Nim : M011191201
KEHUTANAN C
Abstrak
Letak wilayah geografis Indonesia merupakan sebuah negera kepulauan yang memiliki
70% luas laut dan 30% luas daratan. Indonesa juga memiliki 13.466 pulau yang tercatat resmi
oleh PBB. Dengan kondisi banyaknya pulau ini, menyebabkan terjadinya kesenjangan
pendidikan antara masyarakat yang tinggal di perkotaan dan masyarakat yang tinggal
dipedesaan, sehingga memacu kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki Negara Indonesia.
Artikel ini dibuat untuk mengetahui apa masalah dan kendala yang mendasari terjadinya
kesenjangan pendidikan di pulau-pulau terpencil atau di pedesaan dan apa solusi yang dapat
ditawarkan melalui artikel ini yang diperoleh dari study literatur untuk memajukan Indonesia
kearah yang lebih baik lagi.Pulau Halmahera adalah pulau yang sangat kaya dimana semunya
dapat didapatkan di alam tanpa harus membeli lagi. Tidak hanya itu lokasi-loaksi wisata yang
sangat memanjakan mata para pengunjung yang ada juga tak kalah menarik dan eksotik. Dengan
potensi ini tanpa adanya pendidikan dan sumber daya manusia yang memadai maka akan sia-sia
dan tidak memanfaatkan apa yang diberikan dan disediakan oleh alam. Dengan uraian di atas,
maka saya mengambil judul “KUALITAS PENDIDIKAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PADA PULAU-PULAU KECIL KABUPATEN HALMAHERA “ agar artikel ini dapat
menjadi salah satu referensi yang dapat dipakai oleh pemerintah maupun masyarakat umum
dalam menggembangkan dan menselaraskan pendidikan di Indonesia untuk untuk mencapai
Negara Indonesia sebagai Negara Maju
A.LATAR BELAKANG
Pulau Halmahera adalah salah satu pulau yang ada di Indonesia dengan masyrakatnya
yang berpendidikan rendah. Dengan kondisi kepulauan negara Indonesia, menyebabkan
terjadinya kesenjangan pendidikan antara masyarakat yang tinggal di perkotaan dan masyarakat
yang tinggal dipedesaan, Dimana pulau-pulau yang ada di pedesaan tidak mendapat fasilitas
dalam belajar tidak memadai sehingga memacu kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki
Negara Indonesia (Miradi, 2012).
Menurut Nana Supriatna negara indonesia yang merupakan negara kepulauan adalah
“indonesia merupakan negara kepulauan dimana antara pulau yang satu dengan pulau yang lain
dipisahkan oleh beberapa batas alam, seperti selat, sungai, dan gunung. Batas-batas alam tersebut
secara langsung akan mengelompokkan berbagai komunitas masyarakat dengan corak budaya
yang khas”. Dari pendapat Nana, Indonesia memiliki negara kepulauan yang memungkinkan
kurang meratanya pendidikan di pulau-pulau terpencil. Menurut Aristoteles “Negara adalah
institusi sosial tertinggi yang mengamankan tujuan tertinggi atau kebahagiaan manusia.
Pendidikan adalah persiapan/bekal untuk beberapa aktivitas/pekerjaan yang layak. Pendidikan
semestinya dipandu oleh undang-undang untuk membuatnya sesuai (koresponden) dengan hasil
analisis psikologis, dan mengikuti perkembangan secara bertahap, baik secara fisik (lahiriah)
maupun mental (batiniah/jiwa).”. Pendidikan menopang bagaimana kelangsaungan Sumber Daya
Manusia (SDM). Sumber daya manusia menurut Hariandja adalah “Salah satu faktor yang sangat
penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu, SDM
harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah
satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber daya
manusia.”(Mirwantini, 2018).
Pendidikan di Indonesia yang tidak merata ini menyebabkan kesenjangan sosial yang setiap
tahun semakin meningkat. Dengan kesenjangan ini masyarakat pedasaan akan jalan ditempat dan
tidak berkembang,. Maka dari itu tingkat pengangguran akan semakin memingkat dalam suatu
negara. Untuk mengurangi pengangguran dan kesenjangan, maka rumusan masalah yang saya
angkat adalah :(1)Apa penyebab-penyebab yang terjadinya kurangnya pendidikan di pulau
terpencil kabupaten Halmahera? (2)Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi pendidikan yang
tidak merata. (3)Bagaimana sumber daya manusia dalam suatu pulau terpencil dapat
berkembang?
B.PEMBAHASAN
B.1 Penyebab-penyebab yang terjadinya kurangnya pendidikan di pulau terpencil kabupaten
Halmahera
Penyediaan pendidikan di Maluku Utara belum terlaksana dengan baik karena belum diterima
secara merata untuk seluruh masyarakat di Maluku Utara. Pengembangan pendidikan di Maluku Utara
terus diupayakan untuk meningkatkan mutu kualitas sumberdaya manusia. Salah satu upaya
peningkatan mutu sumberdaya manusia Maluku Utara dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu
pendidikan. Kinerja capaian perluasaan akses pendidikan yang mengambarkan aspek ketersediaan dan
keterjangkauan layanan pendidikan bagi perserta didik selama kurun waktu 2008-2014 menunjukan
peningkatan, dengan ditandai dengan capaian angka partisipasi sekolah di Maluku Utara. Angka
partisipasi sekolah (APS) merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat partisipasi penduduk di
bidang pendidikan. Di Maluku Utara, Angka Partisipasi Sekolah penduduk usia 7-12 tahun (usia ideal di
bangku SD) mencapai 98,89 artinya dari 100 penduduk usia 7-12 tahun hanya ada sekitar 1 orang yang
tidak sedang bersekolah. Demikian pula, Angka Partisipasi Sekolah penduduk usia 13-15 tahun sudah
mencapai 96,24. Pada usia penduduk 16-18 tahun partisipasi sekolah mencapai 74,83 persen. Orientasi
penggunaan dana pendidikan oleh pemerintah juga kurang mempertimbangkan pengembangan
kapasitas sumberdaya manusia yang mengakibatkan rendahnya kompetensi guru dan manajemen
pengelolaan pendidikan di Maluku Utara. (Koroy, 2017)
B.2 Yang harus dilakukan dalam pemerataan pendidikan di pulau terpencil khususnya di Halmahera
Pembangunan gedung sekolah secara merata.Saat ini pembangunan gedung sekolahan yang
selalu diutamakan adalah yang berada di perkotaan.Bangunan gedung sekolahan yang lama dilakukan
rehabilitasi sehingga menelan biaya yang besar.Daripada dana tersebut digunakan untuk membiayai
program rehabilitasi gedung yang sudah ada sebelumnya,alangkah bijaknya kalau dimanfaatkan atau
dialihkan untuk pembangunan gedung sekolahan yang belum ada di setiap penjuru pelosok
daerah.Sudah saatnya pembangunan gedung sekolahan dibuat merata tanpa membedakan mana yang
berada di kota maupun mana yang berada di desa.Semua memiliki hak dan kesempatan yang sama
untuk memperoleh fasilitas gedung sekolahan demi kenyamanan dalam belajar. (Mapparenta, 2018)
Peningkatan fasilitas infrastruktur akses menuju sekolahan.Saat ini masih banyak kita jumpai
anak-anak yang pergi bersekolah harus melewati berbagai medan jalan yang berbahaya bagi mereka.Tak
jarang dari mereka yang pergi ke sekolah dengan menyeberangi sungai,berjalan di jembatan yang
rapuh,hingga bergelantungan melalui pohon dan tebing yang curam.Dalam hal ini pihak pemerintah
wajib menelusuri satu per satu kondisi akses jalan menuju sekolahan,sehingga tahu mana yang
seharusnya diutamakan untuk pembangunan fasilitas infrastruktur akses menuju sekolahan. Provinsi
Maluku Utara perlu konsisten dalam meningkatkan APS, AMH, dan RLS sehingga penyelenggaraan
layanan untuk pemerataan akses dan mutu pendidikan dapat tercapai. Salah satu hal yang tidak kalah
pentingnya adalah perlunya dilakukan analisis terhadap kondisi umum pendidikan, prioritas bidang,
prioritas wilayah dan anggaran sebagai suatu kesatuan analisis pemecahan masalah penyelenggaraan
pembangunan pendidikan di Maluku Utara. (Mirwantini, 2018)
B.3 Perkembangan sumber daya manusia di Halmahera.
Tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah usia produktif (15-64) yang telah bekerja dan
belum bekerja di sembilan (9) kabupaten/kota. Terutama pada usia produktif yang belum bekerja, kota
Ternate memiliki jumlah yang paling terbanyak yaitu sebesar 15.469. Jumlah tersebut merupakan data
periode 2010,artinya besaran yang disebutkan pasti bertambah. Kabupaten Halmahera Utara pada
urutan ke dua sebesar 75.295 (data 2012), sedangkan kabupaten Halmahera Timur pada pada urutan ke
tiga sebesar 11.353 (data 2012). Pulau Morotai yang paling rendah tingkat usia produktif yang belum
bekerja yaitu sebesar 1.220 (data 2011),disusul kemudian Tidore Kepulauan sebesar 1.944 (data
2011).Besaran jumlah usia produktif sekaligus kelemahan. Artinya, usiayang belum bekerja memiliki
keunggulan produktif yang belum bekerja dapatmemberikan keuntungan ekonomi.(Koroy, 2017)
Pendidikan di pulau Halmahera dipengaruh oleh kondisi ekonomi masyarakat dan sarana
prasarana yang kurang memadai. Dimana ada beberapa pulau yang tidak memliki sekolah,
sehingga para pelajar pun harus menyebrang pulau untuk bersekolah. Hal ini membuat
banyaknya anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan di pulau Halmahera.
Pembangunan gedung secara merata, pembagian buku-buku pelajaran secara gratis yang
dapat diperoleh dari sumbangan-sumbangan dari buku pelajaran dari beberapa kota, pemenihan
kebutuhan guru dan peningkatan fasilitas infrastruktur akses menuju sekolah. Hal ini yang perlu
dilakukan agar pendidikan di pulau Halmahera dapat merata.
Pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana kuliatas sumber daya manusia suatu daerah.
Sunggu banyak sumber daya alam yang terdapat di pulau Halmahera yang tidak dimanfaatkan
dengan baik karena sumber daya manusia yang tidak memadai. Oleh karena itu, pendidikan di
pulau Halmahera perlu ditingkatkan.
Daftar Pustaka
Koroy Kismanto,Fredinan Yuluanda, Nurlisah A. Butet. 2017. Pengembangan Ekonomi Bahari
Berbasis Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil Di Pulau Sayafidan
Liwo, Kabupaten Halmahera Tengah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtpk/article/view/17098/12391
https://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/387/423
Miradi Safri, Sumarno Sumarno 2012. Pemberdayaan masyarakat miskin melalui proses
pendidikan nonforma, upaya peningkatan kesejahteraan sosial di kabupaten Halmahera .
Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta
https://journal.uny.ac.id/index.php/jppm/article/view/2360
Mirwantini Witomo, Andrian Ramadhan . 2018. Potensi Ekonomi Parawisata Kabupaten Pulau
Morotai. Jakarta : Balai Besar Riset Ekonomi.
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/sosek/article/view/6959/0
https://www.researchgate.net/publication/327709388_Potensi_Ekowisata_Bahari_Pulau-
Pulau_Kecil_di_Kabupaten_Halmahera_Selatan