Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi covid-19 merupakan sebuah peristiwa menyebarnya virus corona di seluruh
bagian dunia dan ditetapkan sebagai “Pandemi” oleh Organisasi Kesehatan dunia (WHO)
pada tanggal 11 Maret 2020. Merespon hal tersebut, pemerintah menerapkan PSSB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk mencegah penyebaran virus. Salah satu
dampak paling masif yang timbul akibat pemberlakuan kebijakan ini adalah dari segi
Ekonomi dan Sosial, hal ini disebabkan karena adanya peliburan tempat kerja yang
termasuk dalam kebijakan PSBB tersebut sehingga menyebabkan beberapa tempat
perputaran ekonomi tersendat, baik itu dari sisi perusahaan ataupun secara individual,
pertama dari sisi perusahaan hilangnya pemasukan tetap dan pengeluaran akan terus
terjadi sehingga mengakibatkan modal usaha yang kian hari semakin menyusut,
terlambatnya produksi karena tidak adanya tenaga kerja dan kerugian-kerugian lain yang
dapat membuat perusahaan merugi hingga dalam skala besarnya yakni mengalami
kebangkrutan. Pada akhirnya ini akan berimbas kepada setiap individu yang bekerja di
dalam perusahaan-perusahaan tsb.
Di lansir dari (fajar.com) terdapat lebih dari 900 Bagi mereka yang terkena PHK atau
dalam artian dirumahkan tanpa keputusan yang jelas sangatlah sulit untuk bertahan di
masa pandemi ini karena tidak ada jalan yang terang agar bisa memulihkan kembali
ekonomi mereka akibat pemberlakuan kebijakan PSBB walaupun pemerintah
memberikan bantuan bagi mereka yang terkena imbas pandemi covid 19, masih banyak
yang merasa kurang karena kebutuhan keluarga lebih banyak ketimbang bantuan yang
diberikan oleh pemerintah. Pada saat krisis ekonomi tak berujung seperti ini bukan tidak
mungkin jika tingkat kriminalitas semakin meningkat karena ketika individu lebih lama
menjadi pengangguran maka peluang untuk melakukan tindakan kriminal akan semakin
tinggi (Bender, 2016).
Kondisi dimana masyarakat harus mematuhi PSBB, rumah merupakan tempat
perlindungan dari segala macam ancaman baik itu dari pandemi covid maupun dari segala
tindak kriminal akibat krisis ekonomi yang mengancam di luar sana karena rumah tangga
merupakan organisasi terkecil dari kehidupan bermasyarakat maupun bernegara yang
berperan penting dalam menciptakan sebuah tempat aman dan nyaman bagi seluruh
anggota keluarga. Rumah tangga yang dapat menjadi tempat perlindungan adalah dimana
seluruh anggota keluarga dapat merasakan adanya keserasian hubungan timbal balik antar
anggota keluarga sehingga krisis apapun yang muncul dapat diselesaikan dengan baik
tanpa menimbulkan masalah lain dan hal ini dapat tercapai dengan adanya kepala
keluarga sebagai pemimpin bagi seluruh anggota keluarga.
Namun, dilain sisi, tidak semua keluarga berada dalam suasana rumah tangga yang
harmonis, berhadapan dengan krisis Pandemi covid-19 sehingga berdampak pada krisis
ekonomi malah membuat beberapa keluarga merasa frustasi dan stress hingga mengambil
keputusan kurang bijak sehingga masalah tersebut menjadi hal yang sangat besar, para
pencari nafkah dalam keluarga yang merasa stress karena kehilangan pemasukan hingga
tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, hingga melakukan kekerasan fisik terhadap
anggota keluarga nya sendiri sebagai bentuk penyelesaian konflik untuk dirinya sendiri.
Kekerasan yang dilakukan oleh anggota keluarga kepada keluarga yang lain dalam hal ini
dapat disebut dengan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga).
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah tindakan yang dilakukan di dalam
rumah tangga baik oleh suami, istri, maupun anak yang berdampak buruk terhadap
keutuhan fisik, psikis, dan keharmonisan hubungan sesuai yang termaktub dalam pasal 1
UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU
PKDRT).Tindak kekerasan dalam rumah tangga pada umumnya melibatkan pelaku dan
korban diantara anggota keluarga di dalam rumah tangga, sedangkan bentuk kekerasan
biasa berupa kekerasan fisik, dan kekerasan verbal (ancaman kekerasan). Pelaku dan
korban kekerasan di dalam rumah tangga biasa menimpa siapa saja,tidak dibatasi oleh
strata, status sosial, tingkat pendidikan,dan suku bangsa.
