Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI DINAS PENDIDIKAN DALAM MEMINIMALISIR ANAK

PUTUS SEKOLAH DI KOTA BITUNG

Morin Benjamin 1
Agustinus Pati2
Frans Singkoh3

Abstrak
Masih tingginya angka putus sekolah di Kota Bitung menjadi suatu indicator masih
lemahnya kinerja Dinas terkait yaitu Dinas Pendidikan melalui strategi yang
diterapkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi Dinas Pendidikan dalam
menekan angka anak putus sekolah di Kota Bitung. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif. Informan penelitian sebanyak 11 (sebelas)
informan yaitu 1 orang Kepala Dinas Pendidikan Kota Bitung, 4 orang UPT Dinas
Pendidikan di Kecamatan, 3 orang Kepala Sekolah tingkat SD, tingkat SMP, dan
tingkat SMA, dan 3 orang masyarakat khususnya orang tua anak putus sekolah.
Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu Teknik Observasi, Teknik Wawancara,
Teknik Dokumentasi, dan Studi Pustaka, Teknik Analisa Data yang dipakai yaitu data
yang diperoleh kemudian dianalisis secara bersamaan dengan proses pengumpulan
data, proses analisis yang dilakukan merupakan suatu proses yang cukup panjang.
Data dari hasil wawancara yang diperoleh kemudian dicatat dan dikumpulkan
sehingga menjadi sebuah catatan lapangan. Berdasarkan hasil penelitian melalui hasil
pengamatan, pengumpulan data dan proses wawancara yang penelti lakukan, maka
penelitian mengenai strategi Dinas Pendidikan dalam menekan angka anak putus
sekolah di Kota Bitung yaitu strategi sudah cukup baik dalam menekan angka anak
putus sekolah, antara lain : Kebijakan Pemerintah Daerah dalam menekan angka Anak
Putus Sekolah yakni berupa gerakan penuntasan wajib belajar 12 tahun sebagai wujud
pemenuhan hak dasar masyarakat sesuai visi dan misi pembangunan Kota Bitung,
Pemberian bantuan dana, Pemberian beasiswa pendidikan bagi masyarakat miskin,
Program BSM (Bantuan Siswa Miskin), Program PIP (Program Indonesia Pintar),
Program MaMa CEPAT (Cerdas Peduli Anak Tidak Sekolah), dan Sosialisasi kepada
masyarakat.

Kata kunci : Strategi, Dinas Pendidikan, Anak Putus Sekolah.

1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Unsrat.
2
Ketua Penguji/Pembimbing Skripsi.
3
Sekretaris Penguji/Pembimbing Skripsi
Pendahuluan mengenyam pendidikan ataupun sudah
Pendidikan di era globalisasi, dapat mengenyam pendidikan akan
bukanlah hal yang baru, sebab tetapi putus di tengah jalan. Bisa saja
pendidikan adalah bagian yang tak berasal dari anak-anak yang cerdas,
dapat dipisahkan seiring dengan bahkan sebaliknya.Akan tetapi terlepas
perkembangan zaman, bahkan dari hal itu, harus dicarikan solusi yang
merupakan suatu kebutuhan primer, tepat untuk mengatasinya. Pendidikan
dimana setiap orang akan berjuang, bagi kehidupan manusia merupakan
berkompetisi untuk dapat menikmati kebutuhan utama yang tak dapat
pendidikan setinggi mungkin. Hal ini dikesampingkan, sebab pendidikan akan
dilakukan agar dapat menghadapi dan membentuk sikap mental manusia
sekaligus membentengi diri di tengah- kepada perilaku budi pekerti luhur yang
tengah derasnya pengaruh globalisasi. dapat membentuk keperibadian utama.
Dengan berpendidikan, seseorang Hal ini jelas telah di amanatkan oleh
maupun masyarakat Indonesia akan UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) bahwa
semakin cerdas dan terhindar dari Setiap warga negara berhak mendapat
ketidakmampuan baik secara moril pendidikan.
maupun materil. Itulah sebabnya, Otonomi daerah sebagai salah
seseorang yang telah menikmati jenjang satu bentuk desentralisasi pemerintahan,
pendidikan yang tinggisama halnya pada hakikatnya ditujukan untuk
dengan ia telah menginvestasikan masa memenuhi kepentingan daerah, yaitu
depan yang baik, budi pekerti yang upaya untuk lebih mendekati tujuan-
luhur dalam dirinya.Pendidikan sebagai tujuan penyelenggaraan pemerintahan
salah satu kunci penting dalam proses untuk mewujudkan cita-cita masyarakat
perkembangan untuk memajukan suatu yang lebih baik, suatu masyarakat yang
bangsa dimana tingkat pendidikan suatu lebih adil dan lebih
negara dikatakan tinggi, setidaknya sejahtera.Desentralisasi diartikan
peradaban dan pola pikir masyarakat di sebagai penyerahan Urusan
Negara tersebut haruslah tinggi pula. Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat
Keberhasilan suatu Negara banyak kepada daerah otonom berdasarkan
tergantung pada kemajuan tingkat Asas Otonomi (Pasal 1 ayat (8) UU
pendidikanya, di Indonesia sendiri nomor 23 Tahun 2014).Berdasarkan
banyak dijumpai berbagai masalah yang asas desentralisasi tentunya pemerintah
berkaitan dengan pendidikan, misalnya daerah mempunyai kewenangan dalam
saja adalah tidak dapat meneruskan mengurus daerahnya sendiri, sehingga
pendidikannya lebih khusus pendidikan pemerintah daerah kini lebih leluasa
dasar (putus sekolah). dalam mengelolah serta meningkatkan
Hal ini juga sejalan dengan potensi yang di miliki daerahnya
amanat yang dituangkan dalam termasuk sumber daya
Pembukaan Undang-Undang Dasar manusia.Sehingga pemerintah daerah
1945 pada salah satu butir yang mempunyai peranan penting dalam
tercantum disana dijelaskan bahwa menjamin hak masyarakatnya,
adanya pencerdasan kehidupan bangsa, dikarenakan pemerintah daerah yang
jelas ini merupakan tugas dan tanggung lebih dekat secara wilayah serta
jawab yang besar. Bagaimana respons memahami dan mengetahui kondisi dan
pemerintah dan masyarakat dalam kebutuhan masyarakatnya, dalam hal ini
menyikapi hal tesebut, karena secara kebutuhan dasar masyarakat yakni di
tidak langsung orang yang tidak bidang pendidikan.Hal ini tentunya
sesuai dengan peranan pemerintah masyarakat. Agar setiap daerah dapat
sebagai edukasional yang memberikan menyelenggarakan pendidikan secara
pengetahuan kepada masyarakat dalam merata dan relatif tidak ketinggalan jauh
membangkitkan kemampuan dan dari daerah yang satu dengan daerah
kesadarannya dalam memecahkan lainnnya, anggaran yang bersumber dari
berbagai masalah yang dihadapinya pemerintah pusat (APBN) di antaranya
dengan ilmu dan pengetahuan yang yang disalurkan melalui berbagai skema
mereka miliki. akan berfungsi sebagai faktor
Demikian pula dengan penyeimbang sehingga masyarakat di
pengelolaan pendidikan berubah dari setiap daerah dapat menerima pelayanan
sistem sentralisasi ke sistem pendidikan yang bermutu, merata dan
desentralisasi. Desentralisasi pendidikan adil.
berarti terjadinya pelimpahan kekuasaan Undang-Undang Nomor 20
dan wewenang yang lebih luas kepada Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
daerah untuk membuat perencanaan dan Nasional sebenarnya sudah
mengambil keputusannya sendiri dalam mengamanatkan tentang pentingnya
mengatasi permasalahan yang dihadapi alokasi anggaran dana untuk
di bidang pendidikan (Abdul Halim, pembiayaan dan pembangunan
2001:15).Desentralisasi pendidikan pendidikan, pasal 49 ayat (1)
dapat didefinisikan sebagai upaya untuk dikemukakan bahwa “Dana pendidikan
mendelegasikan sebagian atau seluruh selain gaji pendidik dan biaya
wewenang dibidang pendidikan yang pendidikan kedinasan dilalokasikan
seharusnya dilakukan oleh unit atau minimal 20% dari Anggaran
pejabat pusat kepada unit atau pejabat di Pendapatan dan Belanja Negara
bawahnya, atau dari pemerintah pusat (APBN) pada sektor pendidikan dan
kepada pemerintah daerah, atau dari minimal 20% dari Anggaran
pemerintah kepada masyarakat. Salah Pendapatan dan Belanja Daerah
satu wujud dari desentralisasi ialah (APBD). Namun, amanat yang jelas-
terlaksananya proses otonomi dalam jelas memiliki dasar dan payung hukum
penyelenggaraan pendidikan. tersebut dengan berbagai dalih dan
Dapat diartikan bahwa program alasan belum terlaksana secara
desentralisasi pendidikan dengan maksimal, sehingga masih banyak
kewenangan dan sumber dana finansial masyarakat yang tidak bisa mengeyam
yang lebih besar merupakan jalan terang pendidikan dasar.
bagi pemerintahan kabupaten / Kota Data Dinas Pendidikan
dalam menyikapi segala permasalahan menunjukkan masih adanya kondisi
yang ada, baik itu dalam pemerintahan, anak putus sekolah yang terjadi di Kota
maupun dalam bidang pendidikan. Bitung setiap tahunnya menjadi ironi
Pemerintah Kabupaten / Kota dan Dinas bagi pemerintah daerah, dimana kondisi
Pendidikan dapat membuat program- anak putus sekolah pada tahun 2016
program dalam upaya meningkatkan mencapai angka 380 anak. Kondisi
kualitas pendidikan di daerah. Serta demikian dapat dimaknai bahwa masih
mendorong terjadinya proses otonomi adanya anak usia sekolah yang belum
baik pada pemerintah daerah maupun bersekolah. Kondisi anak putus sekolah
pada setiap satuan pendidikan agar untuk anak usia sekolah tentunya sangat
memiliki kemampuan untuk mengelola memprihatinkan. Kondisi anak putus
dan menyelenggarakan pendidikan yang sekolah sendiri dapat disebabkan oleh
bermutu, adil dan merata bagi setiap berbagai faktor. Berdasarkan data masih
ditemukannya anak putus sekolah di pandangan-pandangan berikut tentang
Kota Bitung, menjadikan Pemerintah manajemen strategik. Manajemen
kota bekerjakeras untuk dapat strategik berhubungan dengan proses
meminimalisir angka anak putus memilih strategi dan kebijakan dalam
sekolah tersebut. Diperlukan upaya, rangka upaya memaksimalkan sasaran-
usaha, langkah dan strategi yang efektif sasaran organisasi yang bersangkutan.
dari dinas terkait yaitu Dinas Manajemen strategik meliputi semua
Pendidikan Kota Bitung untuk dapat aktivitas yang menyebabkan timbulnya
mendata secara pasti jumlah anak putus perumusan sasaran-sasaran organisasi,
sekolah dimasing-masing kelurahan, strategi-strategi dan pengembangan
mengetahui alasan sampai terjadi anak rencana-rencana, tindakan-tindakan dan
putus sekolah apakah disebabkan oleh kebijakan untuk mencapai sasaran-
ketiadaan biaya, atau pemahaman dari sasaran strategik tersebut untuk
orang tua yang memang tidak mau organisasi yang bersangkutan secara
untuk menyekolahkan anak, karena total (Nisjar, Karhi & Winardi,
harus membantu orang tua untuk 1997:85).
mencari nafkah, atau memang hal yang Adapun fokus manajemen
disengaja karenamemang sudah tidak strategik adalah pada lingkungan
mau untuk melanjutkan pendidikannya eksternal dan pada operasi-operasi pada
di bangku sekolah. masa datang.Manajemen strategi
Alasan-alasan penyebab mendeterminasi arah jangka panjang
terjadinya anak putus sekolah di Kota organisasi yang bersangkutan dan
Bitung harus disikapi dengan serius menghubungkan sumber-sumber daya
oleh pemerintah kota, apabila tidak organisasi yang ada dengan peluang-
dilakukan strategi untuk mengatasinya peluang pada lingkungan yang lebih
akan menimbulkan lemahnya Sumber besar. Manajemen Strategis (Strategic
Daya Manusia khususnya yang ada di Management) merupakan kumpulan
Kota Bitung. Berdasarkan permasalahan keputusan dan tindakan yang digunakan
inilah peneliti tertarik untuk membuat dalam penyusunan dan implementasi
suatu penelitian Strategi Dinas strategi yang akan menghasilkan
Pendidikan dalam meminimalisir anak kesesuaian superior.
putus sekolah di Kota Bitung. Dua orang dari pakar
Berdasarkan uraian latar Manajemen Strategis, A. Bakr Ibrahim
belakang, maka rumusan masalah dan Kamal Arghyed dalam Azhar
penelitian ini adalah: Bagaimana Arsyad, (2003:26) mengemukakan
strategi Dinas Pendidikan dalam definisi berikut: “Strategic
meminimalisir anak putus sekolah di Management is the systematic and
Kota Bitung? Mengacu pada rumusan continuous process of selecting,
masalah penelitian, maka tujuan implementing, and evaluating strategic
penelitian ini adalah untuk mengetahui choices. These decisions must be
strategi Dinas Pendidikan dalam congruent with the organization’s
menekan angka anak putus sekolah di mission, objective, and internal and
Kota Bitung. external capabilities, for they will set
the tone for the entire organization.”
Tinjauan Pustaka Kata kunci dalam ungkapan di
Don Harvey dalam bukunya atas tidak terlepas dari kata strategi itu
yang berjudul: ”Business policy and sendiri, misi, objektif, serta kapabilitas
Strategic Management”, menyatakan internal dan eksternal. Proses
manajemen strategis menuntut para individu, agar dikemudian hari dapat
manajer untuk memeriksa dan memainkan peranan hidup secara tepat.
mengontrol situasi lembaga atau Dalam Undang-Undang Sistem
perusahaannya secara periodik, Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
mengevaluasi misi dan tujuanya, 2003 Pasal 1 butir 1 disebutkan:
menilai lingkungan eksternalnya “Pendidikan adalah usaha sadar dan
ditinjau dari sudut situasi ekonomi, terencana untuk mewujudkan suasana
perubahan struktur, kompetisi, inovasi belajar dan proses pembelajaran agar
teknologi di samping menilai peserta didik secara aktif
kemampuannya ke dalam, seperti mengembangkan potensi dirinya untuk
sumber daya manusianya, kualitas memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
produksi atau luarannya, keterampilan pengendalian diri, kepribadian,
dan teknik-teknik pemasarannya serta kecerdasan, akhlak mulia serta
performan keuangan. keterampilan yang diperlukan dirinya,
Sondang P. Siagian (2005:15) masyarakat, bangsa dan negara”.
dalam merumuskan suatu strategi Pandangan pengertian
manajemen puncak harus pendidikan menurut SA Bratanata
memperhatikan berbagai faktor yang sebagaimana yang dikutip oleh Drs. H.
sifatnya kritikal.Pertama: Strategi Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati,
berarti menentukan misi pokok suatu adalah “usaha yang sengaja diadakan
organisasi karena manajemen puncak baik langsung maupun dengan cara
menyatakan secara garis besar apa yang yang tidak langsung untuk membantu
menjadi pembenaran keberadaan anak dalam perkembangannya
organisasi, filosofi yang bagaimana mencapai kedewasaan”. Abu Ahmadi
yang akan digunakan untuk menjamin juga menambahkan, bahwa pendidikan
keberadaan organisasi tersebut dan merupakan hal yang lebih menekankan
sasaran apa yang ingin dicapai. Yang dalam hal praktek, yaitu menyangkut
jelas menonjol dalam faktor pertama ini kegiatan belajar dan mengajar. Oleh
ialah bahwa strategi merupakan karna itu untuk mencapai mutu
keputusan dasar yang dinyatakan secara pendidikan, maka ditanamkan pola
garis besar. pendidikan dasar 9 tahun, dimulai dari
Pendidikan adalah usaha sadar Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah
yang dilakukan oleh keluarga, Lanjutam Tingkatan Pertama (SLTP).
masyarakat, dan pemerintah, melalui Berdasarkan pengertian yang
kegiatan bimbingan, pengajaran, lain, pendidikan adalah sebagai usaha
dan/atau latihan, yang berlangsung di untuk menumbuhkan dan
sekolah dan di luar sekolah sepanjang mengembangkan potensi-potensi
hayat, untuk mempersiapkan peserta pembawaan jasmani maupun rohani
didik agar dapat memainkan peranan sesuai dengan nilai-nilai yang ada
dalam berbagai lingkungan hidup secara dalam masyarakat dan kebudayaan.
tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah suatu peristiwa
Pendidikan adalah pengalaman- penyampaian informasi yang
pengalaman belajar terprogram dalam berlangsung dalam situasi komunikasi
bentuk pendidikan formal, non-formal, antar manusia untuk mencapai tujuan
dan informal disekolah dan luar yang diinginkan.Secara umum tujuan
sekolah, yang berlangsung seumur pendidikan adalah untuk meningkatkan
hidup yang bertujuan optimalisasi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
pertimbangan kemampuan-kemampuan
Secara khusus pendidikan bertujuan arti yang luas yaitu menghasilkan
untuk: tenaga-tenaga pembangunan yang
1) Meningkatkan pengabdian mutu, terampil, menguasai ilmu pengetahuan
keahlian dan keterampilan; dan teknologi sesuai dengan kebutuhan
2) Menciptakan pola daya pikir yang pembangunan. Proses pendidikan pada
sama; hakikatnya merupakan suatu proses
3) Menciptakan dan mengembangkan pemberdayaan, yaitu suatu proses untuk
metode spesifikasi yang lebih baik; mengungkapkan potensi yang ada pada
dan manusia sebagai individu yang
4) Membina masyarakat daerah selanjutnya dapat memberikan
setempat. sumbangan kepada pemberdayaan
Ki Hadjar Dewantara dalam masyarakat dan bangsanya.
Kongres Taman Siswa yang pertama Menurut Amin Duien Indra
pada tahun 1930 menyebutkan Kusuma, pengertian pendidikan itu
pendidikan umumnya berarti daya harus terkandung hal-hal yang pokok
upaya untuk memajukan bertumbuhnya sebagai berikut:
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), 1. Bahwa pendidikan itu tidak lain
pikiran (intelek) dan tubuh anak dalam adalah merupakan suatu usaha dari
taman siswa tidak boleh dipisahkan, manusia;
bagian-bagian itu agar kita dapat 2. Bahwa itu dilakukan dengan sengaja
memajukan kesempatan hidup. atau sadar;
Kehidupan dan penghidupan anak didik 3. Bahwa usahanya itu dilakukan oleh
selaras dengan dunianya.Pendidikan orang-orang yang merasa
yang kita inginkan saat ini ialah bertanggung jawab kepada hari
pendidikan pemberdayaan yang depan anak didiknya.
bertujuan memberdayakan setiap 4. Bahwa usahanya berupa bantuan
anggota masyarakat untuk dapat untuk bimbingan rohani dan
berprestasi setingi-tingginya sesuai dilakukan secara teratur dan
dengan kemampuan yang telah sistematis;
dikembangkan di dalam dirinya sendiri. 5. Bahwa yang menjadi objek
Untuk mencapai tujuan ini maka pendidikan itu adalah anak/ peserta
diperlukan peran aktif pemerintah didik yang masih dalam
daerah sesuai dengan UU Nomor 23 pertumbuhan/perkembangan atau
Tahun 2014 tentang Pemerintahan memerlukan pendidikan;
Daerah bahwa Urusan wajib yang 6. Bahwa batas/sasaran akhir
menjadi kewenangan pemerintahan pendidikan adalah tingkat dewasa
daerah untuk Kabupaten/Kota atau kedewasaan.
merupakan urusan yang berskala Anak putus sekolah adalah
Kabupaten/Kota meliputi: keadaan dimana anak mengalami
Penyelenggaraan pendidikan; keterlantaran karena sikap dan
Penanggulangan masalah sosial. Hal ini perlakuan orang tua yang tidak
tentunya memberikan kewenangan memberikan perhatian yang layak
pemerintah daerah setempat dalam terhadap proses tumbuh kembang anak
membangun daerahnya sendiri termasuk tanpa memperhatikan hak-hak anak
masyarakat di dalamnya untuk untuk mendapatkan pendidikan yang
diberdayakan. layak. Undang-undang nomor 4 tahun
Pendidikan berfungsi 1979, anak terlantar diartikan sebagai
menunjang pembangunan bangsa dalam anak yang orang tuanya karena suatu
sebab, tidak mampu memenuhi dan cukup didapat dengan melihat
kebutuhan anak sehingga anak menjadi sesuatu yang nyata, akan tetapi
terlantar. Menurut Undang-undang kadangkala perlu pula melihat sesuatu
Nomor 23 Tahun 2002 bahwa anak yang bersifat tersembunyi, dan harus
terlantar yakni anak yang kebutuhannya melacaknya lebih jauh ke balik sesuatu
tidak terpenuhi secara wajar, baik yang nyata tersebut. Dasar penelitian
kebutuhan fisik, mental, spiritual adalah pendekatan studi kasus, artinya
maupun sosial. Menurut Departemen penulis akan meneliti satu unit sosial
Pendidikan di Amerika Serikat (MC yang berkaitan dengan fokus
Millen Kaufman, dan Whitener, 1996) permasalahan secara lebih mendalam.
mendefinisikan bahwa anak putus Penulis menggunakan metode kualitatif
sekolah adalah murid yang tidak dapat karena permasalahan yang ada dinamis
menyelesaikan program belajarnya dan kompleks.
sebelum waktunya selesai atau murid Fokus dalam penelitian ini
yang tidak tamat menyelesaikan adalah strategi Dinas Pendidikan dalam
program belajarnya. Ary H. Gunawan meminimalisir anak putus sekolah di
(2010:71) menyatakan bahwa “putus Kota Bitung, yaitu segala sesuatu yang
sekolah merupakan predikat yang dilakukan atau kegiatan yang
diberikan kepada mantan peserta didik dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan
yang tidak mampu menyelesaikan suatu sehubungan dengan tugas dan fungsi
jenjang pendidikan, sehingga tidak pemerintah daerah sebagai pelaksana
dapat melanjutkan studinya ke jenjang pemerintahan di tingkat daerah dan
pendidikan berikutnya”. Hal ini berarti, pengambil kebijakan yang ada di Kota
putus sekolah ditujukan kepada Bitung terhadap anak putus sekolah.
sesorang yang pernah bersekolah Hal ini dapat dikaji sebagai berikut:
namun berhenti untuk bersekolah. 1. Strategi yang berkaitan dengan
Hal senada diungkapkan oleh menekan angka anak putus
Nazili Shaleh Ahmad (2011:134) bahwa sekolah, baik dalam bentuk
yang dimaksud dengan putus sekolah peraturan daerah maupun
yaitu “berhentinya belajar seorang Keputusan Walikota Bitung.
murid baik ditengah-tengah tahun ajaran 2. Strategi dalam bentuk bantuan-
atau pada akhir tahun ajaran karena bantuan yang diberikan oleh
berbagai alasan tertentu yang pemerintah daerah kepada
mengharuskan atau memaksanya untuk masyarakat dan lembaga
berhenti sekolah”.Hal ini berarti putus pendidikan di setiap jenjangnya.
sekolah dimaksudkan untuk semua anak Baik berupa bantuan finansial
yang tidak menyelesaikan pendidikan dan motivasi-motivasi dalam
mereka. menekankan pada pentingnya
proses pendidikan.
Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis
Penelitian ini adalah penelitian menggunakan informan dalam
deskriptif yaitu tipe penelitian yang memperoleh data yang dibutuhkan.
bertujuan untuk memberikan gambaran Pemilihan informan ini melalui
secara jelas mengenai objek yang pertimbangan bahwa orang yang dipilih
diteliti dan berusaha melihat kebenaran- dapat memberikan informasi yang jelas
kebenaran atau membenarkan sesuai dengan tujuan dan permasalahan
kebenaran, namun di dalam melihat yang sedang diteliti, dengan demikian
kebenaran tersebut, tidak selalu dapat
yang menjadi informan dalam belajar di sekolah sebelum waktunya
penelitian ini yaitu: atau putus sekolah diberbagai jenjang,
1. Kepala Dinas Pendidikan Kota ikut mengindikasikan bahwa masih saja
Bitung 1 orang. ada orangtua yang belum memahami
2. UPT Dinas Pendidikan di betapa pentingnya nilai sebuah
Kecamatan-Kecamatan 4 orang pendidikan bagi seorang anak dalam
3. Kepala Sekolah tingkat SD, keluarga. Bahkan, peranan orang tua
tingkat SMP, dan tingkat SMA 3 untuk menjadi motor penggerak
orang semangat bagi anak agar mau
4. Masyarakat khususnya orang tua bersekolah jauh dari yang
anak putus sekolah 3 orang diharapkan.Beberapa hasil wawancara
Dalam penelitian, selanjutnya yang ditemui dilapangan menunjukkan
dilapangan memungkinkan informan alasan yang dikedepankan oleh orang
bertambah (snowball sampling) tua sehingga memutuskan anaknya
disebabkan informan tersebut dapat untuk berhenti sekolah.
memberikan informasi mengenai data Pertama, kasus yang terjadi di
penulisan yang dibutuhkan. SD GMIM 2 Madidir, Kecamatan
Madidir,berdasarkan wawancara dengan
Hasil Penelitian pihak sekolah, dalam hal ini kepala
Seiring dengan gencarnya upaya sekolah ibu Revellyn Ch. Rapar Spd
Pemerintah mewujudkan tujuan M.MPd (46 Thn) Peneliti mengetahui
pembangunan Nasional untuk bahwa terdapat seorang anak yang putus
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka sekolah, yakni siswa kelas V ( lima )
hal yang masih membutuhkan perhatian atas nama Ramli Lombontariang. Anak
khusus berkaitan dengan dunia tersebut tidak lagi kembali bersekolah,
pendidikan adalah kondisi anak putus dan setelah ditelusuri oleh pihak
sekolah di kota Bitung. Berdasarkan sekolah, ternyata ia sudah bekerja
data yang diperoleh penulis di lapangan, disebuah tempat pencucian kendaraan
sampai dengan tahun 2016 jumlah anak bermotor. Upaya pihak sekolah
putus sekolah di Kota Bitung sebanyak menghubungi orang tua agar anaknya
410 anak dari berbagai jenjang. Kepala dapat kembali bersekolah seperti teman-
Kantor Dinas Pendidikan Kecamatan temannya, namun tidak mendapat
Maesa, Bpk. Alpion Takalawengan,SPd respons positif. Bahkan informasi yang
(45 thn) mengatakan bahwa:“Tahun didapat dari anak yang bersangkutan
2016, data anak putus sekolah di bahwa ia bekerja karena ingin memiliki
kecamatan Maesa tercatat mencapai penghasilan sendiri, tetapi juga ingin
angka 103 anak dari berbagai jenjang membantu keadaan ekonomi orang
pendidikan,. Jika dibandingkan dengan tuanya.
