Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH TBM AKSARA CENDEKIA

Tingginya angka putus sekolah atau pun putus lanjut masih mengiringi pembangunan di sektor sumbedaya manusia melalui pendidikan. Kenyataan ini pula yang mempengaruhi tingkat literasi pengetahuan dan minat masyarakat terhadap pendidikan menjadi sama-sama rendah. Apalagi, kurangnya sikap positif terhadap pendidikan ini ditunjukkan dengan kemauan belajar dan membaca yang rendah. Ketidakmampuan mengakses pendidikan formal akibat permasalahan ekonomi diyakini menjadi salah satu penyebabnya. Bagi sebagian besar masyarakat, tidak adanya alternatif tempat belajar dan menimba ilmu juga menjadi sebab lain. Keberadaan lembaga pendidikan fomal dengan fasilitas baca dan bacaan yang kurang memadai pun akan sulit mendongkrak minat baca masyarakat yang sudah berpendidikan sekali pun. Banyak membaca diyakini akan membuat seseorang lebih berwawasan pengetahuan, menjadi bisa (terampil), sehingga menghasilkan kehidupan yang lebih bermakna. Akan tetapi, konsep ini tidak banyak terwujudkan di lingkungan masyarakat Desa Kedungpedaringan khususnya dan sekitarnya. Maklum, masyarakat setempat berada di cluster wilayah pinggiran Kota Kepanjen yang berbatasan dengan beberapa daerah kecamatan lain. Letak geografis pinggiran ini menjadikan keadaan sosial ekonomi masyarakat yang lebih bergantung kepada pertanian (sebagian besar menjadi petani dan buruh tani), pekerja pabrik, dan sektor informal lainnya. Bermatapencaharian sehari-hari dari sektor pertanian ini membuat masyarakat memiliki pendidikan rendah dan cenderung hidup dengan pola pikir subsisten dan stagnan. Penduduk Desa Kedungpedaringan terbagi dalam 13 RT dengan jumlah 696 kepala keluarga. Dari jumlah total penduduk 3.278 jiwa, hanya 244 orang usia 7-15 tahun yang saat ini masih mengenyam pendidikan sekolah. Masyarakat dengan pendidikan terbesar jumlahnya adalah tingkat SMA sederajat yakni berjumlah 220 orang. Terbesar sisanya merupakan lulusan atau dropout jenjang SD dan SMP. Sikap belajar yang rendah ini berdampak pula pada minat membaca yang rendah. Apalagi, keberdaan taman baca/perpustakaan di wilayah kecamatan Kepanjen pinggiran (Desa Sengguruh, Jenggolo, Kemiri, Tegalsari, Mangunrejo, Panggungrejo, Penarukan, Cempokomulyo, dan Kedungpedaringan) yang berbasis masyarakat, masih belum ada. Dengan status kota Kepanjen sebagai ibukota Kabupaten Malang, tentunya kualitas SDM masyarakat perlu ditingkatkan agar mampu mengimbangi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan Kota Kepanjen. Wawasan, pengetahuan, keahlian, serta pemahaman budaya bisa terbentuk dan berkembang ketika masyarakat memiliki minat tinggi terhadap membaca. Agar tidak terpinggirkan oleh arus kemajuan kota, minat membaca ini mestinya terus dipupuk menjadi kebiasaan (budaya) sebuah masyarakat moderen dan metropolitan (perkotaan). Sebagai penyelenggara pendidikan nonformal berbasis masyarakat, pengelola Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM) Aksara Cendekia telah berinisiatif membangun keberdayaan masyarakat agar menjadi SDM yang mengenal perubahan dan perkembangan (moderenitas). Salah satunya dengan mendirikan Taman Baca

Masyarakat (TBM) Sanggar Wacana. Sejak didirikan 2009 lalu, TBM ini telah melayani kebutuhan baca peserta didik bimbingan belajar yang diselenggrakan di PKBM Aksara Cendekia. Secara temporal, TBM Sanggar Wacana juga dimanfaatkan sebagian warga belajar pendidikan Keaksaraan dan kelompok belajar Paket-B, termasuk tutor dan anak sekolah. Meski demikian, keberdaan dan fungsi TBM Sanggar Wacana belum lah maksimal. Jumlah pengunjung TBM dengan keseluruhan masyarakat (usia 10-45 tahun ke atas) jauh tidak berimbang. Kondisi ini bermula dari masih rendahnya minat baca masyakat. Termasuk pula, koleksi bacaan yang masih terbatas dan fasilitas pendukung dimungkinkan menjadi rendahnya daya tarik masyarakat untuk berkunjung. Melalui integrasi dengan berbagai program kegiatan PKBM, potensi baca ini masih bisa terus digali dan ditingkatkan. Untuk memecahkan permasalahan pemanfaatan TBM di atas, PKBM Aksara Cendekia telah merumuskan beberapa program kerja ke arah peningkatan minat baca. Secara operasional, program kerja ini sangat membutuhkan dukungan penguatan dari berbagai pihak, terutama pemerintah. Melalui program Bantuan TBM Penguatan Minat Baca Tahun 2012, pihak pengelola TBM Sanggar Wacana berharap mampu melakukan sumbangsih peningkatan kapasitas dan daya saing sumberdaya manusia masyarakat setempat dan warga kota Kepanjen pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai