Yth.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kab/Kota
Up. Seksi PDPontren dan Diniyah/Pendis
Se – Nusa Tenggara Barat
di-
masing-masing ditempat
Dengan hormat, menindak lanjuti surat Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Nomor : B-1336/DJ.I/Dt.I.V/HM.01/05/2021 Tanggal 04 Mei 2021 Prihal
Pemberitahun Pelaksanaan BOP Pendidikan Kesetaraan, dalam rangka penyaluran Bantuan
Operasional Pendidikan (BOP) Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Shalafiyah Tahun
Anggaran 2021, bersama ini disampaikan hal hal sebagai berikut :
1. Anggaran BOP Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Shalafiyah tahun Anggaran
2021 dialokasikan dalam DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam;
2. Pelaksaan BOP Pendidikan kesetaraan pada Pondok Pesantren Shalafiyah Tahun Anggaran
2021 berpedoman pada Petunjuk Teknis BOP Pendidikan Kesetaraan No. 7033 Tahun 2020
(terlampir);
3. Kementerian Agama Kabupaten/Kota menyampaikan usulan data lembaga calon penerima
dana BOP dengan mengacu pada basis data EMIS pendidikan islam dengan syarat sebagai
berikut :
a. Aktif menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan khususnya program pendidikan
kesetaraan;
b. Terdaftar pada Kementerian Agama dibuktikan dengan Piagam Nomor Statistik Pondok
Pesantren (NSPP);
c. Memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN);
d. Mendapatkan rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota Atau Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi, yang menyatakan keberadaan, Keaktifan, dan
kelayakan sebagai lembaga penerima bantuan;
e. Terdaftar dalam pendataan EMIS Pendidikan Islam sebagai Satuan Pendidikan
Kesetaraan pada Pondok Pesantren Shalafiyah;
f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama lembaga (jika ada).
4. Data usulan dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang untuk diajukan dan dikirim kepada
Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Up. Kasi Pondok Pesantren dan Ma’had Aly dalam bentuk File Portable Documen Format
(PDF) dan Ms Excel dengan format sebagaimana terlampir melalui email
bidangpaisntb40@gmail.com Paling Lambat Tanggal 21 Mei 2021;
5. Proses penetapan penerima dan penyaluran dana bantuan akan dilaksanakan setelah data
sebagaimana dimaksud pada nomor 3 diterima, dengan memperhatikan ketentuan dalam
petunjuk teknis;
6. Lembaga penerima bantuan dana BOP segera menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban
Penggunaan (LPJ) bantuan dimaksud setelah selesai digunakan/dibelanjakan sebelum
tanggal 30 Oktober 2021 melalui email bidangpaisntb40@gmail.com;
7. Kementerian Agama Kabupaten./Kota segera menyampaikan informasi terkait pelaksanaan
program BOP Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Kepada Lembaga PPS
Shalafiyah di Masing-masing Kabupaten./Kota;
Untuk informasi dan koordinasi lebih lanjut dapat menghubungi Kepala Seksi Pondok Pesantren
dan Ma’had Aly (Drs. H. Nasrullah, M.Pd /CP. 08175797743) atau (Sdr. Syukri, M.Pd / CP.
081999392422).
Tembusan :
Yth. Kakanwil Kementerian Agama Prov. NTB
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 7033 TAHUN 2020
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
BOP PENDIDIKAN KESETARAAN
TAHUN ANGGARAN 2021
i
6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
239, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6570);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4769);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5423) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6267);
9. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 168);
10. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1736);
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 tentang
Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1740)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Agama Nomor 63 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 Tentang
Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
2098);
ii
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1745);
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang
Bantuan Pemerintah pada Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1655)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67
Tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 2097);
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);
16. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1117);
MEMUTUSKAN:
iii
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Desember 2020
DIREKTUR JENDERAL,
TTD
iv
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR : 7033 TAHUN 2020
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS BOP PENDIDIKAN KESETARAAN
TAHUN ANGGARAN 2021
PETUNJUK TEKNIS
BOP PENDIDIKAN KESETARAAN
TAHUN ANGGARAN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan bahwa sistem pendidikan nasional harus
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan
mutu serta relevansi pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global. Pemerintah pusat dan pemerintah
daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang
pendidikan dasar pada satuan pendidikan, dan bahwa wajib belajar
merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga
pendidikan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah pemerintah
pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi
seluruh peserta didik pada tingkat dasar maupun tingkat menengah.
Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang
menangani pendidikan Madrasah dan Pondok Pesantren memiliki
tanggungjawab dalam melaksanakan amanat UU tersebut.
i
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud Petunjuk Teknis ini untuk mengatur mekanisme pengelolaan
BOP Pendidikan Kesetaraan agar tertib, efisien, ekonomis, efektif,
transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.
2. Tujuan BOP pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut:
a. Meringankan beban biaya operasional pada pondok pesantren
penyelenggaraan pendidikan kesetaraan agar pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
b. Memberikan layanan penyelenggaraan pendidikan bagi seluruh
warga pondok pesantren secara optimal.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis bantuan operasional pendidikan
penyelenggaraan ujian pada Pondok Pesantren ini meliputi: Pendahuluan,
Pelaksanaan, Laporan Pertanggungjawaban, Ketentuan Perpajakan,
Larangan dan Sanksi, Tugas dan Tanggungjawab Organisasi, Pengendalian
dan Pengawasan, Serta Penutup.
E. Pengertian Umum
1. Bantuan Operasional Pendidikan adalah program pemerintah untuk
penyediaan pendanaan biaya opersional dalam kegiatan
penyelenggaraan pembelajaran bagi satuan pendidikan.
2. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri
Agama sebagai pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian Agama.
3. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah
Pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian
kewenangan dan tanggungjawab penggunaan anggaran pada
Kementerian Agama.
4. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
belanja negara.
5. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantrenadalah Direktorat
pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI yang
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, standardisasi,
bimbingan teknis serta evaluasi di bidang pendidikan diniyah dan
pondok pesantren.
6. Bidang Pondok Pesantren/PAKIS/Pendidikan Islam adalah bidang pada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi yang melaksanakan
pelayanan, bimbingan, pembinaan dan pengelolaan sistem informasi
pada pendidikan diniyah dan pondok pesantren.
7. Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren/TOS adalah seksi
pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota yang melaksanakan
pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan serta pengelolaan data dan
informasi di bidang pendidikan diniyah dan pondok pesantren.
ii
8. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran adalah Dokumen Pelaksanaan
Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja Negara.
9. Aparat Pengawas Intern Pemerintah adalah pengawas internal pada
institusi lain yang selanjutnya disebut APIP yang melakukan
pengawasan melalui audit, review, evaluasi, pemantauan dan
kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.
10. Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya
direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I
sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain
dan/atau kelompok masyarakat.
11. Surat Perjanjian yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian
tertulis antara PPK dengan Pimpinan Satuan Pendidikan/Kelompok
masyarakat.
12. Pakta Integritas adalah surat pernyataan kesanggupan melaksanakan
bantuan operasional penyelenggaraan ujian pada Pondok Pesantren
secara akuntabel, efektif, efisien dan bebas dari korupsi.
13. Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan perkiraan biaya
pekerjaan yang disusun oleh Tim Perencana, dikalkulasikan secara
keahlian berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta
digunakan oleh Tim Pelaksana untuk melaksanakan bantuan
operasional penyelenggaraan USBN dan UN pada Pondok Pesantren.
14. Jadwal Pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan kebutuhan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas
tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan.
iii
BAB II
PELAKSANAAN BANTUAN
C. Bentuk Bantuan.
Dana BOP pendidikan kesetaraan adalah program bantuan dalam bentuk
uang dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang diberikan kepada
lembaga pondok pesantren penyelenggara pendidikan kesetaraan untuk
membiayai operasional kegiatan belajar mengajar.
D. Syarat penyaluran
1. Menyampaikan Rencana Anggaran Biaya (RAB) penggunaan dana BOP;
2. PPK menerbitkan Surat Keputusan tentang penetapan penerima dana
BOP Pendidikan Kesetaraan yang di sahkan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran;
3. Pimpinan Pondok Pesantren menandatangani kuitansi/bukti
penerimaan;
4. Atas nama KPA, PPK membuat Perjanjian Kerjasama dengan pimpinan
Pondok Pesantren sebagai penerima dana bantuan operasional
pendidikan yang memuat hak dan kewajiban antara kedua belah
pihak;
5. PPK melakukan pencairan dana bantuan operasional pendidikan
kepada pondok pesantren penyelenggara pendidikan kesetaraan
berdasarkan permohonan penerima bantuan yang dilampirkan dengan
iv
RAB, Perjanjian Kerjasama yang sudah ditandatangani kedua belah
pihak dan kuitansi/bukti penerimaan yang ditandatangani oleh
pimpinan pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah;
6. Pencairan dana bantuan dilakukan dalam satu tahap setelah syarat
penyaluran telah selesai/lengkap;
7. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan dana
bantuan yang diajukan oleh calon penerima bantuan sesuai dengan
Petunjuk Teknis. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk
Teknis, PPK menyampaikan informasi kepada calon penerima bantuan
untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan;
8. PPK menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) setelah semua
syarat penyaluran sudah lengkap dan selesai dilaksanakan;
9. PPSPM menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang ditujukan
kepada KPPN berdasarkan pengajuan SPP dari PPK;
10. Dalam hal penyampaian laporan pertanggungjawaban dana bantuan
sesuai dengan surat perjanjian kerjasama setelah pekerjaan selesai
atau pada akhir tahun anggaran meliputi :
a). Laporan jumlah dana yang diterima.
b). Pernyataan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan bukti-
bukti pengeluaran telah disimpan.
c). Jika terdapat sisa dana bantuan pada akhir tahun anggaran
melampirkan bukti surat setoran sisa dana ke rekening Kas
Negara.
E. Komponen Pembiayaan
Penggunaan dana BOP Pendidikan Kesetaraan dapat digunakan untuk
membiayai komponen kegiatan-kegiatan berikut:
Komponen Pem-
No. Item Pembiayaan Penjelasan
biayaan
1. Penyelenggaraan Penanggungjawab Pembiayaan berpe-
Ujian Ketua Panitia doman pada SBM ta-
Sekretaris hun 2020 atau pera-
Bendahara turan yang berlaku,
Anggota dan selama tidak
Pengawas dibiayai dari sumber
Korektor dana lainnya
Tenaga Proktor (APBN/APBD)
Tenaga Teknisi
Tenaga Pembuatan
Naskah Soal
v
Transportasi
Konsumsi
Bahan habis pakai
lainnya yang terkait
dengan kebutuhan
operasional pembela-
jaran
3. Perangkat Jaringan Server Untuk pembelian
Komputer Komputer Dekstop perangkat jaringan
Wireless/LAN Card komputer dikhu-
Router suskan pada Pondok
Hub/Switch Pesantren yang akan
Repeater mengadakan UNBK
Access Point Jumlah Komputer
Kabel Jaringan disesuaikan dengan
Perangkat Jaringan kebutuhan
Lainnya
4. Sarana prasarana Jasa pemakaian Jarin- Selama tidak dibiayai
lainnya dalam gan Komputer dalam dari APBN/APBD
menunjang USBN proses Ujian Berbasis lainnya
dan/atau UN Komputer
vi
BAB III
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN, KETENTUAN PERPAJAKAN, LARANGAN
DAN SANKSI
vii
4) Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah
dalam bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi;
5) Setiap bukti pembayaran harus disetujui pimpinan lembaga
penerima bantuan;
6) Segala jenis dokumen pelaporan dan bukti pengeluaran aslinya
harus disimpan oleh lembaga penerima dana BOP sebagai
bahan bukti dan bahan pelaporan.
d. Realisasi Penggunaan Dana Bantuan
Laporan ini disusun berdasarkan Buku Kas Umum dari semua
sumber dana bantuan yang telah diterima yang diketahui oleh
Pimpinan Pondok Pesantren dan diarsipkan dengan rapih beserta
semua bukti-bukti/kuitansi pengeluaran yang asli.
e. Pertanggungjawaban
Dalam setiap pencairan dan penggunaan dana bantuan tersebut,
setiap Pondok Pesantren wajib mempertanggungjawabkan dana
bantuan operasional tersebut, baik dalam bentuk bukti-bukti fisik
atas penggunaan dana maupun laporan dalam bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan.
2. Kementerian Agama
Hal-hal yang perlu dilaporkan dari Kementerian Agama adalah
Rekapitulasi jumlah lembaga dan jumlah dana bantuan yang telah
dicairkan.
B. Ketentuan Perpajakan
Penerima dana BOP pendidikan kesetaraan wajib membayarkan pajak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Sanksi
Segala bentuk pelanggaran atas pengelolaan dana bantuan yang tidak
sesuai dengan ketentuan akan diberikan sanksi menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
viii
BAB IV
A. Pengendalian
KPA menyelenggarakan pengendalian intern terhadap pelaksanaan
pengelolaan dana bantuan operasional pendidikan pada pondok pesantren
penyelenggara pendidikan kesetaraan.
B. Pengawasan
Kegiatan pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan
penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan negara,
pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya. Pengawasan meliputi
pengawasan melekat, pengawasan fungsional dan pengawasan
masyarakat.
1. Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh
pimpinan masing-masing instansi kepada bawahannya, baik di tingkat
pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota maupun tingkat Pondok Pesantren.
Prioritas utama adalah pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Wilyah
Kementerian Agama Provinsi kepada Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota serta dari Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota kepada lembaga penerima bantuan.
2. Pengawasan Fungsional Internal
Instansi pengawas fungsional yang melakukan pengawasan secara
internal adalah Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI. Instansi
tersebut bertanggungjawab untuk melakukan audit sesuai dengan
kebutuhan lembaga atau atas permintaan instansi yang akan diaudit.
3. Pengawasan Fungsional Eksternal
Instansi pengawas eksternal yang melakukan pengawasan adalah
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Instansi ini
bertanggungjawab untuk melakukan audit sesuai dengan kebutuhan
lembaga tersebut atau permintaan instansi yang akan diaudit. Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) sesuai dengan kewenangannya dapat
melakukan pemeriksaan terhadap penggunaan dana bantuan.
4. Pengawasan Masyarakat
Dalam rangka transparansi pelaksanaan bantuan operasional
pendidikan, program ini juga dapat diawasi oleh unsur masyarakat dan
unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapat di tingkat Pondok
Pesantren, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat. Lembaga tersebut
melakukan pengawasan dalam rangka memotret pelaksanaan bantuan
dimaksud namun tidak melakukan audit. Apabila terdapat indikasi
penyimpangan dalam pengelolaan dana bantuan, dapat segera
dilaporkan kepada instansi pengawas fungsional atau lembaga
berwenang lainnya.
ix
BAB V
PENUTUP
DIREKTUR JENDERAL,
TTD
x
LAMPIRAN
FORMAT 1
CONTOH SK PPK
TENTANG
11
6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2021 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 239, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6570);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007
tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4769);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013
tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5423) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6267);
9. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
10. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran
Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran
Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1736);
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014
tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Pada
Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1740)sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama
Nomor 63 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014
Tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Pada
Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 2098);
12
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1745);
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015
tentang Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1655) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama
Nomor 62 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun
2015 tentang Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 2097);
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1495);
16. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1117).
MEMUTUSKAN
13
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di .........................
Pada tanggal .................. 2020
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
KANWIL KEMENAG PROVINSI....
DISAHKAN OLEH /KANTOR KEMENAG
KUASA PENGGUNA ANGGARAN KAB/KOTA ...............
...................................................
................................................. NIP. ............................................
....
.
..............................................
.......
N
IP.
..............................................
14
LAMPIRAN
KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
NOMOR : ............................................
TENTANG
NAMA
NILAI NOMOR NAMA
NO PENERIMA ALAMAT
BANTUAN REKENING BANK
BANTUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
.
.
.
.
.
Dst
................................................
.....................................................
.
.................................................
....
N
IP.
..............................................
15
SURAT PERNYATAAN
PENGIRIMAN NOMOR REKENING
Nomor telepon yang bisa dihubungi jika fax yang kami kirimkan kurang
jelas :
1. No. ............................... Telp. ...............................................................
2. No. .............................. Telp. ...............................................................
3. No. .............................. Telp. ...............................................................
Yang Mengirimkan
( ........................................ )
16
REKAPITULASI NAMA DAN NOMOR REKENING PPS PENERIMA DANA BOP FORMAT 4
Dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Nama Rekening
Nomor
No Nama PPS NSP NPSN Bank Cabang (Nama Lembaga tidak Penandatangan (2 orang)
Rekening
Boleh Rekening Pribadi)
1
2
1
2
1
2
………..tanggal,…………………..
…………………………………………………………………………
17
KOP SURAT SATKER
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN
DENGAN
PENDIDIKAN KESETARAAN PADA PONDOK PESANTREN SALAFIYAH
TENTANG
PEMBERIAN DANA BOP PENDIDIKAN KESETARAAN
NOMOR : ................................................