Walaupun sudah ada undang-undang yang mewadahi, namun belum dapat dikatakan
memberikan sebuah hasil yang baik apalagi pada saat terjadi krisis ekonomi seperti ini
dengan kebijakan PSBB membuat banyak anggota keluarga tidak dapat mengendalikan
diri mereka karena harus berada dalam rumah selama 24 jam, tercatat selama masa
pandemi covid -19 atau mulai dari januari hingga Oktober tercatat 224 laporan kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT) di Kota Makassar. Kekerasan tersebut salah satunya
diakibatkan tekanan ekonomi akibat pandemi COVID-19 dilansir dari sindonews.com.
Memperhatikan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengkaji dan meneliti permasalahan kekerasan dalam rumah tangga tersebut, pada masa
pandemi covid 19. Krisis ekonomi bukan satu-satunya hal yang dapat mengakibatkan
terjadinya KDRT di kota Makassar melainkan masih terdapat banyak aspek yang perlu
diperhatikan sebagai alasan mengapa disaat krisis seperti ini masih terjadi KDRT, dengan
mengkaitkan beberapa aspek seperti wilayah,, tingkat pendidikan, serta budaya yang
berkembang dan hidup di masyarakat yang berada di Kota Makassar yang merupakan
salah satu daerah di provinsi Sulawesi-selatan masih tergolong daerah yang cukup rawan
akan berbagai macam tindak kejahatan, khususnya kejahatan KDRT. Adapun judul
penelitian ini yaitu: “tinjauan kriminologi kekerasan dalam rumah tangga pada masa
pandemic covid-19 di kota Makassar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini yaitu faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan
pada masa pandemic covid-19
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya
kekerasan pada masa pandemic covid-19
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi ilmu pengetahuan.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk peneliti selanjutnya
yang akan meneliti mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi mengenai kasus
KDRT selama pandemic covid-19
b. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam mencegah
kasus KDRT selama pandemic covid-19.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Kerja sendiri
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan metode
kualitatif agar lebih dapat menggali informasi secara lebih luas dan detail dalam
pemaparan hasil penelitian. Di samping itu penelitian dengan pendekatan metode
kualitatif adalah merupakan prosedur penelitian yang diharapkan dapat menciptakan
data yang obyektif, valid, dan efektif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-
orang atau pelaku sehingga penyampaian informasi dari penulis ke pembaca dapat
diterima sebagai suatu pengalaman. Dari pendekatan metode kualitatif tersebut dapat
diartikan bahwa segala informasi yang diperoleh merupakan bentuk penjelasan yang
diperoleh dari hasil penelitian yang akan dilakukan di lokasi penelitian yang telah
ditentukan. Penelitian ini adalah penelitian yang mengarah kepada studi kasus, yaitu
suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau mengimplementasikan suatu
kasus (case) dalam konteks natural tanpa adanya suatu intervensi dari pihak lain.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Kecamatan Tallo Kota Makassar.
Peneliti tertarik memilih lokasi ini karena disamping peneliti sudah mengetahui betul
wilayah ini, juga informasi yang dipeoleh dari tokoh masyarakat dan instansi pemerintah
terkait seringnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer, adalah data yang diperoleh melalui penelitian lapangan dengan
pihak-pihak yang terkait sehubungan dengan penelitian ini,
2. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh melalui penelitian pustaka (library
research) dengan cara membaca literatur berupa buku, tulisan ilmiah, buku—buku
ilmu hukum, aturan perundang-undangan, Koran, majalah, dan lain sebagainya
yang berhubungan erat dengan masalah yang akan diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian kepustakaan
Penelitian kepustakaan dimaksud untuk mengumpulkan data sekunder yang
merupakan kerangka dasar yang bersifat teoritis sebagapendukung data empiris.
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara menelaah dan mempelajari berbagai referensi
berupa buku-buku ilmu hukum, tulisan tentang ilmu hukum, media cetak, dan
perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.
2. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data primer secara langsung
pada objek-objek atau sumber data, sehingga untuk mendapatkan data yang akurat
dan objektif, dilaksanakan penelitian lapangan dengan melakukan wawancara terbuka
pada pihak-pihak terkait.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini selanjutnya dianalisis secara kualitatif, yaitu analisis yang bersifat
mendeskripsikan data yang diperoleh dalam bentuk kalimat yang logis selanjutnya
diberi penafsiran dan kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai