Anda di halaman 1dari 19

1

1. Kondisi Daerah
Kabupaten Majalengka adalah merupakan bagian dari wilayah
administrasi Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 120.424 hektar yang terdiri
atas 26 kecamatan, 13 kelurahan dan 321 desa dan secara geografis terletak pada
koordinat 60 3216,39 Lintang Selatan sampai dengan 70 4 24,75 Lintang
Selatan dan 1080 2 30,87 Bujur Timur sampai dengan 1080 24 32,84 Bujur
Timur.
Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten berkisar antara 0 - 37
Kilometer, dan jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Provinsi Jawa Barat
adalah 91 Kilometer serta jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Negara
adalah 200 Kilometer. Batas wilayah administrasi, Kabupaten Majalengka
sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Indramayu, sebelah Selatan dengan
Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya, sebelah Barat dengan Kabupaten
Sumedang, dan Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan
Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan klasifikasi Kemiringan lahan, Kabupaten Majalengka
diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) kelas yaitu landai/dataran rendah (0 15
persen), berbukit bergelombang (15 40 persen) dan perbukitan terjal (>40
persen). Sebesar 13,21 persen dari luas wilayah Kabupaten Majalengka berada
pada kemiringan lahan di atas 40 persen, 18,53 persen berada dalam kelas
kemiringan lahan 15 - 40 persen, dan 68,26 persen berada pada kelas kemiringan
lahan 0 - 15 persen.
Sedangkan berdasarkan ketinggian, wilayah Kabupaten Majalengka
diklasifikasikan dalam 3 (tiga) klasifikasi utama yaitu dataran rendah (0 - 100
mdpl), dataran sedang (100 - 500 mdpl) dan dataran tinggi (> 500 mdpl). Dataran
rendah sebesar 42,21 persen dari luas wilayah, berada di Wilayah Utara
Kabupaten Majalengka, dataran sedang sebesar 20,82 persen dari luas wilayah,
umumnya berada di Wilayah Tengah, dan dataran tinggi sebesar 36,97 persen dari
luas wilayah, mendominasi Wilayah Selatan Kabupaten Majalengka, termasuk di
dalamnya wilayah yang berada pada ketinggian di atas 2.000 mdpl yaitu terletak
di sekitar kawasan kaki Gunung Ciremai.
2

Sumber daya air di Kabupaten Majalengka dibagi ke dalam dua bagian
yaitu air permukaan dan air bawah tanah. Potensi air permukaan diperoleh dari 2
(dua) sungai Cimanuk dan sungai Cilutung serta beberapa anak sungai lainnya.
Sementara potensi air permukaan lainnya berasal dari sumber mata air yang
umumnya berada di wilayah Selatan Kabupaten Majalengka. Sedangkan untuk
kondisi Air Bawah Tanah (ABT), secara umum berada di Wilayah Utara dan
Tengah Kabupaten Majalengka yang potensi ketersediaan ABT cukup baik,
kecuali untuk Kecamatan Kertajati, Dawuan, dan Ligung kondisinya kurang baik.
2. Visi dan Misi
2.1 Visi
Dengan adanya berbagai rencana pembangunan strategis baik regional
maupun nasional yang akan dilaksanakan menjadikan Kabupaten Majalengka
menempati posisi yang sangat strategis sebagai pendukung pertumbuhan
pembangunan di Jawa Barat dan nasional. Pembangunan Kabupaten Majalengka
pada tahap kedua RPJP Daerah atau pada RPJM Daerah 2009-2013 memerlukan
perhatian lebih terutama dalam mengantisipasi dan mensikapi perubahan-
perubahan yang muncul sebagai dampak dari pembangunan tersebut.
Berbagai permasalahan yang masih dihadapi oleh Kabupaten Majalengka
terutama masih rentannya tingkat kemiskinan sebagai dampak dari internal
maupun sebagai dampak global adalah merupakan tantangan kedepan yang perlu
dipecahkan bersama melalui penyelenggaraan kepemerintahan yang berpihak
kepada rakyat yang didukung keterlibatan dan partisipasi masyarakat dan seluruh
stake holder
Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut di atas dan komitmen yang
berkembang di masyarakat, Kabupaten Majalengka menetapkan visi
Pembangunan Daerah 2005-2025 yaitu KABUPATEN MAJ ALENGKA MAJ U
DAN SEJ AHTERA BERLANDASKAN MASYARAKAT YANG BERI MAN
DAN BERTAQWA dengan misi :
3

1. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa,
sehat, cerdas dan berkehidupan layak serta menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK).
2. Mewujudkan perekonomian daerah yang stabil, dengan bertumpu pada
pembangunan agribisnis berbasis ekonomi kerakyatan.
3. Mewujudkan infrastruktur yang proporsional dan berkelanjutan.
4. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik.
5. Mewujudkan Kelestarian Lingkungan Hidup.
Sedangkan arah kebijakan pembangunan daerah selama 2005-2025 ditujukan
untuk mewujudkan kulaitas sumberdaya manusia melalui peningkatan derajat
kesehatan, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan pemahaman dan
pengamalan agama, pengendalian jumlah penduduk, peningkatan peran pemuda
dan perempuan dalam pembangunan, peningkatan kualitas tenaga kerja dan
pengentasan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial; Mewujudkan
perekonomian yang stabil melalui pengembangan teknologi pertanian,
peningkatan nilai tambah produk pertanian, pengembangan industri unggulan,
peningkatan iklim investasi, peningkatan permodalan dengan sistem perbankan,
peningkatan keanekaragaman dan mutu perdagangan dan jasa dan ekspor, dan
pengembangan potensi pariwisata; Mewujudkan infrastruktur yang proporsional
dan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur
transportasi, peningkatan kualitas dan kuantitas jaringan irigasi, peningkatan
kualitas dan cakupan pelayanan air minum, peningkatan pelayanan energi dan
telekomunikasi, pengembangan perumahan rakyat, penanganan persampahan,
serta pemanfaatan dan pengendalian penggunaan ruang; Mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas aparatur, penegakan hukum,
dan peningkatan partisipasi; Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup melalui
pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan pada
tahap pertama RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun sebelumnya, mencermati
dinamika pembangunan Regional dan Nasional serta potensi atau modal dasar
yang dimiliki, maka dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat sasaran
4

pembangunan bukan hanya difokuskan pada pertumbuhan ekonomi, melainkan
juga pada peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM).
Dengan peningkatan kualitas SDM, diharapkan mampu mengelola potensi
daerah secara optimal, memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan
pembangunan Kabupaten Majalengka serta mampu menempatkan manusia
sebagai titik sentral, sehingga masyarakat bukan hanya sebagai objek
pembangunan tapi juga sebagai subjek yang mampu berperan aktif dalam semua
proses kegiatan pembangunan.
Sebagai akselerasi untuk mewujudkan kesinambungan pembangunan dan cita-
cita tersebut serta dengan memperhatikan RPJM Nasional, mengacu kepada RPJP
Daerah dan berdasarkan beberapa pertimbangan-pertimbangan di atas, maka
Pemerintah Kabupaten Majalengka menetapkan visi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah tahap ke 2 (2009-2013) sebagai guidlines dalam pelaksanaan
pembangunan selama 5 tahun yaitu :
TERWUJUDNYA KABUPATEN MAJALENGKA YANG RELIGIUS,
MAJU DAN SEJAHTERA
(REMAJA)
Penjabaran makna dari Visi Pemerintah kabupaten Majalengka tersebut adalah
sebagai berikut:
Religius : Mengandung makna suatu kondisi dimana masyarakat Kabupaten
Majalengka dapat meningkatkan pemahaman ajaran agama dan pengamalan
agamanya dalam tatanan kehidupan masyarakat
Maju : Mengandung makna suatu kondisi dimana masyarakat Kabupaten
Majalengka dapat meningkatkan pemahaman ajaran agama dan pengamalan
agamanya dalam tatanan kehidupan masyarakat
Sejahtera : Mengandung makna suatu kondisi dimana masyarakat Kabupaten
Majalengka dapat meningkatkan pemahaman ajaran agama dan pengamalan
agamanya dalam tatanan kehidupan masyarakat
5


3. Misi
Dalam Rangka mencapai visi yang telah ditetapkan, maka Visi tersebut
diimplementasikan dalam beberapa misi pembangunan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dalam mewujudkan
masyarakat Majalengka beriman dan bertaqwa.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan yang merata dan
terjangkau.
3. Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis.
4. Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan umum
5. Optimalisasi Otonomi Desa.
6. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur yang Proporsional, berkualitas
dan berkelanjutan
7. Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat.
Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dari masing-masing misi tersebut sebagai
berikut :
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dalam mewujudkan
masyarakat Majalengka beriman dan bertaqwa.
Tujuan :
Mewujudkan masyarakat Kabupaten Majalengka yang dapat memahami dan
mengamalkan ajaran agamanya dengan diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Sasaran :
Terwujudnya kehidupan beragama dan bermasyarakat yang rukun, toleran,
aman, nyaman dan berbudaya dengan tatanan masyarakat yang bertaqwa,
memahami, dan mengamalkan nilai luhur ajaran agama serta menjunjung
tinggi nilai-nilai kearifan budaya lokal yang diimplementasikan pada setiap
bentuk kehidupannya.

6

2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan yang merata dan
terjangkau.
Tujuan :
Mewujudkan Sumberdaya Manusia Kabupaten Majalengka yang memiliki
kompetensi, sehat dan berkualitas serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Sasaran :
Meningkatnya Aksesibilitas, dan kualitas pendidikan dan kesehatan bagi
seluruh warga masyarakat.
3. Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis.
Tujuan :
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui pengembangan
usaha ekonomi masyarakat berbasis pertanian sehingga mampu meningkatkan
daya beli masyarakat.
Sasaran :
Meningkatnya perekonomian daerah dengan mengembangkan berbagai
potensi unggulan daerah terutama sektor pertanian dalam suatu sistem
pembangunan agribisnis dengan basis ekonomi kerakyatan yang ditopang oleh
usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi, kemitraan antar-pelaku ekonomi,
dengan melibatkan seluruh masyarakat (stakeholders) dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan.
4. Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan umum
Tujuan :
Meningkatkan pelayanan umum melalui pengembangan birokrasi yang
profesional dan akuntabel.


7

Sasaran :
Terciptanya sistem birokrasi yang transparan, profesional, bersih dan
akuntabel sehingga dapat meningkatkan pelayanan umum berdasarkan standar
pelayanan minimal.
5. Optimalisasi Otonomi Desa
Tujuan :
Mewujudkan kemandirian desa dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa serta
peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan.
Sasaran :
Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa dalam mengatur dan mengurus
rumah tangganya dengan memberdayakan potensi desa untuk meningkatkan
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat desa.
6. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur yang Mendukung
Peningkatan Sosial Ekonomi Masyarakat Secara Proporsional,
berkualitas dan berkelanjutan
Tujuan :
Menyediakan infrastruktur yang mampu mendukung peningkatan aktifitas
sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Majalengka.
Sasaran:
Tersedianya sarana dan prasarana wilayah dalam rangka mendukung
peningkatan aktifitas sosial ekonomi masyarakat, termasuk infrastruktur dasar
perdesaan serta pengembangan potensi pusatpusat pertumbuhan wilayah
dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.



8

7. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat
Tujuan :
Mendorong Masyarakat Kabupaten majalengka khususnya masyarakat di
perdesaan untuk meningkatkan produktifitas dalam upaya pemenuhan
kebutuhan hidupnya melalui pemanfaatan potensi.
Sasaran :
Meningkatnya keberdayaan dan partisipasi masyarakat serta seluruh
stakeholders dalam pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010 2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MAJALENGKA,

Menimbang :
a. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan untuk memberikan arah dan tujuan pembangunan daerah
sesuai dengan visi, misi Bupati, perlu disusun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Majalengka untuk kurun
waktu 5 (lima) tahun;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Majalengka Tahun 2010 - 2015;
c. Bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas, maka perlu
membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka tentang Rencana
9

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Majalengka
Tahun 2010 - 2015.
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kota Besar dalam lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa
Tengah, Djawa Barat dan dalam Daerah Istimewa Jogjakarta;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);\
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemerikasaan,
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
10

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844 );
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
11. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
11

2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4616);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4664);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4693);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4828);
12

23. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4828);
24. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Pengesahan,Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-
undangan;
25. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014;
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Barat (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 Nomor 8 Seri E Nomor 1);
27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Barat 2005 - 2025
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 3 Seri E
Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Seri
E Nomor 3);
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2008 2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008
Nomor 4 , Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21);
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 2029
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 6 , Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 28);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2007 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Majalengka Nomor 1);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pengendalian Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Kabupaten
13

Majalengka Tahun 2007 Nomor 2 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Majalengka Nomor 2);
32. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 9 Tahun 2007 tentang
Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 13);
33. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah
Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun
2008 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka
Nomor18);
34. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Majalengka Tahun 2005 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Majalengka Nomor 43);
35. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 13 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kota Semarang (Lembaran
Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 48).









14




Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA
dan
BUPATI MAJALENGKA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MAJALENGKA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Majalengka.
2. Bupati adalah Bupati Majalengka.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025 yang
selanjutnya disebut RPJP Nasional adalah perencanaan pembangunan
nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005
sampai tahun 2025.
5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014
yang selanjutnya disebut RPJM Nasional adalah dokumen perencanaan
pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun
2010 sampai dengan tahun 2014.
15

6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2005 2025 yang selanjutnya disebut RPJPD Provinsi Jawa Barat adalah
dokumen perencanaan pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat untuk
periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai tahun
2025.
7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2008 2013 yang selanjutnya disebut RPJMD Provinsi Jawa Barat
adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat
untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2008 sampai tahun
2013.
8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2005 2025 yang selanjutnya disebut RPJPD Kabupaten
Majalengka adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah
Kabupaten Majalengka untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak
tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2010 2015 yang selanjutnya disebut RPJMD Kota Semarang
adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)
tahun.
10. Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD
adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun
11. Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau
disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah.
12. Rencana kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD adalah
dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun.




16






BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Pasal 2
RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai landasan
dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan selama
5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai dengan 2015 dan pelaksanaan
lebih lanjut dituangkan dalam RKPD.
Pasal 3
Sistematika RPJMD disusun sebagai berikut :
a. BAB I : Pendahuluan
b. BABII : Gambaran Umum Kondisi Daerah
c. BAB III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka
Pendanaan;
d. BAB IV : Analisis Isu-Isu Strategi;
e. BAB V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;
f. BAB VI : Strategi dan Arah Kebijakan;
g. BAB VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah;
h. BAB VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Rencana
Kebutuhan
Pendanaan;
i. BAB IX : Penetapan Indikator Kinerja Daerah;
j. BAB X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.
Pasal 4
17

RPJMD berikut matriknya sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.



Pasal 5
RPJMD mempedomani Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 6 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Majalengka Tahun 2005 2025 dan memperhatikan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 2013, serta Peraturan
Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010 2014.
Pasal 6
Penyusunan RPJMD menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah
dalam menyusun Rencana Strategis dan sebagai acuan bagi seluruh pemangku
kepentingan di Daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun
waktu 2010 2015.
Pasal 7
1) RPJMD wajib dilaksanakan oleh Walikota dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan di Daerah.
2) Bupati melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang tupoksinya
bertanggungjawab dalam bidang perencanaan pembangunan daerah
melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD.



18






BAB III
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 8
1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
RPJMD Kabupaten Majalengka.
2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang belaku.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 9
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka RPJMD menjadi pedoman
penyusunan rencana pembangunan sampai dengan Tahun 2015, dan dapat
diberlakukan sebagai RPJMD transisi, guna pedoman penyusunan RKPD Tahun
2016 sebelum tersusunnya RPJMD Tahun 2015 2020 yang memuat visi dan
misi Bupati terpilih.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
19

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang menyangkut
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati, berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 11
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka.

Anda mungkin juga menyukai