Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat utama baginya untuk bisa

mengakses informasi, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap positifnya.

Akibatnya, mereka tidak mampu beradaptasi dan berkompetisi untuk bisa bangkit dari himpitan

kebodohan, kemiskinan, dan kemelaratan dalam kehidupannya. Setiap warga masyarakat perlu

memiliki kemampuan keaksaraan fungsional, yang memungkinkan seseorang dapat beradaptasi dan

bertahan dalam situasi yang selalu berubah dan kompetitif.

Tujuan berbangsa secara eksplisit tertulis dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah

“mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dalam rangka itulah tiap warga negara berhak mendapatkan

pendidikan. Pandangan idealistik ini mendasari pentingnya pendidikan dalam kehidupan bangsa.

Tidak terbantahkan bahwa pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin

perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-

Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang memberikan arahan

normatif bagi pembangunan pendidikan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara”. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, maka ditempuh tiga jalur

pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal.

Komitmen nasional yang secara tegas terformulasi dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, diikuti dengan Instruksi Presiden nomor 5 tahun

2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA). Dalam merealisasikan komitmen

nasional tersebut, maka pada jalur pendidikan nonformal, melalui prakarsa keaksaraan untuk
pemberdayaan masyarakat, Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pendidikan

Masyarakat, Direktorat Jenderal.

Pendidikan Nonformal dan Informal sejak tahun 2009 menyediakan layanan program

pendidikan keaksaraan, baik keaksaraan dasar yang merupakan program pemberantasan buta aksara

maupun keaksaraan usaha mandiri atau menu ragam keaksaraan lainnya yang merupakan program

pemeliharaan dan peningkatan kemampuan keaksaraan. Hal ini dilakukan karena terdapat

kecenderungan para aksarawan baru atau penduduk dewasa yang sudah pernah mengikuti

pendidikan keaksaraan kembali buta huruf apabila kemampuan keaksaraannya tidak digunakan

secara fungsional dan berkelanjutan.

Dalam merealisasikan komitmen nasional tersebut, maka pada jalur pendidikan nonformal,

melalui prakarsa keaksaraan untuk pemberdayaan masyarakat, Departemen Pendidikan Nasional

melalui Direktorat Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal

sejak tahun 2009 menyediakan layanan program pendidikan keaksaraan, baik keaksaraan dasar

yang merupakan program pemberantasan buta aksara maupun keaksaraan usaha mandiri atau menu

ragam keaksaraan lainnya yang merupakan program pemeliharaan dan peningkatan kemampuan

keaksaraan. Hal ini dilakukan karena terdapat kecenderungan para aksarawan baru atau penduduk

dewasa yang sudah pernah mengikuti pendidikan keaksaraan kembali buta huruf apabila

kemampuan keaksaraannya tidak digunakan secara fungsional dan berkelanjutan.

Pembelajaran keaksaraan merupakan suatu upaya positif untuk membimbing

membelajarkan pengetahuan mengenai keaksaraan agar benar-benar bermanfaat bagi dirinya,

sehingga +apat meningkatkan mutu dan taraf kehidupannya. Pembelajaran keaksaraan untuk warga

belajar (WB) telah dilakukan oleh berbagai program yang bersentuhan langsung dengan kegiatan

pembelajaran keaksaraan dan peluang maupun permasalahan yang terjadi di masyarakat dewasa ini.

Salah satu kompetensi yang seyogianya dimiliki para lulusan Program S1 PGSD adalah

kompetensi sosial, yaitu bagaimana para lulusan dapat memberi kontribusi secara aktif dalam

mengembangkan masyarakat disekitarnya dengan mempraktikan segala ilmu yang telah diperoleh
saat mengikuti pendidikan pada Program S1 PGSD, sehingga kita sebagai mahasiswa Program S1

PGSD harus mengasah berbagai keterampilan yang dapat mengembangkan kemampuan

masyarakat. Program Pendidikan Masyarakat yang menjadi substansi praktik mata kuliah

Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan salah satunya Program Pemberantasan Buta Aksara.

Buta Aksara merupakan suatu masalah nasional yang sampai saat ini belum tuntas sepenuhnya,

maka dari itu untuk mengatasi masalah buta aksara pemerintah mengadakan Program Keaksaraan

Fungsional yang diadakan di desa-desa yang masih banyak masyarakat buta huruf, dengan adanya

program ini diharapkan masyarakat bisa membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi sehingga

dapat meningkatkan mutu dan taraf kehidupannya.

Sesuai dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang

diikuti oleh PP No. 19 Tahun 2005, serta UU Guru dan Dosen, bahwa guru sebagai sebuah profesi

harus memenuhi beberapa kompetensi. Salah satu elemen kompetensi yang harus melekat pada

profesi guru tercakup dalam rumpun kompetensi sosial yaitu kemampuan pendidik/guru sebagai

bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dengan

demikian, agar guru sebagai pendidik memiliki kemampuan yang diamanatkan dalam UU dan PP

tersebut, maka diperlukan sebuah kegiatan bagi guru yang sedang mengikuti pendidikan S1 untuk

melatih keterampilan mereka dalam berkehidupan sosial serta memberikan kontribusi dalam

masyarakat di lingkungannya. Salah satu program pendidikan dalam masyarakat yang paling efektif

dilakukan adalah program pemberantasan buta aksara.

Karakteristik Warga Masyarakat Bimbingan Buta Aksara

Desa Long Pahangai merupakan salah satu desa di kecamatan Long Pahangai, Kabupaten

Mahakam Ulu Provinsi Kalimantan Timur yang jauh dari keramaian kota sehingga bisa dibilang

suatu desa yang terpencil dan berada di daerah Perbatasan Indonesia Malaysia. Akses untuk masuk

ke desa ini menggunakan jalur sungai dengan speed boat dan Long Boat (perahu panjang) dengan

waktu tempuh 5 jam dengan speed boat dan dengan long boat biasanya di tempuh 7 – 12 jam
tergantung kondisi air karena terdapat riam-riam (pusaran air) yang ganas pada saat sungai banjir

serta batu-batu cadas di tengah sungai jika dalam kondisi surut akan menyulitkan motoris dalam

mengendarai speed ataupun long boat. Dengan begitu dapat dikatakan harga sembako di des ini 2

kali lipat atau bahkan 3 kali lipat dengan harga di kota. Di desa Long Pahangai mayoritas

pekerjaanya adalah umumnya bertani (berladang) dan buruh tani dari mereka kecil dan berkebun

sehingga rata-rata orang tua di Long Pahangai tidak bisa membaca dan menulis selain itu, sebagian

warga masyarakat memiliki pekerjaan sebagai pembuat anyaman tradisional, pedagang, pegawai

negeri, dan swasta. Mereka tidak bisa menikmati bangku sekolah ataupun hanya bisa mengenyam

penididikan hingga kelas 1 sampai 5 SD dikarenakan tidak adanya biaya dan anggapan mereka

bahwa bertani tidak harus bisa mempunyai kemampuan membaca dan menulis, apalagi untuk

perempuan diantara mereka hanya sedikit yang dulunya bisa bersekolah sehingga pengetahuan yang

mereka dapat sangat minim sekali. Bagi sebagian kaum perempuan dewasa dan ibu rumah tangga,

selain memiliki tingkat pendidikan yang rendah atau buta huruf, juga tidak memiliki keterampilan

kerja, sehingga hidupnya tergantung kepada kaum laki-laki atau suami. Hal ini, perlu mendapat

intervensi dalam kehidupan mereka, terutama di bidang pendidikan nonformal, agar mereka dapat

berdaya guna. Penyebab utama mereka buta aksara adalah mereka belum menyadari permasalahan

yang melingkupi dirinya jika buta aksara, belum ada program pembelajaran keaksaraan yang dapat

melayani mereka, masih ada anggapan bahwa kaum perempuan tidak perlu melek aksara yang

penting dapat menjadi ibu rumah tangga dan mendampingi suami dengan baik. Untuk mengakses

ladang dan kebun masyarakat sekitar menggunakan akses sungai.

Latar belakang ekonomi masyarakatnya yaitu kemiskinan sehingga tidak dapat membiayai

pendidikan anak usia sekolah. Faktor-faktor yang membuat seseorang menjadi buta aksara,

diantaranya: Kemiskinan adalah faktor utama yang membuat seseorang menjadi buta aksara.

Karena untuk makan sehari-hari juga masih sulit apalagi untuk mengenyam bangku sekolah.

Dalam kegiatan pembimbingan ini adalah pada umumnya ingin tahu baca tulis walaupun

sudah berumur, jadi mereka memiliki kesadaran pentingnya endidikan, warga binaan yang
mendaftar mengatakan bahwa setidaknya bisa baca tulis sehingga mampu mengajar anak dan cucu

warga binaan yang juga masih belum terlalu mengerti tentang angka dan aksara. Ada juga alasan

karena wilayah Long Pahangai khususnya banyak dibutuhkan tenaga yang bisa bekerja di kantor-

kantor pemerintah dan juga banyak perusahaan terbuka yang bergerak dibidang jalan dan bangunan

(pembukaan akses jalan darat) dan hal itu di butuhkan ijazah dan setidaknya bisa baca tulis. Dengan

mereka bisa baca tulis maka mereka bisa mengikuti program paket A yang di programkan

pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu untuk mendapatkan ijazah yang dapat digunakan untuk

memperoleh pekerjaan. Karena program paket A hanya untuk yang bisa baca dan menulis.

Apabila dilakukan bimbingan terhadap para pesertanya maka akan dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dibidang keterampilan khususnya. Selain itu kegiatan ini juga dapat

meningkatkan perekonomian dan memperkecil pengangguran di desa Long Pahangai.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang saat ini terjadi di Indonesia adalah tingginya tingkat warga buta aksara

yang disebabkan oleh tingkat kemiskinan sehingga sebagian waktunya digunakan untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya, juga disebabkan oleh terisolasinya kediaman penduduk sehingga sulit

memperoleh akses pendidikan keaksaraan.

Masyarakat yang buta aksara jarang sekali mengakui secara terbuka bahwa dirinya buta

huruf dan berkeinginan kuat untuk belajar calistung (baca, tulis, dan berhitung). Untuk memotivasi

pembelajaran mereka maka diperlukan suatu pendekatan yang sesuai dengan karakter dan kultur

yang ada dalam masyarakat agar buta aksara dapat diperkecil. Kesulitan yang dihadapi oleh warga

belajar buta aksara lanjutan adalah walaupun mereka sudah dapat membaca dan menulis tetapi

masih belum lancar. Sehingga walaupun mereka sudh memiliki pengetahuan, namun mereka belum

memiliki kemampuan fungsional yang diperlukan dalam kehidupan sehari–hari. Hal tersebut

karena mereka biasanya jarang menggunakan keterampilan membaca, menulis dan berhitung dalam

kehidupan sehari–harinya.
Tingkat belajar keaksaraan fungsional bidang buta aksara lanjutan, kesulitan yang dihadapi

warga belajar dalam pelajaran membaca, menulis, dan berhitung adalah adanya rasa kaku dalam

menulis, belum mampu mengartikan sebuah kalimat dengan jelas, serta adanya kesulitan dalam

berhitung. Dengan kata lain para warga belajar mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan ajar,

kurangnya tenaga pembimbing,serta kurang tepatnya metode penerapannya dalam kehidupan sehari

– hari.

Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi warga belajar (WB) mahasiswa sebagai tutor

merumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara meminimalkan tingginya tingkat warga buta aksara yang terjadi saat ini.

2. Bagaimana cara memotifasi minat warga belajar untuk terus belajar dan menyadari pentingnya

program ini sehingga terciptanya masyarkat yang cerdas.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan adanya program pemberantasan buta aksara ini

adalah membangkitkan dan meningkatkan kemampuan warga belajar dalam membaca, menulis, dan

berhitung, sehingga tercipta masyarakat yang cerdas, menjadi sebuah program kegiatan belajar

masyarakat, dan mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru dalam rangka pemberantasan

buta aksara, sehingga mereka yang telah “melek huruf” tidak menjadi buta aksara kembali.

Tujuan Umum

1) Untuk memenuhi tuntutan syarat kelulusan mata kuliah Pembelajaran Berwawasan

Kemasyarakatan pada program S1 PGSD

2) Untuk mengetahui proses kegiatsan praktik yang telah dilakukan.

3) Sebagai bukti dari penulis telah melaksanakan praktik program Pembelajaran Keaksaraan

bagi warga belajar ( WB )

Tujuan Khusus adalah untuk meningkatkan hasil warga belajar ( WB ) dalam mengembangkan

kemampuan fungsional yang yang diperlukan dalam kehidupan sehari – hari.


1.4 Proses Penulisan Laporan

Laporan praktik pembelajaran keaksaraan dibuat melalui serangkaian proses sebagai berikut :

1. Tahap persiapan yakni memperoleh bimbingan teknis dari dosen pembimbing mata kuliah,

mempelajari format pelaporan yang diberikan, mengumpulkan data dan informasi dari PKBM (

Pusat Kegiatan Belajar Mengajar ) warga belajar dan teman – teman sejawat.

2. Tahap pelaksanaan yaitu : penyusun laporan telah melaksanakan praktik bimbingan

berdasarkan informasi, data – data dan pengelaman – pengelaman selama melaksanakan

kegiatan prakti pembelajaran keaksaraan warga belajar.

3. Tahap evaluasi produk yaitu konsultasi dan pengesahan laporan praktik oleh pejabat yang

berwenang.

4. Obyek dan Ruang Lingkup.

Obyek pelaporan adalah : kegiatan praktik pembelajaran keaksaraan fungsional terhadap tujuh (

7 ) orang warga belajar.

Ruang lingkup pelaporan meliputi : sasaran kegiatan, materi dan program kegiatan, teknik

program pembelajaran serta hasil –hasil yang dicapai dalam dalam kegiatan praktik

pembelajaran keaksaraan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kegiatan Awal Pembelajaran.

Yang dilakukan pada kegiatan awal pembelajaran adalah

1) Identifikasi Kemampuan Awal Warga Belajar

2) Mengunjungi Calon Warga Belajar yang akan dibimbing

3) Melakukan identifikasi kemampuan awal dan kebutuhan warga belajar dengan cara :

a) Menilai kemampuan awal calon warga belajar dengan format chek list dan daftar isian (data

terlampir)

b) Menjaring informasi tentang kebutuhan calon warga belajar dengan format wawancara

informal dan tabel isian (data terlampir).

4) Membuat Perencanaan Pembelajaran Keaksaraan Fungsional

5) Mengindentifikasi topik berdasarkan minat dan kebutuhan warga belajar.

6) Membuat tabel waktu menetapkan proses pembelajaran keaksaraan fungsional.

7) Mencari bahan / sumber yang berkaitan dengan topik.

8) Membuat kegiatan baca, tulis, hitung sesuai topik yang sudah dipilih.

9) Membuat jadwal untuk setiap kali pertemuan kegiatan pembelajaran.

10) Menyimpulkan segala informasi yang diperoleh dari langkah kegiatan poin sampai dengan
mengisikan pada format rencana kegiatan.

11) Membimbing Warga Belajar

Dalam pembelajaran pemberantasan buta aksara, maka diperlukan langkah-langkah perencanaan

program pendidikan keaksaraan fungsional sebagai berikut :

a) Membentuk struktur dan memperkuat unsur-unsur kelompok. Hal pertama yang perlu

dilakukan oleh tutor dan penyelenggara adalah membentuk kelompok belajar. Kelompok

belajar bukanlah kumpulan orang, melainkan harus terjalin suatu interaksi diantara mereka

sehingga terbentuk sebuah kesatuan kelompok belajar. Hal yang paling sederhana yang perlu

dibentuk adalah memperjelas tujuan-tujuan kelompok belajar, membentuk struktur

(kepengurusan) kelompok, menetapkan simbol atau lambang kelompok, dan menyusun

program kerja kelompok.

b) Melakukan pengukuran awal kemampuan keaksaraan dan kebutuhan belajar.

Mengidentifikasai kemampuan awal warga belajar merupakan kegiatan mengumpulkan

informasi tentang kemampuan awal dalam hal membaca, menulis, berhitung, dan pengetahuan

dasar yang mereka miliki. Hasil pengukuran kemampuan awal itu sebaiknya direkam / dicatat

dengan baik dan digunakan sebagai titik awal dalam mengembangkan program belajar.

Bersama dengan itu, sempat dilakukan identifikasi kebutuhan belajar keterampilan. Kegiatan

ini dilaksanakan untuk mengetahui kebutuhan belajar ketermapilan yang dinginkan dan

memiliki oleh warga belajar, maka tutor bersama warga belajar menentukan prioritas

kebutuhan belajar yang akan dilaksanakan setelah melakukan identifikasi.

c) Mengidentifikasi tema-tema lokal dan sumber daya belajar setempat seiring dengan

pendekatan kemampuan awal dan kebutuhan belajar atau masalah sosial disekitar warga

belajar, penting pula tutor melakukan identifikasi terutama yang berguna untuk mendukung

penyelenggaraan pembelajaran. Termasuk juga sumber daya lokal yang perlu diidentifikasi

adalah program, badan usaha, toko, pasar dan tempat- tempat yang dijadikan sebagai sumber

belajar.
d) Memilih metode pembelajaran berdasarkan kemampuan awal, jenis kebutuhan belajar dan

sumber daya belajar yang terdata, maka tutor dapat memilih dan menyusun metode

pembelajaran yang sesuai. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh

tutor dalam memfasilitasi pembelajaran keaksaraan. Metode pembelajaran itu misalnya dengan

menggunakan Metode Abjad, Metode SAS (Structure Analytic Shytetic), Metode PBB

(Pendekatan Pengalaman Bahasa), Metode Kata Kunci (Key Words), Metode Abjad / Huruf,

Metode Asosiasi, Metode Miqro.

e) Menyiapkan sumber belajar merupakan segala benda / barang, aktivitas, kejadian/peristiwa,

lingkungan, manusia dan kondisi yang menghasilkan sumber informasi yang diperlukan dalam

proses pembelajaran keaksaraan. Misalnya buku, koran, bercocok tanam, lingkungan sekitar

(pasar, ladang, rumah, ternak).

a) Menyiapkan media dan alat pembelajaran yang disiapkan sebaiknya yang bersifat lokal,

murah, serta fungsional dalam mendukung ketercapaian tujuan belajar. Bahan dan media

belajar pendidikan keaksaraan dapat juga memanfaatkan bahan-bahan cetak yang ada di

masyarakat, seperti buku-buku, koran, majalah, resep makanan, resep obat, kartu tanda

penduduk (KTP), dan sebagainya. Bahkan uang kertas dan uang logam dapat dimanfaatkan

sebagai media dan bahan ajar.