tahun-tahun sebelumnya, maka telah Kedua, kasus yang terjadi di
terjadi sedikit penurunan. Kami akan Kelurahan Bitung Barat, Kecamatan
terus menerus berupaya untuk menekan Maesa, tepatnya di SD GMIM 4 Bitung
dan mengikis jumlah anak putus sedikit berbeda. Berdasarkan
sekolah sebagai bentuk perhatian dan wawancara dengan pihak sekolah dalam
kepedulian Pemerintah kepada hal ini Kepala Sekolah, Ibu. Jenny
masyarakat”. Kainde, Sth Mth (53 thn) peneliti
Meskipun tidak menunjukkan mengetahui bahwa di SD GMIM 4
angka yang super fantastis namun, Bitung terdapat satu anak yang berhenti
adanya anak usia sekolah yang berhenti atau putus sekolah di kelas IV (empat)
atas nama Adri Budiman. Siswa keluarga yang memiliki anak putus
tersebut yang tergolong anak yang sekolah. Salah satunya yang terjadi
berbakat, meskipun prestasinya tidak pada keluarga bapak Yohanis Saluh (44
menonjol. Tetapi kemudian ia thn) seorang Tukang ojek dan Ibu Juli
menunjukkan tingkah laku yang tidak Salema (42 thn) yang memiliki 3 orang
seperti biasanya, yaitu sering melamun, anak laki-laki, dimana anak pertama dan
menjadi pendiam dan suka berbolos kedua hanya menyelesaikan pendidikan
hingga akhirnya tidak pernah kembali di Sekolah Dasar, sedangkan anak
kesekolah. Hasil penelusuran pihak ketiganya yang sementara mengenyam
sekolah kepada orang tua ternyata telah pendidikan di kelas 2 SMP
terjadi disharmonis dalam keluarga. Negeri2Bitung terpaksa berhenti. Saat
Keretakan rumah tangga, ikut diwawancarai, ibu Juli yang hanya
mempengaruhi psikologi anak, mengecap pendidikan sampai kelas 3
sekaligus menjadi pemicu bagi anak Sekolah Dasar, mengaku bahwa anak-
untuk mengambil keputusan yang anaknya berhenti sekolah karena
“keliru“ yakni meninggalkan sekolah mengikuti jejak ayahnya yang dulu
tempat dimana ia sedang dipersiapkan hanya sampai pada jenjang pendidikan
dan mempersiapkan diri untuk meraih Sekolah Dasar. Selain itu, ibu Juli
masa depan yang baik. mengatakan bahwa terlalu banyak biaya
Ketiga, kasus yang terjadi di yang harus disiapkan untuk
Kelurahan Wangurer Utara, terjadi pada menyekolahkan anaknya tidak
keluarga Bapak Ruben Sumuhude (62 sebanding dengan pendapatan yang
thn) dan Ibu Martje Lahungkondo (57 mereka peroleh setiap hari.
thn), yang memiliki 5 orang anak (3 Kelima, kasus yang terjadi di
laki-laki dan 2 perempuan). Anak Kelurahan Pinokalan ini terdapat
pertama dan keduanya tidak beberapa keluarga yang anaknya putus
menyelesaikan pendidikan di tingkat sekolah. Salah satunya terjadi pada Rico
Sekolah Dasar, anak ketiganya anak pertama dari 4 bersaudara dari
menyelesaikan pendidikannya di tingkat Bapak Edy Subianto (59 thn) danIbu
Sekolah Dasar dan 2 anak Julin Katiandagho (57 thn) yang tiba-
perempuannya sementara mengenyam tiba enggan bahkan harus berhenti
pendidikan di tingkat sekolah dasar. sekolah sebelum waktunya di SMPN 3
Saat diwawancarai, Ibu Martje Bitung. Saat diwawancarai ibu Julin
menjelaskan bahwa anaknya terpaksa menjelaskan bahwa anaknya
harus berhenti sekolah. Mereka tidak terpengaruh dengan teman-teman seusia
dapat menikmati pendidikan diberbagai yang ada disekitarnya, yang sebagian
jenjang karena kondisi ekonomi besar sudah putus sekolah. Sebagai
keluarga, dimana suaminya yang hanya orang tua, mereka sudah berusaha
bekerja sebagai petani dengan membujuk, tetapi anak mereka tetap
penghasilan yang tidak tetap serta tidak ingin bersekolah lagi, dan
kondisi kesehatan suaminya yang beralasan ingin mencari pekerjaan apa
sangat memprihatinkan, membuat saja.
mereka harus mengorbankan Dari beberapa kasus anak putus
kesempatan untuk menimba ilmu sekolah di Kota Bitung sebagaimana
disekolah. diuraikan diatas, dapatlah disimpulkan
Keempat, kasus anak putus bahwa Penyebab terjadinya anak
sekolah yang terjadi di Kelurahan berhenti sekolah atau putus sekolah
Wangurer Barat ini terdapat beberapa Bukan karena kurangnya fasilitas
pendidikan serta perhatian Pemerintah dari si anak. Sebaliknya, hubungan
terhadap pendidikan. Melainkan Justru keluarga tidak harmonisdapat berimbas
yang perlu untuk dikaji lebih dalam lagi terhadap pertumbuhan mental dan
adalah faktor: spiritual anak. Bahkan mendorong anak
1. Lemahnya Ekonomi Keluarga mengambil keputusan yang “keliru“
Keadaan perekonomian keluarga untuk masa depannya.
yang lemah cenderung menyebabkan 3. Lingkungan Sekitar
timbulnya berbagai masalah yang Salah satu faktor yang ikut
berkaitan dengan pembiayaan hidup menopang keberlangsungan kegiatan
anak, sehingga anak “sering dan proses belajar/ pendidikan adalah
dilibatkan“untuk memenuhi kebutuhan lingkungan tempat tinggal anak.
ekonomi keluarga yang tanpa disadari Lingkungan yang tentram, nyaman,
ikut menggangu kegiatan belajar anak. damai akan memberikan pengaruh yang
Selain itu, cara mudah dan cepat untuk baik kepada anak. Sebaliknya,
mendapatkan upah dari suatu pekerjaan lingkungan yang tidak tertata dengan
membuat anak tergiur untuk baik sehingga tidak mampu
meninggalkan sekolah. Hal ini sesuai memberikan rasa aman dan nyaman
dengan apa yang disampaikan oleh hanya akan membuat seseorang
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bitung, kehilangan semangat, dan ikut
Drs. Julius Ondang MPd (55 thn), yang berpengaruh terhadap sikap, tingkah
mengatakan bahwa:“di Kota Bitung laku, dan cara bertindak. Kehadiran
sendiri, masih saja ada masyarakat yang seorang atau beberapa orang teman
kurang memberi perhatian terhadap dalam pergaulan disekitar lingkungan
pentingnya pendidikan,hal ini ditandai tempat tinggal pasti akan memberi
dengan anak yang berhenti sekolah dampak yang positif maupun negatif
dengan alasanuntuk membantu orang bagi anak. Karena itu, dibutuhkan
tua bekerja atau berdagang.Pemerintah peranan orangtua untuk mampu
dengan berbagai cara sudah berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif,
meningkatkan mutu pendidikan, sekaligus memberikan perhatian ekstra
tapimasyarakat belum mengerti akan kepada anak agar tidak mudah
pentingnya sebuah pendidikan”. terpengaruh terhadap di lingkungan
2. Keadaan Keluarga Yang Tidak yang ada disekitarnya sehingga menjadi
Harmonis budak dalam pergaulan..
Keluarga adalah Unit terkecil Lingkungan tempat tinggal anak atau
dalam masyarakat, lingkungan yang tempat dimana anak berinteraksi dapat
paling pertama danutama dirasakan oleh berperan dalam membina kepribadian
seorang anak, bahkan sejak masih anak-anak kearah yang lebih positif.
dalamkandungan.Karena itu pendidikan Selain itu, tersedianya sarana dan
di keluarga yang mencerahkan dan prasarana pendidikan yang memadai
mampumembentuk karakter anak yang akan memberi motivasi yang kuat bagi
baik dan kreatif adalah modal penting setiap anak untuk menikmati
bagikesuksesan anak di masa depan. kesempatan memperoleh pendidikan.
Orang tua merupakan memiliki peranan 4. Pemahaman masyarakat akan
sangat penting dalam menunjang hak pendidikan
anak terhadappendidikannya. Karena Pemahaman masyarakat
itu, interaksi yang baik antara orang tua terhadap pendidikan ikut berpengaruh
dan anak ikut menjadi modal bagi terhadap keberhasilan anak dalam
pencapaian masa depan yang gemilang menempuh pendidikan di bangku
sekolah. Pemahaman masyarakat nasional mereka. Dikota Bitung,
modern tentu berbeda dengan peranan dan kepedulian pemerintah
masyarakat yang tradisional. Dalam terhadap anak putus sekolah sudah
kehidupan masyarakat modern, sangat nyata. Ini menunjukan adanya
pendidikan dipahami sebagai sebuah keseriusan pemerintah terhadap masa
keharusan dan kewajiban untuk dijalani depan anak. Adapun strategi
oleh setiap individu. Pendidikan pemerintah daerah dalam menekan
dilakukan tanpa ada batas waktu (Long angka anak putus sekolah antara lain
life education). Pencapaian prestasi :
anak sebisa mungkin dapat melampaui 1) Kebijakan Pemerintah Daerah
apa yang dicapai dalam menekan angka AnakPutus
orangtuanya.Sebaliknya, kehidupan Sekolah yakni berupa gerakan
masyarakat tradional sangat “terikat“ penuntasan wajib belajar12 tahun
dengan budaya. Pada umumnya sebagai wujud pemenuhan hak
masyarakat tradisional kurang dasar masyarakatsesuai visi dan
memahami arti pentingnya pendidikan, misi pembangunan Kota Bitung.
