Anda di halaman 1dari 35

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Jl. Udayana No. 6 Mataram Telp. (0370) 622317 Faksimili (0370) 622317
Website : www.ntb.kemenag.go.id

Nomor : B-2134/Kw.18.03/03/PP.00/05/2021 Mataram, 11 Mei 2021


Lamp : 1 (satu) berkas
Hal : Pemberitahuan Pelaksanaan
BOP Pendidikan Kesetaraan

Yth.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kab/Kota
Up. Seksi PDPontren dan Diniyah/Pendis
Se – Nusa Tenggara Barat
di-
masing-masing ditempat

Dengan hormat, menindak lanjuti surat Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Nomor : B-1336/DJ.I/Dt.I.V/HM.01/05/2021 Tanggal 04 Mei 2021 Prihal
Pemberitahun Pelaksanaan BOP Pendidikan Kesetaraan, dalam rangka penyaluran Bantuan
Operasional Pendidikan (BOP) Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Shalafiyah Tahun
Anggaran 2021, bersama ini disampaikan hal hal sebagai berikut :

1. Anggaran BOP Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Shalafiyah tahun Anggaran
2021 dialokasikan dalam DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam;
2. Pelaksaan BOP Pendidikan kesetaraan pada Pondok Pesantren Shalafiyah Tahun Anggaran
2021 berpedoman pada Petunjuk Teknis BOP Pendidikan Kesetaraan No. 7033 Tahun 2020
(terlampir);
3. Kementerian Agama Kabupaten/Kota menyampaikan usulan data lembaga calon penerima
dana BOP dengan mengacu pada basis data EMIS pendidikan islam dengan syarat sebagai
berikut :
a. Aktif menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan khususnya program pendidikan
kesetaraan;
b. Terdaftar pada Kementerian Agama dibuktikan dengan Piagam Nomor Statistik Pondok
Pesantren (NSPP);
c. Memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN);
d. Mendapatkan rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota Atau Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi, yang menyatakan keberadaan, Keaktifan, dan
kelayakan sebagai lembaga penerima bantuan;
e. Terdaftar dalam pendataan EMIS Pendidikan Islam sebagai Satuan Pendidikan
Kesetaraan pada Pondok Pesantren Shalafiyah;
f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama lembaga (jika ada).
4. Data usulan dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang untuk diajukan dan dikirim kepada
Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Up. Kasi Pondok Pesantren dan Ma’had Aly dalam bentuk File Portable Documen Format
(PDF) dan Ms Excel dengan format sebagaimana terlampir melalui email
bidangpaisntb40@gmail.com Paling Lambat Tanggal 21 Mei 2021;
5. Proses penetapan penerima dan penyaluran dana bantuan akan dilaksanakan setelah data
sebagaimana dimaksud pada nomor 3 diterima, dengan memperhatikan ketentuan dalam
petunjuk teknis;
6. Lembaga penerima bantuan dana BOP segera menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban
Penggunaan (LPJ) bantuan dimaksud setelah selesai digunakan/dibelanjakan sebelum
tanggal 30 Oktober 2021 melalui email bidangpaisntb40@gmail.com;
7. Kementerian Agama Kabupaten./Kota segera menyampaikan informasi terkait pelaksanaan
program BOP Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Kepada Lembaga PPS
Shalafiyah di Masing-masing Kabupaten./Kota;

Untuk informasi dan koordinasi lebih lanjut dapat menghubungi Kepala Seksi Pondok Pesantren
dan Ma’had Aly (Drs. H. Nasrullah, M.Pd /CP. 08175797743) atau (Sdr. Syukri, M.Pd / CP.
081999392422).

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.

Tembusan :
Yth. Kakanwil Kementerian Agama Prov. NTB
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 7033 TAHUN 2020
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
BOP PENDIDIKAN KESETARAAN
TAHUN ANGGARAN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan tata kelola kelembagaan


dan operasional pembelajaran pada pondok pesantren
penyelenggara pendidikan kesetaraan, perlu adanya
program BOP pendidikan kesetaraan;
b. bahwa dalam rangka akuntabilitas pelaksanaan BOP
pendidikan kesetaraan tahun anggaran 2021, perlu dibuat
petunjuk teknis BOP Pendidikan Kesetaraan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam tentang Petunjuk Teknis BOP
Pendidikan Kesetaraan Tahun Anggaran 2021.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
191, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6406);

i
6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
239, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6570);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4769);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5423) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6267);
9. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 168);
10. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1736);
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 tentang
Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1740)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Agama Nomor 63 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 Tentang
Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
2098);

ii
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1745);
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang
Bantuan Pemerintah pada Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1655)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67
Tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 2097);
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);
16. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1117);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


TENTANG PETUNJUK TEKNIS BOP PENDIDIKAN KESETARAAN
TAHUN ANGGARAN 2021.

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis BOP Pendidikan Kesetaraan


Tahun Anggaran 2021 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.

KEDUA : Petunjuk Teknis BOP Pendidikan Kesetaraan Tahun Anggaran


2021 sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU
merupakan acuan dalam Pelaksanaan BOP Pendidikan
Kesetaraan Tahun Anggaran 2021.

iii
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Desember 2020

DIREKTUR JENDERAL,

TTD

MUHAMMAD ALI RAMDHANI

iv
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR : 7033 TAHUN 2020
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS BOP PENDIDIKAN KESETARAAN
TAHUN ANGGARAN 2021

PETUNJUK TEKNIS
BOP PENDIDIKAN KESETARAAN
TAHUN ANGGARAN 2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan bahwa sistem pendidikan nasional harus
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan
mutu serta relevansi pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global. Pemerintah pusat dan pemerintah
daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang
pendidikan dasar pada satuan pendidikan, dan bahwa wajib belajar
merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga
pendidikan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah pemerintah
pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi
seluruh peserta didik pada tingkat dasar maupun tingkat menengah.
Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang
menangani pendidikan Madrasah dan Pondok Pesantren memiliki
tanggungjawab dalam melaksanakan amanat UU tersebut.

Konsentrasi pemerintah disamping program Wajib Belajar Pendidikan


Dasar 9 Tahun tersebut adalah program Wajib Belajar 12 Tahun yang
rintisannya dimulai pada tahun 2012 dengan Program Menengah
Universal. Adapun untuk kelancaran operasional program wajib belajar
yang merupakan program mandatory pemerintah yang telah dituangkan ke
dalam kerangka pembangunan pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam menyiapkan anggaran Bantuan Operasional Pendidikan untuk
Pondok Pesantren Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan yang akan
disalurkan kepada Pondok Pesantren dengan harapan program bantuan
operasional pendidikan dimaksud dapat membantu kelancaran operasional
pembelajaran dilingkungan pondok pesantren.

i
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud Petunjuk Teknis ini untuk mengatur mekanisme pengelolaan
BOP Pendidikan Kesetaraan agar tertib, efisien, ekonomis, efektif,
transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.
2. Tujuan BOP pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut:
a. Meringankan beban biaya operasional pada pondok pesantren
penyelenggaraan pendidikan kesetaraan agar pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
b. Memberikan layanan penyelenggaraan pendidikan bagi seluruh
warga pondok pesantren secara optimal.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis bantuan operasional pendidikan
penyelenggaraan ujian pada Pondok Pesantren ini meliputi: Pendahuluan,
Pelaksanaan, Laporan Pertanggungjawaban, Ketentuan Perpajakan,
Larangan dan Sanksi, Tugas dan Tanggungjawab Organisasi, Pengendalian
dan Pengawasan, Serta Penutup.

E. Pengertian Umum
1. Bantuan Operasional Pendidikan adalah program pemerintah untuk
penyediaan pendanaan biaya opersional dalam kegiatan
penyelenggaraan pembelajaran bagi satuan pendidikan.
2. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri
Agama sebagai pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian Agama.
3. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah
Pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian
kewenangan dan tanggungjawab penggunaan anggaran pada
Kementerian Agama.
4. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
belanja negara.
5. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantrenadalah Direktorat
pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI yang
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, standardisasi,
bimbingan teknis serta evaluasi di bidang pendidikan diniyah dan
pondok pesantren.
6. Bidang Pondok Pesantren/PAKIS/Pendidikan Islam adalah bidang pada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi yang melaksanakan
pelayanan, bimbingan, pembinaan dan pengelolaan sistem informasi
pada pendidikan diniyah dan pondok pesantren.
7. Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren/TOS adalah seksi
pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota yang melaksanakan
pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan serta pengelolaan data dan
informasi di bidang pendidikan diniyah dan pondok pesantren.

ii
8. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran adalah Dokumen Pelaksanaan
Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja Negara.
9. Aparat Pengawas Intern Pemerintah adalah pengawas internal pada
institusi lain yang selanjutnya disebut APIP yang melakukan
pengawasan melalui audit, review, evaluasi, pemantauan dan
kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.
10. Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya
direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I
sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain
dan/atau kelompok masyarakat.
11. Surat Perjanjian yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian
tertulis antara PPK dengan Pimpinan Satuan Pendidikan/Kelompok
masyarakat.
12. Pakta Integritas adalah surat pernyataan kesanggupan melaksanakan
bantuan operasional penyelenggaraan ujian pada Pondok Pesantren
secara akuntabel, efektif, efisien dan bebas dari korupsi.
13. Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan perkiraan biaya
pekerjaan yang disusun oleh Tim Perencana, dikalkulasikan secara
keahlian berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta
digunakan oleh Tim Pelaksana untuk melaksanakan bantuan
operasional penyelenggaraan USBN dan UN pada Pondok Pesantren.
14. Jadwal Pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan kebutuhan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas
tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan.

iii
BAB II
PELAKSANAAN BANTUAN

A. Alokasi Dana Bantuan


Pengalokasian dana BOP pendidikan kesetaraan tahun anggaran 2021
adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam/Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi/Kantor Kementerian Agama Kab/Kota.

B. Sasaran Program dan Syarat Penerima Bantuan


Sasaran program BOP Pendidikan Kesetaraan adalah Pondok Pesantren
Salafiyah (PPS) penyelenggara Pendidikan Kesetaraan. Syarat satuan
pendidikan sebagai penerima bantuan sebagai berikut:
1. Aktif menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan khususnya program
pendidikan kesetaraan.
2. Terdaftar pada Kantor Kementerian Agama Kab./Kota setempat
dibuktikan dengan piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP).
3. Memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN);
4. Mendapatkan rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kab./Kota
atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, yang menyatakan
keberadaan, keaktifan, dan kelayakan sebagai lembaga penerima
bantuan.
5. Terdaftar dalam pendataan EMIS sebagai satuan Pendidikan
Kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah.
6. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atas namalembaga (jika ada).

C. Bentuk Bantuan.
Dana BOP pendidikan kesetaraan adalah program bantuan dalam bentuk
uang dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang diberikan kepada
lembaga pondok pesantren penyelenggara pendidikan kesetaraan untuk
membiayai operasional kegiatan belajar mengajar.

D. Syarat penyaluran
1. Menyampaikan Rencana Anggaran Biaya (RAB) penggunaan dana BOP;
2. PPK menerbitkan Surat Keputusan tentang penetapan penerima dana
BOP Pendidikan Kesetaraan yang di sahkan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran;
3. Pimpinan Pondok Pesantren menandatangani kuitansi/bukti
penerimaan;
4. Atas nama KPA, PPK membuat Perjanjian Kerjasama dengan pimpinan
Pondok Pesantren sebagai penerima dana bantuan operasional
pendidikan yang memuat hak dan kewajiban antara kedua belah
pihak;
5. PPK melakukan pencairan dana bantuan operasional pendidikan
kepada pondok pesantren penyelenggara pendidikan kesetaraan
berdasarkan permohonan penerima bantuan yang dilampirkan dengan

iv
RAB, Perjanjian Kerjasama yang sudah ditandatangani kedua belah
pihak dan kuitansi/bukti penerimaan yang ditandatangani oleh
pimpinan pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah;
6. Pencairan dana bantuan dilakukan dalam satu tahap setelah syarat
penyaluran telah selesai/lengkap;
7. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan dana
bantuan yang diajukan oleh calon penerima bantuan sesuai dengan
Petunjuk Teknis. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk
Teknis, PPK menyampaikan informasi kepada calon penerima bantuan
untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan;
8. PPK menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) setelah semua
syarat penyaluran sudah lengkap dan selesai dilaksanakan;
9. PPSPM menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang ditujukan
kepada KPPN berdasarkan pengajuan SPP dari PPK;
10. Dalam hal penyampaian laporan pertanggungjawaban dana bantuan
sesuai dengan surat perjanjian kerjasama setelah pekerjaan selesai
atau pada akhir tahun anggaran meliputi :
a). Laporan jumlah dana yang diterima.
b). Pernyataan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan bukti-
bukti pengeluaran telah disimpan.
c). Jika terdapat sisa dana bantuan pada akhir tahun anggaran
melampirkan bukti surat setoran sisa dana ke rekening Kas
Negara.

E. Komponen Pembiayaan
Penggunaan dana BOP Pendidikan Kesetaraan dapat digunakan untuk
membiayai komponen kegiatan-kegiatan berikut:
Komponen Pem-
No. Item Pembiayaan Penjelasan
biayaan
1. Penyelenggaraan  Penanggungjawab  Pembiayaan berpe-
Ujian  Ketua Panitia doman pada SBM ta-
 Sekretaris hun 2020 atau pera-
 Bendahara turan yang berlaku,
 Anggota dan selama tidak
 Pengawas dibiayai dari sumber
 Korektor dana lainnya
 Tenaga Proktor (APBN/APBD)
 Tenaga Teknisi
 Tenaga Pembuatan
Naskah Soal

2. Bahan Habis Pakai  ATK Pembiayaan selama tid-


 Penggandaan ak dibiayai dari sumber
 Perlengkapan penye- dana lainnya
lenggaraan ujian (APBN/APBD)
 Dokumentasi

v
 Transportasi
 Konsumsi
 Bahan habis pakai
lainnya yang terkait
dengan kebutuhan
operasional pembela-
jaran
3. Perangkat Jaringan  Server  Untuk pembelian
Komputer  Komputer Dekstop perangkat jaringan
 Wireless/LAN Card komputer dikhu-
 Router suskan pada Pondok
 Hub/Switch Pesantren yang akan
 Repeater mengadakan UNBK
 Access Point  Jumlah Komputer
 Kabel Jaringan disesuaikan dengan
 Perangkat Jaringan kebutuhan
Lainnya
4. Sarana prasarana Jasa pemakaian Jarin-  Selama tidak dibiayai
lainnya dalam gan Komputer dalam dari APBN/APBD
menunjang USBN proses Ujian Berbasis lainnya
dan/atau UN Komputer

Dalam menggunakan dana bantuan, satuan pendidikan harus


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam penggunaan dana BOP harus memperhatikan pelaksanaan
pembiayaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sehingga tidak ada
dobel pengeluaran anggaran.
2. Pembelian/pengadaan barang/jasa yang dilakukan oleh lembaga harus
memperhatikan prinsip kualitas, keterbukaan dengan melibatkan
unsur wali santri/masyarakat dan ekonomis dalam menentukan
barang dan tempat pembeliannya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
3. Semua bukti-bukti pengeluaran harus disesuaikan dengan yang
tercatat pada Buku Kas Umum dan berdasarkan pada Rencana
Anggaran Biaya yang telah diajukan oleh penerima bantuan.

F. Besaran Dana Bantuan.


Alokasi dana BOP pendidikan kesetaraan tahun anggaran 2021 setiap
lembaga sebesar Rp. 19.000.000,- (sembilan belas juta rupiah).

G. Penyaluran Dana Bantuan.


Dana BOP pendidikan kesetaraan ini disalurkan secara langsung (LS) ke
rekening lembaga penerima bantuan.

vi
BAB III
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN, KETENTUAN PERPAJAKAN, LARANGAN
DAN SANKSI

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan program


bantuan operasional pendidikan, pengelola program pada DIPA dimaksud dan
satuan pendidikan/lembaga penerima bantuan diwajibkan untuk melaporkan
realisasi penggunaan dana bantuan.
Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang
berkaitan dengan data penerima bantuan, pencairan, penyerapan dan
pemanfaatan dana bantuan.
A. Pertanggungjawaban Program
1. Pondok Pesantren Penyelenggara Pendidikan Kesetaraan
a. Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya harus memuat rencana penerimaan dan
rencana penggunaan dana bantuan yang telah diterima. RAB ini
harus ditandatangani oleh Pimpinan Pendidikan Kesetaraan pada
Pondok Pesantren Salafiyah.
b. Pembukuan
Penerima bantuan diwajibkan membuat pembukuan dari dana yang
diperoleh untuk pelaksanaan operasional pendidikan, baik dengan
tulis tangan atau menggunakan komputer. Buku yang digunakan
adalah Buku Kas Umum (BKU) dan Buku Pembantu Pajak (BPP).
Buku Kas Umum ini harus diisi pada tiap transaksi (segera setelah
transaksi tersebut terjadi dan tidak menunggu terkumpul satu
minggu/bulan). Sedangkan Buku Pembantu Pajak mempunyai
fungsi untuk mencatat semua transaksi yang harus dipungut pajak
serta memonitor atas pungutan dan penyetoran pajak yang
dipungut selaku pungut pajak.
c. Bukti Pengeluaran
1) Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti
kuitansi yang sah;
2) Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi
materai yang cukup sesuai dengan ketentuan bea materai.
Untuk transaksi dengan nilai sampai Rp. 250.000,00 tidak
dikenai bea meterai, sedang transaksi dengan nilai nominal
antara Rp. 250.000,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00 dikenai
bea meterai dengan tarif sebesar Rp. 3.000,00 dan transaksi
dengan nilai nominal lebih besar dari Rp. 1.000.000,00 dikenai
bea meterai dengan tarif sebesar Rp. 6.000,00;
3) Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci
sesuai dengan peruntukkannya;

vii
4) Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah
dalam bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi;
5) Setiap bukti pembayaran harus disetujui pimpinan lembaga
penerima bantuan;
6) Segala jenis dokumen pelaporan dan bukti pengeluaran aslinya
harus disimpan oleh lembaga penerima dana BOP sebagai
bahan bukti dan bahan pelaporan.
d. Realisasi Penggunaan Dana Bantuan
Laporan ini disusun berdasarkan Buku Kas Umum dari semua
sumber dana bantuan yang telah diterima yang diketahui oleh
Pimpinan Pondok Pesantren dan diarsipkan dengan rapih beserta
semua bukti-bukti/kuitansi pengeluaran yang asli.
e. Pertanggungjawaban
Dalam setiap pencairan dan penggunaan dana bantuan tersebut,
setiap Pondok Pesantren wajib mempertanggungjawabkan dana
bantuan operasional tersebut, baik dalam bentuk bukti-bukti fisik
atas penggunaan dana maupun laporan dalam bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan.
2. Kementerian Agama
Hal-hal yang perlu dilaporkan dari Kementerian Agama adalah
Rekapitulasi jumlah lembaga dan jumlah dana bantuan yang telah
dicairkan.

B. Ketentuan Perpajakan
Penerima dana BOP pendidikan kesetaraan wajib membayarkan pajak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

C. Larangan dan Sanksi


1. Larangan
a. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan;
b. Dipinjamkan kepada pihak lain;
c. Membelanjakan dana bantuan tidak sesuai dengan peruntukan
operasional pembelajaran;
d. Membeli software/perangkat lunak untuk pelaporan keuangan
bantuan;
e. Menanamkan saham;
f. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana
pemerintah pusat (APBN) atau pemerintah daerah (APBD) secara
penuh/wajar;

2. Sanksi
Segala bentuk pelanggaran atas pengelolaan dana bantuan yang tidak
sesuai dengan ketentuan akan diberikan sanksi menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

viii
BAB IV

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

A. Pengendalian
KPA menyelenggarakan pengendalian intern terhadap pelaksanaan
pengelolaan dana bantuan operasional pendidikan pada pondok pesantren
penyelenggara pendidikan kesetaraan.
B. Pengawasan
Kegiatan pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan
penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan negara,
pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya. Pengawasan meliputi
pengawasan melekat, pengawasan fungsional dan pengawasan
masyarakat.
1. Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh
pimpinan masing-masing instansi kepada bawahannya, baik di tingkat
pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota maupun tingkat Pondok Pesantren.
Prioritas utama adalah pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Wilyah
Kementerian Agama Provinsi kepada Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota serta dari Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota kepada lembaga penerima bantuan.
2. Pengawasan Fungsional Internal
Instansi pengawas fungsional yang melakukan pengawasan secara
internal adalah Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI. Instansi
tersebut bertanggungjawab untuk melakukan audit sesuai dengan
kebutuhan lembaga atau atas permintaan instansi yang akan diaudit.
3. Pengawasan Fungsional Eksternal
Instansi pengawas eksternal yang melakukan pengawasan adalah
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Instansi ini
bertanggungjawab untuk melakukan audit sesuai dengan kebutuhan
lembaga tersebut atau permintaan instansi yang akan diaudit. Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) sesuai dengan kewenangannya dapat
melakukan pemeriksaan terhadap penggunaan dana bantuan.
4. Pengawasan Masyarakat
Dalam rangka transparansi pelaksanaan bantuan operasional
pendidikan, program ini juga dapat diawasi oleh unsur masyarakat dan
unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapat di tingkat Pondok
Pesantren, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat. Lembaga tersebut
melakukan pengawasan dalam rangka memotret pelaksanaan bantuan
dimaksud namun tidak melakukan audit. Apabila terdapat indikasi
penyimpangan dalam pengelolaan dana bantuan, dapat segera
dilaporkan kepada instansi pengawas fungsional atau lembaga
berwenang lainnya.

