Anda di halaman 1dari 22

Pembiayaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah:

Studi Kasus di Kabupaten Solok


==========================================================
Oleh: Roni Ekha Putera dan Tengku Rika Valentina

ABSTRACT

In the current era of regional autonomy the financing of primary and


secondary education becomes the responsibility of local governments.
With its wide authority, local governments are required to be more
creative and innovative in managing education. In order to obtain
financing source other than the State and Local Budgets, local
governments are expected to establish cooperation with the private
sector or are entrepreneurs, so the partnership between private and
government work well, and also the importance of community
participation in the financing of education in accordance with the
mandate of Law No. 20 of 2003 on national education system in which
government, society and the private sectors is responsible to provide
funding for education in the region.

Kata Kunci : Pembiayaan Pendidikan, Otonomi Daerah, Desentralisasi

I. PENDAHULUAN
pendidikan di Indonesia di masa akan
Pasca Reformasi tahun 1998,
datang.
membawa perubahan fundamental
Implementasi Kebijakan Otono-
dalam sistem pendidikan nasional.
mi daerah yang didasarkan pada UU
Perubahan sistem pendidikan tersebut
No. 22 tahun 1999 jo UU No. 32
mengikuti perubahan sistem
Tahun 2004, yaitu memutuskan suatu
pemerintah yang sentralistik menuju
keputusan dan atau kebijakan secara
desentralistik atau yang lebih dikenal
mandiri dimana kewenangan yang
dengan otonomi pendidikan dan
dulu berada di pusat sekarang telah
kebijakan otonomi nasional itu
diserahkan kepada daerah dalam hal
mempengaruhi sistem pendidikan
ini propinsi dan kabupaten/kota.
Indonesia1. Sistem pendidikan Indo-
Pemberian otonomi ini dimaksudkan
nesia pun menyesuaikan dengan
untuk lebih memandirikan daerah dan
model otonomi. Kebijakan otonomi
memberdayakan masyarakat sehingga
di bidang pendidikan (otonomi
lebih leluasa dalam mengatur dan
pendidikan) kemudian banyak mem-
melaksanakan kewenangannya atas
bawa harapan akan perbaikan sistem
prakarsa sendiri. Pemberian otonomi
1 yang luas dan bertanggung jawab
Suyanto. 2006. Dinamika Pendidikan Nasi-
onal (Dalam Percaturan Dunia Global). dilaksanakan dengan berdasarkan
Jakarta: PSAP Muhammadiyah. hal. xi prinsip-prinsip demokrasi, peran serta
masyarakat, pemerataan, berkeadilan,

Pembiayaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah 71


dan memperhatikan potensi serta dirumuskan dengan jelas selanjutnya
keanekaragaman daerah, dengan titik para policy maker di daerah akan
sentral otonomi pada tingkat yang dapat membuat kebijakan-kebijakan
paling dekat dengan rakyat, yaitu yang tepat guna untuk memecahkan
kabupaten dan kota. Hal yang masalah tersebut.
esensial dari otonomi daerah adalah Begitu pentingnya persoalan
semakin besarnya tanggung jawab pendidikan di era otonomi daerah
daerah untuk mengurus tuntas segala sekarang ini memberikan inspirasi
permasalahan yang tercakup di dalam kepada Kabupaten Solok sebagai
pembangunan masyarakat di daerah- salah satu Kabupaten Di Propinsi
nya, termasuk bidang pendidikan2. Sumatera Barat untuk lebih
Dengan memberikan peluang yang memberikan perhatian yang serius
besar kepada pemerintah daerah terhadap pendidikan di daerahnya.
kabupaten/kota dalam memberikan Bidang pendidikan dijadikan sebagai
pelayanan dasar dan menengah satu dari tiga pilar pembangunan di
kepada masyarakat. Kabupaten Solok yaitu bidang
Kewenangan besar yang pendidikan, kesehatan dan ekonomi
dimiliki oleh daerah dengan Undang- Kerakyatan. Pemerintah Kabupaten
undang otonomi daerah tentu saja Solok dalam Rencana Pembangunan
hanya akan bermanfaat apabila diikuti Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dengan kapasitas pemerintah 2006-2010 telah menetapkan bidang
Kabupaten/Kota untuk membuat Pendidikan sebagai salah satu sasaran
kebijakan-kebijakan yang akurat yang utama (Pilar Utama) diantara dua
diarahkan untuk meningkatkan input sasaran (pilar) lainnya. Penetapan ini
dan proses pembelajaran. Upaya tentu telah melalui pertimbangan yang
untuk membuat kebijakan yang berdasarkan pada fakta dan data yang
akurat dalam bidang pendidikan, ada. Kondisi pendidikan masyarakat
salah satunya akan sangat tergantung yang masih relatif rendah menjadi
kepada tersedianya informasi yang tantangan pemerintah daerah untuk
valid tentang berbagai persoalan meningkatkannya seoptimal mungkin.
pendidikan yang dihadapi oleh Ketiga pilar tersebut dapat
Kabupaten/Kota. Dengan informasi digambarkan sebagai berikut ini.
yang valid tersebut para policy maker
akan dapat merumuskan apa
persoalan pokok yang harus
dipecahkan dari aspek input dan
proses pembelajaran, sebagai upaya
untuk meningkatakan kualitas
pendidikan. Setelah substansi
persoalan dapat diketahui dan
2
Fasli Jalal dan Dedi Supriadi (ed). 2001.
Refeormasi Pendidikan Dalam Konteks
Otonomi Daerah, Yogyakarta: Adi Cita.
hal. xxxii

72 DEMOKRASI Vol. IX No. 1 Th. 2010


Gambar 1. Tiga Program Utama (Issue Sentral ) pembangunan di
Kabupaten Solok

PENDIDIKAN

KESEHATAN EKONOMI
KERAKYATAN

Pemerintah Kabupaten Solok salah satu pilar pembangunan ber-


bersama masyarakat telah bertekad sama dengan bidang kesehatan, dan
untuk menjadikan Kabupaten Solok ekonomi kerakyatan.
terbaik dari yang baik. Tekad tersebut Kebijakan pendidikan di
dituangkan dalam peraturan daerah Kabupaten Solok di fokuskan kepada
No. 4 Tahun 2005 tentang Rencana dua hal yang utama yaitu tuntas wajib
Pembangunan Jangka Panjang daerah belajar sembilan (9) tahun dan
(RPJPD) 2006-2024 dan dijabarkan peningkatan mutu pendidikan di
kedalam Rencana Pembangunan segala jenjang pendidikan (SD-SLTP
-DQJND 0HQHQJDK GHUDK GHQJDQ YLVL ´ dan SLTA). Kebijakan ini diambil
terwujudnya kepemimpinan, peme- dikarenakan ada berbagai persoalan
rintahan, dan masyarakat yang yang masih melingkupi bidang
amanah, santun dan tegas menuju pendidikan di Kabupaten Solok antara
masyarakat madani di Kabupaten lain masih rendahnya tingkat
Solok tahun 2010. Disamping itu, pemerataan pendidikan dasar dan
sebagai landasan strategis pem- menengah, masih rendahnya kualitas
bangunan pendidikan di Kabupaten pendidikan dan belum mampu
Solok juga mengacu kepada visi memenuhi kebutuhan kompensasi
pendidikan Nasional (UU No. 20 peserta didik, ketersediaan pendidik
Tahun 2003) yaitu terwujudnya yang belum memadai secara kualitas
sistem pendidikan sebagai pranata maupun kuantitas, fasilitas belajar
sosial yang kuat dan berwibawa untuk belum mencukupi dan biaya
memberdayakan semua warga negara operasional pendidikan yang belum
Indonesia berkembang menjadi memadai, masih rendahnya kua-
manusia yang berkualitas sehingga lifikasi pendidik memiliki pendidikan
mampu dan pro aktif menjawab seperti yang disyaratkan, belum
tantangan zaman yang selalu berubah. meratanya proporsi penyebaran
Peraturan Daerah Kabupaten Solok tenaga pendidik, belum mantapnya
No. 5 Tahun 2005 tentang RPJMD pembagian peran dan tanggung jawab
2006-2010 menfokuskan pemba- pendidikan pada masing-masing
ngunan bidang pendidikan sebagai tingkatan pemerintahan dan belum

Pembiayaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah 73


optimalnya kinerja dewan pendidikan II. KAJIAN KEPUSTAKAAN
dan komite sekolah.
Sekarang ini dengan akan Otonomi dan Desentralisasi
berlakunya Undang-Undang tentang Pendidikan
Badan Hukum Pendidikan dimung- Desentralisasi merupakan simbol
kinkan pendidikan di Indonesia akan adanya kepercayaan pemerintah pusat
menjadi mahal dan tidak terjangkau kepada daerah. Ini akan dengan
oleh masyarakat . Untuk itu dengan sendirinya mengembalikan harga diri
melihat kondisi tersebut di Kabupaten pemerintah dan masyarakat daerah.
Solok sangat menarik kiranya ditelaah Kalau dalam sistem sentralistik
lebih lanjut bagaimana kebijakan mereka tidak bisa berbuat banyak
daerah di bidang pendidikan, yang dalam mengatasi berbagai masalah,
dalam hal ini akan lebih difokuskan dalam sistem otonomi ini mereka di
pada persoalan kebijakan pembiayaan tantang untuk secara kreatif
pendidikan yang dinilai selama ini menentukan solusi-solusi atas ber-
menjadi hal yang cukup krusial untuk bagai masalah yang dihadapi sehingga
dibahas mengingat pendidikan pemerintah pusat tidak perlu
sekarang ini menjadi tanggung jawab mempunyai aparat sendiri di daerah
pemerintah Daerah (kabupaten kecuali dalam batas-batas yang sangat
sepenuhnya) setelah pelimpahan diperlukan. Untuk itu yang perlu
kewenangan yang begitu besar dari dicermati dalam desentralisasi
pemerintah pusat. Berdasarkan uraan menurut Rondinelli adalah agen
di atas maka yang menjadi rumusan (dekonsentrasi) dan badan otonom
masalah dalam penelitian ini adalah: (devolusi) atau kalau mengacu pada
Bagaimanakah implementasi kebi- Smith bahwa desentralisasi meng-
jakan pembiayaan pendidikan di era implikasikan dua kondisi fundamental
otonomi daerah studi di Kabupaten yaitu pertama, pemerintahan sendiri
Solok dilihat dari aspek regulasi dan (lokal) bahwa lokal mempunyai
mekanisme penyusunan anggaran pemerintahan sendiri melalui institusi
pendidikan, sumber-sumber anggaran politik yang berakar dari teritorial
pendidikan, dan alokasi pengeluaran yang menjadi kewenangan. Institusi
pendidikan? Tujuan yang ingin tersebut didirikan oleh sistem politik
dicapai dalam penelitian ini adalah daerah (dekonsentrasi), kedua,
untuk memperoleh data empiris/ institusi tersebut akan direkrut secara
lapangan mengenai pelaksanaan demokratis (devolusi)3.
kebijakan pembiayaan pendidikan di Dari dimensi konsep pemerintah
era otonomi Daerah di Kabupaten lokal, Undang-undang No. 22 Tahun
Solok Propinsi Sumatera Barat guna 1999 Jo Undang-Undang No. 32
mencapai sasaran peningkatan Tahun 2004 yang memang membawa
kualitas pendidikan, akses masyarakat pergeseran sejumlah model dan
terhadap pendidikan berkualitas dan paradigma. Pemerintah lokal yang
murah.
3
B.C. Smith. 1985. Decentralization: The
Teritorial Dimension Of The State.
London: George Allen And Unwin. p. 3

74 DEMOKRASI Vol. IX No. 1 Th. 2010


dulunya Structural efficiency model kebudayaan disebutkan bahwa
yang menekankan efisiensi dan kewenangan pemerintah meliputi;
keseragaman ditinggalkan dan dianut 1. penetapan standar kompetensi
local democracy model yang siswa dan warga belajar, serta
menekankan pada nilai demokrasi dan pengaturan kurikulum nasional
keberagaman dalam penyelenggaraan dan penilaian hasil belajar secara
pemerintah lokal. Seiring dengan nasional, serta pedoman pelak-
pergeseran model tersebut terjadi pula sanaannya
dari penguatan dekonsentrasi ke 2. penetapan standar materi pelajaran
penguatan desentralisasi4. pokok
Pergeseran model dan 3. penetapan persyaratan perolehan
paradigma tersebut memungkinkan dan penggunaan gelar akademik
berlangsungnya penyelenggaraan 4. penetapan pedoman pembiayaan
pemerintah yang responsif terhadap penyelenggaraan pendidikan
kepentingan publik dan memelihara 5. penetapan persayaratan peneri-
suatu mekanisme pengambilan kepu- maan, perpindahan sertifikasi
tusan yang kuat pada asas siswa, warga belajar dan
pertanggungjawaban publik. Sehingga mahasiswa
dalam prakteknya dengan adanya 6. penetapan persayaratan pening-
Undang-undang Otonomi Daerah katan/zoning, pencarian, peman-
kewenangan pengelolaan pendidikan faatan, pemindahan, penggandaan,
berubah dari sistem sentralisasi ke sistem pengamanan dan kepe-
desentralisasi. Desentralisasi pendi- milikan benda cagar budaya, serta
dikan berarti terjadinya pelimpahan persyaratan penelitian arkeologi
kekuasaan dan kewenangan yang 7. pemanfaatan hasil penelitian
lebih luas kepada daerah untuk arkeologi nasional serta penge-
membuat perencanaan dan mengambil lolaan museum nasional, galeri
keputusannya sendiri dalam meng- nasional, pemanfaatan naskah
atasi permasalahan yang dihadapi di sumber arsip, danmonumen yang
bidang pendidikan5 . diakui secara internasional
Berdasarkan PP Nomor 25 8. penetapan kalender pendidikan
Tahun 2000 tentang kewenangan dan jumlah jam belajar efektif
pemerintah dan kewenangan propinsi setiap tahun bagi pendidikan
sebagai daerah otonom, pada dasar, menengah dan luar sekolah
kelompok bidang pendidikan dan 9. pengaturan dan pengembangan
pendidikan tinggi, pendidikan
4
%KHQ\DPLQ +RHVVHLQ ´Kebijakan jarak jauh, serta pengaturan
Desentralisasi´ Makalah pada`Seminar sekolah internasional
Nasional Setahun Implementasi Kebijakan 10. pembinaan dan pengembangan
Otonomi Daerah, diselenggarakan program bahasa dan sastra Indonesia
S2 Politik Lokal dan Otonomi Daerah
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. hal
4 Sementara itu, kewenangan
5
Abdul Halim. 2001. Bunga Rampai Mana- pemerintah propinsi meliputi hal-hal
jemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: sebagai berikut;
UUP AMP YKPN. hal. 15

Pembiayaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah 75


1. penetapan kebijakan tentang Education policy refers to the
penerimaan siswa dan mahasiswa collection of laws and rules
dari masyarakat minoritas, terbe- that govern the operation of
lakang atau tidak mampu, education system. Its seeks to
2. penyediaan bantuan pengadaan answer question about the
buku peljaran pokok/modul pendi- purpose of education, the
dikan untuk taman kanak-kanak, objectives (societal and
pendidikan dasar, pendidikan personal) that it is designed to
menengah dan pendidikan luar attain, the methods for
sekolah attaining them and the tools
3. mendukung/ membantu penga- for measuring their success of
turan kurikulum, akreditasi, dan failure.
pengangkatan tenaga akademis
4. pertimbangan pembukaan dan Sebagaimana yang dikemuka-
penutupan perguruan tinggi kan oleh Mark Olsen, John Codd dan
5. penyelenggaraan sekolah luar Anne-0DULH 2¶1HLO GDODP 1XJURKR7
biasa dan balai pelatihan atau menyatakan bahwa kebijakan pendi-
penataran guru dikan merupakan kunci bagi
6. penyelenggaraan museum pro- keunggulan, bahkan eksistensi bagi
pinsi, suaka peninggalan sejarah, negara-negara dalam persaingan
kepurbakalaan, kajian sejarah dan global, sehingga kebijakan pendidikan
nilai tradisonal, serta pengem- perlu mendapat prioritas dalam era
bangan bahasa dan budaya daerah globalisasi. Salah satu argumen
utamanya adalah bahwa globalisasi
Kebijakan Pendidikan sebagai membawa nilai demokrasi.
Kebijakan Publik Demokrasi yang memberikan hasil
Kebijakan pendidikan merupakan adalah demokrasi yang didukung oleh
bagian dari kebijakan publik di pendidikan. Pendapat tersebut
bidang pendidikan. Ensiklopedia dikatakan lebih lanjut seperti berikut
Wikepedia dalam Nugroho6 menye- ini;
butkan bahwa kebijakan pendidikan ......education policy in the
berkenaan dengan kumpulan hukum twenty first century is the key
atau aturan yang mengatur to global security, sustain-
pelaksanaan sistem pendidikan, yang ability and survival....
tercakup di dalamnya tujuan education policies are central
pendidikan dan bagaimana mencapai to such global mission .... a
tujuan tersebut. Lebih lanjut dapat deep and robush democracy at
dikemukakan sebagai berikut ini: national level requires strong
civil society based on norms
of trust and active response
6
Tilaar, H.A.R. dan Riant Nugroho. 2008. citizenship and that education
Kebijakan Pendidikan, Pengantar untuk is central to such a goal. Thus,
Memahami Kebijakan Pendidikan dan the strong education state
Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan
Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.hal. 36
7
Ibid

76 DEMOKRASI Vol. IX No. 1 Th. 2010


necessary to sustain demo- dengan peraturan perundang-
cracy at the national leves so undangan yang berlaku.
that strong democratic nation- 3. Ketentuan mengenai sumber
states can buttress from of pendanaan pendidikan sebagai-
international governance and mana dimaksud pada ayat (1) dan
ensure that globalization ayat (2) diatur lebih lanjut dengan
becomes a force for global peraturan pemerintah
sustainability and survival....
Amanat Undang-Undang Dasar
Pembiayaan Pendidikan 1945 pasal 31 ayat 4 juga
menerangkan dalam hal pembiayaan
Dalam penyelenggaraan pendidikan di
pendidikan bahwa;
tingkat nasional maupun daerah
´1HJDUD PHPSULRULWDVNDQ
mengalami suatu transisi yang sangat
anggaran pendidikan seku-
signifikan dalam pengelolaan sumber-
rang-kurangnya dua puluh
sumber daya yang ada dalam bidang
persen dari anggaran penda-
pendidikan terutama dalam hal
patan dan belanja negara serta
pendanaan pendidikan (pembiayaan
dari anggaran pendapatan dan
pendidikan). Dalam hal ini
belanja daerah untuk meme-
pelaksanaan pendidikan harus disertai
nuhi kebutuhan pennyeleng-
dengan adanya peningkatan peran
garaan penGLGLNDQ QDVLRQDO´
sumber-sumber daya pendidikan
(dana pendidikan) yang telah tertuang
Sejalan dengan itu maka dalam
dalam Undang-undang No. 20 Tahun
implementasi kebijakan pendidikan di
2003 tentang Sistem Pendidikan
daerah akan berjalan dengan baik
Nasional Bab I Ketentuan Umum
apabila didukung oleh sumber daya
pasal 1 ayat 23 yang menjelaskan
pendidikan (pembiayaan pendidikan)
bahwa Sumber daya pendidikan
yang memadai dan dapat diandalkan
adalah segala sesuatu yang
untuk meningkatkan mutu dan
dipergunakan dalam penyelenggaraan
kualitas sumber daya di daerah.
pendidikan yang meliputi tenaga
Dengan adanya perubahan
kependidikan, masyarakat, dana,
kewenangan pengelolaan pendidikan
sarana, dan prasarana. Dalam hal ini
dengan segera mengubah pola
pembiayaan pendidikan merupakan
pembiayaan sektor pendidikan.
suatu hal yang sangat penting bagi
Sebelum otonomi daerah, praktis
pendidikan di daerah. Lebih lanjut
hanya pembiayaan sekolah dasar (SD)
dalam pasal 47 disebutkan tentang
yang menjadi tanggung jawab Pemda,
sumber pendanaan pendidikan yaitu
sedangkan SLTP dan SLTA (dan juga
1. Sumber pendanaan pendidikan
perguruan tinggi) menjadi tanggung
ditentukan berdasarkan prinsip
jawab Pusat, seperti yang tertuang
keadilan, kecukupan, dan
dalam Undang-undang No. 20 Tahun
keberlanjutan.
2003 pasal 46;
2. Pemerintah, pemerintah daerah,
1. Pendanaan pendidikan menjadi
dan masyarakat mengerahkan
tanggung jawab bersama antara
sumber daya yang ada sesuai

Pembiayaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah 77


Pemerintah, pemerintah daerah, pembiayaan pendidikan mengalami
dan masyarakat. perubahan yang cukup mendasar.
2. Pemerintah dan pemerintah daerah Pasal 48 Undang Undang-undang No.
bertanggung jawab menyediakan 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa;
anggaran pendidikan sebagaimana (1) pengelolaan dana pendidikan
diatur dalam Pasal 31 ayat (4) berdasarkan pada prinsip keadilan,
Undang-Undang Dasar Negara efisiensi, transparansi, dan akun-
Republik Indonesia Tahun 1945. tabilitas publik, (2) Ketentuan
3. Ketentuan mengenai tanggung mengenai pengelolaan dana pendi-
jawab pendanaan pendidikan dikan sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
(1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut peraturan pemerintah. Dengan
dengan peraturan pemerintah. demikian daerah memiliki tanggung
jawab yang sangat besar untuk
Pembiayaan SLTP dan SLTA membiayai sektor pendidikan dengan
dilakukan melalui Kanwil Depdiknas menggunakan APBD-nya. Dukungan
(di tingkat propinsi) dan Kandep- dari Pusat (dan Propinsi) tetap
diknas (di tingkat kabupaten/kota). dimungkinkan, tetapi juga harus
Setelah diberlakukannya otonomi melalui mekanisme APBD, atau
daerah, seluruh pengelolaan sekolah paling tidak tercatat di dalam APBD
dari SD hingga SLTA menjadi kabupaten/kota.
tanggung jawab Pemda. Kon- Tantangan pertama yang harus
sekuensinya, tidak ada lagi Kanwil dihadapi oleh para pengelola pendi-
dan Kandepdiknas, yang ada hanyalah dikan adalah masalah pendanaan.
Dinas Pendidikan di tingkat Sebagai ilustrasi, rendahnya kualitas
kabupaten/kota yang berada di bawah gedung sekolah, terutama SD, meru-
kendali Pemda, dan Dinas Pendidikan pakan salah satu dampak keterbatasan
propinsi yang berada di bawah kemampuan pemerintah dalam memo-
kendali Pemprop. Antara Dinas bilisasi dana untuk sektor pendidikan.
Pendidikan kabupaten/kota dengan Di sisi lain, UU No. 20 Tahun 2003
Dinas Pendidikan propinsi tidak ada tentang Sistem Pendidikan Nasional
hubungan hierarkhis, sedangkan (Sisdiknas) memberi beban yang
propinsi masih tetap mengemban sangat berat bagi pemerintah. Pasal 49
amanat sebagai perwakilan peme- menyatakan sebagai berikut;
rintah pusat. Dengan konfigurasi 1. Dana pendidikan selain gaji
kelembagaan seperti itu, jelas bahwa pendidik dan biaya pendidikan
3XVDW WLGDN ODJL SXQ\D ³WDQJDQ´ GL kedinasan dialokasikan minimal
daerah untuk mengimplementasikan 20% dari Anggaran Pendapatan dan
program-programnya. Implikasinya, Belanja Negara (APBN) pada sektor
setiap program di tingkat sekolah pendidikan dan minimal 20% dari
harus dilakukan melalui koordinasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
dengan Pemda, atau khususnya Dinas Daerah (APBD).
Pendidikan kabupaten/kota. 2. Gaji guru dan dosen yang diangkat
Dengan konfigurasi kelem- oleh Pemerintah dialokasikan dalam
bagaan yang seperti itu pula, pola

78 DEMOKRASI Vol. IX No. 1 Th. 2010


Anggaran Pendapatan dan Belanja III. METODE PENELITIAN
Negara (APBN). Penelitian tentang Kebijakan Pem-
3. Dana pendidikan dari Pemerintah biayaan Pendidikan di Era Otonomi
dan pemerintah daerah untuk satuan Daerah yang merupakan salah satu
pendidikan diberikan dalam bentuk pilar utama dalam pembangunan di
hibah sesuai dengan peraturan Kabupaten Solok Propinsi Sumatera
perundang-undangan yang berlaku. Barat merupakan penelitian deskriptif
4. Dana pendidikan dari Pemerintah dengan pendekatan kualitatif.
kepada pemerintah daerah diberikan Penelitian deskriptif merupakan
dalam bentuk hibah sesuai dengan penelitian yang dimaksudkan untuk
peraturan perundang-undangan yang mengumpulkan informasi mengenai
berlaku. status suatu variabel atau tema, gejala
5. Ketentuan mengenai pengalokasian atau keadaan yang ada, yaitu keadaan
dana pendidikan sebagaimana gejala menurut apa adanya pada saat
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), penelitian dilakukan.
ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih
Dalam penelitian ini ada dua
lanjut dengan peraturan pemerintah.
sumber data yaitu (1) data primer
yang diperoleh melalui wawancara
Di atas kertas, Pemda memang
mendalam dengan responden dan dari
memiliki beberapa sumber keuangan
hasil pengamatan yang dilakukan
daerah, seperti dana perimbangan
dilapangan terhadap fenomena-feno-
(DAU, DAK dan Dana Bagi Hasil),
mena empiris yang terjadi berkaitan
pendapatan asli daerah (PAD) dan
dengan Kebijakan Pembiayaan
pinjaman. Tapi pada kenyataannya,
Pendidikan Era Otonomi Daerah di
rata-rata peranan PAD dalam APBD
Kabupaten Solok. (2) data sekunder
hanya sekitar 7%. Sementara itu, rata-
yaitu data yang diperoleh sudah
rata tertimbang rasio dana
diolah seperti dokumen-dokumen
perimbangan terhadap pengeluaran
tertulis dan studi kepustakaan.
rutin adalah 1,4 yang menunjukkan
Langkah-langkah mengumpul-
bahwa tidak banyak dana
kan/ memperoleh data di lapangan
perimbangan yang bisa digunakan
atau lokasi penelitian dilakukan
untuk keperluan di luar anggaran
dengan cara pertama wawancara
rutin.
(interview), tahapan wawancara
Jelas bahwa Pemda memiliki
dilakukan pada beberapa informan
tanggung jawab yang besar dan
yang dinilai mampu memberikan
bersifat jangka panjang di sektor
informasi mengenai permasalahan
pendidikan, tetapi tidak memiliki
yang akan diteliti yang dipilih secara
sumber dana yang cukup dan stabil
purposive sampling yaitu sebagai
untuk mendanai. Jika situasinya tidak
berikut; Sekretaris Daerah Kabupaten
berubah, Daerah tidak akan mampu
Solok, Asisten II Sekretaris Daerah
memenuhi 20% anggaran untuk
Kabupaten Solok, Kepala Dinas
pendidikan seperti yang diamanatkan
Pendidikan Kabupaten Solok,
UU Sisdiknas dan pada gilirannya ada
Bendahara Dewan Pendidikan
risiko terjadi penurunan kualitas SDM
Kabupaten Solok, Kepala Sekolah di
sebagai dampak otonomi daerah.
Lingkungan Kabupaten Solok,

Pembiayaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah 79


Komite Sekolah di lingkungan Kabupaten yang unggul di masa akan
Kabupaten Solok, Ketua DPRD datang. Untuk Tantangan kedepan
Kabupaten Solok. Kedua, telaah yang harus dihadapi adalah
dokumen dan studi kepustakaan, yaitu bahwasanya implikasi dari undang-
dengan mengumpulkan data yang undang badan hukum pendidikan dan
diperoleh melalui bahan yang tertulis peraturan pemerintah tentang
seperti dokumen-dokumen yang pendanaan pendidikan memberikan
berupa aturan-aturan yang mengatur pekerjaan rumah yang cukup berat
tentang kewenangan pemerintah mengingat ada kekawatiran akan
Kabupaten di Bidang Pendidikan dan terjadinya komersialisai pendidikan di
ataupun literatur berupa buku, jurnal daerah sehingga biaya pendidikan
dan makalah-makalah seminar yang menjadi mahal dan tidak terjangkau
membahas tentang hal itu. lagi, yang bisa mendapat pendidikan
Sedangkan dalam tahap analisis hanya orang yang mempunyai uang.
data, analisis data dilakukan ber- Dengan demikian pemerintah daerah
dasarkan pandangan-pandangan infor- perlu mengantisipasi hal ini guna
man (emik) dan interpretasi peneliti mencegah timbulnya hal-hal yang
(etic) terhadap data di lapangan. tidak diinginkan dikemudian hari
dimana banyak anak-anak yang tidak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN sekolah atau melanjutkan sekolah
karena terkendala biaya sehingga
Pemerintah kabupaten Solok berusaha
dengan adanya undang-undang ini
memilih bidang pendidikan sebagai
bukannya manusia Indonesia menjadi
sektor utama pembangunan. Karena
maju dan berkualitas malah menjadi
dengan pilihan seperti itu maka
manusia yang tidak terdidik dan
diharapkan Sumber Daya Manusia
tertinggal.
daerah ini akan dapat lebih maju lagi
dibandingkan daerah lain di masa
yang akan datang. Apalagi posisi Regulasi dan Mekanisme Penyusunan
Kabupaten Solok dibandingkan Anggaran Pendidikan
dengan kabupaten/kota lainnya di
Sesuai dengan aturan yang telah
Sumatra Barat masih tertinggal.
ditetapkan oleh pemerintah dalam
Karena itu dengan memberikan
mengelola keuangan daerah, Kabu-
anggaran yang lebih besar pada
paten Solok berusaha memaksimalkan
bidang pendidikan diharapkan secara
dan mengefisienkan anggaran yang
bertahap program-program yang
ada, karena masih tingginya
dihasilkan juga mampu meningkatkan
ketergantungan daerah terhadap Dana
kualitas sumber daya manusia daerah
Perimbangan berupa Dana Alokasi
ini dan yang tidak kalah pentingnya
Umum dari pemerintah pusat.
sekolah dan lembaga pendidikan di
Ketergantungan ini di satu sisi
Kabupaten Solok bisa bersaing dalam
menyulitkan pemerintah daerah dalam
kemajuan zaman.
mengelola keuangannya sendiri
Dengan komitmen yang tinggi
karena pos-pos anggaran yang ada
dari pemerintah daerah bukan tidak
tentu saja harus menyesuaikan berapa
mungkin Solok akan menjadi
besar dana yang diberikan oleh

80 DEMOKRASI Vol. IX No. 1 Th. 2010


pemerintah pusat. Karena hampir bervariasi untuk masing-masing
setiap tahunnya dana DAU dapat sekolah yang disesuaikan dengan
berkurang seiring dengan dinamika kondisi sekolah yang bersangkutan,
pemerintah daerah yang terus walaupun sebenarnya sudah ada dana
berkembang dan pemekaran beberapa bantuan operasional sekolah (BOS)
daerah yang ada. dari pemerintah. Padahal seharusnya
Guna mempertegas tanggung Wajib Belajar Sembilan tahun
jawab dan pembagian kewenangan merupakan rujukan teknis bagi
pemerintah antar lini dalam layanan pemerintah pusat, pemerintah daerah,
pendidikan, diperlukan regulasi teknis dan para pemangku kepentingan
yang bersifat mengikat. Dari sejumlah dalam menjalankan amanat konstitusi.
turunan Undang-Undang Sistem Pemerintah mewajibkan masyarakat
Pendidikan Nasional, Peraturan untuk mengenyam pendidikan
Pemerintah tentang Wajib Belajar dan minimal sembilan tahun dengan
Pendanaan Pendidikan dipandang harapan demikian dimasa akan datang
mendesak dan sangat relevan untuk manusia Indonesia akan dapat
dibuat dan direalisasikan secepatnya. bermutu dan mampu bersaing dengan
Kedua peraturan itu harus sejiwa, Negara-negara lainnya.
jangan sampai kelak justru bertolak Dengan demikian, konsekuensi
belakang, mengingat dengan kian dari semua pihak yang bertanggung
dekatnya target waktu penuntasan jawab terhadap pendidikan hendaknya
program wajib belajar sembilan tahun, tidak hanya memperhatikan biaya
yakni 2010. sejalan dengan itu, pendidikan semata, tetapi juga mutu.
pembiayaan pendidikan juga terus- Artinya, setiap warga harus dipenuhi
menerus menjadi masalah yang haknya untuk mendapatkan layanan
menghantui para orangtua siswa tidak pendidikan dasar minimal (SD-SMP)
terkecuali pendidikan dasar dan yang tidak sekadar ada, tetapi juga
menengah negeri yang nota benenya harus bermutu. Pendidikan dasar yang
tanggung jawab pemerintah daerah. bermutu merupakan fondasi yang
Regulasi pembiayaan pendi- ideal untuk keberlanjutan pendidikan
dikan juga mendesak untuk dibenahi peserta didik, dan untuk mencapai
sebagai jawaban atas maraknya mutu yang baik relatif dibutuhkan
fenomena komersialisasi di bidang biaya sesuai kondisi serta
pendidikan. Dengan adanya beberapa perkembangan sekolah dan peserta
peraturan pemerintah tentang didik. Untuk itu, harus ada peraturan
diperbolehkannya pihak swasta asing yang mengikat pemerintah untuk
untuk berinvestasi di bidang membiayainya.
pendidikan. Sehingga dewasa ini fakta Pemerintah Daerah Kabupaten
menyodorkan bahwa antara sekolah Solok tetap berpegang kepada
negeri dan swasta belakangan ini peraturan yang ada karena secara
nyaris tak ada lagi perbedaan khusus memang belum ada peraturan
mendasar. Kedua jenis institusi daerah yang membahas tentang
pendidikan tersebut sudah sama-sama pembiayaan pendidikan. Hal ini
menarik berbagai jenis pungutan dari memberikan otonomi kepada daerah
orangtua siswa yang jumlahnya untuk dapat menentukan sendiri

Pembiayaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah 81


berapa biaya yang harus dikeluarkan memperlihatkan bahwasanya perha-
calon siswa untuk dapat bersekolah. tian yang besar terhadap bidang
Pendapat senada dengan yang di pendidikan. Sehingga biaya
atas dilontarkan hampir semua kepala pendidikan dasar dan menegah dapat
sekolah dan komite sekolah yang ditanggung bersama oleh pemerintah
peneliti wawancara, mulai dari tingkat daerah dan masyarakat. Untuk itu
sekolah dasar sampai sekolah lanjutan kerjasama antara unsur-unsur terkait
atas. Semua informan mengatakan di pemerintah daerah sangat diha-
bahwa mengenai biaya pendidikan rapkan supaya aturan dapat dibuat dan
sudah mendapat persetujuan dengan dilaksanakan
orang tua murid. Melalui rapat yang
dihadiri oleh sebagian besar (lebih Sumber Anggaran Pendidikan
80%) orang tua murid yang Kabupaten Solok
ditempatkan di sekolah setiap
tahunnya. Pendidikan merupakan tanggung
Dengan demikian, sebenarnya jawab semua pihak, bukan hanya
orang tua murid dapat mengontrol pemerintah semata tetapi juga
berapa biaya yang harus dikeluarkan masyarakat maupun dunia usaha.
untuk menyekolahkan anak-anaknya Sebagaimana amanat dalam Undang-
sampai menamatkan wajib belajar Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
sembilan tahun, karena orang tua Sistem Pendidikan Nasional pasal 47
memiliki kesempatan dan hak untuk bahwasanya sumber pendanaan
itu. Jadi tidak ada alasan sebenarnya pendidikan itu berasal dari Peme-
orang tua merasa keberatan dengan rintah (APBN), Pemerintah Daerah
biaya sekolah. Dilain pihak (APBD) dan masyarakat (masyarakat,
pemerintah juga berperan proaktif individu, dunia usaha). Sehingga
dalam menentukan peraturan terhadap persepsi yang selama ini menyalahkan
biaya pendidikan, dengan melakukan pemerintah terhadap rendahnya atau
monitoring dan evaluasi kepada kurangnya prestasi pendidikan Indo-
sekolah-sekolah setiap jangka waktu nesia tidak sepenuhnya benar, karena
tertentu sehingga sekolah tidak dapat pendidikan bukan saja tanggung
seenakknya untuk menetapkan biaya jawab pemerintah semata tetapi
tambahan apabila mengalami tanggung jawab semua lapisan masya-
kekurangan dalam biaya operasional rakat. Untuk itu, guna meningkatkan
sekolah. mutu dan kualitas pendidikan di
Belum adanya mekanisme dan daerah, hendaknya semua unsur yang
aturan yang jelas dalam standar ada di daerah saling bahu-membahu
pembiayaan pendidikan di Kabupaten guna memajukan pendidikan. Dinas
Solok memberikan tanggapan yang pendidikan sebagai leading sector
cukup serius dari berbagai kalangan hendaknya mampu bekerjasama
terutama Dewan Pendidikan. dengan semua stakeholder di daerah
Jadi pada dasarnya, keinginan yang concern terhadap dunia pendi-
dari berbagai pihak untuk dapat dikan. Dengan mengandeng para
terciptanya aturan yang jelas tentang pengusaha tentu saja akan mem-
pembiayaan pendidikan di Solok berikan keuntungan tersendiri bagi

82 DEMOKRASI Vol. IX No. 1 Th. 2010


daerah dalam hal pembiayan dengan dana BOS dari pemerintah
pendidikan yang semakin hari Pusat.
semakin mahal saja. Sedangkan untuk tingkat SLTP di
Anggaran yang disediakan oleh Kabupaten Solok tahun 2008 per Juli-
pemerintah belum sepenuhnya dapat Desember mendapatkan alokasi dana
membantu semua biaya yang diper- sebesar Rp. 2.345.781.000,-. Dana
lukan untuk operasional pendidikan tersebut dialokasikan sebesar Rp.
(sekolah), sehingga diperlukan tam- 27.500,- perbulan untuk satu orang
bahan dana dari pihak lain yang siswa, sehingga apabila di suatu sekolah
dalam hal ini masyarakat atau dunia terdapat pungutan dari komite maka
usaha yang diajak bekerjasama dalam yang dibayarkan adalah kekurangan dari
memajukan pendidikan di daerah. pada dana BOS yang telah ada.
Sumber pembiayaan bidang Misalnya, dana pungutan atau iuran
pendidikan dari APBN adalah komite ditetapkan sebesar Rp.30.000,-
mendapatkan alokasi anggaran yang untuk tiap-tiap siswa, maka siswa hanya
cukup besar dalam kurun waktu 2004- cukup menambah sebesar Rp. 2.500,-
2009 yang diprioritaskan pada lagi guna menambah kekurangan dari
peningkatan pelayanan dasar berupa dana BOS yang sudah ada.
akses masyarakat terhadap pendidikan Selain block grant berupa dana
dasar yang lebih bermutu dengan BOS dari pemerintah pusat, pihak
adanya peningkatan pelaksanaan sekolah juga bisa mendapatkan dana
Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 dari pemerintah pusat/pemerintah
Tahun dan pemberian kesempatan provinsi berupa dana dekonsentrasi
yang lebih besar kepada kelompok yang langsung diberikan kepada
masyarakat yang selama ini kurang sekolah. Untuk dana dekonsentrasi ini
dapat menjangkau layanan pendidikan tidak semua sekolah mendapatkannya,
dasar melalui Program Bantuan karena untuk mendapatkan dana ini
Operasional Sekolah (BOS). sekolah perlu membuat proposal yang
Untuk Kabupaten Solok dengan diajukan dengan sepengetahuan Dinas
adanya program dana BOS ini cukup Pendidikan kepada pemerintah pusat/
membantu terselenggaranya proses pemerintah provinsi. Dari temuan
belajar mengajar di tingkat pendidikan lapangan di beberapa lokasi penelitian
dasar dan menengah. Tingkat Sekolah didapatkan bahwa dana yang diterima
dasar untuk Dana Bos Juli-Desembar oleh sekolah cukup besar, misalnya
Tahun 2008 menerima sebesar Rp. untuk tahun 2008 SLTP N 4 Kubung
6.439.408.000,- sehingga dengan adanya menerima dana dari pemerintah pusat
dana BOS tersebut ber-dasarkan temuan sejumlah Rp. 10.000.000,- untuk
dilapangan memberikan pengaruh yang keperluan kurikulum KTSP, Rp.
siginifikan terhadap pembiayaan 80.000,- untuk keperluan alat-alat
operasional pendidikan tingkat sekolah laboratorium, dan sebagai sekolah
dasar. Sehingga untuk sekolah dasar di standar nasional menerima bantuan
Kabupeten Solok tidak perlu lagi sebesar Rp. 80.000.000,- untuk
melakukan pungutan terhadap siswa keperluan alat-alat computer dan Rp.
yang ada, karena sudah cukup terbantu 120.000.000,- untuk keperluan multi
media serta Rp. 12.500.000,- untuk

Pembiayaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah 83


keperluan rehap lapangan upacara . berdasarkan kebutuhan masing-
sedangkan SLTPN 2 Gunung Talang masing sekolah.
menerima dana dekonsentrasi sebesar Perbedaan interpretasi dari
Rp. 225.000.000,- dan hibah dari cukup atau tidaknya dana pendidikan
pemerintah pusat berupa dana ³EORFN dari pemerintah tergantung kepada
JUDQW´ sebesar Rp. 50.000.000,- serta kebutuhan masing-masing sekolah
Rp. 171.000.000,- dari pemerintah yang bersangkutan, sehingga ada
pusat. sekolah yang merasa sudah cukup
Dengan demikian, terbuka sekali dengan dana yang ada, dan ada
peluang bagi sekolah atau daerah sekolah yang masih kekurangan,
yang mau dan mampu memanfaatkan sehingga diperlukan sumber lain yang
kesempatan yang ada guna memungkinkan untuk dioptimalkan.
mendapatkan tambahan anggaran
untuk terlaksananya operasional Sumber APBD
pendidikan atau untuk menambah
sarana dan prasarana pembelajaran Salah satu faktor yang cukup penting
sehingga menghasilkan manusia yang dalam melaksanakan kebijakan
berkualitas. pendidikan di daerah adalah adanya
Dengan adanya bantuan dana ketersediaan sumber anggaran yang
dekonsentrasi dan hibah dari mencukupi untuk terlaksananya
pemerintah pusat dinilai cukup program-program pendidikan.
membantu sekolah dalam proses Kabupaten Solok sebagai salah satu
belajar mengajar terkait dengan biaya daerah yang cukup perhatian terhadap
operasional sekolah, sehingga dari sektor pendidikan berusaha untuk
beberapa sekolah tidak perlu lagi melaksanakan amanat Undang-
memungut biaya dari siswa karena Undang Dasar 1945 terhadap porsi
sudah cukup terbantu dari bantuan anggaran pendidikan 20 %. Semenjak
pemerintah tersebut, namun ada juga tahun 2005 sampai sekarang (2008)
sekolah yang memungut biaya dari pemerintah Kabupaten Solok
siswa karena sekolah menilai bantuan berusaha untuk meningkatkan
atau dana BOS dari pemerintah pusat anggaran pendidikan dalam APBD.
belum mencukupi untuk membiayai Data anggaran pendidikan Kabupaten
keperluan atau operasioanal sekolah, Solok yang bersumber pada APBD
untuk tingkat SLTP dan SLTA dapat dilihat dalam tabel berikut ini;
pungutan yang diambil bervariasi

Tabel 1. Anggaran Pendidikan Kabupaten Solok Tahun 2005-2008

Tahun Anggaran Pendidikan (Belanja APBD


Langsung)
2005 Rp. 5.743.878.991 Rp. 232.902.085.645,45
2006 Rp. 18.522.030.355 Rp. 355.092.983.500,00
2007 Rp. 51.210.035.488 Rp. 441.777.142.708,00
2008 Rp. 72.669.865.438 Rp. 524.469.500.118,00
Sumber: Laporan Ringkasan APBD Kabupaten Solok Tahun 2005-2008

84 DEMOKRASI Vol. IX No. 1 Th. 2010


Dari laporan APBD terlihat kelangkaan dana untuk pembiayaan
adanya peningkatan anggaran pendidikan ternyata dapat ditang-
pendidikan tiap tahunnya, ini gulangi oleh dukungan swasta dan
menandakan bahwa pemerintah masyarakat dengan menyediakan
daerah memiliki kepedulian yang kesempatan berbagai jenjang pendi-
tinggi terhadap pendidikan. Dengan dikan. Penyelenggaraan pendidikan
jumlah anggaran pendidikan yang oleh pihak swasta dimungkinkan
demikian diharapkan sektor pendi- tumbuh dengan memanfaatkan per-
dikan di Kabupaten Solok dapat mintaan potensial (potential demand)
ditingkatkan mutu dan program wajib yang tidak seluruhnya dapat
belajar sembilan tahun dapat ditun- diakomodasi oleh lembaga-lembaga
taskan. yang disediakan pihak pemerintah.
Ke depan kerja keras peme- Peran serta masyarakat dalam
rintah kabupaten dalam membiayai pembiayaan pendidikan sangat diha-
pendidikan dasar dan menengah akan rapkan guna mendukung kelancaran
mendapat tantangan yang cukup berat biaya operasional sekolah, karena
mengingat semakin tingginya tingkat anggaran yang dianggarkan oleh
kesulitan ekonomi akibat krisis pemerintah dirasakan masih kurang
ekonomi global yang melanda dunia, bagi terlaksananya pendidikan yang
termasuk Indonesia. bermutu. Untuk itu keterlibatan
masyarakat sangat penting, wujud
Sumber Masyarakat daripada keterlibatan masyarakat
dalam hal ini adalah dengan adanya
Keterbatasan sumber pembiayaan
komite sekolah yang terdiri dari unsur
pendidikan termasuk salah satu
masyarakat yang peduli terhadap
persoalan pelik yang sedang dihadapi
kelangsungan pendidikan serta orang
oleh bangsa Indonesia. Berbagai
tua murid. Untuk tingkat kabupaten
upaya telah dilakukan untuk
dikenal dengan nama dewan
meningkatkan kualitas sumber daya
pendidikan. Komite sekolah dan
manusia untuk memenuhi tuntutan
sekolah bahu-membahu dan saling
perkembangan zaman. Meskipun
bekerjasama dalam memajukan pendi-
alokasi anggaran pendidikan masih
dikan disekolah. Komite sekolah
terbilang kecil, baik prosentase
sebagai stakeholders mewadahi dan
maupun angka absolut terhadap total
meningkatkan partisipasi para stake-
anggaran nasional, namun besaran
holder pendidikan pada tingkat
anggaran pendidikan tampak
sekolah untuk turut serta merumuskan,
meningkat dari tahun ke tahun.
menetapkan melaksanakan dan memo-
Dunia pendidikan sekarang ini
nitor pelaksanaan kebijakan sekolah
bukan hanya merupakan tanggung
dan pertanggunjawaban yang terfokus
jawab pemerintah tetapi merupakan
pada kualitas pelayanan terhadap
tanggung jawab semua pihak tidak
peserta didik secara proporsional dan
terkecuali masyarakat yang dalam hal
terbuka serta mewadahi partisipasi
ini sesuai dengan Undang-Undang
stakeholder untuk turut serta dalam
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
manajamen sekolah sesuai dengan
Pendidikan Nasional, pasal 46 dan 47

Pembiayaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah 85


peran dan fungsinya berkenaan masyarakat terhadap tanggung jawab
dengan perencanaan pelaksanaan pembiayaan pendidikan di daerah
evaluasi program sekolah secara maka peme-rintah dalam hal ini Dinas
proporsional. Pendidikan, Dewan Pendidikan serta
Aturan tentang Komite Sekolah Komite Sekolah harus bekerja keras
dan Dewan Pendidikan ini diatur untuk bisa meyakinkan masyarakat
dalam Keputusan Menteri Pendidikan akan pentingnya tanggung jawab
Nasional Nomor 044/U/2002 tanggal bersama terhadap pendidikan.
2 April 2002. Dalam kepmendiknas
tersebut disebutkan bahwa peran yang Sumber Dunia Usaha/Swasta
harus diemban oleh dewan pendi- Pihak swasta juga mempunyai andal
dikan dan komite sekolah adalah (1) yang besar terhadap pembiayaan
pemberi pertimbangan dalam pendidikan di daerah, dengan mem-
pengambilan keputusan, (2) fungsi bantu sekolah-sekolah atau peme-
pengendalian dan akuntabilitas rintah daerah dalam meningkatkan
publik, (3) fungsi pendukungan kelancaran proses belajar mengajar.
(support), dan (4) mediator antar Sekolah-sekolah yang ada dapat
sekolah dan masyarakat. bekerjasama langsung dengan bebe-
Sedangkan tugas daripada
rapa perusahan apakah itu milik
Komite Sekolah adalah menye-
swasta atau BUMN. Dalam hal ini
lenggarakan rapat-rapat komite sesuai
dengan adanya kerjasama yang
dengan program yang ditetapkan
terjalin antara kedua belah pihak
bersama-sama sekolah merumuskan
memberikan nilai posisi terhadap
dan menetapkan visi misi menyusun
peningkatan mutu pendidikan.
standar pembelajaran, menyusun
Dengan demikian, peran serta
rencana strategis pengembangan
dari pada pihak ketiga dirasakan
sekolah, menyusun dan menetapkan
cukup membantu sekali dalam
rencana program tahunan serta
melancarkan proses belajar mengajar
mengembangakn potensi kearah
dan peningkatan mutu pendidikan.
prestasi unggulan membahas dan
Kepedulian swasta/individu terhadap
menetapkan pemberian tambahan
pendidikan di daerah telah membawa
kesejahteraan, menghimpun, meng-
atmosfer yang cukup baik terhadap
gali dan mengelola sumber dana dan
perkembangan pendidikan di daerah
kontribusi lainnya baik materil
sehingga pemerintah bukan lagi
maupun non materil dari masyarakat.
menjadi satu-satunya sumber dalam
Dengan tugas yang sedemikian
membiayai pendidikan. Peran aktif
rupa dari beberapa sekolah yang
swasta/individu terhadap sektor
dijadikan lokasi penelitian menun-
pendidikan di daerah tidak terlepas
jukkan kurang maksimalnya kinerja
dari kreativitas pemerintah daerah dan
daripada komite sekolah dalam
dan political will kepala daerah serta
menghimpun dana dari masyarakat
semua pihak yang terkait dengan
dan rendahnya perhatian masyarakat
pendidikan dalam melakukan ker-
terhadap pendidikan.
jasama dengan pihak swasta. Dengan
Dengan demikian, dengan
komitmen yang tinggi dari pemerintah
masih kurangnya pemahaman

86 DEMOKRASI Vol. IX No. 1 Th. 2010


daerah maka pendidikan di daerah dan otonomi pendidikan diharapkan
akan maju dan mampu menciptakan daerah dan satuan pendidikan lebih
manusia yang unggul. tanggap terhadap kebutuhan setempat.
Namun demikian pelaksanaan
Alokasi Pembiayaan Pendidikan desentralisasi dan otonomi pendidikan
belum sepenuhnya dapat dilaksanakan
Sejak dilaksanakannya desentralisasi
karena belum mantapnya pembagian
pada tahun 2001, biaya operasional
peran dan tanggungjawab masing-
sekolah terutama sekolah negeri yang
masing tingkat pemerintahan termasuk
semula dialokasikan melalui belanja
kontribusinya dalam penyediaan
rutin pemerintah pusat telah
anggaran pendidikan, serta belum
dialokasikan langsung ke daerah
terlaksananya standar pelayanan
sebagai bagian dari Dana Alokasi
minimal yang seharusnya ditetapkan
Umum (DAU). Namun demikian
oleh masingmasing kabupaten/kota
sampai dengan tahun ajaran
dengan acuan umum dari pemerintah
2004/2005 masih terdapat sebagian
pusat. Disamping itu efektivitas peran
kabupaten/kota yang tidak meng-
serta masyarakat dalam pembangunan
alokasikan anggaran untuk biaya
pendidikan termasuk peran dan fungsi
operasional sekolah dan sebagian
dewan pendidikan dan komite
besar lainnya mengalokasikan dalam
sekolah/madrasah juga belum optimal.
jumlah yang belum memadai. Pem-
Sebagai daerah yang menem-
bangunan pendidikan belum sepe-
patkan pendidikan sebagai pilar utama
nuhnya dapat meningkatkan kemam-
pembangunan, Kabupaten Solok
puan kewirausahaan lulusan.
mulai berbenah diri dengan memper-
Manajemen pendidikan belum
hatikan anggaran bidang pendidikan.
berjalan secara efektif dan efisien.
Setiap tahunnya mulai tahun 2005
Dengan dilaksanakannya desentrali-
sampai tahun 2008, anggaran pendi-
sasi pendidikan, pemerintah kabupa-
dikan di Kabuapeten Solok mening-
ten/kota memiliki kewenangan yang
kat, bahkan untuk pengesahan APBD
lebih luas dalam membangun
Tahun 2009 melebihi angka 25
pendidikan di masing-masing wilayah
persen.
sejak penyusunan rencana, penentuan
Dengan memberikan perhatian
prioritas program serta mobilisasi
yang serius terhadap pendidikan
sumberdaya untuk merealisasikan
terutama dengan meningkatkan ang-
rencana yang telah dirumuskan.
garan sektor pendidikan diharapkan
Sejalan dengan itu, otonomi pendi-
pendidikan di daerah akan lebih
dikan telah pula dilaksanakan melalui
meningkat baik dari segi kuantitas
penerapan manajemen berbasis seko-
maupun dari segi kualitas.
lah dan otonomi perguruan tinggi
Untuk Dinas pendidikan sebagai
yang memberikan wewenang yang
leading sector pendidikan di daerah
lebih luas pada satuan pendidikan
tentu saja harus berperan maksimal
untuk mengelola sumberdaya yang
dengan anggaran yang ada, berikut ini
dimiliki termasuk mengalokasikannya
adalah anggaran Dinas Pendidikan
sesuai dengan prioritas kebutuhan.
Kabupaten Solok Tahun 2008
Dengan pelaksanaan desentralisasi

Pembiayaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah 87


Tabel 2. Daftar Anggaran Belanja Langsung Dinas Pendidikan
Kabupaten Solok Tahun 2008
No Kegiatan Jumlah Anggaran
(dalam Rupiah)
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 943.368.333
2 Program peningkatan pengembangan laporan 79.999.925
3 Program manajemen pelayanan pendidikan 49.999.875
4 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 562.600.000
5 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 160.000.050
6 Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 530.000.000
7 Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun 25.387.413.765
8 Program pendidikan anak usia dini 370.000.000
9 Program pendidikan menengah 5.287.495.000
10 Program Pendidikan Non Formal 160.000.000

Sumber: Ringkasan APBD Kabupaten Solok Tahun 2008

Untuk Kabupaten Solok, Ang- visasi dan kreativitas pemerintah


garan Dinas Pendidikan merupakan daerah untuk membuat program-
anggaran terbesar kedua setelah program yang lebih bersifat opera-
anggaran dari Dinas Pekerjaan sional guna peningkatan pendidikan
Umum. Melihat ini semua maka dasar dan menengah di Kabupaten
sebenarnya terbuka peluang yang Solok.
besar bagi dinas untuk membuat
program-program yang dapat V. PENUTUP
meningkatkan kualitas maupun
Simpulan
kuantitas pendidikan di daerah.
Namun dengan melihat rekapi- Sektor pendidikan yang merupakan
tulasi daftar anggaran tersebut masih pilar utama dalam pembangunan
menunjukkan bahwa pembiayaan Kabupaten Solok kedepan hendaknya
program-program yang ada masih mendapat perhatian yang serius
bersifat temporal atau masih bersifat terutama dari segi pembiayaan
pengeluaran rutin berupa pengem- pendidikan yang dari tahun ke tahun
bangan kelembagaan dari dinas itu cenderung meningkat. Untuk itu
sendiri, sedangkan untuk operasional pemerintah dan semua stakeholders
sekolah masih mengandalkan dana pendidikan harus proaktif dalam
dari pusat yang sudah dianggarkan menciptakan pendidikan yang murah
oleh pemerintah pusat dalam APBN, dan bermutu yang dapat diakses oleh
sehingga pemerintah daerah tinggal semua lapisan masyarakat.
menjalankan saja. Denga demikian Dengan berlakunya Undang-
pos pengeluaran pendidikan terkesan Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
menumpangkan saja anggaran yang Pemerintah Daerah dan Undang-
ada dari pemerintah pusat ke pada Undang No. 33 Tahun 2004 tentang
anggaran yang dibuat oleh peme- Perimbangan Keuangan Antara Pusat
rintah daerah tanpa adanya impro- dan Daerah, telah memberikan
peluang kepada Kabupaten Solok

88 DEMOKRASI Vol. IX No. 1 Th. 2010


untuk lebih meningkatkan pelayanan tentang pembiayaan pendidikan di
dasar kepada masyarakat. Di bidang Kabupaten Solok belum ada,
pendidikan Pemerintah Kabupaten namun walaupun demikian kondisi
berusaha untuk memberikan pela- di lapangan menunjukkan untuk
yanan yang maksimal dengan pendidikan dasar (SD) di bebaskan
menempatkan pendidikan sebagai dari segala pungutan, sedangkan
pilar utama dalam pembangunan, ini untuk tingkat SLTP dan SLTA
berarti pemerintah mempunyai itikad masih dilakukan pungutan oleh
baik memajukan pendidikan di daerah sekolah karena dana Bantuan
ini. Dengan alokasi anggaran pendi- Operasional Sekolah dari
dikan yang melebihi 20% diharapkan pemerintah pusat dan Pemerintah
kualitas pendidikan meningkat dan Daerah (BOS SLTA) masih belum
wajib belajar Sembilan tahun dapat cukup untuk membiayai
dituntaskan. Dengan demikian dari operasional sekolah. Sehingga
penelitian dapat disimpulkan hal-hal pungutan tidak dilarang sejauh
sebagai berikut ini; tidak memberatkan orang tua dan
1. Setelah diberlakukannya otonomi mendapat persetujuan oleh wali
daerah, seluruh pengelolaan murid dalam rapat paripurna wali
sekolah dari SD hingga SLTA murid.
menjadi tanggung jawab Pemda. 3. Mekanisme penetapan anggaran
Konsekwensinya, tidak ada lagi pendidikan sudah dilaksanakan
Kanwil dan Kandepdiknas, yang secara bottom-up dengan meli-
ada hanyalah Dinas Pendidikan di batkan partisipasi masyarakat
tingkat kabupaten/kota yang dalam bidang pendidikan dengan
berada di bawah kendali Pemda, cara musrenbang
dan Dinas Pendidikan propinsi 4. Kebijakan-kebijakan pemerintah
yang berada di bawah kendali daerah dalam pembiayaan pendi-
Pemprop. Antara Dinas Pendi- dikan masih diprioritaskan untuk
dikan kabupaten/kota dengan menuntaskan wajib belajar sem-
Dinas Pendidikan propinsi tidak bilan tahun dengan memberikan
ada hubungan hierarkhis, sedang- prioritas terhadap daerah-daerah
kan propinsi masih tetap meng- terpencil dan masyarakat kurang
emban amanat sebagai perwakilan mampu
pemerintah pusat. Dengan konfi- 5. Sumber pembiayaan pendidikan
gurasi kelembagaan seperti itu, masih mengandalkan dana bantuan
jelas bahwa Pusat tidak lagi punya dari pemerintah pusat (BOS+DAU)
³WDQJDQ´ GL GDHUDK XQWXN PHQJ- dengan ditambah dari dana-dana
implementasikan program-pro- bantuan atau sumbangan dari
gramnya. Implikasinya, setiap masyarakat/perantau yang jumlah-
program di tingkat sekolah harus nya cukup membantu daerah dalam
dilakukan melalui koordinasi pembangunan bidang pendidikan.
dengan Pemda, atau khususnya Namun dana-dana bantuan masya-
Dinas Pendidikan kabupaten/kota. rakat tersebut tidak secara simultan
2. Dari regulasi pembiayaan pendi- dapat membiayai pendidikan
dikan yang secara jelas mengatur

Pembiayaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah 89


karena jumlahnya tidak tetap dan suatu kebijakan pendidikan yang
fluktuatif. murah atau gratis bagi semua
6. Alokasi pengeluaran pendidikan jenjang pendidikan.
masih menempatkan pengeluaran 2. Perlu adanya kerjasama yang lebih
rutin dan administratif dalam pos konkrit lagi dengan dunia usaha
yang cukup besar, sedangkan pos guna membantu dalam hal
untuk operasional pendidikan pembiayaan pendidikan, berupa
SHPHULQWDK GDHUDK ³PHQXPSDQJ- beasiswa kepada anak-anak yang
NDQ´ VDMD SDGD GDQD EDQWXDQ GDUL kurang mampu, yang selama
pemerintah pusat, sehingga ter- sebagian besar dananya masih
kesan pemerintah daerah tidak bersumber dari pemerintah melalui
kreatif dalam memanfaatkan dana APBN dan APBD.
yang ada dan kurang berusaha 3. Perlu adanya peran serta aktif
mencari sumber-sumber dana yang masyarakat dalam mencari dana-
lainnya. dana yang terkait dengan
pembiayaan pendidikan. Komite
Saran sekolah sebagai perpanjangan
Dari beberapa kesimpulan di atas tangan orang tua murid hendaknya
dapat dirumuskan saran/rekomendasi memaksimalkan kinerjanya untuk
sebagai berikut: mencari dana guna kemajuan
1. Perlu adanya mekanisme pem- sekolah, dewan sekolah
biayaan yang jelas, berupa standar diharapkan dapat bekerja secara
biaya pendidikan dasar dan optimal dalam menggali dana-
menengah yang harus dikeluarkan dana dari pihak-pihak ketiga.
oleh calon siswa yang akan 4. Mengingat pendidikan merupakan
masuk suatu sekolah negeri. sektor yang penting bagi
Sehingga pungutan-pungutan pembangunan daerah, sudah
yang nantinya akan memberatkan seharusnya peningkatan anggaran
siswa dapat diantisipasi sedini pendidikan setiap tahunnya dapat
mungkin sehingga semua masya- dimanfaatkan seoptimal mungkin,
rakat dapat sekolah tidak dibeda- sehingga dikemudian hari
kan status sosial ekonominya. kabupaten Solok dapat membuat
Standar pembiayaan ini penting kebijakan pendidikan gratis mulai
mengingat kedepannya nanti dari SD sampai SLTP (wajar
pemerintah bisa memperkirakan Sembilan tahun) bahkan sampai
berapa biaya yang harus tingkat SLTA
dianggarkan oleh pemerintah 5. Persentase dana pendidikan, yang
daerah untuk membiayai seluruh berkaitan dengan biaya
jenjang pendidikan yang ada di operasional pendidikan agar lebih
daerah, hal ini dimaksudkan ditingkatkan
supaya pemerintah bisa membuat

90 DEMOKRASI Vol. IX No. 1 Th. 2010


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Buku

B.C. Smith. 1985. Decentralization: The Teritorial Dimension Of The State.


London: George Allen And Unwin. p. 3.
Abdul Halim. 2001. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:
UUP AMP YKPN.
%KHQ\DPLQ +RHVVHLQ ´Kebijakan Desentralisasi´ Makalah pada`Seminar
Nasional Setahun Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah,
diselenggarakan program S2 Politik Lokal dan Otonomi Daerah
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Fasli Jalal dan Dedi Supriadi (ed). 2001. Refeormasi Pendidikan Dalam Konteks
Otonomi Daerah, Yogyakarta: Adi Cita.
Suyanto. 2006. Dinamika Pendidikan Nasional (Dalam Percaturan Dunia
Global). Jakarta: PSAP Muhammadiyah.
Tilaar, H.A.R. dan Riant Nugroho. 2008. Kebijakan Pendidikan, Pengantar untuk
Memahami Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan sebagai
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Peraturan-Peraturan
Peraturan Daerah Kabupaten Solok No. 4 Tahun 2005 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Solok 2006-
2025
Peraturan Daerah Kabupaten Solok No. 5 Tahun 2005 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJPD) Kabupaten Solok
2006-2010
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah daerah

Pembiayaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah 91


92 DEMOKRASI Vol. IX No. 1 Th. 2010

Anda mungkin juga menyukai