PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 13 Jalur pendidikan terdiri atas Pendidikan Formal, Non Formal, dan
Informal. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Kemudian pada pasal 26 disebutkan bahwa
Pendidikan nonformal (Pendidikan Luar Sekolah) diselenggarakan bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan
potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia
dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan
keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Program-Program Pendidikan Luar Sekolah tentunya harus dikelola oleh
Satuan PLS yaitu PKBM. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah salah
satu satuan pendidikan non formal sebagai wadah atau lembaga pendidikan yang
dibentuk dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat yang secara khusus
berkonsentrasi pada upaya pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat sesuai
dengan kebutuhan komunitas masyarakat tersebut (Petunjuk Teknis Pendirian Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat, 2006:2)
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat/ PKBM ZAID MEDIA yang akan
didirikan di Dusun Kota Desa Raja Tuha Kecamatan Mayak Payed Kabupaten Aceh
Tamiang bertujuan untuk mengelola potensi pendidikan khususnya dalam koridor
Pendidikan Luar Sekolah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
mengutamakan tingkat partisipasi masyarakat desa. Menurut Data Kuesioner
Pendidikan Non Formal, Kecamatan Mayak Payed tahun 2018 memiliki program PLS
antara lain Lembaga PAUD, Program Kejar Paket B, Program Kejar Paket C,
Lembaga Kursus,dan Program Keaksaraan Fungsional. Dari sekian program-program
1
PLS tersebut namun belum ada PKBM sebagai Satuan Lembaga PLS yang mengelola
program –program tersebut. Sedangkan Kecamatan Ambulu sebagai Kecamatan
pertama yang memiliki banyak potensi pendidikan khususnya Pendidikan Luar
Sekolah.
PKBM LENTERA ILMU bekerjasama dengan PKBM TAMBO Kecamatan
Pasirian Kabupaten Lumajang Jawa Timur (Juara I Tingkat Provinsi dan Juara 5
Tingkat Nasional) sebagai Mitra yang akan mendampingi PKBM dalam memanjemen
organisasi dan SDM serta mengakses informasi dan pendanaan. Selain itu PKBM
LENTERA ILMU juga bekerjasama dengan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Universitas Negeri Jember (PLS UNEJ).
Diharapkan dengan berdirinya PKBM LENTERA ILMU di Kecamatan
Ambulu mampu untuk menggerakkan partisipasi masyarakat untuk mengelola
program pendidikan didaerahnya sesuai dengan karakateristik dan kebutuhan
masyarakat. Hasil dari pengelolaan program adalah untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia Kecamatan Ambulu. Sehingga prinsip PKBM sebagai wadah
atau lembaga pendidikan yang dibentuk dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat
yang secara khusus berkonsentrasi pada upaya pembelajaran dan pemberdayaan
masyarakat sesuai dengan kebutuhan komunitas masyarakat tersebut dapat
terwujudkan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka didirikanlah Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM) “LENTERA ILMU” di Kecamatan Ambulu Kabupaten
Jember.
2
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
3
BAB II
PROFIL PKBM
4
menurunnya angka melanjutkan pada jalur pendidikan sekolah menjadi indikasi
menurunnya Human Developmen Index (HDI) Indonesia. Sejalan dengan itu. Kursus
sebagai salah satu program pendidikan pada jalur pendidikan luar sekolah yang
memiliki fleksibilitas program yang tinggi, menjadi makin diminati masyarakat untuk
menyiapkan diri memperoleh bekal keterampilan dalam merebut pasar kerja yang
kompetitif. Tidak hanya itu, memasuki era perdagangan bebas, kursus telah menjadi
menjadi lembaga pendidikan yang mempunyai daya saing di tingkat internasional.
Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa banyak lembaga kursus asing yang akan
masuk ke Indonesia, dan banyak pula lembaga kursus dari Indonesia yang akan
menyelenggarakan programnya di luar negeri.
Menurut Direktori Kursus Indonesia (2003: III) Kursus merupakan lembaga
pendidikan yang memiliki fleksibilitas tinggi, sehingga penanganannya juga
memerlukan sumber daya yang memadai. Kursus dapat dilaksanakan secara
berjenjang atau tidak berjenjang dan berkesinambungan (Multi Entry – Multi Exit).
Waktu pembelajaran dapat dilaksanakan dengan sistem kredit semester,
ekstrakulikuler, dan reguler secara intensif jam, minggu, atau bulan. Sasarannya yang
dapat dilayani adalah anak-anak, dewasa, atau orang tua (Dengan Tingkat Usia); anak-
anak sekolah, mahasiswa, karyawan, atau penganggur/ pencari kerja. Tenaga pendidik
kursus dapat berasal dari tenaga pendidik kursus, instruktur praktek, dan ahli
keterampilan tertentu, baik dari perusahaan atau unsur lain. Kurikulum yang
digunakan dapat berupa kurikulum yang disusun oleh kursus berasama industri,
nasional, maupun internasional. Demikan fleksibilitasnya dan keragamannya, untuk
menjawab tantangan kursus di masa mendatang diperlukan informasi yang lengkap,
sehingga berbagai pihak dapat saling memanfaatkan jasa kursus.
Kecamatan Mayak Payed memiliki potensi untuk didirikan kursus dan
bimbingan belajar. Besarnya potensi tersebut disebabkan besarnya potensi jumlah
calon warga belajar yang didasarkan pada jumlah Murid Menurut Tingkatan Sekolah
dan Jenis Kelamin adalah SD/MI 8397 siswa ; SLTP/MTs 2565 siswa; SMU/MA 1299
siswa (Kecamatan Ambulu Dalam Angka, 2006: 26). Berdasarkan data tersebut maka
sasaran warga belajar kursus dan bimbingan belajar akan besar, ditambah dengan
besarnya kebutuhan para siswa untuk meningkatkan perkembangan belajar dan
mengejar standar kelulusan. Selain itu, besarnya jumlah warga yang belum
mendapatkan pekerjaan merupakan potensi untuk dibelajarkan dalam program kursus
5
sehingga mereka mendapatkan keterampilan untuk bekerja maupun membuka
lapangan pekerjaan sendiri.
6
Kecamatan Mayak Payed memiliki jumlah penduduk berusia peserta didik
PAUD yaitu rentang usia 2 – 6 tahun adalah sebesar + 13104 jiwa (Kecamatan
Ambulu Dalam Angka, 2006: 15). Namun jumlah lembaga PAUD di Kecamatan
Ambulu adalah 21 lembaga (Data Kuesioner Pendidikan Non Formal Kecamatan
Ambulu 2007). Sedangkan rasio pendidik dan anak dalam satu kelompok adalah 1:6
untuk usia 2-3 tahun dan 1:10 untuk anak usia 3-6 tahun mak muncullah suatu
kesenjangan antara jumlah calon peserta didik dengan lembaga PAUD.
PKBM ZAID MEDIA selain akan mendirikan lembaga PAUD juga akan
membantu lembaga PAUD lainnya dalam pengelolaan penyelenggaraan,
pembelajaran, akses informasi dan pendanaan.
3. Keaksaraan Fungsional
Pemerintah Indonesia sedang menghadapi tantangan yang cukup berat untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Disamping terbatasnya ketersediaan
anggaran, terbatasnya sumberdaya pendidikan untuk dapat mencapai standar mutu
yang memadai. Pemerintah juga dihadapkan pada kenyataan bahwa penyandang buta
aksara jumlahnya masih cukup besar. Sampai pada tahun 2004, berdasar data BPS
jumlah penyandang buta aksara yang berusia 15 tahun ke atas mencapai 14,8 juta
orang atau 9,6 % dari seluruh penduduk yang ada. Secara nominal, angka tersebut
merupakan jumlah yang cukup besar, dan untuk memelek-hurufkan sejumlah itu
dibutuhkan strategi program yang tepat, waktu yang cukup, dan pelibatan sejumlah
besar sumberdaya. Peningkatan angka melek huruf menjadi perhatian serius
pemerintah karena ia berpengaruh secara siknifikan terhadap tingkat Human
Development Indeks (HDI), dan HDI menjadi salah satu indikator keberhasilan
pemerintah dan di mata internasional. Mulai tahun 2005, Pemerintah telah kan
program Keaksaraan Fungsional, sebagai upaya untuk mempercepat peningkatan
tingkat melek huruf (Literacy Rate) dengan target setidaknya mencapai 95% pada
tahun 2009
Keaksaraan secara sederhana diartikan sebagai kemampuan untuk
membaca, menulis, dan berhitung. Sedangkan Fungsional berkaitan erat dengan
fungsi dan/ atau tujuan pembelajaran, serta adanya jaminan bahwa hasil
pembelajarannya benar-benar ”bermakna atau bermanfaat bagi peningkatan mutu dan
taraf hidup warga belajar dan kehidupan masyarakat.
7
Program keaksaraan fungsional merupakan bentuk pelayanan Pendidikan
Luar Sekolah untuk membelajarkan warga masyarakat penyandang buta aksara, agar
memiliki kemampuan menulis, membaca, berhitung, dan menganalisa, yang
berorientasi pada kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan potensi yang ada di
lingkungan sekitarnya, sehingga warga belajar dan masyarakat.
Tujuan KF yang diselenggarakan oleh PKBM ZAID MEDIA adalah
memfasilitasi masyarakat untuk mempelajari Keterampilan CALISTUNG (Membaca,
Menulis, Berhitung). Sehingga masyarakat melek aksara latin dan angka arab,
memfasilitasi masyarakat untuk mempelajari Kemampuan FUNGSIONAL. Sehingga
masyarakat melek Bahasa Indonesia dan Pengetahuan, Pada akhirnya, bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat.
8
Kesempata yang sama untuk memperoleh Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long
Educatioan) dalam rangka mewujudkan keadilan pendidikan di setiap lapisan
masyarakat.
Sasaran Program Pendidikan Kecakapan Hidup adalah (a) Usia Produktif (15-
44 tahun), (b) Prioritas bagi penduduk buta aksara, (c) Tidak sekolah, menganggur/
tidak memiliki pekerjaan tetap, karena tidak memiliki keterampilan (unskills) yang
dapat dijadikan sebagai sumber nafkah, (d) Berasal dari keluarga miskin, (e)
Penduduk laki-laki dan perempuan memperoleh peluang yang sama, (f) Bersedia
mengikuti program sampai selesai.
5. Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
TBM aalah sebuah lembaga yang menyediakan bahan bacaan yang di
butuhkan oleh masyarakat. Sebagai tempat penyelenggaraan pembinaan kemampuan
membaca dan belajar , sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi
masyarakat. Pengelola TBM adalah mereka yang memiliki dedikasi dan kemampuan
teknis dalam mengelola dan melaksanakan layanan kepustakaan kepada masyarakat.
Bahan pustaka adalah semua jenis bacaan dalam berbagai bentuk media
Program TBM merupakan pembaharuan dari Taman Pustaka Rakyat yag di
dirikan oleh pendidikan masyarakat pada tahun lima puluhan. Program ini bertujuan
untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca masyarakat. Oleh karena itu
keberadaan TBM sangat penting sebagai sarana belajar masyarakat untuk itu
kemampuan , ketrampilan dan kinerja pengelola harus di tingkatkan sehingga dapat
mengelola TBM sebagai mana mestinya .
Tujuan PKBM ZAID MEDIA memberikan pelayanan Taman Bacaan
Masyarakat adalah (a) Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat
sehingga tercipta masyarakat yang cerdas, (b) Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar
masyarakat, (c) Mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru dalan rangka
Pemberantasan Buta Aksara sehingga tidak menjadi buta aksara lagi.
9
UNEJ). Ketiga mitra kerja tersebut akan membantu PKBM dalam memanjemen
organisasi dan SDM serta mengakses informasi dan pendanaan.
10
E. STRUKTUR ORGANISASI PKBM ZAID MEDIA
STRUKTUR PENGELOLA
LEMBAGA MITRA
1. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PELINDUNG
(PKBM) TAMBO Kabupaten Lumajang. 1. Kepala Bidang PLS Kabupaten
2. Lembaga Pengabdian Masyarakat KETUA Aceh Tamiang
Universitas Jember (LPM-UNEJ) 2. Camat Kecamatan Mayak Payed
3. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah ZULKARNAINI, A.Md 3. Kepala UPT Pendidikan
Universitas Negeri Jember (PLS UNEJ) Kecamatan Mayak Payed
SEKRETARIS BENDAHARA
…….. AQLIMA GEUBRINA, S.ST
PENDIDIKAN KESETARAAN KURSUS & PENDIDIKAN KEAKSARAAN LIFE SKILL TAMAN BACAAN
(KEJAR PAKET A B C) BIMBINGAN BELAJAR ANAK USIA DINI FUNGSIONAL (KETERAMPILA) MASYARAKAT
(PAUD) (TBM)
11
BAB III
PENUTUP
12