ix
BAB V
PENUTUP

Petunjuk Teknis BOP Pendidikan Kesetaraan Tahun 2021 disusun dan


ditetapkan sebagai acuan bagi semua pelaksana program dan lembaga
penerima bantuan dalam mengelola dana bantuan tersebut mulai dari tingkat
pusat hingga Satuan Pendidikan. Diharapkan dengan adanya petunjuk teknis
pelaksanaan dana BOP Pendidikan Kesetaraan dapat terlaksana dengan baik
dan akuntabel.

DIREKTUR JENDERAL,

TTD

MUHAMMAD ALI RAMDHANI

x
LAMPIRAN
FORMAT 1
CONTOH SK PPK

KOP SURAT SATKER

KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI……….
/ KANTOR KEMENAG KABUPATEN/KOTA ………..
NOMOR :

TENTANG

PENETAPAN PONDOK PESANTREN


PENERIMA BOP PENDIDIKAN KESETARAAN
TAHUN 2020

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembangunan nasional melalui


peningkatan mutu pendidikan serta upaya
penuntasan wajib belajar dan pendidikan menengah
universal pada Pondok Pesantren;
b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan proses belajar
mengajar di Pondok Pesantren diperlukan dana
operasional pendidikan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu
menetapkan Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen
tentang Penetapan Pondok Pesantren Penyelenggara
Pendidikan Kesetaraan Penerima BOP Pendidikan
Kesetaraan 2021;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang
Pesantren (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 191, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6406);

11
6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2021 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 239, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6570);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007
tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4769);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013
tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5423) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6267);
9. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
10. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran
Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran
Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1736);
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014
tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Pada
Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1740)sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama
Nomor 63 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014
Tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Pada
Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 2098);

12
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1745);
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015
tentang Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1655) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama
Nomor 62 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun
2015 tentang Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 2097);
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1495);
16. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1117).

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PENETAPAN PONDOK PESANTREN PENYELENGGARA


PENDIDIKAN KESETARAAN PENERIMA BOP
PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2021.

KESATU : Menetapkan Pondok Pesantren Penyelenggara


Pendidikan Kesetaraan Penerima BOP Pendidikan
Kesetaraan Tahun 2021, dengan susunan terlampir;
KEDUA : Pondok Pesantren sebagai penerima dana bantuan
operasional Tahun 2021 mempunyai kewajiban :
a. Menggunakan dana bantuan sesuai ketentuan pada
Petunjuk Teknis;
b. Memperkuat akuntabilitas pelaporan dana bantuan;
c. Menyerahkan laporan pertanggungjawaban atas
penggunaan dana bantuan kepada PPK;
KETIGA : Semua biaya sebagai akibat dikeluarkannya
Keputusan ini dibebankan ke dalam DIPA .................
Tahun 2021;

13
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di .........................
Pada tanggal .................. 2020
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
KANWIL KEMENAG PROVINSI....
DISAHKAN OLEH /KANTOR KEMENAG
KUASA PENGGUNA ANGGARAN KAB/KOTA ...............

...................................................
................................................. NIP. ............................................
....

.
..............................................
.......
N
IP.
..............................................

14
LAMPIRAN
KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
NOMOR : ............................................

TENTANG

PENETAPAN PONDOK PESANTREN


PENERIMA BOP PENDIDIKAN KESETARAAN
TAHUN 2021

NAMA
NILAI NOMOR NAMA
NO PENERIMA ALAMAT
BANTUAN REKENING BANK
BANTUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
.
.
.
.
.
Dst

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


DISAHKAN OLEH
KUASA PENGGUNA ANGGARAN

................................................
.....................................................

.
.................................................
....
N
IP.
..............................................

15
SURAT PERNYATAAN
PENGIRIMAN NOMOR REKENING

Pada hari ini, tanggal ..........……………................ kami kirimkan salinan


halaman pertama Buku Tabungan Bank ................................. alamat
Bank ....................................................... atas nama Pondok Pesantren :

Nama Ponpes : ....................................................................................


NSP : ....................................................................................
NPSN : ....................................................................................
Alamat Ponpes : ....................................................................................
Jalan .............................................................................
Kel/Desa .......................................................................
Kecamatan ....................................................................
Kab/Kota ......................................................................
No Rekening : ....................................................................................

Atas Nama : 1. Jabatan ..................................................................


2. Jabatan ..................................................................

Nomor telepon yang bisa dihubungi jika fax yang kami kirimkan kurang
jelas :
1. No. ............................... Telp. ...............................................................
2. No. .............................. Telp. ...............................................................
3. No. .............................. Telp. ...............................................................

Yang Mengirimkan

( ........................................ )

16
REKAPITULASI NAMA DAN NOMOR REKENING PPS PENERIMA DANA BOP FORMAT 4
Dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Kabupaten/Kota :
Provinsi :

Nama Rekening
Nomor
No Nama PPS NSP NPSN Bank Cabang (Nama Lembaga tidak Penandatangan (2 orang)
Rekening
Boleh Rekening Pribadi)

1
2

1
2
1
2

………..tanggal,…………………..

Pejabat Pembuat Komitmen

Kanwil Kemenag Provinsi ……… / Kantor Kemenag Kab/Kota ………

…………………………………………………………………………

17
KOP SURAT SATKER
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN
DENGAN
PENDIDIKAN KESETARAAN PADA PONDOK PESANTREN SALAFIYAH
TENTANG
PEMBERIAN DANA BOP PENDIDIKAN KESETARAAN

NOMOR : ................................................
NOMOR : ................................................

Pada hari ini ………. tanggal ……… bulan……… tahun dua ribu dua puluh
satu, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : …………………….
NIP : …………………….
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen, berdasarkan Keputusan
Kuasa Pengguna Anggaran No. ….. tanggal ………..
Alamat : …………………….
Bertindak Untuk Dan Atas Nama Direktorat Pendidikan Diniyah Dan Pondok
Pesantren selanjutnya disebut PIHAK KESATU;
2. Nama : …………………….
Jabatan : Penanggungjawab/Pimpinan Pendidikan Kesetaraan
Pondok Pesantren ………….. berdasarkan Surat Ketua
Yayasan/Organisasi Penyelenggara Pendidikan yang
Berdasarkan Hukum No : ,,,,,,,, Tanggal ……….
Alamat : …………………….

Bertindak untuk dan atas nama Pondok Pesantren ……………………..,


selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA


PIHAK, menerangkan terlebih dahulu bahwa berdasarkan :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 191, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6406);
6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2021 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 239, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6570);

18
7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama
dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4769);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5423) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6267);
9. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
10. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
1191) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam
Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1736);
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pejabat
Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1740)sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 63 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Pejabat
Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 2098);
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1340) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745);
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1655) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015
tentang Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Agama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2097);
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1495);
16. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1117);
17. Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Nomor ……… tanggal ……….
Tentang Penetapan Penerima Dana BOP Pendidikan Kesetaraan.

19
PARA PIHAK menyepakati hal-hal sebagai berikut :
1. PIHAK KESATU memberikan Dana BOP Pendidikan Kesetaraan kepada
PIHAK KEDUA untuk melaksanakan biaya operasional sebagaimana diatur
dalam Petunjuk Teknis;
2. PIHAK KEDUA menerima tugas yang diberikan PIHAK KESATU
sebagaimana dimaksud butir 1 di atas;
3. Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a. Addendum Kontrak;
b. Perubahan RAB.

PARA PIHAK sepakat dan setuju mengikatkan diri dalam suatu perjanjian
dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Maksud dibuatnya perjanjian ini adalah untuk mengatur pelaksanaan


penyaluran dana BOP Pendidikan Kesetaraan yang dananya berasal dari
DIPA Satker ………Tahun Anggaran 2021.
(2) Tujuan dibuatnya perjanjian ini adalah agar pelaksanaan penyaluran da-
na Bantuan Operasional dilakukan secara lebih efektif, efisien dan akunt-
abel.
Pasal 2
NILAI BANTUAN OPERASIONAL
(1) Nilai dana BOP Pendidikan Kesetaraan yang dituangkan dalam perjanjian
ini adalah sebesar Rp. ……… (….. dengan huruf ……).
(2) Nilai bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
daftar perhitungan sebagaimana lampiran perjanjian ini yang merupakan
satuan kesatuan dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan perjanjian ini.

Pasal 3
PEMBEBANAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
Penyaluran Dana Bantuan Operasional dibebankan pada DIPA Satker Tahun
Anggaran 2021 dengan kode pembebanan ……….

Pasal 4
TATA CARA PENYALURAN
(1) Penyaluran dana BOP Pendidikan Kesetaraan dilakukan dengan
pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada KPPN …….. oleh
PIHAK KESATU untuk selanjutnya diterbitkan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) yang ditujukan langsung kepada rekening PIHAK KEDUA
melalui Bank … Rekening No. … atas nama Pondok Pesantren…………..
(2) Pencairan pembayaran dilakukan satu tahap setelah PIHAK KEDUA
mengajukan syarat-syarat penyaluran kepada PIHAK KESATU dengan
dilampiri :
1. Rencana Anggaran Biaya;
2. Perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan
dan PPK;
3. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh
Pimpinan Penerima Bantuan;
4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM).
(3) PIHAK KESATU memproses tagihan dan menerbitkan Surat Perintah
Membayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 2 (dua) hari
kerja setelah diterima tagihan dari PIHAK KEDUA secara benar dan
lengkap.

20
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN
(1) Hak dan Kewajiban PIHAK KESATU meliputi :
a. PIHAK KESATU berhak melakukan monitoring penggunaan dana
Bantuan Operasional yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
b. PIHAK KESATU berhak meminta laporan periodik mengenai
pelaksanaan Bantuan Operasional yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA;
c. PIHAK KESATU berkewajiban menyalurkan Dana Bantuan Operasional
kepada PIHAK KEDUA setelah dipenuhi syarat-syarat penyaluran dana
bantuan;
(2) Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA meliputi :
a. PIHAK KEDUA berhak untuk menerima Dana Bantuan Operasional
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 2, setelah dipenuhinya seluruh
syarat dan ketentuan penyaluran dana kepada PIHAK KESATU;
b. PIHAK KEDUA berkewajiban menggunakan Dana Bantuan Operasional
sesuai Petunjuk Teknis;

b. PIHAK KEDUA berkewajiban melaporkan penggunaan Dana Bantuan


Operasional Secara Periodik kepada PIHAK KESATU;
c. PIHAK KEDUA berkewajiban menyetorkan ke Kas Negara sisa dana
bantuan Operasional yang tidak digunakan sampai dengan akhir Tahun
Anggaran 2021 paling lambat tanggal 31 Desember 2021;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan keterangan-keterangan
serta bukti-bukti yang diperlukan untuk pengawasan/pemeriksaan
yang dilakukan oleh PIHAK KESATU.

Pasal 6
PERNYATAAN KESANGGUPAN
Dengan menandatangani perjanjian ini, PIHAK KEDUA menyatakan
kesanggupan untuk :
1. Menggunakan dana bantuan operasional sesuai dengan petunjuk Teknis
Pelaksanaan BOP Pendidikan Kesetaraan;
2. Menyetorkan ke Kas Negara sisa dana Bantuan Operasional yang tidak
digunakan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2021 paling lambat
tanggal 31 Desember 2021.

Pasal 7
SANKSI
Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan sebagian atau seluruhnya isi
perjanjian ini, PIHAK KESATU akan mengenakan sanksi berupa sanksi
administratif dan/atau sanksi lain berupa penghentian penyaluran dana
Bantuan Operasional pada tahun berikutnya, termasuk dan tidak terbatas
melaporkan kepada pihak berwajib apabila ditemukan unsur tindak pidana.

Pasal 8
LAPORAN BERKALA PENGGUNAAN DANA
PIHAK KEDUA berkewajiban melaporkan penggunaan dana Bantuan kepada
PIHAK KESATU.

Pasal 9
PENGAKHIRAN PERJANJIAN KERJASAMA
(1) Perjanjian ini berakhir sampai dengan 31 Desember 2021.
(2) Surat perjanjian dapat diakhiri oleh salah satu kondisi antara lain :
a. Ada ketentuan perundang-undangan dan/atau kebijakan perintah
yang tidak memungkinkan berlangsungnya Surat Perjanjian ini; dan
b. Salah Satu Pihak mengakhiri Surat Perjanjian ini karena adanya
Peristiwa Wanprestasi terhadap ketentuan Hak dan Kewajiban
sebagaimana diatur pada Pasal 6 Surat Perjanjian ini.

21
(3) PIHAK yang berkehendak untuk mengakhiri Surat Perjanjian ini
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) b. dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal pengakhiran yang
dikehendaki;
b. Tidak memberitahukan hak, kewajiban dan tanggunjawab masing-
masing pihak yang masih harus dilakukan dan/atau diselesaikan ter-
hadap pihak lainnya berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Surat
Perjanjian ini;
c. PARA PIHAK sepakat dan setuju utnuk mengenyampingkan ketentuan
Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum perdata, sehingga
pengakhiran Surat Perjanjian ini secara sah cukup dilakukan dengan
pemberitahuan tertulis dari masing-masing pihak dan tidak memer-
lukan penetapan atau putusan pengadilan; dan
d. Pihak yang akan mengakhiri surat perjanjian setelah terlebih dahulu
melaporkan kepada Menteri Agama selaku wakil pemerintah yang
memberikan penugasan.

Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) PARA PIHAK berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh me-
nyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan dengan Surat perjanjian ini.
(2) Penyelesaian secara damai dapat dilakukan melalui musyawarah secara
langsung antara PARA PIHAK atau melalui perantaraan pihak ketiga yang
disepakati oleh Para Pihak dalam bentuk mediasi.
(3) Apabila penyelesaian perselisihan tidak dapat dilakukan oleh PARA PIHAK
secara musyawarah, Para Pihak menetapkan Pengadilan Negeri ….. se-
bagai tempat penyelesaian perselisihan.

Pasal 11
PENUTUP
(1) PARA PIHAK menyatakan telah menyetujui untuk melaksanaan perjanjian
ini sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Perjanjian ini terdiri dari 7 (tujuh) halaman yang merupakan satu kesatuan
dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan Perjanjian ini
yang dibubuhi paraf pada setiap halaman kecuali pada halaman terakhir
dan halaman lampiran yang ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(3) Perjanjian ini dibuat dalam rangka2 (dua) terdiri dari 2 (dua) asli ber-
material cukup untuk PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.
(4) Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : ……………
Tanggal : …………. 2021

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama


Kantor Wilayah Kementerian Agama Pondok Pesantren …………
Provinsi ….. / Kantor Kementerian PENANGGUNGJAWAB/PIMPINAN
Agama Kabupaten ….. / Kota …….. PENDIDIKAN KESETARAAN
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN, PONDOK PESANTREN

………………………… …………………………
Nip …………………..

22
KOP SURAT

SURAT PERNYATAAN
TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Nama Pondok Pesantren : ……………………………………………………


NSPP : ……………………………………………………
NPSN : ……………………………………………………
Nama Penanggungg Jawab : ……………………………………………………
Alamat Pondok Pesantren : ……………………………………………………
……………………………………………………
Nama Bantuan : BOP Pendidikan Kesetaraan
Tahun Anggaran 2021

Berdasarkan Surat Keputusan Nomor ……………………………. dan


Perjanjian Kerja Sama Nomor ………………….. mendapatkan BOP
Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp. ………………… (…..dengan uruf……).

Dengan ini menyatakan bahwa :


a. Telah menerima pencairan dana BOP Pendidikan Kesetaraan Tahun
2021 dengan nilai nominal sebesar Rp. …………………………
(…..dengan huruf……).
b. Bertanggung jawab penuh atas pengeluaran yang telah dibayar
lunas kepada yang berhak menerima;
c. Bersedia menyimpan dengan baik seluruh bukti pengeluaran belanja
yang telah dilaksanakan;
d. Bersedia untuk dilakukan pemeriksaannya terhadap bukti-bukti
pengeluaran oleh aparat pengawas fungsional pemerintah.
e. Apabila dikemudian hari, pernyataan yang saya buat ini
mengakibatkan kerugian Negara maka saya bersedia dituntut
penggantian kerugian Negara dimaksud sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya.

………….... , ………………......... 2021


Penanggunggjawab/Pimpinan
Pondok Pesantren

Materai Rp. 6.000,


……………………………………

23
KOP SURAT

LAMPIRAN PERTANGGUNGJAWABAN
DANA BOP PENDIDIKAN KESETARAAN
TAHUN 2021

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama Pondok Pesantren : ……………………………………………………
Nama Penanggungg Jawab : ……………………………………………………
Alamat Pondok Pesantren : ……………………………………………………
Nama Bantuan : BOP Pendidikan Kesetaraan
Tahun Anggaran 2021
Berdasarkan Surat Keputusan Nomor ………………. dan Perjanjian Kerja
sama Nomor …………… telah menerima dana BOP Pendidikan
Kesetaraan Tahun 2021 dengan nilai nominal sebesar Rp. ………………
(…..denagn huruf…..).
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini Saya menyampaikan
laporan pertanggungjawaban bantuan sebagai berikut :
1. Laporan penggunaan jumlah dana :
a. Jumlah total dana yang diterima : Rp. ………. (…..dengan hu-
ruf…..)
b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp. ………. (…..dengan hu-
ruf…..)
c. Jumlah total sisa dana : Rp. ………. (…..dengan hu-
ruf…..)
2. Telah menyelesaikan seluruh pekerjaan 100% dana BOP Pendidikan
Kesetaraan Tahun 2020 berdasarkan perjanjian Kerja Sama tersebut
di atas.
Berdasarkan hal tersebut di atas, saya dnegan ini menyatakan dengan
sebenar-benarnya bahwa :
1. Bukti-bukti pengeluaran penggunaan dana BOP Pendidikan
Kesetaraan Tahun 2021 sebesar Rp. …………. (……dengan huruf……)
telah kami simpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pangawas
fungsional.
2. Telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar Rp.
………..(…..dengan huruf…..) sebagaimana Bukti Penerimaan Negara
(BPN) terlampir.
3. Apabila di kemudian hari, atas penggunaan dana BOP Pendidikan
Kesetaraan Tahun 2021 mengakibatkan kerugian Negara maka saya
bersedia di tuntut penggantian kerugian Negara dimaksud sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Demikian laporan pertanggunjawaban dana BOP Pendidikan Kesetaraan
ini kami buat dengan sesungguhnya dan penuh tanggung jawab .

…………. , ……………… 2021


Penanggunggjawab/Pimpinan
Pondok Pesantren

materai Rp. 6.000,00

……………………………………

24
KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN

Nomor : ……………………

Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran


Satker ……………………………………………………………….
Jumlah Uang : Rp. …………………………………………………………………...
Terbilang : …………………………………………………………………..........
Untuk Pembayaran : Penggunaan dana BOP Pendidikan Kesetaraan Tahun
Anggaran 2021 Berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama
Penerima Dana Bantuan No. ………………….. Tanggal
……………….

Tempat, ……….tanggal………….

Penanggungjawab /Pimpinan
Pondok Pesantren

Tanda Tangan, stempel di atas


Materai Rp. 6.000

(Nama Jelas……………………..)

Setuju dibebankan pada mata anggaran berkenaan


a.n. Kuasa Pengguna Anggaran
Pejabat Pembuat Komitmen

Tanda Tangan dan Stempel

(Nama Jelas………………..)
NIP. ………………………..

25
BUKU KAS UMUM

Nama PPS :
Desa/Kecamatan : FORMAT K-1

Kabupaten : Diisi oleh Bendahara PPS

Propinsi : Disimpan di PPS

Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal No. Kode No. Bukti Uraian Saldo
(Debet) (Kredit)

1 2 3 4 5 6 7 8

Mengetahui …….,…………………..20……..

Kepala PPS Bendahara PPS

(……………..…..) (……………………….)

26
BUKU PEMBANTU PAJAK

Nama PPS : ……………………………

Desa/Kecamatan : …………………………… FORMAT K-2

Kabupaten : …………………………… Diisi oleh Bendahara PPS

Provinsi : …………………………… Disimpan di PPS

No. Tanggal No. Kode No. Bukti Uraian PPN PPh 21 Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah Penerimaan

Mengetahui ……………..,………………….

Kepala PPS Bendahara PPS

…………………………………. ………………………………….

27

Anda mungkin juga menyukai