NIM:21046166
MATKUL:SEJARAH PENDIDIKAN
Jawab:
Pendidikan era reformasi telah melahirkan sejumlah kebijakan strategis dalam bidang
pendidikan yang pengaruhnya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat secara luas dan
menyeluruh, bukan hanya bagi sekolah umum yang bernaung dibawah Kementerian Pendidikan
Nasional saja, melainkan juga berlaku bagi madrasah dan Perguruan Tinggi yang bernaung di
bawah Kementerian Agama.Pendidikan ini lahir sebagai penyempurna dari kelemahan kebijakan
orde baru yang mana hal tersebut dilakukan secara menyeluruh di berbagai bidang.
Jawab:
Pendidikan pada masa reformasi lebih mengutamakan perkembangan peserta didik yang
berfokus kepada pengelolaan masing-masing daerah.
Landasan Idiil
Jawab:
Jawab:
Pada masa ini pemerintah menjalankan amanat UUD 1945 dengan memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan belanja negara.
"Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen (20%) dari
anggaran pendapatan dan belanja negara, serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Dengan didasarkan oleh UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, yang
diperkuat dengan UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah, maka
pendidikan digiring pada pengembangan lokalitas, di mana keberagaman sangat
diperhatikan.Masyarakat dapat berperan aktif dalam pelaksanaan satuan pendidikan. Pendidikan
di era reformasi 1999 mengubah wajah system pendidikan Indonesia melalui UU No 22 tahun
1999, dengan ini pendidikan menjadi sector pembangunan yang didesentralisasikan. Pemerintah
memperkenalkan model "Manajemen Berbasis Sekolah". Sementara untuk mengimbangi
kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas, maka dibuat sistem "Kurikulum
Berbasis Kompetensi".
Dan pada tahun 2003 pemerintah membuat UU No.20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional menggantikan UU No 2 tahun 1989. dan sejak saat itu pendidikan dipahami
sebagai: "usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didiks ecara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsadan Negara.
Akan tetapi pendidikan di masa reformasi juga belum sepenuhnya dikatakan berhasil.
Karena, pemerintah belum memberikan kebebasan sepenuhnya untuk mendesain pendidikan
sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan lokal, misalnya penentuan kelulusan siswa masih
diatur dan ditentukan oleh pemerintah. Walaupun telah ada aturan yang mengatur posisi siswa
sebagai subjek yang setara dengan guru, namun dalam pengaplikasiannya, guru masih menjadi
pihak yang dominan dan mendominasi siswanya, sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
proses pendidikan Indonesia masih jauh dari dikatakan untuk memperjuangkan hak-hak siswa.
Referensi
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: PSNP Ricklefs, M. C.
2001
Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta Soearni, Eddy. 2003.
Pengembangan Tenaga Kependidikan pada Awal Era Reformasi (1998- 2001) dalam
“Guru di Indonesia, Pendidikan, Pelatihan dan Perjuangan Sejak Jaman Kolonial Hingga
Era Reformasi”. Jakarta: Depar temen Pendidikan Nasional RI, Dirjen Dikdasmen,
Direktorat Tenaga Kependidikan Suyanto & Hisyam. 2000.