Anda di halaman 1dari 9

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

NATIONAL ESSAY COMPETITION (NEC)


UKM PENALARAN DAN RISET ILMIAH MAHASISWA (PRIMA)
UNIVERSITAS MATARAM
Sekretariat: Jl. Pemuda blok C, Gedung PKM UNRAM lt.2 No. Hp: 082340371067
Email: nec.primaunram@gmail.com Web: nec.primaunram.com

NATIONAL ESSAY COMPETITION 2018


Subtema: Pendidikan

Schooling Me: Solusi Pemerataan Layanan Pendidikan Anak Desa studi


Kasus di Desa Pematang Bangsal Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan

Oleh :

Desy Permata Sari 07011181520191 Ilmu Administrasi Negara/2015

Hesti Intan Putri 07011181520052 Ilmu Administrasi Negara/2015

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDERALAYA

2018
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
NATIONAL ESSAY COMPETITION (NEC)
UKM PENALARAN DAN RISET ILMIAH MAHASISWA (PRIMA)
UNIVERSITAS MATARAM
Sekretariat: Jl. Pemuda blok C, Gedung PKM UNRAM lt.2 No. Hp: 082340371067
Email: nec.primaunram@gmail.com Web: nec.primaunram.com

Dilematis era modernisasi akan identitas dan karakter generasi pemuda


bisa menjadi racun yang menjebak pemuda milenial, dimana generasi kemarin
akan fade away dan digantikan dengan generasi yang hedonis, materialis yang
berawal dari budaya konsumerisme. Fenomena ini menunjukkan sebuah bentuk
krisis mentalitas generasi dan robohnya bangunan universum pendidikan sebagai
wadah olah pikiran setiap individu. Virus globalisasi yang disemaikan oleh
semangat era keterbukaan modernisasi dunia ini, telah melahirkan situasi yang
borderless (tanpa batas) yang berarti identitas nasionalis dan kepeloporan karakter
generasi kembali diuji.
Indonesia tengah berada pada bonus demografi yang dieluh-eluhkan
sebagai tonggak perubahan bangsa, dibuktikan dengan 70% dari penduduk
Indonesia berada diusia produktif yang apabila semuanya atau setidaknya
setengah plus satunya berkualitas maka bukan tidak mungkin pada tahun 2045
Indonesia akan menulangi masa keemasannya seperti halnya kerajaan Sriwijaya
dahulu. Apabila kuantitas Sumber Daya Manusia yang banyak ini tidak diiringi
dengan pendidikan yang berkualitas maka akhirnya akan tetap sama, bangsa ini
akan tetap berada pada tingkat pertama sebagai konsumen yang hedonis serta
narsis, dan cita-cita bangsa untuk menjadi emas pada masanya hanyalah mimpi
disiang bolong. Terlebih Negara yang luasnya mencapai 5.193.250 km2 (termasuk
darat dan laut) ini memiliki tiga permasalahan utama yang harus segera
dipecahkan agar kebodohan pemuda tidak menjadi laten, yaitu (1) kemiskinan
yang diikuti dengan pengangguran, (2) pendidikan, dan (3) kemalasan. Fokus
utama dalam penulisan ini ialah mengenai pendidikan yang ada di Indonesia.
Investasi pendidikan adalah salah satu sumber yang mampu memberikan border
bagi para pemuda agar mampu berpikir kritis, produktif serta kembali kepada jati
diri bangsa Indonesia. Generasi unggul menjadi begitu penting bagi kelangsungan
negara baik yang ada di kota maupun desa, namun pertanyaan baru muncul,
apakah negara ini sudah cukup menyuplai generasi unggulannya sedangkan
dengan kondisi keterbatasan anak-anak dalam menempuh pendidikan?
Berdasarkan data yang dihimpun oleh United Children’s Fund (UNICEF) pada
tahun 2016 sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat mengenyam pendidikan

1
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
NATIONAL ESSAY COMPETITION (NEC)
UKM PENALARAN DAN RISET ILMIAH MAHASISWA (PRIMA)
UNIVERSITAS MATARAM
Sekretariat: Jl. Pemuda blok C, Gedung PKM UNRAM lt.2 No. Hp: 082340371067
Email: nec.primaunram@gmail.com Web: nec.primaunram.com

lanjutan dengan rincian yakni sebanyak 600 ribu dari anak usia Sekolah Dasar dan
1,9 juta anak usia Sekolah Menengah Pertama. Diikuti pula data dari Kementerian
Sosial Republik Indonesia (Kemensos) bahwa jumlah anak jalanan (anjal) terus
meningkat setiap tahunnya mencapai sekitar 4,1 juta anak, sebagian besar dari
mereka adalah anak-anak usia sekolah. Maka tidak heran jika kita sering
menjumpai anak-anak usia sekolah mengemis dan mengamen di jalanan.

Salah satu problematika pendidikan terpenting bagi negara kita adalah


masih tingginya jumlah anak usia sekolah yang putus sekolah atau tidak
bersekolah dengan alasan ekonomi dan sosial lainnya. Berikut data yang
dihimpun oleh UNICEF mengenai alasan anak tidak bersekolah

Gambar 1.1 Alasan anak tidak bersekolah

Dari data UNICEF tersebut dapat diketahui bahwa survei tertinggi 52%
untuk alasan anak tidak bersekolah adalah sebab ketidakmampuan membayar
biaya sekolah. Alasan ini cenderung terjadi pada anak desa. Hal ini menunjukkan
Pendidikan anak terbatas oleh kekurangan finansial. Kekurangan tenaga pendidik
untuk daerah terpencil juga merupakan faktor pemicu layanan pendidikan yang
belum merata. Dimana 80% guru tersebar di kota, 20% guru tersebar di desa.
Belum lagi sarana dan prasarana yang belum memadai seperti yang ada pada
sekolah di desa Pematang Bangsal, desa yang menjadi fokus program ini. Jika hal
ini terus dibiarkan, maka kualitas pendidikan yang bobrok dan kekurangan
generasi unggul yang mampu bersatu memajukan Indonesia karena hanya
sebagian penduduk Indonesia saja (seperti pada kota besar) yang mempunyai

2
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
NATIONAL ESSAY COMPETITION (NEC)
UKM PENALARAN DAN RISET ILMIAH MAHASISWA (PRIMA)
UNIVERSITAS MATARAM
Sekretariat: Jl. Pemuda blok C, Gedung PKM UNRAM lt.2 No. Hp: 082340371067
Email: nec.primaunram@gmail.com Web: nec.primaunram.com

kualitas Sumber Daya Manusia handal, sedangkan sebagian lainnya (penduduk


desa) akan terus terbelakang.
Desa Pematang Bangsal merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan
Pemulutan Selatan Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Terdapat dua
sekolah di desa ini yaitu SD dan SMP dan dapat dikatakan masih tergolong
rendah. Mengapa? Apabila ditinjau dari sisi bangunannya, sekolah ini kurang
layak ditempati sebab ketersediaan kelas dan fasilitas lainnya tidak memadai, WC
sekolah dijadikan WC umum masyarakat. Tidak ada transportasi umum dan anak-
anak setempat lebih sering berjalan kaki untuk pergi ke sekolah. Ditinjau dari sisi
tenaga pendidik, sekolah ini memiliki 15 orang tenaga pendidik SD yang juga
mengajar di SMP dan sebagian besar tenaga pendidiknya adalah tenaga honorer
tamatan SMA atau bahkan SMP.
Bantuan pendidikan bagi peserta didik yang tergolong tidak mampu
disuplai melalui dana BOS yang diperuntukan bagi siswa yang menerima kartu
pintar namun ternyata tidak tepat sasaran. Di desa ini ada sebuah program yang
dinamakan sekolah dunia yang jadwalnya adalah satu kali dalam seminggu.
Namun program ini tidak berjalan sebagaimana mestinya karena tenaga pengajar
bingung bahkan cenderung tidak mengerti dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang diberikan. Dengan pendidikan yang seperti itu menyurutkan semangat
anak-anak desa untuk sekolah. Belum lagi lingkungan masyarakat yang rentan
akan kriminalitas dan jauh dari norma-norma yang berlaku. Mudah saja bagi
oknum untuk memberikan pemahaman yang tidak sesuai norma dan nilai yang
baik dalam tatanan kehidupan bermasayarakat (pada umumnya) kepada anak-anak
di desa ini yang tidak dibekali pendidikan untuk tidak berperilaku menyimpang.
Hal yang sudah lumrah di masyarakat desa Pematang Bangsal namun sangat
memprihatinkan adalah banyak anak laki-laki desa yang belum cukup umur sudah
merokok, anak perempuan sering berkelahi, sebagian yang tidak bersekolah
cenderung melakukan tindakan kriminalitas di desa ini. Apakah pantas hal itu
dilakukan oleh anak-anak yang merupakan generasi harapan bangsa? Ini
menunjukkan bahwa pentingnya pendidikan bagi setiap anak dengan segala
keterbatasan yang dimiliki karena didikan yang baik akan mengasilkan orang-

