Anda di halaman 1dari 3

Nurifni Cahya Dita Silalahi

4211191056
Wajib Belajar 9 Tahun di Pedalaman dalam Konteks Bela Negara

Peranan serta tanggung jawab dari pendidikan semakin besar bahkan menentukan, khususnya
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang bermutu ini
ditentukan dukungan dari berbagai faktor, yaitu pendidikan di sekolah dan di lingkungan keluarga.
Keluarga adalah faktor yang cukup besar dalam terselenggaranya pendidikan, karena keluarga adalah
orang yang ditemui setiap hari yang akan membentuk karakter tiap individu.
Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, merupakan program Pemerintah untuk menjawab
kebutuhan dan tantangan jaman. Berdasarkan Undang-undang Pendidikan Nasional No. 2/1989.
Pemerintah berupaya meningkatkan taraf kehidupan rakyat dengan mewajibkan semua warga negara
Indonesia yang berusia 7- 12 tahun dan 12-15 tahun untuk menamatkan pendidikan dasar dengan
program 6 tahun di SD dan 3 tahun di SLTP secara merata.
Pendidikan yang diwajibkan oleh pemerintah nyatanya belum pantas dibilang sukses di
daerah yang kekurangan sumber daya manusia, contohnya pedalaman, mengutip dari Suyanto
KOMPAS.com(27/8) mengatakan bahwa pendapatan rendah di dalam keluarga di daerah pedalaman
mementuk budaya yang tidak baik, yaitu mengganggap sekolah itu tidak penting. Selain itu, ia
menyebutkan di daerah pedalaman, masih banyak orangtua yang berpikir untuk menjadikan anak
sebagai sumber ekonomi keluarga.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD)
1945, dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bela negara adalah
tekad, sikap dan tindakan warga negara uang teratur, menyeluruh, terpadu dan kesadaran hidup
berbangsa dan bernegara(Kaelan & Achmad Zubaidi, 2007). Jika dilihat dari pengertian tersebut,
sikap warga negara yang tinggal di pedalaman belum memahami betul arti bela negara, disinilah sikap
pemerintah sebaiknya lebih di perjelas.
Mengutip dari kata-kata tersebut bahwa bela negara adalah mempertahankan kelangsungan
hidup bangsa dan negara, kita sebaiknya membantu menaikkan kualitas sumber daya manusia dimasa
yang akan mendatang, karena kita sebagai mahasiswa adalah generasi muda yang seharusnya turut
ambil bagian dalam meningatkan kualitas sumber daya manusia.
Keinginan saya pemerintah sebagai orang yang bekerja dibalik kesuksesan konsep bela
negara ini memikirkan juga bahwa negara memiliki mahasiswa yang setidaknya bisa sedikit
membantu menaikkan angka kualitas sumber daya manusia di daerah yang kekurangan tersebut,
mahasiswa melalui pengabdiannya setidaknya mampu memberikan penyuluhan lebih kepada
masyarakat-masyarakat di daerah yang sumber daya manusianya masih kurang, memberikan
pengajaran yang layak dan menggerakkan nurani masyarakat tersebut akan kesadaran pentingnya
pendidikan. Keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kepedulian mereka terhadap pendidikan
menjadi pemicu makin merendahnya tingkat pendidikan di Indonesia. Terlebih lagi, di daerah
pedalaman yang benar-benar belum memahami bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Pemberian dana BOS(Badan Operasional Sekolah) adalah salah satu cara yang pemerintah
lakukan untuk memfasilitasi daerah-daerah yang memiliki ekonomi rendah untuk terpenuhi
kebutuhannya. Dana BOS yang diberikan ke tiap sekolah di suatu daerah sebaiknya menjadi dana
yang digunakan sebaik-baiknya. Tetapi nyatanya, masyarakat pedalaman yang mendapatkan dana
BOS justru malah menghabiskan sebagian dananya untuk ongkos menuju ke kota, karena dana BOS
sendiri diambil di daerah kota, sedangkan itu tidak sebanding dengan jumlah dana yang dikirimkan,
karena melihat dari jumlah anggotanya yang sedikit, maka dana yang akan diberikan pun sedikit.
Maka dari itu, tugas seorang mahasiswa disini adalah membantu mencarikan solusi untuk masyarakat
pedalaman, contohnya meminta menaikkan jumlah dana BOS yang diberikan untuk fasilitas yang
kekurangan disana. Karena, aksi nyata mahasiswa sangatlah dibutuhkan, karena hasilnya yang kreatif
dan inovatif.
Pedalaman pun masih wilayah NKRI, bukan hanya kota-kota besar saja. Upaya yang
dilakukan di daerah pedalaman kurang efektif jika hanya dilakukan sekedar pemberian tanpa kerja
nyata pemerintah dibantu oleh mahasiswa. Namun, tentunya ditemani juga dibimbing dan dilakukan
pengawasan terhadap mahasiswa, karena mahasiswa pun tidak tahu apa yang akan terjadi jika
masyarakat pedalaman menolak perubahan yang akan ditawarkan.
Kepada pemerintah bahwasanya dalam membuat suatu kebijakanharus di tinjau dalam segi
pelaksanaannya, misalnya dalam pelaksanaan kebijakan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun secara
gratis ini, bagi masyarakat pedalaman ini hal yang dianggap biasa saja, karena tidak sekolah pun
mereka tidak keberatan. Maka dari itu peran pemerintah harus terasa sangat kuat disini.

Sumber:
.https://edukasi.kompas.com/read/2012/08/27/14492458/faktor.kendala.kesuksesan.wajar.9.tahun

Anda mungkin juga menyukai