI dan ORARI,
serta Komunitas Jurnalis . Dengan adanya Forum ini, diharapkan dalam rangka
cara cepat, tepat, efektif dan efisien. Disamping itu juga, dalam rangka
terhadap kejadian bencana yang mana hasil kajian itu akan diserahkan kepada
Bupati selaku kepala daerah untuk kiranya bisa diambil suatu pengambilan
keputusan. Sumber dana yang digunakan dalam rangka kegiatan koordinasi Tim
alam, nilai pagunya adalah Rp 167,505,000.00,- Hasil dan Manfaat yang selama
Kabupaten Buleleng :
- Tercapainya koordinasi dan komunikasi dalam penanggulangan bencana.
- Terumusnya beberapa langkah dan upaya prefentive dalam
penanggulangan bencana.
- Kajian terhadap dampak terjadinya suatu bencana.
dan kepastian hokum terhadap batas wilayah suatu daerah yang memenuhi aspek
cukup besar, yaitu 1.365,88 Km2 atau 24,25% dari luas Provinsi Bali, berbatasan
wilayah di Sebelah Barat Kabupaten Jembrana, Sebelah Utara Laut Bali, Sebelah
penegasan batas wilayah memiliki fungsi yang setrategis dalam rangka mewujudkan
menetapkan dasar hukum tertulis maupaun tidak tertulis yang nantinya akan dijadikan
wilayah tersebut. Dalam rangka penataan batas wilayah dengan Kabupaten lain,
daerah secara pasti dilapangan. Kegiatan ini sebagai tindak lanjut hasil rapat
Negeri RI pada tanggal 13 s/15 Pebruari 2013 di Balairung Jakarta Timur, yang diikuti
penegasan batas daerah secara pasti dilapangan antar Kabupaten Kota di Provinsi Bali
batas daerah dialokasikan memalalui Angaran dana DEKON tahun anggaran 2013.
pelaksanaan penegasan batas daerah tidak terjadi permasalahan serta agar dibuatkan
Berita Acara Rapat dan Data Cakupan Wilayah Perbatasan Kabupaten Buleleng
dengan Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung dan Bangli. Terkait hal tersebut
Fasilitasi dan Sosialisasii penegasan Batas Daerah secara pasti di lapangan yang
dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 12 Juni 2013 di Hotel Harrads Denpasar, yang
dihadiri oleh Para Kepala Bagian Pemerintahan Kabupaten/Kota se – Bali, Para camat
yang ada di Perbatasan yaitu 6 (enam) Camat dari Kabuapen Buleleng, 3 (tiga) Camat
dari Kabupaten Tabanan, 4 (empat) Camat dari Kabupaten Jembrana, 1 (satu) Camat
dari Kabupaten Badung, 1 (satu) Camat dari Kabupaten Bangli, . Anggota Tim
Pelaksana Kegiatan Penegasan Batas Daerah Provinsi Bali dan Instansi terkait di
Provinsi Bali. Dalam pertemuan tersebut beberapa hal yang dibahas antara lain
Umum Kementrian dalam Negeri. Kemudian Kebijakan Penegasan Batas Daerah dan
Teknis Penegasan Batas Daerah Oleh Sub. Dit.Batas Wilayah II Direktorat Wilayah
Kabupaten Bangli. Kegiatan penegasan batas daerah secara pasti dilapangan antara
2013 dan 3 Juli 2013 meliputi panjang batas 81,4 Km dengan medan batas meliputi
dan Gunung Lesung. Untuk penegasan batas daerah secara pasti dilapangan antara
2013 dan 5 Juli 2013, meliputi panjang batas 48,2 Km dengan medan batas meliputi
Tukad Yeh Leh, Tukad Yeh Aya, Tukad Saba, Tukad Getas, Tukad Dati, Gunung
dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 2013 meliputi panjang batas 5,5 Km dengan medan
batas meliputi Gunung Pengelengan dan Gunung Catur. Tanggal 4 Juli 2013
Buleleng dengan kabupaten Bangli meliputi panjang batas 42,6 Km dengan medan
batas meliputi Tukad Bon, Tukad Sagae, Tukad maesam, Tukad Bangkah, Tukad
Samuh dan Tukad Yeh batu. Terhadap hasil lacak lapangan terhadap batas daerah
Bangli telah dibuatkan berita acara penegasan dan penetapan batas daerah, yang
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI. Untuk batas wilayah antara Kabupaten Buleleng
Tahun 2006 dan telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor
36 Tahun 2006 tanggal 28 Desember 2006, tentang batas daerah Kabupaten Buleleng
mengganggu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan baik oleh faktor alam
dan / faktor non alam maupun faktor manusia yang mengakibatkan kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana alam merupakan
bencana yang terjadi sebagai akibat gejala alam yang terjadi. Kabupaten Buleleng dari
letak geografis, keadaan geologis, iklim dan fisiografi yang “Nyegara Gunung “
merupakan daerah yang sering terjadi kerawanan terhadap bencana alam dimana
terdapat wilayah perbukitan yang sering longsor, sering terjadi gelombang pasang,
banjir, kekeringan, angin puting beliung. Sepanjang tahun 2013 Kabupaten Buleleng
Tajun, Desa Tunjung, Desa Tamblang, Desa Bengkala, Desa Bebetin, Desa
Lemukih, Desa Sekumpul, Desa Sudaji, Desa Galungan, Desa Bungkulan, Desa
Kelurahan Banjar Jawa, Desa Alas Angker, Kelurahan Penarukan, Desa Poh
Anom, Desa Gitgit, Desa Padangbulia, Desa Ambengan, Desa Sambangan, Desa
Selat, Desa Gesing, Desa Kayu Putih, Desa Munduk, Desa Banyuseri, Desa
Cempaga, Desa Banjar, Desa Tirta Sari, dan Desa Pangkung Paruk.
b) Hujan Deras disertai angin kencang : Desa Sambirenteng, Desa Tamblang, Desa
Desa Tunjung, Desa Sawan, Kelurahan Banjar Tegal, Desa Gitgit, Desa Kayu Putih,
Desa Tajun, Desa Kubutambahan, Desa Jagaraga, Desa Bungkulan, Desa Pemaron,
Padangbulia, Desa Panji Anom, Desa Silangjana, Desa Gesing, Desa Pedawa, Desa
Anyar, Kelurahan Kampung Baru, Desa Sari Mekar, Desa Tegallinggah, dan Desa
Tigawasa.
yang ditetapkan secara nasional oleh pemerintah pusat, tetapi lebih merupakan
daerah yang diatur melalui Peraturan Daerah ( PERDA ) Propinsi Bali maupun
budidaya seluas 89.593,67 Ha atau 65,59% dari luas wilayah kabupaten, meliputi :
Kawasan peruntukan hutan produksi seluas 4.731,95 Ha; meliputi hutan produksi
Kecamatan Seririt ; 112 ha dan Kecamatan Tejakula 185,55 Ha, dan hutan produksi
tetap seluas kurang lebih 1.524 Ha, yang terdapat di Kecamatan Gerokgak seluas
1.274,40 Ha dan di Kecamatan Seririt ; 249,60 Ha. Kawasan hutan rakyat, terutama
dengan hutan lindung, pada kawasan di dalam radius kawasan tempat suci, serta
Kawasan peruntukan pertanian dirancang seluas 48.741,51 Ha atau 35,68% dari luas
tanaman pangan yang banyak dikembangkan adalah padi, jagung, kacang tanah,
Sinabun dan Sudaji Kecamatan Sawan; Desa Bila Kecamatan Kubutambahan; dan
pengembangan Komoditas kopi Robusta pada dataran sedang dan Arabika pada
berkembang selama ini yaitu Ternak besar : sapi, babi, kambing dan kerbau.
Ternak unggas : ayam kampung, ayam petelur, ayam pedaging dan itik.
- Kawasan peruntukan perikanan, Kabupaten Buleleng memiliki pantai sepanjang ±
157,05 Km atau ± 1.166,75 Km2 luas radius 4 mil perairan laut yang
Tarik Wisata Khusus (DTWK) Meliputi : Desa Pancasari dan Wanagiri di Kecamatan
Sukasada, Desa Munduk, Gesing dan Gobleg di Kecamatan Banjar, dan Desa
Wisata Alam meliputi Monkey Forest,Air Terjun Gitgit,Air Terjun Bertingkat Gitgit,
Munduk Air Panes BGanyuwedang, Yeh Panes Nirmala Banjar, Air Terjun Singsing
di Kecamatan Banjar, Air Terjun Les, Air Terjun Yeh Mampeh di Kecamatan
Banyuseri, dan Desa Tua Tigawasa di Kecamatan BAnjar, Tugu Bhuana Kerta di
MAdenan dan Desa Tua Julah di Kecamatan Tejakula dan Wiasata Buatan yang
Anggur di Desa Dencarik Kecamatan Bajar, Tugu Tri Yuda Sakti di Kecamatan
Sukasada
- Kawasan peruntukan pertambangan berupa pertambangan skala kecil, meliputi :
andesit, dan batu mulia di Kecamatan Gerokgak, BAtu apung, batu merah, dan
batu lahar, batu andesit di Kecamatan Kubutambahan, Batu pilah dan batu
Buleleng dan Seririt dan di tegaskan lebih lanjut dalam Rencana Rinci Tata Ruang
minyak lepas pantai di perairan Laut Bali sesuai potensi yang ada setelah
diadakan penelitian serta dinilai layak baik secara ekonomis maupun lingkungan.
- Kawasan peruntukan industry mencakup kawasan : Kawasan peruntukan aneka
1.762 Ha. Sentra-sentra industri kecil kreatif dan kerajinan rumah tangga,
makanan olahan dan unggulan lainnya yang lokasinya tersebar pada kawasan
seluas 10.960,72 Ha atau 8,03 % dari luas wilayah Kabupaten meliputi Kawasan
yang diperuntukan sebagai tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
pelayanan kawasan perdesaan sesuai fungsi kawasan baik yang berfungsi PPL,
ruang terbuka hijau kawasan perkotaan yang luasnya minimal 30% dari luas
andalan.
pemerintahan. Imbas dari aura reformasi membawa perubahan yang signifikan dalam
suatu hal bahkan terkadang terlalu responsive. Hal ini jika tidak ada penanganan
secara dini akan menimbulkan gejolak social di masyarakat. Situasi tentram dan tertib
Secara umum situasi dan kondisi ketentraman dan ketertiban di Kabupaten Buleleng
Tahun 2013 berlangsung kondusif, dalam hal ini pemerintah daerah berhasil
baik yang berbasis sara, anarkisme, dan separatisme dalam kehidupan masyarakat.
yang merupakan eksodus dari daerah lain, pelanggaran oleh pedagang kaki lima dan
gangguan akibat keberadaan wanita tuna susila ( WTS ). Kesatuan Polisi Pamong
ketentraman dan ketertiban ( Pedagang Kaki Lima, Gelandangan dan Pengemis dan
Wanita Tuna Susila ) di Kabupaten Buleleng oleh Satuan Polisi Pamong Praja
dilakukan melalui pembinaan secara rutin, apabila dari hasil pembinaan masih
Yustisi Kabupaten Buleleng untuk mendapat tindak lanjut. Kendala yang terjadi dalam
yang telah di amankan dan di bina serta dikembalikan ke daerah asalnya ternyata
kemudian balik kembali dan melakukuan aktivitas di Kabupaten Buleleng dan hal ini
terjadi secara kontinyu. Sedangkan untuk penataan pedagang kaki lima sering terjadi
lima kurang memahami aturan – aturan yang telah ditetapkan dalam peraturan
daerah, sehingga sering terjadi adu agumentasi dengan tensi tinggi dan main kucing-
kucingan antara petugas dan pedagang. Selanjutnya dalam penanganan para wanita
tuna susila, sama halnya dengan daerah lain berbagai upaya, pembinanaan dan
sangsi yang dikenakan terkadang mentah dan mubasir karena ternyata masih saja ada
terlepas dari semua kendala tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buleleng
melalui berbagai pendekatan dan usaha berupaya untuk secara terus menerus
tentram dan tertib dalam tatanan kehidupan Buleleng bisa terwujud. Dalam
berkoordinasi dengan aparat keamanan dalam hal ini dengan Kepolisian Republik
Indonesia Resort Buleleng dan kepolisian sector Buleleng yang ada di 9 kecamatan.
Pemberi tugas dari kegiatan yang bersumber dari dana Tugas Pembantuan (TP)
yaitu Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dari Dirjen Kelautan, Pesisir dan
Pengembangan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Program ini
masyarakat (BLM) dengan nilai BLM Rp. 825.000.000,-. Adapun kelompok usaha
garam rakyat yang menerima BLM ada 35 klp ditambah dengan kelompok induk.
program.
Kegiatan urusan bersama yang dilaksanakan adalah urusan bersama untuk
Kabupaten Buleleng Tahun 2013 terdiri dari 8 (delapan) kecamatan inti dan 1
(satu) kecamatan fase out yakni Kecamatan Buleleng. Sedangkan kecamatan inti
dan jumlah desa yang tercakup pada pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
Sawan Terdiri dari 14 desa; Kecamatan Sukasada terdiri dari 15 desa; Kecamatan
banjar terdiri dari 17 desa; Kecamatan Busungbiu terdiri dari 15 desa; Kecamatan
Seririt terdiri dari 21 desa; Kecamatan Gerokgak terdiri dari 14 desa; Pendanaan
bersama, sehingga sumber dana kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan tidak hanya
bersumber dari dana APBN, akan tetapi juga bersumber dari dana APBD Provinsi
dan APBD Kabupaten sebagai Dana Daerah Urusan Bersama (DDUB) dengan
jumlah dana total sebesar Rp. 12.966.163.000,-Jumlah Dana Urusan Bersama dan
Dana Daerah Urusan Bersama dapat dirinci sebagai berikut : Dana yang berasal
dari APBN : Dana operasional Rp. 273.264.000,- BLM Rp. 7.892.899.000,- Dari
APBD Provinsi Bali BLM sebesar Rp. 800.000.000,- Dari APBD Kabupaten Buleleng
BLM sebesar Rp. 4.000.000.000,-
Sedangkan rincian lokasi dan alokasi dana per-kecamatan dan
Satker PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Buleleng TA. 2013 adalah Badan
Bupati Buleleng.
3) Bidang Kesehatan
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, dengan dasar pelaksanaan tertuang melalui
melalui Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dengan kegiatan Bantuan
97,46%.
Kesempatan Kerja. Pelaksanaan program dan kegiatan dibiayai melalui dana tugas
Pemerintah Desa. Untuk Tahun 2013 tugas pembantuan tersebut dilaksanakan melalui
pemanfaatan alokasi dana desa (ADD) bagi 129 desa di Kabupaten Buleleng. Dengan
dasar hukum yakni Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Peraturan Bupati Buleleng Nomor 212 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan
sehingga pengelolaan keuangan desa dapat dilaksanakan secara lebih mudah, terarah
dan lebih transparan serta menganut system efektif dan efesien. Sasaran/target
program adalah 129 pemerintah Desa di Kabupaten Buleleng dengan hasil yang
dicapai yaitu terarahnya pemanfaatan alokasi dana desa di 129 desa. Selanjutnya
2013, maka besaran ADD yang diterima 129 Desa di Kabupaten Buleleng didasarkan
atas beberapa variable pokok antara lain: luas wilayah, jumlah penduduk dan
keterjangkauan/jarak desa dari Ibu Kota Kabupaten. Alokasi Dana Perimbangan Desa
Kabupaten Buleleng untuk Tahun Anggaran 2013 terinci sebagai berikut : Bagi Hasil
Pajak sebesar Rp. 2.932.557.760,00, Bagi Hasil Retribusi sebesar Rp. 997.536.780,00,
masyarakat desa dengan porsi 30% untuk operasional pemerintahan desa dan 70%
D. PENUTUP.
Anggaran 2013 dengan tingkat capaiannya. Namun demikian ada beberapa hal yang
perlu ditekankan dalam laporan ini sehubungan dengan pelaksanaaan dan hasil yang
Disamping keberhasilan yang telah dicapai, disadari masih ada kekurangan atau
dalam pelayanan masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari berbagai keterbatasan dan
kendala yang masih kita hadapi. Tentunya hal ini dapat diatasi dengan
desentralisasi yang mencakup pelaksanaan urusan wajib dan pilihan, tugas – tugas
pembantuan serta tugas – tugas umum pemerintahan telah terlaksana dengan baik, hal
ini terjadi melalui kerja sama dan hubungan yang harmonis antara Pemerintah Daerah,
masyarakat dan swasta serta seluruh komponen masyarakat Kabupaten Buleleng dalam
BUPATI BULELENG,