3
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
NATIONAL ESSAY COMPETITION (NEC)
UKM PENALARAN DAN RISET ILMIAH MAHASISWA (PRIMA)
UNIVERSITAS MATARAM
Sekretariat: Jl. Pemuda blok C, Gedung PKM UNRAM lt.2 No. Hp: 082340371067
Email: nec.primaunram@gmail.com Web: nec.primaunram.com

orang terdidik yang dapat berperan dimasa 100 tahun Indonesia medeka.
Schooling me adalah bisa dijadikan sebagai solusi yang dapat diterapkan.

Potensi Sumber Daya Manusia bagi suatu negara dapat dijadikan tolak
ukur sebagai kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan yang jika ditinjau dari aspek
bahasa berasal dari kata didik yang berarti pemeliharaan ataupun memberikan
latihan (ajaran, pimpinan) (Abdullah Idi, 2011 : 194). Strategi yang digunakan
oleh pemerintah Indonesia saat ini dalam dunia pendidikan masih berasaskan pada
pemerataan kesempatan pendidikan bagi semua golongan masyarakat. Hal ini
tergambarkan dalam strategi pendidikan yang digunakan masih bersifat massal,
dimana setiap siswa mendapatkan perlakuan dan layanan pendidikan yang sama,
sedangkan setiap siswa memiliki tingkat kecakapan, kecerdasan, minat, bakat, dan
kreativitas yang berbeda-beda (Uno dan Kuadrat, 2010 : 2). Selain strategi yang
kurang partisipatif dalam mengembangkan kemampuan dari peserta didik,
manajemen pendidikan yang ada di sekolah juga patut menjadi perhatian dalam
rangka memberikan pendidikan yang berkuaitas bagi masyarakat, Dr. Rohiat,
M.Pd menyatakan dalam tabel yang terdapat pada bukunya yang berjudul
Manajemen Sekolah (2010 : 54) mengenai dimensi-dimensi perubahan pola
manajemen pendidikan dari pola lama ke pola baru sebagai berikut.
Tabel 1.1. Dimensi-dimensi Perubahan Pola Manajemen Pendidikan menurut Dr.
Rohiat, M.Pd.
Pola Lama Menuju Pola Baru
1. Subordinasi 1. Otonomi
2. Pengambilan keputusan 2. Pengambilan keputusan
terpusat partisipatif
3. Ruang gerak kaku 3. Ruang gerak luas
4. Pendekatan Birokratik 4. Pendekatan profesional
5. Sentralistik 5. Desentralistik
6. Diatur 6. Motivasi diri
7. Overregulasi 7. Deregulasi
8. Mengontrol 8. Memengaruhi
9. Mengarahkan 9. Memfasilitasi
10. Menghindari risiko 10. Mengelola risiko

4
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
NATIONAL ESSAY COMPETITION (NEC)
UKM PENALARAN DAN RISET ILMIAH MAHASISWA (PRIMA)
UNIVERSITAS MATARAM
Sekretariat: Jl. Pemuda blok C, Gedung PKM UNRAM lt.2 No. Hp: 082340371067
Email: nec.primaunram@gmail.com Web: nec.primaunram.com

11. Gunakan uang seefisien


11. Gunakan uang seluruhnya
mungkin
12. Individual yang cerdas 12. Teamwork yang cerdas
13. Informasi sendiri 13. Informasi terbagi
14. Pendelegasian 14. Pemberdayaan
15. Organisasi hierarkis 15. Organisasi datar

Terdapat 8 kecerdasan yang seharusnya dipahami oleh para tenaga pendidik


yaitu (1) kecerdasan verbal/linguistik, (2) kecerdasan logika/matematika, (3)
kecerdasan visual/spasial, (4) kecerdasan kinestetik/tubuh, (5) kecerdasan
musikal/ritmik, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal, dan (8)
kecerdasan alamiah/naturalis (James Bellanca, 2011 : 2-4). Selain itu merujuk
pada Newman dan Logan sebagaimana dikutip oleh Abu Ahmadi dan Joko Tri
Prasetya (Ahmadi Sabri, 2015 : 2-3) strategi meliputi empat masalah yaitu:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
tingkah laku dan kepribadian peserta didik sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan
dalam kegiatan pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran.

Schooling Me merupakan konsep pendidikan yang berbeda dari konsep


sekolah pada umumnya, seperti yang telah diketahui bersama sekolah berbentuk
sebuah bangunan yang berdiri di atas sebuah lahan dengan berbagai ruang kelas
dan tenaga pendidik yang telah mengikuti rangkaian tes tertentu untuk dinyatakan
sebagai pengajar pada sebuah sekolah, ditambah pula para tenaga pendidik
tersebut digaji oleh pemerintah. Tujuan dari adanya sekolah tentu saja untuk

5
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
NATIONAL ESSAY COMPETITION (NEC)
UKM PENALARAN DAN RISET ILMIAH MAHASISWA (PRIMA)
UNIVERSITAS MATARAM
Sekretariat: Jl. Pemuda blok C, Gedung PKM UNRAM lt.2 No. Hp: 082340371067
Email: nec.primaunram@gmail.com Web: nec.primaunram.com

mengimplementasikan cita-cita bangsa yang termaktub dalam pembukaan


Undang-undang 1945 yang berbunyi, “Mencerdaskan kehidupan bangsa ...”
pertanyaan baru yang muncul ialah, apakah dengan konsep pendidikan yang
sedemikian rupa telah mampu mencerdaskan kehidupan bangsa?
Konsep pendidikan dengan nama Schooling Me ini penerapannya
disesuaikan dengan kondisi masyarakat desa Pematang Bangsal Kecamatan
Pemulutan. Schooling Me berbentuk mobil dimana mobil inilah yang menjadi ciri
khas dari Schooling Me dan media pembelajaran yang ada di dalamnya. Mobil
Schooling Me didesain sedemikian rupa yang mana terdapat dua bagian di
dalamnya. Bagian depan adalah tempat duduk sopir dan penumpang (diisi oleh 1
orang) dan bagian belakang yang juga dipisah lagi menjadi dua bagian yaitu sayap
kanan dan sayap kiri. Pada sayap kanan berisi rak yang diisi dengan bola sepak
atau bola jenis lain, ukulele, gendang, buku-buku bacaan dan buku tulis serta
ATK, sound system, sempoa, dan media ajar lainnya. Sedangkan pada sisi kiri ada
papan tulis beserta spidol dan penghapusnya.
Berikut gambar tampak depan, belakang dan samping dari mobil program
Schooling me.

Gambar 1.2 Tampak depan, belakang dan samping Mobil Schooling Me

Adapun jadwal mengajar yang ditetapkan di Schooling Me ini satu kali


pertemuan setiap pekannya, yaitu pada hari minggu pukul 08.00 s.d 12.00.
Kurikulum yang ditetapkan ialah setiap peserta didik akan mendapatkan mata
pelajaran wajib selama kurang lebih 1 jam, mata pelajaran wajib tersebut ialah
matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Komputer, sisa waktu yang
ada akan dimanfaatkan untuk mata pelajaran peminatan atau kesukaan mereka
(berpatokan pada 9 kecerdasan yang telah diungkapkan di atas). Tenaga pendidik

6
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
NATIONAL ESSAY COMPETITION (NEC)
UKM PENALARAN DAN RISET ILMIAH MAHASISWA (PRIMA)
UNIVERSITAS MATARAM
Sekretariat: Jl. Pemuda blok C, Gedung PKM UNRAM lt.2 No. Hp: 082340371067
Email: nec.primaunram@gmail.com Web: nec.primaunram.com

yang dikerahkan untuk berpartisipasi dalam Schooling Me ini adalah para


mahasiswa (under graduated) atau fresh graduted dari Universitas Sriwijaya
(diutamakan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) untuk menjadi volunteer.
Indikator pembelajaran dari Schooling Me ini ditentukan dari
perkembangan siswa disetiap 3 bulan. Tidak akan ada ujian tertulis atau pun lisan
di sini. Hanya saja setiap peserta didik akan diberikan tugas atau proyek dengan
output yang jelas sesuai dengan minat peserta didik. Peserta didik terdiri dari anak
usia 7 s.d 12 tahun, dan tidak akan diklasifikasikan berdasarkan usianya tetapi
klasfifikasi dilakukan berdasarkan pada 9 kecerdasan yang telah dikemukakan
sebelumnya. Hasil ini pun akan disampaikan kepada orang tua atau wali dari
peserta didik tersebut dengan harapan agar ditindak lanjuti.a
Tujuan diadakannya Schooling Me ini adalah untuk membantu anak-anak
desa Pematang Bangsal dalam menemukan kemampuan atau skills mereka serta
mengembangkannya. Jika ditinjau dari permasalahan yang ada di Sekolah Dasar
Desa Pematang Bangsal, akan banyak potensi dari anak-anak desa tersebut yang
tidak akan berkembang. Schooling Me memang tidak memberikan anak-anak
Desa Pematang Bangsal dengan ijazah sebagai bukti bahwa mereka telah
mengikuti jenjang pendidikan di Schooling Me. Namun dapat dipastikan bahwa
mereka akan menemukan kemampuan mereka yang mungkin selama ini tidak
diketahui oleh orang lain termasuk orang tua mereka sendiri.
Pihak-pihak yang terlibat dalam program ini yaitu kepala desa Pematang
Bangsal, masyarakat desa Pematang Bangsal, Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan
Ilir, serta Universitas Sriwijaya sebagai penyalur volunteer sebagai tenaga
pendidik di Schooling Me. Oleh karena itu, Schooling me dapat menjadi
rekomendasi inovasi program konstribusi dan eksistensi Pemuda dalam hal ini
pemuda Sriwijaya dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045. Dimana harapan
dari program ini ialah untuk membantu para generasi muda khususnya yang
berada di desa agar dapat menemukan kembali jati dirinya dan meningkatkan
kemampuan agar mampu bersaing dalam globalisasi.

7
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
NATIONAL ESSAY COMPETITION (NEC)
UKM PENALARAN DAN RISET ILMIAH MAHASISWA (PRIMA)
UNIVERSITAS MATARAM
Sekretariat: Jl. Pemuda blok C, Gedung PKM UNRAM lt.2 No. Hp: 082340371067
Email: nec.primaunram@gmail.com Web: nec.primaunram.com

DAFTAR PUSTAKA

Bellanca, James. 2011. Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif untuk Melibatkan
Kecerdasan Siswa. Jakarta : PT Indeks.

Dewanata, P., dan C. Syaifullah. 2008. Rekonstruksi Pemuda. Jakarta: Kemenpora

Dongoran, F.R. 2014. Paradigma Membangun Generasi Emas 2045 dalam


Perspektif Filsafat Pendidikan. Jurnal Tabularasa Pps Unimed 11 (1) 61-
76.

Griffiths. 1982. Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan. Jakarta: Bhratara Karya


Aksara dan UNESCO.

Harimurti, Agus. 2017. Mewujudkan Indonesia Emas 2045. Strategi I

Idi, M.Ed, Dr Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.

Idrus, M. 2012. Mutu Pendidikan dan Pemerataan Pendidikan di Daerah.


Psikopedagogia, Vol 1 No 2 ISSN 2301-6167.

Katadata News and Research. 2016. (Online). http://databoks.katadata.co.id/


datapublish/2017. Diakses pada 10 Februari 2018

Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah. Bengkulu : Refika Aditama.

Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Jakarta :


Quantum Teaching.

Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia Pasal 31 Ayat 1 dan 2 tentang


Pendidikan.

Uno, M.Pd, Dr Hamzah B & Kuadrat, M.Pd, Masri. 2010. Mengelola Kecerdasan
dalam Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai