Oleh:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
ABSTRAK
i
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui batas usia kawin yang diatur dalam
diatur batas usia minimal perkawinan yaitu 19 (sembilan belas) tahun baik
untuk lakilaki maupun perempuan. Selain itu, skripsi ini juga meneliti
apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun.
ii
berdasarkan data dispensasi perkawinan dari Pengadilan Agama Kab.
Brebes maupun data Perkawinan di bawah umur dari KUA yang terdapat
perkawinan di bawah umur pada tahun 2017, 232 (21,76%) kasus pada
tahun 2018, 63 (5,48%) kasus pada tahun 2019, dan terdapat 33 (4,44%)
pada tahun 2019 terdapat 27 (1,42%) kasus, dan pada tahun 2020
(hamil diluar nikah), faktor karena hubungan yang sudah terlalu dekat
di Bawah Umur.
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................i
ABSTRAK....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Perkawinan.................................................................................................9
B. Batas Umur Perkawinan Menurut Undang-Undang No 16 Tahun
1974 Sebagai Perubahan Atas Undang-Undang No 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan.......................................................................................15
C. Menikah Dibawah Umur (Dispensasi)..................................................18
D. Perceraian................................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN................................................................28
A. Tipe Penelitian.........................................................................................28
B. Lokasi Penelitian......................................................................................28
C. Jenis dan Sumber Data..........................................................................28
D. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................29
E. Analisis Data............................................................................................29
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................30
A. Deskripsi Data..........................................................................................30
B. Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Dispensasi Kawin Di
Pengadilan Agama Makassar........................................................................35
C. Tingkat Perkawinan Di bawah Umur di Pengadilan Agama kota
Makassar...........................................................................................................37
D. Faktor penyebab terjadinya perkawinan dibawah umur di kota
Makassar...........................................................................................................40
iv
BAB V PENUTUP......................................................................................47
A. Kesimpulan...............................................................................................47
B. Saran.........................................................................................................48
v
KATA PENGANTAR
dengan harapan penulis. Skripsi ini ditulis dan disusun sebagai tugas akhir
Muslim Indonesia.
pengarahan dari berbagai pihak serta kemauan keras maka skripsi ini
vi
H. Mulyadi HM yang sudah terlebih dahulu di panggil oleh yang kuasa
sebelum bisa melihat saya mengenakan toga yang saya impikan, tanpa
beliau saya tidak bisa berdiri disini….. dan Ibunda tercinta Hj. Sitti Aisyah,
S.E atas doa yang tidak pernah putus, pengertian kasih sayang dan
M.H selaku Wakil Dekan I, ibu Dr. Satri Hasyim, S.H., M.H selaku
Wakil Dekan II, bapak Dr. Muhammad Rinaldy Bima, S.H.,M.H selaku
Wakil Dekan III, bapak Dr. Zainuddin, S.Ag., S.H., M.H selaku Wakil
dan bapak Dr. Muh. Rinaldy Bima, SH., M.H selaku Pembimbing II,
terima kasih atas segala petunjuk, saran, bimbingan dan waktu yang
4. Bapak Dr. Hasbuddin Khalid. SH., M.H selaku Penguji I dan Ibu Dr. St.
Ulfah. SH., M.H selaku Penguji II, terima kasih atas masukan dan
vii
sarannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Indonesia.
kuliah ini.
menyelesaikan skripsi.
11. Dan juga semua pihak yang telah banyak membantu penulis tapi tidak
viii
Semoga segala bantuan amal kebaikan yang telah diberikan mendapat
skripsi ini dapat bermanfaat di masa yang akan datang bagi semua
Penulis
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Perkawinan itu merupakan salah satu sunnah yang patut kita ikuti
setiap individu bila ia telah mencapai usia tertentu. Kemauan ini bukan
saja dimiliki oleh manuasia tetapi juga dimiliki semua makhluk lainnya
di bumi ini. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-
1
Fauziatu Shufiyah, “Pernikahan Dini Menurut Hadits dan Dampaknya”,
Jurnal Living Hadits, Volume 3, No. 1, 2018, Hal. 49
2
Al-Qur’an, 2:223.
1
ۗ ُوهLLُو ۟ا َأ َّن ُكم ُّم ٰلَقLٓ Lوا ٱهَّلل َ َوٱعْ لَ ُمL
۟ Lُ ُك ْم ۚ َوٱ َّتقLُوا َأِلنفُ ِس ۟ ث لَّ ُك ْم َفْأ ُت
۟ ِّدمLوا َحرْ َث ُك ْم َأ َّن ٰى شِ ْئ ُت ْم ۖ َو َق ٌ ِْن َسٓاُؤ ُك ْم َحر
ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai. Dan
yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat ijin dari kedua
tahun. Pasal 6 ayat (2) bahwa bagi calon mempelai yang belum
2
dalam Pasal 6 ayat (2), (3), (4), dan (5) Undang-Undang Perkawinan
No 1 Tahun 1974.
suatu perceraian.
3
perkawinan yang dimana batasan umur untuk melakukan perkawinan
ayat (1), perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah
4
menjadi suami atau istri. Hal inilah yang membuat mengapa dalam
karena:
a. Kematian
b. Perceraian
berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alas an yang sah atau
5
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5(lima) tahun atau
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dlam
rumah tangga.
yang beragama islam). Hal ini tentunya menjadi penting agar suami
ataupun istri tidak dengan mudah berfikir untuk tidak bercerai, terlebih
ada alasan yang cukup untuk itu. Oleh karena itu, penitng untuk dapat
6
Berdasarkan latar belakang diatas, mendorong penulis
B. Rumusan Masalah
Tahun 2019?
C. Tujuan Penelitian
untuk:
Tahun 2019.
2019.
7
D. Manfaat Penelitian
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkawinan
1. Pengertian perkawinan
disebut dengan dua kata, yaitu nikah dan zawaj. Kedua kata ini yang
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
3
Abdul Rahman Ghojali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2003), Hal.7
4
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta:
Prenada Media, 2006 ), Hal. 35
9
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang
5
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
perkawinan di Indonesia.
yang mendapatkan awalan “per” dan akhir “an”. Kawin dalam kamus
sadar suka rela dan keridhoan kedua belah pihak untuk mewujudkan
5
Al-Qur’an, 3:3
10
suatu kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang
terhadap perkawinan.
sakral sifatnya.
kedua pihak.
11
memutuskan perjanjian berdasarkan ketentuan yang sudah ada
hukumnya.
agar tersalur dengan jalan yang halal lagi suci sehingga membuahkan
syara.
2. Tujuan Perkawinan
12
kekal, yang hanya dapat berakhir dengan kematian salah satu
yang Bahagia dan kekal itu haruslah didasarkan pada Ketuhanan Yang
Maha Esa. Pandangan ini sejalan dengan sikap religius dai bangsa
dan bernegara.
tabiat kemanusiaan
13
Dari uraian di atas maka jika di telusuri secara mendalam dapat
3. Sahnya Perkawinan
Kata sah berarti menurut hukum yang berlaku, kalau perkawinan itu
maka perkawinan itu tidak sah. Jadi kalua tidak menurut aturan
sah menurut agama, begitu pula kalau tidak menurut tata-tertib hukum
salah satu agama, agama calon suami atau agama calon isteri,
14
bukan perkawinan yang dilaksankana oleh setiap agama yang
dengan ijab dan Kabul dalam bentuk akad nikah. Ijab adalah
ucapan “menikahkan” dari wali calon isteri dan Kabul adalah kata
“penerimaan” dari calon suami. Ucapn Ijab dan Kabul dari kedua
dua orng yang bertugas sebgai saksi akad nikh. Jadi sah ya
wali perempuan dankabul dari calon suami pada saat yang sama
di dalam suatu majelis akad nikah yang disaksikan oleh dua orang
6
Hilman Hadikusuma, “Hukum perkawinan indonesia”, (Bandung: Mandar
Maju, 1990),
15
B. Batas Umur Perkawinan Menurut Undang-Undang No 16 Tahun
Tentang Perkawinan
hanya diizinkan jika pihak pria berumur 19 (Sembilan belas) tahun dan
suami isteri itu telah masak jiwa dan raganya untuk dapat
16
bawah umur.menurut Ali Akbar (1995:24) menyebutkan perlunya di
usia.
Seorang yang masih dapat di anggap belum matang baik itu dari
tidak terlepas dari faktor usia. Faktor usia yang masih muda biasanya
calon suami dan isteri harus telah masak jiwa dan raganya untuk
17
mewujudkan perkawinan secara baik tanpa berakhir pada percraian
pengadilan atau pejabat yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria
terlebih dahulu penulis meninjau dari penegasan pada pasal 7 ayat (1)
berbunyi:
18
“Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai
“Dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta
a) Faktor perkawinan
muda. Hal ini dapat dilihat apabila seorang anak putus sekolah
9
Pasal 7 ayat 1 Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan
19
anak yang putus sekolah kemudian tidak memiliki pekerjaan
nikah.
tentang perkawinan.
20
Selain itu seorang anak gadis biasanya terpaksa melakukan
e) Faktor ekonomi
21
pemberi utang ataupun kerabatnya. Adapun orang tua yang
bagi Wanita)
22
rakyat, lapangan kerja, Pendidikan dan pelayanan
terpenuhi.
d. Resiko kesakitan dan kematian ibu dan anak, pada ibu yang
Bahkan pada remaja putri usia 10-14 tahun, lima kali lebih
23
mengalami gangguan pertumbuhan ataupun kecatatan.
Kematian bayi dan ibu juga sangat tinggi pada usia di bawah
umur 20 tahun.
perceraian.
tahun.
