Anda di halaman 1dari 4

RANCANGAN KEGIATAN KEMASYARAKATAN

(PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DIKALANGAN PEREMPUAN)


PENDIDIKAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN PDGK4306

Disusun oleh :
NAMA. :NUR LAILI YAH
NIM : 856976083
UPBJJ : 20/Bandar Lampung
Program Study :118 / PGSD / S1
Kelompok :B
Semester : 1 (satu)

KEMENTRIN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
RANCANGAN KEGIATAN KEMASYARAKATAN
(PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DIKALANGAN PEREMPUAN)

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang utama di era globalisasi sekarang ini. Pendidikan dapat
diperoleh baik melalui jalur formal ataupun non formal. Pendidikan tidak dapat terlepas dari
keberadaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas yang dapat menentukan kece-
katan seseorang dalam berpikir tentang diri dan lingkungannya. Buta aksara merupakan
ketidakmampuan seseorang dalam membaca, menulis, dan berhitung. Padahal ketiga
kemampuan tersebut sangat penting dalam menunjang aspek kehidupan, sehingga buta
aksara dapat mengakibatkan kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakber-
dayaan masyarakat. Indonesia merupakan ne- gara yang memiliki angka buta huruf yang
tinggi Jumlah buta aksara di Indonesia 3,56 atau 5,7 juta orang (Kemendikbud 2015).

1.MANFAAT KEGIATAN KEMASYARAKATAN


Buta aksara merupakan ketidakmampuan seseorang dalam membaca, menulis, dan
berhitung. Padahal ketiga kemampuan tersebut sangat penting dalam menunjang aspek
kehidupan, sehingga buta aksara dapat mengakibatkan kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakber- dayaan masyarakat. Sehubungan dengan uraian di atas maka
tujuan kegiatan ini adalah memberikan pen- didikan kepada masyarakat Desa agar mampu
membaca, menulis, dan menghitung sebagai langkah utama dalam memberantas buta aksara di
Desa Diharapkan dengan adanya kegiatan ini juga dapat memotivasi masyarakat untuk
mendorong anak-anak me- reka melanjutkan pendidikan, sehingga angka putus sekolah di Desa
dapat dikurangi.

2. STRATEGI MELAKSANAKAN PROGRAM


1. Persiapan dan pembekalan

a. Sosialisasi dan Koordinasi

Sosialisasi dan Koordinasi dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat dilakukan


dengan meminta dukungan masyarakat dan Pemerintah di lokasi Program. Hal ini tidak
saja ditentukan oleh kualitas`desain program dan komitmen pihak pelaksana, tetapi juga
sangat dipengaruhi oleh dukungan masyarakat. Menyadari hal inilah, maka sebelum
dilaksanakan program, pihak pelaksana sudah melakukan upaya konsolidatif untuk
menumbuhkembangkan dukungan masyarakat. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran
dilakukan sosialisasi ke rumah-rumah penduduk ataupun ke tempat kerja seperti kebun,
ladang, dan sawah untuk memperkenalkan program yang akan dijalankan.
b. Pembekalan Peserta Pengajar dan Rekruitmen Warga Belajar
Pembekalan pengajar di lakukan dengan mengikuti pelatihan. Dalam
pelatihan akan diberikan tata cara mengajar dan proses pembelajaran bagi warga
yang mengalami buta aksara.
Selanjutnya dalam perekrutan peserta warga belajar pada program pemberantasan
buta aksara ini memiliki persyaratan sebagi berikut
1. Prioritas usia 15 – 45 tahun, apabila di daerah tersebut tidak terdapat sasa- ran usia
tersebut, maka sasaran yang berusia di atas 45 tahun dapat direkrut menjadi warga
belajar,
2. Sosial ekonomi rendah

3. Pendapatan rendah

4. Belum memiliki keterampilan atau bekal yang dapat dijadikan mata pencaharian,
5. Buta aksara, Putus SD/MI kelas I-III atau tidak pernah mengenyam pendidikan

c. Persiapan bahan ajar


Bahan ajar yang digunakan dalam dalam Program pemeberantasan buta aksara
adalah menggunakan bahan pembelajaran tematik sesuai dengan potensi daerah dan
minat serta kebutuhan warga belajar. Persiapan bahan bahan ajar dilakukan dengan
mengambil referensi buku praktis yang telah direkonstruksi, disamping
menggunakan bahasa Indonesia juga menggunakan bahasa daerah (Enrekang)
dimaksudkan agar peserta warga belajar dapat memahami arti sehingga diharapkan
dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat membaca menulis, dan berhitung sesuai
target yang diharapkan.
3. TARGET DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM

Selama kegiatan, diharapkan minimal 60 % peserta sudah melek huruf dengan


asumsi bahwa jangka waktu yang tersedia terbatas. Namun demikian, program ini akan
dilaksanakan secara berkelanjutan agar buta aksara benar-benar terberantas sempurna dan
masyarakat dapat melek huruf secara permanen. Dan semakin banyak warga yang ingin
berpartisipasi dalam program pemberantasan buta aksara.

4.DokumentasiKegiatan

Anda mungkin juga menyukai