Bahan Belajar, Media dan Sumber

1) Pulpen, pensil, spidol

2) Penggaris

3) Papan Tulis

4) Buku

5) Kartu Gambar

6) Kartu Huruf

7) Kartu Kata

8) Kartu Suku Kata


9) Kartu Kalimat

10) Kartu Angka

11) Gambar yang sesuai dengan materi

12) Buku Alfabet

f) Menetukan alokasi waktu tergambar dalam format Rencana Pembelajaran adalah jumlah

pertemuan dan lama waktu setiap pertemuan, misalnya 2 x pertemuan (@ 120 menit).

g) Melaksanakan kegiatan pembelajaran sebenarnya tidak ada prosedur baku yang harus

dilakukan oleh tutor dalam melakukan kesepakatan pembelajaran. Bagaimana kesepakatan

pembelajaran yang baik sangat tergantung pada kreatifitas dan kemampuan para tutor itu

sendiri.

h) Penilaian Proses dan Hasil Warga Belajar. Melakukan penilaian proses belajar dengan

menggunakan :

a) Chek List kemajuan

b) Buku catatan harian

c) Laporan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Melakukan penilaian hasil belajar warga

belajar dengan menggunakan test dan kuisioner akhir yang memanfaatkan untuk menilai

kompetensi warga belajar dan kelayakan dalam pemberia n : “ Surat Keterangan Melek

Aksara “ (SUKMA).

Hambatan dan Strategi Mengatasi Hambatan

Hambatan

▪ Rendahnya minat warga belajar untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

▪ Kurangnya bahan atau media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan warga belajar

▪ Kesulitan yang dihadapi oleh warga belajar buta aksara lanjutan adalah walaupun mereka sudah

dapat membaca dan menulis tetapi masih belum lancar. Sehingga walaupun mereka sudah

memiliki pengetahuan, namun mereka belum memiliki kemampuan fungsional yang


diperlukan dalam kehidupan sehari–hari. Hal tersebut karena mereka biasanya jarang

menggunakan.

▪ Perencanaan yang tidak matang, minimnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan

pembinaan dan rendahnya tingkat penguasaan terhadap materi yang akan di ajarkan sehingga

kegiatan tidak berjalan dengan baik.

▪ Tingkat belajar keaksaraan fungsional bidang buta aksara lanjutan, kesulitan yang dihadapi

warga belajar dalam pelajaran membaca, menulis, dan berhitung adalah adanya rasa kaku

dalam menulis, belum mampu mengartikan sebuah kalimat dengan jelas, serta adanya kesulitan

dalam berhitung. Dengan kata lain para warga belajar mengalami kesulitan dalam memperoleh

bahan ajar, kurangnya tenaga pembimbing,serta kurang tepatnya metode penerapannya dalam

kehidupan sehari – hari.

▪ Keterbatasan kemampuan warga binaan berbahasa Indonesia sehingga proses pembelajaran

terhambat. Peserta didik biasanya tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia sehingga terjadi

kendala yang dihadapi oleh pengajar yang mengajar karena tidak nyambungnya bahasa yang

dipergunakan, pengajar menggunakan bahasa Indonesia sedangkan warga binaan berbahasa

daerah, sedangkan tutor tidak terlalu memahami Bahasa daerah karena merupakan pendatang

▪ Warga Binaan Sebagian kurang aktif dan masih malu-malu untuk mengikuti pembelajaran.

Warga Binaan yang kurang aktif dalam pembelajaran mungkin karena bosen dan malas dalam

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan malu untuk mengikutinya. Sehingga banyak sehingga

yang sudah mengikuti kegiatan tersebut yang tidak melanjutkan lagi.

▪ Pengajar yang kurang Professional. Pengajar harus seprofesional mungkin, pengajar harus

mempunyai cara-cara dalam proses pembelajaran dan pengajar harus di beri pelatihan lagi oleh

dinas pendidikan.

▪ Program pemberdayaan bukan sebagai program berkelanjutan tapi hanya program sesaat.

Program memberantas buta aksara yang seharusnya menjadi program berkelanjutan malah

menjadi program yang sesaat. Hal ini bisa terjadi karena kemampuan pemerintah (dalam
penyediaan dana) yang terbatas. Pemerintah harus menyediakan anggaran pendidikan

mininmal 20% di APBDnya, namun anggaran tersebut sering diselewengkan oleh pihak yang

tidak bertanggungjawab.

Strategi mengatasi hambatan :

a) Menyesuaikan waktu kegiatan sesuai dengan keinginan warga belajar.

b) Menggunakan pola pembelajaran kelompok dan individu.

c) Menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran.

d) Melakukan koordinasi dengan pemerintah kampung dan melakukan sosialosasi dalam

wilayah kecamatan Long Pahangai tentang kegiatan ini.

e) Merekrut tenaga professional yang dapat membantu dalam kegiatan pemberantasan buta

aksara dalam hal ini melakukan Kerjasama dengan pihak-pihak lain.

Sebelum penulis melaksanakan program praktik dan praktik dan penulisan laporan, penulis

mengidentifikasi masalah yang menjadi alasan mendasar program pembelajaran keaksaraan

fungsional bagi keaksaraan fungsional bagi para warga belajar, antara lain:

a) Ketidakmampuan orang tua karena masalah kemiskinan yang mempengaruhi anak usia

sekolah, tidak melanjutkan pendidikan ke tahap yang lebih lanjut.

b) Kesadaran untuk mengikuti pendidikan yang masih minim, karena adanya anggapan

bahwa untuk menjadi petani tidak perlu bersekolah.

c) Biaya pendidikan yang tinggi khususnya pada lembaga pendidikan swasta seperti di

tempat penilis berada, turut mempengaruhi buta aksara.

d) Masyarakat yan buta aksara jarang sekali mengakui secara terbuka bahwa dirinya buta

huruf.

2.2 Analisis dan Perumusan Masalah

Sesuai dengan masalah yang diidentifikasi maka penulis dapat menganalisa masalah yang ada
yakni:

1) Karena kemiskinan tidak dapat membiayai pendidikan anak usia sekolah maka anaak-anak

tersebut harus dibekali dengan ketrampilan menulis, dan berhitung mereka menjadi masyarakat

yang mandiri terutama dalam ketiga hal diatas.

2) Untuk menjadi masyarakat yang mandiri, banyak orangtua berpersepsi bahwa untuk menjadi

orangtua yang berhasil ia harus memiliki gelar dari pendidikan tinggi tapi harus memiliki

ketrampilan untuk mendidik anak-anak mereka kelak.

3) Para warga belajar dibentuk dalam kelompok kecil (terdiri atas 7 orang) cukup meluangkan

waktu, tanpa harus mengeluarka biaya yang tinggi.

4) Pendekatan yang sesuai dengan karakter dan kultur, dapat menarik minat warga belajar

mengikuti pembelajaran keaksaraan fungsional.

Dan sesuai dengan masalah yang diidentifikasi dan dianalisis, penulis mencoba mencari jawaban

terhadap persoalan atau masalah-masalah tersebut, yakni:

1) Apa masalah dasar yang menyebabkan angka buta aksara belum teratasi?

2) Bagaimana cara yang paling mudah agar semua orang terbebaskan dari buta aksara?

3) Dimana tempat yang memudahkan para warga belajar untuk selalu hadir tanpa membuang

banyak waktu?

4) Bahan dan alat apa saja yang dibutuhkan untuk melaksanakn proses pembelajaran keaksaraan

fungsional?

5) Siapa saja yang harus berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran keaksaraan fungsional?

2.3 Rencana Perbaikan

Berdasarkan masalah yang diidentifikasi dan perumusan masalah yang dipaparkan, penulis akan

melakukan kegiatan pembelajaran keaksaraan fungsional bagi para warga belajar yang buta aksara.

Demi efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran keaksaraan, penulis akan mendekati calon warga

belajar untuk meminta kesediaan mereka mengikuti pembelajaran tanpa beban ekonomi yang
memberatkan. Dengan melakukan kegiatan pembelajaran keaksaraan fungsional kepada para warga

belajar hingga tuntas, besar harapan penulis bahwa para warga belajar dapat membaca, menulis, dan

berhitung dengan baik, sehingga kelak nanti mereka dinyatakan melek aksara dan mampu mendidik

anggota keluarga (anak-anak) mereka dengan baik.