24
Begitu juga dengan isteri dalam menyediakan makanna bagi
D. Perceraian
10
Kamal Muctar, Hukum Perkawinan Menurut Undang-Undang Pekawinan
dan Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta : Sinar Grafika, 2006), Hal. 97.
25
Perceraian merupakan kulminasi dari penyelesaian perkawinan
yang buruk dan terjadi apabila antara suami istri sudah tidak mampu
meninggalkan keluarga.
itu.”
26
Bertolak dari beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat
putusan pengadilan.
disebutkan:
berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alas an yang sah
27
6) Antar suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam
12
Syaifuddin, Hukum perceraian, (Jakarta:Sinar Grafika, 2013), Hal.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
(law in action). Dalam penelitian hukum ini, data yang diambil berasal
dari fakta-fakta yang ada dalam suatu masyarakat dan badan hukum.
B. Lokasi Penelitian
1) Data Primer
2) Data Sekunder
29
Data Sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumen-
Perkawinan.
1) Wawancara
2) Dokumentasi
dispensasi kawin.
E. Analisis Data
30
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
perkara nikah.
Gowa, karena pada waktu itu belum ada dan belum dibentuk di
Makassar.
31
Sebelum terbentuknya Mahkamah Syariah yang kemudian
penjelasan tersebut:
32
dan selanjutnya berkembang lagi menjadi 15 (lima belas)
kecamatan.
2. Letak Geografis
33
Dalam melaksanakan kekuasaan kehakiman, Pengadilan Agama
a. Visi
b. Misi
proses peradilan.
peradilan.
1) Perkawinan
2) Waris
3) Wasiat
34
4) Hibah
5) Wakaf
6) Zakat
7) Infaq
8) Shadaqah
9) Ekonomi Syari’ah
Tahun 2006).
b) Fungsi pembinaan
c) Fungsi pengawasan
35
Pengganti, dan Jurusita/Jurusita Pengganti di bawah
d) Fungsi nasehat
2006).
e) Fungsi administratif
KMA/080/VIII/2006)13.
36
antara seorang pria dengan seorang Wanita sebagai suami istri
dalam putusan.
37
Pertimbangan filosofis artinya memberikan rasa keadilan yang
Makassar
Tabel 1
Rekapan perkara putus dispensasi kawin pada pengadilan
agama kota Makassar pada tahun 2017 sampai dengan tahun
2018 pada saat UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan
diberlakukan.
Bulan 2017 2018
Januari 3 7
Februari 2 11
Maret 3 6
April 6 10
Mei 8 7
Juni 2 3
Juli 7 2
Agustus 3 11
September 8 8
Oktober 9 8
November 10 4
Desember 9 5
Jumlah Putusan 70 82
Sumber data: Pengadilan Agama Makassar, 2022
38
angka perkawinan di bawah umur di kota Makassar mengalami
perkawinan.
pada tahun 2017 hingga tahun 2018. Namun hal sebaliknya terjadi
39
Tabel 2.
Rekapan perkara putus dispensasi kawin pada pengadilan
agama kota Makassar pada tahun 2020 sampai dengan tahun
2021 pada saat UU No 16 tahun 2019 tentang perkawinan
diberlakukan.
Bulan 2020 2021
Januari 5 3
Februari 6 4
Maret 10 6
April 5 5
Mei - 3
Juni 5 3
Juli 6 6
Agustus 8 4
September 1 5
Oktober 3 3
November 4 1
Desember 4 1
Jumlah putusan 57 44
Sumber data: Pengadilan Agama Makassar, 2022
40
sesuai harapan dan tidak memberikan dampak yang signifikan guna
Makassar
41
Kedua adalah karena salah satu pihak sudah memiliki pekerjaan.
dalam keadaan terpaksa tidak bisa tidak, itu dalam keadaan seperti
14
KPAI, “Pernikahan di bawah umur didominasi wilayah pedesaan
(https://www.kpai.go.id/berita/kpai-pernikahan-di-bawah-umur-
didominasiwilayah perdesaan, diakses pada tanggal 17 juni 2020 pukul
11.37)
42
itu dan hal-hal lain yang bisa membuktikan bahwa memang dalam
dipertimbangkan.
pemerintah, harus turun tangan lebih awal dan lebih cepat untuk
tahun.
43
menasehati anaknya karena mereka bertanggung jawab belum
1. Faktor Pendidikan
tidak baik menjadi lebih baik, dari yang tidak rasional menjadi
44
membantu masyarakat dalam mempersiapkan masa depannya
masing-masing.
45
membangun satu rumah tangga tidak semudah yang mereka
memiliki cukup umur hal itu dilakukan supaya orang yang telah
4. Faktor Ekonomi
46
untuk digunakan keperluan sehari-hari. Masyarakat di kota
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
dispensasi perkawinan.
48
B. Saran
49
DAFTAR PUSTAKA
50