Anda di halaman 1dari 8

Nasa 2021

Lomba Esai Nasional

Pengentasan problematika pendidikan menuju Indonesia Emas 2045

Disusun Oleh
Cece Wahyudin

Universitas Slamet Riyadi


Purwodadi
2021
A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia sehingga tidak


dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, setiap manusia wajib mendapatkan
pendidikan yang layak tanpa pandang bulu. Sekolah merupakan tempat belajar untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan yang penting bagi kehidupan manusia. Manusia sangat
membutuhkan pendidikan dalan kehidupan mereka, pendidikan berperan penting dalam
membentuk dan mengembangkan kepribadian seseorang baik secara individual atau
kelompok. Akan tetapi realitas yang terjadi di Indonesia banyak hal yang
memprihatinkan dalam sektor pendidikan di Indonesia.

Pada saat ini menurut Programme for International Student Assessment (PISA)
yang melakukan survei pada tahun 2018 menempatkan pendidikan di Indonesia pada
peringkat ke-72 dari 79 negara dalam hasil survei tersebut Indonesia memperoleh angka
371 untuk kategori membaca, 378 untuk matematika, dan 396 untuk ilmu pengetahuan
(sains) dengan angka angka tersebut Indonesia tertinggal dari negara tetangga yaitu
Malaysia yang berada di peringkat ke-56 dengan nilai 415 untuk membaca, 440 untuk
matematika, dan 438 untuk ilmu pengetahuan (sains).

Banyaknya problem yang terjadi di sektor pendidikan membuat Indeks


Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan negara
Asia Tenggara lainnya, menurut ketua MPR RI pada tahun 2020 IPM Indonesia berada
pada urutan 107 dari 189 negara, sedangkan Singapura berada di urutan 11, disusul
Brunei Darussalam pada urutan 47, lalu Malaysia di urutan 62, dan Thailand di urutan
79. Problem yang terjadi pada sektor pendidikan harus segera diperbaiki tentu saja ini
akan berpengaruh kepada tujuan Indonesia untuk menjadi emas 2045 yang akan
dijalankan oleh para generasi millennial.
B. PEMBAHASAN

Problematika berasal dari kata “Problem” yang menurut KBBI berarti (Masalah
atau Persoalan), pendidikan di Indonesia mengalami berbagai macam permasalahan
yang membuat tidak efektifnya kegiatan belajar mengajar yang ada di Indonesia,
mulai dari sering terjadinya perubahan kurikulum, kurangnya guru yang terampil,
mahalnya biaya pendidikan, minimnya fasilitas bagi para murid, kekerasan atau
bullying yang sering terjadi, dan minoritas bagi anak anak penyandang disabilitas.

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional


Indonesia) adalah tuntutan didalan hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak anak itu,
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Sistem pembelajaran di Indonesia terlalu menekan para siswa sehingga


menimbulkan ketidakefektifan dalam belajar, jumlah mata pelajaran yang ada di
Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan negara lainnya sehingga hal tersebut
membuat para siswa merasa bahwa meraka harus dapat mengusai semua mata
pelajaran yang ada, selain itu juga menimbulkan berbagai macam sudut pandang di
masyarakat yang menilai bahwa anak yang tidak menguasai matematika atau
pelajaran lainnya yang memang bukan minat mereka sebagai anak yang “bodoh” hal
ini akan berpengaruh terhadap semangat para siswa dalam menempuh pendidikan.

Problem yang pertama sering terjadinya perubahan kurikulum, di Indonesia


sejak tahun 1945 hingga 2020 terdapat 10 kurikulum yang terus mengalami
perubahan yang dipengaruhi oleh kondisi politik, sosial budaya, ekonomi, dan
berbagai pertimbangan lain. Perubahan kurikulum tersebut terjadi pada tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013 dengan banyaknya
perubahan kurikulum yang terjadi membuat para siswa kesulitan untuk berdaptasi
dalam belajar.

Problem yang kedua kurangnya guru yang terampil dan kompeten dibidangnya,
problem ini tidak terlalu disadari oleh masyarakat berdasarkan data statistik dari
laman Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI (Kemdikbud)
total guru di Indonesia tahun ajaran 2019/2020 mencapai 2.698.103 di mana angka
ini akan terus bertambah sampai saat ini. Guru yang terampil lebih memilih untuk
bertugas di kota yang dekat dengan peradaban sehingga membuat kurangnya tenaga
pendidik bagi anak anak yang berada di pedalaman sehingga terjadi kesenjangan
kualitas pendidikan yang ada di kota akan sangat baik sedangkan kualitas
pendidikan bagi anak anak dipedalaman kurang baik karena kurangnya tenaga
tenaga pendidik yang terampil dan kompeten.