2.4 Pengertian Buta Aksara

Buta aksara adalah ketidakmampuan membaca dan menulis baik bahasa Indonesia maupun bahasa

lainnya. Buta aksara juga dapat diartikan sebagai ketidakmampuan untuk menggunakan bahasa dan

menggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan, mendengarkan perkataan, mengungkapkannya

dalam bentuk tulisan, dan berbicara.

Dalam perkembangan saat ini kata buta aksara diartikan sebagai ketidakmampuan untuk membaca

dan menulis pada tingkat yang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain, atau dalam taraf

bahwa seseorang dapat menyampaikan idenya dalam masyarakat yang mampu baca-tulis, sehingga

dapat menjadi bagian dari masyarakat tersebut.

Faktor-faktor yang membuat seseorang menjadi buta aksara, diantaranya adalah kemiskinan adalah

factor utama yang membuat seseorang menjadi buta aksara. Karena untuk makan sehari-hari juga

masih sulit apalagi untuk mengenyam bangku sekolah. Dengan faktor kemiskinan ini maka :

1. Orang tua yang buta aksara memiliki kecenderungan tidak menyekolahkan anaknya.

Orang tua enggan menyekolahkan anaknya karena orang tua nya sendiri tidak bisa

calistung.

2. Jauh dengan layanan pendidikan. Layanan pendidikan yang jauh juga menjadi faktor

seseorang menjadi buta aksara, contohnya saja di daerah pedalaman atau daerah

terpencil sangat jauh ke sekolah dasar sekalipun, apalagi ke sekolah lanjutan. Mereka

yang di daerah terpencil harus berangkat pagi-pagi sekali atau jam lima pagi karena

jarak rumahnya dengan sekolah sangat jauh.


3. Orang tua menganggap bahwa sekolah itu tidak penting. Orang tua menganggap bahwa

sekolah adalah perbuatan yang sia-sia, tidak penting dan lebih baik menyuruh anak

mereka untuk membantu berladang, berternak, berjualan.

2.5 Cara Penyelesaian Buta Huruf

Buta aksara dapat diselesaikan dengan berbagai cara, diantaranya dengan:

a) Mengurangi jumlah anak yang tidak bersekolah. Pemerintah harus berupaya untuk menekan

anak usiaa sekolah yang tidak sekolah dan putus sekolah yang diakibatkan oleh masalah

kemiskinan maupun yang diakibatkan oleh jauh dari layanan pendidikan.

b) Membuat cara-cara baru dalam proses pembelajaran. Membuat cara-cara yang baru yang

asyik agar peserta didik tidak bosan untuk belajar dan menjaga kemampuan beraksara bagi

peserta didik.

c) Adanya niat baik dan sungguh-sungguh dari pemerintah. Pemerintah harus mempunyai niat

yang baik, sungguh-sungguh dan serius untuk memberantas buta aksara untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia.

d) Perlunya keterlibatan berbagai pihak dalam upaya percepatan pemberantasan buta aksara.

Pemberantasan buta aksara bukan saja tugas pemerintah semata tapi itu tugas kita semua

selaku generasi penerus bangsa. Jadi semua pihak harus berpartisipasi untuk memberantas

buta aksara, contohnya ibu-ibu PKK harus ikut serta, organisasi masyarakat (Ormas),

mahasiswa yag sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan anggota TNI yang mempunyai

program TNI Manunggal Aksara.


BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

3.1.1 Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan praktik pembelajaran keaksaraan dilaksanakan di Kampung Long

Pahangai, Kecamatan Long Pahangai Kabupaten Mahakam Ulu Provinsi Kalimantan Timur.

3.1.2 Waktu Kegiatan praktik Pembelajaran Keaksaraan dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2022.
3.2 Materi Pelatihan / Kegiatan

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka materi pembelajaran yang disajikan

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung dari para WB

yang dikelompokan atas 3 materi pembelajaran antara lain :

a. Membaca. Materi yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan membaca WB

disesuaikan dengan standar kompetensi keaksaraan tingkat dasar yaitu mampu

membaca dan menulis kata, menggunakan bahasa Indonesia dalam konteks sehari –

hari.

b. Menulis Materi untuk kemampuan menulis WB disesuaikan dengan standar kompetensi

keaksaraan tingkat dasar, yaitu : mampu membaca dan menulis kata serta

berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dalam konteks sehari – hari.

c. Berhitung Kegiatan yang dilaksanakan untuk kemampuan berhitung WB disesuaikan

dengan standar kompetensi keaksaraan tingkat dasar, yaitu : mampu malakukan

membaca, menulis dan perhitungan dasar (penambahan dan Pengurangan ).

3.3 Strategi dan Deskripsi Jalannya Kegiatan

3.3.1 Strategi

Pendekatan yang digunakan dalam keaksaraan fungsional mempunyai 4 prinsip berupa :

konteks lokal, desain lokal, proses partisipatif, dan fungsionalisasi hasil belajar

3.3.2 Deskripsi Jalannya Kegiatan.

Kegiatan dilaksanakan 8 hari pada bulan Mei dari tanggal 03 Mei sampai dengan tanggal 10

Mei 2022
BAB IV

TEMUAN DAN HASIL

4.1 Temuan / Hasil Evaluasi Proses

Evaluasi proses dilaksanakan setiap pertemuan pendampingan/pembelajaran mulai awal

kegiatan sampai dengan akhir kegiatan, dengan aspek nilai beserta skornya sebagai berikut :

a) Membaca : 65 – 85
b) Menulis : 70 – 90

c) Berhitung : 60 – 80

Setelah diadakan observasi dan tanya jawab dengan warga belajar, maka diketahui

permasalahan yang dihadapi oleh warga belajar terutama pembelajaran membaca, menulis, dan

berhitung lanjutan dari 7 orang warga belajar ditemukan sebagai berikut :

a) 5 Orang warga lancar membaca, tapi menulis dan berhitung tidak lancar

b) 6 orang warga lancar membaca dan menulis,tapi berhitung tidak lancar

Kegiatan praktek lapangan ini bersifat menunjang program pemerintahan dalam rangka

menuntaskan buta aksara,meningkatkan kemampuan warga belajar dalam pembelajaran

CALISTUNG (baca,tulis,hitumg)agar nantinya dapat digunakan dalam kehidupan sehari –hari.

4.2 Temuan / Hasil Evaluasi Produk.

Evaluasi produk dilaksanakan sesuai dengan jenis keterampilan yang diminati setiap warga

belajar antara lain :

a) Membuat kue

b) Tukang Kayu

c) Menganyam

d) Memasak

e) Tukang kayu

Berdasarkan hasil diskusi setelah observasi dan pengajian materi,maka hasil yang dicapai

setelah penyajjian materi baca,tulis,hitung ialah hasil secara kualitatif. Hasil belajar yang dicapai

secara kuantitatif yaitu warga belajar mengetahui tehnik pembelajaran keterampilan

membaca,menulis dan berhitung,maka warga menyadari pentingnya ketiga keterampilan tersebut.

Keterampilan membaca adalah suatu keterampilan untuk memperoleh pesan dari suatu

tulisan,seperti yang dijelaskan oleh Tarigan(1990) dia menyatakan “membaca” adalah suatu proses

yang dilakukan sastra untuk memperoleh pesan –pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata –kata/bahasa tulis. Warga belajar memiliki kreatifitas untuk menciptakan

suasana belajar membaca,menulis,dan berhitung dengan memanfaatkan barang –barang yang tidak

terpakai lagi seperti :kalender,koran bekas,dan kemasan –kemasan sebuah produk.Kemudian warga

belajar lebih terampil membagi waktu untuk belajar sendiri di rumah sesuai dengan materi yang

diberikan.

4.3 Pembahasan

Hasil – hasil penilaian, baik penilaian proses maupun penilaian produk selalu diinformasikan

kepada peserta tes( WargaBelajar ) pada setiap akhir kegiatan penilaian untuk ditindak lanjuti.

Tindak lanjut dari hasil penilaian antara lain :

a) Sebagai alat mengevaluasi diri serta menilai obyektifitas teknik dan alat penilaian yang

digunakan.

b) Melakukan perbaikan dan pengayaan

c) Memberikan layanan bimbingan khusus secara induvidu maupun kelompok yang berprestasi

dan penguatan kepada individu atau kelompok yang prestasinya belum maksimal.

Dari hasil observasi disimpulkan bahwa kinerja warga belajar selama proses pembelajaran

sangatlah baik karena didalam pembelajaran keaksaraan fungsional khususnya bidang buta aksara

lanjutan,warga belajar dituntut untuk lancar membaca,menulis,dan berhitung dengan baik.Hail ini

membuat warga belajar bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dan berusaha

dengan baik.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar dibidang

buta aksara lanjutan dapat membuat warga senang dalam belajar.Hal ini dapat kita lihat dari kinerja

warga yang tinggi,sikap warga belajar yang postif didukung dengan kemampuan yang tergolong

baik Walaupun hasil praktek lapangan yang didapat memuaskan,namun tutor juga mengalami

kendala dalam membagi waktu pada saat praktek di lapangan.Seharusnya pada tiap pertemuan

setiap warga mempesentasikan hasil kinerjanya di depan kelas.Namun waktu tidaklah


memungkinkan,oleh karena itu hanya beberapa warga saja yang mempresentasikan hasil

kerjanya.Hal ini disebabkan karena pelaksanaan membutuhkan waktu yang relatif lama.Hambatan –

hambatan tersebut dikarenakan praktek lapangan ini memerlukan waktu yang lama,sedangkan

waktu yang disepakati bersama dalam melaksanakan kegiatan ini hanya dilaksakan dalam waktu

yang singkat.

4.4 Gambaran keaktifan warga belajar yang dibimbing

SetiapWarga Belajar( WB ) mempunyai tingkat keaktifan yang berbeda – beda antara satu

warga belajar dengan warga belajar lainnya tingkat keaktifan 10 warga belajar yang dibimbing dapat

dikategorikan sebagai berikut :

a) Sangat aktif : 20 %

b) Aktif : 30 %

c) Cukup aktif : 50 %

d) Masa bodoh : – %

Keaktifan warga belajar memang sangat berperan dalam kegiatan pelaksanaan keaksaraan

fungsional ini,dalam hal ini ada beberapa langkah – langkah yang perlu disampaikan yaitu :

1) Warga belajar datang tepat waktu,kegiatan pembelajaran dimulai dengan cerita tanya

jawab,dimana warga belajar bebas mengeluarkan pendapat yang berkenaan dengan kegiatan

ini.

2) Meminta warga belajar membaca kalimat –kalimat pendek.

3) Meminta warga belajar untuk menuliskan beberapa kalimat pendek.

4) Topik pembelajaran baca dan tulis sesuai dengan kebutuhan pekerjaan sehari –hari.

5) Tutor mengajak warga belajar untuk latihan menghitung bersama –sama dimulai dengan

menghitung sederhana.

6) Tutor mengajak warga untuk membaca cerita pendek bersama –sama.

7) Tutor meminta warga belajar untuk merangkai beberapa kalimat menjadi sebuah paragrap
sederhana.

Demikianlah gambaran keaktifan warga belajar sampai penilaian pembelajaran,penilaian

yang dikembangkan dalam program keaksaraan fungsional terdiri atas penilaian awa,penilaian

proses dan penilaian hasil belajar.

BAB V

SIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT

5.1 Simpulan
Setelah melaksanakan praktik pembelajaran keaksaraan sampai dengan proses pembuatan

laporan ini penulis berkesimpulan bahwa :

1) Warga belajar yang memiliki karakter yang beragam akan berpotensi membangun diri dari

lingkungannya bila diarahkan, dibimbing dan dibina secara bertanggung jawab, demikian

sebaliknya jika tidak dibina secara baik dan benar maka potensi belajar perlu disiasati secara

arif dan bijaksana melalui yang dimiliki tidak berarti bagi diri dan lingkungan sekitarnya.

2) Para warga program – program pembelajaran / bimbingan yang diseleksi dan disesuikan

dengan minat dan bakatnya, sehingga program pembelajaran keaksaraan benar-benar berhasil

guna dan berdaya guna.

5.2 Saran

Kepada para warga belajar:

✓ Untuk memanfaatkan kesempatan program pembelajaran keaksaraan dengan sebaik-

baiknya, agar memperoleh kemampuan fungsional untuk keperluan pribadi, untuk

membantu anak – anak, untuk aktualisasi diri, pekerjaan dan social kemasyarakatan serta

pendidikan, yang intinya untuk meningkatkan mutu dan taraf kehidupannya.

Kepada pemerintah dan semua pihak, untuk bekerjasama membangun warga belajar dengan

mencari solusi-solusi yang tepat demi memberdayakan warga belajar sehingga mereka bisa menjadi

warga yang cerdas bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.

5.3 TindakLanjut
1) Mengaktifkan secara terus menerus kelompok belajar yang sudah dibina dengan

menyediakan program layanan yang lebih produktif sesuai bakat, minat, serta kondisi

lingkungan yang tersedia.

2) Membuat proposal program pembelajaran keaksaraan kepada pemerintah dan lembaga

swadaya masyarakat demi berkelanjutan dan pemberdayaan dari program pembelajaran yang

telah dilaksanakan.
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN

Nama kelompok belajar: Amin Pekalai


Topik belajar:

• Mengenal huruf Alphabet A-Z, Vokal, Konsonan dan menulis serta membaca kalimat
pendek

• Mengenal Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, dan Pembagian

Tanggal Materi Strategi belajar


Kegiatan Bahan dan
pertemuan/waktu pembelajaran media belajar
3 Mei 2022 Huruf Mengenalkan • Belajar Papan tulis,
huruf Alphabet membaca spidol, buku
mulai A-Z huruf secara tulis, dan
bergiliran pensil/pulpen
• Belajar
menulis
huruf A-Z di
buku
masing-
masing
4 Mei 2022 Huruf Mengenal huruf • Latihan Papan tulis,
vokal dan menghafal spidol.
konsonan huruf A-Z penggaris
• Tutor
mengenalka
n huruf
vokal dan
konsonan
kepada
peserta
• Maju
kedepan dan
menunjukka
n huruf yang
disebut tutor
5 Mei 2022 Menulis dan Membuat • Peserta Buku dan
membaca kelompok menggabun pensil/pulpen
kalimat pendek belajar gkan huruf
vokal dan
konsonan
sehingga
menjadi
kalimat
pendek
• Peserta
membacaka
n bunyi
huruf yang
telah
digabungka
n
6 Mei 2022 Menulis Menulis kata- • Belajar Buku,
kata yang menulis pensil/pulpen
berhubungan benda-benda
dengan yang ada di
lingkungan sekitar
sekitarnya
7 Mei 2022 Penjumlahan Penerapan Peserta menerapkan Papan tulis,
berhitung bagaimana cara spidol, buku
dengan menghitung matematika,
penjumlahan penjumlahan buku tulis,
dengan benar pensil/pulpen
8 Mei 2022 Pengurangan Penerapan Peserta menerapkan Papan tulis,
berhitung bagaimana cara spidol, buku
dengan menghitung matematika,
pengurangan pengurangan buku tulis,
dengan benar pensil/pulpen

9 Mei 2022 Perkalian Penerapan Peserta menerapkan Papan tulis,


perkalian bagaimana cara spidol, buku
menghitung matematika,
perkalian dengan buku tulis,
benar pensil/pulpen

10 Mei 2022 Pembagaian Penerapan Peserta menerapkan Papan tulis,


pembagian bagaimana cara spidol, buku
menghitung matematika,
pembagian dengan buku tulis,
benar pensil/pulpen

DAFTAR NAMA PESERTA PROGRAM KEAKSARAAN


No Nama Umur
1 Sisilia Devung 40 tahun
2 Selviana Beq 37 tahun
3 Gergorius Bayau 52 tahun
4 Efendi Hibau 46 tahun
5 Laurensius Liah Bang 40 tahun
6 Cristoforus Belawan 39 tahun
7 Anastasia Mening Jenau 50 tahun
8 Gabriela Calista 53 tahun
1) PENILAIAN AWAL KEAKSARAAN FUNGSIONAL WARGA BELAJAR
Nama Warga Belajar : Sisilia Devung
Usia : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : tidak tamat sekolah
Alamat : Long Pahangai
Keterampilan / Pekerjaan yang dimiliki warga belajar : IRT
Keterampilan yang diamati warga belajar : Menganyam
Kemampuan baca, tulis, dan hitung warga belajar secara umum : Sangat Kurang
Harap / Keinginan warga belajar setelah mengikuti pembelajaran fungsional agar dapat
membaca, menulis, dan berhitung lebih lancar lagi dan dapat bermanfaat bagi masyarakat.

2) PENILAIAN AWAL KEAKSARAAN FUNGSIONAL WARGA BELAJAR


Nama Warga Belajar : Selviana Beq
Usia : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : Tidak Tamat Sekolah
Alamat : Long Pahangai
Keterampilan / Pekerjaan yang dimiliki warga belajar : IRT
Keterampilan yang diamati warga belajar : Memasak
Kemampuan baca, tulis, dan hitung warga belajar secara umum : Cukup
Harap / Keinginan warga belajar setelah mengikuti pembelajaran fungsional agar dapat
membaca, menulis, dan berhitung lebih lancar lagi dan dapat bermanfaat bagi masyarakat.

3) PENILAIAN AWAL KEAKSARAAN FUNGSIONAL WARGA BELAJAR


Nama Warga Belajar : Gregorius Bayau
Usia : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : Tidak Tamat
Alamat : Long Pahangai
Keterampilan / Pekerjaan yang dimiliki warga belajar : Petani
Keterampilan yang diamati warga belajar : Tukang Kayu
Kemampuan baca, tulis, dan hitung warga belajar secara umum : Kurang
Harap / Keinginan warga belajar setelah mengikuti pembelajaran fungsional agar dapat
membaca, menulis, dan berhitung .

4) PENILAIAN AWAL KEAKSARAAN FUNGSIONAL WARGA BELAJAR


Nama Warga Belajar : Efendi Hibau
Usia : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : Tidak tamat
Alamat : Long Pahangai
Keterampilan / Pekerjaan yang dimiliki warga belajar : Petani
Keterampilan yang diamati warga belajar : Tukang Kayu
Kemampuan baca, tulis, dan hitung warga belajar secara umum : Kurang
Harap / Keinginan warga belajar setelah mengikuti pembelajaran fungsional agar dapat
membaca, menulis, dan berhitung .

5) PENILAIAN AWAL KEAKSARAAN FUNGSIONAL WARGA BELAJAR


Nama Warga Belajar : Laurensius Liah Bang
Usia : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : Tidak tamat
Alamat : Long Pahangai
Keterampilan / Pekerjaan yang dimiliki warga belajar : Petani
Keterampilan yang diamati warga belajar : Tukang Batu
Kemampuan baca, tulis, dan hitung warga belajar secara umum : Baik
Harap / Keinginan warga belajar setelah mengikuti pembelajaran fungsional agar dapat
membaca, menulis, dan berhitung.

6) PENILAIAN AWAL KEAKSARAAN FUNGSIONAL WARGA BELAJAR


Nama Warga Belajar : Cristoforus Belawan
Usia : 39 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : Tidak Tamat
Alamat : Long Pahangai

Keterampilan / Pekerjaan yang dimiliki warga belajar : Petani


Keterampilan yang diamati warga belajar : Tukang Kayu
Kemampuan baca, tulis, dan hitung warga belajar secara umum : Kurang
Harap / Keinginan warga belajar setelah mengikuti pembelajaran fungsional agar dapat
membaca, menulis, dan berhitung .

7) PENILAIAN AWAL KEAKSARAAN FUNGSIONAL WARGA BELAJAR


Nama Warga Belajar : Anastasia Mening Jenau
Usia : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Long Pahangai
Keterampilan / Pekerjaan yang dimiliki warga belajar : Petani
Keterampilan yang diamati warga belajar : Tukang Kayu
Kemampuan baca, tulis, dan hitung warga belajar secara umum : Kurang
Harap / Keinginan warga belajar setelah mengikuti pembelajaran fungsional agar dapat
membaca, menulis, dan berhitung .

8) PENILAIAN AWAL KEAKSARAAN FUNGSIONAL WARGA BELAJAR


Nama Warga Belajar : Gabriela Calista
Usia : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : Tidak Tamat
Alamat : Long Pahangai
Keterampilan / Pekerjaan yang dimiliki warga belajar : IRT
Keterampilan yang diamati warga belajar : Menganyam
Kemampuan baca, tulis, dan hitung warga belajar secara umum : Cukup
Harap / Keinginan warga belajar setelah mengikuti pembelajaran fungsional agar dapat
membaca, menulis, dan berhitung.
1) TENTANG KEMAMPUAN AWAL CALISTUNG WARGA BELAJAR
Nama Warga Belajar : Sisilia Devung

Menguasai /
NO Keterampilan Calistung Tidak Keterangan
Menguasai
A MENULIS WB mampu
mengenal
Menuliskan ( sesuai dengan standar huruf konsonan dan
1 Menguasai
kompetensi keaksaraan tingkat dasar ) huruf fokal
Mencontoh tulisan dari kertas lain /
2 Menguasai
menyalin tulisan.
3 Tidak dapat menulis Tidak Menguasai
4 Menulis kalimat sendiri Tidak Menguasai
Dapat menulis huruf menjadi, tetapi
5 perlu bantuan untuk mengeja huruf Tidak Menguasai
demi huruf.
6 Menulis paragraph sendiri Tidak Menguasai
B MEMBACA Tidak Menguasai
Belum mengenal huruf sama sekali
1 Menguasai
atau sebagian saja
Membaca (sesuaikan dengan standar WB mampu mengenal
2 Tidak Menguasai huruf
kompetensi keaksaraan dasar )
Sudah membaca kata, tetapi terpata-
3 Tidak Menguasai
pata

Kenal huruf, tetapi belum dapat


4 membaca rangkaian huruf menjadi Menguasai
satu kata
Membaca paragraf pendek dengan
5 Tidak Menguasai
lancar
6 Sudah membaca dengan benar Tidak Menguasai
Memahami makna setiap kata yang
7 Tidak Menguasai
dibaca dengan benar.
C BERHITUNG Menguasai

1 Mengenal angka satuan, puluhan, Menguasai


ratusan, ribuan. WB mampu menjumlah,
mengurang dan
Berhitung ( sesuai dengan standar menuliskannya dengan
2 Menguasai
kompetensi keaksaraan tingkat dasar ) menggunakan lambang
Menjumlah, mengurang dan + dan –
3 menuliskannya dengan menggunakan Menguasai
lambing + dan –
Menjumlah dan mengurang di luar
4 Tidak Menguasai
kepala
Mengali, membagi dan menuliskannya
5 Tidak Menguasai
(menggunakan lambing X dan : )
6 Mengali dan membagi di luar kepala Tidak Menguasai

2) TENTANG KEMAMPUAN AWAL CALISTUNG WARGA BELAJAR

Nama Warga Belajar :


Menguasai /
NO Keterampilan Calistung Tidak Keterangan
Menguasai
A MENULIS

1 WB mampu
Menuliskan ( sesuai dengan standar
kompetensi keaksaraan tingkat dasar ) Menguasai memaknai setiap
kata di baca
Mencontoh tulisan dari kertas lain / dengan di baca
Yang
2 Menguasai
menyalin tulisan. dengan yang
3 Tidak dapat menulis Menguasai di baca dengan
Benar
4 Menulis kalimat sendiri Menguasai
Dapat menulis huruf menjadi, tetaapi
5 Menguasai
perlu bantuan untuk mengeja huruf
demi huruf.
6 Menulis paragraph sendiri Tidak
Menguasai
B MEMBACA Menguasai
Belum mengenal huruf sama sekali
1 Menguasai
atau sebagian saja
Membaca (sesuaikan dengan standar
2 Menguasai
kompetensi keaksaraan dasar )
WB mampu
Sudah membaca kata, tetapi terpata- menulis kalimat
3 Menguasai sendiri tanpa
pata
Kenal huruf, tetapi belum dapat
4 mebaca rangkaian huruf menjadi satu Menguasai bantuan orang lain
kata
Membaca paragraf pendek dengan
5 Tidak
lancar
Menguasai
6 Sudah membaca dengan benar Menguasai
Memahami makna setiap kata yang
7 Menguasai
dibaca dengan benar.
C BERHITUNG Menguasai

1 Mengenal angka satuan, puluhan, Menguasai


ratusan, ribuan. WB mampu
menjumlah, mengurang
Berhitung ( sesuai dengan standar
2 Menguasai dan menuliskannya
kompetensi keaksaraan tingkat dasar )
Menjumlah, mengurang dan dengan
3 menuliskannya dengan menggunakan Menguasai menggunakan
lambing + dan –
Menjumlah dan mengurang di luar lambang + dan –
4 Menguasai
kepala
Mengali, membagi dan menuliskannya
5 Tidak
(menggunakan lambing X dan : )
Menguasai
6 Mengali dan membagi di luar kepala Tidak
Menguasai

3) TENTANG KEMAMPUAN AWAL CALISTUNG WARGA BELAJAR

Nama Warga Belajar :


Menguasai /
NO Keterampilan Calistung Tidak Keterangan
Menguasai

A MENULIS
WB mampu
Menuliskan ( sesuai dengan standar
mengenal
1 kompetensi keaksaraan tingkat dasar ) Menguasai

Mencontoh tulisan dari kertas lain / huruf sesuai


2 Menguasai dengan
menyalin tulisan.
3 Tidak dapat menulis Menguasai standar
4 Menulis kalimat sendiri Menguasai kompetensi

Dapat menulis huruf menjadi, tetaapi keaksaraan dasar


5 perlu bantuan untuk mengeja huruf Menguasai
demi huruf.
6 Menulis paragraph sendiri Menguasai
B MEMBACA Menguasai WB mampu
1 Belum mengenal huruf sama sekali Menguasai menulis huruf

atau sebagian saja Tanpa bantuan orang lain

2 Membaca (sesuaikan dengan standar Menguasai


kompetensi keaksaraan dasar )
3 Sudah membaca kata, tetapi terpata- Menguasai
pata
Kenal huruf, tetapi belum dapat mebaca
4 rangkaian huruf menjadi satu kata Menguasai
5 Membaca paragraf pendek dengan Menguasai
lancar
6 Sudah membaca dengan benar Menguasai
7 Memahami makna setiap kata yang Menguasai
dibaca dengan benar.
C BERHITUNG Menguasai
1 Mengenal angka satuan, puluhan, Menguasai
ratusan, ribuan.
2 Berhitung ( sesuai dengan standar Menguasai WB mampu berhitung sesuai
kompetensi keaksaraan tingkat dasar ) dengan
standar kompetensi
keaksaraan dasar
Menjumlah, mengurang dan
3 menuliskannya dengan menggunakan Menguasai
lambing + dan –
4 Menjumlah dan mengurang di luar Menguasai
kepala
5 Mengali, membagi dan menuliskannya Menguasai
(menggunakan lambing X dan : )
6 Mengali dan membagi di luar kepala Menguasai
4) TENTANG KEMAMPUAN AWAL CALISTUNG WARGA BELAJAR
Nama Warga Belajar :
Menguasai /
NO Keterampilan Calistung Tidak Keterangan
Menguasai
A MENULIS
WB mampu
Menuliskan ( sesuai dengan standar membaca
1 Menguasai
kompetensi keaksaraan tingkat dasar )
rangkaian huruf
Mencontoh tulisan dari kertas lain /
2 Menguasai
menyalin tulisan.
menjadi satu kata
3 Tidak dapat menulis Menguasai
4 Menulis kalimat sendiri Menguasai

Dapat menulis huruf menjadi, tetaapi


5 perlu bantuan untuk mengeja huruf Menguasai
demi huruf.
6 Menulis paragraph sendiri Menguasai
B MEMBACA Menguasai
Belum mengenal huruf sama sekali
1 Menguasai
atau sebagian saja
Membaca (sesuaikan dengan standar
2 Menguasai
kompetensi keaksaraan dasar )
Sudah membaca kata, tetapi terpata- WB mampu
3 Menguasai
pata mencotoh
dari kertas lain /
Kenal huruf, tetapi belum dapat menyalin tulisan
4 mebaca rangkaian huruf menjadi satu Menguasai
Kata
Membaca paragraf pendek dengan
5 Menguasai
lancar
6 Sudah membaca dengan benar Menguasai
Memahami makna setiap kata yang
7 Menguasai
dibaca dengan benar.
C BERHITUNG Menguasai
Mengenal angka satuan, puluhan,
1 Menguasai
ratusan, ribuan.
WB mampu
2 Berhitung ( sesuai dengan standar Menguasai menhitung
kompetensi keaksaraan tingkat dasar ) angka
Menjumlah, mengurang dan satuan,
3 menuliskannya dengan menggunakan Menguasai puluhan,
lambing + dan –
ratusan dan ribuan
Menjumlah dan mengurang di luar
4 Menguasai luar kepala
kepala
Mengali, membagi dan menuliskannya
5 Menguasai
(menggunakan lambing X dan : )
6 Mengali dan membagi di luar kepala Menguasai

5) TENTANG KEMAMPUAN AWAL CALISTUNG WARGA BELAJAR


Nama Warga Belajar :
NO Keterampilan Calistung Menguasai / Keterangan
Tidak
Menguasai
A MENULIS

Menuliskan ( sesuai dengan standar WB mampu membaca


1 Menguasai
kompetensi keaksaraan tingkat dasar )
Mencontoh tulisan dari kertas lain / sesuai dengan standar
2 Menguasai
menyalin tulisan.
kompetensi keaksaraan
3 Tidak dapat menulis Menguasai dasar
4 Menulis kalimat sendiri Menguasai
Dapat menulis huruf menjadi, tetaapi
5 perlu bantuan untuk mengeja huruf Menguasai
demi huruf.
6 Menulis paragraph sendiri Tidak Menguasai
B MEMBACA Menguasai
Belum mengenal huruf sama sekali
1 Menguasai
atau sebagian saja
Membaca (sesuaikan dengan standar
2 Menguasai
kompetensi keaksaraan dasar )
Sudah membaca kata, tetapi terpata- WB mampu
3 Menguasai menulis paragraf sendiri
pata
tanpa
Kenal huruf, tetapi belum dapat
4 mebaca rangkaian huruf menjadi satu Menguasai bantuan orang lain
kata
Membaca paragraf pendek dengan
5 Tidak Menguasai
lancar
6 Sudah membaca dengan benar Menguasai
Memahami makna setiap kata yang
7 Menguasai
dibaca dengan benar.
C BERHITUNG Menguasai
WB mampu menjumlah,
Mengenal angka satuan, puluhan, mengurang dan menulis
1 Menguasai
ratusan, ribuan.
Berhitung ( sesuai dengan standar Menggunakan
2 Menguasai
kompetensi keaksaraan tingkat dasar )
Menjumlah, mengurang dan lambang X dan :
3 Menguasai
menuliskannya dengan menggunakan
lambing + dan –

Menjumlah dan mengurang di luar


4 Menguasai
kepala
Mengali, membagi dan menuliskannya
5 Tidak Menguasai
(menggunakan lambang X dan : )
6 Mengali dan membagi di luar kepala Tidak Menguasai

6) TENTANG KEMAMPUAN AWAL CALISTUNG WARGA BELAJAR

Nama Warga Belajar :


Menguasai /
NO Keterampilan Calistung Tidak Keterangan
Menguasai
A MENULIS
Menuliskan ( sesuai dengan standar
1 Menguasai WB mampu
kompetensi keaksaraan tingkat dasar )
memaknai
Mencontoh tulisan dari kertas lain /
2 Menguasai
menyalin tulisan. setiap kata yang
3 Tidak dapat menulis Menguasai
di baca dengan
4 Menulis kalimat sendiri Menguasai benar
Dapat menulis huruf menjadi, tetaapi
5 perlu bantuan untuk mengeja huruf Menguasai
demi huruf.
6 Menulis paragraph sendiri Menguasai
B MEMBACA Menguasai
Belum mengenal huruf sama sekali
1 Menguasai
atau sebagian saja
Membaca (sesuaikan dengan standar
2 Menguasai
kompetensi keaksaraan dasar )
WB mampu
Sudah membaca kata, tetapi terpata- menulis
3 Menguasai kalimat sendiri
pata
tanpa
Kenal huruf, tetapi belum dapat
4 mebaca rangkaian huruf menjadi satu Menguasai
bantuan orang lain
kata
Membaca paragraf pendek dengan
5 Menguasai
lancar
6 Sudah membaca dengan benar Menguasai
Memahami makna setiap kata yang
7 Menguasai
dibaca dengan benar.
C BERHITUNG Menguasai

1 Mengenal angka satuan, puluhan, Menguasai


ratusan, ribuan. WB mampu
menjumlah,
Berhitung ( sesuai dengan standar
2 Menguasai mengurang
kompetensi keaksaraan tingkat dasar )
dan
Menjumlah, mengurang dan menuliskannya
3 menuliskannya dengan menggunakan Menguasai
lambing + dan – dengan
Menjumlah dan mengurang di luar menggunakan
4 Menguasai
kepala
lambang + dan –
Mengali, membagi dan menuliskannya
5 Menguasai
(menggunakan lambing X dan : )
6 Mengali dan membagi di luar kepala Menguasai

7) TENTANG KEMAMPUAN AWAL CALISTUNG WARGA BELAJAR

Nama Warga Belajar :


Menguasai /
NO Keterampilan Calistung Tidak Keterangan
Menguasai

A MENULIS

Menuliskan ( sesuai dengan standar


1 Menguasai WB mampu
kompetensi keaksaraan tingkat dasar )
memaknai
Mencontoh tulisan dari kertas lain /
2 Menguasai
menyalin tulisan. setiap kata yang
3 Tidak dapat menulis Menguasai
di baca dengan
4 Menulis kalimat sendiri Menguasai benar
Dapat menulis huruf menjadi, tetaapi
5 perlu bantuan untuk mengeja huruf Menguasai
demi huruf.
6 Menulis paragraph sendiri Menguasai
B MEMBACA Menguasai
Belum mengenal huruf sama sekali
1 Menguasai
atau sebagian saja
Membaca (sesuaikan dengan standar
2 Menguasai
kompetensi keaksaraan dasar )
WB mampu
Sudah membaca kata, tetapi terpata- menulis
3 Menguasai kalimat sendiri
pata
tanpa
Kenal huruf, tetapi belum dapat
4 mebaca rangkaian huruf menjadi satu Menguasai
bantuan orang lain
kata
Membaca paragraf pendek dengan
5 Menguasai
lancar
6 Sudah membaca dengan benar Menguasai
Memahami makna setiap kata yang
7 Menguasai
dibaca dengan benar.
C BERHITUNG Menguasai

1 Mengenal angka satuan, puluhan, Menguasai


ratusan, ribuan. WB mampu
menjumlah,
Berhitung ( sesuai dengan standar
2 Menguasai mengurang
kompetensi keaksaraan tingkat dasar )
dan
Menjumlah, mengurang dan menuliskannya
3 menuliskannya dengan menggunakan Menguasai
lambing + dan – dengan
Menjumlah dan mengurang di luar menggunakan
4 Menguasai
kepala
lambang + dan –
Mengali, membagi dan menuliskannya
5 Menguasai
(menggunakan lambing X dan : )
6 Mengali dan membagi di luar kepala Menguasai

