Anda di halaman 1dari 2

100 HARI MEMBANGUN SDM ANAK-ANAK DESA SALODUA MELALUI PROGRAM ETNOMATEMATIKA:

RUMAH BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS RELIGIOUS CULTURE

Abstrak

Pendahuluan

Kemajuan suatu bangsa tercermin dari kualitas pendidikan yang ada di dalamnya. Kualitas sumber
daya manusia yang mempunyai daya saing juga tidak lepas dari pendidikan, hal ini berarti
mencerminkan bahwa kondisi pendidikan suatu bangsa dapat diukur dari kualitas sumber daya
manusia di negara tersebut. Oleh karenanya, pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan dari
berbagai aspek ilmu pengetahuan. Akses pendidikan serta mutu pendidikan dalam hal ini fasilitas
pendidikan yang masih relative rendah menjadi penghambat perkembangan pendidikan di daerah
yang terletak diluar area perkotaan.

Persoalan pendidikan menjadi salah suatu permasalahan utama Di daerah Enrekang, khususnya desa
Salo Dua kecamatan Maiwa. Desa Salo Dua merupakan salah satu contoh nyata ketidakmerataan
sektor pembangunan sekolah oleh pemerintah. Di desa ini, hanya terdapat Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja, sementara bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan
ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) harus menempuh perjalanan keluar desa yang cukup jauh.
Kurang memadainya fasilitas pendidikan tersebut menyebabkan banyak anak-anak di desa Salo Dua
yang putus sekolah. Selain itu, terkendalanya fasilitas pendukung pendidikan seperti jaringan
internet membuat anak-anak di desa ini jauh tertinggal dalam bidang informasi disbanding anak-
anak di wilayah lain, apalagi ditengah kondisi pandemic seperti sekarang yang mengharuskan
peserta didik melalui proses pembelajaran secara daring. Hal ini sangat disayangkan melihat
kemauan belajarnya yang terbilang tinggi namun tidak terwadahi.

Selain bermasalah dalam bidang pendidikan, pemahaman tentang tradisi budaya lokal Sulawesi
Selatan termasuk Enrekang semakin hari semakin menipis dalam kalangan generasi muda. Padahal
Sulawesi Selatan memiliki kebudayaan yang sangat beragam mulai dari Bahasa, tradisi, adat, dan
sebagainya sehingga dibutuhkan cara agar aneka ragam budaya yang telah kita miliki tersebut dapat

dijaga serta dilestarikan. Oleh karena itu, perlu adanya suatu program yang mampu
memgakomodasi antara pendidikan dan kebudayaan dalam satu wadah. Maka dari itu, penulis
menggagas salah satu upaya alternative untuk mengembangkan pendidikan, kebudayaan serta
agama melalui serangkaian kegiatan yang dilaksanakan di desa Salo Dua selama 1 bulan. Penulis
mengkolaborasikan Pendidikan matematika dengan budaya yaitu etnomatematika melalui kegiatan
rumah belajar matematika berbasis religious culture dengan Kerjasama pemerintah setempat.
Kegiatan ini bertjuan untuk mengetahui cara pengkolaborasian antara pendidikan dan nilai-nilai
budaya serta religi dengan strategi yang tepat guna meningkatkan SDM anak-anak di Desa Salo
Dua melalui Program Etnomatematika.Harapan setelah kegiatan ini yaitu terbangunya sikap
masyarakat terhadap pentingnya pendidikan bagi anak-anak desa Salo Dua yang berdampak
berkelanjutan dalam menambah pengetahuan dan wawasan anak-anak desa Salo Dua mengenai
pentingnya pendidikan, budaya dan agama untuk peningkatan Sumber Daya Manusia dan hubungan
sosial masyarakat melalui kegiatan Rumah Belajar Matematika Berbasis Religious Culture.

Anda mungkin juga menyukai