Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Kulon Progo secara umum merupakan salah satu kabupaten yang berada
diprovinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kulon progo sendiri berada disebelah
barat dari Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Secara fisiografis Kulon
Progo dibatasi oleh sungai progo yang turut memisahkan antara kabupaten kulon
progo dengan kabupaten sleman dan bantul. Sungai progo ini merupakan sungai
yang sangat berpengaruh besar terhadap perekonomian warga disekitaran aliran
sungai, yaitu untuk budidaya ikan dan pertanian………..,.,.,.,.,.k.

Kabupaten Kulon Progo sendiri memiliki wilayah seluas 58.628,311


hektar yang terbagi atas 12 kecamatan dan 88 desa serta 930 dusun. Kabupaten
kulon progo sendiri dilintasi oleh 2 jalur (lintasan) yaitu jalan nasional yang
memiliki panjang 28,57 serta jalur kereta api yang memiliki jarak tempuh
sepanjang kurang lebih 25 km. sebagian daerah disekitaran kulon progo dapat
dijangkau hanya dengan bermodalkan transportasi darat saja..,.,.,.,.,.,.

Pada tahun 2016 jumlah penduduk Kabupaten Kulon progo berjumlah


sekitar 437.441 jiwa yang terdiri dari 216.902 laki-laki dan 220.539 perempuan
dengan jumlah rumah tangga mencapai 146.414 rumah tangga. Peningkatan
jumlah penduduk dan jumlah keluarga merupakan hasil dari validasi
kependudukan yang memperhitungkan penghapusan penduduk yang sudah tidak
berdomisili di Kulon Progo, maupun pemisahan keluarga bagi anggota keluarga
yang sudah berkeluarga.

Berdasarkan pola ruang dalam RTRW Kulon Progo, Kabupaten Kulon


Progo dapat dibagi menjadi 2 fungsi kawasan yaitu kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Didalam kawaan budidaya dapat dikembangkan serta dimanfaatkan
untuk mendukung pembangunan. Kesesuaian kawasan ini untuk kegiatan
budidaya, selain berdasar atas perhitungan skor kesesuaian lahan, secara rinci juga
dilakukan kegiatan identifikasi untuk kegiatan tertentu. Selain kawasan budidaya,
kabupaten kulon progo juga banyak memiliki tempat-tempat wisata dan dapat
juga mendongkrak pariwisata di kawasan Kulon Progo.
RPJMD merupakan dokumen tentang perencanaan pembangunan daerah
dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan yang didalamnya berupa penjabaran dari
visi, misi, dan program yang akan dilaksanakan oleh kepala daerah dengan
mengacu pada RPJPD dengan memperhatikan RPJM Nasional dan RPJMD
Provinsi.

Berkaitan dengan UU No.25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan,


RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, serta program bupati yang secara
penyusuanannya berpegang pada RPJPD dengan memperhatikan RPJM Nasional.
RPJMD Kabupaten Kulon Progo tahun 2017-2022 merupakan penjabaran visi,
misi, serta program bupati yang dalam penyusunannya berpatok pada RPJP daerah
serta RTRW kabupaten dengan memperhatikan RPJP DIY dan RPJM Nasional.
Penyusunan RPJMD ini dilakukan dengan berdasar pada prinsip-prinsip
keterkaitan, konsistensi, kelengkapan dan kedalaman serta keterukunan.
Disamping hal tersebut juga memperhatikan dan menerapkan pendekatan seperti
partisipatif, teknoratis, politis, dan inovatif yang melibatkan seluruh pemangku
kepentingan pembangunan, dan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Tujuan Penulisan

Mengetahui serta menganalisis permasalahan pembangunan tentang


Pendidikan berdasarkan dari RPJMD Kabupaten Kulon Progo th 2017-2022 serta
berupaya memberikan masukan, solusi atas permasalahan pembangunan dibidang
pendidikan.
PEMBAHASAN

Berdasarkan cita-cita bangsa Indonesia yang terdapat didalam pembukaan


UUD 1945 yaitu salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, namun
apa yang terjadi di era sekarang ini sungguh mengenaskan, banyak anak usia
produktif atau usia anak-anak sampai remaja tidak dapat menikmati indahnya
masa sekolah atau bahkan mereka terpaksa harus putus sekolah, hal ini tentu saja
tidak sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia sejak merdeka, terlebih banyak
daerah yang kualitas pembangunan pendidikannya masih tertinggal dengan daerah
lainnya (SUPARDI, 2015)

Dalam rangka untuk mewujudkan indeks pembangunan manusia tentu saja


tidak bisa lepas dari factor pendidikan yang senantiasa mempengaruhi kualitas
sumber daya manusia agar dapat bersaing secara kompetitif. Didalam sector
pendidikan sendiri terdapat beberapa permasalahan yang bersifat serius dan dapat
menyebabkan permasalahan yang serius dalam pembangunan pendidikan di
Kulon progo terutama berdampak pada manusianya sendiri.

Adapun permasalahan yang terjadi dalam pembangunan pendidikan


dikulon progo sendiri diantaranya adalah belum terpenuhinya jumlah serta
kualitas sarana dan prasarana pendidikan, kualitas pendidik serta tenaga
kependidikan masih kurang, hal ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya
pemerataan pendidikan di Indonesia yang berkaitan langsung dengan mutu dan
hasil pendidikan yang belum merata. Masih terdapat banyak kesenjangan dalam
pelaksanaan pendidikan di kota dengan di desa (Kurniawan, 2016) namun dalam
perkembangan yang terjadi justru kesenjangan yang terasa kentara terjadi antara
tenaga pendidik dengan anak didik, yang mana anak didik sudah banyak namun
tenaga pendidik yang masih sedikit.

Selanjutnya ada kualitas dan mutu pendidikan, yang mana jika mutu
pendidikan baik maka proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancer dan
didukung dengan sarana dan prasarana yang memadahi dan mencukupi
diantaranya seperti yang telah disebutkan diatas yaitu tenaga pendidik yang
berkualitas, peserta didik, sarana pendidkan, kurikulum pendidikan bahkan sampai
lingkungan sekitar turut juga dapat mempengaruhi.

Kemudian ada masyarakat yang usianya produktif namun masih belum


melek huruf, hal ini bisa disebabkan karena “mereka” tidak mendapatkan
pendidikan sedari kecil baik dari lingkungan keluarga maupun dari lingkungan
formal seperti tidak bisa mengenyam pendidikan karena terkendala masalah biaya
dan kurangnya pengetahuan bawasanya pendidikan merupakan hal terpenting
guna menghadapi tantangan global yang akan mendatang, sebab sejatinya
pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan anak didik
yang dapat mengembangkan potensi dirinya dan mengembangkan
keterampilannya untuk dirinya, masyarakat serta negara (purwandari, 2015)

Dalam beberapa tahun terakhir juga kabupaten kulon progo kurang


produktif dalam mencetakkan prestasi baik dalam hal pendidikan dan olahraga,
hal yang seharusnya dapat dilakukan oleh dinas terkait yaitu dimulai dengan
melakukan program yang mngedukasi masyarakat dan mensosialisasikan
program-program yang dapat dimasuki oleh semua masyarakat, seperti program
(kelas) olahraga disetiap sekolah bukan hanya disekolah ternama saja, agar kelak
kelas olahraga ini dapat menghasilkan pemuda-pemudi kabupaten kulon progo
yang dapat berprestasi serta dapat bersaing dengan 3 (empat) kabupaten lainnya,
dan juga dinas terkait dapat membangun ruang atau taman olahraga agar setiap
masyarakat dapat menggunakan fasilitas tersebut, supaya masyarakat juga dapat
merasakan dampaknya serta dapat melatih skill berolahraga mereka.

Adapun permasalahan yang tidak bisa lepas dengan mudah dalam


pembangunan pendidikan yaitu kurangnya minat membaca masyarakat baik di
rumah maupun di perpustakaan, hal tersebut bisa disebabkan karena mungkin di
rumah tidak bisa membaca karena suara riuh keluarga atau jika harus ke
perpustakaan membutuhkan sedikit waktu, tentunya permasalahan tersebut
menjadi serius jika ingin masyarakat kurang membaca, sebab ada istilah kurang
membaca sedikit pengetahuan, jika dianalogikakan maka seperti ini, jika kita
ingin mengunakan sesuatu tentu saja harus membaca petunjuk penggunaan, nah
tidak bisa jika asal digunakan. Atas dasar tersebut tentunya membaca merupakan
factor penting dalam pembangunan pendidikan di Kabupaten Kulon Progo
terlebih jika Indek Pembangunan manusianya ingin mencapai peningkatan.

Membaca merupakan langkah awal menuju perubahan, jadi dinas dan


pemerintah terkait harus dapat memobilisasi serta mensosialisasikan masyarakat
akan pentingnya minat membaca ataupun literasi, ataupun juga hal tersebut bisa
dilakukan dalam lingkungan keluarga, mengingat keluarga merupakan lingkungan
terdekat dalam diri kita (Lisnawati Ruhaena, 2015). Dapat juga pemerintah
menginisiasikan dengan program perpustakaan keliling agar setiap daerah di
Kulon Progo dapat merasakan membaca diperpustakaan.

Setelah beberapa aspek permasalahan pembangunan pendidikan di


kabupaten Kulon Progo maka dapat ditarik inti dari aspek diatas yaitu adanya
Kualitas pendidikan masyarakat dan prestasi generasi muda masih rendah, yang
mana masih banyak permasalahan akreditasi sekolah di kabupaten kulon progo
dan dapat mempengaruhi mutu pendidikan di kulon progo serta berpotensi
menghambat pembangunan pendidikan.

Sebagaimana yang tercantum didalam RPJMD Kulon Progo pembangunan


pendidikan sangat berkaitan dengan keberhasilan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas, dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
tersebut peran pendidikan menjadi focus utama. Namun dalam pembangunan
pendidikan tersebut terkendala beberapa aspek yang telah disebutkan diatas.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kulon progo agar dapat


bersaing dengan daerah lain, pemerintah dapat melakukan beberapa pendekatan,
misalnya menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal yaitu berupa
pendekatan pemahaman lokasi dengan cara belajar bersama dengan masyarakat
guna mengetahui serta menganalisis dan mengevaluasi permasalahan yang
menghambat permbangunan pendidikan di Kabupaten Kulon Progo.
Meskipun banyak masyarakat yang kurang tahu akan pentingnya
pendidikan, maka seharusnya pemerintah dapat mengadakan semacam
event/kegiatan atau bahkan seminar kepada masyarakat kulon progo agar sadar
akan pentingnya pendidikan sejak dini dan dapat bersaing dan siap menghadapi
tantangan global dikemudian hari.

Hal tersebut tentu saja tidak mudah sebab harus ada kerjasama atau
komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat agar tidak terjadi
miskomunikasi yang dapat menyebabkan masyarakat tidak menaruh harapan
kepada pemerintah setempat terkait dengan pembangunan pendidikan. Serta
pemerintah setempat dapat juga memberikan support kepada kelompok
masyarakat seperti pemuda, karang taruna ataupun kelompok olahraga agar
mereka dapat mengembangkan potensinya dan dapat juga meraih prestasi agar
dikemudian hari dapat bersaing dikancah nasional maupun internasional.

Terlebih lagi jika dapat membawa prestasi ke tingkat nasional maupun


internasional maka dapat dipastikan bahwa masyarakat kulon progo telah
mencapai peningkatan indeks pembangunan manuisa melalui pembangunan
prestasi serta pembangunan pendidikan,yang mana jika indeks pembangunan
manusia telah mengalami peningkatan maka bisa dipastikan/atau dikatakan
sumber manusia sudah bisa bersaing dan siap menghadapi tantangan global.

Jika diteliti lebih lanjut terlepas dari pernyataan diatas, beberapa aspek
permasalahan dalam pembangunan pendidikan akan menimbulkan atau
berdampak pada Sumber Daya yang belum kompetitif, sebab untuk mencapai
SDM yang kompetitif maka dibutuhkan sinergitas antara pemerintah dengan
masyarakat, namun dalam prakteknya sering dijumpai jika terkait dengan
permaslahan pembangunan pendidikan maka kualitas pendidikan dan kurangnya
minat baca yang selalu menjadi focus utama tanpa melihat focus lainnya seperti
angka melek huruf yang belum banyak serta rendahnya prestasi pemuda dalam
bidang olahraga maupun dalam bidang pendidikan.
Seharusnya pemerintah bisa focus kesemua aspek permasalahan
pembangunan pendidikan, maka yang akan dicapai adalah SDM yang lebih
kompetitif, hal ini didasari atas tujuan peningkatan indeks pembangunan
manusianya (IPM).

Dari beberapa aspek yang telah dibahas tujuan dari ini semua adalah untuk
upaya penngkatan kualitas pendidikan masyarakat dan prestasi generasi muda,
sehingga siap dalam menghadapi tantangan global baik dari urusan pendidikan,
kepemudaan, keolahragaan serta perpustakaan dapat berjalan secara optimal,
seperti yang tercantum didalam visi dan misi RPJMD Kulon Progo yang salah
satunya berbunyi “ Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Sehat, Berprestasi,
Mandiri, Berkarakter, dan Berbudaya”

Merujuk pada UU No.40 tahun 2009 tentang kepemudaan, bawasannya


pemuda ialah warga yang berusia 16-30 tahun dan tentu menjadi pokok perhatian
kita bersama. Dampak atas penigkatan kualitas kapasitas tersebut, bahwa Kualitas
SDM Kulon Progo harus bisa lebih kompetitif seiring tumbuh serta
berkembangnya Kulon progo menjadi pusat perkotaan baru di Daerah Istimewa
Yogyakarta
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bawasannya ada beberapa akar


permasalahan yang terjadi didalam sector pembangunan pendidikan yang mana
jika ditarik dari aspek permasalahan yaitu adanya kualitas dan mutu pendidikan
yang masih rendah, masyarakat masih belum melek huruf, rendahnya prestasi dari
pemudanya maupun dari olahraga dan masih rendahnya minat baca masyarakat ke
perpustakaan, dan dari permasalahan tersebut akan didapatkan inti
permasalahannya yaitu Kualitas Pendidikan Masyarakat dan Prestasi Generasi
Muda Rendah yang mengakibatkan banyaknya SDM yang masih belum
kompetitif

SARAN

Dilihat dari permasalahan diatas maka seharusnya pemerintah dapat


melakukan akreditasi dan sertifikasi guru untuk meningkatkan kualitas dan mutu
penidikan di daerah Kulon Progo, memberikan pendidikan formal bagi mereka
yang belum melek huruf serta melatih mereka dengan keterampilan yang dimiliki
sehingga dapat bersaing di era globalisasi ini, selanjutnya pemerintah dapat
mensupport berbagai kegiatan keolahragaan agar pemuda dan pemudi di Kulon
Progo dapat berprestasi dibidang keolahragaan maupun pendidikan, dan yang
terakhir harusnya pemerintah bisa menginisiasikan program perpustakaan keliling
agar dapat menjangkau masyarakat yang tidak dapat datang ke perpustakaan
karena jauh, sehingga dapat tercapai masyarakat yang sadar akan manfaat
membaca dan dengan semua saran diatas dapat tercapainya suatu indeks
pembangunan manusia sehingga menciptakan Sumber Daya Manusia yang
kompetitif

Anda mungkin juga menyukai