Anda di halaman 1dari 3
3. Persatuan Indonesia Pada ayat ketiga ini mengandung makna mengenai kesadaran akan kekeluargaan, dimana cinta dan keluarga sebagai dasar dan kodrat terbentuknya masyarakat dan sinambungnya generasi. Hal ini terjadi karena adanya kerja sama yang merupakan bibit bagi terciptanya persatuan suatv keluarga ke masyarakat yang dapat mempengaruhi persatuan di tingkat masyarakat negara. Proses persatuan ini harus juga didukung oleh kematangan sosial. emosional, dan moral anak. Perkembangan sosial anak harus dikembangka? per tahapnya. Parten membagi tahapan perkembangan sosial berdasarkat kegiatan bermain anak, dimana setiap tahapnya menuntut stimulasi pengembangan untuk menghadapi tahapan selanjutnya. Tahapan tersebut dibagi menjadi lima, yaitu (1) Solitary play, anak bermain sendiri. Ia belum™ | © Paupaao9moouL 2 29 berinteraksi dengan anak Iain; (2) Parallel play, anak mulai bergabung dengan anak lain tetapi belum ada interaksi sosial; (3) On-looking play, anak hanya mengamati belum ikut bermain schingga proses sosial juga belum tampak; (4) Associative play, anak mulai bermain bersama anak lain dan telah berlangsung interaksi antar anak; dan (5) Cooperative play, pada tahap ini sudah ada pembagian tugas, aturan, dan Kerja sama schingga ada onsekuensi dalam setiap tindakan anak, misalnya anak bisa bekerja sama dengan teman-temannya atau dikucilkan dari pergaulan, 4, Kerakyatan yang Dipimpin olch Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Pada ayat keempat mengandung makna Kesadaran musyawarah mufakat dalam menetapkan kehendak bersama. Ada proses sosialisasi, diskusi, dan segala toleransi untuk menetapkan tujuan bersama. Agar anak mampu melaksanakan butir ini, harus dikembangkan aspek sosial, emosional, dan ‘moralnya agar mampu turut serta dalam proses permusyawaratan, Kematangan emosional dapat dikembangkan sejak dini melalui tahapan- tahapan yang runtut. Erikson membagi tahapan emosional ini menjadi tahap- tahap berikut. a. Basie trust vs Mistrust (O — 1 tahun), jika anak berhasil mendapatkan pengalaman yang menyenangkan maka ia akan lebih percaya diri untuk mengulangi pengalaman tersebut. Namun sebaliknya, jika anak gagal dalam memperoleh pengalaman, maka anak cenderung curiga pada lingkungannya. b. Autonomy vs Shame and Doubt (2 — 3 tahun), tahap ini didasarkan pada kegiatan anak secara fisik. Jika anak mampu menguasai Keterampilan fisik dengan baik maka anak akan merasa percaya diri untuk terus mencoba berbagai aktivitas fisik sehingga ia akan menjadi lebih aktif. Namun, jika gagal secara total dalam mencoba aktivitas fisiknya, maka ‘nak akan malu dan ragu melakukannya lagi; © Initiative vs Guilt (4 ~ 5 tahun), tahap ini anak mulai melakukan kegiatan ‘mandiri yang biasanya mulai lepas dari Ketergantungan orang tua. Jika ‘anak berhasil melakukan kegiatan mandirinya, maka anak akan terus ‘mencoba melakukan kegiatannya sendiri tanpa tergantung pada orang tuanya lagi, Namun, jika gagal maka anak akan merasa bersalah tidak brani lagi jauh dari orang tuanya, 2.10 KURIKULUM PAUD 4. Industry vs Inferiority (6 tahun ke atas), tahap ini berhubungan dengan penguasaan Keterampitan tertentu yang berhubungan dengan tugas perkembangan anak usia din, Jika anak berhasi! menguasai keterampilan tertentu dengan sempurna maka ia akan lebih percaya diri lagi. Jka gagal anak akan minder dan rendah diti, Karena tidak memilik keterampilan tertentu. e. Identity & Repudiation vs Identity Diffusion (masa remaja), anak yang ‘berada pada tahap ini mulai pada tahap pencarian jati dir Sika jati din yang dimaksua tepat dengan Kepribadian anak, maka anak yang berada pada masa remaja tersebut akan dapat memenuhi tuntutan biologis, psikologis dan sosialnya sehingga ia akan menjadi manusia dewasa yang ‘matang nantinya, Namun jika gagal, jatidiri tersebut akan hilang dan tidak jlas identitas dirinya Gti dirinya) di masa dewasa nanti. £. Intimacy & Solidarity vs Isolation (dewasa muda), orang dewasa muda berada pada masa usaha pengintegrasian jati diri. Jika ia berhasi rmengintegrasikan jati dirinya maka ia akan mudah bergaul dan bersosialisasi dengan lingkungannya, Jika gagal orang tersebut akan ‘cenderung menarik diri dari pergaulan dan mengucilkan diri £. Generativity vs Stagnation (dewass), orang dewasa berada pada tahap ini, dimana peran produktivitas di masyarakat merupakan_tyjuan hidupnya. Jika orang dewasa ini berhasil maka ia akan terus berkarya bahkan bukan tidak mungkin karya-karya selanjutnya lebih bagus dan kreatif lagi dari sebelumnya, Jika gagal, biasanya anak akan patah semangat dan tidak mau mencoba lagi, apalagi jika kegagalan tersebut fatal. 1h. Amegrity vs Despair (Wa), masa tua merupakan masa pencapaian integritas atau penyatuan dit Jka berbasil, orang tersebut akan merass sebagai bagian dari sejarah kehidupan manusia sehingga ia akan bist ‘menerima segala Keterbatasan dalam Kehidupan, baik yang ada dalam disinya maupun fingkungannys, Namun, jika gagal maka ia akan pus asa, menyesali diri dan sangat takut pada kematian yang sudah pasti akan ddatang pada setiap manusia, 5, Kendilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Pada sila terakhir ini dibutuhkan Kematangan aspek sosial, emosiona ddan moral kita juga dalam melaksanakannya, Ayat ini mengandung maki esadaran dan enggang rasa sebagai semangat Kekeluargaan dat

Anda mungkin juga menyukai