sehingga kebanyakan anak-anak mereka 2) Pemberian bantuan dana
tidak sekolah dan kalau sekolah 3) Pemberian beasiswa pendidikan
kebanyakan putus di tengahjalan. bagi masyarakat miskin
Bahkan ada yang menganggap bahwa 4) Program BSM (Bantuan Siswa
tingkat pendidikan anak tidak boleh Miskin)
melampaui orangtuanya. Bagi sebagian 5) Program PIP (Program Indonesia
masyarakat tradisional mengikuti proses Pintar)
pendidikan secara berjenjang disekolah 6) Program MaMa CEPAT (Cerdas
hanyalah menghabiskan waktu. Sekolah Peduli Anak Tidak Sekolah)
tidak menjamin orang bisa hidup 7) Sosialisasi kepada masyarakat
mewah atau miskin, karena ada orang 2. Faktor-faktor yang Menyebabkan
yang tidak sekolah tapi bisa hidup Anak Putus SekolahKondisi obyektif
mewah karena mereka bekerja, namun (gambaran umum) mengenai studi
tak jarang ada yang bersekolah tapi sulit anak putus sekolahyang terjadi di
untuk mendapatkan lapangan Kota Bitung di tahun 2016 mencapai
pekerjaan.Yang penting sudah bisa angka 410anak,yang kemudian
menulis, berhitung dan membaca, terbagi di beberapa tingkatan
selebihnya belajar bagaimana bisa pendidikan sekolah, di tingkatSD
mendapatkan uang agar dapat jumlah anak putus sekolah berjumlah
membantu orangtua. Pola pikir yang 198 anak, di tingkat SMPberjumlah
seperti inilah yang membuat sebagian 174 anak, dan di tingkat SMA
kecil masyarakat bersikap apatis berjumlah 38anak.
terhadap pendidikan. Berdasarkanbeberapa kasus yang
ditemukan oleh penulis, maka dapat
Kesimpulan diketahui bahwafaktor-faktor yang
1. Salah satu cara yang paling efektif menjadi penyebab anak putus
unuk membangun kehidupan sekolah antara lain:
berbangsa dan bernegara adalah 1). Kurangnya minat anak untuk
melalui pendidikan. Hampir semua bersekolah
bangsa menempatkan pembangunan 2) Keadaan keluarga yang tidak
pendidikan sebagai prioritas utama harmonis
dalam program pembangunan 3) Lemahnya ekonomi keluarga
4) Kondisi lingkungan tempat Problem Pendidikan. Jakarta:
tinggal anak Rineka Cipta.
5) pemahaman masyarakat akan Hasbullah. 2010. Otonomi Pendidikan:
pendidikan Kebijakan Otonomi Daerah dan
Implikasinya Terhadap
Saran Penyelenggaraan Pendidikan.
1. Untuk menekan angka anak putus Jakarta: Rajawali Pers.
sekolah, maka pendataan mengenai Harvey, D, F. 1982. Business Policy
anak putus sekolah harus dilakukan And Strategic Management.
secara berkesinambungan oleh Ohio: Merril Publishing Co.
pemerintah di Kota Bitung. Data ini, Indra, K, A. 1973. Pengantar Ilmu
kemudian dijadikan landasan dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
merumuskan suatu kebijakan yang Nasional.
menjadi pegangan dalam menekan Mudyahardjo, R. 2012. Pengantar
angka anak putus sekolah. Pendidikan Sebuah Studi Awal
2. Pemerintah daerah perlu terus tentang Dasar-dasar Pendidikan
berkoordinasi dengan instansi terkait, pada Umumnya dan Pendidikan
melakukan sosialisasi, edukasi yang di indonesia. Jakarta: Rajawali
sifatnya berkelanjutan untuk Pers.
menumbuhkan kesadaran masyarakat Nasution, S. 2010. Sosiologi
mengenai pentingnya mengenyam Pendidikan. Jakarta: Bumi
pendidikan diberbagai jenjang bagi Aksara.
setiap anak usia sekolah untuk Nisjar, K. dan Winardi. 1997.
menghindari anak putus sekolah di Manajemen Strategik. Bandung:
Kota Bitung. Mandar Maju.
Sarundajang, S, H. 2011. Babak Baru
DAFTAR PUSTAKA Sistem Pemerintahan. Jakarta:
Abu, A. dan Uhbiyati, N. 2001. Ilmu Kata Hasta Pustaka.
Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Sugiyono. 2011. Metode Penulisan
Cipta. Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
Ahmad, N, S. 2011. Pendidikan Dan D. Bandung: Alfabeta.
Masyarakat. Yogyakarta: Sabda Suharto, Edi. 2009. Membangun
Media. Masyarakat Memberdayakan
Arifin, I. 2010. Birokrasi Pemerintahan Rakyat “Kajian Strategis
dan Perubahan Sosial Politik di Pembangunan Kesejahteraan
Kota Bitung. Makassar: Pustaka Sosial & Pekerjaan Sosial”.
Refleksi. Bandung: Refika Aditama.
Arsyad, A. 2003. Manajemen Siagian, S, P.2005. Manajemen
Pengetahuan Praktis Bagi Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara.
Pimpinan &Eksekutif, Sumarjono, S. 1974. Sistem Sosial
Manajemen Strategik. Indonesia. Yogyakarta: Rineka
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cipta.
Gadjong, A, A. 2007. Pemerintahan Syafaruddin. dan Anzizhan. 2004.
Daerah. Bogor: Ghalia Sistem Pengambilan Keputusan
Indonesia. Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Gunawan, A, H. 2010. Sosiologi Tim Prima Pena. 2006. Kamus Ilmiah
Pendidikan: Suatu Analisis Populer. Jakarta: Gitamedia
Sosiologi Tentang Pelbagai Pres.

Anda mungkin juga menyukai