NOMOR : ................................................
Pada hari ini ………. tanggal ……… bulan……… tahun dua ribu dua puluh
satu, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : …………………….
NIP : …………………….
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen, berdasarkan Keputusan
Kuasa Pengguna Anggaran No. ….. tanggal ………..
Alamat : …………………….
Bertindak Untuk Dan Atas Nama Direktorat Pendidikan Diniyah Dan Pondok
Pesantren selanjutnya disebut PIHAK KESATU;
2. Nama : …………………….
Jabatan : Penanggungjawab/Pimpinan Pendidikan Kesetaraan
Pondok Pesantren ………….. berdasarkan Surat Ketua
Yayasan/Organisasi Penyelenggara Pendidikan yang
Berdasarkan Hukum No : ,,,,,,,, Tanggal ……….
Alamat : …………………….
18
7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama
dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4769);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5423) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6267);
9. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
10. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
1191) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam
Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1736);
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pejabat
Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1740)sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 63 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Pejabat
Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 2098);
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1340) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745);
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1655) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015
tentang Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Agama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2097);
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1495);
16. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1117);
17. Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Nomor ……… tanggal ……….
Tentang Penetapan Penerima Dana BOP Pendidikan Kesetaraan.
19
PARA PIHAK menyepakati hal-hal sebagai berikut :
1. PIHAK KESATU memberikan Dana BOP Pendidikan Kesetaraan kepada
PIHAK KEDUA untuk melaksanakan biaya operasional sebagaimana diatur
dalam Petunjuk Teknis;
2. PIHAK KEDUA menerima tugas yang diberikan PIHAK KESATU
sebagaimana dimaksud butir 1 di atas;
3. Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a. Addendum Kontrak;
b. Perubahan RAB.
PARA PIHAK sepakat dan setuju mengikatkan diri dalam suatu perjanjian
dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
PEMBEBANAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
Penyaluran Dana Bantuan Operasional dibebankan pada DIPA Satker Tahun
Anggaran 2021 dengan kode pembebanan ……….
Pasal 4
TATA CARA PENYALURAN
(1) Penyaluran dana BOP Pendidikan Kesetaraan dilakukan dengan
pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada KPPN …….. oleh
PIHAK KESATU untuk selanjutnya diterbitkan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) yang ditujukan langsung kepada rekening PIHAK KEDUA
melalui Bank … Rekening No. … atas nama Pondok Pesantren…………..
(2) Pencairan pembayaran dilakukan satu tahap setelah PIHAK KEDUA
mengajukan syarat-syarat penyaluran kepada PIHAK KESATU dengan
dilampiri :
1. Rencana Anggaran Biaya;
2. Perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan
dan PPK;
3. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh
Pimpinan Penerima Bantuan;
4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM).
(3) PIHAK KESATU memproses tagihan dan menerbitkan Surat Perintah
Membayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 2 (dua) hari
kerja setelah diterima tagihan dari PIHAK KEDUA secara benar dan
lengkap.
20
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN
(1) Hak dan Kewajiban PIHAK KESATU meliputi :
a. PIHAK KESATU berhak melakukan monitoring penggunaan dana
Bantuan Operasional yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
b. PIHAK KESATU berhak meminta laporan periodik mengenai
pelaksanaan Bantuan Operasional yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA;
c. PIHAK KESATU berkewajiban menyalurkan Dana Bantuan Operasional
kepada PIHAK KEDUA setelah dipenuhi syarat-syarat penyaluran dana
bantuan;
(2) Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA meliputi :
a. PIHAK KEDUA berhak untuk menerima Dana Bantuan Operasional
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 2, setelah dipenuhinya seluruh
syarat dan ketentuan penyaluran dana kepada PIHAK KESATU;
b. PIHAK KEDUA berkewajiban menggunakan Dana Bantuan Operasional
sesuai Petunjuk Teknis;
Pasal 6
PERNYATAAN KESANGGUPAN
Dengan menandatangani perjanjian ini, PIHAK KEDUA menyatakan
kesanggupan untuk :
1. Menggunakan dana bantuan operasional sesuai dengan petunjuk Teknis
Pelaksanaan BOP Pendidikan Kesetaraan;
2. Menyetorkan ke Kas Negara sisa dana Bantuan Operasional yang tidak
digunakan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2021 paling lambat
tanggal 31 Desember 2021.
Pasal 7
SANKSI
Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan sebagian atau seluruhnya isi
perjanjian ini, PIHAK KESATU akan mengenakan sanksi berupa sanksi
administratif dan/atau sanksi lain berupa penghentian penyaluran dana
Bantuan Operasional pada tahun berikutnya, termasuk dan tidak terbatas
melaporkan kepada pihak berwajib apabila ditemukan unsur tindak pidana.
Pasal 8
LAPORAN BERKALA PENGGUNAAN DANA
PIHAK KEDUA berkewajiban melaporkan penggunaan dana Bantuan kepada
PIHAK KESATU.
Pasal 9
PENGAKHIRAN PERJANJIAN KERJASAMA
(1) Perjanjian ini berakhir sampai dengan 31 Desember 2021.
(2) Surat perjanjian dapat diakhiri oleh salah satu kondisi antara lain :
a. Ada ketentuan perundang-undangan dan/atau kebijakan perintah
yang tidak memungkinkan berlangsungnya Surat Perjanjian ini; dan
b. Salah Satu Pihak mengakhiri Surat Perjanjian ini karena adanya
Peristiwa Wanprestasi terhadap ketentuan Hak dan Kewajiban
sebagaimana diatur pada Pasal 6 Surat Perjanjian ini.
21
(3) PIHAK yang berkehendak untuk mengakhiri Surat Perjanjian ini
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) b. dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal pengakhiran yang
dikehendaki;
b. Tidak memberitahukan hak, kewajiban dan tanggunjawab masing-
masing pihak yang masih harus dilakukan dan/atau diselesaikan ter-
hadap pihak lainnya berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Surat
Perjanjian ini;
c. PARA PIHAK sepakat dan setuju utnuk mengenyampingkan ketentuan
Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum perdata, sehingga
pengakhiran Surat Perjanjian ini secara sah cukup dilakukan dengan
pemberitahuan tertulis dari masing-masing pihak dan tidak memer-
lukan penetapan atau putusan pengadilan; dan
d. Pihak yang akan mengakhiri surat perjanjian setelah terlebih dahulu
melaporkan kepada Menteri Agama selaku wakil pemerintah yang
memberikan penugasan.
Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) PARA PIHAK berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh me-
nyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan dengan Surat perjanjian ini.
(2) Penyelesaian secara damai dapat dilakukan melalui musyawarah secara
langsung antara PARA PIHAK atau melalui perantaraan pihak ketiga yang
disepakati oleh Para Pihak dalam bentuk mediasi.
(3) Apabila penyelesaian perselisihan tidak dapat dilakukan oleh PARA PIHAK
secara musyawarah, Para Pihak menetapkan Pengadilan Negeri ….. se-
bagai tempat penyelesaian perselisihan.
Pasal 11
PENUTUP
(1) PARA PIHAK menyatakan telah menyetujui untuk melaksanaan perjanjian
ini sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Perjanjian ini terdiri dari 7 (tujuh) halaman yang merupakan satu kesatuan
dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan Perjanjian ini
yang dibubuhi paraf pada setiap halaman kecuali pada halaman terakhir
dan halaman lampiran yang ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(3) Perjanjian ini dibuat dalam rangka2 (dua) terdiri dari 2 (dua) asli ber-
material cukup untuk PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.
(4) Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : ……………
Tanggal : …………. 2021
………………………… …………………………
Nip …………………..
22
KOP SURAT
SURAT PERNYATAAN
TANGGUNG JAWAB MUTLAK
23
KOP SURAT
LAMPIRAN PERTANGGUNGJAWABAN
DANA BOP PENDIDIKAN KESETARAAN
TAHUN 2021
……………………………………
24
KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN
Nomor : ……………………
Tempat, ……….tanggal………….
Penanggungjawab /Pimpinan
Pondok Pesantren
(Nama Jelas……………………..)
(Nama Jelas………………..)
NIP. ………………………..
25
BUKU KAS UMUM
Nama PPS :
Desa/Kecamatan : FORMAT K-1
Penerimaan Pengeluaran
No. Tanggal No. Kode No. Bukti Uraian Saldo
(Debet) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mengetahui …….,…………………..20……..
(……………..…..) (……………………….)
26
BUKU PEMBANTU PAJAK
No. Tanggal No. Kode No. Bukti Uraian PPN PPh 21 Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Penerimaan
Mengetahui ……………..,………………….
…………………………………. ………………………………….
27