Problem yang ketiga yaitu mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, biaya


pendidikan di Indonesia merupakan salah satu biaya pendidikan termahal saat ini
Indonesia menduduki urutan 13 mengenai biaya pendidikan yang mahal. Mahalnya
biaya pendidikan membuat para orang tua yang kurang mampu terpaksa membuat
anaknya tidak mendapat pendidikan yang layak dan terkadang banyak para siswa
yang memilih untuk putus sekolah untuk membantu kondisi perekonomian
keluarganya tentu hal ini bertentangan dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 5 ayat 1 dan ayat 5
disebutkan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu” dan Pasal 5 ayat 5 yang berbunyi “Setiap
warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang
hayat” dan dalam UU No.20 Tahun 2003 pada Pasal 11 ayat 2 juga menjelaskan
sebagai berikut “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya
dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh
sampai dengan lima belas tahun”, pemerintah harus terus berupaya agar
permasalahan biaya pendidikan yang ada saat ini tidak terlalu mencekik masyarakat
golongan tidak mampu sehingga para orang tua mampu memberikan pendidikan
yang layak bagi anak anaknya.

Problem yang keempat yaitu minimnya fasilitas bagi murid, fasilitas pendidikan
sangat diperlukan dalam menopang para murid dalam kegiatan pembelajarn yang
dilakukan tetapi masih banyak sekolah yang tidak dapat memenuhi fasilitas yang
dibutuhkan oleh murid, salah satu fasilitas yang diperlukan oleh para siswa adalah
WC/kamar mandi fasilitas ini merupakan salah satu yang perlu diperhatikan ada
banyak sekolah yang memiliki “WC/kamar mandi yang belum baik ada juga sekolah
yang bahkan tidak memiliki WC/kamar mandi hal ini akan berpengaruh pada tingkat
kenyamanan para siswa dalam menempuh pendidikan jika fasilitas yang diberikan
oleh pihak sekolah lengkap dan dirawat dengan baik tentu akan meningkatkan
semangat belajar selain itu para siswa juga akan merasa lebih nyaman jika terdapat
fasilitas yang menopang mereka dalam mencari ilmu.

Problem yang kelima kekerasan yang kerap terjadi, pada lingkungan pendidikan
sangat ada kemungkinan terjadinya kekerasan dan bullying yang menyebabkan para
siswa tidak ingin melanjutkan pendidikannya, contoh kasus yang terjadi adalah
dikutip dari news.detik.com Sultoni, guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Dagan
Sulokro, Lamongan menjadi tersangka setelah memukul siswanya dengan besi
hingga pingsan, Kapolres AKBP Harun mengatakan kejadian tersebut terjadi pada
Sabtu (18/1) malam. Saat itu korban, SHP datang ke sekolah pada malam hari untuk
mengurus surat administrasi keperluan ijazah, SHP merupakan siswa kelas 10
Madrasah Aliah (MA) Dagan Sulokro, Lamongan. Gedung MTs dan MA berada
dalam satu kompleks sekolah. Saat SHP datang ke Sekolah Sultoni sedang
melakukan bimbingan belajar di kelas. SHP yang kebetulan lewat samping kelas
yang diampu sultoni. Saat berjalan disamping kelas, SHP menunjuk-nunjuk pada
siswa yang ikut bimbingan belajar dengan menggunakan jari tengah berkali-kali,
karena dianggap kurang sopan Sultoni memarahi SHP namun SHP justru meledek
Sultoni, “karena sikap dari korban tersebut dianggap kurang sopan, tersangka
menjadi marah dan mengatakan ‘oo nongko bosok (nangka busuk)’ dan dijawab
oleh korban ‘timbang sampean gawe kreto satria ga dadi (daripada kamu buat motor
balap satria tidak selesai)” kata Harun saat rilis pengungkapan kasus di Mapolres
Lamongan, Selasa (21/1/2020), selanjutnya setelah SHP selesai menyelesaikan
berkas kemudian turun ke lantai tempat parkir motor Ketika sudah mendekati motor
tiba-tiba tersangka memukul korban dengan tiang besi net bulu tangkis dan
mengenai pelipis kiri atas mata korban hingga berdarah, menurut orang tua SHP
anaknya pingsan usai dipukul. Sultoni sendiri mengaku menyesal atas perbuatan
yang telah dilakukan dan berniat untuk menyelesaikan masalah dengan cara
kekeluargaan namun ingin menunggu suasana dingin. Dari kasus di atas terbukti
masih ada kekerasan yang terjadi disekolah tentu perlu ada aturan serta pengawasan
yang ketat dari pihak sekolah sehingga hal hal seperti kekerasan baik fisik atau
seksual, bullying tidak terjadi di lingkungan sekolah yang tentu akan merugikan
berbagai pihak.

Problem yang keenam yaitu minoritas bagi anak anak berkebutuhan khusus atau
penyandang disabilitas. Para anak anak berkebutuhan khusus dan penyandang
disabilitas juga memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan namun sayangnya pasa
saat ini masih banyak kekurangan untuk memberikan hak mendapatkan pendidikan
yang layak bagi mereka sehingga anak anak berkebutuhan khusus dan penyandang
disabilitas menjadi minoritas di kalangan anak anak seumurannya, para anak anak
berkebutuhan khusus dan penyandang disabilitas berhak mendapatkan pendidikan
yang layak sebagaimana seperti yang diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 8
ayat 1 dan 2 menyeburkan sebagai berikut.

UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 8 ayat 1 “Warga negara yang memiliki kelainan
fisik dan/atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa”, sedangkan pada
UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 8 ayat 2 menyebutkan “Warga negara yang memiliki
kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus”, UU
No. 2 Tahun 1989 Pasal 8 ayat 1 dan 2 sudah menyatakan bahwa anak berkebutuhan
khusus berhak mendapat pendidikan yang sama sebagaimana anak anak lainnya
tentu hal ini juga harus didukung oleh pemerintah dengan menyediakan sekolah bagi
anak anak berkebutuhan khusus dan penyandang disabilitas yang masih minim
jumlahnya dan perlu ditambah agar para anak anak berkebutuhan khusu dan
penyandang disabilitas tidak menjadi minoritas dan berhak mendapat perlakuan
seperti anak anak lainnya.

C. PENUTUP

Problematika pendidikan yang terjadi di Indonesia tidak dapat dibiarkan begitu


saja perlu adanya evaluasi dan perbaikan terkait berbagai permasalahan dalam
bidang pendidikan, mulai dari kurikulum yang berubah, kurangnya tenaga pendidik
yang andal, biaya pendidikan yang mahal, fasillitas yang tidak memadai, kekerasan
dan bullying, hingga pandangan minoritas bagi anak berkubutuhan khusus dan
disabilitas, semua itu perlu dituntaskan satu persatu. Dengan teratasinya berbagai
macam permasalahan dalam bidang pendidikan tentu tujuan Indonesia untuk
menjadi Indonesia Emas 2045 bukan hanya sekadar angan angan saja tetapi dapat
kita genggam dan generasi sekarang merupakan tokoh utama membawa untuk
mewujudkan tujuan menjadi Indonesia Emas 2045.
D. DAFTAR PUSTAKA
Wahyudin Cece. 2021. Problematika Pendidikan di Indonesia.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/problem diakses pada tanggal 25 Agustus
2021
Utami, Larasati Dyah, 2021, 20 Persen APBN untuk Pendidikan Tapi IPM
Indonesia di Peringkat 107 dari 189 Negara, Tribunnews, diakses pada tanggal
25 Agustus 2021, https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/05/03/20-
persen-apbn-untuk-pendidikan-tapi-ipm-indonesia-di-peringkat-107-dari-189-
negara?page=3
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/school-life/sejarah-kurikulum-
indonesia/ diakses pada tanggal 24 Agustus 2021
JP.Slamet, 2020, Jumlah Guru di Indonesia, kompaspedia.kompas.id, diakses
pada tanggal 24 Agustus 2021,
https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/peta-tematik/jumlah-guru-di-
indonesia#:~:text=Berdasarkan%20data%20statistik%20dari%20laman,siswa
%20mencapai%2045.534.371%20orang.
Sebayang Rehia, 2018, RI Masuk Daftar Negara Biaya Pendidikan Termahal di
Dunia, cnbcindonesia.com, diakses pada tanggal 24 Agustus 2021,
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20180416125235-33-11142/ri-masuk-
daftar-negara-biaya-pendidikan-termahal-di-dunia
Sudjarwo Eko, 2020, Guru Pukul Siswa dengan Besi Hingga Pingsan
Dipicu Ucapan Nongko Bosok, news.detik.com, diakses pada tanggal 24
Agustus 2021, https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4868100/guru-
pukul-siswa-dengan-besi-hingga-pingsan-dipicu-ucapan-nongko-bosok?
_ga=2.155449778.847572856.1629844059-1182494480.1623846136
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Amka, 2019, Filsafat Pendidikan, Sidoarjo, Nizamia Learning Center

Anda mungkin juga menyukai