Pada tanggal 6 November 2014 di Kota Palembang Sumatera Selatan telah dilaksanakan
Rapat Koordinasi Pendidikan Menengah dengan tema “Implementasi Kurikulum 2013 dan
Wajib Belajar 12 tahun sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas SDM menuju Indonesia Emas”
kerjasama Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK dan Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan.
Rapat Koordinasi dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, Kepala Sekolah, Perwakilan SKPD, Tenaga Pendidik dan
Kependidikan. Sebagai narasumber pada rapat koordinasi Pendidikan menengah adalah
Direktur Pengembangan SMA, Kepala Pusat Kurikulum dan Buku (Kapuskurbuk), dan Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan.
Susunan Acara Rapat Koordinasi didahului dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya, Laporan Ketua Panitia, Sambutan Deputi Pendidikan dan Agama dibacakan oleh
Asisten Deputi Pendidikan Menengah dan Tinggi.
Diskusi
Tanya
Yuswardi
1. Profesionalisme guru sangat diperlukan, selain pelatihan yang diberikan hendaknya
perlu didukung dengan bantuan anggaran/blockgrand.
2. Perlu supervise akademik, untuk memastikan Kurikulum 2013 diterapkan dengan baik.
Hairunsah - MUBA
1. Penerapan Kurikulum 2013 terkendala belum datangnya buku pelajaran untuk SMP
dan SMA
2. SMK belum dapat mengadakan pelatihan karena menunggu pusat untuk
mengadakan pelatihan padahal dana sudah diterima
3. Belum banyak guru SMK yang memiliki kompetensi dibidangnya sehingga guru
diambil dari perusahaan atau instansi terkait.
……….
1. Kurikulum 2013 dianggap oleh banyak orang gagal, perlu penerapan Pendidikan
karakter secara langsung di masyarakat.
Sumarna:
1. Peningkatan mutu pendidikan, biaya berbanding lurus dengan mutu, tetapi
komitmen dari pemerintah masih kurang. Bagaimana pungutan sekolah?
2. Untuk pendidikan karakter, perlu dilakukan bimbingan teknis, seperti pendidikan anti
korupsi
Jawab
Direktur Pengembangan SMA
1. Profesionalisme guru melalui personal development, persoalan guru dipolitisasi dan
terjadi tumpang tindih kebijakan. Bimbingan teknis disekolah rujukan nasional
sebagai usaha pemertaan mutu pendidikan di setian jenjang pendidikan.
2. Supervisi akademik, telah ada data hasil ujian nasional per provinsi, per
kabupaten/kota, per mata pelajaran, sehingga dapat dilihat juga kecenderungan yang
terjadi peningkatan maupun penurunan di suatu sekolah di kabupaten/kota maupun
provinsi per mata pelajaran.
3. SMK harus dilengkapi sarana/prasarana dan memiliki partnership dengan dunia
industri sehingga murid SMK memiliki etos kerja dan kesiapan masuk ke dunia
usaha/kerja.
Kapuskurbuk
1. Distribusi buku belum lancar karena masih dalam proses penyelesaian, pelelangan
yang dilakukan pelelangan secara terbuka, terkendala pada harga buku yang
ditetapkan oleh HPS rendah, dengan adanya HPS yang rendah perusahaan yang bisa
mengikuti ada perusahan besar yang memilik peralatan lengkap, di lapangan
pemenang pelelangan mensubkontrak-an ke perusahaan lain pekerjaan ini
2. Perlu adanya ikut campur pemerintah terutama dari Presiden yang menginstruksikan
bahwa untuk buku sekolah tidak perlu melalui pelelangan tapi diserahkan kepada
percetakan negara (Balai Pustaka) dan pengiriman melalui PT POS, diharapkan hal ini
menjadi salah satu solusi penyelesaian masalah buku.
3. Kurikulum 2013 masih berjalan dan belum tuntas, akan diterapkan secara menyeluruh
pada tahun 2015. Penerapan Kurikulum 2013 ini tidak bisa langsung dilihat hasilnya
karena merupakan suatu proses yang membutuhkan waktu.
4. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media selain sekolah termasuk
masyarakat, penerapan secara langsung akan lebih mudah dipahami dan tertanam
langsung bagi anak didik.
Kadisdik Provinsi Sumatera Selatan
1. Pendidikan karakter tidak membutuhkan tambahan mata pelajaran, yang diperlukan
adalah contoh konkrit dari guru dan orang tua.
2. Pungutan sekolah harus diperbaiki metodenya, pembenahan diri guru sangat
diperlukan dengan mengevaluasi diri untuk meningkatkan mutu/kualitas guru.
Peraturan perlu disiapkan ditiap tingkatan baik provinsi maupun kabupaten/kota.