Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

GARUBA : GERAKAN RUMAH BACA BAGI ANAK KAMPUNG JALAN


KELUD DALAM MENGURANGI KECANDUAN GADGET DI ERA
DISRUPSI 4.0

BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan oleh :
Riska Aprilia ; 190741639219 ; Angkatan 2019

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah umum
merupakan hal yang menjadi sorotan oleh pemerintah, pemerintah pun telah
memberi kebijakan untuk meningkatkan bidang pendidikan ini dengan sebaik-
baiknya. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan
tertera dalam UU No. 20 tahun 2003 bahwa setiap satuan pendidikan jalur sekolah
baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus
menyediakan sumber belajar. Salah satu sumber belajar yang sangat penting
adalah perpustakaan atau ruang baca. Apalagi di era disrupsi 4.0 yang merupakan
zaman berkembangnya teknologi digital dengan cepat dan disertai inovasi-inovasi
yang terbaru. Jika tidak ada yang menggalakkan membaca dikalangan anak-anak
sejak dini maka mereka akan lebih memilih bermain gadget karena dianggap lebih
mengasikan dari pada membaca yang terkadang membosankan.
Buktinya yang ditunjukkan dari hasil berbagai riset dan survei,
kemampuan literasi masyarakat Indonesia masih rendah dan jauh dari harapan.
Ketertinggalan itu akan semakin parah ketika tidak ada persiapan dan penguatan
literasi dalam lembaga pendidikan. Riset Central Connecticut State University
pada tahun 2016 menyebut Indonesia menempati urutan ke- 60 dari 61 negara.
Hasil survei penilaian siswa pada PISA 2015 yang diumumkan pada awal
Desember 2016 menunjukkan Indonesia urutan ke-64 dari 72 negara. Kurun
2012–2015, skor PISA untuk kemampuan membaca hanya naik 1 poin dari 396
menjadi 397, sedangkan sains naik 21 poin dari 382 menjadi 403, dan matematika
naik 11 poin dari 375 menjadi 386. Hasil itu menunjukkan kemampuan membaca,
khususnya teks dokumen pada anak-anak Indonesia usia 9-14 tahun berada pada
sepuluh terbawah (Ibda, 2018).
Membaca merupakan kegiatan literasi yang penting dalam menumbuhkan
generasi bangsa yang hebat untuk masa depan. Karena dengan adanya budaya
literasi maka akan meningkatkan wawasan dan pengetahuan generasi bangsa.
Literasi memang hanya popular di kalangan pelajar saja, tetapi apabila dilihat dari
berbagai dinamis gerakan literasi, maka masyarakat pun saat ini juga terlibat
dalam literasi tersebut. Oleh karena itu, tingkat literasi yang masih rendah di
Indonesia era disrupsi 4.0 ini perlu adanya tindakan nyata yang bisa
membudayakan literasi dalam masyarakat (Endang Sumarti, 2020). Gagasan
literasi sebenarnya muncul secara formal pada 17 Januari 2018 saat Rapat Kerja
Nasional (Rakernas) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Kemristek Dikti). Saat itu muncul gagasan literasi baru sebagai bentuk persiapan
Kemenristek Dikti menyongsong era diruption (ketercerabutan). Literasi baru
yaitu data, teknologi dan SDM. Manusia harus memanfaatkan dan mengolah data,
menerapkannya ke dalam teknologi dan harus memahami penggunaan teknologi.
Literasi manusia menjadi penting bertahan di era ini, tujuannya manusia bisa
berfungsi baik di lingkungannya dan dapat memahami interaksi dengan manusia.
(Ibda, 2018)
Beberapa daerah di Indonesia masih kurang mendapatkan perhatian dari
pemerintah terkait fasilitas untuk menunjang penggalakan minat baca pada
generasi bangsa di era disrupsi. Apabila dilihat dari beberapa kota besar yang
memiliki fasilitas yang memadai dan sangat cukup, berbeda dengan daerah
tertinggal yang masih perlu diperhatikan. Walaupun di era disrupsi 4.0 ini banyak
sekali fasilitas internet yang mendukung, tetapi membaca adalah hal penting yang
tidak boleh ditinggalkan. Terlebih banyak anak-anak usia dini yang mulai
meninggalkan minat membaca karena terserang arus globalisasi tersebut. Padahal,
banyak manfaat yang diperoleh dalam kegiatan membaca yaitu salah satunya
dapat membuka dengan luas jendela dunia dan sebuah pengetahuan.
Perkembangan ilmu pengetahuan di masyarakat pada saat ini terus tumbuh dan hal
tersebut mempunyai peran penting serta bisa berpengaruh dengan berbagai sistem
kehidupan. Pendidikan pada masa sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang
harus dimiliki oleh setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan. Maka
dari itu, diperlukan suatu media perantara guna menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada masyarakat seperti halnya perpustakaan ataupun ruang baca.
Perpustakaan adalah salah satu ruangan bagian dari sebuah gedung, ataupun
gedung itu sendiri yang digunakan untuk penyimpanan buku dan terbitan lainnya
yang biasanya disimpan untuk tidak diperjual belikan. Sedangkan, ruang baca
adalah sebuah ruangan sederhana yang digunakan oleh pembaca untuk membaca
bahan pustaka, mendapatkan informasi dan menambah wawasan seseorang.
Ruang baca ini bukanlah hanya sekedar ruangan untuk membaca, tetapi
merupakan sebuah sarana perekam informasi dari sumber ilmu agar lebih fokus.
Ruang baca ini merupakan satu layanan untuk masyarakat untuk meningkatkan
minat baca. Layanan ruang baca ini sangat diperlukan oleh masyarakat. Ruang
baca pada dasarnya merupakan tempat untuk membaca ditempat (belajar) yang
mana koleksi yang dibacanya berasal dari sumber yang ada diruang tersebut.
Namun, agar tidak monoton dan masyarakat bisa tergugah dalam masalah minat
baca, maka ruang baca ini didesain semenarik mungkin apalagi jika ditambah
dengan hal yang berbau visual. Dengal hal tersebut bisa menanamkan minat baca
pada anak sejak dini.
Pendidikan dan minat baca pada masyarakat desa Batuaji ini sangatlah kurang
dari usia SD, SMP, dan lainnya. Padahal desa Batuaji ini ada 4500 jiwa. Tetapi
hanya berapa persen saja yang peduli dengan hal itu. Karena memang tidak
adanya fasilitas ruang baca di desa Batuaji merupakan kendala juga yang
menyebabkan minat baca tersebut kurang diperhatikan oleh masyarakat Batuaji.
Padahal kebiasaan membaca itu sangatlah penting untuk kemajuan desa Batuaji.
Generasi yang mempunyai minat baca merupakan salah satu generasi yang
berkompeten untuk menjadi pemimpin masa depan. Untuk mengatasi
permasalahan yang ada dan meningkatkan minat baca pada masyarakat Batuaji
direncanakan untuk membuat ruang baca sederhana di desa tersebut. Oleh karena
itu, maka dalam pelaksanaan kegiatan untuk membuat ruang baca diperlukan
kenyamanan, keselamatan, dan keamanan kerja.
Suasana ini dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban, sirkulasi udara,
pencahayaan, getaran mekanis, warna, bau, dan perabot perpustakaan. Dengan
demikian untuk mengatur hal-hal yang berkaitan dengan ruang perpustakaan
diperlukan sebuah desain interior karena tatanan fisik dapat memenuhi kebutuhan
dasar beraktivitas, mempengaruhi penampilan, perasaan dan kepribadian.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka


dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mensosialisasikan gerakan ruang baca untuk mengurangi
kecanduan gadget di era disrupsi pada anak Kampung Jalan Kelud, Batuaji,
Kabupaten Kediri?
2. Bagaimana cara menarik minat membaca di era disrupsi 4.0 pada anak
Kampung Jalan Kelud, Batuaji, Kabupaten Kediri?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan program ini adalah sebagai
berikut :
1. Mampu mengurangi kecanduan gadget di era disrupsi pada anak Kampung
Jalan Kelud, Batuaji, Kabupaten Kediri.
2. Mampu menarik minat membaca pada anak Kampung Jalan Kelud, Batuaji,
Kabupaten Kediri

D. Luaran yang diharapkan


Luaran yang diharapkan dari terlaksananya program ini adalah membuat
ruang baca yang mampu mengurangi kecanduan gadget dan meningkatkan minat
gemar membaca pada anak Kampung Jalan Kelud, Batuaji, Kabupaten Kediri.

E. Manfaat Program
Dalam usulan kegiatan ini, kami berharap kegiatan ini dapat bermanfaat untuk :
1. Meningkatkan minat gemar membaca dan belajar anak di Indonesia.
2. Meningkatkan pengetahuan anak.
3. Meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
4. Mengabdi kepada masyarakat.
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Di Kampung Jalan Kelud, Batuaji, Kabupaten Kediri merupakan sebuah
daerah perdesaan yang jauh dari pusat keramaian kota. Jarak antara desa Batuaji
dengan pusat Kota Kediri lumayan jauh yaitu sekitar 30 km dan waktu yang
ditempuh dari Universitas Negeri Malang sekitar 3 jam. Masyarakat desa Batuaji
merupakan masyarakat penduduk dengan perekonomian kelas menengah, dan
mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan pedagang.
Menurut perkiraan persentase saya jumlah warga yang kurang gemar
membaca sekitar 70-80%. Kondisi mayarakat desa Batuaji masih kategori desa
kelas menegah karena kesejahteraan masyarakat miskin Batuaji masih ada
beberapa yang kurang perhatian juga. Ditinjau dari pendidikan di desa Batuaji ini
juga kurang maju karena masih banyak masyarakat yang lulusan SD/SMP. Selain
itu, adanya keterbatasan akan fasilitas yang menunjang agar masyarakat terutama
gemar membaca sangatlah minim apalagi di era disrupsi 4.0 banyak yang sudah
mengenal gadget terutama anak-anak sekitar usia 9-16 tahun.

BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Teknis Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah strategis yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Menyamakan persepsi antar tim penyusun program melalui kegiatan
diskusi-diskusi
2) Konsultasi secara aktif dengan dosen pendamping
Melakukan koordinasi aktif dengan mitra, dalam hal ini adalah Kepala
desa Batuaji, Kabupaten Kediri.
3) Melakukan kerjasama dengan pihak lain terutama dalam hal ini adalah
warga setempat dalam rangka mendukung pelaksanaan program dan
keberlanjutan program
4) Melakukan survei tempat untuk pengadaan program GARUBA di
Kampung Jalan Kelud, Batuaji, Kabupaten Kediri
5) Melakukan pembuatan produk luaran tentang ruang baca yang dimuat
dalam jurnal dan poster tentang program GARUBA
6) Melakukan penyuluhan pemanfaatan ruang baca
7) Menyusun beberapa agenda penunjang yang dapat mengoptimalkan
ketercapaian tujuan program GARUBA sebagai bentuk kepedulian
terhadap generasi masa depan bangsa Indonesia
8) Melakukan program lanjutan dan evaluasi secara berkali-kali agar
tetap berjalannya program GARUBA di Kampung Jalan Kelud,
Batuaji, Kabupaten Kediri.

B. Tahapan Pelaksanan
Berikut ini bagan dari tahapan pelaksanaan program:
Koordinasi Sosialisasi Pelatihan
dengan Kepala (penyuluhan) Pendidik Realisasi
Desa
Garuba Program

Pengembangan

Evaluasi dan
Tindak Lanjut

Adapun tahapan dari pelaksanaan program kegiatan ini jika dijabarkan adalah
sebagai berikut:
1. Koordinasi
Koordinasi pelaksanaan kegiatan pada pemerintah setempat
(kepala desa). Pada tahap pertama ini, dilakukan koordinasi dengan
pemerintah setempat (kepala desa) supaya jalannya kegiatan terarah dan
terorganisir dengan baik untuk mengoptimalisasikan tujuan dari
pelaksanaan kegiatan program ini.
2. Sosialisasi
Tahap selanjutnya diadakan sosialisasi kepada masyarakat Desa
Batuaji, khususnya para generasi di Desa Batuaji dan Karang Taruna
terkait penyuluhan “GARUBA (Gerakan Ruang Baca) : Membuat Ruang
Baca untuk Masyarakat di Desa Batuaji Kecamatan Ringinrejo Kabupaten
Kediri” sebagai upaya pembentukkan karakter yang gemar membaca di
daerah tersebut. Selain itu, tujuan dari sosialisasi ini juga untuk
menghimpun peran serta masyarakat dalam pelaksanaan program ini.
Sehingga program dapat terlaksana dengan baik karena terjalin kerjasama
sosial dengan daerah setempat.
3. Pelatihan Pendidik Garuba
Kegiatan ini dilakaukan untuk memberi wadah dan kesempatan
bagi mahasiswa UM, khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial untuk
bergabung dalam pengembangan dan memaksimalkan program penyisipan
niat gemar membaca terhadap anak-anak di Desa Batuaji, Ringinrejo,
Kediri. Selain itu juga sebagai realisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi
pasal ketiga, yakni berupa pengabdian kepada masyarakat guna
mendukung pengembangan bidang kesejahteraan masyarakat. Pendamping
Garuba ini memerlukan tenaga terdidik dari mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Karang Taruna Desa Batuaji. Karena mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial memiliki skill yang sudah tak diragukan lagi dan Karang Taruna di
Desa Batuaji sebagai sarana untuk mewujudkan Garuba.
4. Realisasi Program
Kegiatan yang dilakukan dalam program Garuba. Garuba adalah
berupa gerakan ruang baca agar jiwa gemar membaca bisa tertanam dalam
diri generasi muda maupun anak-anak yang ada di Desa Batuaji,
Ringinrejo, Kediri. Program ini akan menggunakan jasa pendidik dari
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan muda-mudi Karang Taruna yang
telah dilatih sebelumnya. Penjadwalan kegiatan ini akan diadakan
seminggu sekali tepatnya pada hari minggu. Kerjasama dengan
perkumpulan muda-mudi Karang Taruna Desa Batuaji, Ringinrejo, Kediri
untuk merealisasikan kegiatan ini. Selain menyediakan buku-buku bacaan
yang berbasis pendidikan Garuba akan menyediakan berupa pemutaran
film (wujud animasi) terhadap buku bacaan (bentuk abstrak) yang tersedia
dan telah dibaca anak-anak.
Kemudian untuk membuat suasana menjadi tidak kaku dan
menyenangkan maka pendidik akan menyelingi kegiatan membaca dengan
menceritakan cerita yang diperagakan menggunakan media visual. Setelah
itu, akan ada sesi diskusi mengenai cerita-cerita tersebut yang terkonsep
dan memancing anak-anak untuk tidak segan mengutarakan pendapatnya.
Variasi lain yang akan mengisi kegiatan di Garuba ialah memainkan game
fun dan pengadaan kegiatan olahraga. Hal ini akan meningkatkan keeratan
hubungan antara pendidik dan anak-anak Desa Batuaji, sehingga program
ini dapat berjalan dengan baik. Luaran yang diharapkan pada akhirnya
adalah membentuk anak-anak yang memiliki kebiasaan gemar membaca.
Dengan terbentuknya karakter anak-anak yang berkualitas di Desa Batuaji
akan dapat memberikan pengaruh posistif dalam pendidikan untuk anak-
anak di seluruh Indonesia, dan di Kediri khususnya.
5. Pengembangan
Kegiatan pengembangan kami lakukan untuk menjaga
keberlangsungan program ini. pengembangan program ini dilakukan
dengan melakukan publikasi program keseluruh lapisan masyarakat untuk
mendapatkan dukungan dalam berbagai bentuk, baik tenaga pendidik,
materi, dan lain sebagainya. Selain itu pengembangan juga dilakukan
untuk menambahkan buku-buku dan film animasi yang menjadi tolak ukur
keberhasilan Garuba ini. Kemudian dengan diadakan kegiatan berdiskusi
supaya hubungan kekerabatan yang terjalin akan semakin kokoh serta
menumbuhkan rasa sayang terhadap Garuba.
6. Evaluasi dan Tindak Lanjut
Evaluasi ini akan dilaksanakan oleh tenaga pendidik pada setiap
akhir pertemuan pelaksanaan program ini dilakukan, dengan mengadakan
rapat evaluasi yang membahas masalah atau kesulitan yang dihadapi serta
mencari jalan keluar atau solusi untuk pertemuan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aa Kosasih ,Artikel Pustakawan.Perpustakaan Universitas Negeri Malang (UM)


Arlinah IR,. 1997 Perencanaan Dan Perancanagan Gedung Serta Perabot
Perpustakaan. Surabaya : Perpusda Jatim.
Direktorat Pendidikan Masyarakat, D. P. D. P. P.(2008). Konsep Taman Bacaan
Masyarakat Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Endang Sumarti, M. J. N. P. M. &. D. M., 2020. Penanaman Dinamika Literasi


Pada Era 4.0. Jurnal Literasi, Volume 4(1), p. 58-66.

Ibda, H., 2018. Penguatan Literasi Baru Pada Guru Madrasah Ibtidaiyah Dalam
Menjawab Tantanganera Revolusi Industri 4.0. Journal of Research
and Thought of Islamic Education, Volume 1(1), pp. 1-19.

Anda mungkin juga menyukai