8) TENTANG KEMAMPUAN AWAL CALISTUNG WARGA BELAJAR

Nama Warga Belajar :


Menguasai /
NO Keterampilan Calistung Tidak Keterangan
Menguasai
A MENULIS
Menuliskan ( sesuai dengan standar
1 Menguasai WB mampu
kompetensi keaksaraan tingkat dasar )
memaknai
Mencontoh tulisan dari kertas lain /
2 Menguasai
menyalin tulisan. setiap kata yang
3 Tidak dapat menulis Menguasai
di baca dengan
4 Menulis kalimat sendiri Menguasai benar
Dapat menulis huruf menjadi, tetaapi
5 perlu bantuan untuk mengeja huruf Menguasai
demi huruf.
6 Menulis paragraph sendiri Menguasai
B MEMBACA Menguasai
Belum mengenal huruf sama sekali
1 Menguasai
atau sebagian saja
Membaca (sesuaikan dengan standar
2 Menguasai
kompetensi keaksaraan dasar )
WB mampu
Sudah membaca kata, tetapi terpata- menulis
3 Menguasai kalimat sendiri
pata
tanpa
Kenal huruf, tetapi belum dapat
4 mebaca rangkaian huruf menjadi satu Menguasai
bantuan orang lain
kata
Membaca paragraf pendek dengan
5 Menguasai
lancar
6 Sudah membaca dengan benar Menguasai
Memahami makna setiap kata yang
7 Menguasai
dibaca dengan benar.
BERHITUNG
C Menguasai
Mengenal angka satuan, puluhan,
1 Menguasai
ratusan, ribuan.
Berhitung ( sesuai dengan standar
2 Menguasai
kompetensi keaksaraan tingkat dasar )
Menjumlah, mengurang dan
menuliskannya dengan menggunakan
3 lambing + dan – Menguasai
Menjumlah dan mengurang di luar
4 Menguasai
kepala
Mengali, membagi dan menuliskannya
5 Menguasai
(menggunakan lambing X dan : )
Mengali dan membagi di luar kepala
6 Menguasai
1) LAPORAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Kelompok Belajar : Amin Pekalai
Alamat : Long Pahangai
Nama Tutor : Petronela Dew Higang
Jumlah WB : 8 orang
Tanggal : 3 Mei 2022
1) Kegiatan Pembelajaran yang dilaksanakan :
Keterampilan Dasar : Membaca, Menulis dan Berhitung
Materi : Huruf
Kegiatan : Mengenal huruf alphabet mulai A-Z
2) Bahan bacaan dan nara sumber yang dipergunakan : Kartu Huruf, Papan tulis, spidol, Buku
Paket A
3) Hambatan dan Strategi mengatasi hambatan :
➢ Hambatan :
WB masih kurang menguasai huruf-huruf
➢ Strategi mengatasi hambatan
Memberi motifasi terhadap WB yang belum menguasai huruf-huruf

2) LAPORAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Kelompok Belajar : Amin Pekalai
Alamat : Long Pahangai
Nama Tutor : Petronela Dew Higang
Jumlah WB : 8 orang
Tanggal : 4 Mei 2022
1) Kegiatan Pembelajaran yang dilaksanakan :
Keterampilan Dasar : Membaca, Menulis dan Berhitung
Materi : Huruf
Kegiatan : Mengenal huruf vocal dan konsonan
2) Bahan bacaan dan nara sumber yang dipergunakan : Kartu Huruf, Papan tulis, spidol, Buku
Paket A, penggaris
3) Hambatan dan Strategi mengatasi hambatan :
➢ Hambatan :
WB masih kurang menguasai huruf-huruf vocal dan konsonan
➢ Strategi mengatasi hambatan
Memberi motifasi terhadap WB yang belum menguasai huruf-huruf konsonan dan
vokal

3) LAPORAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Kelompok Belajar : Amin Pekalai
Alamat : Long Pahangai
Nama Tutor : Petronela Dew Higang
Jumlah WB : 8 orang
Tanggal : 5 Mei 2022
1) Kegiatan Pembelajaran yang dilaksanakan :
Keterampilan Dasar : Membaca, Menulis dan Berhitung
Materi : Membaca dan Menulis kalimat pendek
Kegiatan : Membuat Kelompok belajar
2) Bahan bacaan dan nara sumber yang dipergunakan : Kartu Huruf, Papan tulis, spidol, Buku
Paket A, pulpen/pensil dan buku tulis
3) Hambatan dan Strategi mengatasi hambatan :
➢ Hambatan :
WB masih kurang menguasai membaca dan menulis
➢ Strategi mengatasi hambatan
Memberi motifasi terhadap WB yang belum menguasai membaca dan menulis dan
warga belajar Menyusun kata yang acak dan kemudian meniru kata itu menjadi satu
kalimat.

4) LAPORAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Kelompok Belajar : Amin Pekalai
Alamat : Long Pahangai
Nama Tutor : Petronela Dew Higang
Jumlah WB : 8 orang
Tanggal : 6 Mei 2022
1) Kegiatan Pembelajaran yang dilaksanakan :
Keterampilan Dasar : Membaca, Menulis dan Berhitung
Materi : Menulis
Kegiatan : Menulis kata-kata yang berhubungan dengan lingkungan
Sekitarnya
2) Bahan bacaan dan nara sumber yang dipergunakan : Buku tulis, Papan tulis, spidol, Buku
Paket A.
3) Hambatan dan Strategi mengatasi hambatan :
➢ Hambatan :
WB masih kurang menguasai huruf-huruf
➢ Strategi mengatasi hambatan
Memberi motifasi terhadap WB yang belum menguasai huruf-huruf

5) LAPORAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Kelompok Belajar : Amin Pekalai
Alamat : Long Pahangai
Nama Tutor : Petronela Dew Higang
Jumlah WB : 8 orang
Tanggal : 7 Mei 2022
1) Kegiatan Pembelajaran yang dilaksanakan :
Keterampilan Dasar : Membaca, Menulis dan Berhitung
Materi : Penjumlahan
Kegiatan : Penerapan berhitung dengan penjumlahan
2) Bahan bacaan dan nara sumber yang dipergunakan : Kartu Angka, Papan tulis, spidol, Buku
Paket A, penggaris
3) Hambatan dan Strategi mengatasi hambatan :
➢ Hambatan :
WB masih kurang menguasai Penjumlahan
➢ Strategi mengatasi hambatan
Memberi motifasi terhadap WB yang belum menguasai penjumlahan
6) LAPORAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Kelompok Belajar : Amin Pekalai
Alamat : Long Pahangai
Nama Tutor : Petronela Dew Higang
Jumlah WB : 8 orang
Tanggal : 8 Mei 2022
1) Kegiatan Pembelajaran yang dilaksanakan :
Keterampilan Dasar : Membaca, Menulis dan Berhitung
Materi : Pengurangan
Kegiatan : Penerapan berhitung dengan Pengurangan
2) Bahan bacaan dan nara sumber yang dipergunakan : Kartu Angkat, Papan tulis, spidol,
Buku Paket A, pulpen/pensil dan buku tulis
3) Hambatan dan Strategi mengatasi hambatan :
➢ Hambatan :
WB masih kurang menguasai pengurangan
➢ Strategi mengatasi hambatan
Memberi motifasi terhadap WB yang belum menguasai pengurangan

7) LAPORAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Kelompok Belajar : Amin Pekalai
Alamat : Long Pahangai
Nama Tutor : Petronela Dew Higang
Jumlah WB : 8 orang
Tanggal : 9 Mei 2022
1) Kegiatan Pembelajaran yang dilaksanakan :
Keterampilan Dasar : Membaca, Menulis dan Berhitung
Materi : Perkalian
Kegiatan : Penerapan perkalian
2) Bahan bacaan dan nara sumber yang dipegunakan : Kartu Angka, Papan tulis, spidol, Buku
Paket A, penggaris
3) Hambatan dan Strategi mengatasi hambatan :
➢ Hambatan :
WB masih kurang menguasai Perkalian
➢ Strategi mengatasi hambatan
Memberi motifasi terhadap WB yang belum menguasai perkalian

8) LAPORAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Kelompok Belajar : Amin Pekalai
Alamat : Long Pahangai
Nama Tutor : Petronela Dew Higang
Jumlah WB : 8 orang
Tanggal : 10 Mei 2022
1) Kegiatan Pembelajaran yang dilaksanakan :
Keterampilan Dasar : Membaca, Menulis dan Berhitung
Materi : Pembagian
Kegiatan : Penerapan pembagian
2) Bahan bacaan dan nara sumber yang dipergunakan : Kartu Angka, Papan tulis, spidol, Buku
Paket A, pulpen/pensil dan buku tulis
3) Hambatan dan Strategi mengatasi hambatan :
➢ Hambatan :
WB masih kurang menguasai pembagian
➢ Strategi mengatasi hambatan
Memberi motifasi terhadap WB yang belum menguasai pembagian

Anda mungkin juga menyukai